You are on page 1of 8

Mekanika Teknik II

4. Analisis Struktur rangka batang metode kesetimbangan titik


buhul
Metoda kesetimbangan titik simpul menggunakan prinsip kestabilan,
dimana suatu titik buhul akan bersifat stabil jika jumlah komponen gaya
di dalam taitik simpul tersebut sama dengan nol, atau ΣFx = 0, ΣFY = 0,
ΣM = 0. Dengan begitu gaya batang pada titik simpul tersebut dapat
ditentukan besarnya.
Penentuan gaya tarik atau gaya tekan mengikuti kesepakatan seperti
padametode Cremona, dimana batang akan berupa batang tarik ketika
gaya yang bekerja menjauhi titik buhul, dan akan berupa batang tekan
ketika gaya yang bekerja mendekati titik buhul.

95
Mekanika Teknik II

Contoh soal:
P4 = 30 KN

H
P3 = 20 KN P5 = 20 KN

4
M M
4
11
8

E I
9 10

P2 =20 KN 7 P6 = 20 KN

13 4
M M
4

G
12
4 5 F 14 16

C 15
J
6
P1 = 20 KN P7 = 20 KN
3 17
4
K
M M
1
4
D 19
18
2

A B

Gambar 5.28. Contoh soal perhitungan gaya batang metode titik buhul

Penyelesaian dengan metode kesetimbangan titik buhul:


a. Pemeriksaan kestabilan rangka batang sama dengan langkah pada
metode Cremona, yaitu:
n=2J–R
19 = 2 x 11 – 3
19 = 19 (ok)
b. Penentuan besarnya reaksi tumpuan sama dengan langkah pada
metode Cremona, yaitu:

RA  RB 
 p  7  20  70kN
2 2
c. Perhitungan dimulai dari simpul A
Arah gaya F1 dan F2 di
P1=20 kN F1 15° dalam gambar 29 adalah
F1y asumsi awal.
F2y F2
F1x = F1 . Cos 45
F1x 30°
F1y = F1 . Sin 45
F2
x F2x = F2 . Cos 30
RA = 70 kN F2y= F2 . Sin 30
Gambar 5.29. Penguraian gaya simpul A

96
Mekanika Teknik II

RA + F1y + F2y– P1 = 0
70 + F1y + F2y– 20 = 0
F1y + F2y = -50 kN
F1 . Sin 45 + F2 . Sin 30 = -50
0,707 F1 + 0,5 F2 = -50 ....(1)

F1x + F2x = 0
F1x= - F2x
F1 . Cos 45 = - F2 . cos 30
0,707 F1 = - 0,866 F2
F1 = - 1,225 F2 ....(2)
Masukkan persamaan (2) ke dalam persamaan (1):
0,707 F1 + 0,5 F2 = -50
0,707 (-1,225F2) + 0,5F2 = -50
0,866F2 + 0,5F2 = -50
1,366F2 = -50
F2 = 36,60 kN (gaya tarik)
Hasil F2 dimasukkan ke dalam persamaan (2) sehingga diperoleh:
F1 = - 1,225 F2
F1 = -1,225 x 36,6
F1 = - 44,80 kN
F1 bernilai negatif (-) yang berarti arah gaya yang sebenarnya
berlawanan dengan asumsi awal. Pada gambar 29 tampak bahwa
gaya F1 diasumsikan sebagai gaya tarik (menjauhi titik buhul).
Karena hasil yang diperoleh negatif, maka sebenarnya gaya yang
bekerja pada batang 1 adalah gaya tekan (arah gaya menuju titik
buhul).

97
Mekanika Teknik II

d. Perhitungan gaya simpul C


Arah gaya F3 dan F4 di
P2=20 F4y dalam gambar 30 adalah
kN F4 45° asumsi awal.
F1x F4
F3x = F3 . Cos 45
F1 x
F3x
45° F3y = F3 . Sin 45
F3y
F1y F3 F4x = F4 . Cos 45
F4y= F4 . Sin 45
Gambar 5.30. Penguraian gaya simpul C

F1y – F3y + F4y – P2 = 0


(44,8 . Sin 45) – F3y + F4y - 20 = 0
– F3y + F4y = -31,678 + 20
– F3y + F4y = -11,678
-0,707 F3 + 0,707 F4 = -11,678....(1)

F1x + F3x + F4x = 0


(44,8 . Cos 45) + F3x + F4x = 0
F3x + F4x = - 31,678
0,707 F3 + 0,707 F4 = - 31,678....(2)
Gabungkan persamaan (2) dan persamaan (1):
-0,707 F3 + 0,707 F4 = -11,678....(1)
0,707 F3 + 0,707 F4 = - 31,678....(2) +
1,414 F4 = - 43,356
F4 = - 30,66 kN
Masukkan nilai F4 ke dalam persamaan (1), sehingga diperoleh:
-0,707 F3 + 0,707 F4 = -11,678
-0,707 F3 + 0,707 . (-30,66) = -11,678
-0,707 F3 = 9,998
F3 = -14,14 kN

98
Mekanika Teknik II

F3 dan F4 bernilai negatif (-) yang berarti arah gaya yang sebenarnya
berlawanan dengan asumsi awal. Pada gambar 30 tampak bahwa gaya
F3 dan F4 diasumsikan sebagai gaya tarik (menjauhi titik buhul).
Karena hasil yang diperoleh negatif, maka sebenarnya gaya yang
bekerja pada batang 3 dan batang 4 adalah gaya tekan (arah gaya
menuju titik buhul).
e. Perhitungan gaya simpul D
Arah gaya F5 dan F6 di
dalam gambar 31 adalah
F3y F5y F5 asumsi awal. Sedangkan
30°F6
F3 arah gaya F2 dan F3
F6 disesuaikan dengan hasil
45° 30°
F3x y F5x perhitungan sebelumnya.
F2x 30° F6 F5x = F5 . Cos 60
x
F2y F6x = F6 . Cos 30

F2 F5y = F5 . Sin 60
F6y= F6 . Sin 30
Gambar 5.31. Penguraian gaya simpul D

-F2y – F3y + F5y + F6y = 0


(-F2 . Sin 30) – (F3 . Sin 45) + F5y + F6y = 0
(– 36,6 . 0,5) – (14,14 . 0,707) + F5y + F6y = 0
F5y + F6y = 19,3
0,866 F5 + 0,5 F6 = 19,3....(1)

-F2x + F3x + F5x + F6x = 0


(-F2 . Cos 30) + (F3 . Cos 45) + F5x + F6x = 0
(– 36,6 . 0,866) + (14,14 . 0,707) + F5x + F6x = 0
F5x + F6x = 21,7
0,5 F5 + 0,866 F6 = 21,7....(2)

99
Mekanika Teknik II

Gabungkan persamaan (2) dan persamaan (1):


0,866 F5 + 0,5 F6 = 19,3....(1) x 0,866 0,750 F5 + 0,433 F6 = 16,71
0,5 F5 + 0,866 F6 = 21,7....(2) x 0,5 0,250 F5 + 0,433 F6 = 10,85+
0,5 F5 = 5,86
F5 = 11,72 kN (tarik)
Masukkan nilai F5 ke dalam persamaan (1), sehingga diperoleh:
0,866 x (11,72) + 0,5 F6 = 19,3
0,5 F6 = 19,3 – 10,15
0,5 F6 = 9,15
F6 = 18,3 kN (tarik)
f. Perhitungan gaya simpul E
Arah gaya F7 dan F8 di dalam
F8 gambar 32 adalah asumsi awal.
P3=20 F8y Sedangkan arah gaya F4 dan F5
kN 45°
F8 mengikuti hasil perhitungan
F4x
x 45° sebelumnya (F4 tekan dan F5
F5x F7x
tarik).
30° F7y F7x = F7 . Cos 45
F4 F4y F7 F8x = F8 . Cos 45
F7y = F7 . Sin 45
F5 F5y F8y = F8 . Sin 45
Gambar 5.32. Penguraian gaya simpul E

F4y – F5y – F7y + F8y – P3 = 0


(F4 . Cos 45) – (F5 . Cos 30) - F7y + F8y – 20 = 0
(30,66 . 0,707) – (11,72 . 0,866) - F7y + F8y – 20 = 0
- F7y + F8y = 8,473
-0,707 F7 + 0,707 F8 = 8,473....(1)

100
Mekanika Teknik II

F4x – F5x + F7x + F8x = 0


(30,66 . Sin 45) - (11,72 . Sin 30) + F7x + F8x = 0
(30,66 . 0,707) – (11,72 . 0,5) + F7x + F8x = 0
F7x + F8x = - 15,816
0,707 F7 + 0,707 F8 = - 15,816....(2)
Gabungkan persamaan (2) dan persamaan (1):
-0,707 F7 + 0,707 F8 = 8,473.......(1)
0,707 F7 + 0,707 F8 = - 15,816....(2) +
1,414 F8 = - 7,343
F8 = - 5,193 kN
Masukkan nilai F4 ke dalam persamaan (1), sehingga diperoleh:
-0,707 F7 + 0,707 F8 = 8,473
-0,707 F7 + 0,707 . (-5,193) = 8,473
-0,707 F7 = 12,145
F7 = -17,17 kN
F7 dan F8 bernilai negatif (-) yang berarti arah gaya yang sebenarnya
berlawanan dengan asumsi awal. Pada gambar 32 tampak bahwa
gaya F7 dan F8 diasumsikan sebagai gaya tarik (menjauhi titik
buhul). Karena hasil yang diperoleh negatif, maka sebenarnya gaya
yang bekerja pada batang 7 dan batang 8 adalah gaya tekan (arah
gaya menuju titik buhul).
g. Perhitungan gaya simpul F
Arah gaya F9 dan F12 di dalam
F9 gambar 33 adalah asumsi awal.
y Sedangkan arah gaya F6 dan F7
F7y F9
mengikuti hasil perhitungan
F7 y 75° sebelumnya (F6 tarik dan F7
F9x F12 tekan).
F6x F7x
F9x = F9 . Cos 75 F9y = F9 .
Sin 75
Gambar 5.33. Penguraian gaya simpul F

101
Mekanika Teknik II

F9y – F7y – F6y = 0


(F9 . Sin 75) – (F7 . Sin 45) – (F6 . Sin 30) = 0
(F9. 0,966) – (17,17 . 0,707) – (18,3 . 0,5) = 0
0,966F9 = 12,139 + 9,150
0,966F9 = 21,289
F9 = 22,04 (tarik)

-F6x + F7x + F9x + F12 = 0


– (F6 . cos 30) + (F7 . cos 45) + (F9 . Cos 75) + F12 = 0
-(18,3 . 0,866) + (17,17 . 0,707) + (22,038 . 0,259) + F12 = 0
F12 = 15,848 – 12,139 – 5,708
F12 = -2,00
F12 bernilai negatif (-) yang berarti arah gaya yang sebenarnya
berlawanan dengan asumsi awal. Pada gambar 33 tampak bahwa gaya
F12 diasumsikan sebagai gaya tarik (menjauhi titik buhul). Karena
hasil yang diperoleh negatif, maka sebenarnya gaya yang bekerja pada
batang 12 adalah gaya tekan (arah gaya menuju titik buhul).
h. Karena struktur rangka berbentuk simetris, begitu juga beban
yang bekerja tipikal, maka besarnya gaya-gaya batang di sisi
kanan dan sisi kiri akan sama. Dengan demikian, maka
perhitungan gaya batang cukup dilakukan pada satu sisi saja.
i. Langkah terakhir, invetarisir besarnya gaya masing-masing
batang dari hasil perhitungan di atas. Data yang diperoleh
ditampilkan dalam bentuk tabel
No batang Besar Gaya (kN) Tarik / tekan
1 44, 80 tekan
2 36,60 tarik
3 14,14 tekan
4 30,66 tekan
5 11,72 tarik
6 18,30 tarik
7 17,17 tekan
8 5,19 tekan
9 22,04 tarik
12 2,00 tekan

102

You might also like