You are on page 1of 8

RESUME ASSESMEN MATEMATIKA

NAMA : MUTIARA ANNISA


NIM : 20129098

A. Pengertian Penilaian Penalaran Matematika di SD


Menurut Akhmat Sudrajat penilaian (asessment) adalah penerapan berbagai cara
dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh
mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan)
peserta didik. Melalui penilaian diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan
pembelajaran dan keberhasilan belajar peserta didik, guru serta proses pembelajaran itu
sendiri.
Penalaran merupakan proses berpikir dalam penarikan kesimpulan (Permana dan
Sumarmo, 2007). Keraf (dalam Shadiq, 2004) menyatakan penalaran merupakan proses
berpikir yang berusaha mengaitkan fakta dan/atau bukti yang diketahui menuju kepada
suatu kesimpulan. Brodie, dkk (2009) penalaran matematika adalah menghubungkan
pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang dimiliki, dan sesungguhnya mengatur
kembali pengetahuan yang didapatkan.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan penalaran merupakan proses
berpikir untuk menarik kesimpulan berdasarkan fakta dan pengetahuan yang telah
dimiliki. Selama proses pembelajaran matematika, kemampuan penalaran matematis
perlu digunakan peserta didik agar lebih mudah dalam memahami matematika. Penalaran
matematika diperlukan untuk menentukan apakah sebuah argumen matematika benar
atau salah dan dipakai untuk membangun suatu argumen matematika.
Peserta didik dikatakan mampu menggunakan penalaran matematis dengan baik,
jika peserta didik tersebut mampu menggunakan penalaran pada pola dan sifat,
melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, serta
menjelaskan gagasan dari pernyataan matematika. Dalam kaitan ini pada penjelasan
teknik Peraturan Dirjen Dikdasmen Depdiknas No. 506/C/Kep/PP/2004 tentang rapor
diuraikan bahwa indikator peserta didik memiliki kemampuan dalam penalaran
matematika adalah:
1. Mengajukan dugaan
2. Melakukan manipulasi matematika

Page | 1
3. Menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan atau bukti terhadap
kebenaran solusi.
4. Menarik kesimpulan dari pernyataan
5. Memeriksa kesahihan suatu argumen
6. Menemukan sifat gejala matematis untuk membuat generalisasi

B. Mendesain (RPP, Soal, dan Karakteristik) Penilaian Penalaran Matematika


Penilaian kemampuan penalaran dapat dilakukan dengan menggunakna observasi,
tes tertulis atau tes lisan. Observasi dilakukan menggunakan isntrumen lembar observasi.
Tes tertulis menggunakan instrumen lembar soal dan rubrik penilaian. Tes tertulis
digunakan untuk mengetahui kemampuan penalaran matematis peserta didik secara
sistematis dan logis. Hasil tes tertulis kemudian dikonfirmasi dengan menggunakan tes
lisan.
Dalam mendesain penalaran matematika diharapakan yaitu membuat sebuah
rancangan pelaksanaan pembelajaran yang disiapkan oleh guru dalam mengajar sehingga
apa tujuan dari pembelajaran dapat terpenuhi.
Soal merupakan alat yang digunakan untuk mengukur atau untuk menilai
kemampuan peserta didik. Dalam penilaiannya kemampuan penalaran mempunyai aturan
tersendiri yang bisa dijadikan acuan. Studi mengenai penilaian kemampuan penalaran
matematika peserta didik pernah dilakukan oleh Thompson dalam risetnya yang berjudul
“Asssing Mathematical Reasoning” pada akhir tahun 2006. Dari hasil riset yang
dilakukannya, Thompson mengemukakan dalam mengukur penalaran matematis peserta
didik dapat dilakukan melalui tes formal. Tes diberikan untuk melihat bagaimana
kemampuan kognitif peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal secara formal.

Page | 2
C. Skoring Penilaian Penalaran Matematika di SD
Dalam penelitian yang dilakukan Thompson menggunakan aturan penilaian dengan
kriteria penskoran soal-soal penalaran seperti berikut:
No Kriteria Skor
1. Respon (penyelesaian) diberikan secara lengkap dan benar 4
2. Respon (penyelesaian) diberikan dengan satu kesalahan/kekurangan 3
yang signifikan.
3. Respon (penyelesaian) benar secara parsial dengan lebih dari satu 2
kesalahan/kekurangan yang signifikan
4. Respon (penyelesaian) tidak terselesaikan secara keseluruhan namun 1
mengandung sekurang-kurangnya satu argumen benar.
5. Respon (penyelesaian) berdasarkan pada proses atau argumen yang 0
salah atau tidak ada respon sama sekali.

Rumus penentuan nilai:


𝑇𝑑
N= 𝑇𝑚 100
Keterangan:
N = skor nilai
Td = total nilai yang didapat
Tm = total nilai maksimal

Rubrik pemberian skor tes kemampuan penalaran matematika


Indikator Penalaran Jawaban Skor
Matematika
Penalaran induktif : Analogi Tidak ada jawaban 0
matematik (menarik Mengidentifikasi kaitan antara proses/konsep pada kasus 0-3
kesimpulan berdasarkan yang diberikan dan menentukan nama proses/konsep yang
keserupaan proses/konsep bersangkutan.
matematik yang terlibat) Mengidentifikasi kaitan antara proses/konsep pada kasus 0-2
yang ditanyakan

Page | 3
Memilih/menetapkan kaitan antara proses/konsep yang 0-3
serupa pada kedua kasus disertai dengan nama konsep yang
bersangkutan.
Sub-total (satu butir tes) 0-8
Penalaran induktif: Tidak ada jawaban 0
Generalisasi (menarik Mengidentifikasi proses/konsep yang terlibat pada kasus 0-3
kesimpulan umum berdasarkan yang diberikan dan menentukan namanya
proses/konsep matematika Mengidentifikasi kaitan antar rumus/aturan/konsep 0-2
yang terlibat matematika yang termuat pada kasus yang bersangkutan.
Menyusun pola berdasarkan kaitan antar 0-2
rumus/aturan/konsep matematika yang telah diperoleh
Menyusun bentuk umum proses/konsep yang bersangkutan 0-3
disertai alasan/penjelasan
Sub-total (satu butir tes) 0-10
Penalaran induktif : Membuat Tidak ada jawaban 0
perkiraan Mengidentifikasi proses/konsep matematika dan 0-2
kecenderungannya dari situasi yang diberikan
Mengidentifikasi proses/konsep matematika yang ditanyakan 0-2
Menyusun perkiraan relevan dengan pertanyaan 0-2
Sub-total (satu butir tes) 0-6
Penalaran deduktif: Tidak ada jawaban 0
Melaksanakan perhitungan Mengidentifikasi proses/konsep matematika pada 0-3
berdasarkan rumus/aturan situasi/masalah yang diberikan, ditanyakan serta memeriksa
matematika yang berlaku ketercukupan unsur.
Menyusun model matematika masalah 0-3
Mengidentifikasi langkah-langkah perhitungan disertai 0-2
penjelasan proses/konsep/aturan matematika yang
digunakan.
Menyelesaika model matematika masalah disertai alasan 0-3
atau menyertakan proses/konsep/aturan matematika yang

Page | 6
digunakan.
Menetapkan solusi yang relevan 0-2
Memeriksa kebenaran solusi masalah utama 0-2
Sub-total (satu butir tes) 0-15
Penalaran deduktif : Menarik Tidak ada jawaban 0
kesimpulan berdasarkan aturan Mengidentifikasi pernyataan yang diberikan dan 0-2
inferensi menyatakannya dalam bentuk premis
Mengidentifikasi pernyataan kesimpulan yang akan 0-2
dibuktikan
Mengidentifikasi premis-premis, kaitannya dan 0-3
menyatakannya dalam bentuk simbol yang relevan.
Menyusun premis-premis yang relevan dan menarik 0-3
kesimpulan bagian berdasarkan aturan inferensi yang
berlaku
Menyusun kesimpulan akhir dari kesimpulan-kesimpulan 0-3
bagian
Menyatakan kembali kesimpulan akhir dalam bentuk 0-2
pernyataan yang dibuktikan
Sub-total (satu butir tes) 0-15
Penalaran deduktif: Tidak ada jawaban 0
Membuktikan secara langsung Menyatakan data/unsur dan pernyataan yang akan 0-3
dibuktikan dalam bentuk simbol matematika.
Menyusun model matematika masalah dan pernyataan yang 0-3
akan dibuktikan
Mengidentifikasi proses/sifat/teorema matematika yang 0-3
termuat dalam premis menuju ke pernyataan bukti
Melaksanakan proses-proses matematika yang relevan 0-3
disertai dengan penjelasan/alasan untuk memperoleh
pernyataan bukti
Menyatakan kembali bukti ke dalam bentuk kalimat biasa 0-3

Page | 7
Sub-total (satu butir tes) 0-15
Penalaran deduktif: Tidak ada jawaban 0
Membuktikan secara tidak Menyatakan data/unsur yang diketahui dan pernyataan yang 0-3
langsung akan dibuktikan dalam bentuk simbol matematika
Memisalkan premis baru sebagai lawan dari yang akan 0-2
dibuktikan dalam bentuk simbol
Mengidentifikasi proses/sifat/teorema matematika yang 0-3
termuat dalam premis-premis untuk menuju ke pernyataan
bukti
Melaksanakan proses-proses matematika yang relevan 0-3
disertai dengan penjelasan/alasan untuk menolak kesimpulan
Menyatakan lawan dari kesimpulan sebagai pernyataan bukti 0-3
Sub total (satu butir tes) 0-15
Penalaran deduktif: Tidak ada jawaban 0
Membuktikan dengan induksi Menyatakan data/unsur yang diketahui dan pernyataan yang 0-3
matematik akan dibuktikan dalam bentuk (umum) simbol matematika
Mensubstitusikan n=1 (atau bilangan asli lain) ke dalam 0-2
pernyataan yang akan dibuktikan
Bila kebenaran pernyataan di tolak, proses pembuktian 0-3
berhenti dan pernyataan yang akan dibuktikan salah
Mensubstitusikan n=1 (atau bilangan asli lain) pernyataan 0-2
benar, proses diteruskan dengan memisalkan pernyataan
benar untuk bilangan asli k
Memeriksa kebenaran pernyataan untuk n=k+1. Bila terbukti 0-3
salah maka disimpulkan bahwa pernyataan asal adalah tidak
benar.
Bila pernyataan benar untuk n=k+1 maka pernyataan semula 0-2
terbukti benar
Sub total (satu butir tes) 0-15

Page | 8
D. Analisis Penilaian Penalaran Matematika di SD
Sulianto (2011:456) menyatakan penalaran merupakan suatu kegiatan, suatu
proses atau aktivitas berpikir untuk menarik kesimpulan atau membuat suatu pernyataan
yang kebenarannya telah dibuktikan atau diasumsikan sebelumnya. Seseorang dengan
kemampuan penalaran yang rendah akan selalu mengalami kesulitan dalam menghadapi
berbagai persoalan karena ketidakmampuan menghubungkan fakta-fakta untuk sampai
pada suatu kesimpulan.
Menurut Tukaryanto (2018) kemampuan penalaran matematika sangatlah
berpengaruh dengan proses pembelajaran matematika yang mereka ikuti. Karena peserta
didik yang mempunyai kemampuan penalaran yang baik akan mudah memahami materi
matematika dan sebaliknya peserta didik yang kemampuan penalaran matematikanya
rendah akan sulit memahami materi matematika. Kemampuan penalaran matematis
merupakan kemampuan yang sangat penting dan harus dilimiki peserta didik dalam
memecahkan masalah matematika (Hidayat dan Widodo, 2015:132). Hal tersebut
dikarenakan setiap permasalahan matematika harus diselesaikan dengan proses berpikir,
dan bernalar serta dilatih dengan memecahkan masalah matematika. Guru dapat mengkaji
kemampuan penalaran peserta didik dengan mengamati cara peserta didik memecahkan
masalah matematika. Melalui jawaban peserta didik yang bervariasi, guru dapat
membedakan dan mengklasifikasikan jawaban peserta didik sehingga diperoleh
gambaran sejauh mana kemampuan penalaran peserta didik dalam memecahkan masalah
matematika. Untuk mengukur penalaran matematis peserta didik diberikan soal yang
berpedoman pada aspek penalaran yaitu aspek memahami pengertian, berpikir logis,
memahami contoh, berpikir sistematis, berpikir konsisten, membuat alasan menentukan
strategi, berpikir deduksi, menentukan metode serta menarik kesimpulan (Sulianto, 2011:
454).

|9
DAFTAR PUSTAKA

Brodie, K, dkk. 2009. Teaching Mathematical Reasoning Secondary School Classroom. The
Open University.
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Depdiknas
Permana, Y dan Sumarmo, U. 2007 Mengembangkan Kemampuan Penalaran dan Koneksi
Matematik Siswa SMA melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Education. 1(2), 116-
123.
Putri, D. K., Sulianto, J., & Azizah, M. 2019. Kemampuan Penalaran Matematis Ditinjau dari
Kemampuan Pemecahan Masalah. International Journal of Elementary Education, 3(3),
351-357.

| 10

You might also like