" REFLEKSI KE- ANSOR AN:
SEMBILAN LEVEL MILITANSI KADER "
Disampakan pada acara PKL PC GP Ansor Banyuwangi
Oleh :
Abd. Rafiq, peserta PKL PC GP Ansor Banyuwangi. Delegasi
Waka Bidang Kaderisasi Pac. Gp Ansor Muncar - Banyuwangi
kk
Assalamualaikum wr. wb.
Bismillahirrahmanirrahim
Salam Gerakan Pemuda Ansor
Wa bijaahi karomatil auliya wassyuhada
Wa bikaramatil auliyai muassisi jamiiyyah nahdlatil ulama, al
fatihah
Ber- Ansor semangatnya satu, bagaimana kemudian dengan
ber-Ansor kita semakin menemukan jati diri, tahu akan siapa
kita sebenarnya. Dengan ber-Ansor kita semakin bermanfaat
dan berfaedah.
Ber-Ansor semangatnya satu lagi, bagaimana dengan ber-
ansor kita semakin tahu maksud dan tujuan akan
keberadaan kita sebagai manusia, semakin tahu maksud dan
tujuan akan keberadaan kita sebagai 'mandataris Tuhan fiil
ardh’_semakin tahu maksud dan tujuan kita sebagai
Khalifatullah Fiil Ardh !. Dan seberapapun mampu
memahami tujuan akan keberadaan kita, ketika dicipta
sebagai manusia tak lain tujuannya hanya untuk berkhidmah
dan beribadah.
MENGINGAT;
Pertama, keberadaan kita sebagai Kader Gerakan PemudaAnsor dengan segala kompleksitas dinamika yang ada, baik
dinamika dari sisi kultul, sosial budaya maupun dinamika
dalam kehidupan lainnya memaksa kita bagaimana
kemudian mampu memahami dari setiap materi Pelatihan
Kepemimpinan Lanjutan yang kemudian disingkat dengan
PKL, mulai dari bagaimana materi Geneologi dan Peran
Kesejarahan NU dari Masa ke Masa yang tak bisa dipungkiri
akan eksistensi catatan sejarah nya. Kemudian bagaimana
kita memiliki ketajaman analisa, cakap dalam hal
intelegensia. Mampu memetahkan gerakan islam intolerans
yang pada prosesnya kita mampu memberikan solusi-solusi
terbaik demi utuhnya NKRI dan masih banyak yang sudah
tersampaikan dari sekian materi, semoga semua barokahi.
Tak lain dan tak bukan, materi tersampaikan sebagai bekal
kita bergerak dan melangkah.
Kedua, keberadaan kita yang hari ini berdiri. Duduk bersama
sebagai kader gerakan pemuda Ansor tidak serta merta
seperti yang kita lihat dan rasakan saat ini, ada serangkaian
perjuangan-perjuangan sebagaimana tersampaikan di materi
PKL yang perlu terus kita pahami, yang pada akhirnya
bagaimana merawat dan menjaga eksistensi legesi atau
warisan ini agar tidak pupus dan mengulang dari awal lagi.
keberadaan kita yang hari ini berdiri. Duduk bersama sebagai
peserta Pelatihan Kepemimpinan Lanjutan, ini bukan suatu
kebetulan. Dan untuk itu yakinlah sahabat, siapapun
orangnya ketika di takdir berkhidmat di Ansor pasti diantara
leluhur kita ada yang pernah nyantri langsung pada Mbah
Hasyim Asy‘ari.
Ketiga, mengingat akan visi misi gerakan pemuda Ansor;mensyaratkan harus berbanding lurus atau sebanding dan
seimbang dengan upaya kita untuk kemudian terus
menggelindingkan dan mensyiarkan dibanyak kesempatan
guna tercapainya cita-cita hijaunya Nusantara, _Misionaris -
Ideologis.
Tidak ketinggalan satu hal penting yang perlu kita tiru dan
apresiasi, bagaimana team instruktur PW GP Ansor Jawa
Timur akan totalitas beliau semua mengawal demi
stabilisasi lancarnya acara. Sekalipun mungkin lelah dan
letih, kendatipun beliau tetap menahan diri, tak mengurangi
sedikitpun semangatnya, berjibaku dengan rundown acara
hingga akhir materi. Team instruktur juga mengajarkan pada
kita bahwa Pelatihan Kepemimpinan Lanjutan tidak hanya
berbicara tentang bagaimana peserta di tempa secara
intelektual akan tetapi juga perlunya penempaan diri dari
segi spritual, terbukti dari kegiatan mujahadah beserta sholat
berjamaah dan sekian amaliyah Aswaja An Nahdliyyah
lainnya. Semoga beliau semua diberikan kesehatan sehingga
terus bisa mengawal jenjang kaderisasi Pelatihan
Kepemimpinan Lanjutan PC Gp Ansor Se Jawa Timur, amiin.
Maka sahabat-sahabat, secara sadar dan insyaf; tertulis,
terbaca dan terenungi apa yang ingin kami sampaikan pada
kesempatan kali ini.
Kata Militan's - Ideologis
Dalam konteks berorganisasi ialah orang yang atas dasar
prinsip dan nilai-nilai organisasi ada keteguhan tersendiri di
dalam meyakini, tangguh tak kenal kata lelah terus berupaya
dan selalu mencoba dari berbagai cara yang ada demi
terwujudnya tujuan organisasi, bila gagal di satu jalan akanmenggunakan jalan lain dan begitu seterusnya.
_Militan's- Ideologis_
kkeRR
Mari kita berfikir dan refleksi diri sejenak tentang beberapa
level militansi kader yang kemudian kami sebut "sembilan
level militansi";
Ketika kemudian seseorang atas nama kader menyadari
perlunya menjadi akademisi lulus dengan nilai tinggi. Mampu
menyelesaikan jenjang akademiknya dengan predikat
cumlaude. Dari predikat itu bisa menduduki posisi-posisi
tertentu lantas menghasilkan pundi-pundi rupiah, dari
penghasilan itu bisa memenuhi banyak kebutuhannya baik
kebutuhan pribadi beserta keluarganya. Itu baru berfikir
militansi kader level satu.
Perlunya mengaktualisasikan, mengkristalkan. Menancapkan
visi misi yang ada, itu masih bertindak militansi kader level
dua. Tergerak mau menginspirasi dan memotivasi orang lain
sehingga orang mau bergerak dimana orang tersebut
sebenarnya tahu tidak ada bayaran di organisasi ini, itu
militansi kader level tiga,
_ inspiratif - motivatif _
Mau memikirkan persoalan sesama yang kompleks dan
saling terintegrasi satu dengan lainnya tak jarang adanya
ketersinggungan antar satu dengan satunya itu militansi
kader level empat. Mau kemudian memperjuangkan visi misi
demi bangkit, tegak dan jayanya keberlangsungan organisasi
ini ila yaumil qiyamah itu baru berfikir militansi kader level
lima.Kemudian bila kebangkitan dan kejayaan didasari pada
sebuah ideologi dan faham yang khas ahlussunnah wal
jama’ah an nahdliyyah itu militansi kader level enam.
Ketika faham ahlussunnah wal jama‘ah an nahdliyyah benar-
benar mengilhami disetiap kehidupan kita sehari-hari atas
nama kader; Bagaimana beragama sesuai dengan
tuntutunan. Berbangsa,_ bertetangga _. Bernegara
mengedapankan etika dan moral. Apapun pekerjaan
pahamnya tetap aswaja an nahdliyyah. Yang karyawan tetap
ber aswaja, pengusaha pun begitu juga. Yang memiliki anak
didik apa lagi, sampai ke yang petani dan nelayan tak
sebagai manhajul fikr wal harakah. Hal demikian baru masuk
militansi kader level tujuh, aswaja an nahdliyyah way of life,
aswaja an nahdliyyah sebagai pandangan hidup.
Kalau ideologi dan faham dibangun dari sebuah aqidah yang
akan membawa kebahagiaan dunia dan akhirat. Menyakini
bahwa ber- ansor. Ber- NU merupakan jalan yang bisa
mengantarkan pada Surga Nya. Menyelamatkan diri dari
Neraka Nya. Itu militansi kader level delapan.
Dan terakhir, ketika keyakinan berlandaskan aqidah yang
mampu mengantarkan pada pertemuan-pertemuan yang
abadi, dipertemukannya kembali kita bersama anak turun
kita beserta para leluhur, para masyaayikh dan guru-guru
kita, pertemuan dengan sudah terangkatnya hijab dari
pandangan kita dengan Rabb sang Pencipta. Itu baru
militansi kader level sembilan.Lantas, apakah kita masih menungguh sampai pada level
militansi ditingkat tertentu sehingga kita mau
mengendapkan diri di barisan gerakan pemuda ansor !?.
Sementara untuk bisa disebut Kader Ansor ada batasan-
batasan umur, ada regulasi dan peraturan-peraturan yang
mengikat secara legitimit seseorang bisa disebut kader
gerakan pemuda ansor.
Sahabat-sahabat Gerakan Pemuda Ansor.
Terkadang kita menyadari, bahwa bergabung di barisan
gerakan pemuda Ansor untuk mendakwahkan nilai-nilai
islam ahlussunnah wal jama’ah an nahdliyyah pada tataran
sekian banyak pemuda itu bukan persoalan yang mudah.
Kalau kita ingin membangun gedung saja sekalipun itu
megah kita perlu arsitek, kita perlu tukang, kita perlu sekian
macam material yang ada. Maka membangun demi tegak
dan jayanya gerakan pemuda ansor kita memerlukan
segalanya. Kita memerlukan pemuda dari berbagai kalangan
tanpa melihat status dan latar belakangnya. Kita
memerlukan santri-santri Kyai alumni pesantren. Kita
memerlukan santri-santri Kyai yang ada di gang-gang
perkampungan dan yang berada di gardu perempatan.
Sebab itu sahabat-sahabatku, kalau panjenengan adalah
santri-santri yang sudah menjadi pribadi ‘aliim, cerdik
cendikia dan intelektual dengan tetap berada dan istiqomah
dibarisan gerakan pemuda ansor, fainsyaallah akan lebih
berintelektual.
Kalau panjenengan terbilang santri yang memiliki
keberkahan dari kekayaan yang dimiliki dengan tetap berada
dan istiqomah dibarisan gerakan pemuda ansor, fainsyaallahkekayaan panjenengan akan lebih berkah.
Oleh sebab itu sahabat-sahabat sekalian.
Mari kita bersama-sama, berjuang bersama-sama kita
buktikan bahwa kita adalah kader-kader NU terbaik melalui
proses di barisan gerakan pemuda ansor.
"Maka Dalam Proses Ini Kita Jalankan Sebaik - Baiknya Atas
Nama Kader "
"Walau Terkadang Disetiap Proses Mungkin Saja Ditemukan
Kelemahan dan Kesalahan Hal Itu Yang Perlu Kita Maklumi
Dan Benahi Bersama "
Semoga Allah Azza Wajall memberkati hidup kita dunia
akhirat, amiin ya rabbal alamiin.
Terakhir;
Wallahul muwaffiq ila aqwamit-tharieq
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh