445/......../IV.O 3/SOP/X/ SOP No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman : 1/3 UPTD Puskesmas Rawat Darmawan ,S.K.M,. M.Kes Inap Tanjung Bintang NIP. 197206031993021001 1. Pengertian Pasien emergensi adalah kondisi pasien menderita penyakit dan cedera yang dapat menimbulkan kecacatan permanen dan mengancam nyawa pasien. Rujukan pasien emergensi adalah proses pengiriman pasien dengan kegawat daruratan medis dari Puskesmas ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih lengkap dan lebih tinggi. 2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan rujukan pasien gawat darurat. 3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Nomor : tentang Penanganan Pasien Gawat Darurat. 4. Referensi Pedoman Pelayanan Gawat Darurat, 1995. 5. Prosedur 1. Petugas menerima pasien gawat darurat 2. Petugas melakukan anamnese, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang medis untuk menentukan diagnosis. 3. Petugas menstabilkan keadaan umum pasien sesuai kasus berdasarkan Standar Operasonal Prosedur (SOP). Sebelum dirujuk pastikan: a. Gangguan pernafasan dan sirkulasi telah ditangani b. Perdarahan telah dhentikan c. Luka-luka telah ditutup d. Patah tulang telah difiksasi Jika belum stabil : maka periksa kesadaran pasien untuk menentukan keadaan umum pasien, sadar atau tidak. a. Air way (jalan nafas) - Periksa jalan nafas, bebaskan jalan nafas dari sumbatan secret, darah dan benda asing. - Lakukan ekstensi kepala, buka mulut apabila banyak secret di jalan nafas maka pergunakanlah alat suction untuk membebaskan sumbatan jalan nafas tersebut. a. Breathing (pernafasan) - Periksa pernafasan pasien bernafas/tidak dgn suara nafas, melihat gerakan dada, merasakan ada udara atau tidak. - Bila tidak bernafas segera beri bantuan nafas buatan tanpa alat (manual) dari mulut ke mulut dengan frekwensi 30:2 (30 kali pijat jantung 2 kali nafas buatan). - Bantuan nafas buatan dengan alat ambu bag - Bila pasien bernafas segera beri terapi oksgen (melihat kondisi pasien untuk menentukan jumlah liternya). b. Circulation (sirkulasi darah) - Periksa bagaimana perdarahannya. - Segera lakukan terapi cairan pemasangan infus dengan pemberian cairan kristaloid (Na Cl, RL) - Periksa tekanan darah, nadi. c. Memberikan obat-obatan sesuai kasus 4. Petugas membuat catatan rekam medis pasien. 5. Petugas melakukan observasi kepada pasien dengan mengisi lembar observasi. 6. Petugas melakukan komunikasi kepada keluarga pasien bahwa kondisi pasien harus dirujuk. 7. Petugas melengkapi informed consent untuk ditandatangan oleh pasien atau keluarga pasien. 8. Meminta konfirmasi/Menghubungi Rumah Sakit yang akan dituju dengan menggunakan sarana komunikasi dan memastkan kesiapan fasilitas penerima rujukan. 9. Membuat surat rujukan rangkap 2 (dua) , lembar pertama dikirim ke tempat rujukan bersama pasien yang bersangkutan, lembar kedua disimpan sebagai arsip. 10. Mobil Puskesmas Keliling (Puskel) disiapkan di depan ruang tindakan. 11. Pasien dibawa ke Puskel dengan kursi roda atau bed dorong sesuai dengan kondisi pasien. 12. Proses rujukan harus didampingi tenaga medis yang berkompeten. 13. Selama didalam puskel pasien harus di monitor kondisi vitalnya sampai di tempat rujukan. 14. Setelah sampai di rumah sakit, tenaga medis menghubungi petugas IGD rumah sakit rujukan. 15. Meminta lembar umpan balik surat rujukan yang menyatakan bahwa pasien telah diterima dan ditangani di rumah sakit rujukan.. 6. Diagram Alir -
7. Unit Terkait 1. Ruang Pendaftaran/Rekam Medis
2. Ruang Tindakan 3. Ruang Administrasi 4. Ruang Farmasi 8. Rekaman Nomor Yang Di Isi Perubahan Tanggal Mulai Di Berlakukan Historis Ubah