Professional Documents
Culture Documents
Makalah Keperawatan Anak I - Ema Saputri Kusuma Wardani - 122020030165
Makalah Keperawatan Anak I - Ema Saputri Kusuma Wardani - 122020030165
Di Susun Oleh :
NIM : 122020030165
Kelas :D
PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KESEHATAN
2022
KATA PENGANTAR
Tugas ini kami susun sebagai pemenuhan tugas Keperawatan Anak dansebagai menambah
pengetahuan tentang manajement MTBS MTBM.Dalam penyusunan tugas Keperawatan Anak
banyak mendapat bantuan dariberbagai pihak. Untuk itu terimakasih kami ucapkan dengan tulus dan
sedalam-dalamnya
Mahasiswa menyadari bahwa penulisan Tugas Keperawatan Anak ini jauhdari sempurna
untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun darisemua pihak selalu mahasiswa
harapkan.
BAB I
PENDAHULUAN
2. Apa saja yang di maksud tentang penilaian dan klasifikasi anak sakit?
c. Menyusun rencanaKeperawatan
d. MelaksanakanTindakan Keperawatan
e. Evaluasi asuhanKeperawatan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Penilaian dan klasifikasi anak sakit dalam MTBS dikelompokkan dalam 2 kelompok umur
yaitu :
Apabila anak umur 2 bulan sampai 5tahun, pilih bagan “Penilaian danKlasifikasi Anak
Sakit Umur 2 Bulan Sampai 5 Tahun”.Sampai 5 tahun, berartianak belum mencapai ulang
tahunnya yang kelima. Kelompok umur ini termasuk balita umur 4 tahun 11 bulan, akan
tetapi tidak termasuk anak yang sudah berumur5 tahun. Apabila anak belum genap
berumur 2 bulan, maka ia tergolong bayimuda. Gunakan bagan “Penilaian Klasifikasi dan
Pengobatan Bayi Muda Umur 1Hari Sampai 2 Bulan”.Khusus mengenai bayi muda,
bagan berlaku untuk bayi muda sakit maupun sehat.
Proses manajemen kasus disajikan dalam satu bagan yang memperlihatkanurutan langkah-langkah
dan penjelasan cara pelaksanaanya.Bagan tersebut menjelaskan langkah-langkah berikut ini :
“Menilai anak” berarti melakukan penilaian dengan cara anamnesis dan pemeriksaan fisik. “Membuat
klasifikasi” berarti membuat sebuah keputusan mengenai kemungkinan penyakit atau masalah serta
tingkat keparahanya.Klasifikasi merupakan suatu kategori untuk melakukan tindakan, bukan sebagai
diagnosis spesifik penyakit.“Menentukan tindakan dan memberi pengobatan“berarti menentukan
tindakan dan memberi pengobatan di fasilitas kesehatan sesuai dengan setiap klasifikasi, memberi
obat untuk diminum di rumah dan jugamengajari ibu tentang cara memberikan obat serta tindakan
lain yang harus dilakukan di rumah. “Memberi konseling bagi ibu” juga termasuk menilai cara
pemberian makan anak, memberi anjuran pemberian makan yang baik untuk anakserta kapan harus
membawa anaknya kembali ke fasilitas kesehatan.“Tindak lanjut” berarti menentukan tindakan dan
pengobatan pada saat anak untuk biaya ulang. “Manajemen terpadu bayi muda” meliputi : menilai dan
membuat klasifikasi, menentukan tindakan dan memberi pengobatan, konseling dan tindaklanjut pada
bayi umur 1 hari sampai 2 bulan baik sehat maupun sakit
Pada pelaksanaan manajemen terpadu balita sakit pada umur 2 bulansampai dengan 5 tahun tahap
pelaksanaan sama seperti pada bayi umur kurangdari 2 bulan yaitu dengan tahap penilaian dan gejala,
tahap kalisifikasi dantingkat kegawatan, tahap tindakan dan pengobatan, tahap pemberian
konselingdan tahap pelayanan tindak lanjut, adapun secara jelas dapat dijelaskan sebagai berikut.
Pada penilaian tanda & gejala pada bayi umur 2 bulan sampai dengan5 tahun ini yang dinilai
adalah tindakannya tanda bahaya umum (tidak bisaminum atau muntah,kejang, letargis atau
tidak sadar dan keluhan seperti batukatau kesukaran bernafas, adanya diare, lemah, masalah
telinga, mall nutrisi,anemia dan lain-lain.Penilaian pertama keluhan batuk atau sukar
bernafas, tanda bahayaumum, tarikan dinding wajah ke dalam, stridor, nafas cepat.
Penentuanfrekuensi pernapasan adalah pada anak usia 2 bulan sampai 12 bulan normal
pernapasan 50 atau lebih permenit sedangkan frekuensi pernapasan anak usia12 bulan sampai
5 tahun adalah 40 kali permenit.
a. Penilaian kedua keluhan dan tanda adanya diare seperti letargis atau tidaksadar, atau
cenderung tidak bisa minum atau malas makan maka turgor kulit jelek, gelisah, rewel,
haus atau banyak minum adanya darah dalam tinja(berak campur darah).
b. Penilain ketiga tanda demam, disertai dengan adanya tanda bahaya umu,kaku kuduk, dan
adanya infeksi lokal seperti kekeruhan pada korneamata,luka pada mulut,mata bernanah
adanya tanda presyok seperti nadi lemah,ektremitas dingin,muntah darah,berak
hitam,perdarahanhidung,perdarahan bawah kulit,nyeri ulu hati dan lain-lain.
d. Penilaian kelima tanda status gizi seperti badan kelihatan bertambahkurus,bengkak pada
kedua kaki,telapak tangan pucat,status gizi dibawa garismerah pada pemeriksaan berat
badan menurut umur.
Klasifikasi pneumonia
d. Klasifikasi batuk bukan pneumonia apabilah tidak ada pneumonia ada hanyakeluhan
batuk
Klasifikasi dehidrasiPada klasifikasi ini termasuk klasifikasi diare dengan dihindari yang
terbagimenjadi 3 kelompok yaitu:
a. Dehidrasi berat apabila ada tanda dan gejala seperti letargis atau tidaksadar,mata
cekung,turgor kulit jelek sekali
c. Klasifikasi diare tanpa dehidrasi apabila tidak cukup tanda adanya dehidrasi
Untuk klasifikasi diare ini ditemukan apabila diarenya sudah lebih dari 14 haridengan
dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu diare persisten berat ditemukanadanya tanda
dehidrasi dan diare persisten apabila tidak ditemukan adanya tandadehidrasi.
Klasifikasi disentriPada klasifikasi disentri ini juga termasuk klasifikasi diare secara umum
akantetapi apabilah diarenya disertai dengan darah dalam tinja atau diarenya
bercampurdengan darah
Klasifikasi resiko malariaPada klasifikasi resiko malaria ini dikelompokkan menjadi resiko
tinggi rendahatau tampak resiko malaria dengan mengidentifikasi apabila darahnya
merupakanresiko terhadap malaria ataukah pernah kedaerah yang beresiko,maka apabila
terdapathasil klasifikasi maka dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Campak dengan komplikasi berat apabila ditemukan adanya tanda bahayaumum terjadi
kekeruhan pada kornea mata, adanya luka pad daerah mulutyang dalam & luas serta
adanya tanda umum campak seperti adanya ruangkemerahan dikulit yang menyeluruh,
adanya batuk, pilek, atau mata merah.
b. Campak dengan komplikasi pada mata atau mulut apabila ditemukan tandamata bernanah
serta luka dimulut dan ketiga klasifikasi campak apabilahanya khas campak yang tidak
disertai tanda klasifikasi diatas.
c. Klasifikasi Demam Berdarah DenguePada klasifikasi ini apabila terdapat demam yang
kurang dri 7 hari, yaitu :DBD apabila ditemukan tanda seperti adanya tanda bintik
perdarahan dikulit(ptekie) adanya tanda syok seperti extermitas peraba dingin, nadi
lemah, atau tidakteraba, muntah bercampur darah, perdarahan hidung atau gusi, adanya
tourniquet positif.Kalsifikasi mungkin DBD apabila adanya tanda nyeri ulu hati atau
gelisah, bintik perdarahan bawah kulit dan uji tourniquet negatif jika ada sedikit
ptkieKlasifikasi terakhir adalah klasifikasi demam mungkin bukan DBD apabila tidakada
tanda seperti diatas hanya ada demam.
b. Klasifikasi infeksi telinga akut apabila adanya cairan atau nanah yang keluardari
telinga dan telah terjadi kurang dari 14 hari serta adanya nyeri telinga
c. Klasifikasi infeksi telinga kronis apabila ditemukan adanya cairan ataunanah yang
keluar dari telinga dan terjadi 14 hari lebih
d. Klasifikasi tidak ada infeksi telinga apabila tidak ditemukan gejala seperti diatas
a. Klasifikasi status gizi pada penentuan klasifikasi ini dibagi menjadi 3 bagianyaitu :
1. Klasifikasi gizi buruk dan atau anemia berat apabila adanya bengkak padakedua kaki
serta pada telapak tangan ditemukan adanya kepucata
2. Klasifikasi bawah garis merah dan atau anemia apabila ditemukan tandasebagai
berikut: apabila lapak tangan agak pucat, berat badan menurut umurdi bawah garis
merah
3. Klasifikasi tidak bawah garis merah dan tidak anemia apabila tidak adatanda seperti
di atas
2.5 Penentuan Tindakan & Pengobatan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah menentukan tindakan dan pengobatan setelah
diklasifikasikan berdasarkan kelompok gejala yang ada.
1. Berikan cairan intravena secepatnya, apabila anak dapat minum berikanoralit melalui mulut
sambil infus dipersiapkan, berikan 100 ml/kg ringerlaktat atau NaCl
2. Lakukan monitoring setiap 1-2 jam tentang status dehidrasi, apabila belum membaik
berikan tetesan intravena
3. Berikan oralit (kurang dari 5 ml/kg/jam) segera setelah anak mau minum
4. Lakukan monitoring kembali sesudah 6 jam pada bayi atau pada anaksesudah 3 jam dan
tentukan kembali status dehidrasi kemudian ditentukanstatus dehidrasi dan lakukan sesuai
dengan derjat dehidrasi
Pada klasifikasi ini tindakan ditentukan oleh derajat dehidrasi, kemudian apabiladitemukan
adanya klorea maka pengobatan yang adapat dianjurkan adalah : pilihan pertama antibiotika
kotrimokzasol dan pilihan kedua adalah tetrasiklin.
b. Pemberian obat anti malaria oral (untuk malaria saja) dengan pilihan pertama adalah
klorokuin + primakuin dan pilihan kedua adalah sulfadoksin primetamin + primakuin
(untuk anak ≥ 12 bulan) dan tablet kina (untuk anak≤ 12 bulan)
Klasifikasi Campak
Pada klasifikasi campak dapat dilakukan tindakan sebagai berikut :Apabila campak dijumpai
dengan komplikasi berat maka tindakannya adalah pemberian vitamin A, antibiotik yang
sesuai, saleo mata tetrasiklin ataukloramefnikol apabila dijumpai kekeruhan pada kornea,
pemberian paracetamolapabila disertai demam tinggi (38,5 derajat celcius), kemudian apabila
campakdisertai komplikasi mata dan mulut ditambahkan dengan gentian violet dan
apabilahanya campak saja tidak ditemukan penyakit atau komplikasi lain makatindakannya
hanya diberikan vitamin A
Pada klasifikasi demam berdarah dengue tindakan yang dapat dilakukan antara lainapabila
ditemukan maka segera berikan cairan intra vena, pertahankan kadar guladarah, apabila
dijumpai demam tinggi maka berikan paracetamol dan berikancairan atau oralit apabila
dilakukan rujukan selama perjalanan.Ketentuan pemberian cairan pra rujukan pada demam
berdarah
1. Berikan cairan ringer laktak apabila memungkinkan beri glukosa 5%kedalam ringer laktak
melalui intra vena apabila tidak diberikan cairan oralitatau cairan peroaral selama perjalan
2. Apabila tidak ada berikan cairan NaCL 10-20 ml/kgbb dalam 30 menit
3. Monitor selama setelah 30 menit dan apabila nadi teraba berikan cairan intravena dengan
tetesan 10 ml/kgbb dalam 1 jam dan apabila nadi tidak teraba berikan cairan 15-20
ml/kgbb dalam /1 jam
Tindakan dan pengobatan pada klasifikasi masalah telingah dapat dilakukanantara lain
berikan dosis pertam untuk antkbiotika yang sesuai pemberian parasetamol apabila kronis
ditambah dengan mengeringkan telinga dengan kain penyerap.
Pada kalsifikasi statu gizi dapat dilakukan tindakan pemberian vitamin A apabilaanak
kelihatan sangat kurus dan bengkak pada kedua kaki dan apabila dijumpaiaadanya anemia
maka dapat dilakukan pemberian zat besi dan pabila daerahresiko tinggi malaria dapat
diberikan anti malaria oral piratel pamoat hanyadiberikan anak berumur 4 bulan atau lebih
dan belum pernah diberikan dalam 6 bulan terakhir serta hasil pemeriksaan tinja positif
1. Lakukan evaluasi tentang cara memberikan makanan pada anak menyatakancara meneteki
anak, berapa kali sehari apakah pada malam hari menetek,kemudian anak mendapat
makan atau minum lain, apabila anak berat badan berdasarkan umur sangat rendah
menyatakan berapa banyak makan atauminum yang diberikan pada anak apakah anak
dapat makan sendiri dan bagaimana caranya apakah selama sakait makan ditambah dan
lain-lain.
Pada konseling ini kasusnya setiap anak sakit dilakukan dengan caramenganjurkan ibu agar
memberi ASI lebih sering dan lebih lama setiap menetekiserta meningkatkan kebututhan
cairan seperti memberikan kua sayur, air tajinatau air matang.
Pada pemberian konseling tentang kunjungan ilang yang harus dilakukan padaibu atau
keluarga apabila ditemukan tanda-tanda klasifikasi berikut dalamwaktu yang ditentukan ibu
harus segera kepetugasan kesehatan
2. Diare persistemPada tindak lanjut masalah ini dilakukan sesudah 5 hari dengan cara
mengevaluasidiare apabila diare belum berhenti maka pelayanan tindak lanjut
adalahmemberikan obat yang diperlukan dan apabila sudah berhenti maka makan sesuai
umur.
4. Resiko malariaPelayan tindak lanjut pada resiko malaria dilkukan sesudah 2 hari
apabila demamlagi dalam 14 hari dengan melakukan penilaian sebagai berikut: apabila
ditemukanmalaria oral pilihan kedua bahaya umum atau kakuk kuduk maka
lakukantindakan sesuai protap.
Masalah telingaPada pelanyanan tindak lanjut masalah telinga ini dilakukan sesudah 5
haridengan mengetahui nana evaluasi tanda dan gejala yang ada,apabilah
padawaktukunjungan didapatkan pembengkakan dan nyeri dibelakang telinga dandemam
tinggi maka segera lakukan rujukan,dan apabila masih terdapat nyeridan keluarkan cairan
atau nanah maka lakukan pengobatan antibotika selama 5hari dengan mengerinkan bagian
telinga,apabila sudah benar anjurkan tetapmempertahankan apabila masih kurang ajari
tentang caramengeringkannya,kemudian apabila keadaan telinga sudah tidak timbul nyeriatau
tidak keluar cairan maka lanjutkan pengobatan antibiotika sampai habis
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) adalah suatu pendekatan pelayananterhadap balita sakit
yang dikembangkan oleh WHO.Dengan MTBS dapat ditanganisecara lengkap kondisi kesehatan
balita pada tingkat pelayanan kesehatan dasar, yangmemfokuskan secara integrative aspek kuratif,
preventif dan promotif termasuk pemberian nasihat kepada ibu sebagai bagian dari pemberdayaan
masyarakat untukmeningkatkan kesehatan anak.Pemberian antibiotika sangat selektif sesuai
klasifikasidan dapat dan dapat membatasi beberapa klasifikasi yang akhirnya dapat menekan biaya
pengobatan.Melihat keunggulan tersebut maka dapatlah dimengerti mengapaIndonesia termasuk salah
satu pengguna dini dari pendekatan MTBS ini, bahkanIndonesia sekarang sudah sampai tahap
pemantapan implementasi.
3.2 Saran
Dengan mempelajari makalah mengenai manajemen terpadu balita sakit (MTBS),diharapkan
mahasiswa khususnya perawat dapat mengurangi angka kematin anakmengetahui hal-hal apa saja
yang perlu diperhatikan jika seorang dan memberikanasuhan keperawatan yang sesuai dengan
kebutuhan anak
Daftar pustaka
Dr. Soedjatmiko, SpA (K), Msi, 2009, Materi presentase pada “Pelatihan ProgramKesehatan Balita
Bagi Penanggung Jawab Program Kesehatan Anak”. Bogor.
2009. Stimulasi , Deteksi dan Intervensi Dini Gangguan Tumbuh Kembang Balita.http://www.asuhan-
keperawatan.co.cc/2010/01/kti-kebidanan-pelaksanaan-manajemen_04.htmlhttp://www.
Klikdokter.com/Soetjiningsih, (1998), Tumbuh Kembang Anak, EGC, Jakarta