You are on page 1of 5

Sifat – sifat Refrigeran

Sifat – sifat refrigerant yang harus dipenuhi untuk kebutuhan mesin pendingin adalah :

1. Tekanan penguapan harus cukup tinggi. Sebaiknya refrigeran memiliki temperatur

pada tekanan yang lebih tinggi, sehingga dapat dihindari kemungkinan terjadinya

vakum pada evaporator dan turunnya efisiensi volumetrik karena naiknya

perbandingan kompresi.

2. Tekanan pengembunan yang tidak terlampau tinggi. Apabila tekanan

pengembunannya terlalu rendah, maka perbandingan kompresinya menjadi lebih

rendah, sehingga penurunan prestasi kondensor dapat dihindarkan, selain itu dengan

tekanan kerja yang lebih rendah, mesin dapat bekerja lebih aman karena

kemungkinan terjadinya kebocoran, kerusakan, ledakan dan sebagainya menjadi

lebih kecil.

3. Kalor laten penguapan harus tinggi. Refrigeran yang mempunyai kalor laten

penguapan yang tinggi lebih menguntungkan karena untuk kapasitas refrigerasi yang

sama, jumlah refrigeran yang bersirkulasi menjadi lebih kecil.

4. Volume spesifik ( terutama dalam fasa gas ) yang cukup kecil. Refrigeran dengan

kalor laten penguapan yang besar dan volume spesifik gas yang kecil ( berat jenis

yang besar ) akan memungkinkan penggunaan kompresor dengan volume langkah

torak yang lebih kecil. Dengan demikian untuk kapasitas refrigerasi yang sama

ukuran unit refrigerasi yang bersangkutan menjadi lebih kecil. Namun, untuk unit

pendingin air sentrifugal yang kecil lebih dikehendaki refrigeran dengan volume

spesifik yang agak besar. Hal tersebut diperlukan untuk menaikkan jumlah gas yang

bersirkulasi, sehingga dapat mencegah menurunnya efisiensi kompresor sentrifugal.

5. Koefisien prestasi harus tinggi. Dari segi karakteristik thermodinamika dari refrigeran,

koefisien prestasi merupakan parameter yang terpenting untuk menentukan biaya

operasi.

6. Konduktivitas termal yang tinggi. Konduktivitas termal sangat penting untuk

menentukan karakteristik perpindahan kalor.


7. Viskositas yang rendah dalam fasa cair maupun fasa gas. Dengan turunnya tahanan

aliran refrigeran dalam pipa, kerugian tekanannya akan berkurang.

8. Konstanta dielektrika dari refrigeran yang kecil, tahanan listrik yang besar, serta tidak

menyebabkan korosi pada material isolator listrik. Sifat-sifat tersebut dibawah ini

sangat penting, terutama untuk refrigeran yang akan dipergunakan pada kompresor

hermetik.

9. Refrigeran hendaknya stabil dan tidak bereaksi dengan material yang dipakai, jadi

juga tidak menyebabkan korosi.

10. Refrigeran tidak boleh beracun dan berbau merangsang.

11. Refrigeran tidak boleh mudah terbakar dan mudah meledak.

Terdapat berbagai jenis refrigeran yang digunakan dalam sistim kompresi uap. Suhu

refrigerasi yang dibutuhkan sangat menentukan dalam pemilihan fluida. Refrigeran yang

umum digunakan adalah yang termasuk kedalam keluarga chlorinated fluorocarbons

(CFCs, disebut juga Freons): R-11, R-12, R-21, R-22 dan R-502.

Pemilihan refrigeran dan suhu pendingin dan beban yang diperlukan menentukan

pemilihan kompresor, juga perancangan kondenser, evaporator, dan alat pembantu

lainnya. Faktor tambahan seperti kemudahan dalam perawatan, persyaratan fisik ruang

dan ketersediaan utilitas untuk peralatan pembantu (air, daya, dll.) juga mempengaruhi

pemilihan komponen.
DIAGRAM MOLLIER
Bilangan Reynold

Rumus bilangan Reynolds umumnya diberikan sebagai berikut:

dengan:

 vs - kecepatan fluida,
 L - panjang karakteristik,

 μ - viskositas absolut fluida dinamis,

 ν - viskositas kinematik fluida: ν = μ / ρ,

 ρ - kerapatan (densitas) fluida.

Misalnya pada aliran dalam pipa, panjang karakteristik adalah diameter pipa, jika
penampang pipa bulat, atau diameter hidraulik, untuk penampang tak bulat.

Nilai tipikal

 Spermatozoa ~ 1×10−2
 Aliran darah di otak ~ 1×102

 Aliran darah di aorta ~ 1×103

 Batas munculnya aliran turbulen ~ 2,3×103 pada aliran pipa hingga 106 untuk lapisan
batas

 Lemparan bola (pitch) di Major League Baseball ~ 2×105

 Orang berenang ~ 4×106

 Paus Biru ~ 3×108

 Kapal besar (RMS Queen Elizabeth 2) ~ 5×109


Berdasarkan kecepatan aliran, aliran dibagi menjadi aliran laminer (apabila aliran
tersebut mempunyai bilangan reynold kurang dari 2300), aliran transisi (apabila aliran
tersebut mempunyai bilangan reynold antara 2300-4000 biasa disebut bilangan
reynold kritis), dan aliran turbulen apabila aliran tersebut mempunyai bilangan
reynold lebih dari 4000.

You might also like