You are on page 1of 17

MAKALAH METODOLOGI PEMBELAJARAN

Dosen Pengampu : Dr. Tuharso, S. Ag. MPI.

Disusun Oleh :

1. Aji Abdullah

2. Eka Nur Fitriyani

3. Indah Tahmiatul Milla

4. Yayi Anti Yupitania

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM BAKTI NEGARA TEGAL

2020

i
KATA PENGANTAR

Dengan Rahmat Allah SWT yang Maha kuasa, kami panjatkan puja dan
puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan Rahmat, taufik dan Hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah tentang
Metodologi Pembelajaran.

Sholawat serta salam semoga terlimpahkan kepada baginda Nabi


Muhammad SAW. Semoga kita tegolong umatnya yang akan mendapatkan
syafaatnya di akhirat kelak.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak, untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak terutama kepada Bapak Dr. Tuharso, S. Ag. MPI. selaku Dosen
pengampu yang telah membimbing kami dalam membuat makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat dan
menambah pengetahuan terhadap pembaca.

Slawi, 28 September 2020

penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………… i


KATA PENGANTAR ································································· ii
DAFTAR ISI ············································································ iii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang ····························································· 1
1.2 Identifikasi Masalah ······················································· 2
1.3 Tujuan Penulisan ·························································· 2
BAB II PEMBAHASAN ······························································ 3
2.1 Ciri-ciri umum PAI ························································ 3
2. 2 Tujuan PAI ································································· 3

2. 3 Sumber pokok kandungan PAI ········································· 4


2. 4 Sifat-sifat pembelajaran PAI ············································· 5
2. 5 Nilai-nilai Pembelajaran PAI ············································ 6
2.6 Ciri-ciri khusus PAI ························································ 6
2.7 Pengertian PAI ······························································ 7
2.8 Ruang lingkup PAI ························································· 8
2.9 Materi Pmebelajaran PAI ················································· 8
BAB III PENUTUP ···································································· 14
3.1 Kesimpulan ·································································· 14
3.2 Saran ········································································ 14
DAFTAR PUSTAKA ·································································· 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan agama merupakan suatu dari tiga subjek pelajaran yang harus
dimasukkan dalam kurikulum setiap lembaga pendidikan formal di Indonesia.
Hal ini karena kehidupan beragama merupakan salah satu dimensi kehidupan
yang diharapkan dapat terwujud secara terpadu dengan dimensi kehidupan
lain pada setiap individu warga negara. Hanya dengan keterpaduan berbagai
dimensi kehidupan yang utuh sebagaimana yang dicita-citakan oleh bangsa
Indonesia dapat terwujud. Pendidikan agama tidak hanya sekedar
menekankan untuk mengajarkan ajaran agama kepada peserta didik, tetapi
juga menanamkan komitmen terhadap ajaran agama yang dipelajarinya.
Pendidikan agama islam merupakan sebutan yang diberikan pada saalah satu
subyek pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa muslim dalam
menyelesaikan pendidikannya pada tingkat tertentu, dan merupakan bagian
yang tak terpisahkan dari kurikulum suatu sekolah sehingga merupakan alat
untuk mencapai salah satu aspek tujuan sekolah yang bersangkutan.

1
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa saja ciri-ciri umum PAI?
b. Apa saja tujuan PAI?
c. Apa saja sumber pokok kandungan PAI?
d. Apa saja sifat-sifat pembelajaran PAI?
e. Apa saja nilai-nilai pembelajaran dalam PAI?
f. Apa saja ciri-ciri khusus dari PAI?
g. Apa pengertian pendidikan agama islam?
h. Apa saja ruang lingkup pendidikan agama islam?
i. Bagaimana materi pembelajaran?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Untuk mengetahui ciri-ciri umum dari PAI
b. Untuk mengetahui apa saja tujuan dari PAI
c. Untuk mengetahui sumber pokok kandungan dalam PAI
d. Untuk mengetahui sifat-sifat pembelajaran PAI
e. Untuk mengetahui nilai-nilai pembelajaran dalam PAI
f. Untuk mengetahui ciri-ciri khusus dari PAI
g. Untuk mengetahui pengertian pendidikan agama islam
h. Untuk mengetahui ruang lingkup dari pendidikan agama islam
i. Untuk mengetahui materi pembelajaran pendidikan agama islam

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Ciri Umum PAI


Pendidikan agama islam adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga
mengimani ajaran agama islam, bertakwa dan berakhlak mulia dalam
mengamalkan agama islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an dan
Hadits. Ciri-ciri umum pendidikan agama islam yaitu:
a. Tujuan umum pendidikan islam identik dengan tujuan hidup
b. Sumber utama ilmu pengetahuan agama islam adalah Al Qur’an dan
Sunnah Rasulullah.
c. Nilai-nilai dan kaidah ajaran islam mendorong tumbuh kembangnya
kebudayaan islam dan membuka peluang terhadap perkembangan dan
kemajuan ilmu dan teknologi.

2.2 Tujuan Pendidikan Agama Islam


Zakiyah daradjad mendefinisikan bahwa tujuan pendidikan agama islam
yaitu membina manusia beragama yakni manusia yang mampu melaksanakan
ajaran-ajaran islam dengan baik dan sempurna, sehingga tercermin pada sikap
dan tindakan dalam seluruh kehidupannya, dalam rangka mencapai
kebahagiaan dan kejayaan dunia dan akhirat. Yang dapat dibina melalui
pengajaran agama yang intensif dan efektif.
Syahidin mengungkapkan tujuan khusus mata kuliah pendidikan agama
islam di PTU adalah sebagai berikut:
a. Membentuk manusia bertaqwa
b. Melahirkan para agamawan yang berilmu

3
c. Tercapainya keimanan dan ketaqwaan pada mahasiswa serta tercapainya
kemampuan menjadikan ajaran agama sebagai landasan penggalian dan
pengembangan disiplin ilmu yang ditekuninya.1
d. Menumbuh suburkan dan mengembangkan serta membentuk sikap positif
dan disiplin, serta cinta terhadap agama dalam berbagai kehidupan peserta
didik yang nantinya diharapkan menjadi manusia yang bertaqwa kepada
Allah SWT.
Tujuan akhir pendidikan islam adalah menghasilkan manusia yang baik,
yakni kehidupan materiil dan spiritualnya. Satu tujuan yang mengarah pada
dua dimensi sekaligus yakni sebagai hamba Allah dan sebagai wakil Allah di
muka bumi. Oleh karena itu sistem pendidikan islam harus mereflesikan ilmu
pengetahuan dan perilaku Rasulullah, serta kewajiban mewujudkan umat
islam yang menampilkan kualitas keteladanan Nabi SAW.

2.3 Sumber Pokok Kandungan Pendidikan Agama Islam


Sumber pembelajaran merupakan suatu unsur yang memiliki peran penting
dalam menentukan proses pembelajaran, agar proses pembelajaran menjadi
efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan. Dalam pendidikan agama islam
bahwa sumber pokok penbelajaran pendidikan agama islam itu sendiri Al-
Qur’an dan Sunnah, sedangkan penalaran akal dan pikiran sebagai alat untuk
memahami Al-Qur’an dan As-Sunnah. Ketentuan ini sesuai dengan agama
islam itu sendiri sebagai wahyu yang berasal dari Allah SWT. Yang
penjabarannya dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw. Penjelasan mengenai
sumber ajaran islam tersebut dapt dijelaskan sebagai berikut:
a. Al-Qur’an
Sebagai sumber ajaran islam yang primer, Al-Qur’an diyakini berasal dari
Allah dan mutlak benar. Al-Qur’an berfungsi sebagai hakim atau juri yang
mengatur jalannya kehidupan manusia agar berjalan lurus. Oleh karena itu,

1
Ali Hasan Zein, Pendidikan Agama Islam Interdisipliner untuk Perguruan Tinggi, (Yogyakkarta:
CV Budi Utama, 2012), hlm. 3-5.

4
jika umat muslim berselisih dengan masalah yang dihadapinya maka juri
yang paling tepat untuk menyelesaikan adalah Al-Qur’an.
b. As-Sunnah
As-Sunnah sebagai sumber kedua. Keberadaan As-Sunnah tidak dapat
dilepaskan dari adanya sebagian ayat Al-Qur’an sebagai contoh: pertama
yang bersifat global yang memerlukan rincian. Kedua yang bersifat umum
(menyeluruh) yang menghendaki pengecualian, yang bersifat mutlak
(tanpa batas), yang menghendaki pembatasan, dan ada pula isyarat Al-
Qur’an yang mengandung makna lebih dari satu, yang menghendaki
makna yang akan dipakai dari dua makna tersebut.
Dalam kaitan ini, hadist berfungsi merinci petunjuk dan isyarat Al-Qura’an
yang bersifat umum, sebagai pembatasan terhadap ayat Al-Qur’an yang
bersifat mutlak dan sebagai pemberi informasi terhadap sesuatu kasus
yang tidak dijumpai dalam Al-Qur’an.

2.4 Sifat-Sifat Pembelajaran Pendidikan Agama Islam


Pengajaran pendidikan agama islam dalam kurikulum mempunyai sifat-
sifat atau karakteristik antara lain:
a. Pendidikan agama islam menjaga akidah peserta didik agar tetap kokoh
dalam situasi dan kondisi apapun.
b. Berusaha menjaga dan memelihara ajaran dan nilai-nilai yang tertuang dan
yang terkandung dalam Al-Qur’an dan As-sunnah serta otentisitas
keduanya sebagai sumber utam ajaran islam.
c. Berusaha membentuk kesatuan iman, ilmu dana mal dalam kehidupan
keseharian.
d. Berusaha membentuk dan mengembangkan kesolehan individu dan
sekaligus kesolehan sosial.
e. Pendidikan menjadi landasan moral dan etika dalam pengembangan iptek
dan budaya serta aspek-aspek kehidupan lainnya.

5
f. Substansi pendidikaan agama islam mengandung entitas-entitas yang
bersifat rasional dan supra nasional.2
g. Pendidikan agama islam berusah menggali, mengembangkan dan
mengambil ibrah dari sejarah dan kebudayaan (peradaban) islam.
h. Dalam beberapa hal, pendidikan agama islam mengandung pemahaman
dan penafsiran yang beragam, sehingga memerlukan sikap terbuka dan
toleran atau semangat ukhuwah Islamiyah.

2. 5 Nilai-Nilai Pembelajaran Pendidikan Agama Islam


Nilai-nilai pembelajaran pendidikan agama islam antara lain:
a. Nilai material.
Nilai material adalah jumlah atau muatan pengetahuan (materi) pengajaran
atau pendidikan agama islam yang diajarkan.
b. Nilai formal.
Nilai formal adalah nilai pembentukan yang bersangkutan dengan daya
serap murid atas segala bahan pengajaran yang diterimanya.
c. Nilai fungsional
Nilai fungsional adalah relevansi atau kesesuaian bahan dengan kehidupan
sehari-hari.
d. Nilai essensial
Nilai essensial adalah nilai hakiki. Agama mengajarkan bahwa kehidupan
yang hakiki atau hidup yang sebenar-benarnya, hidup itu ada di alam baqa.

2.6 Ciri Khusus Pendidikan Agama Islam


Ciri khusus pendidikan agama islam dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Pendidikan agama adalah bagian integral dari pendidikan national
b. Pendidikan agama diberikan pada setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan
c. Peningkatan ketaqwaan kepada Tuhan yang maha Esa
d. Pendidikan agama islam di SD diberikan melalui bidang studi agama islam

2
Rachman Lc, Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Islam-Tinjauan Epistemologi dan Isi,
dalam Jurnal Eksis, Vol. 8 No. 1, Mar 2012, hlm. 2001-2181.

6
e. Pendidikan agama islam di MI melalui bidang-bidang studi Al-Qur’an
hadits, Aqidah akhlak, Fiqih dan sejarah islam dan merupakan kekhususan
serta identitas madrasah.
f. Isi kurikulum pendidikan agama islam di SD dan MI meliputi aspek
hubungan manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan sesamanya
dan hubungan manusia dengan alam.
g. Sekurang-kurangnya terdapat lima macam sumber belajar yaitu, manusia,
buku, media, masa, alam lingkungan sekolah atau masyarakat, dan alat
bantu pengajaran.

2.7 Pengertian Pendidikan Agama Islam


Pendidikan agama islam adalah usaha sadar dan terencana dari seorang
pendidik Pendidikan agama islam adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk menganal, memahami, menghayati hingga
mengimani ajaran agama islam, bertakwa dan berakhlak mulia dalam
mengamalkan agama islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an dan
Hadist
Menurut Tayar Yusuf pendidikan agama Islam adalah sebagai usaha sadar
generasi tua untuk mengalirkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan dan
keterampilan kepada generasi muda agar kelak menjadi manusia bertaqwa
kepada Allah Swt.
Sedangkan menurut A. Tafsir pendidikan agama islam adalah bimbingan
yang diberikan seseorang kepada seseorang agar dia berkembang secara
maksimal sesuai dengan ajaran islam.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
agama islam adalah usaha sadar dan terencana dari seseorang pendidik dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga
mengimani, bertakwa dan berakhlak mulia, sehingga dapat mengamalkan
ajaran islam di dalam perilaku kehidupan sehari-hari, juga dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan berdasar utamanya

7
3
kitab Al-Qur’an dan Al-Hadist melalui bimbingan, pembelajaran dan
pelatihan serta pengalaman-pengalamannya.

2.8 Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam


Endang Saifuddin Anshory (1980: 73) dalam bukunya kuliah Al Islam
membagi ajaran islam terdiri dari tiga bagian, yaitu:
a. Aqidah
Menurut etimologi aqidah artinya “ikatan, janji”, sedangkan menurut
terminology aqidah adalah sesuatu yang mengharuskan hati
membenarkannya, yang membuat jiwa tenang dan menjadi kepercayaan
yang bersih dari kebimbangan dan keragu-raguan.
b. Syariah
Menurut etimologi syariah artinya “jalan, aturan”. Sedangkan menurut
terminologi syariah ialah norma yang mengatur hubungan manusia dengan
Tuhan melalui (ibadah), hubungan manusia dengan manusia melalui
(muamalah), dan hubungan manusia dengan alam semesta.
c. Akhlak
Menurut etimologi akhlak artinya “budi pekerti”, sedangkan menurut
terminologi ialah kekuatan jiwa yang mendorong perbuatan-perbuatan
dengan mudah dan spontan tanpa dipikir dan direnungkan terlebih dahulu.

2.9 Materi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam


Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah pendidikan yang terencana untuk
menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami, manghayati, dan
mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau
latihan. Bidang studi Pendidikan Agama Islam (PAI) meliputi: Akidah-
Akhlaq, Qur’an-Hadis, Fiqh, dan Sejarah Kebudayaan Islam (SKI).
Materi Aqidah adalah bagian dari mata pelajaran PAI yang memberikan

3
Achmad Wahyudin, Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi, hlm. 18-20
Ali Hasan Zein, Pendidikan Agama Islam Interdisipliner untuk Perguruan Tinggi, (Yogyakkarta: CV
Budi Utama, 2012), hlm. 2.

8
penekanan pada pembinaan keyakinan bahwa Tuhan adalah asal-usul dan
tujuan hidup manusia. Materi Aqidah menekankan pada kemampuan
memahami dan mempertahankan keyakinan/keimanan yang benar serta
menghayati dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam nama-nama
Allah Swt. (al-asma’ al-husna). Karena itu, kita perlu memperkaya mata
pelajaran Aqidah dengan pengembangan-pengembangan seperti ini, bahwa
untuk menunjukkan kemahakuasaan Allah Swt. cukup ditunjukkan pada
penciptaan (makhluk)-Nya yang terhampar di jagat raya ini (tafakkaru fi
khalqillah wala tafakkaru fi dzatihi). Masih banyak contoh lain yang bisa
dikembangkan terkait dengan ini, sehingga aspek afektif dan psikomotor
dapat dicapai sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Sementara itu materi Qur’an-Hadis menekankan pada kemampuan


baca tulis yang baik dan benar, memahami makna secara tekstual dan
kontekstual, serta mengamalkan kandungannya dalam kehidupan sehari-
hari. Al-Qur'an merupakan wahyu Tuhan yang kebenarannya bersifat
absolut. Jika dilihat dari aspek psikologis --dalam konteks mempelajari al-
Qur’an-- belajar membaca dengan benar dan baik, serta menghafal ayat-
ayat al-Qur’an --terutama surat-surat pendek-- akan lebih melekat dan
bertahan lama jika dimulai pada usia SD/MI (6 – 12 tahun).

Belajar membaca dan menulis menghafal serta al-Qur’an tersebut perlu


dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan dari waktu ke
waktu atau hari ke hari (sustainable). Jika dilakukan pada hari tertentu
(hari senin jam pertama dan kedua misalnya, karena PAI hanya 2 jam
pelajaran) kemudian disusul pada hari senin berikutnya dan seterusnya
sampai beberapa semester, maka kecil kemungkinannya untuk dapat
melekat dan tahan lama dalam ingatannya, terutama jika tidak didukung

9
oleh pendidikan agama dalam keluarga dan masyarakat (seperti
pendidikan agama pada TPQ/TPA/TKA dan sebagainya).4

Dilihat dari aspek psikologi agama, bahwa siswa MI/SD yang


sudah aqil baligh, berkewajiban untuk menjalankan ibadah shalat
(mukallaf).. Sementara itu materi Akhlak adalah bagian dari mata
pelajaran PAI yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik agar
memiliki moral dan etika Islam sebagai keseluruan pribadi Muslim dan
dimalkan dalam kehidupan sehari-hari. Materi Akhlaq menekankan pada
pembiasaan untuk menerapkan akhlak terpuji (al-akhlaq al-mahmudah)
dan menjauhi akhlak tercela (al-akhlaq al-mazmumah) dalam kehidupan
sehari-hari. Akhlaq mempelajari relasi antara manusia dengan Tuhan,
manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam semesta (Ihsan).
Relasi atau hubungan ketiganya ini harus harmonis sebagaimana yang
ditunjukkan dalam al-Qur’an surat al-Qashash: 77. Bahwa manusia harus
mentaati perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya, berbuat baik
kepada sesama manusia dan juga makhluk lain, termasuk mampu menjaga
dan merawat kelestraian alam sebagai anugerah Allah Swt. ini.
Materi Fiqh adalah bagian mata pelajaran PAI yang diarahkan untuk
menyiapkan peserta didik agar dapat mengenal, memahami, menghayati,
dan mengamalkan hukum Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan
hidupnya (way of life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan,
serta pengalaman.

Materi Fiqh menekankan pada kemampuan cara melaksanakan ibadah


dan muamalah yang benar dan baik, bersifat fleksibel dan kontekstual.
Oleh sebab itu, hal-hal yang terkait dengan ibadah mahdhah sedapat
mungkin dijelaskan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
modern, misalnya soal makna wudhu’ dan shalat ditinjau dari aspek

4
Zainudddin, Analisis Pengembangan Materi Pendidikan Agama Islam-pai,
https://www.uin-malang.ac.id/r/131101, diakses pada tanggal 08 November 2013.

10
kesehatan, psikologis dan sosial. Demikian pula tentang najis dan haram
yang harus dijauhi oleh umat Islam. Semua itu perlu dijelaskan dalam
konteks kehidupan kontemporer. Sedangkan materi Tarikh atau Sejarah
Kebudayaan Islam (SKI) adalah bagian dari mata pelajaran PAI yang
diarahkan untuk menyiapkan peserta didik agar memiliki pemahaman
terhadap apa yang telah diperbuat oleh Islam dan kaum Muslimin sebagai
katalisator proses perubahan sesuai dengan tahapan kehidupan mereka
pada masing-masing waktu, tempat dan masa, untuk dijadikan sebagai
pedoman hidup ke depan bagi umat Islam. Materi SKI juga menekankan
pada kemampuan mengambil hikmah dan pelajaran (’ibrah) dari
peristiwa-peristiwa bersejarah pada masa lalu yang menyangkut berbagai
aspek: sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seterusnya, serta
meneladani sifat dan sikap para tokoh berprestasi, dari Nabi Muhammad
Saw., para sahabat hingga para tokoh sesudahnya bagi pengembangan
kebudayaan dan peradaban Islam masa kini.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Ciri-ciri umum pendidikan agama islam yaitu:
a. tujuan umum pendidikan islam identik dengan tujuan hidup
b. sumber utama ilmu pengetahuan agama islam adalah Al Qur’an dan
Sunnah Rasulullah.
c. nilai-nilai dan kaidah ajaran islam mendorong tumbuh kembangnya
kebudayaan islam dan membuka peluang terhadap perkembangan dan
kemajuan ilmu dan teknologi.
2. tujuan pendidikan agama islam
yaitu membina manusia beragama yakni manusia yang mampu
melaksanakan ajaran-ajaran islam dengan baik dan sempurna, sehingga
tercermin pada sikap dan tindakan dalam seluruh kehidupannya, dalam
rangka mencapai kebahagiaan dan kejayaan dunia dan akhirat.
3. Ciri Khusus kurikulum pendidikan Islam
a. pendidikan agama islam menjaga akidah peserta didik agar tetap kokoh
dalam situasi dan kondisi apapun.
b. berusaha menjaga dan memelihara ajaran dan nilai-nilai yang tertuang
dan yang terkandung dalam Al-Qur’an dan As-sunnah serta otentisitas
keduanya sebagai sumber utam ajaran islam.
c. berusaha membentuk kesatuan iman, ilmu dana mal dalam kehidupan
keseharian.
d. Berusaha membentuk dan mengembangkan kesolehan individu dan
sekaligus kesolehan sosial.
e. pendidikan menjadi landasan moral dan etika dalam pengembangan
iptek dan budaya serta aspek-aspek kehidupan lainnya.
f. substansi pendidikaan agama islam mengandung entitas-entitas yang
bersifat rasional dan supra nasional.

12
g. pendidikan agama islam berusah menggali, mengembangkan dan
mengambil ibrah dari sejarah dan kebudayaan (peradaban) islam.
h. dalam beberapa hal, pendidikan agama islam mengandung pemahaman
dan penafsiran yang beragam, sehingga memerlukan sikap terbuka dan
toleran atau semangat ukhuwah Islamiyah.
4. Nilai-nilai pada pembelajaran PAI antara lain : nilai material, nilai
formal, nilai fungsional dan nilai essensial.

3.2 saran

Semua gagasan dan ide baik yang ada dalam makalah ini milik-NYA, dan
semua khilaf yang mungkin ada dalam makalah ini adalah milik kami sendiri, dan
pembaca kami mohon kririk dan saranya, sekiranya ada dalam makalah ini banyak
salah dan janggal yang harus kami perbaiki pada kesempatan berikutnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Rachman Lc. 2012. Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Islam-Tinjauan


Epistemologi dan Isi. Jurnal Eksis. Vol. 8 No. 1, Mar: 2001-2181
Sutiah. 2016. Pengembangan Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Sidoarjo: Nizamia Learning Center.
Wahyudin, Ahmad. Pendidikan Agama Islam Perguruan Tinggi.
Zainuddin. 2013. Analisis Pengembangan Materi Pendidikan Agama Islam-pai.
www.uin-malang.ac.id/r. html. (diakses tanggal 08 November 2013).
Zein, Ali Hasan. 2012. Pendidikan Agama Islam Interdisipliner untuk Perguruan
Tinggi. Yogyakarta: CV Budi Utama.

14

You might also like