Professional Documents
Culture Documents
Kebijakan Pengembangan Ekonomi Islam
Kebijakan Pengembangan Ekonomi Islam
Usuma Negara 2
School of Business
Ketentuan Terkait
Peran Pemerintah
AKHLAK
AQIDAH
Fatwa adalah hukum syara dalam suatu persoalan yang menjadi sebuah jawaban dari suatu
pertanyaan, baik si penanya itu jelas identitasnya maupun tidak, serta berbentuk perseo-
rangan atau kolektif
MUI melakukan kajian komprehensif guna memperoleh deskripsi Mendiskusikan dan mencari titik temu jika ternyata ada
utuh tentang masalah yang sedang dipantau. Tahapan ini 5 perbedaan pendapat (masail khilafiyah) di kalangan ulama
1 mazhab. Hasil titik temu pendapat akan sangat menentukan.
disebut tashawwur al-masalah). Selain kajian, tim juga
membuat rumusan masalah, termasuk dapak sosial keagamaan Ada metode tertentu yang bisa ditempuh untuk mencapai titik
yang ditimbulkan dan titik kritis dari beragam aspek hukum temu, atau jika tidak tercapai titik temu..
(syariah) yang berhubungan dengan masalah.
Ijtihad kolektif di antara para anggota Komisi Fatwa jika
6
2 Menelusuri kembali dan menelaah pandangan fuqaha (ahli fikih) ternyata tidak ditemukan pendapat hukum di kalangan
mujtahid masa lalu, pendapat pada imam mazhab dan ulama, mazhab atau ulama. Metode penetapan pendapat itu lazim
telaah atas fatwa terkait, dan mencari pandangan-pandangan disebut bayani dan ta’lili, serta metode penetapan hukum
para ahli fikih terkait masalah yang akan difatwakan.. (manhaj) yang dipedomani para ulama mazhab.
Mmenugaskan anggota Komisi Fatwa atau ahli yang memiliki Dalam hal terjadi perbedaan pandangan di antara anggota
3 kompetensi di bidang masalah yang akan difatwakan untuk
7 Komisi Fatwa, dan tak tercapai titik temu, maka penetapan
membuat makalah atau analisis. Jika yang dibahas sangat fatwa tetap dilakukan. Cuma, perbedaan pendapat itu dimuat
penting, pembahasan bisa melibatkan beberapa Komisi lain. dan diuraikan argumen masing-masing disertai penjelasan
Misalnya, Sikap Keagamaan MUI dalam kasus Ahok diputuskan dalam hal pengamalannya sebaiknya berhati-hati dan sedapat
bukan hanya Komisi Fatwa, sehingga kedudukannya pun lebih mungkin keluar dari perbedaan pendapat.
tinggi dari fatwa..
Penetapan fatwa senantiasa memperhatikan otoritas
8
pengaturan hukum oleh syariat serta mempertimbangkan
4 Jika telah jelas hukum dan dalil-dalilnya (ma’lum min al din bi al-
kemaslahatan umum serta tujuan penetapan hukum
dlarurah),maka Komisi Fatwa akan menetapkan fatwa dengan
(maqashid al-syariah)..
menyampaikan hukum sebagaimana apa adanya. Adakalanya
masalah yang ditanyakan sudah jelas jawabannya dalam syariah.
Thu 17.03.22 7
STIE
Usuma Negara KETENTUAN LAIN TERKAIT
PENGEMBANGAN EKONOMI ISLAM
School of Business
Berdasarkan konsep money follow the trade, uang memainkan peran sosial (social role)
dan karenanya uang mesti diinvestasikan pada kegiatan yang bertujuan mendorong
keadilan sosial dan ekonomi serta memberi nilai tambah bagi kesejahteraan individu dan
masyarakat. Uang dalam konsep syariah hanya dapat diperoleh dari investasi dan
perdagangan yang halal (lawful) dan berprinsip berbagi risiko dan keuntungan.
Dalam prinsip ekonomi Islam, uang hanya bisa diperoleh dari hasil perdagangan barang
maupun jasa. Karena itu, strategi kebijakan pengembangan sektor keuangan syariah
harus diikuti strategi kebijakan pengembangan sektor ekonomi.
Seperti kita tahu, bahwa perekonomian global pernah diwarnai oleh siklus turmoil, yang
dampaknya semkin hari kian besar, terutama sejak Great Depression tahun 1930an dan
keruntuhan Bretton Wood System tahun 1971 yang menghapus convertibility USD
dengan emas. Kondisi ini akhirnya melahirkan kesimpulan Joseph A Schumpeter bahwa
“economic progress in capital society means turmoil”. Kondisi turmoil ini terus berlanjut
dan efeknya menyentuh perekonomian domestik ke dalam sebuah Negara.
School of Business
ETF adalah organisasi nirlaba yang didirikan oleh keluarga Widjaja pada
tahun 2006 sebagai wadah pelaksanaan kegiatan tanggung jawab sosial
perusahaan bagi seluruh unit usaha dibawah bendera Sinar Mas.
ETF sendiri memiliki 4 program, yaitu:
▪ Program Duta Sinar Mas,
▪ Beasiswa ETF,
▪ Kursus Narasi,
▪ Pelatihan Mediasi
kegiatan filantropi di kalangan umat Islam di Indonesia semakin marak dalam dua
dekade ini, terutama pasca krisis moneter di akhir tahun 1990-an. Kegiatan
Islamisasi di berbagai sector meningkat, baik sektor birokrasi politik,
hukum positif maupun pranata sosial dan budaya masyarakat, yang memberikan
kontribusi terhadap peningkatan aktivitas filantropi Islam. filantropi dalam Islam
harus dapat berhubungan secara erat dengan tujuan dan esensi syariat Islam
(almaqâshid al Syariah). Maqashid Syariah meliputi:
1. Memelihara Agama (ad-Dien)
2. Memelihara Jiwa (an-Nafs)
3. Memelihara Harta (an-Maal)
4. Memelihara Akal (an-Akl)
5. Memelihara Keturunan (an-Nashl)
1 • PROFIT Profit adalah jumlah uang yang anda hasilkan dari penjualan dalam periode tertentu
yang sudah dikurangi dengan HPP dan biaya.
Kombinasi antara kondisi fisik yg mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya,
• PLANET mineral, serta flora & fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan
2 yg meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.
Suatu pondasi dalam hubungan dimana di dalamnya terdapat tindakan yang berdasarkan
3 • PEOPLE norma dan nilai sosial yang berlaku dan diterapkan di dalam masyarakat.
Profit ad – Dien
Bagaimana perusahaan mendapatkan keuntungan Sebagai bentuk penjagaan Islam terhadap agama, Allah SWT
secara finansial, yang tentunya sejalan dengan 2P telah memerintahkan hamba-Nya untuk beribadah.
sebelumnya (people dan planet).
an – Nafs
Dalam rangka menjaga keselamatan jiwa manusia, Allah SWT
People mengharamkan membunuh manusia tanpa alasan yang
Bagaimana perusahaan mempengaruhi dan dibenarkan oleh Islam.
membawa keuntungan bagi pekerja, buruh, dan
masyarakat. an – Akl
Syariat Islam melarang minuman keras, narkotika, dan apa
saja yang dapat merusak akal.
Planet an – Nash
Bagaimana perusahaan berusaha menciptakan Menjaga keturunan adalah landasan diwajibkannya memper-
bisnis yang selaras dengan alam dan baiki kualitas keturunan, membina sikap mental generasi
muda agar terjalin rasa persahabatan di antara sesama umat
meminimalkan dampak negatif bagi lingkungan. manusia, dan diharamkannya zina serta perkawinan sedarah..
an – Maal
Untuk memperoleh harta yang halal, syariat Islam memboleh-
kan berbagai macam bentuk muamalah (inovasi).
ِ ش ِد ْي ُد ْال ِعقَا
ب َ ّٰل ِ اَلمْثْ ِم َو ْالعُ ْد َو
اُ َۖواتمقُوا َه
ّٰل ِاِ مُ َه َ عَِى ْال ِب ِر َوالت م ْق ٰو ۖى َو ََل تَعَ َاوَّنُ ْوا
ِ ْ عَِى َ َوتَعَ َاوَّنُ ْوا
…….. Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada
Allah, sungguh, Allah sangat berat siksaan-Nya. Q.S Al Maidah Ayat 2
Thu 17.03.22 muchtamim@stie-kusumanegara.ac.id 23
STIE
Usuma Negara ISLAM IS WAY OF LIFE
School of Business
ISLAM
Syariah Islamiyah
IBADAH MUAMALAH
Efek Sosial
Tercapainya maslahat,
yang mencakup lima
jaminan dasar, meliputi:
keselamatan keyakinan agama (ad-dien),
keselamatan jiwa (an-nafs), keselamatan
akal (al-aql), keselamatan keluarga dan
keturunan (an-nasl), dan keselamatan
Sumber: Mulyadi, 2019;13 harta benda (al-maal)
Thu 17.03.22 muchtamim@stie-kusumanegara.ac.id 25
STIE
Usuma Negara TUJUAN PENERAPAN ILMU EKONOMI
ISLAM
School of Business
TUGAS
KNEKS bertugas mempercepat, memperluas dan
memajukan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah
dalam rangka mendukung ketahanan ekonomi nasional
Dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi nasional
dan mendorong percepatan pengembangan sektor keuangan FUNGSI
Pemberian rekomendasi arah kebijakan dan program
syariah, pemerintah secara khusus mendirikan Komite 1
strategis pembangunan nasional di sektor ekonomi
Nasional Keuangan Syariah (KNKS) pada tanggal 8 Nov. 2016
dan keuangan syariah.
sesuai dengan Perpres 91 Tahun 2016 Tujuannya agar
dapat meningkatkan efektifitas, efisiensi pelaksanaan rencana 2 Pelaksanaan koordinasi, sinkronisasi, sinergisitas
pembangunan nasional bidang keuangan dan ekonomi Syariah. penyusunan dan pelaksanaan rencana araha kebijakan
dan program strategis pada sektor ekonomi dan
Selanjutnya tanggal 10 Februari 2020, pemerintah melakukan keuangan syariah..
perubahan Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) 3 Perumusan dan pemberian rekomendasi atas
menjadi Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah penyelesaian masalah di sektor ekonomi dan
(KNEKS) yang bertujuan meningkatkan pembangunan keuangan syariah.
ekosistem ekonomi dan keuangan syariah guna mendukung 4 Pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan arah
pembangunan ekonomi nasional berdasarkan Peraturan kebijakan dan program strategis di sektor ekonomi
Presiden RI No. 28 tahun 2020 tanggal 7 Februari 2020. dan keuangan syariah 29
STIE
Usuma Negara STRUKTUR ORGANISASI KNEKS
School of Business
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
WAKIL PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
SEKRETARIS MANAJEMEN
EKSEKUTIF
KEMENKEU RI
DIREKTUR EKSEKUTIF
DIREKTUR INDUSTRI DIREKTUR JASA DIREKTUR KEUANGAN DIREKTU BISNIS & DIREKTUR INFRASTRUKTUR
PRODUK HALAL KEUANGAN SYARIAH SOSIAL SYARIAH KEWIRAUSAHAA SYAIAH EKOSISTEM
DIVISI DIVISI
DIVISI DIVISI
PENGEMBANGAN DIVISI PERBANKAN KEMITRAAN DAN
DANA SOSIAL HUKUM PENGEMBANGAN
HALAL ASSURANCE SYARIAH ASKSELERASI USAHA
SYARIAH SYARIAH EKONOMI SYARIAH
SYSTEM
DIVISI
DIVISI DIVISI DIVISI DIVISI
BISNIS DIGITAL DAN PENGEMBANGAN SDM
RANTAI NILAI PASAR MODAL INKLUSI KEUANGAN DAN EKONOMI SYARIAH
PUSAT DATA
PRODUK HALAL SYARIAH SYARIAH EKONOMI SYARIAH
DIVISI
RISET DAN EKONOMI
SYARIAH
Berdasarkan data World Population Review, jumlah penduduk muslim di Tanah Air saat ini
(2020) mencapai 229 juta jiwa atau 87,2% dari total penduduk 273,5 juta jiwa. Indonesia juga
berhasil menduduki peringkat ke-4 dalam Global Islamic Indicator. Data dari The State of The
Global Islamic Economy Report (SGIE Report) 2020-2021 mencatat, tahun 2020 Indonesia naik 1
peringkat dari posisi ke-5 di tahun 2019 dan posisi ke-10 di tahun sebelumnya.
Konsumsi besar terhadap produk halal di Indonesia merupakan hasil impor untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat lokal. Hal ini pula yang memacu Indonesia untuk berperan dalam
menekan defisit dengan adanya produksi industri halal di Indonesia. Konsumsi industri halal
pada tahun 2017 mencapai lebih dari 200 miliar dollar atau lebih dari 36 persen dari total
konsumsi rumah tangga dan profit non-institusi. Indonesia mengalami perkembangan yang
cenderung melandai dalam waktu lima tahun pada sektor-sektor yang tergabung dalam industri
halal. Terutama dalam sektor wisata halal dan fashion. Untuk itulah, Ekonomi Syariah dapat
menjadi potensi baik yang dapat diterapkan di Indonesia. Ekonomi Syariah menjadi penggerak
dan penyemangat gerakan ekonomi masyarakat berbasis Syariah yang membawa sifat-sifat
kelembutan, keteduhan dan inklusivitas, guna menghasilkan sistem ekonomi yang membawa
manfaat bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Thu 17.03.22 muchtamim@stie-kusumanegara.ac.id 32
STIE
Usuma Negara NILAI-NILAI EKONOMI SYARIAH
School of Business
Nilai-nilai brand Ekonomi Syariah pada hakekatnya digali dari nilai-nilai dasar yang dianut ekonomi Islami sebagai berikut:
1. Pertumbuhan yang Seimbang (dynamics). Ekonomi Syariah bertujuan memberikan manfaat sebanyak-banyaknya
untuk kemanusiaan sebagai rahmatan lil ’alamin (QS Al Anbiya 107, QS Al Ankabut: 51), pertumbuhan ekonomi menjadi
penting. Pertumbuhan yang dimaksud tetap menjaga keseimbangan kesejahteraan spiritual dan kelestarian alam (QS Al
Baqarah: 11,12). Selaras dengan unsur Maqosid Syariah, yaitu menjaga agama, jiwa, akal, keturunan dan harta.
2. Kepemilikan (inclusivity). Segala sesuatu adalah milik absolut Allah (QS Yunus: 55,66; QS Ibrahim: 2), manusia
sebagai khalifah dipercaya untuk mengelolanya (QS Al Baqarah:195; QS Ali Imran: 180). Manusia mendapatkan hak
kepemilikan pribadi terhadap hasil usaha, tenaga dan pemikirannya, maupun yang didapatkan dari hasil pemindahan
kepemilikan berdasarkan transaksi ekonomi maupun warisan. Islam menghormati hak kepemilikan dengan menjaga
keseimbangan hak pribadi, kolektif dan negara.
3. Berusaha dengan Berkeadilan (kindness). Manusia didorong untuk berusaha (QS Al Jumuah:10; QS Al Isra: 12; QS An
Nahl: 14) memanfaatkan segala sumber daya yang berlimpah yang telah diciptakan Allah untuk manusia (QS Al
Baqarah: 29; QS Ibrahim: 34). Kepemilikan pribadi tidak diperbolehkan untuk menjadi akumulasi kekayaan yang
berlebihan (QS Al Humazah: 1-3), namun karena manusia mempunyai kecenderungan (inherent) cinta terhadap harta
(QS Ali Imron: 14; QS Al Fajr: 20; QS Asy Syura: 27; QS Al-Fajr-20), maka penumpukkan harta harus dikendalikan
dengan mendorong sedekah dan perniagaan (QS An Nisa: 29). Sementara tujuan individual atas hasil usaha ekonomi
dibatasi agar tidak berlebihan, tujuan sosial diupayakan maksimal dengan menafkahkan sebagian hartanya untuk
kepentingan bersama (QS Al Hadid: 7; QS An Nur: 33; QS Al Baqarah: 267-268).
4. Kerjasama dalam Kebaikan (collaborative). Kegiatan ekonomi tersebut dijalankan berdasarkan kerjasama dengan
tolong menolong dalam kebaikan (QS Al Maidah: 2) dan berkeadilan (QS Shaad: 24). Kompetisi tetap didorong namun
tetap berdasarkan kerjasama (co-operative competition) berlomba-lomba dalam kebaikan (QS Al Baqarah: 148; QS Al
Maidah: 48).
Bank adalah Badan Usaha yang kegiatannya menghimpun dana dari masya-
rakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit/pembiayaan dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut
jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.
BANK PEMBIAYAAN
BANK UMUM SYARIAH UNIT USAHA SYARIAH
RAKYAT SYARIAH
Bank Umum Syariah (BUS) Unit Usaha Syariah (UUS) adalah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
adalah Bank Syariah yang dalam unit kerja dari kantor pusat Bank Umum (BPRS) adalah Bank Syariah yang
kegiatannya memberikan jasa Konvensional yang berfungsi sebagai dalam kegiatannya tidak memberikan
dalam lalu lintas pembayaran. kantor induk dari kantor atau unit yang
jasa dalam lalu lintas pembayaran.
melaksanakan kegiatan usaha berdasar-
kan Prinsip Syariah, atau unit kerja di
kantor cabang dari suatu Bank yang
berkedudukan di luar negeri yang
melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional yang berfungsi sebagai
kantor induk dari kantor cabang
Sumber UU 21 Tahun 2008
pembantu syariah dan/atau unit syariah.
Thu 17.03.22 muchtamim@stie-kusumanegara.ac.id 37
STIE
Usuma Negara LAHIRNYA BANK SYARIAH
School of Business
Tahun 1992 berdiri PT Bank Muamalat Indonesia (PT BMI). PT BMI hadir atas dasar UU Nomor
7 Tahun 1992 Tentang Perbankan. Dalam UU ini belum diatur tentang perbankan Syariah,
melainkan hanya memberi celah Bank dengan prinsip bagi hasil.
UU Nomor 7 tahun 1992 diamandemen dengan UU Nomor 10 tahun 1998. Dalam UU ini diakui
secara tegas bahwa Indonesia menganut Dual Banking System, yaitu Bank konvensional dan
Bank Syariah.
Pada tanggal 16 Juli 2008 Indonesia resmi memiliki UU yang mengatur tentang Perbankan
Syariah, yaitu dengan disyahkannya UU Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.
Pada UU ini, paling lambat tahun 2023 seluruh Bank yang memiliki UUS diberi kesempatan
untuk memilih:
▪ Konversi, yaitu memerger bank konvensionalnya menjadi Bank Syariah; atau
▪ Spin Off, yaitu memisahkan kegiatan UUS menjadi bank umum Syariah; atau
▪ Menjual UUS nya ke Bank Syariah lainnya.
Ini berarti bahwa dual banking system tidak lagi berlaku di Indonesia, tetapi yang berlaku
adalah dual system banking.
Berdasarkan Akta No. 1 tanggal 1 November 1991 M. atau 24 Rabiul Akhir 1412 H,
dibuat di hadapan Yudo Paripurno, S.H., Notaris, di Jakarta, berdiri PT Bank Muamalat
Indonesia Tbk (BMI). Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman
Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-2413.HT.01.01 Tahun 1992
tanggal 21 Maret 1992 dan telah didaftarkan pada kantor Pengadilan Negeri Jakarta
Pusat pada tanggal 30 Maret 1992 di bawah No. 970/1992 serta diumumkan dalam
Berita Negara Republik Indonesia No. 34 tanggal 28 April 1992 Tambahan No. 1919A.
BMI didirikan atas gagasan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ikatan Cendekiawan
Muslim Indonesia (ICMI) dan pengusaha muslim yang kemudian mendapat dukungan
dari Pemerintah Republik Indonesia, sehingga pada 1 Mei 1992 atau 27 Syawal 1412 H,
Bank Muamalat Indonesia secara resmi beroperasi sebagai bank yang menjalankan
usahanya berdasarkan prinsip syariah pertama di Indonesia. Dua tahun setelahnya,
tepatnya pada pada 27 Oktober 1994, BMI memperoleh izin sebagai Bank Devisa
setelah setahun sebelumnya terdaftar sebagai perusahaan publik yang tidak listing di
Bursa Efek Indonesia (BEI).
2018 2019
Thu 17.03.22 42
STIE
Usuma Negara
School of Business
Asuransi syariah (ta’min, takaful, tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong
menolong di antara orang/ pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan/atau tabarru’ yang
memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan) yang
sesuai dengan Syariah ( Fatwa Nomor 21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum Asuransi
Syariah).
Yang membedakan dengan Asuransi Konvensional adalah prisip Syariah yang digunakan, yaitu:
1. Dipenuhinya prinsip keadilan (‘adl), dapat dipercaya (amanah), keseimbangan (tazawun),
kemaslahatan (maslahah), dan keuniversalan (syumul) serta
2. Tidak mengandung hal-hal yang diharamkan, seperti ketidakpastian atau ketidakjelasan
(gharar), perjudian (maysir), bunga (riba), penganiayaan (zhulm), suap (risywah), maksiat, dan
objek haram.
Takaful Indonesia sebagai holding company PT Asuransi Takaful Keluarga dan PT Asuransi Takaful
Umum Asuransi Jiwa dan Umum Syariah pertama di Indonesia merupakan hasil dari komitmen dan
kepedulian berbagai elemen bangsa terhadap perkembangan ekonomi syariah khususnya asuransi
syariah di Indonesia. Kelahiran Takaful lndonesia merupakan buah dari prakarsa berbagai elemen
yaitu lkatan Cendekiawan Muslim lndonesia (lCMl) melalui Yayasan Abdi Bangsa, Bank Muamalat
lndonesia Tbk, PT Asuransi Jiwa Tugu Mandiri, Departemen Keuangan Republik Indonesia, para
pengusaha Muslim lndonesia.
Pijakan hukum pendirian Asuransi Syariah sama dengan saat berdirinya Bank Muamalat Indonesia,
yaitu a Undang-Undang No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian dan adanya Peraturan Pemerintah No. 73 Tahun
1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 63
Tahun 1992. dan baru tahun 2011 memiliki pedoman yang jelas yaitu fatwa No.21/DSN-MUI/X/2011 tentang Pedoman
Umum Asuransi Syariah.
JENIS USAHA
Lini Usaha/Jenis Produk Asuransi Lini Usaha /Jenis Produk Asuransi Lini usaha pada perusahaan
Umum Syariah Jiwa Syariah reasuransi meliputi lini usaha
▪ Asuransi harta benda ▪ Asuransi jiwa berjangka pada asuransi umum syariah
▪ Asuransi kendaraan bermotor ▪ Asuransi kesehatan dan asuransi jiwa syariah.
▪ Asuransi pengangkutan ▪ Asuransi kecelakaan diri
▪ Asuransi rangka kapal ▪ Asuransi yang dikaitkan dengan
▪ Asuransi rangka pesawat investasi (investment linked)
▪ Asuransi energy on-shore
▪ Asuransi energy off-shore
▪ Asuransi rekayasa
▪ Asuransi tanggung gugat
▪ Asuransi kesehatan
▪ Asuransi kecelakaan diri
▪ Asuransi aneka
Thu 17.03.22 muchtamim@stie-kusumanegara.ac.id 47
STIE
Usuma Negara AKAD DALAM ASURANSI SYARIAH
School of Business
TIJAROH TABARU’
Akad tijarah adalah akad yang dilakukan untuk tujuan Akad tabarru’ adalah semua bentuk akad yang dilakukan
komersial. Bentuk akadnya menggunakan mudhorobah. dengan tujuan kebajikan dan tolong-menolong, bukan semata
Jenis akad tijarah dapat diubah menjadi jenis akad untuk tujuan komersial. Akad tabarru’ tidak bisa berubah
tabarru' bila pihak yang tertahan haknya, dengan rela menjadi akad tijaroh. Dalam akad tabarru’ (hibah), peserta
melepaskan haknya sehingga menggugurkan kewajiban memberikan hibah yang akan digunakan untuk menolong
pihak yang belum menunaikan kewajibannya. Akad tijarah peserta lain yang terkena musibah. Sedangkan perusahaan
ini adalah untuk mengelola uang premi yang telah bertindak sebagai pengelola dana hibah (Fatwa DSN No.
diberikan kepada perusahaan asuransi syariah yang 21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum Asuransi
berkedudukan sebagai pengelola (Mudorib), sedangkan Syari'ah).
nasabahnya berkedudukan sebagai pemilik uang (shohibul Akad Tabarru' adalah Akad hibah dalam bentuk pemberian
mal). Ketika masa perjanjian habis, maka uang premi yang dana dari satu Peserta kepada Dana Tabarru' untuk tujuan
diakadkan dengan akad tijaroh akan dikembalikan tolong menolong di antara para Peserta, yang tidak bersifat
beserta bagi hasilnya (Fatwa DSN No. 21/DSN- clan bukan untuk tujuan komersial (Peraturan Menteri
MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum Asuransi Syari'ah). Keuangan Nomor 18/PMK.010/2010 Tentaang Penerapan
Prinsip Dasar Penyelenggaraan Usaha Asuransi Dan Usaha
Reasuransi dengan Prinsip Syariah).
Thu 17.03.22 muchtamim@stie-kusumanegara.ac.id 48
STIE
Usuma Negara KEDUDUKAN PARA PIHAK DALAM
School of Business
AKAD TABARRU’
AKAD MUDHARABAH
WAKALAH BIL UJROH AKAD MUDHARABAH
MUTSARAKAH
Adalah Akad Tijarah yang memberikan kuasa Adalah Akad tijarah yang memberikan Adalah Akad Tijarah yang memberikan
kepada Perusahaan sebagai wakil Peserta kuasa kepada perusahaan sebagai
untuk mengelola Dana Tabarru' dan/ atau
kuasa kepada perusahaan sebagai
mudharib untuk mengelola investasi dana mudharib untuk mengelola investasi
Dana Investasi Peserta, sesuai kuasa atau
wewenang yang diberikan dengan imbalan tobarru' clan/atau dana investasi peserta, Dana Tabarru' dan/ atau dana Investasi
berupa ujrah (fee). (Peraturan Menteri sesuai kuasa atau wewenang yang peserta, yang digabungkan dengan
Keuangan Nomor 18/PMK.010/2010 Tentaang kekayaan perusahaan, sesuai kuasa atau
Penerapan Prinsip Dasar Penyelenggaraan diberikan, dengan imbalan berupa bagi
wewenang yang diberikan dengan
Usaha Asuransi Dan Usaha Reasuransi dengan hasil (nisbah) yang besarnya telah
imbalan berupa bagi hasil (nisbah) yang
Prinsip Syariah). disepakati sebelumnya.
Menurut fatwa Dewan Syari’ah Nasional No: besarnya ditentukan berclasarkan
52/DSNMUI/III/2006Tentang Akad Wakalah Bil komposisi kekayaan yang digabungkan
Ujrah Pada Asuransi Syari’ah Dan Reasuransi dan telah disepakati sebelumnya
Syari’ah, objek Wakalah bil Ujrah meliputi (Peraturan Menteri Keuangan Nomor
antara lain: 18/PMK.010/2010 Tentaang Penerapan
a. Kegiatan administrasi
b. Pengelolaan dana Prinsip Dasar Penyelenggaraan Usaha
c. Pembayaran klaim Asuransi Dan Usaha Reasuransi dengan
d. Underwriting Prinsip Syariah).
e. Pengelolaan portofolio risiko
f. Pemasaran
muchtamim@stie-kusumanegara.ac.id 51
g. Investasi
STIE
Usuma Negara
School of Business
Pasar Modal Syariah adalah pasar modal yang tidak bertentangan dengan prsip Syariah di
Pasar Modal yang sifatnya universal dan dapat dimanfaatkan oleh siapapun (pelaku
investasi) tanpa memandang latar belakang suku, agama, dan ras.
FIQH
POJK Nomor 53/POJK.04/2015 Tentang Akad Yang Digunakan Dalam Penerbitan Efek Syariah
Di Pasar Modal
Ijarah adalah perjanjian (akad) antara pihak pemberi sewa atau Mudharabah (qiradh) adalah perjanjian (akad) kerjasama antara
1 pemberi jasa (mu’jir) dan pihak penyewa atau pengguna jasa
4 pihak pemilik modal (shahib al-mal) dan pihak pengelola usaha
(musta’jir) untuk memindahkan hak guna (manfaat) atas suatu (mudharib) dengan cara pemilik modal (shahib al-mal)
objek Ijarah yang dapat berupa manfaat barang dan/atau jasa menyerahkan modal dan pengelola usaha (mudharib) mengelola
dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa dan/atau upah modal tersebut dalam suatu usaha.
(ujrah) tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan objek
Ijarah itu sendiri.
Musyarakah adalah perjanjian (akad) kerjasama antara dua pihak
Istishna adalah perjanjian (akad) antara pihak pemesan atau 5 atau lebih (syarik) dengan cara menyertakan modal baik dalam
bentuk uang maupun bentuk aset lainnya untuk melakukan suatu
2 pembeli (mustashni’) dan pihak pembuat atau penjual (shani’)
usaha
untuk membuat objek Istishna yang dibeli oleh pihak pemesan
atau pembeli (mustashni’) dengan kriteria, persyaratan, dan Wakalah adalah perjanjian (akad) antara pihak pemberi kuasa
spesifikasi yang telah disepakati kedua belah pihak
6 (muwakkil) dan pihak penerima kuasa (wakil) dengan cara pihak
pemberi kuasa (muwakkil) memberikan kuasa kepada pihak penerima
Kafalah adalah perjanjian (akad) antara pihak penjamin kuasa (wakil) untuk melakukan tindakan atau perbuatan tertentu.
3 (kafiil/guarantor) dan pihak yang dijamin (makfuul ‘anhu/ashiil/
orang yang berutang) untuk menjamin kewajiban pihak yang
dijamin kepada pihak lain (makfuul lahu/orang yang berpiutang).
Gadai (Rahn) adalah menjadikan suatu benda berharga dalam pandangan syara’ sebagai
jaminan hutang dengan kemungkinan hutang tersebut bisa dilunasi dengan barang
tersebut atau sebagiannya.
DASAR HUKUM
1. Al Qur’an Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu’amalah secara tidak tunai) sedang kamu tidak
memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang
berpiutang).” al-Baqarah:283
2. Al Hadits “Sesungguhnya Rasulullah saw. membeli makanan dengan berhutang dari seorang Yahudi
dan menggadaikan sebuah baju besi kepadanya” (Hadits Bukhari Muslim)
3. Ijma Para ulama mujtahidin berijma’ atas disyariatkannya rahn. (al-Zuhaili, al Fiqh al Islami wa
Adillatuhu, 1985, V:181).
4. Fatwa DSN Nomor 25/DSN-MUI/III/2002 Tentang Rahn Bahwa pinjaman dengan
menggadaikan barang sebagai jaminan utang dalam bentuk Rahn dibolehkan dengan ketentuan
1. Murtahin (penerima barang) mempunyai hak untuk menahan Marhun (barang) sampai semua
utang Rahin (yang menyerahkan barang) dilunasi.
2. Marhun dan manfaatnya tetap menjadi milik Rahin. Pada prinsipnya, Marhun tidak boleh
dimanfaatkan oleh Murtahin kecuali seizin Rahin, dengan tidak mengurangi nilai Marhun dan
pemanfaatannya itu sekedar pengganti biaya pemeliharaan dan perawatannya.
3. Pemeliharaan dan penyimpanan Marhun pada dasarnya menjadi kewajiban Rahin, namun dapat
dilakukan juga oleh Murtahin, sedangkan biaya dan pemeliharaan penyimpanan tetap menjadi
kewajiban Rahin.
4. Besar biaya pemeliharaan dan penyimpanan Marhun tidak boleh ditentukan berdasarkan jumlah
pinjaman.
5. Penjualan Marhun
a. Apabila jatuh tempo, Murtahin harus memperingatkan Rahin untuk segera melunasi
utangnya.
b. Apabila Rahin tetap tidak dapat melunasi utangnya, maka Marhun dijual paksa/dieksekusi
melalui lelang sesuai syariah.
c. Hasil penjualan Marhun digunakan untuk melunasi utang, biaya pemeliharaan dan
penyimpanan yang belum dibayar serta biaya penjualan
d. Kelebihan hasil penjualan menjadi milik Rahin dan kekurangannya menjadi kewajiban Rahin.
1. Dr. Muhammad Syarif Chaudary, 2020, Sistem Ekonomi Islam Prinsip DasarCetakan ke-4,
Jakarta, Prenamedia Group
2. Nur Rianto Al Arief, 2017, Pengantar Ekonomi Syariah Teori dan Praktik Cetakan ke-2,
Bandung, CV Pustaka Setia
3. Dr. H. Nadratuzaman Hosen, dkk, 2008, Dasar-Dasar Ekonomi Islam, Pusat Komunikasi
Ekonomi Syariah, Jakarta, PKES
4. Ikhwan Abidin Basri, M.A., 2008, Menguak Pemikiran Ekonomi Ulama Klasik, Solo, PT
Aqwam Media Profetika
5. Irwan Abdulloh, 2018, Pasar Modal Syariah, Jakarta, PT Elexmedia Komputindo,
6. Adrian Sutedi, 2011, Pasar Modal Syariah Sarana Investasi Keuangan Berdasarkan Prinsip
Syariah, Jakarta, Sinar Grafika
Terima Kasih
Thu 17.03.22 Muchtamim, S.Mn., M.M. 71