Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
millennium adalah upaya untuk memenuhi hak-hak dasar kebutuhan manusia melalui
komitmen bersama antara 189 negara anggota PBB untuk melaksanakan 8 (delapan)
2007).
eliminasi tetanus neonatorum. Sebanyak 104 dari 161 negara berkembang telah
pada Desember 1999 setuju mengulur eliminasi hingga 2005. Target eliminasi tetanus
neonatorum adalah satu kasus per seribu kelahiran di masing-masing wilayah dari
setiap negara. WHO mengestimasikan 59.000 neonatus seluruh dunia mati akibat
1
2
kematian bayi baru lahir. Tetanus yang menyerang bayi usia di bawah satu bulan,
dikenal dengan istilah tetanus neonatorum yang disebabkan oleh basil Clostridium
Tetani. Penyakit ini menular dan menyebabkan resiko kematian sangat tinggi. Bisa
dikatakan, seratus persen bayi yang lahir terkena tetanus akan mengalami kematian.
(Kusmariadi, 2009).
Pada tahun 2007, Filipina dan Indonesia mencatatkan jumlah kasus tetanus
negara tersebut melebihi 100 orang. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk,
urutan ke-5. Jumlah kasus tetanus neonatorum di Indonesia pada tahun 2007
sebanyak 175 kasus dengan angka kematian (case fatality rate (CFR) 56% (Depkes
RI, 2008).
Tetanus ibu dan bayi baru lahir didunia merupakan penyebab penting dari
kematian ibu dan bayi, sekitar 180.000 kehidupan di seluruh dunia setiap tahun,
dengan maternal immunization, dengan vaksin, dan aseptis obstetri tetanus ibu dan
bayi tetap sebagai masalah kesehatan masyarakat di 48 negara, terutama di Asia dan
Di negara maju, kasus tetanus jarang ditemui. Karena penyakit ini terkait
erat dengan masalah sanitasi dan kebersihan selama proses kelahiran. Kasus tetanus
memang banyak dijumpai di sejumlah negara tropis dan negara yang masih memiliki
3
kondisi kesehatan rendah. Lihat saja data organisasi kesehatan dunia (WHO) yang
menunjukkan, kematian akibat tetanus di negara berkembang adalah 135 kali lebih
sebesar 12,5 per 1000 kelahiran hidup; sedangkan target Eliminasi Tetanus
Neonatorum (ETN) yang ingin dicapai adalah 1 per 1000 kelahiran hidup (Survey
tetanus pada anak di rumah sakit 7-40 kasus/tahun, 50% terjadi pada kelompok 5-9
tahun, 30% kelompok 1-4 tahun, 18% kelompok > 10 tahun, dan sisanya pada bayi <
Balita Sakit (MTBS), peningkatan gizi pada anak, penguatan peran keluarga, dan
angka kematian balita, bayi maupun neonatal, peningkatan akses layanan kesehatan
(BAPPENAS, 2010).
membasmi penyakit Tetanus neon Kasus cacar terakhir di Indonesia ditemukan pada
tahun 1972 dan pada tahun 1974 Indonesia secara resmi dinyatakan negara bebas
cacar. Imunisasi ada dua macam, yaitu imunisasi aktif dan pasif. Imunisasi aktif
adalah pemberian kuman atau kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan
penyuntikan ATS (Anti Tetanus Serum) pada orang yang mengalami luka
kecelakaan. Contoh lain adalah yang terdapat pada bayi yang baru lahir dimana bayi
tersebut menerima berbagai jenis antibodi dari ibunya melalui darah plasenta selama
Tetanus disebabkan oleh toksin yang diproduksi oleh bakteri yang disebut
Clostridium tetani. Tetanus juga bisa menyerang pada bayi baru lahir (Tetanus
Neonatorum) pada saat persalinan dan perawatan tali pusat. Tetanus merupakan salah
satu penyebab kematian bayi di Indonesia. Akan tetapi masih banyak calon ibu di
yang bisa disebut masih "jauh" dari kondisi steril saat persalinan. Hal inilah yang bisa
eliminasi tetanus pada neonatal dan wanita usia subur termasuk ibu hamil. Strategi
pertolongan persalinan yang aman dan bersih; 2) cakupan imunisasi rutin TT yang
imunisasi Tetanus Toksoid (TT) pada wanita usia subur yaitu pelaksanaan skrining
yang belum optimal, pencatatan yang dimulai dari kohort WUS (baik kohort ibu
maupun WUS tidak hamil) belum seragam, dan cakupan imunisasi TT2 bumil jauh
lebih rendah dari cakupan K4. Cakupan imunisasi TT2 selama tahun 2003-2007 tidak
terakhir terjadi peningkatan cakupan imunisasi TT2+, dari 26% pada tahun 2007
menjadi 42,9% pada tahun 2008, kemudian meningkat lagi menjadi 62,52% pada
tetanus pada anak di rumah sakit 7-40 kasus/tahun, 50% terjadi pada kelompok 5-9
tahun, 30% kelompok 1-4 tahun, 18% kelompok > 10 tahun, dan sisanya pada bayi <
12 bulan. Angka kematian keseluruhan antara 6,7-30%. Pada umumnya kasus itu,
penggunaan gunting yang kotor dan berkarat oleh para bidan atau dukun bayi saat
Indikator derajat kesehatan dapat dinilai dari Angka Kematian Bayi (AKB),
Angka Kematian Ibu (AKI), umur harapan hidup dan angka kematian balita (Depkes
RI, 2005). Oleh karena itu, persalinan ibu harus mendapatkan fasilitas dan partisipasi
menekan angka kematian bayi dan ibu salah satunya dengan cara Imunisasi. Di dalam
hal ini penulis akan lebih memfokuskan kepada salah satu penyakit yang cukup
banyak merenggut korban jiwa baik ibu dan balita, yaitu Imunisasi Tetanus Toxoid
secara merata akan diberikan pada ibu hamil di seluruh desa atau kelurahan pada
tetanus pada bayi baru lahir dibawah satu per 1000 kelahiran bayi yang lahir hidup
Indralaya target cakupan Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) pada ibu hamil 2010
sebanyak 640. Untuk TT 1 saat ini mencapai 595 ibu atas sebesar 93%, sedangkan
untuk TT2 sebamyak 576 ibu hamil atau sebesar 90%. Sedangkan untuk target
cakupan imunisasi Tetatanus Toxoid ( TT ) pada ibu hamil tahun 2011 sebanyak 730,
untuk TT1 dari bulan Januari – April 2011 telah mencapai 215 ibu hamil dan TT 2
dengan Kelengkapan Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) pada Ibu Hamil di
Ibu dengan Kelengkapan Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) pada Ibu Hamil
tahun 2011.
imunisasi Tetanus Toxoid (TT) bagi dirinya dan janin yang dikandungnya
sehingga ke depannya di dalam masyarakat bisa lebih aktif lagi baik dalam
segi kegiatan pemeriksaan ibu hamil itu sendiri maupun dari segi penyuluhan-
maka peneliti hanya membahas pendidikan ibu, pengetahuan dan tingkat pendapatan
Tetanus Toxoid (TT) pada ibu hamil di Puskesmas Indralaya tahun 2011
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
anak terhadap penyakit tertentu. Vaksin yang diberikan akan menstimulir sistim
kekebalan tubuh bayi untuk memproduksi zat anti guna melawan penyakit tersebut,
sehingga anak menjadi kebal atau bila terkena sakit menjadi ringan dan tidak
penyakit berbahaya yang sering terjadi pada tahun-tahun awal kelahiran dan
merupakan upaya ilmiah yang dilakukan untuk meningkatkan sistem kekebal tubuh
(Wahab, 2002).
kepada seseorang agar dapat mencegah penyakit yang dapat menyebabkan kematian
oleh penyakit yang sering berjangkit. Vaksin yang efektif harus memiliki hal-hal
berikut ini:
11
12
2.1.3.1 Etiologi
bakteri gram-positif berbentuk batang dengan spora pada sisi ujungnya sehingga
mirip pemukul genderang. Bakteri tetanus bersifat obligant anaerob, yaitu berbentuk
vegetatif pada lingkungan tanpa oksigen dan rentan terhadap panas serta disinfektan.
Pada lingkungan yang tidak kondusif bakteri akan membentuk spora yang tahan
dan berada dimana saja seperti tanah, debu, serbuk antiseptik, bahkan peralatan
2.1.3.2 Penularan
Tetanus masuk ke dalam tubuh manusia biasanya melalui luka yang dalam
1. kecelakaan
2. luka
13
3. karies gigi
Menurut Widoyono (2008) gejala awal yang muncul adala kekakuan otot
rahang untuk mengunyah, sehingga anak sukar membuka mulut untuk makan dan
minum. Kekakuan ini pada neonatus sering menyulitkan saat menyusui karena mulut
5. kejang-kejang.
2.1.3.4 Pengobatan
1. Pemberian antibiotik
2.1.3.5 Pencegahan
Upaya pencegahan yang baik maka angka kesakitan dan angka kematian yang
2. Perawatan luka
2.1.4.1 Pengertian
kematian. Penyebabnya, basil Clostridium Tetani yang bersifat anaerob (tidak dapat
tumbuh ketika berhubungan bebas dengan udara) dan memproduksi toksin yang
adalah untuk mencegah berkembangnya efek samping yang ditimbulkan oleh bakteri
intramuskuler/ subkutan dalam jarak pemberian (interval) Imunisasi TT1 dengan TT2
suspensi. Vaksin harus disuntikkan secara intramuskuler atau subkutan yang dalam.
Jarum suntik dan syringe yang steril harus digunakan pada setiap penyuntikan.
Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) untuk pencegahan terhadap tetanus/ tetanus neonatal
terdiri dari 2 dosis primer 0,5 ml yang diberikan secara intramuskuler atau subkutan
yang dalam dengan interval 4 minggu yang dilanjutkan dengan dosis ke tiga pada 6 -
usia subur, maka dianjurkan diberikan 5 dosis TT. Dosis ke empat diberikan 1 tahun
setelah dosis ke tiga, dan dosisi ke lima diberikan 1 tahun setelah dosis ke empat.
Imunisasi TT dapat secara aman diberikan selama masa kehamilan bahkan pada
(e) Jadwal Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) pada Ibu Hamil Depkes RI,
3. Pemberian ketiga : 6-12 bulan setelah pemberian vaksin kedua, atau selama
kehamilan berikutnya
kehamilan berikutnya.
Imunisasi (KIPI) atau Adverse Events Following Immunization (AEFI) adalah suatu
kejadian sakit yang terjadi setelah menerima imunisasi yang diduga berhubungan
dengan imunisasi. Penyebab kejadian ikutan pasca imunisasi terbagi atas empat
faktor kebetulan dan penyebab tidak diketahui. Gejala klinis KIPI dapat dibagi
menjadi dua yaitu gejala lokal dan sistemik. Gejala lokal seperti suntikan. Gejala
sistemik antara lain panas, gejala gangguan pencernaan, lemas, rewel dan menangis
yang berkepanjangan. (Depkes, 2006). Efek samping tersebut berlangsung 1-2 hari,
ini akan sembuh sendiri dan tidak diperlukan tindakan/ pengobatan (Depkes RI,
2006).
Seperti yang penulis kutip dari salah satu penulis di situs kesehatan yaitu
Sugiyono (2005) menyebutkan bahwa Imunisasi terdiri atas dua macam yaitu:
dari Imunisasi pasif ini. Contohnya adalah inject ATS (Anti Tetanus
Ada dua macam kekebalan di dalam tubuh untuk melawan penyakit menurut
pada manusia yang secara alamiah dapat melindungi badan dari suatu
penyakit. Misalnya kulit, air mata, cairan-cairan khusus yang keluar dari
sebagainya.
manusia yang didapat dari luar tubuh atau setelah mendapat imunisasi
1. Genetik
Adalah kekebalan yang berasal dari sumber genetik atau bawaan lahir,
Kekebalan ini diperoleh dari luar tubuh anak atau orang yang
Kekebalan pasif diperoleh dari ibunya melalui plasenta. Ibu yang telah
pasif juga dapat diperoleh melalui serum antibodi dari manusia atau
19
pendek saja).
2.2.1 Pendidikan
Peran seorang ibu pada program imunisasi sangatlah penting. Karenanya suatu
Pemahaman ibu atau pengetahuan ibu terhadap imunisasi sangat dipengaruhi oleh
pendidikan ibu maka cakupan imunisasi Tetanus Toxoid (TT) nya akan semakin
lengkap.
oleh tingkat pendidikan ibu. Dari sini dapat kita simpulkan bahwa semakin tinggi
kesehatannya dalam hal ini untuk melakukan tindakan Imunisasi (TT) Tetanus
tahun yang terdiri atas Sekolah Dasar (SD), Madrasah Ibtidayah (MI), Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTS). Program wajib
SD atau sederajat dan SMP atau sederajat, sehingga pendidikan dikategorikan sebagai
brikut:
terhadap Tetanus Toxoid menunjukan persentase ibu yang tidak sekolah, cakupan
imunisasi Tetanus Toxoid (TT) nya lengkap adalah 60,7%. Nilai ini lebih rendah jika
dibandingkan dengan ibu yang pendidikannya tinggi yaitu 80,2%. Karena ibu-ibu
2.2.2 Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2005), pengetahuan merupakan hasil dari tahu, hal ini
terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu melalui
panca indera manusia yaitu : pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Sebagian besar pengetahuan manusia didapat melalui mata dan telinga. Pengetahuan
sebelumnya.
yang menanyakan tentang isi materi yang inggin diukur dari subjek peneliti atau
responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat
Menurut Mulyanto Sumardi dan Hans Dieter Evers dalam Rokhana (2005),
Ada beberapa definisi pengertian pendapatan dari para ahli antara lain. pendapatan
adalah seluruh penerimaan baik berupa uang maupun barang baik dari pihak lain
maupun dari hasil sendiri. Dengan dinilai sejumlah uang atas harga yang berlaku pada
saat itu.
berbeda berdasarkan status sosial ekonomi pada umumnya dipengaruhi oleh 2 (dua)
hal, yaitu :
b. karena terdapatnya perbedaan sikap hidup dan perilaku hidup yang dimilik
pendapatan yang berupa uang dan barang yang diperoleh orang tua dan anggota
keluarga lainnya yang bersumber dari kerja pokok dan kerja sampingan. Skala
dengan pendapatan keluarga yang tinggi mempunyai resiko 2,324 kali untuk
rendah disebabkan kurangnya informasi yang diterima ibu yang pendapatan keluarga
yang rendah dibandingkan dengan ibu yang status pendapatan keluarga karena tidak
METODE PENELITIAN
dihubungkan dengan variabel dependen yaitu imunisasi TT pada ibu hamil, maka
kerangka konsep serta variabel dalam penelitian ini secara sistematis sebagai berikut :
Pendidikan
Imunisasi TT
Pengetahuan Pada Ibu Hamil
Pendapatan keluarga
3.2.1.1 Pendidikan
a. Definisi : Jenjang pendidikan formal terakhir yang dicapai oleh ibu saat
24
25
3.2.1.2 Pengetahuan
(Notoatmodjo, 2005)
Rp. 850.000,00
3.3 Hipotesis
Tetanus Toxoid (TT) Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Indralaya Tahun 2011.
27
Tetanus Toxoid (TT) Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Indralaya Tahun 2011.
Tahun 2011.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
pendapatan keluarga) dan variabel dependen (imunisasi TT pada ibu hamil) yang
Notoatmodjo (2010).
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil Januari – April 2011 yang telah
Sampel penelitiannya yaitu ibu-ibu hamil telah mendapatkan TT2 yaitu pada
bulan Januari – April 2011 di Puskesmas Indralaya yaitu sebanyak 119 orang,
28
29
kepada responden.
Yaitu data data yang diperoleh dari KMS ibu dan data Puskesmas Indralaya.
dan wawancara.
Adalah meneliti kembali apakah isian dalam kuesioner cukup baik dan
b. Coding (Pengkodean)
kesalahan.
Data yang dianalisa dengan menggunakan tabel distribusi dan presentasi yang
variabel independen dan untuk dependen. Pada analisa bivariat ini akan menggunakan
uji statistik Chi-Square test dengan batas kemaknaan P Value α > 0,05 bila P value <
0,05 berarti tidak ada hubungan antara variabel independen dan variabel dependen
(Haston, 2006)
31
Pengolahan data dan analisa data menggunakan uji chi kuadrat (Chi square)
X2
fo fe 2
fe
Keterangan: