You are on page 1of 28
PERJANJIAN (Pi) NOMOR : 0294.Pj/DAN.02.03/330400/2019 TANGGAL : 11 Oktober 2019 ANTARA. PT. PLN (PERSERO) UNIT INDUK DISTRIBUS! BANTEN UNIT PELAKSANA PELAYANAN PELANGGAN CIKOKOL, DENGAN PT. RAIHANA AZIES PEKERJAAN : PENGGANTIAN, PENARIKAN DAN PECAH BEBAN JARINGAN TEGANGAN RENDAH UNTUK MENGATASI TEGANGAN DROP, JARINGAN OVER LOAD DAN JARINGAN RANTAS. LOKASI : WILAYAH KERJA UP3 CIKOKOL, TGL AKHIR SPK : 10 Januari 2020 POS ANGGARAN 2 1/2019/DALICKK_IND PLN PT. PLN (PERSERO) UNIT INDUK DISTRIBUS! BANTEN UNIT PELAKSANA PELAYANAN PELANGGAN CIKOKOL Perjanjian pekerjaan / Surat Perjanjian Kerja (SPK) PERJANJIAN ANTARA, PT. PLN (PERSERO) UNIT INDUK DISTRIBUS! BANTEN UNIT PELAKSANA PELAYANAN PELANGGAN CIKOKOL DAN PT. RAIHANA AZIES PENGGANTIAN, PENARIKAN DAN PECAH BEBAN JARINGAN TEGANGAN RENDAH UNTUK MENGATASI TEGANGAN DROP, JARINGAN OVER LOAD DAN JARINGAN RANTAS (0294,P)/DAN.02.03/330400/2019 dibuat dan ditandatangani pada har ini, tanggal 11 Oktober 2019 oleh dan diantara : 1. PT PLN (PERSERO) UID BANTEN UP3 CIKOKOL : dalam hal ini diwakili oleh ADI FITRIATMOJO selaku Manajer PT. PLN (Persero) UID Banten UPS Cikokol berdasarkan Surat Kuasa General Manager PT PLN (Persero) UID Banten Nomor No. (0033.SKwSDM.08.01/UIDBANTEN/2019, tanggal 28 Juni 2019 bertindak untuk dan atas nama PT PLN (Persero) UID Banten UP3 Cikokol berkedudukan di Jalan Daan Mogot No. 45 ‘Tangerang Banten Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA; PT. RAIHANA AZIES : dalam hal ini diwakili oleh R. BAMBANG MADYANTORO selaku Direktur Utama PT. RAIHANA AZIES, bertindak untuk dan atas nama PT. RAIHANA AZIES berkedudukan di Ruko Rajawali Center, Blok B-13, JI. Rajawali RT 07/01, Pasar Minggu, Jakarta Selatan selanjutnya disebut PIHAK KEDU/ PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, dalam PERJANMIAN ini dapat juga disebut sebagai PIHAK jika disebut sendiri-sendiri atau PARA PIHAK jika disebut secara bersama-sama. MENERANGKAN Bahwa, PIHAK PERTAMA memborongkan pelaksanaan _pekerjaan berupa Jasa PENGGANTIAN, PENARIKAN DAN PECAH BEBAN JARINGAN TEGANGAN RENDAH UNTUK MENGATASI TEGANGAN DROP, JARINGAN OVER LOAD DAN JARINGAN RANTAS kepada PIHAK KEDUA berdasarkan ; b. c a. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) Nomor 0052.RKS/DIS.00.04/MANBAG JAR- UP3.CKK/2019 tanggal 06 September 2019; Surat Penawaran Harga dari PIHAK KEDUA Nomor 004/PLN.MANBAG JARIRAHAZIVIII2019 tanggal 09 Oktober 2019; Berita Acara Negosiasi Harga Nomor 179/BA-NH/LAKSDAN/UP3.CKK/2019 tanggal 10 Oktober 2019. Surat Penunjukan _Pemenang —_Pekerjaan_ PIHAK = PERTAMA = Nomor 0544/DAN.02.03/330400/2019 tanggal 10 Oktober 2019. Bahwa, PIHAK KEDUA menyatakan bersedia untuk melaksanakan pekerjaan berupa Jasa PENGGANTIAN, PENARIKAN DAN PECAH BEBAN JARINGAN TEGANGAN RENDAH UNTUK MENGATASI TEGANGAN DROP, JARINGAN OVER LOAD DAN JARINGAN RANTAS dari PIHAK PERTAMA menggunakan tenaga kerja yang telah mempunyai hubungan kerja dengan PIHAK KEDUA. Sehubungan dengan hathal tersebut di atas, PARA PIHAK sepakat dan setuju untuk mengikatkan diri dalam PERJANJIAN ini dengan ketentuan sebagaimana tercantum dalam PASAL-PASAL berikut : PASAL 1 KETENTUAN UMUM. Dalam PERJANMIAN ini, yang dimaksud dengan : a. Pengguna Barang/Jasa yang selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA, adalah PT PLN (Persero) UID Banten UP3 Cikokol diwakili oleh Manajer UP3 Cikokol. b. Penyedia Barang/Jasa yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA, adalah Perusahaan yang ditunjuk melalui Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa untuk melaksanakan pekerjaan ¢. Direksi Pekerjaan, adalah Manajer Bagian Konstruksi PT. PLN (Persero) UID Banten UP3 d. Pengawas Lapangan, adalah staf yang ditunjuk berdasarkan nota dinas pengawas pekerjaan. . Pekerja, adalah tenaga kerja yang mempunyai hubungan kerja dengan PIHAK KEDUA. PASAL 2 LINGKUP PEKERJAAN 1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah PENGGANTIAN, PENARIKAN DAN PECAH BEBAN JARINGAN TEGANGAN RENDAH UNTUK MENGATASI TEGANGAN DROP, JARINGAN OVER LOAD DAN JARINGAN RANTAS. 2. Lokasi pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal i PLN (Persero) UP3 Cikokol. 3. Laporan realisasi hasil pekerjaan dibuat oleh PIHAK KEDUA dengan format yang sudah ditentukan oleh Direksi Pekerjaan dan diberikan dalam bentuk hardcopy maupun softcopy (dalam bentuk CD). Laporan hasit pekerjaan ini memberikan informasi mengenai hasit pelaksanaan pekerjaan secara lengkap. adalah wilayah kerja PT PASAL 3 ‘SERVICE LEVEL AGREEMENT (SLA) Penetapan Service Level Agreement (SLA) didasarkan kepada Standar Konstruksi dan tingkat kecepatan realisasi penyelesaian pekerjaan yang meliputi: 1. Pelaksanaan Pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam RKS ini harus didasarkan atas standar konstruksi dan spesifikasi teknis PLN. 2. Batas waktu penyelesaian pekerjaan akan diatur lebih lanjut dalam Kontrak Perjanjian Kerja untuk setiap work ordemya yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari ketentuan SLA ini. 3. Pelaksanaan Pekerjaan harus mengikutl Standard Operation Procedure (SOP) yang ditentukan oleh pengguna barang/jasa dan Keselamatan Kerja sehingga angka kecelakaan Nol. 4, Pelaksanaan Pekerjaan dan/atau Respon Time yaitu sekurang-kurangnya berupa Penyerahan Rencana dan Time Line pelaksanaan pekerjaan adalah selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah Pemberitahuan Surat Pesanan Jasa baik yang dilakukan secara angsung, fewat surat efektronik (email) atau tanggal pengiriman (cap pos). 5. Laporan pertama realisasi progres pelaksanaan pekerjaan harus dilaporkan paling lambat pada tanggal H+10 setelah tanggal diterbitkannya Kontrak Perjanjian Kerja kepada direksi pekerjaan, 6. Laporan realisasi progres kelanjutan pekerjaan selanjutnya dilakukan secara berkala ‘setiap satu minggu sekali sampai dengan progres pekerjaan sepenuhnya selesai (100 %).. 7. Penetapan pencapaian Service Level Agreement pelaksanaan pekerjaan termasuk kerja tambah atau kerja kurang untuk setiap penagihan dibuat setelah pengenaan sanksidenda diperhitungkan terhadap penetapan SLA tersebut bersamaan penagihan setiap Surat Pesanan Barang/Jasa. PASAL 4 KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN HIDUP PIHAK KEDUA wajib mematuhi peraturan keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan PT PLN (Persero) yaitu Peraturan Direksi PT. PLN (Persero) No 0250.P/DIR/2016 Perihal Pedoman keselamatan kerja di fingkungan PT.PLN (Persero), No 0251.P/DIR/2016 Perihal Pedoman keselamatan Instalasi di lingkungan PT.PLN (Persero) dan No 0252.P/DIR/2016 Perihal Pedoman keselamatan Umum di lingkungan PT.PLN (Persero). PIHAK KEDUA wajib menjaga keamanan di lingkungan kerja dengan menerapkan SMK3 (Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja) sesuai Peraturan Pemerintah No 60 tahun 2012. PIHAK KEDUA wajib mematuhi Surat Kepala Divisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Keamanan dan Lingkungan PT. PLN (Persero) No.0417/KLH.00.01/KDIVK3L/2016, untuk menggunakan sabuk pengaman berpengait ganda dan/atau full body hamess berpengait ganda. PIHAK KEDUA wajib mematuhi kebutuhan Keselamatan Ketenagalistrikan / Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K2/K3) sesuai surat KDIVK3L No. 0072/KLH.00.01/DIVKSL/2016 Tanggal 7 Maret 2016, yang memuat kiausal K2/K3 sebagai berikut 3.1 Kegiatan Pencegahan Terjadinya Kecelakaan Kerja 3.1.1. Pencegahan Kondisi Berbahaya (Unsafe Condition) PIHAK KEDUA wajib melakukan pengendalian teknis terhadap adanya kondisi berbahaya (unsafe condition) pada tempat-tempat kerja, antara lain : 3.1.1.1 PIHAK KEDUA walib mematuhi peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang berlaku dilingkungan PT.PLN (persero). 3.1.1.2PIHAK KEDUA wajib memiliki dan menerapkan Standard Operation Procedure (SOP) untuk setiap pekerjaan. 3.1.1.3PIHAK KEDUA wajib menyediakan peralatan kerja dan APD sesuai standar bagi tenaga kerjanya pada pelaksanaan pekerjaan yang berpotensi bahaya. 3.1.1.4 PIHAK KEDUA waiib melakukan identiikasi bahaya, penilaian resiko dan pengendalian resiko (IBPPR) pada tempat kerja yang berpotensi bahaya. 3 |. Sertifkasi/Pendidi 3.1.1.5PIHAK KEDUA wajib membuat Job Safety Analysis (JSA) dan ljin Kerja, (Working Permit) pada setiap melaksanakan pekerjaan yang berpotensi bahaya. 3.1.1.6 PIHAK KEDUA wajib melakukan pemeriksaan kesehatan kerja bagi tenaga kerjanya yang bekerja pada pekerjaan yang berpotensi bahaya. 3.1.2 Pencegahan Tindakan berbahaya (Unsafe Action) PIHAK KEDUA wajib melakukan pengendalian personel terhadap perilaku berbahaya (unsafe act) dari Pelaksana dan Pengawas pekerjaan, antara lain: 3.1.2.1 PIHAK KEDUA walib menunjuk dan menetapkan Pengawas Pekerjaan/ Pengawas K3 yang memiliki kompetensi dibidang pekerjaannya. 3.1.2.2 PIHAK KEDUA wajib memasang LOTO (Lock Out Tag Out) pada saat pelaksanaan pekerjaan yang berpotensi bahaya. 3.1.2.3 Pelaksana Pekerjaan dari PIHAK KEDUA walib menggunakan peralatan kerja APD sesual standar pada pelaksanaan pekerjaan yang berpotensi bahaya. 3.1.24PIHAK KEDUA wajib melakukan pengawasan tethadap perllaku tenaga kerjanya yang membahayakan dir sendiri maupun orang lain, yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja. 3.1.25PIHAK KEDUA wajib memberikan_petunjuk dan arahan keselamatan (safety briefing) kepada Pelaksana Pekerjaan dan Pengawas Pekerjaan ‘sebelum melaksanakan pekerjaan yang berpotensi bahaya, n dan Pelatihan 4.1 PIHAK KEDUA wajib melakukan sertiikasi kompetensi bagi pengawas pekerjaan, pelaksana pekerjaan dan tenaga teknik lainnya sesuai dengan bidang pekerjaannya; 4.2 PIHAK KEDUA wajib memiliki Tenaga Kerja Ahli K3 yang bersertifikat kompetensi; 4.3 PIHAK KEDUA wajib memberikan Pendidikan dan Pelatihan bagi Pengawas Pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan dan tenaga teknik lainnya sesuai dengan bidang pekerjaanya; . PIHAK KEDUA wajib mematuhi Surat General Manager PT. PLN (Persero) UID Banten No. (0020/STH.00.01/DISBANTEN/2016, untuk melakukan hal-hal sebagai berikut: 5.1 PIHAK KEDUA wajib untuk selalu menggunakan peralatan kerja sesuai SOP pada saat melakukan pekerjaan dan membantu menyampaikan kepada masyaraket apabila menemukan hal — hal yang berpotensi bahaya listrik (contoh : adanya bangunan, tiang antena TV dan lain-lain) yang berdekatan dengan jaringan PLN 5.2 PIHAK KEDUA wajib melaporkan pada kesempatan pertama ke PT.PLN (Persero) UP3 Cikokol apabila terjadi kecelakaan masyarakat umum disertai kronologi kejadian dan ‘menjaga situasi kondusif dilapangan. Dalam hal terjadi kecelakaan kerja yang menimpa pekerja PIHAK KEDUA akibat kelalaian PIHAK KEDUA dalam penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerla (SMK3), maka PIHAK KEDUA waiib : 6.1 Menyampaikan pernyataanflaporan secara tertulis tentang peristiwa terjadinya kecelakaan kepada PT. PLN (Persero) UP3 Cikokol, Instansi Ketenagakerjaan sera Kepolisian setempat, taporan harus disampaikan selambat-lambatnya t x 24 jam setetatt kejadian kecelakaan tersebut. 6.2 Bertanggung jawab baik secara material dan administratif sepenuhnya akan kejadian kecelakaan tersebut tanpa melibatkan/mengkaitkan PT.PLN (Persero) UP3 Cikokol. . PIHAK KEDUA diwajibkan mentaati peraturan perundang — undangan tentang Kesehatan dan keselamatan kerja, undang-undang ketenagakerjaan dan lingkungan hidup, termasuk didalamnya peraturan tentang asuransi bagi para pekerja 8. PIHAK KEDUA wajib mematuhi surat dari PT PLN (Persero) Kantor Pusat No. 2812/SDM.01.02/DIRHCM/2018 Tanggal 12 Nopember 2018 dan Surat dari Kantor PT PLN. (Persero) UID Banten No. 0110/KLH.00.02/UIDBANTEN/2018 Tanggal 23 Nopember 2018 Perihal kewenangan Pejabat K3L terkait Stop Working Authority (SWA) bahwa setiap pekerjaan yang memeriukan padam atau tanpa padam, seluruh mitra kerja PLN walib memenuhi kriteria sebagai berikut : Tabel 1. Ksiteria SWA NO KRITERIA PEMENUHAN | _ KETERANGAN Working permit yang telah - ‘Apabila Gdak ada 1 | a| disahkan oleh pejabat yang Ada Taek | maka pekerjaan at berwenang STOP b | SOP (Prosedur/instruksi ‘Ada/Tidak | Abbie tak 2c Kerja/Formulir Checklist) ‘Ada ke Job Safety Analysis (JSA) telah ‘ada /Tidax | APabila tidak ada c | disahkan oleh pejabat yang Hi maka pekerjaan di berwenang STOP Pengawas pekerjaan yang memiliki | 45 tiga, | Apabita dak ada 2 |_| sertiikat kompetensi dan maka pekerjaan di berkompeten Gh STOP is ‘Apabila tidak ada Pekerja memiliki sertifikat Ada / Tidak 3 maka pekerjaan di Kompetensi Ada STOP 4. |__| Peralatan Kerja yang layak dan — sesuai dengan jenis pekerjaannya ‘Ada COR : ‘Apabila tidak ada 5 | | Rambu-rambu K3 dan LOTO ‘Ada Tidak | maka pekerjaan di STOP. ‘Alat Pelindung Dini (APD) yang ‘Apabia tidak ada 6 | | layak dan tersedia sesuai dengan maka pekerjaan di kebutuhan dilapangan STOP 9. Untuk pekerjaan dan site kerja beresiko tinggi wajib menggunakan dan menerapkan Buddy ‘System (Tidak boleh bekerja atau masuk ke site kerja seorang dir). 10. PIHAK KEDUA wajib melakukan pemeriksaan kesehatan kerja bagi tenaga kerjanya yang bekerja pada pekerjaan yang berpotensi bahaya. 11. PIHAK KEDUA wajib menyediakan tanda peringatan/larangan atau rambu-rambu tanda bahaya pada saat melaksanakan pekerjaan yang berpotensi bahaya 12, PIHAK KEDUA wajib berdisiplin terhadap aturan K2/K3 pada saat melakukan pekerjaan. 13, PIHAK KEDUA wajib memberikan Extra Fooding (Makanan Tambahan) kepada pelaksana pekerjaan dan pengawas pekerjaan yang bekerja pada tempat yang berpotensi terjadinya kecelakaan kerja. 14, PIHAK KEDUA wajib menyediakan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) dan APAT (Alat Pemadam Api Tradisional) pada lokasi kerja berpotensi bahaya kebakaran. 15, PIHAK KEDUA wajib memasang Kunci Pengaman pada instalasi tenaga listrik / gardu Listrik, bila dibangun. PASAL5: ‘SANKSI DAN DENDA 1. Sanksi terkait ruang lingkup pekerjaan : 1.1. Apabila terjadi penyimpangan baik mengenai jenis pekerjaan, kwalitas, kwantitas, jangka waktu pelaksanaan maupun terhadap gambar serta ketentuan teknis, maka pada saat diketahui adanya penyimpangan, maka PIHAK PERTAMA akan memberi teguran kepada PIHAK KEDUA dalam bentuk Surat Peringatan. 1.2 Teguran dimaksud pada ayat 1 dilakukan dengan lisan dan tertulis secara_bertahap sebagai berikut : 1.2.1 Teguran Lisan/Tulisan Disampaikan pada saat diketahui adanya penyimpangan Surat. 1.22 Surat Peringatan | Apabila selama 1 (satu) hari kerja setelah teguran lisan tersebut pada ayat 1.2.1, temyata masih belum terlihat adanya usaha PIHAK KEDUA untuk melaksanakan perbaikan sesuai teguran lisan, maka Surat Peringatan | dikeluarkan dan dengan jelas menyebutkan tentang penyimpangan yang terjadi. 1.23 Surat Peringatan It Dikeluarkan apabila temyata PIHAK KEDUA dalam waktu 5 (Lima) hari kerja setelah menerima Surat Peringatan |, tidak melaksanakan isi surat Surat Peringatan |. 1.3 Setelah PIHAK KEDUA menerima Surat Peringatan II, PIHAK KEDUA wai ‘metaksanakan isi surat Surat Peringatan Il tersebut dan apabila dalam waktu 5 (Lima) hari kerja setelah menerima Surat Peringatan II, temyata PIHAK KEDUA masih belum melaksanakan perbaikan terhadap penyimpangan, maka PIHAK KEDUA dapat dikenakan ketentuan sesuai pasal 9. 1.4 Pada pelaksanaan pekerjaan dalam hal terjadi / diduga terjadi penyimpangan, PIHAK PERTAMA melalui Direksi Pekerjaan berhak menghentikan seluruh pekerjaan atau bagian pekerjaan PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA berhak melakukan pemutusan surat perjanjian/kontrak secara sepihak dan memasukan PIHAK KEDUA kedalam daftar hitam (Black-List) Perusahaan. 2. Sanksi dan Denda Terkait K2/K3 yaitu : 24 Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kegiatan pencegahan terjadinya kecelakaan kerja atau sertifkasi / pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud pasal 4, maka PIHAK KEDUA dapat diberikan sanksi peringatan tertulis pertama, 2.2 Apabila setelah diberikan sanksi peringatan tertulis pertama sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tersebut diatas, masih ditemukan buktl PIHAK KEDUA belum melaksanakan kegiatan pencegahan terjadinya kecelakaan kerja atau sertifikasi/pendidikan dan pelatihan , maka PIHAK KEDUA diberikan sanksi peringatan tertulis kedua. 2.3. Apabila diterbitkannya sanksi peringatan tertulis pertama dan kedua sebagaimana ayat 1 dan 2 tersebut diatas, masih ditemukan bukti PIHAK KEDUA belum melaksanakan kegiatan pencegahan terjadinya kecelakaan kerja atau sertiikasi / pendidikan dan pelatihan maka PT PLN (Persero) berhak melakukan pemutusan Surat Perintah Kerja / Kontrak yang sedang beriangsung secara sepihak serta memasukan PIHAK KEDUA tersebut pada daftar hitam (Black-List) Perusahaan. 2.4 Apabila terjadi pemutusan Surat Perintah Kerja / Kontrak akibat Sanksi K2/K3 maka yang dapat dibayarkan adalah realisasi pekerjaan terpasang sampai terjadi putus Surat Perintah Kerja / Kontrak, Pelaksanaan selanjutnya akan ditentukan dan diputuskan oleh PT PLN (Persero). 2.5 Sanksi denda sebesar 1 % (satu persen) dari nilai tagihan bulanan sebelum PPN akan dikenakan kepada PIHAK KEDUA apabila Peralatan Kerja / K3 yang disediakan oleh PIHAK KEDUA tidak dapat dipertanggungjawabkan kualitasnya. 2.6 Sanksi denda sebesar 1 % (satu persen) dari nilai tagihan bulanan sebelum PPN akan dikenakan kepada PIHAK KEDUA apabila Jumlah dan Jenis Peralatan Kerja / KS tidak ‘sesuai yang dipersyaratkan PIHAK PERTAMA. 2.7 Sanksi denda sebesar 1 % (satu persen) dari nilai tagihan bulanan sebelum PPN akan ikenakan kepada PIHAK KEDUA apabila petugas tidak menggunakan Peralatan Kerja 1 K3 sesuai yang dipersyaratkan PIHAK PERTAMA. 2.8 Apabila terjadi kecelakaan kerja, maka PIHAK KEDUA akan dikenakan denda sebesar 10 % (sepuluh persen) dari nilai tagihan bulanan sebelum PPN dan Pelaksanaan selanjutnya akan ditentukan dan diputuskan oleh PT PLN (Persero). PASAL 6 HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK Hak dan kewajiban PIHAK PERTAMA dalam pelaksanaan Perjanjian: a. Mengawasi pekerjaan yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA. b. Meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA. c. Memberikan instruksi, baik langsung maupun tidak langsung, sesuz yang telah ditetapkan dalam Perjanjian. d. Melakukan pembayaran atas pekerjaan yang telah dilakukan oleh PIHAK KEDUA. Hak dan kewajiban PIHAK KEDUA dalam pelaksanaan perjanjian: ‘a. Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan prosedur, jadwal pelaksanaan pekerjaan yang dibuat dan diajukan oleh PIHAK KEDUA sesuai SLA yang telah ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA. b. Melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik (laporan harian, mingguan dan bulanan) kepada PIHAK PERTAMA. c, Memberikan keterangan yang diperlukan untuk pemeriksaan pelaksanaan yang dilakukan PIHAK PERTAMA. 4d. Menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam SLA. @, Mengambil langkah-langkah yang maksimal untuk melindungilingkungan, baik di dalam maupun di luar lokasi pekerjaan, dan membatasi perusakan dan pengaruh/gangguan kepada masyarakat umum maupun miliknya sebagai akibat polusi, kebisingan dan kerusakan lain yang disebabkan kegiatan PIHAK KEDUA. {. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan antara lain : 1) Ketenagakerjaan antara lain dan tidak terbatas pada BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan 2) Ketenagalistrikan 3) Perlindungan Konsumen ingkup Pekerjaan 4) Peraturan Perundang-undangan yang terkait lainnya. 9. Menerima Pembayaran (termasuk denda) atas prestasi kerja yang dilakukan. PASAL7 LARANGAN PIHAK KEDUA PIHAK KEDUA dilarang : 1. Melakukan hal-hal yang tidak patut diperbuat oleh PIHAK KEDUA yang bermartabat, yaitu melakukan hal-hal yang dapat menurunkan kehormatan, martabat dan citra Perusahaan PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA. 2. Menyalahgunakan wewenang, antara lain a. Bertindak selaku perantara bagi PIHAK KEDUA atau Golongan untuk mendapatkan pekerjaan atau pesanan yang dapat merugikan PIHAK PERTAMA. b. Melakukan pungutan tidak sah dalam bentuk apapun juga dalam melaksanakan tugas untuk kepentingan diri sendiri, golongan atau pihak c,_Membocorkan dan atau memanfaatkan rahasia perusahaan PIHAK PERTAMA untuk kepentingan diri senditi, golongan atau pihak lain. d. Menyalahgunakan barang-barang berharga milik Perusahaan PIHAK PERTAMA atau yang dikuasai oleh Perusahaan PIHAK PERTAMA. e. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan barang- barang, dokumen milik Perusahaan PIHAK PERTAMA secara tidak sah. 3. Melakukan perbuatan yang dapat merugikan Perusahaan PIHAK PERTAMA antara lain: a. Melakukan suatu tindakan yang dapat berakibat menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani sehingga mengakibatkan kerugian bagi pihak yang dilayani. b. Melakukan perbuatan yang langsung atau tidak langsung dapat mengakibatkan kerugian Perusahaan PIHAK PERTAMA baik materil maupun non materill. PASALS SARANA, PERALATAN KERJA DAN PERLENGKAPAN KERJA Untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan PENGGANTIAN, PENARIKAN DAN PECAH BEBAN JARINGAN TEGANGAN RENDAH UNTUK MENGATASI TEGANGAN DROP, JARINGAN OVER LOAD DAN JARINGAN RANTAS dipertukan sarana dan peralatan kerja yang harus disediakan oleh PIHAK KEDUA antara lain : a. Kantor atau Kantor Perwakilan. b. Gudang Material c. Kendaraan Roda 4 Jenis Truck dan Pick-up dengan Logo/Nama Perusahaan 4. Seragam kerja ‘Seragam kerja dengan identitas yang jelas untuk semua Tenaga Kerja PENGGANTIAN, PENARIKAN DAN PECAH BEBAN JARINGAN TEGANGAN RENDAH UNTUK MENGATASI TEGANGAN DROP, JARINGAN OVER LOAD DAN JARINGAN RANTAS, dengan kriteria sbb: a. LogoiNama Perusahaan b. Nama Petugas c. Tanda pengenal dan surat tugas yang dikeluarkan oleh Penyedia Barang/Jasa dengan diketahui oleh Pengguna Barang/Jasa. 4d. Desain seragam dan kendaraan terlampir. e. Peralatan kerja dan perlengkapan Keselamatan Kerja (K2) untuk Tenaga Kerja di lapangan. untuk pekerjaannya sesuai spesifikasi minimum standar PLN sebagai berikut : A. | PERALATAN KERJA 1_| EarthTester Set 2 BAIK 2_| Kaki Tiga Untuk Katrol / Tripot Buah 1 BAIK | 3_| Medan Putar (Roll Aspal Kabel Buah 1 BAIK 4 | Phase Sequence Set 2 BAIK 6 _| Tangga untuk tiang 12 Meter Buah | t BAIK 6 | Lampu Sorot/ Senter Buah | 4 BAIK 7_| Bor Listrik( Beton / Logam ) Set 2 BAIK 8 | Gerinda Listrik Buh | 2 BAIK | 9 | Genset Portable 3500 Watt Unit 2 BAIK 10 | Camelong Clamp / Wire Grip 70-240 mm_ Buah | 4 BAIK 11 | Ast Ukr Tainan ois (Megg69 T0000 | ; BAI | 12 | Megger 1.000 - 5.000 Volt [Buh | 2 |_=BAK [13 | Wire Cutter s.d. 240 mm Buah | 2 BAIK 14 | Stick 20 kV ~|Buah 2 BAIK 48 | Tang Hidrolik (dies 25-300 mm2) set 2 BAIK 16 | Tang Hidrolik (dies 10-70 mm2) Set 2 BAIK 47 | Tali Tambang 12 mm 20 mtr. fe eligee iE si BAIK 18 oe Clusterlengkap dengan groundrod, [op | BAIK 19 | Cangkul/Sekup 6 BAIK Bor Tanah 2 BAIK Tools set lengkap T, terdii dari: 2 BAIK = _ Kunci inggi oe 2 | BAK = Kunel inggris 42” 2 BAIK = Kunci Pas 8-24 2 BAIK = Kunci Ring 8-24 2 BAIK = Tang Kombinasi 8° 2 BAIK = Tang Potong 6" 2 BAIK = Tang Lancip 2 BAIK = Kuncit 2 BAIK | [= Obeng + 2 BAIK [= beng - Buah 2 BAIK = Palu kg Buah 2 BAIK = Gergali Besi Buah 2 BAIK = _Tespen Buah 2 BAIK =_Toolsbox Buah 2 BAIK 22 | Katrol 35 Ton Buah 1 BAIK B, | PERALATAN KESELAMATAN KERJA 1__| Rompi Sport Light Buah 5 BAIK 2__| Sabuk Pengaman Standar Buah 5 BAIK 3_| Helmet Kerja Buah 5 BAIK 4 | Sarung Tangan kul cae 2 BAIK 5 | Sepatu Bot ion a BAIK 6 | Sarung Tangan Tahan islasi 20 kV (kelas 3) |FO8*") 1 BAIK 7 | Sepatu Tahan Isolasi 20 kV (kelas 3) oe 1 BAIK &_| Kaca mata K3 Buah 5 BAIK sesuat 9. | Pakaian kerja (sesuai Jumlah person) Buah | Jumian | BAIK | personil 70 | Jas Hujan Buah | 5 BAIK 11 | Kotak P3K Buah | BAIK 12 | Tanda Peringatan Kerja Buan | 4 BAIK B,_| PERALATAN PENDUKUNG | 1_| Kendaraan Operasional Roda Empat Unite eet BAIK 2_| Kendaraan Operasional Roda Dua Gate ee BAIK 3_ | Kamera Digital Buah 2 BAIK 4_| Genset Unit 1 BAIK PASAL 9 PEMUTUSAN PERJANJIAN 1. PLN dapat metakukan pemutusan Perjanjian secara sepihak apabila Penyedia Barang/Jasa: Tidak dapat memenuhi SLA yang telah ditentukan dan telah diterbitkan Surat Peringatan Ketiga (terakhir). Memindahtangankan pekerjaan jasa baik sebagian maupun seluruhnya kepada pihak lain. Melakukan wanprestasi terhadap Perjanjian, dengan ketentuan sebagai berikut : ‘+ Apabila dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender terhitung sejak tanggal Surat Peringatan Pertama, Penyedia Jasa belum memenuhi kewajiban yang diatur dalam Perjanjian, maka akan diterbitkan Surat Peringatan Kedua. 10 ‘+ Apabila dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender terhitung sejak tanggal Surat Peringatan Kedua, Penyedia Jasa belum memenuhi kewajiban yang diatur dalam Perjanjian, ‘maka dikeluarkan Surat Peringatan Ketiga sebagai surat peringatan terakhir. ‘+ Apabila dalam waktu 5 (lima) hari kalender terhitung sejak tanggal Surat Peringatan Ketiga / terakhir Penyedia Jasa belum juga memenuhi kewajiban yang diatur dalam Perjanjian, maka PLN dapat memutuskan Perjanjian secara sepihak. 2. Dalam hal terjadi pemutusan Perjanjian secara sepihak sesuai ayat 1 Pasal ini, maka PLN tetap melaksanakan kewajiban pembayaran harga pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh Penyedia Jasa dengan memberlakukan ketentuan denda kepada Penyedia Jasa. 3. Untuk pemutusan Perjanjian maka PLN dan Penyedia Jasa sepakat untuk tidak memberlakukan ketentuan Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, PASAL 10 SERAH TERIMA PEKERJAAN Serah terima pekerjaan dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Serah Terma pekerjaan tanpa adanya Force Majeure dilakukan sesudah pekerjaan mencapai 100% untuk setiap realisasi_pelaksanaan pekerjaan per surat pesanan barang/jasa dan diterima baik oleh PIHAK PERTAMA. 2. Bila terdapat kekurangan, cacat atas Rencana Kerja & Syarat-syarat (RKS) dan Perjanjian Pemborongan, PIHAK KEDUA alas persetujuan PIHAK PERTAMA hams segera menyerahkan daftar cacat, dan segera melaksanakan perbaikan tersebut dengan penuh tanggung jawab. PASAL 11 MASA PEMELIHARAAN 1. Masa pemeliharaan pekerjaan ini ditentukan 30 (tiga puluh) hari Kalender terhitung sejak penyerahan pekerjaan. 2. PIHAK KEDUA wajib mengadakan perbaikan/penyempumaan pekerjaan yang kurang selama masa pemeliharaan atas biaya penyedia barang/jasa. PASAL 12 LAPORAN DAN DOKUMENTAS! 1. PIHAK KEDUA diwajibkan membuat laporan hasil pekerjaan yang sudah ditandatangani olek pelaksana PIHAK KEDUA kemudian dikirim kepada pengawas pekerjaan untuk diperiksa dan disetuju/ditandatangani. Laporan hasil pekerjaan tersebut disampaikan secara periodik dan tertib dalam bentuk hardcopy maupun fotocopy (bentuk CD). 2. PIHAK KEDUA diwajibkan membuat gambar pelaksanaan (As Built Drawing) termasuk menggunakan aplikasi Mapping PLN yang dapat menggambarkan dengan jelas tentang pekerjaan yang dilaksanakan, jumlah dan data jenis material yang digunakan/dipasang, jalur kabel serta titk-tiik sambung yang terpasang, dan dilampirkan pada setiap tagihan bulanan. 3. PIHAK KEDUA diwajibkan memberikan data titik-titk koordinat pelaksanaan pekerjaan terutama posisi gardu dan tiang-tiang. 4. Foto-foto Lapangan " + PIHAK KEDUA diwajibkan membuat foto dokumentasi lapangan secara teratur dari bagian-bagian yang dapat menggambarkan kemajuan fisik pekerjaan mulai sejak pekerjaan persiapan sampai dengan selesai. «Foto dokumentasi lapangan dicetak berwama dengan ukuran kartu pos, disusun berurutan dalam album. Pada akhir pekerjaan diserahkan kepada Direksi Pekerjaan bersamaan dengan Berita Acara Serah Terima Pekerjaaan. . Laporan yang sudah disampaikan ke PIHAK PERTAMA, realisasi akan disampling sewaktu- waktu di iokasi pekerjaan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada PIHAK KEDUA. PASAL 13 SYARAT-SYARAT TEKNIS DAN PELAKSANAAN PEKERJAAN . Pengetahuan Tentang Keadaan Lapangan a. Penyedia Barang/Jasa harus dengan usahanya sendiri mendapatkan keterangan fentang segala keadaan dan faktor-faktor yang akan mempengaruhi pelaksanaan dan Penyelesaian pekerjaan, termasuk dan tidak terbatas pada pengadaan serta pembayaran tenaga kerja, hukum-hukum dan peraturan serta prasarana angkutan yang bisa digunakan, bongkar muat serta penggudangan barang dan peralatannya. b. Selain dari hal di atas, Penyedia Barang/Jasa harus mempunyai pengetahuan tentang kondisi lapangan yang masuk lingkup pekerjaan ini, ijin-jin untuk penanaman, resiko- resiko dan lainnya, harus diketahui dan diperhitungkan dalam penawarannya. . Syarat-syarat Teknis Umum 2.1. Konstruksi Pelaksanaan pekerjaan harus berdasarkan ketentuan-ketentuan di bawah a. Standard Konstruksi PT PLN (Persero). b. Peraturan Umum Instalasi Listrik Tahun 2000 (PUIL 2000). cc. Peraturan dan petunjuk yang bertaku di PT PLN (Persero). 4. Peraturan dan ketentuan lainnya yang masih berlaku. 2.2.Penggunaan Material Material yang disediakan oleh Penyedia Barang/Jasa sebelum dipasang harus diperiksa dan dinyatakan memenuhi syarat dan Iaik pakai yang dinyatakan oleh Pengawas lapangan serta melampirkan Surat Keterangan Asal Usul Material, Garansi Material dan Dukungan Pabrikan. Penyedia Barang/Jasa berkewajiban mengganti material, jika pengawas lapangan menyatakan barang yang akan dipasang tidak sesual dengan syarat-syarat teknis yang berlaku. 2.3.Pelaksanaan Pekerjaan a. Penyedia Barang/Jasa harus mengetahui dan memahami Standard Konstruksi ‘sesuai dengan Pasal ayat 2 poin.2.1 pada pasal b. Pekerjaan yang memeslukan pemadaman hanya dapat dilaksanakan setelah jaringan dipadamkan oleh Pengawas Lapangan. . Penyedia Barang/Jasa bertanggung jawab penuh atas keselamatan kerja setiap Pekerja teradap kecelakaan yang mungkin timbulferjadi akibat pelaksanaan ekerjaaan tersebut baik yang dialami pekerja, penerima kerja maupun lingkungan disekitar tokasi pekerjaan. 12 d. Penyedia Barang/Jasa wajib menyediakan armada kerja (Kendaraan, Peralatan & Pekerja) yang memadai. e. Bila Penyedia BarangiJasa memerlukan peralatan khusus yang dimiliki oleh Pemberi Pekerjaan, maka Penyedia Barang/Jasa harus mengajukan permohonan pinjaman disertai ‘kesanggupan mempertanggungjawabkan keselamatan dan keamanan peralatan tersebut 2.4.Sarana Kerja a. Penyedia Barang/Jasa wajib menyediakan kendaraan pengangkut material dan eralatan kerja yang sesuai dengan kebutuhan dilapangan. b. Mengupayakan tempat penyimpanan bahan/material ditempat yang tidak mengganggu ketertitan umum dan aman dari segala kemungkinan terjadinya kecelakaan. ©. Penyedia BarangiJasa apabila akan melaksanakan pekerjaan di malam hari diwajibkan menyediakan alat penerangan secukupnya dengan segala biaya yang timbul menjadi tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa. d, Menyediakan Kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) lengkap dengan obat-obatannya. Perlengkapan K3 antara lain : safety belt, sepatu boot dan helm lapangan serta perlengkapan alat pelindung keselamatan kerja lainnya sesuai kebutuhan khususnya dalam bidang ketenagalistrikan. 3. Syarat-syarat Teknis Khusus Pekerjaan meliputi : a. Pengadaan material Non MDU yang tidak disediakan Pengguna Barang/Jasa. b. Pekerjaan harus dilaksanakan menurut syarat-syarat penjelasan, gambar standar konstruksi dan gambar rencana pekerjaan sesuai yang tercantum dalam Dokumen Letang / Rencana Kerja dan syarat-syarat (RKS) atau dalam setiap Perjanjian (P)). c. Sebelum pekerjaan dimulai terlebih dahulu harus memberitahukan kepada Pengawas Pekerjaan dan instansi-instansi lain yang ada hubungannya dengan Pekerjaan-pekerjaan ini. d. Apabila di dalam pelaksanaan pekerjaan menghadapi sesuatu hal, baik perubahan dari rencana ataupun timbulnya kesulitan yang ada hubungannya dengan Pekerjaan, terlebih dahulu harus memberitahukan kepada Direksi Pekerjaan. e. Pelaksana harus menyediakan tanda-tanda peringatan seperti yang telah ditentukan dan sesuai dengan pekerjaan yang dilaksanakan. 3. Pekerjaan PENGGANTIAN, PENARIKAN DAN PECAH BEBAN JARINGAN TEGANGAN RENDAH UNTUK MENGATASI TEGANGAN DROP, JARINGAN OVER LOAD DAN JARINGAN RANTAS Pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan mengacu pada Standar Operasi Prosedur (SOP) yang berlaku, meliputi: a. Pedoman dan Peraturan Pelaksanaan Pekerjaan. Pekerjaan dilaksanakan sesuai bestek dan lampirannya, serta ketentuan lain yang berlaku (PUIL, SPLN, Standar Konstruksi PLN, Ketentuan PEMDA / Instansi yang terkait perihal penggalian dan perbaikan galian). b. Gambar Konstruksi Konstruksi untuk Pekerjaan PENGGANTIAN, PENARIKAN DAN PECAH BEBAN JARINGAN TEGANGAN RENDAH UNTUK MENGATASI TEGANGAN DROP, JARINGAN OVER LOAD DAN JARINGAN RANTAS dilaksanakan sesuai gambar konstruksi / standard desain PLN yang harus dimiliki / dimengerti dengan baik oleh pelaksana. Perubahan konstruksi hanya dapat ditaksanakan atas jim Direksi Pekerjaan. 13 PASAL 14 DENDA KETERLAMBATAN Jika PIHAK KEDUA belum menyerahkan hasil pekerjaan baik Teknis maupun administrasi sesuai jadwal dengan jadwal yang telah ditentukan, maka akan dikenakan denda keterlambatan, kecualijika keterlambatan tersebut disebabkan oleh PLN dan force majeure yang disetujui kedua belah pihak. . Besamya denda keterlambatan kepada PIHAK KEDUA atas keterlambatan menyelesaikan pekerjaan adalah 1 %e (satu permil) dari Perjanjian/Kontrak untuk setiap hari keterlambatan dengan maksimal sebesar 5 % (lima perseratus). PASAL 15 DIREKS! PEKERJAAN, PENGAWAS PEKERJAAN DAN WAKIL PIHAK KEDUA ksi Pekerjaan adalah Manajer Bagian Konstruksi PT. PLN (Persero) UPS Cikokol, yang bertanggung Jawab atas Kegiatan tersebut dalam pengendalian dan pengawasan, memberikan bimbingan dan petunjuk-petunjuk yang dipertukan dalam pekerjaan serta ‘menandatangani Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan. Pengawas untuk pekerjaan tersebut berdasarkan surat penunjukan pengawas dari Manajer UPS. Berita Acara sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini, ditandatangani oleh Direksi Pekerjaan, dan Pengawas Pekerjaan. mpat pekerjaan harus selalu ada wakil PIHAK KEDUA sebagai Koordinator sekaligus Pengawas yang ditunjuk yang mempunyai wewenang/Kuasa KEDUA memutuskan segala petunjuk Direksi Pekerjaan/Direksi Teknis dan Pengawas Pekerjaan. PASAL 16 KETENTUAN PEMBAYARAN . PT PLN (Persero) UP3 Cikokol tidak memberikan uang muka, Pekerjaan ini dibiayai dari APLN. Penagihan dilakukan sesual progress pencapaian pekerjaan diterima dengan baik oleh pihak kedua dan dibuatkan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan (BASTP). . Kelengkapan administrasi yang harus dilampirkan dalam pengajuan permohonan pembayaran adalah sebagai berikut a. Surat pengajuan tagihan. b. Kwitansi dalam rangkap 3 (1 Asli dan 2 Salinan). ©. Invoice d._ E Faktur Pajak e. Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan 1. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan 9. Copy SBUJK/SBUJPTL ~ untuk menghitung PPh h. Copy Perjanjian. 14 i. Berita Acara kemajuan pekerjaan yang ditandatangi direksi pekerjaan/pengawas pekerjaan dan penyedia; untuk pembayaran termin. j. TUG 9—Pemakaian Material Gudang Non Supply Erect k. TUG 10~ Slip Retur Barang (apabita ada) |. Copy NPWP dan PKP m. Laporan Pemeriksaan Pekerjaan . Pembayaran akan dilakukan dikantor PT PLN (Persero) dengan pemindah bukuan kedalam Nomor Rekening Bank PIHAK KEDUA dengan Nomor 183253939 bank BNI Cabang Pecenongan atas nama PT. RAIHANA AZIES. . Biaya transfer sebagaimana dimaksud pada Pasal ini ditanggung oleh PIHAK KEDUA dan dipotong langsung dari jumlah pembayaran tersebut. Besamya pembayaran yang diterima Penyedia Barang/Jasa sebesar 100% berdasarkan Perjanjian (P)) yang diterima. Berkas taginan yang sekurang-kurangnya terdiri dari Berita Acara Serah Terima Pekerjaan walib diserahkan kepada PIHAK PERTAMA maksimal sesuai dengan tanggal berakhimnya pekerjaan sebagaimana tertera pada Perjanjian (P)) / Perintah Kerja (PK), Jika melewati tanggal tersebut akan dikenakan denda sebagaimana disebutkan dalam Perjanjian / Kontrak ini. PASAL 17 KOMITMEN INTEGRITAS LAYANAN PUBLIK PIHAK KEDUA wajib melaksanakan Komitmen Integritas Layanan Publik dalam setiap melaksanakan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Lingkup Pekerjaan dalam Perjanjian ini. Komitmen integritas Layanan Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini adalah: a. Kemudahan, kecepatan dan transparansi layanan publ b. Tidak menerima pemberian dalam bentuk apapun juga pada setiap proses pelayanan bik atau pekerjaan sebagaimana dimaksud pada Lingkup Pekerjaan dalam Perjanjian i. Pelanggaran atas Komitmen integritas Layanan Publik oleh PIHAK KEDUA akan dikenakan sanksi berupa : ‘a. Apabila pelanggaran yang dilakukan tergolong sebagai pelanggaran ringan, maka tethadap PIHAK KEDUA akan diberikan Surat Peringatan tertulis pertama dan terakhir. Apabila dilakukan untuk kedua kalinya, PIHAK PERTAMA akan metakukan pemutusan Perjanjian secara sepihak. b. Apabila pelanggaran yang dilakukan tergolong sebagai pelanggaran berat, maka dilakukan pemiutusan perjanjian sepihak. Penetapan golongan pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (3) pasal ini atas suatu Kornitmen Layanan Publik yang dilakukar oleh PIHAK KEDUA dan/atau tenaga kerja PIHAK KEDUA, ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA berdasarkan fakta dan bukti-bukti yang ada, 15 PASAL 18 BEA METERAI DAN PAJAK Bea meterai berupa materai tempel senilai Rp. 6.000,00 untuk lembar asii pertama dan lembar kedua, dibebankan kepada PIHAK KEDUA serta dilunasi sebelum Surat Perjanjian ditandatangani. ‘Semua pajak-pajak yang berhubungan dengan pekerjaan ini (kecuali PPN 10%) ditanggung oleh PIHAK KEDUA. PASAL 19 FORCE MAJEURE ‘Yang dimaksud dengan force majeure adalah kejadian-kejadian diluar Kemampuan Para Pihak termasuk didalamnya antara lain kejadian-kejadian sebagai akibat dari Peraturan Pemerintah baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah, banjir, kebakaran, gempa bumi, huru-hara, perang yang mengakibatkan tidak dapat dilaksanakannya pekerjaan atau terlambat melaksanakan pekerjaan. Dalam hal terjadi force majeure, PIHAK KEDUA wajib memberitahukan kepada PIHAK PERTAMA dalam waktu 14 (empat belas) hari kalender terhitung sejak saat terjadinya force majeure disertai dengan keterangan dari Instansi yang berwenang mengenai peristiwa tersebut. Apabila dalam jangka sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini, PIHAK KEDUA tidak memberitahukan kejadian force majeure tersebut kepada PIHAK PERTAMA maka keterlambatan pelaksanaan pekerjaan dianggap bukan sebagai force majeure. Apabila dalam waktu 14 (empat belas) hari kalender setelah diterimanya pemberitahuan tersebut PIHAK PERTAMA tidak memberikan jawaban, maka peristiwa force majeure yang diberitahukan oleh PIHAK KEDUA tersebut dianggap diterima. Dalam hal terjadi force majeure maka segala akibat yang timbul akan diselesaikan bersama antara Para Pihak atas dasar musyawarah mufakat. PASAL 20 PERUBAHAN Perubahan atas Perjanjian hanya dapat dilaksanakan berdasarkan kesepakatan PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang dituangkan dalam Addendum/Amandemen Perjanjian yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari Perjanjian. PASAL 21 PENYELESAIAN PERSELISIHAN Apabila timbul perselisihan antara PIHAK PERTAMA dengan PIHAK KEDUA dalam Perjanjian, maka akan diselesaikan secara musyawarah dan mufakat. Jika penyelesaian perselisihan secara musyawarah dan mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat 1 Pasal ini tidak tercapai, maka akan diselesaikan melalui Pengadilan Negeri Tangerang. 16 PASAL 22 GANTI RUGIRESIKO DAN TANGGUNG JAWAB Apabila dalam pekerjaan terjadi kecelakaan, kerusakan, kebakaran atau kehilangan dan lain-lain akibat kesalahan atau kelalaian PIHAK KEDUA yang menimbulkan kerugian kepada PT. PLN (Persero) UPS Cikokol, maka PIHAK KEDUA harus membayar ganti rugi kepada PT. PLN (Persero) UP3 Cikokol, yang jumtahnya setimpal dengan kerugian yang diderita, Pembayaran ongkos perkara dan/atau denda sesuai dengan Putusan Pengadilan maupun pengeluaran lain oleh karena adanya tuntutan pihak ketiga kepada PT. PLN (Persero) UP3 Cikokol sehubungan dengan kejadian yang disebutkan dalam ayat 1 pasal ini adalah menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA. ika_hasil pekerjaan PIHAK KEDUA musnahhilang karena sebab apapun sebelum diserahkan kepada PIHAK PERTAMA, maka PIHAK KEDUA bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kerugian dan akibat yang ditimbulkannya. Jika pada waktu pelaksanaan pekerjaan terjadi keterlambatan yang diakibatkan tidak ‘masuknya atau tidak tersedianya alat-alat semata-mata dikarenakan ketidak mampuan atau kesalahan PIHAK KEDUA, maka segala resiko akibat keterlambatan pekerjaan tersebut ‘manjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA. ‘Segala persoalan dan tuntutan para tenaga kerja menjadi beban dan tanggung jawab sepenuhnya PIHAK KEDUA. mana selama PIHAK KEDUA melaksanakan pekerjaan ini menimbulkan kerugian bagi k Ketiga (orang-orang yang tidak ada sangkut pautnya dalam Surat Perjanjian ini), maka segala kerugian ditanggung sepenuhnya oleh PIHAK KEDUA. Dalam hal pelaksanaan pekerjaan oleh pelaksana PIHAK KEDUA, sisa material dan atau material yang harus dipasang atau peralatan milik PIHAK PERTAMA hilang dan atau rusak dikarenakan oleh kesalahan petugas pelaksana PIHAK KEDUA yang dibuktikan dengan uji fayak material yang ditaksanakan di ULP dan atau UP3 sebelum pelaksananan pemasangan, maka PIHAK KEDUA harus melakukan penggantian sesuai materiaV/peralatan yang hilang atau rusak tersebut, dan melampirkan surat kehilangan yang dikeluarkan oleh Kepolisian setempat. anti rugi tersebut dalam ayat (7) Pasal ini diganti dengan uang 3 (tiga) kali HPS PLN. PIHAK PERTAMA mempunyal hak menahan pembayaran jika PIHAK KEDUA melalaikan kewajiban pembayaran ganti rugi sesuai ketentuan dalam ayat (8) pasal ini. PASAL 23 LAPORAN Koordinator PIHAK KEDUA akan membuat laporan pekerjaan yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan di lapangan. PIHAK KEDUA harus memberitahukan data-data yang benar sesuai dengan kebutuhan, serta menandatangani laporan tersebut. PIHAK KEDUA waiib menyerahkan laporan hasil pekerjaan secara berkala setiap bulan sesuai Lingkup Pekerjaan sebagaimana dimaksud pada RKS ini dan SLA (Service Level Agreement) sebagaimana dimaksud pada RK: PIHAK PERTAMA melalui perwakilannya sewaktu-waktu dapat melakukan pengawasan, pemeriksaan/uji petik dan pengendalian terhadap hasil pelaksanaan pekerjaan yang sudah dan sedang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA, serta melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan yang ditaksanakan oleh PIHAK KEDUA. 7 PIHAK PERTAMA dapat memerintahkan kepada Pihak Lain untuk melakukan pengawasan, Pemeriksaan dan pengendalian serta penilaian terhadap pelaksanaan pekerjaan PIHAK KEDUA sebagaimana dimaksud ayat (4) Pasal Untuk meningkatkan kualitas pekerjaan dalam lingkup pekerjaan Pemborongan, PIHAK KEDUA wajib menyediakan tenaga Koordinator untuk melakukan verifikasi dan pengawasan terhadap pelaksanaan Pekerjaan. Ketentuan tenaga Koordinator yang memahami pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (6) Pasal ini adalah 1 (satu) orang koordinator yang bertugas untuk mengawasi petugas lapangan. PASAL 24 PEMERIKSAAN DAN PENYERAHAN JASA PEKERJAAN Direksi Pekerjaan akan melaksanakan pemeriksaaan terhadap jasa yang diserahkan oleh PIHAK KEDUA apakah sesuai dengan Service Level Agreement (SLA) atau tidak, dengan disaksikan oleh petugas yang ditunjuk oleh PIHAK KEDUA. Direksi Pekerjaan akan memberitahukan kepada PIHAK KEDUA mengenai pelaksanaan pemeriksaan Jasa dalam waktu 1 (satu) hari sebelum pemeriksaan Jasa dimaksud dilakukan. Apabila pada hari pemeriksaan Jasa sebagaimana dimaksud pada ayat 2 pasal ini temyata petugas PIHAK KEDUA yang harus menyaksikan pemeriksaan Jasa tidak hadir, maka Pemeriksaan jasa akan dilakukan oleh Direksi Pekerjaan dimaksud dalam ayat 1 pasal ini dan hasil pemeriksaan Direksi Pekerjaan tersebut tidak dapat diganggu gugat oleh PIHAK KEDUA dengan alasan apapun. ‘Apabila dalam pemeriksaan Jasa dimaksud dalam ayat 1 pasal ini terdapat ketidak sesuaian dengan syarat yang ditentukan dalam Perjanjian, maka PT. PLN (Persero) UPS Cikokol akan menolak Jasa dimaksud dan PIHAK KEDUA harus memperbaiki jasa sehingga memenuhi syarat yang ditentukan dalam Perjanjian. Perbaikan Jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (4) Pasal ini dilakukan dalam jangka ‘waktu selambat-lambatnya 7 (tyjuh) hari kalender sejak diterimanya Surat Pemberitahuan, dengan ketentuan apabila penyerahan Jasa pengganti melampaui batas waktu penyerahan yang ditentukan, maka PIHAK KEDUA dinyatakan melakukan keteslambatan penyerahan Jasa dan dikenakan sanksi berupa denda keterlambatan. Penerimaan Jasa pengganti sebagaimana dimaksud pada ayat 5 Pasal ini harus dilkuti dengan pemeriksaan Jasa oleh Direksi Pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 Pasal ini berdasarkan ketentuan pemeriksaan yang ditentukan oleh PT. PLN (Persero) UP3 Cikokol. Hasil pemeriksaan oleh Direksi Pekerjaan dituangkan Berita Acara Pemeriksaan yang ditandatangani oleh Direksi Pekerjaan. PASAL 25 DOKUMEN PERJANJIAN Dokumen Perjanjian adalah dokumen yang mengikat hubungan antara PIHAK PERTAMA. dan PIHAK KEDUA, terdiri atas : a. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dan Berita Acara Penjelasan beserta lampirannya. b, Jaminan Pelaksanaan 18 . Perjanjian beserta lampirannya. 2. Dokumen Perjanjian dibuat dalam rangkap 3, dua set bermaterai cukup dan ditandatangani ‘oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, yang masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama. 3. Perpanjangan masa berlaku Perjanjian dapat dilakukan atas kesepakatan KEDUA BELAH PIHAK PASAL 26 STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) DAN TENAGA KERJA 1. PIHAK KEDUA harus mengikuti Standard Operating Procedure (SOP) yang ditetapkan oleh PT. PLN (Persero). 2. Untuk melaksanakan Pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Dokumen Pengadaan ini, PIHAK KEDUA wajib memiliki tenaga ahli sebagaima tercantum dalam sertifkat dalam dokumen teknis PIHAK KEDUA. PASAL 27 KINERJA/PRODUK YANG HARUS DIHASILKAN 1. Konstruksi harus terlindung dari pengaruh lingkungan Konstruksi harus sesuai dengan Standar Konstruksi Jaring Distribusi PLN. 3. Gambar pelaksanaan pekerjaan berbasis GPS (soft copy dan hardcopy) dan Aplikasi Mapping PLN. PASAL 28 HARGA JASA/ MATERIAL PIHAK PERTAMA membayar biaya pekerjaan PENGGANTIAN, PENARIKAN DAN PECAH BEBAN JARINGAN TEGANGAN RENDAH UNTUK MENGATASI| TEGANGAN DROP, JARINGAN OVER LOAD DAN JARINGAN RANTAS kepada PIHAK KEDUA dengan Nilai Harga ‘Satuan sebelum PPN 10% yang terdapat pada lampiran Perjanjian ini. Estimasi / Perkiraan total volume paket pekerjaan selama masa perjaniian adalah 170.481.7905 *** Seratus Tujuh Puluh Juta Empat Ratus Delapan Puluh Satu Ribu Tujuh Ratus Sembilan Puluh Lima Rupiah *** PASAL 29 PEMERIKSAAN TEKNIS 1. PIHAK PERTAMA dapat menunjuk petugas-petugas atau wakilnya untuk memeriksa hasil pekerjaan PIHAK KEDUA, apakah sesuai dengan SLA. PIHAK KEDUA dinaruskan membantu sehingga pemeriksaan ini dapat berjaian lancar. 2. PIHAK KEDUA diharuskan taat kepada petunjuk dan instruksi tertulis dari PIHAK PERTAMA, atau petugas-petugas pemeriksaan yang sah mewakilinya atas hal-hal yang tidak sesuai dengan kontrak, 19 3. Jika PIHAK KEDUA berkeberatan atas perintah-perintah tersebut, ia dapat menyatakan ‘secara tertulis dan Surat resmi kepada PIHAK PERTAMA untuk minta suatu keputusan. PASAL 30 PENUNDAAN PEKERJAAN 1. PIHAK PERTAMA mempunyai hak dalam hal menunda dan memulai pekerjaan tanpa membatalkan persyaratan-persyaratan dalam kontrak. 2. Perintah untuk menunda atau memulai pekerjaan akan dikeluarkan secara tertulis oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA. 3. Jika penundaan tersebut bukan Karena kesalahan/kealfaan PIHAK KEDUA, maka penyelesaiaan pekerjaan akan diperpanjang sesuai waktu yang hilang akibat penundaan tersebut di atas. PASAL 31 PENGALIHAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA tidak dibenarkan untuk memindah tangankan pekerjaan baik sebagian ‘maupun seluruhnya kepada pihak lain. 2. Apabila ditemukan bukti bahwa PIHAK KEDUA memindahtangankan pekerjaan balk sebagian maupun seluruh jasa kepada pihak lain, maka PIHAK PERTAMA berhak memutus, Perjanjian secara sepihak dan diberikan surat peringatan pertama dan terakhir. PASAL 32 EVALUASI PLN dan PIHAK PERTAMA berhak melakukan evaluasi terhadap kinerja PIHAK KEDUA secara Periodik dengan tujuan untuk mengetahui standar keberhasilan pekerjaan yang telah sesuai dengan ketentuan yang bertaku di Perusahaan PLN. Apabila hasit evaluasi tidak memuaskan sesuai dengan lingkup pekerjaan sebagaimana dimaksud pada Service Level Agreement dapat memberikan sanksi atau tindakan kepada PIHAK KEDUA sesuai dengan ketentuan dalam Perjanjian ini. PASAL 33 KETENTUAN DALAM PEMUTUSAN KONTRAK Dalam hal terjadinya pemutusan kontrak, PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat untuk tidak memberlakukan pasal 1266 dan pasal 1267 Kitab Undang-undang Hukum Perdata. PASAL 34 HAMBATAN DAN GANGGUAN PIHAK KEDUA menyetujul sepenuhnya bahwa dalam waktu penyelesaian pekerjaan-pekerjaan sebagai tersebut dalam kontrak telah diperhitungkan hambatan-hambatan dan gangguan- gangguan yang terjadi selama pelaksanaan pekerjaan. PASAL 35 PERUBAHAN VOLUME PEKERJAAN PIHAK KEDUA harus merubah pekerjaan bilamana diperintahkan secara tertulis oleh PIHAK PERTAMA. Perubahan yang mengakibatkan tambahan atau pengurangan volume pekerjaan dan dana untuk penyesuaian harga kontrak harus segera dibuat dan dilaporkan oleh PIHAK KEDUA. kepada PIHAK PERTAMA. ‘Semua perubahan yang mengakibatkan revisi (tambah atau kurang) sepenuhnya tetap akan diperhitungkan. ‘Semua perubahan harus dilaksanakan dengan Surat Perintah tertulis dari PIHAK PERTAMA. Bila perubahan tersebut mempengaruhi waktu penyelesaian pekerjaan, penyesuaian pelaksanaan pekerjaan harus dibuat sesuai dengan seperti disebutkan pada perpanjangan ‘waktu yang akan diatur dalam sebuah Addendum/Amandemen. PASAL 36 PEKERJAAN TAMBAH / KURANG. ‘Apabila temyata terdapat pekerjaan tambah/kurang dari harga yang telah ditetapkan, maka biaya tambah/kurang tersebut diperhitungkan atas dasar harga per pekerjaan didalam Perjanjian. Pekerjaan tambah nilainya diperhitungkan atas harga satuan perjaniian ini, sedangkan apabila pekerjaan tambah selain uraian pekerjaan yang ada dalam harga satuan yang telah diperjanjikan maka ditentukan atas dasar persetujuan kedua belah pihak dengan mengindahkan peraturan yang bertaku. Pekerjaan tambah/kurang tersebut harus sudah dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA selambatlambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak saat diterimanya perintah tertulis PIHAK PERTAMA / Direksi Pekerjaan oleh PIHAK KEDUA. Untuk pekerjaan tambahikurang tersebut diatas, harus dibuat dalam suatu ikatan Berita ‘Acara Addendum/Amandemen. Apabila terdapat pekerjaan kerja kurang berapapun nilainya, maka biaya kerja kurang tersebut tetap harus di perhitungkan atas dasar harga satuan sebagaimana di maksud pada lampiran perjanjian. 24 PASAL 37 KENAIKAN HARGA PIHAK KEDUA tidak dapat (tidak dibenarkan) menuntut tambahan biaya apapun juga (Klaim) walaupun ada kenaikan harga atau apapun juga yang ada hubungannya dengan pengadaan barang kecuali bila Pemerintah menentukan adanya ijn untuk claim kenaikan harga tersebut. PASAL 38 HUKUM DAN PERATURAN PIHAK KEDUA harus memperhatikan dan mentaati semua hukum peraturan-peraturan yi beriaku dan menggant rup\ atau memenuhitunlutan-tuntutan yang clambil PIHAK PERTAMA Karena pelanggaran yang dilakukan PIHAK KEDUA. Selain itu PIHAK KEDUA harus ‘memperhatikan hari-hari libur dalam hubungan dengan tenaga kerjanya. PASAL 39 PERIZINAN PIHAK KEDUA bertanggungjawab dalam mendapatkan ijin-ijin sementara atau dispensasi- spensasi yang dipertukan, untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan yang timbul akibat peraturan yang berlaku dari instansi terkait yang berhubungan dengan Rute jaringan. Sedangkan {jin route jaringan dan jin pemakaian lahan akan diurus oleh PIHAK KEDUA dengan PLN. Berdasarkan persyaratan periinan pekerjaan dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Pemerintah Kota Tangerang dan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan dan tertib administrasi, maka dalam pelaksanaan pekerjaan ditunjuk Konsultan pengawas independen bersetifikasi SKA 202 Madya. PASAL 40 PERLINDUNGAN TERHADAP TUNTUTAN-TUNTUTAN Bilamana terjadi tuntutan/claim terhadap PIHAK PERTAMA atas kegagalan PIHAK KEDUA dalam melaksanakan pekerjaan sebagai tersebut dalam kontrak atau atas kecelakaan, kerusakan, kerugian, karena kelalaian PIHAK KEDUA, pekerja atau leveransir, PIHAK KEDUA harus membayar/mengganti claim tersebut. PASAL 41 TUNTUTAN TERHADAP TENAGA KERJA DAN PERALATAN 1. PIHAK KEDUA harus mengganti rugi dan bertanggungjawab terhadap semua tuntutan ‘sehubungan dengan tenaga kerja dan peralatan yang disediakan dalam pelaksanaan kontrak. 2. Bila dipertukan PIHAK PERTAMA dapat meminta kepada PIHAK KEDUA bukti-bukti yang ‘memuaskan tentang telah dipenuhinya hak/pembayaran semua perorangan yang mungkin akan mengajukan tuntutan kepada PIHAK PERTAMA. Bilamana PIHAK KEDUA tidak memberikan bukti-bukti seperti tersebut dalam Ayat 2 Pasal ini, maka PIHAK PERTAMA dapat menahan sisa pembayaran kepada PIHAK KEDUA, sisa taginan tersebut akan ditahan sampai dengan tuntutan-tuntutan tersebut di atas telah diselesaikan. PASAL 42 ‘TEMPAT ADMINISTRAS! DAN GUDANG Selama_pelaksanaan pekerjaan, PIHAK KEDUA diharuskan menyediakan Tempat Adminitrasikantor dan Gudang di wilayah kerja UP3 Cikokol. Segala komunikasi yang ditujukan kepada wakil PIHAK KEDUA baik di kantor maupun di tempat administrasi (meskipun wakil PIHAK KEDUA tidak ada di tempat) dianggap telah diterima rekanan, PASAL 43, CARA PELAKSANAAN DI LAPANGAN PIHAK KEDUA harus bertanggungjawab sepenuhnya atas keadaan di tempat pekerjaan, termasuk keadaan lingkungan selama pelaksanaan pekerjaan. Hal ini berlaku terus menerus dan tidak hanya terbatas pada waktu jam kerja. PASAL 44 PERLINDUNGAN TERHADAP MILIK DAN KEPENTINGAN UMUM PIHAK KEDUA harus bertanggungjawab atas kerusakan-kerusakan sebagai akibat dari pelaksanaan pekerjaannya dan menyelesaikan klaim-klaim pihak ketiga (bila ada) tanpa menyangkut PIHAK PERTAMA. PIHAK KEDUA.bertanggungjawab penuh atas perlindungan perorangan, umum, petugas/pekerja PIHAK PERTAMA. PIHAK KEDUA harus memberitahu secara jelas kepada PIHAK PERTAMA dan pemili barang-barang/alat-alat tersebut kemungkinan adanya kerusakan karena pelaksanaan pekerjaan dan PIHAK KEDUA harus mengambil tindakan-tindakan dan pembicaraan- pembicaraan bersama pemili-pemiliknya untuk pemindahan, penggantian atau periindungan terhadap barang-barang/alat-alat tersebut. PASAL 45 KERUGIAN KARENA GANGGUAN LAIN ‘Semua kerugian-kerugian yang disebabkan oleh sifat dari pekerjaan atau dari gangguan- gangguan alam, air, tanah, dan gangguan-gangguan luar biasa lainnya yang diketahui sebelumnya dalam pelaksanaan pekerjaan, adalah menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA. 23 PASAL 46 PERBAIKAN DARI KERUSAKAN-KERUSAKAN PIHAK KEDUA harus segera memperbaiki semua kerusakan yang dilakukan oleh pekerjaan dan pemakaian yang abnormal, termasuk kerusakan fasilitas-fasilitas atau instalasi-instalasi yang ada atas biaya sendiri dan semua pekerjaan perbaikan harus mendapat persetujuan dari PIHAK PERTAMA. PASAL 47 JANGKA WAKTU 1, Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan PENGGANTIAN, PENARIKAN DAN PECAH BEBAN JARINGAN TEGANGAN RENDAH UNTUK MENGATASI TEGANGAN DROP, JARINGAN OVER LOAD DAN JARINGAN RANTAS, adalah selama 90 (Sembilan Puluh) hari terhitung sejak penandatanganan Perjanjian/Kontrak 2. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan sebagaimana dimaksud pada Ayat 1 Pasal ini dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA. PASAL 48 PENUTUP Demikian Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 3 (tiga) dengan 2 (dua) diantaranya dibubuhi materai_ secukupnya, masing — masing mempunyai kekuatan hukum yang sama, dan ditandatangani pada tanggal, bulan dan tahun sebagaimana disebutkan pada awal Perjanjian ini. PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA PT. RAIHANA AZIES PT PLN (Persero) UID BANTEN UP3 CIKOKOL MANAGER 24 FLAN paw vo BATE —iamacaaero = [coos ein TOSI So} ‘iss a ranaasaTuan| sumannanca | neTERANOAN Degen et iass o agen ant WaT fencer ona geen segs a i) ogee crea at aoa oan eager on heen E s|sjelsleloja)= = sar | vox [tatonseTunn] sumanvanca | serenanoan oo) 0) Peso teases Tora. reat ra ‘Sen Teh Pu ea pet an Dp Pa Ses ib Tes Seon Pah ne Rp

You might also like