You are on page 1of 14

MAKALAH KEPERAWATAN ANAK I

( RANGKUMAN MTBS MTBM)

Di Susun Oleh :

Nama : Ema Saputri Kusuma Wardani

NIM : 122020030165

Kelas :D

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

PRODI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

2022
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, hanya dengan


limpahanrahmat dan hidayah-Nya, Mahasiswa dapat menyelesaikan tugas Keperawatan Anak dengan
judul “MTBS MTBM”.

Tugas ini kami susun sebagai pemenuhan tugas Keperawatan Anak dansebagai menambah
pengetahuan tentang manajement MTBS MTBM.Dalam penyusunan tugas Keperawatan Anak
banyak mendapat bantuan dariberbagai pihak. Untuk itu terimakasih kami ucapkan dengan tulus dan
sedalam-dalamnya

Mahasiswa menyadari bahwa penulisan Tugas Keperawatan Anak ini jauhdari sempurna
untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun darisemua pihak selalu mahasiswa
harapkan.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan merupakan salah satu aspek yang sangat menentukan dalammembangun
unsur manusia agar memiliki kualitas seperti yang diharapkan, mampu bersaing di era yang
penuh tantangan saat ini maupun masa yang akan datang.Pembangunan Kesehatan ini menjadi
perhatian serius dalam masa kepemimpinanGubernur , dan bahkan sektor ini merupakan salah
satu agenda prioritas pembangunanselain pembangunan bidang lainnya. Mencermati aspek
kesehatan dalam arti luas,maknanya tidak hanya sehat secara fisik namun juga psikis, termasuk
di dalamnyakesehatan mental yang direfleksikan dalam inidikator kemampuan atau
kecerdasanintelektual, emosional dan spritual.Dalam konteks ini jelas, derajat kesehatan
dapatmemberikan pengaruh ke berbagai aspek kehidupan masyarakat. Dan harus diakui,selama
ini masih banyak permasalahan kesehatan, seperti masih rendahnya derajatkesehatan dari warga
miskin, akibat rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan,minimnya dana yang
dialokasikan untuk menunjang program kesehatan, beberapa penyakit menular, yang dapat
menjadi ancaman utama bagi masyarakat. Namun di masakepemimpinan gubernur , atau
selama rentang waktu 2 (dua) tahun terakhir, periode2006 dan semester I, secara bertahap
permasalahan-permasalahan kesehatantersebut sudah dapat diatasi, bahkan pembangunan
dalam bidang kesehatan ini telahmengalami berbagai kemajuan yang sangat berarti. Upaya
untuk mewujudkan derajatkesehatan masyarakat dalam rangka meningkatkan kualitas sumber
daya manusia,Dinas Kesehatan telah melakukan langkah-langkah peningkatan
pelayanankesehatan secara menyeluruh, terpadu dan terjangkau dengan mengembangkan
berbagai peningkatan sarana kesehatan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari MTBS MTBM?

2. Apa saja yang di maksud tentang penilaian dan klasifikasi anak sakit?

3. Apa yang di maksus dengan Proses manajemen kasus?

4. Untuk mengetahui manajemen terhadap balita sakit umur 2 bln-5 thn

5. Untuk mengetahui penentuan tindakan pengobatan?

6. Untuk mengetahui Pemberian konseling?

7. Untuk mengetahui pemberian pelayanan dan tindakan lanjut?


1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengertian dari MTBSMTBM

2. Untuk mengetahui tentang penilaian dan klasifikasi anak sakit

3. Untuk mangetahui Proses manajemen kasus

4. Untuk mengetahui manajemen terhadap balita sakit umur 2 bln-5 thn

5. Untuk mengetahui penentuan tindakan pengobatan

6. Untuk mengetahui Pemberian konseling

7. Untuk mengetahui pemberian pelayanan dan tindakan lanjut

1.4 Tujuan Khusus.


a. Pengkajian dan menganalisa data padaklienmengalami sakit

b. Merumuskan diagnose keperawatan pada pasien dengan MTBS MTBM

c. Menyusun rencanaKeperawatan

d. MelaksanakanTindakan Keperawatan

e. Evaluasi asuhanKeperawatan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) merupakan pendekatanketerpaduan dalam tatalaksana


balita sakit yang datang berobat ke fasilitas rawat jalan pelayanan kesehatan dasar yang meliputi
upaya kuratif terhadap penyakit pneumonia, diare, campak, malaria, infeksi telinga, malnutrisi, dan
upaya promotif dan preventif yang meliputi imunisasi, pemberian vitamin A dankonseling pemberian
makan yang bertujuan untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak balita serta menekan
morbiditas karena penyakit tersebut (PedomanPenerapan Manajemen Terpadu Balita Sakit di
Puskesmas. Balita(bawah lima tahun) yaitu anak umur 0-5 tahun (tidak termasuk umur 5 tahun)

2.2 penilaian dan klasifikasi anak sakit

Penilaian dan klasifikasi anak sakit dalam MTBS dikelompokkan dalam 2 kelompok umur
yaitu :

a. Penilaian dan klasifikasi anak sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun

b. Penilaian dan klasifikasi anak sakit umur 1 hari sampai 2 bulan.

Apabila anak umur 2 bulan sampai 5tahun, pilih bagan “Penilaian danKlasifikasi Anak
Sakit Umur 2 Bulan Sampai 5 Tahun”.Sampai 5 tahun, berartianak belum mencapai ulang
tahunnya yang kelima. Kelompok umur ini termasuk balita umur 4 tahun 11 bulan, akan
tetapi tidak termasuk anak yang sudah berumur5 tahun. Apabila anak belum genap
berumur 2 bulan, maka ia tergolong bayimuda. Gunakan bagan “Penilaian Klasifikasi dan
Pengobatan Bayi Muda Umur 1Hari Sampai 2 Bulan”.Khusus mengenai bayi muda,
bagan berlaku untuk bayi muda sakit maupun sehat.

2.3 Proses Manajemen Kasus

Proses manajemen kasus disajikan dalam satu bagan yang memperlihatkanurutan langkah-langkah
dan penjelasan cara pelaksanaanya.Bagan tersebut menjelaskan langkah-langkah berikut ini :

a. Menilai dan membuat klasifikasi anak sakit umur 2 bulan-5 tahun

b. Menentukan tindakan dan memberi pengobatan

c. Memberi konseling bagi ibu

d. Memberi pelayanan tindak lanjut


e. Manajemen terpadu bayi mud 1 hari sampai 2 bulan.

“Menilai anak” berarti melakukan penilaian dengan cara anamnesis dan pemeriksaan fisik. “Membuat
klasifikasi” berarti membuat sebuah keputusan mengenai kemungkinan penyakit atau masalah serta
tingkat keparahanya.Klasifikasi merupakan suatu kategori untuk melakukan tindakan, bukan sebagai
diagnosis spesifik penyakit.“Menentukan tindakan dan memberi pengobatan“berarti menentukan
tindakan dan memberi pengobatan di fasilitas kesehatan sesuai dengan setiap klasifikasi, memberi
obat untuk diminum di rumah dan jugamengajari ibu tentang cara memberikan obat serta tindakan
lain yang harus dilakukan di rumah. “Memberi konseling bagi ibu” juga termasuk menilai cara
pemberian makan anak, memberi anjuran pemberian makan yang baik untuk anakserta kapan harus
membawa anaknya kembali ke fasilitas kesehatan.“Tindak lanjut” berarti menentukan tindakan dan
pengobatan pada saat anak untuk biaya ulang. “Manajemen terpadu bayi muda” meliputi : menilai dan
membuat klasifikasi, menentukan tindakan dan memberi pengobatan, konseling dan tindaklanjut pada
bayi umur 1 hari sampai 2 bulan baik sehat maupun sakit

2.4 Manajemen Terhadap Balita Sakit Umur 2 Bulan- 5 tahun

Pada pelaksanaan manajemen terpadu balita sakit pada umur 2 bulansampai dengan 5 tahun tahap
pelaksanaan sama seperti pada bayi umur kurangdari 2 bulan yaitu dengan tahap penilaian dan gejala,
tahap kalisifikasi dantingkat kegawatan, tahap tindakan dan pengobatan, tahap pemberian
konselingdan tahap pelayanan tindak lanjut, adapun secara jelas dapat dijelaskan sebagai berikut.

A. Penilaian Tanda & Gejala

Pada penilaian tanda & gejala pada bayi umur 2 bulan sampai dengan5 tahun ini yang dinilai
adalah tindakannya tanda bahaya umum (tidak bisaminum atau muntah,kejang, letargis atau
tidak sadar dan keluhan seperti batukatau kesukaran bernafas, adanya diare, lemah, masalah
telinga, mall nutrisi,anemia dan lain-lain.Penilaian pertama keluhan batuk atau sukar
bernafas, tanda bahayaumum, tarikan dinding wajah ke dalam, stridor, nafas cepat.
Penentuanfrekuensi pernapasan adalah pada anak usia 2 bulan sampai 12 bulan normal
pernapasan 50 atau lebih permenit sedangkan frekuensi pernapasan anak usia12 bulan sampai
5 tahun adalah 40 kali permenit.

a. Penilaian kedua keluhan dan tanda adanya diare seperti letargis atau tidaksadar, atau
cenderung tidak bisa minum atau malas makan maka turgor kulit jelek, gelisah, rewel,
haus atau banyak minum adanya darah dalam tinja(berak campur darah).

b. Penilain ketiga tanda demam, disertai dengan adanya tanda bahaya umu,kaku kuduk, dan
adanya infeksi lokal seperti kekeruhan pada korneamata,luka pada mulut,mata bernanah
adanya tanda presyok seperti nadi lemah,ektremitas dingin,muntah darah,berak
hitam,perdarahanhidung,perdarahan bawah kulit,nyeri ulu hati dan lain-lain.

c. Penilaian keempat tanda masalah telinga seperti nyeri pada telinga,adanya


pembengkakan,adanya cairan keluar dari telinga yang kurang dari 14hari,dan lain-lain

d. Penilaian kelima tanda status gizi seperti badan kelihatan bertambahkurus,bengkak pada
kedua kaki,telapak tangan pucat,status gizi dibawa garismerah pada pemeriksaan berat
badan menurut umur.

e. Penentuan klasifikasi dan tingkat kegawatan


B. Pada penentuan klasifikasi dan tingkat kegawatan ini dilakukan setelah penilaiantanda dan
gejala yang diklasifikasikan berdasarkan dari kelompok keluhan atautingkat
kegawatan,adapun klasifikasinya dapat sebagai berikut.

Klasifikasi pneumonia

a. Pada klasifikasi pneumonia ini dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu:

b. Diklasifikasi pneumonia berat apabilah adanya tanda bahaya umum,tarikandinding


dada kedalam,adanya stridor

c. Adanya pneumonia apabila ditemukan tanda frekuensi napas yang sangatcepat

d. Klasifikasi batuk bukan pneumonia apabilah tidak ada pneumonia ada hanyakeluhan
batuk

Klasifikasi dehidrasiPada klasifikasi ini termasuk klasifikasi diare dengan dihindari yang
terbagimenjadi 3 kelompok yaitu:

a. Dehidrasi berat apabila ada tanda dan gejala seperti letargis atau tidaksadar,mata
cekung,turgor kulit jelek sekali

b. Klasifikasi dehidrasi ringan sedang dengan tanda seperti


gelisah,rewet,matacekung,haus,turgor jelek

c. Klasifikasi diare tanpa dehidrasi apabila tidak cukup tanda adanya dehidrasi

Klasifikasi diare persisten

Untuk klasifikasi diare ini ditemukan apabila diarenya sudah lebih dari 14 haridengan
dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu diare persisten berat ditemukanadanya tanda
dehidrasi dan diare persisten apabila tidak ditemukan adanya tandadehidrasi.

Klasifikasi disentriPada klasifikasi disentri ini juga termasuk klasifikasi diare secara umum
akantetapi apabilah diarenya disertai dengan darah dalam tinja atau diarenya
bercampurdengan darah

Klasifikasi resiko malariaPada klasifikasi resiko malaria ini dikelompokkan menjadi resiko
tinggi rendahatau tampak resiko malaria dengan mengidentifikasi apabila darahnya
merupakanresiko terhadap malaria ataukah pernah kedaerah yang beresiko,maka apabila
terdapathasil klasifikasi maka dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Klasifikasi dengan resiko tinggi terhadap malaria yang dikelompokkan lagi


menjadidua bagian yaitu:klasifikasi penyakit berat dengan demam apabila ditemukan
tanda bahayaumum disertai dengan kaku kuduk dan klasifikasi malaria apabila hanya
demamditemukan suhu 37,5 derajat celcius atau lebih.

b. Klasifikasi rendah terhadap malaria yang dikelompokkan lagi menjadi 3 yaitu:


penyakit berat dengan demam apabila ada tanda bahaya umum atau kakukuduk dan
kalsifikasi malaria apabila tidak ditemukan tanda demam atau campak danklasifikasi
demam mungkin bukan malaria apabila hanya ditemukan flek atau adanyacampak
atau juga adanya penyebab lain dari demam. Klasifikasi tanpa resiko
malariadiklasifikasikan menjadi 2 yaitu penyakit berat dengan demam apabila
ditemukantanda bahaya umum dan kaku kuduk serta klasifikasi demam bukan
malaria apabilatidak ditemukan tanda bahaya umum dan tidak ada kaku kuduk.

 Klasifikasi CampakPada klasifikasi campak ini dikelompokkan menjadi 3 yaitu :

a. Campak dengan komplikasi berat apabila ditemukan adanya tanda bahayaumum terjadi
kekeruhan pada kornea mata, adanya luka pad daerah mulutyang dalam & luas serta
adanya tanda umum campak seperti adanya ruangkemerahan dikulit yang menyeluruh,
adanya batuk, pilek, atau mata merah.

b. Campak dengan komplikasi pada mata atau mulut apabila ditemukan tandamata bernanah
serta luka dimulut dan ketiga klasifikasi campak apabilahanya khas campak yang tidak
disertai tanda klasifikasi diatas.

c. Klasifikasi Demam Berdarah DenguePada klasifikasi ini apabila terdapat demam yang
kurang dri 7 hari, yaitu :DBD apabila ditemukan tanda seperti adanya tanda bintik
perdarahan dikulit(ptekie) adanya tanda syok seperti extermitas peraba dingin, nadi
lemah, atau tidakteraba, muntah bercampur darah, perdarahan hidung atau gusi, adanya
tourniquet positif.Kalsifikasi mungkin DBD apabila adanya tanda nyeri ulu hati atau
gelisah, bintik perdarahan bawah kulit dan uji tourniquet negatif jika ada sedikit
ptkieKlasifikasi terakhir adalah klasifikasi demam mungkin bukan DBD apabila tidakada
tanda seperti diatas hanya ada demam.

 Klasifikasi Masalah TelingaPada klasifikasi masalah telinga ini dikelompokkan menjadi 4


bagian, yaitu :

a. Klasifikasi mastoiditis apabila ditemukan adanya pembengkakan & nyeri di belakang


telinga

b. Klasifikasi infeksi telinga akut apabila adanya cairan atau nanah yang keluardari
telinga dan telah terjadi kurang dari 14 hari serta adanya nyeri telinga

c. Klasifikasi infeksi telinga kronis apabila ditemukan adanya cairan ataunanah yang
keluar dari telinga dan terjadi 14 hari lebih

d. Klasifikasi tidak ada infeksi telinga apabila tidak ditemukan gejala seperti diatas

 Klasifikasi Status Gizi

a. Klasifikasi status gizi pada penentuan klasifikasi ini dibagi menjadi 3 bagianyaitu :

1. Klasifikasi gizi buruk dan atau anemia berat apabila adanya bengkak padakedua kaki
serta pada telapak tangan ditemukan adanya kepucata

2. Klasifikasi bawah garis merah dan atau anemia apabila ditemukan tandasebagai
berikut: apabila lapak tangan agak pucat, berat badan menurut umurdi bawah garis
merah

3. Klasifikasi tidak bawah garis merah dan tidak anemia apabila tidak adatanda seperti
di atas
2.5 Penentuan Tindakan & Pengobatan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah menentukan tindakan dan pengobatan setelah
diklasifikasikan berdasarkan kelompok gejala yang ada.

 PneumoniaTindakan yang dpat dilakukan pada maslah pneumonia dalam manajementerpadu


balita sakit sebagai berikut.Apabila didapatkan pneumonia berat atau penyakit sangat berat
maka tindakanyang pertama adalah :

a. Berikan dosis petama antibiotika

b. Pilihan pertama kontrimoksazol (Trimetoprim + sulfametoksazol) dan pilihan kedua adalah


amoksilin

c. Lakukan rujukan segera

 DehidrasiPada klasifikasi dehidrasi tindakan dapat dikelompokkan berdasarkan derjat


daridehidrasi, apabila klasfikasinya dehidrasi berat maka tindakannya adalah sbb:

1. Berikan cairan intravena secepatnya, apabila anak dapat minum berikanoralit melalui mulut
sambil infus dipersiapkan, berikan 100 ml/kg ringerlaktat atau NaCl

2. Lakukan monitoring setiap 1-2 jam tentang status dehidrasi, apabila belum membaik
berikan tetesan intravena

3. Berikan oralit (kurang dari 5 ml/kg/jam) segera setelah anak mau minum

4. Lakukan monitoring kembali sesudah 6 jam pada bayi atau pada anaksesudah 3 jam dan
tentukan kembali status dehidrasi kemudian ditentukanstatus dehidrasi dan lakukan sesuai
dengan derjat dehidrasi

5. Anjurkan untuk tetap memberikan ASI

 Klasifikasi diare pesisten

Pada klasifikasi ini tindakan ditentukan oleh derajat dehidrasi, kemudian apabiladitemukan
adanya klorea maka pengobatan yang adapat dianjurkan adalah : pilihan pertama antibiotika
kotrimokzasol dan pilihan kedua adalah tetrasiklin.

 Klasifikasi Resiko MalariaPenanganan tindakan dan pengobatan pada klasifikasi resiko


malaria dapatditentukan dari tingkat klasifikasi, adapun tindakannya adalah sbb

a. Pemberian kinin (untuk malaria dengan penyakit berat) secara intramuskular

b. Pemberian obat anti malaria oral (untuk malaria saja) dengan pilihan pertama adalah
klorokuin + primakuin dan pilihan kedua adalah sulfadoksin primetamin + primakuin
(untuk anak ≥ 12 bulan) dan tablet kina (untuk anak≤ 12 bulan)

c. Setelah pemberian maka lakukan pengamatan selama 30 menit sesudah pemberian


klorokuin dan apabila dalam waktu tersebut terdapat muntahmaka ulangi pemberian
klorokuin

 Klasifikasi Campak
Pada klasifikasi campak dapat dilakukan tindakan sebagai berikut :Apabila campak dijumpai
dengan komplikasi berat maka tindakannya adalah pemberian vitamin A, antibiotik yang
sesuai, saleo mata tetrasiklin ataukloramefnikol apabila dijumpai kekeruhan pada kornea,
pemberian paracetamolapabila disertai demam tinggi (38,5 derajat celcius), kemudian apabila
campakdisertai komplikasi mata dan mulut ditambahkan dengan gentian violet dan
apabilahanya campak saja tidak ditemukan penyakit atau komplikasi lain makatindakannya
hanya diberikan vitamin A

 Klasifikasi Demam Berdarah Dengue

Pada klasifikasi demam berdarah dengue tindakan yang dapat dilakukan antara lainapabila
ditemukan maka segera berikan cairan intra vena, pertahankan kadar guladarah, apabila
dijumpai demam tinggi maka berikan paracetamol dan berikancairan atau oralit apabila
dilakukan rujukan selama perjalanan.Ketentuan pemberian cairan pra rujukan pada demam
berdarah

1. Berikan cairan ringer laktak apabila memungkinkan beri glukosa 5%kedalam ringer laktak
melalui intra vena apabila tidak diberikan cairan oralitatau cairan peroaral selama perjalan

2. Apabila tidak ada berikan cairan NaCL 10-20 ml/kgbb dalam 30 menit

3. Monitor selama setelah 30 menit dan apabila nadi teraba berikan cairan intravena dengan
tetesan 10 ml/kgbb dalam 1 jam dan apabila nadi tidak teraba berikan cairan 15-20
ml/kgbb dalam /1 jam

 Klaifikasi masalah telinga

Tindakan dan pengobatan pada klasifikasi masalah telingah dapat dilakukanantara lain
berikan dosis pertam untuk antkbiotika yang sesuai pemberian parasetamol apabila kronis
ditambah dengan mengeringkan telinga dengan kain penyerap.

 Klasifikasi status gizi

Pada kalsifikasi statu gizi dapat dilakukan tindakan pemberian vitamin A apabilaanak
kelihatan sangat kurus dan bengkak pada kedua kaki dan apabila dijumpaiaadanya anemia
maka dapat dilakukan pemberian zat besi dan pabila daerahresiko tinggi malaria dapat
diberikan anti malaria oral piratel pamoat hanyadiberikan anak berumur 4 bulan atau lebih
dan belum pernah diberikan dalam 6 bulan terakhir serta hasil pemeriksaan tinja positif

2.6 Pemberian konseling


Pada pemberian konseling yang dilakukan manajemen terpadu balita sakit umur 2 bulan
sampai dengan 5 tahun pada umumnya adalah konseling tentang:

 Konseling pemberian makan pada anak

1. Lakukan evaluasi tentang cara memberikan makanan pada anak menyatakancara meneteki
anak, berapa kali sehari apakah pada malam hari menetek,kemudian anak mendapat
makan atau minum lain, apabila anak berat badan berdasarkan umur sangat rendah
menyatakan berapa banyak makan atauminum yang diberikan pada anak apakah anak
dapat makan sendiri dan bagaimana caranya apakah selama sakait makan ditambah dan
lain-lain.

2. Menganjurkan cara pemberian makan pada ibu

 Konseling pemberian cairan selama sakit

Pada konseling ini kasusnya setiap anak sakit dilakukan dengan caramenganjurkan ibu agar
memberi ASI lebih sering dan lebih lama setiap menetekiserta meningkatkan kebututhan
cairan seperti memberikan kua sayur, air tajinatau air matang.

 Konseling kunjungan ulang

Pada pemberian konseling tentang kunjungan ilang yang harus dilakukan padaibu atau
keluarga apabila ditemukan tanda-tanda klasifikasi berikut dalamwaktu yang ditentukan ibu
harus segera kepetugasan kesehatan

2.7Pemberian Pelayanan dan Tindak Lanjut


1. Pnemonia

Pemberian tindak lanjut pada masalah dilakukan sesudah 2 hari denganmelakukan


pemeriksaan tentang tanda adanya gejala pnemonia apabila didapatkantanda bahaya
umum atau tarikan dinding dada ke dalam maka berikan 1 dosisantibiotika pilihan
kedua atau suntikan kloramfenikol dan segara lakukan rujukan,namun apabila frekuensi
nafas atau nafsu makan tidak menunjukkan perbaikangantilah antibiotika pilihan ketiga
kemudianapabila nafas melambat atau nafsumakan membaik lanjutkan pemberian
antibiotika sampai 5 hari.

2. Diare persistemPada tindak lanjut masalah ini dilakukan sesudah 5 hari dengan cara
mengevaluasidiare apabila diare belum berhenti maka pelayanan tindak lanjut
adalahmemberikan obat yang diperlukan dan apabila sudah berhenti maka makan sesuai
umur.

3. DisentriPelayanan tindak lanjut untuk disentri dilakukan sesudah 2 hari


denganmengevaluasi jumlah darah dalam tinja berkurang tentang tanda disentri apabila
anakmasi mengalami disentri maka lakukan tindakan sesuai tindaka dehidrasi
berdasarkan derajatnya.

4. Resiko malariaPelayan tindak lanjut pada resiko malaria dilkukan sesudah 2 hari
apabila demamlagi dalam 14 hari dengan melakukan penilaian sebagai berikut: apabila
ditemukanmalaria oral pilihan kedua bahaya umum atau kakuk kuduk maka
lakukantindakan sesuai protap.

5. CampakPelayanan tindak lanjut pada klasifikasi campak ini dilakukan sesudah 2


haridengan mengevaluasi atau memperhatikan tentang gejala yang pernah
dimilikinyaapabila mata masi bernanah maka lakukan evaluasi kepada keluarga atau
ibudengan menjelaskan cara mengobati infeksi mata jika sudah benar lakukan
rujukandan apabila kurang benar maka ajari dengan benar

 Demam berdarahPada klasifikasi pelayanan tindak lanjut dilakukan sesudah 2 hari


denganmelakukan evaluasi tanda dan gejala yang ada,apabila ditemuakan tanda bahayaumum
dan adanya kaku kuduk maka lakukan tindakan sesuai dengan pedomantindakan pada
penyakit demam berdarah dengan penyakit berat,akan tetapiapabila ditemukan penyebab lain
dari demam berdarah maka berikan pengobatanyang sesuai dan apabila masih ada tanda
demam berdarah maka lakukan tindakansebagaimana tindakan demam berdarah dan dalam
waktu 7 hari masi ditemukandemam lakukan pemeriksaan lebih lanjut.

 Masalah telingaPada pelanyanan tindak lanjut masalah telinga ini dilakukan sesudah 5
haridengan mengetahui nana evaluasi tanda dan gejala yang ada,apabilah
padawaktukunjungan didapatkan pembengkakan dan nyeri dibelakang telinga dandemam
tinggi maka segera lakukan rujukan,dan apabila masih terdapat nyeridan keluarkan cairan
atau nanah maka lakukan pengobatan antibotika selama 5hari dengan mengerinkan bagian
telinga,apabila sudah benar anjurkan tetapmempertahankan apabila masih kurang ajari
tentang caramengeringkannya,kemudian apabila keadaan telinga sudah tidak timbul nyeriatau
tidak keluar cairan maka lanjutkan pengobatan antibiotika sampai habis

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) adalah suatu pendekatan pelayananterhadap balita sakit
yang dikembangkan oleh WHO.Dengan MTBS dapat ditanganisecara lengkap kondisi kesehatan
balita pada tingkat pelayanan kesehatan dasar, yangmemfokuskan secara integrative aspek kuratif,
preventif dan promotif termasuk pemberian nasihat kepada ibu sebagai bagian dari pemberdayaan
masyarakat untukmeningkatkan kesehatan anak.Pemberian antibiotika sangat selektif sesuai
klasifikasidan dapat dan dapat membatasi beberapa klasifikasi yang akhirnya dapat menekan biaya
pengobatan.Melihat keunggulan tersebut maka dapatlah dimengerti mengapaIndonesia termasuk salah
satu pengguna dini dari pendekatan MTBS ini, bahkanIndonesia sekarang sudah sampai tahap
pemantapan implementasi.

3.2 Saran
Dengan mempelajari makalah mengenai manajemen terpadu balita sakit (MTBS),diharapkan
mahasiswa khususnya perawat dapat mengurangi angka kematin anakmengetahui hal-hal apa saja
yang perlu diperhatikan jika seorang dan memberikanasuhan keperawatan yang sesuai dengan
kebutuhan anak

Daftar pustaka

Aprilia Asri R, S. Kep, Ners. Diktat Kuliah Keperawatan Anak 1. 2011

Dr. Soedjatmiko, SpA (K), Msi, 2009, Materi presentase pada “Pelatihan ProgramKesehatan Balita
Bagi Penanggung Jawab Program Kesehatan Anak”. Bogor.
2009. Stimulasi , Deteksi dan Intervensi Dini Gangguan Tumbuh Kembang Balita.http://www.asuhan-
keperawatan.co.cc/2010/01/kti-kebidanan-pelaksanaan-manajemen_04.htmlhttp://www.
Klikdokter.com/Soetjiningsih, (1998), Tumbuh Kembang Anak, EGC, Jakarta

You might also like