You are on page 1of 7

LAPORAN PENDAHULUAN

KETUBAN PECAH DINI

DI RUANG VK RSU KUMALA SIWI MIJEN KUDUS

Disusun oleh :

Herlambang Gilang Wicaksono

212019010060

D3 KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

TAHUN AJARAN 2021/2022

A. Pengertian
Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya/rupturnya selaput amnion sebelum dimulainya
persalinan yang sebenarnya atau pecahnya selaput amnion sebelum usia kehamilannya
mencapai 37 minggu dengan atau tanpa kontraksi.(mitayani,2011.buku keperawatan
maternitas,hal:74).

Ketuban pecah dini adalah keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan
berusia 22 minggu sebelum proses persalinan berlangsung dan dapat terjadi pada
kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu maupun kehamilan aterm.
(saifudin,2012)

Ketuban dinyatakan pecah dini bila terjadi sebelum proses persalinan berlangsung. Ketuban
pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membrane atau meningkatnya
tekanan intra uterin atau oleh kedua faktor tersebut. Berkurangnya kekuatan mambran
disebabkan adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina serviks. (Sarwono Prawiroharjo,
2011)

Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum in partu, yaitu bila pembukaan primi
kurang dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 5 cm. (Sarwono Prawirohardjo, 2010)

B. Etiologi
Walaupun banyak publikasi tentang KPD, namun penyebabnya masih belum diketahui dan
tidak dapat ditentukan secara pasti. Beberapa laporan menyebutkan faktor-faktor yang
berhubungan erat dengan KPD, namun faktor-faktor mana yang lebih berperan sulit
diketahui. Kemungkinan yang menjadi faktor predesposisi adalah:

1. Infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban maupun asenderen dari vagina
atau

infeksi pada cairan ketuban bisa menyebabkan terjadinya KPD.

2. Servik yang inkompetensia, kanalis sevikalis yang selalu terbuka oleh karena kelainan
pada
servik uteri (akibat persalinan,curetage).

3. Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara berlebihan (overdistensi
uterus)

misalnya trauma, hidramnion gemelli. Trauma oleh beberapa ahli disepakati sebagai
faktor

predisisi atau penyebab terjadinya KPD. Trauma yang didapat misalnya hubungan
seksual,

pemeriksaan dalam, maupun amnosintesis menyebabakan terjadinya KPD karena


biasanya

disertai infeksi.

4. Kelainan letak, misalnya sungsang, sehingga tidak ada bagian terendah yang menutupi
pintu atas

panggul (PAP) yang dapat menghalangi tekanan terhadap membran bagian bawah.

5. Faktor lain

a. Faktor golongan darah

b. Akibat golongan darah ibu dan anak yang tidak sesuai dapat menimbulkan kelemahan

bawaan termasuk kelemahan jaringan kulit ketuban.

c. Faktor disproporsi antar kepala janin dan panggul ibu.

d. Faktor multi graviditas, merokok dan perdarahan antepartum.

C. Manifestasi Klinis

• Keluarnya air ketuban warna putih keruh, jernih, kuning, hijau atau kecoklatan

sedikit-sedikit atau sekaligus banyak

• Dapat disertai demam bila sudah ada infeksi


• Janin mudah diraba

• Pada periksa dalam selaput ketuban tidak ada, air ketuban sudah kering

• Inspeksi : Tampak air ketuban mengalir, atau selaput ketuban tidak ada air dan

ketuban sudah kering.

• Bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung janin bertambah cepat

merupakan tanda-tanda infeksi yang terjadi.

(Buku asuhan patologi kebidanan, sujiyatini, 2012, hal:14)efisiesnsi gizi dari


tembaga atau asam askorbat (Vitamin C).

D. Patofisiologi
Infeksi dan inflamasi dapat menyebabkan ketuban pecah dini dengan menginduksi
kontraksi uterus dan atau kelemahan fokal kulit ketuban . Banyak mikroorganisme
servikovaginal, menghasilkan fosfolipid C yang dapat meningkatkan konsentrasi secara local
asam arakidonat, dan lebih lanjut menyebabkan pelepasan PGE2 dan PGF2 alfa dan
selanjutnya menyebabkan kontraksi miometrium . Pada infeksi juga dihasilkan produk
sekresi akibat aktivitas monosit/makrofag , yaitu sitokrin, interleukin 1 , factor nekrosis
tumor dan interleukin 6. Platelet activating factor yang diproduksi oleh paru-paru janin dan
ginjal janinyang ditemukan dalam cairan amnion , secara sinergis juga mengaktifasi
pembentukan sitokin. Endotoksin yang masuk kedalam cairan amnion juga akan
merangsang sel-sel disidua untuk memproduksi sitokin dan kemudian prostaglandin yang
menyebabkan dimulainya persalinan.

Adanya kelemahan local atau perubahan kulit ketuban adalah mekanisme lain terjadinya
ketuban pecah dini akibat infeksi dan inflamasi . Enzim bacterial dan atau produk host yang
disekresikan sebagai respon untuk infeksi dapat menyebabkan kelemahan dan rupture kulit
ketuban .Banyak flora servikoginal komensal dan patogenik mempunyai kemampuan
memproduksi protease dan kolagenase yang menurunkan kekuatan tenaga kulit
ketuban.Elastase leukosit polimorfonuklear secara spesifik dapat memecah kolagen tipe III
papa manusia, membuktikan bahwa infiltrasi leukosit pada kulit ketuban yang terjadi karena
kolonisasi bakteri atau infeksi dapat menyebabkan pengurangan kolagen tipe III dan
menyebabkan ketuban pecah dini.

Enzim hidrolitik lain , termasuk katepsin B , katepsin N, kolagenase yang dihasilkan netrofil
dan makrofag , nampaknya melemahkan kulit ketuban . Sel inflamasi manusia juga
menguraikan aktifator plasminogen yang mengubah plasminogen menjadi plasmin ,
potensial , potensial menjasi penyebab ketuban pecah dini.
E. PATHWAYS

FAKTOR PREDISPOSISI
Serviks inkompeten hidroamnion herediter bakteri
usia tua

Dinding ketuban kadar ketuban vitamin c infeksi


selaput ketuban
bawah naik meningkat kurang genetalia

Selaput ketuban Respon Inflamasi


overditensi uterus
over ditensi (magcrofag)

membran
chomniotikrusak Iritasi membran
choriomniotik

KPD
Pramatur Aterm

Cairan Ketuban
Oligohidromnion Kompresi muka &
Merembes
badan janin

Air ketuban lepas Menekan tali pusar


Syndrom Hipoplasi
deformitas pulmoner
Ory labor Pelindung janin Hipoksia janin
tidak ada

Ofstress janin Pneumonia


Kurang Interaksi
pengetahuan langsung intra
amnion dg
daerah luar
ansietas

Risiko infeksi
F. penatalaksanaan
- pertahankan kehamilan sampai cukup matur ,khususnya maturitas paru sehingga
mengurangi kejadian kegagalan perkembangan paru yang sehat .

- terjadi infeksi dalam rahim ,yaitu koriomionitis yang menjadi pemicu sepsis,meringitis janin
dan persalinan prematuritas .

- dengan perkiraan janin sudah cukup besar dan persalinan diharapkan berlangsung dalam
waktu 72 jam dapat diberikan kortikosteroid sehingga kematangan paru janin dapat
terjamin .

- pada kehamilan 24 sampai 32 minggu yang menyebabkan menunggu berat janin


cukup ,perlu dipertimbngkan untuk melakukan induksi persalinan ,dengan kemungkinan
janin tidak dapat diselamtkan

G. pengkajian fokus
- pola kebutuhan eliminasi

- pola kebutuhan nutrisi

- pola kebutuhan nutrisi

- pola kebutuhan aktivitas

- pola kebutuhan personal hygiene

- pola kebutuhan istirahat

- pola kebutuhan aman dan nyaman

- pola kebutuhan seksusalitas

- pola kebutuhan konsep diri

H. Diagnosa keperawatan
1. nyeri akut berhubungan dengan agens cidera biologis (tekanan uterus)

2.ganguan pola tidur kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan perubahan jadwal
tidur/bangun yang sering
REFERENSII

-MITAYANI,2011(BUKU KEPERAWATAN MATERNITAS.HAL:711)

-DEPKES(2012).PELATIHAN KLINIK ASUHAN KEPERAWATAN .JAKARTA.VSAID

-MOCHTAR.RUSTAM.2018.SINOPSIS OBSTETRI EDISI JILID 2.JAKARTA:GRAMEDIA

You might also like