You are on page 1of 12

AL-QUR’AN DAN AL-HADITS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Ushul Fiqh dan Qawaid Al-Fiqhiyah
Dosen Pengampu : Dr. Muhammad Takhim, SE,MSI

Disusun Oleh:
Kelompok 6
Adelia Puspita Wati (21101031010)
Tri Agus Setianingsih (21101031017)
Annisa Nur Rahmawati (21101031030)
Dimas VK Agung (18101031041)
Muhammad Yusuf Sinartya (21101031023)

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG
2022
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. wb
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmad serta hidayahnya pada kita semua dan sholawat serta salam kita haturkan
untuk junjungan nabi agung Nabi Muhammad SAW. Kami sebagai penulis
senantiasa berusaha agar makalah yang kami buat ini memiliki arti penting dan
sesuai dengan materi yang telah diberikan.
Kami telah berusaha menyusun makalah ini sebaik mungkin. Dengan tema
“AL-QUR’AN DAN AL-HADITS”. Pada kesempatan ini kami mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. Muhammad takhim, SE,MSI
selaku dosen mata kuliah Ushul fiqh dan qawaid al-fiqhiyah yang telah
memberikan tugas dan ilmu kepada kami. Kami juga ingin mengucapkan terima
kasih kepada teman-teman yang telah mendukung dalam terselesainya makalah
ini.
Kami jauh dari kata sempurna dan ini merupakan langkah yang baik dari
studi yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan kemampuan kami, maka
kritik dan saran yang membangun makalah ini akan kami sambut dengan senang
hati. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi saya dan yang lainnya.
Wassalamualaikum wr. wb.
Semarang, 01 April 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................1
BAB II......................................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................2
A. Definisi Al-Qur’an........................................................................................2
B. Kehujjahan Al-Qur’an...................................................................................2
C. Perannya Dalam Pembentukan Hukum........................................................2
D. Definisi Al-Hadits.........................................................................................5
E. Kehujjahan Al-Hadits...................................................................................5
F. Perannya Terhadap Al-Qur’an Dalam Pembentukan Hukum.......................6
BAB III....................................................................................................................8
PENUTUP................................................................................................................8
A. Kesimpulan...................................................................................................8
B. Saran..............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-qur’an dan hadits sebagai sumber pedoman hidup, sumber hukum dan
ajaran dalam islam antara satu dengan yang lain tidak dapat dipisahkan. Al
qur’an sebagai sumber pertama dan utama yang banyak memuat ajaran-ajaran
yang umum atau secara global. Oleh karena itu, kehadiran hadits sebagai
sumber ajaran kedua berfungsi untuk menjelaskan keumuman Alqur’an.
Di sinilah peran dan kedudukan Hadits sebagai tabyin
atau penjelas dari Alquran atau bahkan menjadi sumber hukum sekunder atau
kedua setelah Alquran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Al-Qur’an?
2. Bagaimana Kehujjahan Al-Qur’an?
3. Bagaimana Perannya Dalam Pembentukan Hukum?
4. Apa Definisi Al-Hadits?
5. Bagaimana Kehujjahan Al-Hadits?
6. Bagaimana Perannya Terhadap Al-Qur’an Dalam Pembentukan Hukum?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Definisi Al-Qur’an
2. Untuk Mengetahui Kehujjahan Al-Qur’an
3. Untuk Mengetahui Perannya Dalam Pembentukan Hukum
4. Untuk Mengetahui Definisi Al-Hadits
5. Untuk Mengetahui Kehujjahan Al-Hadits
6. Untuk Mengetahui Perannya Terhadap Al-Qur’an Dalam Pembentukan
Hukum

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Al-Qur’an
Secara bahasa diambil dari kata: ‫ ا قر‬- ‫ يقرا‬-‫ قراة‬-‫ وقرانا‬yang berarti sesuatu
yang dibaca. Arti ini mempunyai makna anjuran kepada umat Islam untuk
membaca Alquran. Menurut istilah, Al-Qur’an adalah wahyu Allah SWT yang
diturunkan kepada nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril sebagai
petunjuk bagi umat manusia. Al-Qur’an diturunkan untuk menjadi pegangan
bagi mereka yang ingin mencapai kebahagian dunia dan akhirat. Al-Qur’an
menggunakan bahasa Arab dan merupakan mukjizat bagi rasul. Sebagian besar
ayat-ayat Al- Qur’an diturunkan di kota Mekah dan kota Madinah. Isi yang
terkandung dalam Al-Qur’an terdapat 6.236 ayat 114 surat dan 30 juz.
(Mutammimul Ula, Risawandi, Rosdian, 2019).

B. Kehujjahan Al-Qur’an
Dalil Al-Qur’an adalah hujjah bagi umat manusia dan hukum-hukumnya
merupakan undang-undang yang wajib diikuti oleh manusia sepanjang masa.
Al-Qur’an merupakan dari sisi Allah dan disampaikan kepada mereka dari
Allah melalui cara yang pasti (qath’i), tidak ada keraguan mengenai
kebenarannya. Sedangkan bukti bahwa Al-Qur’an itu dari sisi Allah adalah
kemukjizatannya.
Kehujjahan berarti landasan, di mana Abdul Wahab Khallaf (Mardias
Gufron, 2009) mengatakan bahwa “kehujjahan Al-Qur’an itu terletak pada
kebenaran dan kepastian isinya yang sedikitpun tidak ada keraguan atasnya”.
Hal ini sebagaimana firman Allah SWT yang berbunyi:
َ‫ْب فِ ْي ِه هُدًىلِّ ْل ُمتَّقِ ْين‬
َ ‫ك ْال ِكتَابُ الَ َري‬
َ ِ‫َذال‬
Artinya: “Kitab (Al-Qur’an ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk
bagi mereka yang bertaqwa” (Q. S. Al-Baqarah, 2:2).
Berdasarkan ayat di atas yang menyatakan bahwa kebenaran Al-Qur’an
itu tidak ada keraguan padanya, maka seluruh hukum-hukum yang terkandung
di dalam Al-Qur’an merupakan aturan-aturan Allah yang wajib diikuti oleh
seluruh ummat manusia sepanjang masa hidupnya. Al-Qur’an merupakan
mukjizat terbesar yang diberikan kepada nabi Muhammad SAW, karena Al-
Qur’an adalah suatu mukjizat yang dapat disaksikan oleh seluruh ummat

2
manusia sepanjang masa, karena Rasulullah SAW diutus oleh Allah SWT
untuk keselamatan manusia kapan dan dimana pun mereka berada. Allah telah
menjamin keselamatan Al-Qur’an sepanjang masa, hal tersebut sesuai dengan
firman-Nya yang berbunyi,
ّ ‫َإنَّانَحْ نُ نَ َّز ْلنَا‬
َ‫الذ ْك َر وَِإنَّا لَهُ لَ َحافِ ِظوْ ن‬
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Qur’an dan
sesungguhnya Kami tetap memeliharanya” (Q. S. Al-Hijr, 15:9).
Adapun beberapa bukti dari kemukjizatan Al-Quran, antara lain:
a. Dari segi keindahan sastranya  Al-Qur’an melebihi sastra yang
disusun oleh sastrawan Arab, baik dalam bentuk puisi maupun prosa.
Keindahan sastra Al-Qur’an tidak haya di akui oleh umat islam, tetapi
juga di akui oleh lawan-lawannya.
b. Pemberitaan tentang peristiwa-peristiwa yang akan terjadi dimasa
depan, yang benar-benar terbukti. Misalya yang termaktub dalam Al-
Qur’an.

ِ ْ‫فِي َأ ْدنَى األر‬ ,‫ت الرُّ و ُم‬


‫فِي بِضْ ِع ِسنِينَ هَّلِل ِ األ ْم ُر ِم ْن‬ , َ‫ض َوهُ ْم ِم ْن بَ ْع ِ|د َغلَبِ ِه ْم َسيَ ْغلِبُون‬ ِ َ‫ ُغلِب‬ ,‫الم‬
‫قَ ْب ُل َو ِم ْن بَ ْع ُد َويَوْ َمِئ ٍذ يَ ْف َر ُح ْال ُمْؤ ِمنُون‬.
Artinya: “Alif Laam Miim.telah dikalahkan oleh bangsa Romawi Di
negri yang terekat dan mereka setelah dkalahkan itu akan menang.
Dalam beberapa tahun lagi.” (Qs.Al-Rum ayat 1-4)
c. Pemberitaannya terhadap peristiwa-peristiwa yang akan tejadi pada
umat terdahulu yang tidak pernah di ungkap oleh sejarah sebelumnya.
َ‫ك ِم ْن قَ ْب ِل هَ َذا فَاصْ بِرْ ِإ َّن ْال َعاقِبَة‬
َ ‫ك َما ُك ْنتَ تَ ْعلَ ُمهَا َأ ْنتَ َوال قَوْ ُم‬ ِ ‫تِ ْلكَ ِم ْن َأ ْنبَا ِء ْال َغ ْي‬
َ ‫ب نُو ِحيهَا ِإلَ ْي‬
َ‫لِ ْل ُمتَّقِين‬

Artinya: “Itu adalah di antara berita-berita penting tentang yang gaib


yang Kami wahyukan kepadamu (Muhammad); tidak pernah kamu
mengetahuinya dan tidak (pula) kaummu sebelum ini. Maka
bersabarlah; sesungguhnya kesudahan yang baik adalah bagi
orang-orang yang bertakwa.” (QS. Huud: 49)

3
d. Isyarat terhadap fenomena ala yang terbukti kebenarannya berdasarka
ilmu pengetahuan. Misalnya firman Allah dalam surat Al-Anbiya’ ayat
30:
‫ض َكانَتَا َر ْتقًا فَفَتَ ْقنَاهُ َما َو َج َع ْلنَا ِمنَ ْال َما ِء ُك َّل َش ْي ٍء َح ٍّي‬ ِ ‫َأ َولَ ْم يَ َر الَّ ِذينَ َكفَرُوا َأ َّن ال َّس َما َوا‬
َ ْ‫ت َواألر‬
َ‫َأفَال يُْؤ ِمنُون‬
Artinya: “Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui
bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang
padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami
jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada
juga beriman?”.

C. Perannya Dalam Pembentukan Hukum


Firman Allah SWT. yang berhubungan dengan perbuatan orang mukallaf
yang bersifat memerintahkan terwujudnya kemaslahatan dan mencegah
terjadinya kejahatan, firman tersebut berupa amar (perintah), nahi (larangan),
takhyir (pilihan) atau menjadi sesuatu sebab, syarat atau penghalang sesuatu
hukum disebut hukum Islam. Secara garis besar hukum dapat dibagi ke dalam
dua jenis yaitu, Hukum taklifi dan Hukum wad’I (Ernawati, 2016).
Hukum-hukum yang dikandung Al-Qur’an:
Para ulama ushul fiqh menginduksi hukum-hukum yang dikandung Al-Qur‟an
terdiri atas.
1. Hukum-hukum i‟tiqad,yaitu hukum yang mengandung kewajiban para
mukallaf untuk mempercayai Allah, Malaikat, Rasul, Kitab, dan Hari
Kiamat.
2. Hukum-hukum Muamalat, yaitu hukum yang berkaitan dengan akhlak
dalam mencapai keutamaan pribadi mukallaf.
3. Hukum-hukum praktis yang berkaitan dengan hubungan antara
manusia dengan penciptanya dan antara manusia. Hukum-hukum
praktis ini dibagi menjadi:
a. Hukum-hukum yang berkaitan dengan ibadah, seprti shalat, puasa,
zakat, haji, nazar, dan sumpah.

4
b. Hukum-hukum yang berkaitan dengan mu‟amalah, seperti berbagai
transaksi jual beli, sewa menyewa, pinjam meminjam, yang dibagi
lagi kepada:
a) Hukum-hukum perorangan/keluarga, seperti kawin, talak,
waris, wasiat, wakaf,
b) Hukum-hukum perdata, seperti jual beli, pinjam meminjam,
perserikatan dagang, dan transaksi harta dan hak lainnya;
c. Hukum-hukum yang berkaitan dengan masalah pidana hukum
tindak kriminal ( Ahmad Rifani, 2019).
D. Definisi Al-Hadits
“Hadis” atau al-hadits menurut bahasa, berarti al-jadid (sesuatu yang
baru), lawan kata dari al-qadim. Kata hadis juga berarti al-khabar (berita), yaitu
sesuatu yang dipercakapkan dan dipindahkan dari seseorang kepada orang lain.
Bentuk pluralnya adalah al-ahadits. Hadis sebagaimana tinjauan Abdul Baqa’
adalah isim dari tahdith yang berarti pembicaraan. Kemudian didefinisikan
sebagai ucapan, perbuatan atau penetapan yang disandarkan kepada Nabi SAW
(Zainul Arifin, 2010).
Sedangkan hadis menurut istilah, ada perbedaan pendapat antara ahli
Hadis dan Ahli Ushul. Menurut ahli Hadis ialah “seluruh perkataan, perbuatan,
dan hal ihwal tentang Nabi Muhammad SAW. sedangkan menurut yang
lainnya ialah segala sesuatu yang bersumber dari Nabi, baik yang berupa
perkataan, perbatan, maupun ketetapannya”. Sedangkan ahli Ushul, definisi
hadis ialah “semua perkataan, perbuatan, taqrir Nabi Muhammad SAW. yang
berkaitan dengan hukum syara’ dan ketetapannya.
E. Kehujjahan Al-Hadits
Kehujjahan Hadis adalah wajib digunakannya hadis sebagai hujjah atau
dasar hukum (al-dalil al-syar’i). Hadis adalah sumber hukum Islam (pedoman
hidup kaum Muslimin) setelah Alquran. Bagi orang yang beriman terhadap
Alquran sebagai sumber hukum Islam, maka secara otomatis harus percaya
bahwa Hadis juga merupakan sumber hukum Islam. Bagi mereka yang
menolak kebenaran Hadis sebagai sumber hukum Islam, bukan saja
memperoleh dosa, tetapi juga murtad hukumnya.

5
Alasan lain mengapa umat Islam berpegang pada Hadis karena selain
memang di perintahkan oleh Alquran juga untuk memudahkan dalam
menentukan (menghukumi) suatu perkara yang tidak dibicarakan secara rinci
atau sama sekali tidak dibicarakan di dalam Al Qur’an sebagai sumber hukum
utama. Apabila Hadis tidak berfungsi sebagai sumber hukum, maka kaum
Muslimin akan mendapatkan kesulitan-kesulitan dalam berbagai hal, seperti
tata cara shalat, kadar dan ketentuan zakat, cara haji dan lain sebagainya. Sebab
ayat-ayat Alquran dalam hal ini tersebut hanya berbicara secara global dan
umum. Dan yang menjelaskan secara terperinci justru Sunnah Rasulullah.

Selain itu juga akan mendapatkan kesukaran-kesukaran dalam hal


menafsirkan ayat-ayat yang musytarak (multi makna), muhtamal (mengandung
makna alternatif) dan sebagainya yang mau tidak mau memerlukan Sunnah
untuk menjelaskannya. Dan apabila penafsiran-penafsiran tersebut hanya
didasarkan kepada pertimbangan rasio (logika) sudah barang tentu akan
melahirkan tafsiran-tafsiran yang sangat subyektif dan tidak dapat
dipertanggungjawabkan (Muhamad Ali dan Didik Himmawan, 2019)

F. Perannya Terhadap Al-Qur’an Dalam Pembentukan Hukum


Alquran akan sulit dipahami tanpa intervensi hadits. Memakai Alquran
tanpa mengambil hadits sebagai landasan hukum dan pedoman hidup adalah
hal yang tidak mungkin, karena Alquran akan sulit dipahami tanpa
menggunakan hadits. Kaitannya dengan kedudukan hadits di samping Al-
Qur’an sebagai sumber ajaran Islam, maka Al-Qur’an merupakan sumber
pertama, sedangkan hadits merupakan sumber kedua. Bahkan sulit dipisahkan
antara Al-Qur’an dan hadits karena keduanya adalah wahyu, hanya saja Al-
Qur’an merupakan wahyu matlu (wahyu yang dibacakan oleh Allah SWT, baik
redaksi maupun maknanya, kepada Nabi Muhammad SAW dengan
menggunakan bahasa arab) dan hadits wahyu ghoiru matlu ( wahyu yang tidak
dibacakan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW secara langsung,
melainkan maknanya dari Allah dan lafalnya dari Nabi Muhammad SAW
(Muhamad Ali dan Didik Himmawan, 2019).

6
Bila kita lihat dari fungsi hubungan Hadits dengan Al-Qur'an termasuk
hubungan yang saling melengkapi. Karena pada dasarnya Hadits berfungsi
menjelaskan hukum-hukum dalam Al-Qur'an dalam segala bentuk
sebagaimana disebutkan di atas. Allah SWT menetapkan hukum dalam Al-
Qur'an adalah untuk diamalkan. Dengan demikian bertujuan agar hukum-
hukum yang ditetapkan Allah dalam Al-Qur'an secara sempurna dapat
dilaksanakan oleh umat.
Penjelasan tentang Al-Qur'an dijelaskan bahwa sebagian besar ayat
hukum dalam Al-Qur'an adalah dalam bentuk garis besar yang secara amaliyah
belum dapat dilaksanakan tanpa penjelasan dari hadits. Dengan demikian
keterkaitan hadits dengan Al-Qur'an yang utama adalah berfungsi untuk
menjelaskan Al-Qur'an. Dengan demikian bila Al-Qur'an disebut sebagai
sumber asli bagi hukum fiqh, maka hadits disebut sebagai bayani . Dalam
kedudukannya sebagai bayani maka dalam hubungannya dengan Al-Qur'an,
hadits menjalankan fungsi sebagai berikut :
1. Menguatkan dan menegaskan hukum-hukum yang tersebut dalam Al-
Qur'an atau disebut fungsi ta'kid dan taqrir . Dalam bentuk ini Hadits
hanya seperti berulang-ulang apa-apa yang tersebut dalam Al-Qur'an.
2. Memberikan penjelasan terhadap apa yang dimaksud dalam Al-Qur'an
dalam hal :
a. Arti yang masih samar dalam Al-Qur'an
b. Merinci apa-apa yang dalam Al-Qur'an disebutkan secara garis
besar
c. Membatasi apa-apa yang dalam Al-Qur'an disebutkan secara
umum
d. Memperluas maksud dari suatu yang tersebut dalam Al-Qur'an
(Jamaril, 2017)

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hadist adalah sesuatu yang berasal dari Rasululloh SAW, baik berupa
kutipan,pengakuan pengakuan. Sedangkan Al-Qur’an adalah Firman Allah
yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW dalam bahasa arab yang
diriwayatkan secara mutawatir dan tertinggi adalah ibadah.
Kehujjahan Al-Qur’an adalah tidak ada keraguan mengenai kebenarannya.
Sedangkan bukti bahwa Al-Qur’an itu dari sisi Allah dari kemukjizatannya.
Kehujjahan Hadis adalah wajib digunakannya hadis sebagai hujjah atau
dasar hukum (al-dalil al-syar’i) hal ini untuk memudahkan dalam menentukan
(menghukumi) suatu perkara yang tidak dibicarakan secara rinci atau sama
sekali tidak dibicarakan di dalam Al Qur’an sebagai sumber hukum utama.
Al-Qur’an sebagai sumber pertama yang menjelaskan hukum-hukum
secara global dan universal. Keterkaitan hadits dengan Al-Qur'an yang utama
adalah berfungsi untuk menjelaskan dan menegaskan kembali dari dalil Al-
Qur'an.
B. Saran
Makalah yang kami buat tentunya banyak kekeliruan dari segi materi,
sistematika penulisan, maupun dengan hal penyampaian materi yang kurang
baik ataupun kurang jelas. Kami mohon teman-teman semua maupun dari ibu
dosen pengampu mata kuliah ini untuk memberikan kritik, saran, dan masukan
yang bersifat membangun untuk kami dan teman-teman semua untuk
kedepannya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pemakalah sendiri, bagi
pendengar, pembaca, dan yang lainnya.

C.

8
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhamad dan Didik Himmawan. 2019. Peran Hadits Sebagai Sumber Ajaran
Agama, Dalil-Dalil Kehujjahan Hadits Dan Fungsi Hadits Terhadap
Alquran. Jurnal Pendidikan dan Studi Islam. Vol. 5, No. 1, February 2019
Ernawati. 2016. Wawasan Al-Qur’an Tentang Hukum. Lex Jurnalica. Volume 13
Nomor 2, Agustus 2016
Jamaril S.Ag . 2017. Pengertian, Kedudukan Dan Fungsi Hadits. Web MTSN 7
Kota Padang
Nur Kholis, Kuliah Ulumul Hadis: pengantar Studi Hadith, (Yogyakarta: Semesta
Ilmu, 2013) cet. 1, hlm. 1-3.
Rifani, Ahmad. 2019. Bahasa Al-Qur’an sebagian dalam Ijtihadiyyah. Journal Of
Islamic And Law Studies. Volume 3, Nomor 2, Desember 2019
Ula, Mutammimul, Risawandi dan Rosdian. 2019. Sistem Pengenalan Dan
Penerjemahan Al - Qur’an Surah Al - Waqi’ah Melalui Suara Menggunakan
Transformasi Sumudu. Vol. 11, No. 1, April 2019

You might also like