Professional Documents
Culture Documents
PEMBELAHAN (CLEAVAGE)
Adnan
Biologi FMIPA UNM, 2010
A. CIRI-CIRI PEMBELAHAN
Fusi pronuklei jantan dan pronuklei betina pada saat fertilisasi menghasilkan
inti diploid pada zygot. Selanjutnya zygot membelah menjadi 2,4,6,8 sel dan
seterusnya. Pembelahan-pembelahan tersebut menyebabkan zygot yang pada
mulanya uniseluler berubah menjadi multiseluler. Sel-sel hasil pembelahan zygot
dinamakan blastomer, sedangkan serangkaian pembelahan yang berlangsung hingga
embrio memiliki suatu rongga yang dikelilingi oleh blastomer disebut cleavage.
Menurut Balinsky, pembelahan memiliki beberapa ciri yaitu
(i) Zygot ditransformasi melalui serangkaian pembelahan mitosis dari
keadaan uniselluler ke multiselluler
(ii) Ukuran embrio relatif tidak bertambah
(iii) Bentuk umum embrio tidak berubah kecuali terbentuknya rongga
blastocoel
(iv) Transformasi dari bagian subtansi sitoplasma menjadi subtansi inti.
Perubahan-perubahan kualitatif komposisi telur terbatas
(v) Bagian-bagian utama sitoplasma telur tidak digantikan dan tetap pada
posisi yang sama seperti telur pada awal pembelahan.
(vi) Rasio sitoplasma inti pada awal pembelahan sangat rendah, dan pada
akhirnya hampir sama dengan rasio sel somatik.
Pembelahan zygot berbeda dengan pembelahan mitosis biasa yang
berlangsung pada stadium lanjut perkembangan dan pada organisme dewasa. Pada
stadium lanjut perkembangan, sebelum sel membelah mereka mengalami perubahan
ukuran kira-kira sama dengan ukuran sel sebelum membelah. Jadi pada stadium
lanjut perkembangan atau pada organisme dewasa ukuran sel rata-rata dipelihara
127
pada setiap jaringan,. Selama pembelahan zygot, urutan pembelahan blastomer tidak
dipisahkan oleh pertumbuhan, dalam hal ini ukuran blastomer-blastomer tidak
meningkat hingga pembelahan berikutnya dimulai. Akibatnya setiap pembelahan
menghasilkan blastomer-blastomer dengan ukuran setengah dari blastomer asal. Jadi
pembelahan zygot dimulai dari suatu sel yang ukurannya amat besar, dan berakhir
dengan sejumlah sel dengan ukuran yang kecil. Dengan demikian berbeda dengan
sel-sel yang telah berdifferensiasi pada organisme dewasa, sebab differensiasi selluler
biasanya diiringi dengan peningkatan ukuran sel (Balinsky, 1976). Pada bintang laut
pembelahan berlangsung cepat an sebelum satu siklus pembelahan selesai,
pembelahan berikutnya sudah dimulai (Carlson, 1988)
Gambar 7.1 Perbandingan siklus sel pada sel dewasa dan awal pembelahan (Carlson,
1988)
128
berbagai asam nukleat selama oogenesis, fertilisasi, dan selama awal perkembangan
embrio katak (Balinsky, 1976)
D. POLA-POLA PEMBELAHAN
Berdasarkan simetri dan tipe pembelahannya, pembelahan pada zygot dapat
dikelompokkan menjadi :
1. Pembelahan radial holoblastik
Pembelahan radial holoblastik adalah pembelahan dimana blastomer-
blastomer yang terdapat pada bagian kutub anima telur terletak tepat di atas
blastomer yang ada pada bagian vegetatif, sehingga pola blastomer adalah radial
simetris (gambar 2), misalnya pembelahan pada echinodermata dan amphioxus
Gambar 7.3 Pembelahan radial holoblastik pada Synapta digitata dan pembentukan
balastula (Carlson, 1988)
Blastula pada Synapta digitata berbentuk bulat, pada bagian tengah embrio
terdapat suatu rongga yang disebut rongga blastula atau blastocoel Dinding blastula
hanya terdiri atas selapis sel-sel blastomer.
Pada Asterias atau bintang laut, pembelahan telur sama dengan pembelahan
pada Synapta digitata, akan tetapi pada asterias , pembelahan keempat, 4 sel pada
kutub anima membelah meridional menghasilakn 8 sel-sel blastomer. Setiap
blastomer mempunyai ukuran yang sama. Blastomer-blastomer tersebut disebut
mesomer . Sel-sel pada bagian vegetatif membelah secara ekuatorial menghasilkan 4
blastomer yang besar yang disebut makromer, dan 4 sel-sel blastomer yang kecil
yang disebut mikromer pada kutub vegetatif. Pada pembelahan kelima, sel-sel
mesomer membelah secara ekuatorial menghasilkan 16 sel. Makromer membelah
secara meridional menghasilkan sel di bawah an2. Mikromer juga membelah
menghasilkan kelompok sel-sel kecil pada kutub vegetatif. Pembelahan keenam
133
Gambar 7.5. Pembelahan radial holoblastik pada amphioxus. (a) zygot, (b)
pembelahan pertama ©pembelahan kedua (d) pembelahan ketiga (e)
pembelahan keempat (f) pembelahan kelima (Carlson, 1988).
Gambar 7.6. Scanning electronmicrograf pembelahan pertama dan kedua pada embrio
katak (Gilbert, 1985).
Bidang pembelahan ketiga adalah horisontal, melintas dekat kutub anima, dan
membelah blastomer menjadi empat belastomer kecil ke arah hemisphere anima, dan
4 blastomer besar pada kutub vegetatif. Pembelahan keempat adalah meridional
simultan, dan pembelahan kelima adalah ekuatorial atau horisontal (gambar 7.7)
Gambar 7.7. Pembelahan yang berlangsung pada embrio katak. Pembelahan kedua
dimulai sebelum pembelahan pertama selesai. Pembelahan ketiga
adalah horisontal atau ekuatorial lebih ke arah kutub anima. (Gilbert,
1985).
136
Pada amphibia embrio yang mengandung sel-sel blastomer antara 16 -64 biasa
disebut morula (gambar 7.8). Pada stadium 128 sel, blastocoel mulai tampak, dan
embrio sekarang disebut blastula.
Gambar 7.9. Pola pembelahan spiral (a) sinistral, dan (b) dekstral (Balinsky, 1979)
dan mikromer-mikromer seperti 1a2 membelah untuk menghasilkan sel-sel 1a21 dan
1a22 (gambar 7. 10).
Gambar 7.10. Pembelahan spiral holoblastik dilihat dari atas dan dari samping
(Gilbert, 1985).
Perbedaan arah putar cangkang pada Limnea paragra berlangsung sejak awal
pembelahan zygot. Pada pembelahan kedua, orientasi pembelahan sel-sel mulai
berbeda sebagai akibat adanya perbedaan orientasi spindel mitosis. Pada pembelahan
berikutnya, embrio yang memutar ke kiri merupakan pencerminan dari embrio yang
memutar ke kanan. Hal ini dapat dilihat pada posisi blastomer 4d yang berbeda pada
kedua jenis embrio (gambar 7.12)
140
Gambar 7.12. Orientasi spindel mitosis pada pembelahan kedua dari Limnea paragra
(Gilbert, 1985).
Gambar 7.13. Diagram pembelahan sel pada nematode stadium 4 sel (Balinsky, 1976)
142
Gambar 7.14. Diagram pembelahan sel pada nematode stadium 8 sel (Balinsky, 1976)
Gambar 7.15. Perbandingan pembelahan awal pada embrio (A) Echinodermata, (B)
Mamalia (Carlson, 1988).
Pada mamalia, umumnya spindle mitosis dari salah satu blastomer mengalami
rotasi 90o selama pembelahan kedua. Hal ini menghasilkan susunan blastomer yang
bersilang pada stadium 4 sel. Pada stadium 8 sel susunan blastomer menjadi longgar
dan memiliki banyak ruang antar sel. Pada pembelahan ketiga, sel-sel blastomer
mengalami perubahan prilaku dan mereka berkumpul secara tiba-tiba, sehingga
blastomer-blastomer berhubungan satu dengan yang lain membentuk bangun
berbentuk bola yang kompak (Gilbert, 1985) (gambar 7.16). Susunan tersebut
dikemas sangat rapat oleh tight junction pada bagian luar dan gap junction pada
bagian dalam. Tight junction berperan untuk mencegah pertukaran bebas antara
cairan yang terdapat di dalam dengan di luar embrio. Gap junction merangkai semua
blastomer dari embrio yang telah kompak dan melewatkan pertukaran ion-ion serta
molekul-molekul sederhana dari satu sel ke sel berikutnya (gambar 7.17)
144
Gambar 7.16 Scanning Elektron Micrograf pada Embrio Mencit Stadium 8 Sel (A)
dan embrio setelah menjadi kompak (Gilbert, 1985).
Gambar 7.17 Skema perubahan bentuk sel dan pengompakan pada awal
perkembangan mencit (Gilbert, 1985).
Pada stadium 16 sel, embrio mencapai stadium morula. Pada morula,
blastomer blastomer mensekresikan cairan internal untuk pembentukan ronga
blastocoel. Transisi dari stadium morula ke blastula ditandai dengan terjadinya dua
perubahan yaitu:
o Rongga blastula dengan cepat mengalami pembesaran
o Terbentuknya tipe-tipe sel yang berbeda di dalam embrio.
145
Gambar 7.18 Pembelahan meroblastik ayam dilihat dari samping (Balinky, 1976)
146
Gambar 7.20. Pembelahan diskoidal meroblastik pada ikan zebra (Gilbert, 1985)
melipat ke dalam diantara inti, sehingga pada akhirnya setiap inti menjadi satu sel
tunggal dan menghasilkan blastoderm seluler (Gilbert, 1985)
Gambar 7.21. Pembelahan superficial pada Drosophila sp. Angka pada bagan atas
embrio menunjukkan waktu (menit) setelah telur di oviposisikan.
Angka pada bagian bawah embrio menunjukkan jumlah inti (energid)
yang terbentuk (Zolakar dan Erk, 1976 dalam Gilbert, 1985).
150
SOAL LATIHAN
1. Jelaskan 5 ciri-ciri pembelahan !
2. Jelaskan minimal 3 perubahan-perubahan kimia selama berlangsungnya
pembelahan
3. Buatlah komentar dengan mengacu pada gambar di halaman 143
4. Buatlah klasifikasi pembelahan zigot berdasarkan simetri dan tipe
pembelahannya
5. Buatlah perbandingan antara pembelahan zigot pada bintang laut dan katak
6. Jelaskan proses pewarisan maternal pada limnea peragra
7. Jelaskan proses pembelahan pada ayam
8. Jelaskan proses pembelahan pada mamalia
151
DAFTAR PUSTAKA
Carlson, R.M. 1988. Pattens Foundation of Embryology. Mc. Graw Hill Books. New
York.
Majumdar, N.M. 1985. Texbook of vertebrates Embryology. Mc. Graw Hill Publ. Co.
New Delhi.
Saunders J. W. 1970. Pattens and Principles of animal Development. The Mc. Millan
Co. New York.
Saunders J. W.82. Development Biology. The Mc. Millan Co. New York.
Berril, N. L. 1971. Development Biology. Tata Mc. Graw Hill. New Delhi.
Sadler, T. 1985. (Alih bahasa Susanto, 1988). Medical Embryology. William and
Wilikins. Baltimore.
152
Junqueire, L.C. and Carnerio. J. 1980 (Alih Bahasa adji darma, 1982). Basic
Histology. Lange Medical Publ. California