You are on page 1of 24

KONSEP MENOPAUSE

Tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Menopuase


Dosen Pengampu : Astin Nur Hanifah, SST.,M.Kes

Disusun Oleh :
Kelompok 1

Anggota :
1. Alvy nour khasana P27824421092
2. Debby Rahmawati P27824421099
3. Numayanta Nusa Rini P27824421122
4. Sri Wahyuni P27824421136
5. Fitria Sistyaningrum P27824421108
6. Nabilah Zul Awanis N. H. P27824421117

DIV ALIH JENJANG KEBIDANAN MAGETAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
SURABAYA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“Konsep Menopause ”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas praktik
lapangan di Poltekkes Kemenkes Surabaya Prodi DIV alih jenjang Kebidanan
Kampus Magetan. Dalam penyusunan makalah ini, kami mengucapkan
terimakasih terutama kepada:
1. Dwi Purwanti, S.Kp., M.Kes selaku Ketua Prodi DIV Kebidanan Kampus
Magetan
2. Astin Nur Hanifah, SST.,M.Kes selaku Dosen Pengampu mata kuliah Asuhan
Kebidanan Menopause Program Studi DIV alih jenjang Kebidanan Kampus
Magetan.
3. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, baik
dalam segi pembahasan, penulisan, dan penyusunan. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan pembuatan laporan
dimasa yang akan datang. Semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya
dan bagi para pembaca pada umumnya.

Magetan, Januari 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1 Definisi Menopause...................................................................................3
2.2 Fase Menopause........................................................................................4
2.3 Ciri – Ciri Menopause Secara Fisik..........................................................5
2.4 Ciri – Ciri Menopause Awal Secara Psikologi..........................................7
2.5 Tanda dan Gejala Menopause...................................................................8
BAB 3 PENUTUP.................................................................................................13
3.1 Kesimpulan..............................................................................................13
3.2 Saran........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menopause merupakan keadaan dimana seorang perempuan tidak lagi
mengalami menstruasi yang terjadi pada rentang usia 50 sampai 59 tahun
(Harlow, 2012). Perubahan pengeluaran hormon menyebabkan berbagai
perubahan fisik maupun psikologis bagi wanita. Pada masa ini sangat
kompleks bagi wanita karena berkaitan dengan keadaan fisik dan kejiwaannya.
Selain wanita mengalami stress fisik dapat juga mengalami stress psikologi
yang mempengaruhi keadaan emosi dalam menghadapi hal normal
sebagaimana yang dialami semua wanita. Perubahan fisik ini dapat berupa hot
flashes, insomnia, vagina menjadi kering, gangguan pada tulang, linu dan
nyeri sendi, kulit keriput dan tipis, ketidaknyamanan pada jantung (Kusmiran,
2012). Sedangkan perubahan psikis yang terjadi adalah sikap mudah
tersinggung, suasana hati yang tidak menentu, mudah lupa dan sulit
berkonsentrasi. Hasil penelitian Sugiyanto (2014) perubahan fisik pada wanita
menopause dapat berpengaruh terhadap kondisi psikologi seperti mudah
tersinggung, kecemasan, stress, daya ingat menurun dan depresi.
Menopause menandakan bahwa masa menstruasi dan reproduksi seorang
wanita telah berakhir. Hal ini terjadi karena indung telur mengalami penuaan.
Penuaan ovarium ini menyebabkan produksi hormon estrogen menurun
sehingga terjadi kenaikan hormon FSH dan LH. Peningkatan hormon FSH ini
menyebabkan fase folikular dari siklus menstruasi memendek sampai
menstruasi tidak terjadi lagi. Menopause menurut WHO berarti berhentinya
siklus menstruasi untuk selamanya bagi wanita yang sebelumnya mengalami
menstruasi setiap bulan, yang disebabkan oleh jumlah folikel yang mengalami
atresia terus meningkat, sampai tidak tersedia 2 lagi folikel, serta dalam 12
bulan terakhir mengalami amenorea, dan bukan disebabkan oleh keadaan
patologis (Prawirohardjo, 2008).

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian menopause?
2. Apa saja fase menopause?
3. Bagaimana ciri – ciri menopause secara fisik?
4. Bagaimana ciri – ciri menopause awal secara psikologi?
5. Apa tanda dan gejala menopause?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian menopause
2. Untuk mengetahui fase menopause
3. Untuk mengetahui ciri – ciri menopause secara fisik
4. Untuk mengetahui ciri – ciri menopause awal secara psikologi
5. Untuk mengetahui tanda dan gejala menopause?

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Menopause


Menurut Pratiwi (2021) Menopause adalah penghentian permanen
menstruasi yang disebabkan oleh kegagalan ovarium. Ini dapat didiagnosis
setahun setelah periode menstruasi terakhir dan bersifat retrospektif. Periode
yang mengarah ke perubahan ini disebut peri-menopause. Hal ini ditandai
dengan perubahan biologis dan endokrin yang menyebabkan gejala dan
pendarahan yang tidak teratur. Sekitar 8096 wanita memiliki setidaknya satu
gejala menopause dan 4596 ditemukan wanita menopause dalam masalah. Usia
rata-rata saat menopause yaitu 52 tahun, atau dalam rentang usia 45 — 58
tahun.
Menopause terjadi ketika wanita berhenti berovulasi, menstruasi, dan tidak
dapat hamil lagi. Kondisi ini biasanya terjadi satu tahun setelah periode
menstruasi terakhir terjadi. Dalam perbandingannya satu banding empat,
kondisi ini terjadi antara usia 45 dan 55, rata-rata terjadi pada usia 50 atau 51
tahun.
Menopause berbeda dengan lanjut usia. Seseorang yang menopause belum
tentu lanjut usia, namun seseorang yang lanjut usia sudah pasti menopause.
Berdasarkan definisi secara umum, seseorang dikatakan lanjut usia (lansia)
apabila usianya 65 tahun ke atas. Lansia bukan suatu penyakit, namun
merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan
penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stress lingkungan.
Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk
mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis. Kegagalan ini
berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan
kepekaan secara individual. Menurut Prof. Dr. Koesoemato Setyonegoro, masa
lanjut usia (geriatric age): » 65 tahun atau 70 tahun. Masa lanjut usia
(geriatric age) itu sendiri dibagi menjadi tiga batasan umur, yaitu young old
(70-75 tahun), old (75-80 tahun), dan very old (» 80 tahun). Berdasarkan

3
beberapa uraian definisi menopause di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
menopause adalah berhentinya haid atau menstruasi sebagai akhir dari fertilitas
wanita karena menurunnya produksi estrogen yang biasanya terjadi di atas 51
tahun, serta batas waktu seorang wanita mengalami menopause berbeda-beda.

2.2 Fase Menopause


Menopause terjadi pada akhir suatu siklus yang dimulai pada masa remaja
dengan munculnya menarche. Umumnya wanita barat pertama kali mendapat
menstruasi pada usia 12 tahun, sedangkan haid berakhir pada usia 45 sampai
53 tahun. Wanita yang mulai mengalami menopause pada usia 40 tahun itu
relatif sedikit dan beberapa mengalaminya setelah berusia 40 tahun. Masa ini
dikenal dengan masa pra-menopause.

4
Faktor-faktor yang memengaruhi waktu terjadinya menopause yaitu
meliputi tingkat pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, usia saat menarche,
paritas, penggunaan kontrasepsi oral, dan merokok. Beberapa studi melaporkan
bahwa aktivitas fisik dan diet memengaruhi kejadian menopause alami.
Menurut Sarwono dalam pratiwi (2021), menopause di bagi dalam beberapa
tahapan yaitu sebagai berikut:
a. Pra Menopause
Fase antara usia 40 tahun dan dimulainya fase klimakterium. Gejala-
gejala yang timbul pada fase pra menopause antara lain siklus haid yang
tidak teratur, perdarahan haid yang memanjang, jumlah darah yang
banyak, serta nyeri haid.
b. Peri Menopause
Fase peralihan antara masa pra menopause dan masa menopause.
Gejala-gejala yang timbul pada fase perimenopause antara lain siklus haid
yang tidak teratur dan siklus haid yang panjang.
c. Menopause
Haid dialami terakhir akibat menurunnya fungsi estrogen dalam tubuh.
Keluhan-keluhan yang timbul pada menopause antara lain keringat malam
hari, mudah marah, sulit tidur, siklus haid tidak teratur, gangguan fungsi
seksual, kekeringan vagina, perubahan pada indera perasa, gelisah, rasa
khawatir, sulit konsentrasi, mudah lupa, sering tidak dapat menahan
kencing, nyeri otot sendi, serta depresi.hingga kejadian menopause alami.

5
2.3 Ciri – Ciri Menopause Secara Fisik

a. Berat Badan Bertambah


Sebagian besar wanita mengalami pertambahan berat badan, hal ini di
duga ada hubungannya dengan gangguan pertukaran zat dasar metabolik
lemak dan turunnya kadar hormon estrogen dalam darah menyebabkan
lemak yang biasa digunakan untuk membentuk pantat dan paha menjadi
berkurang dan hilang. Akibatnya lemak akan menumpuk di perut dan
pinggul (Mulyani, 2013).
b. Perut Kembung
Wanita biasanya mengalami perut kembung sebelum periode
menstruasi disebabkan karena retensi gas dan cairan, dapat juga

6
disebabkan oleh terapi hormon pengganti atau yang disebut terapu sulih
hormon (Mulyani, 2013).
c. Mudah Lelah
Kondisi ini disebabkan karena berat badan yang berlebih atau karena
menopause itu sendiri. Lemas, pegal-pegal pada otot persendian, dan
kelelahan yang terjadi setelah makan merupakan kondisi terkait dengan
fluktasi hormon (Mulyani, 2013).
d. Insomnia dan Gangguan Tidur
Gejala menopause dapat menyebabkan stres pada tubuh, sehingga
dapat menyebabkan insomnia maupun gangguan tidur (Mulyani, 2013).
e. Kerontokan Rambut
Kondisi ini tidak hanya dialami oleh laki-laki karena pengaruh usia dan
stres tetapi juga dapat terjadi pada perempuan menopause (Mulyani,
2013).
f. Pusing
Kondisi ini bisa terjadi dari tekanan darah rendah, fluktuasi kadar gula
darah, dan hipoglikemia yang semuanya merupakan gejala menopause
(Mulyani, 2013).
g. Jantung dan Pembuluh Darah
Kondisi ini terjadi sebelum atau selama masa menopause yang
disebabkan karena penurunan hormon sehingga mempengaruhi sistem
kardiovaskuler (Mulyani, 2013). Keluhan yang mempengaruhi fungsi
jantung dan pembuluh darah meliputi kulit terasa kering, keriput dan
longgar. Oleh karena turunannya sirkulasi menuju kulit, badan terasa
panas termasuk wajah, terjadi perubahan sirkulasi pada wajah yang dapat
melebar ke tengkuk berwarna merah (hot flashes, mudah berdebar-debar,
terjadi tekanan darah tinggi yang berlanjut ke penyakit jantung coroner)
(Manuaba, 2012).
h. Inkontinensia Urin
Masalah dalam mengontrol kandung kemih bisa terjadi selama
menopause. Kadar hormon estrogen yang rendah menyebabkan penipisan

7
jaringan kandung kemih dan saluran kemih yang berakibat penurunan
kontrol dari kandung kemih atau mudah terjadinya kebocoran air seni
akibat lemahnya otot di sekitar kandun kemih (Mulyani, 2013).
i. Perubahan Kulit
Perubahan kulit saat menopause dipengaruhi oleh hormon estrogen
yang berperan dalam menjaga elastisitas kulit. Ketika menstruasi berhenti
maka kulit akan terasa lebih tipis, kurang elastis terutama pada sekitar
wajah, leher dan lengan kulit (Mulyani, 2013).
j. Alergi
Pada kondisi menopause tingkat sensitivitas akan meningkat sampai
pasca menopause. Biasanya ditandai kulit yang gatal, merah-merah,
ataupun berawarna biru (Mulyani, 2013)

k. Osteoporosis
Kondisi ini merupakan salah satu dampak yang paling merusak dari
menopause, tulang yang lemah atau rapuh lebih beresiko untuk mengalami
patah tulang kecil (small bonefractures) (Mulyani, 2013).
l. Genetalia
Keluhan yang dirasakan mengenai alat kelamin meliputi liang
sanggama terasa kering, sulit menerima rangsangan karena sensivitasnya
sudah menurun, epitel liang sanggama dan sekitarnya menipis, sehingga
mudah terjadi infeksi, dalam melakukan hubungan seks sering terasa sakit
(dipareunia), elastisitas sudah menurun sehingga terasa longgar (Manuaba,
2012).
m. Fungsi Saraf
Pada lansia, keluhan saraf disebabkan oleh degenerasi sel saraf dan sel
otak sehingga menimbulkan manifestasi klinis. Pancaindra mengalami
kemunduran fungsi sehingga perlu perhatian, penglihatan dan pendengaran
kurang berfugsi sehingga memerlukan bantuan alat untuk meningkatkan
fungsi (Manuaba, 2012).

8
n. Fungsi Motorik
Keluhan fungsi motorik meliputi otot mulai lemah untuk memegang
atau mengambil barang, koordinasi sudah kurangtepat dan pegangan
sering lepas, gerakan otot mulai sulit dikendalikan sehingga sering
gemetar (tremor) (Manuaba, 2012).
o. Fungsi Sensoris
Keluhan saraf sensoris yang sering muncul adalah kram atau sakit.
Gejala ini timbul saat berdiam diri dan akan hilang bila digerakkan.
Kemunduran fungsi saraf menyebabkan gangguan sirkulasi darah dan
menimbulkan gangguan rasa perabaan, karena saraf peraba mengalami
penurunan fungsi (Manuaba, 2012).

2.4 Ciri – Ciri Menopause Awal Secara Psikologi

a. Perubahan Mood
Perubahan mood atau yang disebut mood swing merupakan suatu kondisi
yang umum terjadi pada wanita menopause seperti mudah marah, cemas, tidak
sabaran, dan depresi.
b. Munculnya Kecemasan

9
Kondisi ini dapat terjadi pada wanita menopause. Kecemasan merupakan
respon alamiah terhadap suatu hal yang akan atau sudah dihadapi seperti
khawatir, detak jantung yang cepat, berkeringat, tremor otot, mual,
ketegangan, dan ketakutan yang tidak beralasan
c. Kehilangan Kesenangan
Sebagian wanita mulai kehilangan kesenangannya ketika melakukan
kegiatan yang disukai. Kondisi ini seringkali memulai siklus kemarahan dan
depresi.
Stres Kondisi ini disebabkan karena penurunan kadar hormon estrogen
sehingga menyebabkan turunnya neurotransmiter di dalam otak yang akan
mempengaruhi suasana hati seseorang.
d. Gangguan Panik
Gangguan panik (panic disorder) dapat menyebabkan ketakutan yang
intens, berkeringat, menangis, detak jantung yang semakin cepat, serta
perasaan sedih yang mendalam.
e. Gangguan atau Penyimpangan
Memori Kondisi ini terjadi karena ketidakseimbangan hormon dalam
tubuh dapat terjadi baik jangka pendek (short term memory) maupun jangka
panjang (long term memory). Tidak semua wanita mengalami perubahan
emosi ketika menghadapi menopause adapula wanita yang merasa tidak ada
perubahan psikis yang dialaminya. Bagi wanita yang menganggap dan menilai
bahwa menopause itu hal yang menakutkan maka perubahan emosi yang
menjurus pada arah negatif sulit untuk dihindari dan akan membuat dirinya
merasa menderita. Semua tergantung penilaian setiap individu terhadap
menopause (Mulyani, 2013).
2.5 Tanda dan Gejala Menopause
Penurunan kadar estrogen yang terjadi pada menopause dapat menyebabkan
berbagai gejala. Beberapa wanita terganggu oleh sebagian gejala selama
perimenopause, sedangkan beberapa wanita sangat tidak nyaman, sementara
sisanya hampir tidak merasa gejala menopause. Gejala perimenopause bervariasi
di setiap populasi wanita menopause, pemahaman yang penting pada menopause

10
bermanfaat untuk merencanakan intervensi yang efektif dalam meningkatkan
kualitas hidup.

Menurut National Insitute of Aging, berikut ini beberapa perubahan dari


segala aspek kehidupan wanita, antara lain :
a. Perubahan Siklus Menstruasi
Ovulasi menjadi lebih menentu, interval antara periode menstruasi dapat
lebih lama atau lebih pendek, dan mungkin melewatkan beberapa periode.
Perimenopause awal didefinisikan sebagai perubahan panjang siklus
menstruasi, dapat lebih dari tujuh hari. Perimenopause akhir ini ditandai oleh
dua atau lebih periode dan selang waktu 60 hari atau lebih masa menstruasi.
b. Hot Flashes atau Keringat Malam
Banyak wanita juga mulai terganggu oleh hot flashes atau keringat malam
yang merupakan gejala vasomotor. Selama merasakan hot flashes, wajah dan
tubuh bagian atas mulai merasa panas, mulai berkeringat banyak, dan kadang-
kadang diikuti dengan menggigil atau kedinginan serta hot flashes dapat
terjadi selama tidur. Hot flashes dapat terjadi beberapa kali dalam satu jam,
beberapa kali sehari, atau hanya sekali atau dua kali seminggu dan biasanya
terjadi hanya beberapa tahun dan kemudian berhenti. Beberapa faktor risiko
telah dikaitkan dengan peningkatan probabilitas terjadinya hot flashes,
termasuk ras/etnis, massa tubuh, dan merokok. Penelitian juga menunjukkan
bahwa prevalensi gejala vasomotor bervariasi antara ras dan etnis kelompok.
Beberapa studi menunjukkan bahwa sebanyak tiga dari empat wanita kulit
putih mengalami hot flashes atau berkeringat di malam hari.
c. Kulit dan Jaringan Lain

11
Seiring pertambahan usia, kulit menjadi kering karena mulai kehilangan
jaringan lemak dan bahan protein yang dikenal sebagai kolagen. Kerugian ini
dapat membuat kulit menjadi lebih tipis dan kurang elastis. Jika jaringan
vagina terpengaruh, perubahan ini dapat membuat vagina lebih kering dan
lebih mudah menjadi terinfeksi.
d. Tidur dan Kelelahan
Banyak wanita mengalami masalah tidur dan merasa lelah, terutama pada
tahun-tahun sebelum menopause dan selama postmenopause. Berkeringat di
malam hari dapat membangunkan wanita di tengah malam, kemudian setelah
terbangun dapat mengalami kesulitan untuk tidur kembali. Hal ini terjadi
berulang-ulang, akan membuat wanita sangat lelah dan mengurangi energi
tubuh untuk melakukan aktivitas keesokan harinya.
e. Seks
Beberapa wanita setelah menopause melaporkan kehilangan minat dalam
seks. Jika perubahan tersebut mengganggu, maka wanita dapat berkonsultasi
dengan dokter untuk memastikan tidak ada penyebab lainnya. Misalnya, obat-
obatan, seperti yang diresepkan untuk mengobati tekanan darah tinggi,
depresi, dan masalah kolesterol.
f. Suasana Hati
Ada beberapa bukti bahwa stres, riwayat depresi, dan kesehatan yang
buruk lebih mungkin untuk memberikan kontribusi terhadap perubahan mood,
kecemasan, dan mudah tersinggung masa transisi menopause. Jadi, beberapa
wanita pada usia pertengahan kadang-kadang mengalami perubahan suasana
hati yang ekstrem dan hal ini tidak dapat diprediksikan dengan jelas.
g. Perubahan Fisik
Perubahan fisik seperti otot sendi sakit atau terasakaku dan peningkatan
berat badan. Otot membantu kita membakar banyak kalori, sehingga
kehilangan massa otot dari waktu ke waktu dapat membuat lebih sulit untuk
membakar kalori sehingga menyebabkan peningkatan berat badan.
Patofisiologi bervariasi dari individu ke individu. Contohnya hot flashes
terjadi karena penurunan konsentrasi estradiol dan bukan kadar estradiol

12
mutlak. Ada perubahan dalam kadar plasma serotonin, adrenalin, dan
noradrenalin, kemudian dapat menyebabkan takikardia supraventriskular,
vasodilatasi perifer, dan kecemasan. Hot flashes yang tidak diobati akan
menyebabkan kerusakan jangka panjang.
Gejala psikologis pada wanita menopause terjadi pada sekitar 25—50 96
wanita. Ada perdebatan mengenai apakah gejala ini terkait dengan kurangnya
estrogen atau indikasi untuk gejala lainnya. Berkeringat di malam hari
menyebabkan kurang tidur, berkurangnya konsentrasi dan memengaruhi
memori serta suasana hati. Gejala psikologis beragam antara individu yang
satu dengan yang lain, karena berhubungan dengan pengalaman di masa lalu,
budaya, dan persepsi terhadap menopause. Gejala psikologis wanita
menopause, yaitu penurunan memori dan fungsi neurologis, depresi,
kegelisahan, sifat lekas marah, kelesuan, kekurangan energi, gugup dan
kebingungan, kehilangan libido, mudah lupa, kesulitan dalam konsentrasi,
hilangnya kepercayaan diri, dan kehilangan harga diri.
Salah satu gejala psikologis yaitu kehilangan libido yang berkaitan dengan
adanya keluhan dispareunia. Keluhan dispareunia dan bentuk-bentuk disfungsi
seksual sangat umum pada pasien menopause. Menurut Lauman, ia
menemukan bahwa 2596 mengeluhkan beberapa derajat dispareunia. Mereka
menemukan bahwa hubungan seksual yang menyakitkan berkorelasi dengan
masalah seksual, termasuk kurangnya libido, gangguan gairah, dan
anorgasmia atau ketidakmampuan untuk mencapai orgasme.
Berdasarkan penjelasan tanda dan gejala tersebut, maka dapat diringkas,
tanda gejala menopause sebagai berikut :
Table 2.1 Tanda dan Gejala
Jenis Gejala Tanda dan Gejala Menopause
Gejala Vasomotorik  Gejolak panas (hot flashes)
 Keringat malam
 Gangguan tidur
 Gangguan tidur bervariasi dan dapat menjadi kronik
atau sementara
Gejala Somatik  Sakit kepala
 Pusing
Gangguan Seksual  Kejadian gangguan seksual pada wanita menopause

13
bervariasi dengan bertambahnya umur
 Gejala–gejala berupa : berkurangnya lubrikasi vagina,
menurunnya libido, dyspareunia (nyeri ketika
berhubungan seksual) dan vaginismus (pengencangan
otot – otot disekitar vagina).
Gejala Urogenital  Hilangnya kendali terhadap kandung kemih
 Gejala pada vagina muncul akibat perubahan yang
terjadi pada lapisan dinding vagina. Vagina menjadi
kering dan kurang elastis. Ini disebabkan karena
penurunan kadar estrogen. Tidak hanya itu, juga muncul
rasa gatal pada vagina.
Gejala  Depresi
Psikosis/Kognitif  Kecemasan
 Perubahan mood
 Kurang konsentrasi, pelupa.
Sumber: Pratiwi, Liliek dan Yane Liswanti. 2021. Serba–Serbi Menopause (sudut Pandang
Teori dan Penelitian). Sukabumi: CV Jejak

14
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Menopause merupakan keadaan dimana seorang perempuan tidak lagi
mengalami menstruasi yang terjadi pada rentang usia 50 sampai 59 tahun.
menopause di bagi dalam beberapa tahapan yaitu tahap perimenopause,
menopuse, pra menopause. perubahan fisik pada wanita menopause dapat
berpengaruh terhadap kondisi psikologi seperti mudah tersinggung,
kecemasan, stress, daya ingat menurun dan depresi.

3.2 Saran
Kami menyadari bahwa makalah di atas banyak sekali kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan. Kami akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka
dari itu, kamu mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah
dalam kesimpulan di atas.

15
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba I. 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta: EGC

Mulyani S. 2013. Menopause Akhir Siklus Menstruasi Pada Wanita di Usia


Pertengahan. Yogyakarta: Nuha Medika. https: //eprints. umm.ac.id/ 42064/
3/ jiptummpp-gdl-nadyaresia-49061-3-babii.pdf. diakses pada tanggal 18
Januari 2022 pukul 19.54 WIB

Pratiwi, Liliek dan Yane Liswanti. 2021. Serba – Serbi Menopause ( sudut
Pandang Teori dan Penelitian). Sukabumi: CV Jejak.
Prawirohardjo. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

16
Lampiran I
Konsep Dasar Menopause
1. Dian (Kelompok 3)
Factor yang memengaruhi menopause adalah pendidikan, rasionalnya
bagaimana seperti Pendidikan SD, SMP, SMA waktu menopausenya kapan?
 Pendidikan berhubungan dengan pengetahuan seseorang, apabila
seseorang memiliki pendidikan yang tinggi maka diharapkan memiliki
pengetahuan yang banyak untuk mengakses informasi mengenai cara cara
mencegah menopause dini sehingga bisa membuat waktu datangnya
menopause lebih lama.
2. Ekya (Kelompok 4)
Adakah cara untuk meringankan gejala menopause?
 Ada. Anda bisa mencoba mengurangi rasa tidak nyaman akibat
perimenopause dengan:
1) Membuat tubuh nyaman
Salah satu caranya adalah dengan mengenakan baju yang nyaman
terutama di malam hari dan saat cuaca tak menentu. Hal ini bisa
mengurangi rasa gerah (hot flashes) saat perimenopause. Sesuaikan
juga suhu udara dalam ruang dan hindari selimut tebal di malam hari.
Anda juga bisa mencegah keringat berlebih dengan memasang sprei
anti air agar tidak lembab saat berkeringat. Jika Anda harus bepergian,
kipas angin portable bisa menjadi andalan.
2) Olahraga dan jaga berat badan
Kurangi asupan kalori hingga 400 – 600 kalori per hari untuk menjaga
berat badan dan tetap melakukan olahraga teratur setidaknya 20
hingga 30 menit sehari. Ini bisa meningkatkan energi, membuat tidur
lebih berkualitas di malam hari, menjaga emosi dan mood, serta
membuat aktivitas menjadi lebih nyaman.
3) Komunikasikan rasa
Jika perlu, komunikasikan dengan terapis atau psikolog tentang apa
yang dirasakan, apakah depresi, cemas, sedih, isolasi, insomnia, atau

17
perubahan jati diri. Anda juga bisa berkomunikasi dengan keluarga,
kerabat, atau yang terkasih akan segala perasaan yang baru Anda
rasakan sehingga mereka mengerti kebutuhan Anda.
4) Rawat diri dengan asupan bergizi
Sempurnakan usaha-usaha di atas dengan asupan vitamin dan mineral
seperti vitamin D, kalsium, dan magnesium untuk mencegah
osteoporosis dan meningkatkan energi. Boleh juga ditambah dengan
perawatan luar seperti menggunakan pelembab untuk cegah kulit
kering. Tambahan suplemen yang mengandung soy (kedelai), vitamin
E, isoflavone, melatonin, dan biji rami dapat mengurangi gejala
menopause.
3. Widia Larasati (Kelompok 5)
a. Ciri-ciri menopause ada cemas dan stress, bagaimanakah cara membedakan
antara cemas dan stress biasa dengan cemas dan stress akibat menopause?
 Cemas dan stress pada masa menopause ditandai dengan gejala lain
yang muncul pada menopause seperti haid tidak teratur, keringat pada
malam hari, libido menurun, gangguan tidur dan terjadi pada rentang
usia 50 sampai 59 tahun, sedangkan cemas dan stress biasa tidak
ditandai dengann gejala menopause lainnya dan biasanya ada faktor
penyebab yang memebuat timbulnya stress tersebut seperti adanya
masalah dan kesulitan dalam kehidupan.
b. Pengaruh paritas terhadap menopause?
 Menurut jurnal penelitian Gorga (2016) semakin tinggi paritas, maka
akan semakin lama usia menopause seorang wanita
4. Heny (Kelompok 8)
Seorang janda tidak haid 1 tahun, menikah lagi dan didapatkan haid lagi 6
bulan, apakah itu sudah termasuk fase menopause? Termasuk fase apa?
 Termasuk dalam fase Perimenopause
Fase peralihan antara masa pra menopouse dan masa menopouse. Dimana
gejala yg timbul antara lain siklus haid yg tidak teratur dan siklus haid
yang Panjang.

18
5. Nur Rosida (Kelompok 10)
Factor menopause dini dan apakah factor gaya hidup memengaruhi menopause
dini?
 Stress dan depresi
Karena mempengaruhi ketidakseimbangan hormone
 Penyakit dan obat obatan
Efek samping obat yang dikonsumsi pada wanita yg memiliki penyakit
kronis/tumor, HIV/AIDS, kelainan kromoson, autoimun mempengsruhi
penurunan estrogen
 Gaya hidup
a. Merokok memiliki efek anti estrogen, sehingga menurut penelitian
wanita yang merokok dalam jangka panjang/reguler cenderung
mengalami menopause lebih cepat antara 1-2 tahun lebih awal
daripada wanita yang tidak merokok
b. IMT
Wanita yg memiliki lebih sedikit simpanan estrogen yg lebih cepat
habis
c. Pola vegetarian, kurang olahrga, kurang paparan sinar matahari
menyebabkan menopause dini

19
Tanda dan Gejala Menopause
1. Tyas (Kelompok 9)
Cara mengatasi disperunea?
 Memperpanjang waktu pemanasan atau foreplay sampai merasa
terangsang sepenuhnya untuk memicu keluarnya pelumas alami,
menggunakan pelumas buatan sebelum melakukan hubungan seksual,
mengubah posisi seks.
2. Darul (Kelompok 10)
Penyebab dan cara mengatasi kurangnya pelumasan pada sendi lutut?
 Mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung kalsium dan
vitamin B12. Dioleskan minyak zaitun, melakukan olahraga ringan.
3. Titin (Kelompok 2)
Apakah penggunaan gel saat berhubungan seksual memiliki dampak?
 Penggunaan pelumas yang berlebihan akan menyebabkan bakteri baik
di vagina akan terbunuh sehingga terjadi berbagai masalah seperti
infeksi bakteri vagina, infeksi jamur, dan keputihan.
4. Alexia (Kelompok 7)
Bagaimana peran keluarga untuk membantu mengurangi gejala psikologi
pada menopause?
 Dukungan keluarga
Kepedulian dan perhatian serta rasa cinta dan keamanan. Keluarga
perlu menunjukkan rasa cintanya pada ibu menopause, agar ibu merasa
diperhatikan dan nyaman.
 Dukungan informatif
Mencakup pemberian sarana, petunjuk dan umpan balik. Jika ibu
menopause ingin bercerita maka sebagai keluarga wajib untuk sekedar
mendengarkannya, hal itu perlu untuk membuat ibu merasa dihargai.
 Bimbingan
Memberi nasehat dalam mengatasi masalah yang sedang dihadapi ibu
menopause. Nasehat tersebut harus disampaikan dengan cara yang baik
agar tidak menyinggung dan dapat diterima ibu menopause.

20
5. Diana (Kelompok 6)
Kontrasepsi oral apakah bisa mempercepat proses menopause?
 Tidak ada hubungan antara akseptor KB oral dengan proses menopause.
KB oral hanya menjadi factor terjadinya menopause, tidak
mempercepat atau memperlambat proses terjadinya menopause.
6. Heny (Kelompok 8)
Pasien menopause ingin menikah lagi. Apakah ada efek samping dari sulih
hormone?
 Pasien yang menopause apabila menikah lagi bisa menstruasi kembali
karena hormon kebahagiaan merangsang produksi hormon estrogen,
sehingga lebih baik jangan menggunakan sulih hormon tetapi
menggunakan makanan fitoestrogen saja yang lebih aman.
7. Nurul
Secara teori tanda dan gejala menopause berlangsung berapa lama?
 Setiap orang berbeda (bervariasi). Ada yang hanya sekilas, ada yang
langsung berkepanjangan. Tanda dan gejala yang dialami ibu
menopause dipengaruhi oleh pola nutrisi, pola menstruasi, pola
aktivitas, dan sebagainya.

21

You might also like