You are on page 1of 8

Urgensi Bermain Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini

Mahasiswi Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, Universitas Negeri Padang


Sherly Sugesty
Sherlysugesty08@gmai.com

ABSTRACT
Abstract scientific article with the title "urgency of play for the cognitive development of the
child's age" by Sherly Sugesty Nim 20005021 , with a guidance counselor Mr.Alim Harun
Pamungkas M.Pd, dan Mrs. Dwi Fitri Arini M.Pd.
This article discusses "the urgency of play in children's early cognitive development."
Writing this article is intended to tell the reader how important it is to play for children of an
early age and to inform them that early cognitive development can be developed through plat.
It falls under the category of literacy study. Searching for and analyzing a reference theory
that is relevant to the problem of playfulness toward a child's cognitive development.
Literature studies can be obtained from multiple sources both journal articles, books that
discuss this topic, the Internet and the library. According to Smith and pellegrini (2008) play
is an activity carried out for self-interest, is done in a fun way, is not orientation to the end
results, is flexible, active and positive. In the game children don't think of the end result
because process is more important than the end result. Playing for a child at a young age is
defined as a crucible of child growth. Cognitive development is the basis for an early age's
ability to think. A cognitive is a thinking ability of an individual to relate, assess and consider
an event or event. By playing, children can socialize and mingle with their surroundings and
learn more about things he has never known before. The cognitive abilities of a child ata
young age are not optimal, requiring efforts to overcome them, as well as playing games. Key
words: urgency of play for a child of a young age, an early cognitive development of a child.

ABSTRAK

Abstrak artikel karya ilmiah dengan judul “Urgensi Bermain bagi Perkembangan
Kognitif Anak Usia itu” Hasil karya Sherly Sugesty Nim 20005021 dengan dosen pengampu
Bapak Alim Harun Pamungkas M.Pd, dan Ibu Dwi Fitri Arini M.Pd.
Artikel ini membahas mengenai “Urgensi Bermain Terhadap Perkembangan
Kognitif Anak Usia Dini”. Penulisan artikel ini bertujuan untuk memberi tahukan kepada
pembaca betapa pentingnya bermain bagi anak usia dini serta memberikan informasi bahwa
perkembangan kognitif anak usia dini bisa dikembangkan melalui kegiatan bermain.
Penelitian ini termasuk dalam kategori jenis penelitian studi literatur. Mencari dan
menganalisa referensi teori yang relevan dengan permasalahan yakni Urgensi Bermain
Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini. Studi literatur bisa di dapat dari berbagai
sumber baik artikel jurnal, buku-buku yang membahas topik ini, internet dan perpustakaan.
Menurut Smith dan Pellegrini (2008) bermain merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
kepentingan diri sendiri, dilakukan dengan cara yang menyenangkan, tidak diorientasikan
pada hasil akhir, fleksibel, aktif dan positif. Di dalam permainan anak tidak memikirkan hasil
akhir karna proses lebih penting dari hasil akhir. Bermain bagi anak usia dini diartikan
sebagai wadah tumbuh kembang anak. Perkembangan kognitif merupakan dasar bagi
kemampuan anak usia dini untuk berpikir. Kognitif merupakan kemampuan berpikir yaitu
kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian
atau peristiwa. Dengan bermain, anak-anak dapat bersosialisasi dan berbaur dengan
lingkungannya serta mengetahui lebih luas mengenai berbagai hal yang belum dia ketahui
sebelumnya. Kemampuan kognitif anak usia dini belum bisa optimal sehingga perlunya
berbagai upaya untuk mengatasi hal tersebut, salah satunya dengan kegiatan bermain.

Kata kunci : Urgensi bermain bagi anak usia dini, Perkembangan kognitif anak usia dini

PENDAHULUAN
Pendidikan anak usia dini merupakan hal yang sangat penting dan perlu diperhatikan
oleh orang tua untuk memastikan perkembangan dan pertumbuhan anak usia dini. Pada masa
golden age, jika terjadi kesalahan pada pendidikan serta didikan terhadap anak usia dini maka
itu akan berpengaruh pada kehidupannya yang akan datang dan karena itu PAUD berfungsi
untuk memastikan agar setiap tumbuh kembang anak berjalan sesuai tahapannya. PAUD
merupakan tempat untuk memberikan stimulasi yang tepat untuk memacu perkembangan dan
pertumbuhan anak usia dini agar terkontrol dan tidak terjadi kesalahan yang fatal pada
tumbuh kembang si anak. Dalam dunia pendidikan, belajar merupakan salah satu hal pokok
yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan. Belajar dalam pelaksanaannya haruslah menarik
minat dan dianggap menyenangkan bagi peserta didik. Kegiatan belajar yang menyenangkan
tersebut sebisa mungkin disamarkan dan melebur dalam kegiatan terpadu, yang menurut
mereka (peserta didik), disebut dengan bermain. Bermain merupakan salah satu kegiatan
yang mendukung pertumbuhan serta perkembangan anak usia dini terutama perkembangan
kognitifnya. Dengan bermain anak dapat mengeksplorasikan setiap apa yang ada
dipikirannya serta untuk mengasah minat dan bakat si anak. Bermain tidak bisa dipisahkan
dengan anak usia dini karena bermain adalah jati diri si anak dan bermain adalah dunianya
dan dunianya adalah bermain.
UU RI No.20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS pasal 1 ayat 14 menyatakan, “
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak
lahir sampai anak berusia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.”Menurut Suryana (2013) tujuan
pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar dan indah
untuk kehidupan. Tujuan pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah kepada
segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap
kegiatan pendidikan. Sebagai suatu komponen pendidikan, tujuan pendidikan memiliki posisi
yang penting diantara komponen-komponen pendidikan lainnya. Pendidikan anak usia dini
bertujuan untuk membangun landasan bagi berkembangnya potensi anak agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Ahmad Susanto, M. P,
2016).
Semua anak, khususnya AUD menampakkan kesenangan bermain dan bahkan mereka
ingin mempelajari banyak hal. Dorongan ingin tahu mereka yang sangat tinggi dapat dilihat
dari keinginan untuk mengeksplorasi lingkungan dengan kemampuan dan dorongan mereka
untuk mengetahui sesuatu dan membuat sesuatu secara kreatif. Mereka senang bermain
boneka, pistol-pistolan dan berbagai macam alat permainan lainnya yang mereka ciptakan
melalui bahan alami seperti daun singkong untuk membuat boneka wayang, dan dahan pisang
untuk membuat pistol-pistolan. Mereka cenderung meniru dan mencoba apa yang mereka
lihat dan ketahui. Mereka memiliki minat yang luas dan cita-cita yang banyak, walaupun
mereka belum menyadari bahwa untuk mengembangkan minat dan mencapai cita-cita mereka
memerlukan pengorbanan dan kerja keras.

PEMBAHASAN
Bermain menurut Piaget (1951) merupakan kegiatan yang dilakukan berulang-ulang
demi kesenangan. Sedangkan menurut pendapat Elizabeth Hurlock (1987) bermain
merupakan setiap kegiatan yang dilakukan dengan kesenangan tanpa memikirkan hasil akhir.
Pada definisi umumnya, dalam term psikologi, didefinisikan oleh Joan Freeman dan Utami
Munandar (1991) bahwa bermain adalah suatu aktifitas yang membantu anak mencapai
perkembangan yang utuh baik segi fisik, moral, intelektual, sosial dan emosional.
Mulyadi (2004) memberikan 5 definisi tentang bermain, yaitu: 1. Sesuatu yang
menyenangkan dan memiliki nilai intrinstik pada anak, 2. Tidak meiliki tujuan ekstrinsik,
motivasinya lebih bersifat intrinsic, 3. Bersifat spontan dan sukarela, tidak ada unsur
keterpaksaan dan bebas dipilih oleh anak, 4. Melibatkan peran aktif keikut sertaan anak, 5.
Memiliki hubungan sistematik yang khusus dengan sesuatu yang bukan bermain, seperti
kreativitas, pemecahan masalah, belajar Bahasa, perkembangan sosial dan sebagainya.
Permainan menurut KBBI adalah sesuatu yang digunakan untuk bermain, barang atau
sesuatu yang dipermainkan. Ada beberapa ahli yang menjelaskan teori tentang permainan.
Menurut Gross, permainan harus dipandang sebagai latihan fungsi-fungsi yang sangat
penting dikehidupan dewasa nanti. Sedangkan menurut Schaller, permainan memberikan
kelonggaran sesudah melakukan tugas dan sekaligus mempunyai sifat membersihkan, ia
berpendapat bahwa permainan adalah kebalikan dari bekerja.(Raihana, 2018).
Menurut Montessori (dalam ningsih dkk, 2019 : 1) mencetuskan bahwasanya semua
anak usia nol sampai dengan anak enam tahun berada dimasa peka. Masapeka adalah suatu
masa dimana penggunaan jiwa menonjolkan diri keluar dan sangat peka terhadap rangsangan
dari luar. Anak juga memiliki pikiran yang mudah menyerap (absorbent mind) pada
lingkungan sehingga dapat dengan mudah menyerap apapun yang ada di sekelilingnya. Oleh
karena itu, maka semua perkembangan seperti perkembangan motorik, perkembangan
kognitif, perkembangan sosial dan emosional dituntut untuk berkembang secara maksimal.
Teori perkembangan kognitif dikembangkan oleh Jean Piaget seorang psikolog Swiss
yang hidup tahun 1896-1980. Teori ini memberikan banyak konsep utama dalam lapangan
psikologi perkembangan dan berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan, bagi
Piaget berarti kemampuan untuk secara lebih tepat mempresentasikan dunia dan melakukan
operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan. Teori ini membahas
munculnya skema dan diperolehnya schemata-dkema tentang bagaimana seseorang
mempersepsi lingkungannya dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang
memperoleh cara baru dalam mempresentasikan informasi secara mental. Perkembangan
kognitif mengacu pada tahapan kemampuan seorang anak dalam memperoleh makna dan
pengetahuan dari pengalaman serta informasi yang ia dapatkan. Perkembangan kognitif
meliputi proses mengingat, pemecahan masalah, dan juga pengambilan keputusan.
Dari hasil lapangan kegiatan pembelajaran yang terjadi ini berbeda dengan keadaan
yang diharapkan. Menurut Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini, diusia 0 -6
tahun anak dengan pemberian rangsangan yang tepat adalah dengan cara bermain. Salah
satunya untuk melatih keterampilan bahasa anak. Melalui bermain anak akan melepaskan
energi, emosi, rekreasi dengan nyaman dan gembira. Saat keadaan otak anak rileks, anak
akan mudah menyerap pembelajaran, pengetahuan, dan pengalaman dengan bermakna.
Bemain merupakan tuntutan sekaligus kebutuhan bagi anak untuk perkembangan diusianya.
Melalui bermain, anak mengembangkan kemampuan bahasanya dengan cara mendengarkan,
melafalkan dan mengingat, mulai dari suku kata hingga kalimat.Dengan bermain anak
bereksplorasi, dan mengambil makna dari lingkungannya. Bagi anak penting untuk berada di
lingkungan belajar yang menarik agar membangkitkan minatnya untuk mempelajari sesuatu
yang baru (Dadan, dkk :2020)
Pada proses belajar mengajar terdapat beberapa aspek perkembangan anak yang perlu
dikembangkan yaitu Nilai Agama dan Moral, Fisik, Kognitif, Bahasa dan Sosial Emosional
(Syaodih, E., & Agustin, M, 2014). Salah satu aspek perkembangan yang berkembang sangat
pesat adalah perkembangan kognitif. Proses kognitif adalah proses manusia memperoleh
pengetahuan tentang dunia, yang meliputi proses berpikir, belajar, menangkap, mengingat
dan memahami (Srianis, K., Suarni, N. K., Ujianti, P. R., & Psi, S, 2014). Pendidikan Taman
Kanak-kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan anak usia dini dengan prinsip bermain
seraya belajar, dengan pemahaman bahwa dunia anak merupakan dunia bermain, anak belajar
melalui permainan atau bermain. di Taman kanak-kanak (TK), permainan atau bermain,
membuat anak senang melakukan berbagai aktivitas, dari aktivitas yang dilakukananak-anak
berlatih dan memperoleh pengalaman yang akan membentuk pengetahuan dan
kemampuannya (Ismet : 2019).
Kognitif adalah suatu proses berpikir berupa kemampuan untuk menghubungkan,
menilai dan mempertimbangkan sesuatu, dapat juga dimaknai sebagai kemampuan untuk
memecahkan masalah atau untuk mencipta karya yang dihargai dalam suatu.
Kebudayaan (Ayu : 2019). Kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampuan
individu untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian atau
peristiwa. Proses kognitif berhubungan dengan tingkat kecerdasan (intelegensia) yang
mencirikan seseorang dengan berbagai minat terutama ditujukan kepada ide-ide belajar.
Setiap individu berpikir menggunakan kemampuan intelegensinya.
Kemampuan intelegensilah yang menentukan tepat tidaknya atau terselesaikan tidaknya
suatu masalah yang sedang dihadapi. Kecerdasan merupakan kemampuan mental tertinggi
yang dimiliki oleh manusia. Kecerdasan harus dikembangkan sedini mungkin sejak anak
dilahirkan dan anak memiliki lebih dari satu potensi yang secara holistik mengacu pada arah
tertentu. Perkembangan kognitif anak dapat dilihat dari apa yang mereka lakukan, yang
didorong rasa ingin tahu yang besar pada diri anak. Kognitif akan berkembang cepat apabila
diberikan rangsangan berupa permainan menggunakan benda—benda ang disukai anak.
Perkembangan kognitif diperlukan untuk pengembangan kemampuan kognitif, misalnya
mengelompokkan, mengenal bilangan, mengenal bentuk geometri, mengenal ukuran,
mengenal konsep ruang, mengenal konsep waktu, mengenal berbagai pola, dan lain-lain yang
bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 butir 14 menyatakan : “Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD)adalah suatu upaya pembinaan yang dilakukan kepada anak sejak lahir
dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pembinaan rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”. Proses pembelajaran pada anak yang dikemas
melalui kegiatan bermain, pendidik harus memperhatikan jenis strategi apa yang sesuai
dengan pengetahuan baru yang akan ditanamkan kepada anak. Pendidik harus mengetahui
tingkat kemampuan dan pengetahuan anak sehingga kegiatan belajar yang dilakukan
disesuaikan dengan kemampuan anak tersebut. Dengan adanya penyesuaian tersebut, maka
tujuan pembelajaran yang direncanakan akan tercapai dengan baik oleh anak (Syahrul.Ismet :
2018).
Kegiatan belajar itu sendiri mesti mendapatkan perhatian yang penuh dari Guru atau
pendidiknya. Dalam perkembangan kognitif melalui bermain, anak-anak dapat memahami
kondisi yang ada disekitarnya, mereka bisa menghargai satu sama lain karena pada proses
bermain itu sendiri dibutuhkan kerjasama antar anggota sehingga menciptakan permainan
serta suasana yang kondusif untuk bermain seraya belajar dan mengembangkan aspek
perkembangan kognitif anak masing-masing.

METODE
Penelitian ini termasuk dalam kategori jenis penelitian studi literatur. Mencari dan
menganalisa referensi teori yang relevan dengan permasalahan yakni Urgensi Bermain
Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini. Studi literatur bisa di dapat dari berbagai
sumber baik artikel jurnal, buku-buku yang membahas topik ini, internet dan perpustakaan.
Penulisan artikel ini juga dilandasi dengan mengamati lingkungan sekitar rumah penulis yang
kebetulan banyak anak-anak serta juga ada TK.
KESIMPULAN
Menurut Smith dan Pellegrini (2008) bermain merupakan kegiatan yang dilakukan
untuk kepentingan diri sendiri, dilakukan dengan cara yang menyenangkan, tidak
diorientasikan pada hasil akhir, fleksibel, aktif dan positif. Di dalam permainan anak tidak
memikirkan hasil akhir karna proses lebih penting dari hasil akhir. Bermain bagi anak usia
dini diartikan sebagai wadah tumbuh kembang anak. Perkembangan kognitif merupakan
dasar bagi kemampuan anak usia dini untuk berpikir. Kognitif merupakan kemampuan
berpikir yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan
suatu kejadian atau peristiwa. Dengan bermain, anak-anak dapat bersosialisasi dan berbaur
dengan lingkungannya serta mengetahui lebih luas mengenai berbagai hal yang belum dia
ketahui sebelumnya. Kemampuan kognitif anak usia dini belum bisa optimal sehingga
perlunya berbagai upaya untuk mengatasi hal tersebut, salah satunya dengan kegiatan
bermain.
Bagi anak usia dini bermain adalah dunianya dan dunianya adalah bermain guna
mengekspresikan setiap kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya, dengan bermain kita
selaku pendidik dan orang tua dapat mengetahui minat dan bakat anak tersebut sehingga kita
dapat mengarahkan apa yang akan dilakukan anak usia dini tersebut. Di dalam bermain anak-
anak harus mendapatkan perhatian yang ekstra dari orang dewasa baik itu guru, ataupun
orang tuanya agar kegiatan bermain anak dapat terkontrol dan menghindari kejadian yang
tidak diinginkan. Dengan bermain anak dapat mengetahui hal-hal baru yang belum di ketahui
sebelumnya, dengan bermain anak dapat mengenal sedikit demi sedikit mengenai kehidupan
di lingkungannya dan dunia. Dengan bermain anak-anak dapat belajar tentang nilai gotong
royong dan saling tolong menolong dan bisa berinteraksi dan bersosialisasi baik dengan
lingkungan dan anak-anak lain disekitarnya.(Djuwita, 2018).
Teori perkembangan kognitif dikembangkan oleh Jean Piaget seorang psikolog Swiss
yang hidup tahun 1896-1980. Teori ini memberikan banyak konsep utama dalam lapangan
psikologi perkembangan dan berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan, bagi
Piaget berarti kemampuan untuk secara lebih tepat mempresentasikan dunia dan melakukan
operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan. Dengan bermain anak
dapat mengembangkan kemampuan kognitifnya, memahami kondisi yang ada disekitarnya,
mereka bisa menghargai satu sama lain karena pada proses bermain itu sendiri dibutuhkan
kerjasama antar anggota sehingga menciptakan permainan serta suasana yang kondusif untuk
bermain seraya belajar dan mengembangkan aspek perkembangan kognitif anak masing-
masing.
DAFTAR PUSTAKA

Djuwita, W. (2018). Urgensi Bermain Sebagai Stimulasi Perkembangan Otak dan Solusi
Mengatasi Kekerasan (Child Abuse) dalam Pertumbuhan dan Perkembangan Anak.
Qawwam, 12(1), 40–60. https://doi.org/10.20414/qawwam.v12i1.750
Raihana, R. (2018). Urgensi Sekolah Paud Untuk Tumbuh Kembang Anak Usia Dini.
Generasi Emas, 1(1), 17. https://doi.org/10.25299/ge.2018.vol1(1).2251

You might also like