Professional Documents
Culture Documents
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahan Go Publik Indonesia
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahan Go Publik Indonesia
ABSTRACT
This research aim is to give an empiric evidence whether cash position, growth, firm
size, debt to equity ratio, and profitability have significant influence to dividend payout ratio
partially and simultaneously. The independendt variables are cash position, growth, firm size,
debt to equity ratio, and profitability, meanwhile the dependendt variable is dividend payout
ratio (DPR). The type of this research is description method which means a correlation
research with quantitative approach.
The object of this research is Bursa Efek Indonesia. The boundary is financial
management, with the specification is discussing the about the making of company’s dividend
roles. The aspect of this research is limited only to all the go public companies which have DPR
higher than zero (DPR>0). In choosing the sample, this research uses purposive sampling
method or olso mentioned as judging sampling method. The samples are 25 companies. This
research use the secondary data with ratio scale.
The data analisis has 95% significant level of believing. The first hypotesis uses multiple
regression analisys method and exemine the independent variables simultaneously and the
second hypothesis uses simple regression analisys method and examine the independent
variable partially. The result of this reseach is cash position, growth, firm size, debt to equity
ratio, and profitability have significant influence to dividend payout ratio simultaneously.
Partially, cash position, and growth have significant influence to dividend payout ratio.
Keyword : Cash Position, Growth, Firm Size, Debt To Equity Ratio, Profitability
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang, Tujuan dan Rumusan saham, tetapi kedua tujuan tersebut selalu
Masalah bertentangan. Sebab apabila menejemen
Kebijakan dividen (dividend policy) perusahaan memilih untuk membagikan laba
adalah berhubungan dengan penentuan bersih setelah pajak sebagai dividen, maka
keputusan apakah laba bersih setelah pajak akan mengurangi laba ditahan yang akhirnya
(profit after tax) yang diperoleh perusahaan mengurangi total sumber dana internal
akan dibagikan kepada pemegang saham (internal financing). Sebaliknya, jika
sebagai dividen atau akan ditahan dalam menejemen perusahaan memilih untuk
bentuk laba ditahan (retearned earning ) guna menahan laba yang diperoleh, maka
pembiayaan investasi dimasa yang akan da- kemapuan perusahaan dalam pembentukan
tang. Laba ditahan merupakan salah satu dari dana intern akan semakin besar.
sumber dana yang paling penting untuk mem- Kebijakan terhadap dividen
biayai pertumbuhan perusahaan, sedangkan perusahaan selalu mengakibatkan
dividen merupakan aliran kas yang dibayar- pertentangan dua pihak yang berkepentingan,
kan kepada pemegang saham (Atmaja, 1999). yaitu kepentingan para pemegang saham
Setiap perusahaan selalu mengingin- dengan dividennya, dan kepentingan
kan adanya pertumbuhan (growth) bagi perusahaan dengan laba ditahannya.
perusahaan, dan juga dapat membayar Disamping itu, juga kepentingan kreditur
dividen secara konsisten kepada pemegang
kecilnya DPR, tetapi ditentukan oleh laba saham turun, (Sjahrial, 2008:313). Fenomena
bersih sebelum pajak dan resiko bisnis, ini dapat dianggap sebagai bukti bahwa para
dengan demikian kebijakan dividen investor lebih menyuka dividen daripada
sebenarnya tidak relevan dipersoalkan. Teori capital gains. Menurut MM dalam Brigham
ini didukung oleh Brigham dan Houston dan Houston (1998) mengatakan bahwa suatu
(1998) yang mengatakan bahwa kebijakan kenaikan dividen lebih besar dari yang
dividen tidak mempunyai pengaruh baik sebelumnya merupakan suatu sinyal kepada
terhadap nilai perusahaan maupun biaya investor bahwa manajemen perusahaan
modalnya. meramalkan suatu penghasilan yang baik
Beberapa ahli menentang pendapat dimasa yang akan datang. Sebaliknya,
Modigliani dan Miller, dengan alasan asumsi- penurunan dividen atau kenaikan dividen
asumsi yang dikemukakan Modigliani dan dibawah kenaikan normal diyakini investor
Miller sangat lemah. Karena pada praktiknya sebagai suatu sinyal bahwa perusahaan
pasar modal sempurna sulit ditemui, biaya menghadapi masa sulit dimasa yang akan
emisi saham baru pasti ada, pajak pasti ada, datang.
kebijakan perusahaan pasti berubah-ubah,
(Atmaja, 1999) 2.3.5 The Clientele Effect
Teori ini menyatakan bahwa
2.3.2 The Bird in The Hand Theory kelompok (clientele) pemegang saham yang
Teori ini dicetuskan oleh Gordon dan berbeda-beda akan memiliki preferensi yang
Lintner yang menyatakan bahwa biaya berbeda terhadap kebijakan dividen
modal sendiri perusahaan akan naik jika DPR perusahaan. Menurut Brigham dan Houston
rendah, karena investor lebih suka menerima (1998:573) mengatakan bahwa ada
dividen dari pada capital gains. Menurut kecenderungan perusahaan untuk menarik
mereka, investor memandang dividend yield jenis investor yang menyukai kebijakan
lebih pasti dari pada capital gains yield, dividen yang didesain oleh perusahaan.
(Sjahrial, 2008). Satu burung di tangan Kelompok pemegang saham yang
(dividen saat ini) lebih berharga daripada membutuhkan penghasilan pada saat ini lebih
seribu burung di udara (capital gains di masa menyukai suatu DPR yang tinggi. Sebaliknya
yang akan datang). Dengan kata lain, investor kelompok pemegang saham yang tidak begitu
lebih menyukai keuntungan dalam bentuk membutuhkan uang pada saat ini lebih senang
dividen daripada keuntungan yang jika perusahaan menahan sebagian besar laba
diharapkan dari kenaikan nilai modal. bersih yang diperoleh. Jika ada perbedaan
pajak bagi individu misalnya orang yang
2.3.3 Tax Differential Theory lanjut usia pajak lebih ringan, maka
Teori ini diajukan oleh Litzenberger kelompok pemegang saham yang dikenai
dan Ramaswamy (Brigham dan Houston, pajak tinggi lebih menukai capital gains
1998:573) dalam Rizki (2006) yang karena dapat menunda pembayaran pajak.
menyatakan bahwa karena adanya pajak Kelompok ini lebih senang jika perusahaan
terhadap keuntungan dividen dan capital membayar dividen kecil, sebaliknya
gains, para investor lebih menyukai capital kelompok pemegang saham yang dikenai
gains karena dapat menunda pembayaran pajak relative rendah justru menyuakai
pajak. Oleh karena itu investor mensyaratkan dividen yang tinggi.
suatu tingkat keuntungan yang lebih tinggi
pada saham yang memberikan dividend yield 2.3.6 Agency Theory
tinggi, dan capital gains yield rendah dari Teori keagenan membahas hubungan
pada saham yang dividend yield rendah, dan antara pemberi kerja (principal) dan penerima
capital gains yield tinggi. amanah (agen/manajemen) untuk
melaksanakan pekerjaan. Kedua belah pihak
2.3.4 Signaling Theory diikat oleh kontrak yang menyatakan hak dan
Ada bukti empiris bahwa jika ada kewajibanya masing-masing. Prinsipal
kenaikan dividen, sering diikuti dengan menyediakan pasilitas dan dana untuk
kenaikan harga saham. Sebaliknya penurunan menjalankan perusahaan, sedangkan
dividen pada umumnya menyebabkan harga manajemen mempunyai kewajiban untuk
berdistribusi normal. Hasil Uji Kolmogorov Cara mendeteksinya adalah dengan melihat
Smirnov dengan pengolahan data SPSS, dapat nilai Variance Inflation Factor (VIF), dan
dilihat pada Tabel 5.2 berikut : Tolerance. Menurut Santoso (2002), pada
umumnya jika VIF lebih besar dari 10, maka
Tabel 5.2 : One-Sample Kolmogorov-Smirnov variabel tersebut mempunyai persoalan
Test
multikolinearitas dengan variabel independen
Absut_1
lainnya, tetapi apabila VIF lebih kecil dari 10,
N 52
berarti tidak terjadi multikolinearitas.
Normal Parametersa Mean 2.5402
Std. Deviation 1.40066
Berdasarkan hasil pengolahan SPSS atas data
Most Extreme Differences Absolute .078
yang dimiliki, diperoleh nilai Tolerance dan
Positive .078
VIF seperti pada tabel 5.3 berikut ini:
Negative -.064
Tabel 5.3 : Pengujian Multikolinieritas
Kolmogorov-Smirnov Z .560 Collinearity Statistics
Asymp. Sig. (2-tailed) .913 Model
Tolerance VIF
a. Test distribution is Normal. (Constant)
Sumber: Hasil olah data SPSS CP_X1 .906 1.104
Growth_X2 .933 1.072
Firm_Size_X3 .752 1.329
Berdasarkan hasil pengujian nilai DER_X4 .723 1.383
Kolmogorov-Smirnov Test sebesar 0,560 Profitability_X5 .913 1.095
dengan tingkat signifikansi 0,913 (> 0,05) hal Dependent Variabel : Return_Y
ini berarti data terdistribusi secara normal. Sumber : Output SPSS
Dari tabel tersebut di atas dapat dilihat bahwa
5.2.1.2 Grafik P-P Plot nilai VIF untuk setiap variabel independent
Berdasarkan Grafik P-P Plot, apabila dalam <10 (lebih kecil dari sepuluh), dan nilai
gambar grafik terdapat titik-titik yang tolerance tidak kurang dari 0,1 (nol koma
menyebar disekitar garis diagonal dan satu), hal ini menunjukkan bahwa tidak
penyebarannya mengikuti arah garis terjadi multikolinearitas dalam model regresi
diagonalnya, berarti data terdistribusi secara yang digunakan dalam penelitian ini.
normal. Hasil uji Grafik P-P Plot dapat dilihat
seperti gambar 5.1 berikut ini: 5.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas dapat dilakukan
dengan cara grafik Scatterplot. Apabila dalam
grafik Scatterplot terlihat titik-titik menyebar
secara acak dan tidak membentuk sebuah
pola tertentu yang jelas serta tersebar baik
diatas maupun dibawah angka nol pada
sumbu Y, ini berarti tidak terjadi heteros-
kedastisitas pada model regresi, tetapi apabila
Gambar 5.1 : Grafik Normalitas Data titik yang ada membentuk pola yang teratur,
berarti telah terjadi heteroskedastisitas. Hasil
Berdasarkan gambar di atas, dapat grafik Scatterplot dengan menggunakan
dilihat bahwa terdapat titik-titik yang SPSS dapat dilihat pada gambar 5.2 berikut :
menyebar disekitar garis diagonal dan
penyebarannya mengikuti arah garis diagonal
tersebut, hal ini menunjukkan bahwa data
terdistribusi secara normal.
Dari grafik Scatterplot tersebut di alat uji statistik metode Fisher (Uji F) dengan
atas dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar tingkat keyakinan (confident level) sebesar 95
secara acak dan tidak membentuk sebuah %. Kriteria pengujian yang digunakan adalah
pola tertentu yang jelas serta tersebar baik apabila Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak; dan
diatas maupun dibawah angka nol pada apabila Fhitung ≤ Ftabel maka Ho dapat diterima.
sumbu Y, hal ini berarti tidak terjadi Hasil Uji F yang dilakukan dapat dilihat
heteroskedastisitas pada model regresi. bahwa nilai Fhitung adalah 7.404 dengan
Selain grafik Scatterplot, untuk menguji tingkat signifikansi 0,000. Untuk menentukan
heteroskedastisitas dapat juga dilakukan nilai Ftabel, terlebih dahulu dihitung derajat
dengan menggunakan Uji Glejser. Uji Glejser pembilang yaitu jumlah variabel-1 (k-1) = (6-
meregresikan nilai absolut residual dengan 1=5), untuk derajat penyebut n-k yaitu jumlah
variabel independennya. Jika nilai t signifikan sampel-k, atau 125-5= 120. Jadi nilai Ftabel
pada taraf alpa <5%, berarti terjadi heteros- dengan derajat pembilang 5, derajat penyebut
kedastisitas, tetapi jika nilai t hitung signi- 120, dengan taraf nyata 5% (0,05) adalah
fikan pada taraf alpa >5%, berarti tidak terja- 2,292, berarti Fhitung > Ftabel, (7,404>2,292)
di heteroskedastisitas pada model regresi. dan nilai signifikansi F lebih kecil dari α 0,05.
Hasil Uji Heteroskedastisitas Uji Glejser Hasil ini menunjukkan bahwa cash position
dengan pengolahan SPSS dapat dilihat bahwa (X1), growth (X2), firm size (X3), debt to equity
tidak terdapat variabel independen yang sig- ratio (X4), dan profitability (X5) secara
nifikan pada taraf alpha < 5 %, atau dengan simultan terdapat pengaruh yang signifikan
kata lain nilai t hitung diatas alpha 5 %, hal terhadap didident payout ratio (Y). Hasil
ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas penelitian ini kontradiksi dengan hasil
pada model regresi. penelitian Hasanul Aswadi Nasution (2004)
yang mengatakan bahwa cash position (X1),
5.2.4 Uji Autokorelasi growth (X2), firm size (X3), debt to equity
Gejala Autokorelasi dapat dideteksi ratio (X4), dan profitability (X5) tidak
dengan menggunakan uji Durbin-Watson berpengaruh signifikan terhadap didident
(DW). Untuk mendeteksi ada tidaknya auto- payout ratio (Y).
korelasi, maka dilakukan pengujian Durbin- Untuk mengetahui apakah secara parsial
Watson (DW). Suatu model regresi bebas dari variabel independen berpengaruh signifikan
autokorelasi apabila nilai Durbin-Watson terhadap variabel dependen dapat dilihat
(DW) berada diantara -2 dan 2 dengan tingkat dengan model regresi yang dapat dibentuk
signifikansi 5%. adalah sebagai berikut:
Berdadasarkan hasil pengolahan data Y = 31.425 + 7.579 X1 – 44.890X2 +
SPSS, nilai Durbin-Watson (DW) dapat 0.5571X3 – 3.634X4 + 14.930X5
dilihat bahwa nilai Durbin-Watson sebesar Hasil uji statistik tersebut di atas
1,685. nilai ini berada diantara -2 dan 2, hal menunjukkan bahwa, secara parsial hanya
ini berarti model regresi bebas dari variabel cash position (X1), dan growth (X2)
autokorelasi. tingkat signifikansi dibawah 0.05. yaitu
masing-masing 0,002 dan 0,000. sedangkan
5.3 Hasil Pengujian Hipotesis varibel independen lainya: firm size (X3), debt
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu
to equity dilakukan
ratio pengujian
(X4), dan kelayakan
profitability (X5suatu
) model regre
dapat dilihat nilai Adjusted R Square sebesar tingkat signifikasinya di atas 0,05. Dengan
0,212. Hal ini menunjukkan bahwa 21,2% demikian daerah penerimaan hipotesis berada
variabel dependen divident payout ratio (Y) diluar daerah penerimaan H0. Hal ini berarti
dapat dijelaskan oleh variabel independen bahwa cash position, growth, firm size, debt
cash position (X1), growth (X2), firm size (X3), to equity ratio, dan profitability secara
debt to equity ratio (X4), dan profitability parsial tidak mempunyai pengaruh yang
(X5), sedangkan sisanya sebesar 78,8% signifikan terhadap dividend payout ratio.
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
dijelaskan oleh model penelitian ini. 5.4 Pembahasan
Untuk menguji apakah parameter koefesien Dari hasil analisis dan pengolahan data yang
Adjusted R Square signifikan atau tidak, dilakukan dapat dibuktikan bahwa secara
maka dilakukan pengujian dengan bantuan simultan cash position, growth, firm size, debt
to equity ratio, dan profitability mempunyai dimasukkan lagi sebagai variabel independen
pengaruh yang signifikan terhadap dividend pada penelitian selanjutnya. Periode data
payout ratio, hasil ini mendukung hipotesis penelitian selanjutnya, disarankan periodenya
penelitian. Tetapi signifikansi variabel lebih panjang lagi untuk mendapatkan hasil
independen terhadap variabel dependen penelitian yang lebih maksimal.
rendah hanya 21,2% sisanya sebesar 78,8% Bagi para investor dan calon investor yang
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak mengharapkan dividen sebagai tujuan
dijelaskan dalam model penelitian ini. investasinya, dapat mempertimbangkan cash
Secara parsial cash position, growth, firm position, dan growth suatu perusahaan
size, debt to equity ratio, dan profitability sebagai salah satu faktor dalam mengambil
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan keputusan investasi.
terhadap dividend payout ratio, hasil ini tidak
mendukung hipotesis penelitian, karena dari DAFTAR PUSTAKA
hasil pengujian yang dilakukan hanya Ang, Robert, The Intelligent Guide To
variabel cash position (X1), dan growth (X2) Indonesian Capital Market,
tingkat signifikansi dibawah 0.05. yaitu Edisi Pertama, Mediasoft
masing-masing 0,002 dan 0,000 sedangkan Indonesia, 1997
varibel independen lainya: firm size (X3), debt Asnawi, Said Kelana, dan Candra Wijaya,
to equity ratio (X4), dan profitability (X5) Riset Keuangan Pengujian-
tingkat signifikasinya di atas 0,05. Hal ini pengujian Empiris, PT. Gramedia
menunjukkan bahwa faktor-faktor yang Pustaka Utama, Jakarta, 2005.
paling dominan diperhatikan oleh para Atmaja, Lukas Setia, Manajemen
pimpinan perusahaan dalam menetapkan Keuangan, Edisi Revisi,
kebijakan dividennya adalah cash position, Penerbit Andi, Yogyakarta, 1999.
dan growth. Brigham, F. Eugene and Joel F. Houston,
Fundamentals of Financial
VI KESIMPULAN DAN SARAN Management, Eight Edition, The
6.1 Kesimpulan Dryden Press, Harcourt Brace
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan College Publishers, New York,
yang telah dikemukakan sebelumnya, maka 1998.
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Campbell, JA and Beranek W, Stock Price
Secara simultan variabel independent: cash Behavior on Ex-Dividend Dates,
position, growth, firm size, debt to equity Journal of Finance, 10:425-429,
ratio, dan profitability mempunyai pengaruh 1995
yang signifikan terhadap variabel dependen: Dermawan Sjahrial, Manajemen Keuangan,
dividend payout ratio. Edisi Dua, Mitra Wacana Media,
Secara parsial hanya cash position, dan Jakarta, 2008.
growth mempunyai pengaruh yang signifikan Gordon, Myron J. Optimal Investment and
terhadap dividend payout ratio, sedangkan Financing Policy, Journal of
firm size, debt to equity ratio, dan Finance, May 1963.
profitability tidak berpengaruh. Hartono, Sugianto. An Agency Cost
Explanation for Dividend
6.2 Saran Payment, Working Papers, UGM,
Dari kesimpulan dan keterbatasan yang 1999.
dimiliki dalam penelitian ini, Penulis Hasanul Aswadi Nasution, Faktor-Faktor
memberikan saran sebagai berikut: Yang Mempengaruhi Dividen
Bagi peneliti berikutnya yang membahas Payout Ratio Pada Perusahaan
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Publik di Indonesia, Tesis, Sekolah
kebiajakan dividen, agar memasukkan Return Pascasarjana Universitas Sumatera
on Invesment (ROI), Return on Equity, dan Utara, 2004.
lainya sebagai variabel independen. Heart, Douglas dan Rimbey, James N.
Variabel-variabel independen yang tidak Quarterly Journal of Business
berpengaruh terhadap dividend payout ratio and Economics, January 1993.
dalam penelitian ini, disarankan tidak Husein Umar, Metode Penelitian Untuk
Skripsi dan Tesis Bisnis, PT. Raja Edition, Mc Graw Hill, New York.
Grapindo Persada, Jakarta, 1998. Riyanto, Bambang. Dasar-Dasar Pembelan-
Husnan, Suad. Manajemen Keuangan jaan Perusahaan, Edisi Keempat,
Teori dan Penerapan Keputusan BPFE UGM, Yogyakarta, 1995.
Jangka Panjang, Edisi Ketiga, Sartono, R. Agus, Manajemen Keuangan :
Yogyakarta, BPFE UGM, 1995. Teori dan Aplikasi, Edisi Keempat,
Indonesian Capital Market Directory, Bursa BPFE UGM, Yogyakarta, 2001.
Efek Jakarta, Edisi 2003 dan 2006 Sekaran, Uma. Research Methods fin-
Irianto, Guntur. Mengistimasi Target Divi- Business, Third Edition, John-
dend Payout Ratio dan Speed of Wiley & Sons-Inc., New York,
Adjustment di Indonesia, Tesis 2000.
Program Pascasarjana UI, Jakarta, Siamat, Dahlan. Manajemen Lembaga
1995. Keuangan, Edisi Ketiga, Lembaga
Jogiyanto, Teori Portofolio Dan Analisis Penerbit Fakultas Ekonomi
Investasi, Badan Penerbit Fakultas Universitas Indonesia, Jakarta,
Ekonomi, Yogyakarta, 1998. 2001.
Kartadinata, Abas. Pembelanjaan, PT Rineka Sidik, Abdullah dan Riyanto, Bambang.
Cipta, Jakarta, 1990. Kompas, Perkembangan Rentabilitas Modal
Harian, 20 Mei 2003. Sendiri beserta Faktor-Faktor yang
Levy, H. dan Sarnat, M. Capital Investment Mempengaruhinya, BPPS-UGM 2,
and Financial Decision, Fourth Januari 1989.
Edition, Prentice Hall, New York, Smith and Watt. The Investment Opportunity
1990. Set and Corporate Financing,
Lintner, John. Dividend, Earning, Leverage, Dividend and Compensation Policy,
Stock Price, and the Supply of Journal of Financial Economics,
Capital to Corporation, Review of 1992.
Economics and Statistics, August Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis,
1962. Alfabeta, Bandung, 2002.
Manson, Robert D. dan Lind, A. Douglas, Sulistianingsih, Henny. Faktor-Faktor yang
Teknik Statistika untuk Bisnis dan Mempengaruhi Sumber Pendanaan,
Ekonomi, Edisi Kesembilan, PT Jurnal Riset Ekonomi dan
Gelora Aksara Pratama, Jakarta, Manajemen, Januari 2001.
1996. Sutrisno. Analisis Faktor-Faktor yang
Martin, John D. Dasar-Dasar Manajemen Mempengaruhi Dividend
Keuangan, Edisi Kelima, Jilid Payout Ratio pada Perusahaan
Satu, PT Raja Grafindo Persada, Publik di Indonesia, TEMA,
Jakarta, 1999. Volume II, Nomor 1, Maret 2001.
Masidonda, Jaelani La, Maski, Ghozali, dan Van Horne, James C. Financial Management
Idrus, M. S. Analisis Variabel- and Policy, Sevent Edition, Prentice
Variabel yang Mempengaruhi Hall, New York, 1986.
Struktur Pendanaan dan Weston, J. Fred dad Brigham, Eugene F.
Pengaruhnya bersama Beban Dasar-Dasar Manajemen
bunga, Return on Assets terhadap Keuangan, Edisi Kesembilan,
Rentabilitas Modal Sendiri, TEMA Jilid 1, Erlangga, Jakarta, 1993.
I, Januari 2001. Yudiyantho, Steven Agustino. Analisa
Mayangsari, Sekar. Analisis Faktor-Faktor Perilaku Dividen terhadap
yang Mempengaruhi Keputusan Sekuritas, Fakultas Ekonomi UGM,
Pendanaan, Media Riset Yogyakarta, 1996.
Akuntansi, Auditing, dan Informasi, Zaki Baridwan, Intermediate Accounting,
Januari 2001. Edisi Tujuh, Badan Penerbit
Nazir, Moh., Metode Penelitian, Ghalia Fakultas Ekonomi, Yogyakarta,
Indonesia, Jakarta, 1988. 1992.
Penman, H. Stephen, Financial Statement
Analysis Security Valuation, Second