Professional Documents
Culture Documents
Metedologi Pembelajaran Dikonversi
Metedologi Pembelajaran Dikonversi
Disusun Oleh :
1. Aji Abdullah
2020
i
KATA PENGANTAR
Dengan Rahmat Allah SWT yang Maha kuasa, kami panjatkan puja dan
puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan Rahmat, taufik dan Hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah tentang
Metodologi Pembelajaran.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak, untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak terutama kepada Bapak Dr. Tuharso, S. Ag. MPI. selaku Dosen
pengampu yang telah membimbing kami dalam membuat makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat dan
menambah pengetahuan terhadap pembaca.
penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa saja ciri-ciri umum PAI?
b. Apa saja tujuan PAI?
c. Apa saja sumber pokok kandungan PAI?
d. Apa saja sifat-sifat pembelajaran PAI?
e. Apa saja nilai-nilai pembelajaran dalam PAI?
f. Apa saja ciri-ciri khusus dari PAI?
g. Apa pengertian pendidikan agama islam?
h. Apa saja ruang lingkup pendidikan agama islam?
i. Bagaimana materi pembelajaran?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
c. Tercapainya keimanan dan ketaqwaan pada mahasiswa serta tercapainya
kemampuan menjadikan ajaran agama sebagai landasan penggalian dan
pengembangan disiplin ilmu yang ditekuninya.1
d. Menumbuh suburkan dan mengembangkan serta membentuk sikap positif
dan disiplin, serta cinta terhadap agama dalam berbagai kehidupan peserta
didik yang nantinya diharapkan menjadi manusia yang bertaqwa kepada
Allah SWT.
Tujuan akhir pendidikan islam adalah menghasilkan manusia yang baik,
yakni kehidupan materiil dan spiritualnya. Satu tujuan yang mengarah pada
dua dimensi sekaligus yakni sebagai hamba Allah dan sebagai wakil Allah di
muka bumi. Oleh karena itu sistem pendidikan islam harus mereflesikan ilmu
pengetahuan dan perilaku Rasulullah, serta kewajiban mewujudkan umat
islam yang menampilkan kualitas keteladanan Nabi SAW.
1
Ali Hasan Zein, Pendidikan Agama Islam Interdisipliner untuk Perguruan Tinggi, (Yogyakkarta:
CV Budi Utama, 2012), hlm. 3-5.
4
jika umat muslim berselisih dengan masalah yang dihadapinya maka juri
yang paling tepat untuk menyelesaikan adalah Al-Qur’an.
b. As-Sunnah
As-Sunnah sebagai sumber kedua. Keberadaan As-Sunnah tidak dapat
dilepaskan dari adanya sebagian ayat Al-Qur’an sebagai contoh: pertama
yang bersifat global yang memerlukan rincian. Kedua yang bersifat umum
(menyeluruh) yang menghendaki pengecualian, yang bersifat mutlak
(tanpa batas), yang menghendaki pembatasan, dan ada pula isyarat Al-
Qur’an yang mengandung makna lebih dari satu, yang menghendaki
makna yang akan dipakai dari dua makna tersebut.
Dalam kaitan ini, hadist berfungsi merinci petunjuk dan isyarat Al-Qura’an
yang bersifat umum, sebagai pembatasan terhadap ayat Al-Qur’an yang
bersifat mutlak dan sebagai pemberi informasi terhadap sesuatu kasus
yang tidak dijumpai dalam Al-Qur’an.
5
f. Substansi pendidikaan agama islam mengandung entitas-entitas yang
bersifat rasional dan supra nasional.2
g. Pendidikan agama islam berusah menggali, mengembangkan dan
mengambil ibrah dari sejarah dan kebudayaan (peradaban) islam.
h. Dalam beberapa hal, pendidikan agama islam mengandung pemahaman
dan penafsiran yang beragam, sehingga memerlukan sikap terbuka dan
toleran atau semangat ukhuwah Islamiyah.
2
Rachman Lc, Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Islam-Tinjauan Epistemologi dan Isi,
dalam Jurnal Eksis, Vol. 8 No. 1, Mar 2012, hlm. 2001-2181.
6
e. Pendidikan agama islam di MI melalui bidang-bidang studi Al-Qur’an
hadits, Aqidah akhlak, Fiqih dan sejarah islam dan merupakan kekhususan
serta identitas madrasah.
f. Isi kurikulum pendidikan agama islam di SD dan MI meliputi aspek
hubungan manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan sesamanya
dan hubungan manusia dengan alam.
g. Sekurang-kurangnya terdapat lima macam sumber belajar yaitu, manusia,
buku, media, masa, alam lingkungan sekolah atau masyarakat, dan alat
bantu pengajaran.
7
3
kitab Al-Qur’an dan Al-Hadist melalui bimbingan, pembelajaran dan
pelatihan serta pengalaman-pengalamannya.
3
Achmad Wahyudin, Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi, hlm. 18-20
Ali Hasan Zein, Pendidikan Agama Islam Interdisipliner untuk Perguruan Tinggi, (Yogyakkarta: CV
Budi Utama, 2012), hlm. 2.
8
penekanan pada pembinaan keyakinan bahwa Tuhan adalah asal-usul dan
tujuan hidup manusia. Materi Aqidah menekankan pada kemampuan
memahami dan mempertahankan keyakinan/keimanan yang benar serta
menghayati dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam nama-nama
Allah Swt. (al-asma’ al-husna). Karena itu, kita perlu memperkaya mata
pelajaran Aqidah dengan pengembangan-pengembangan seperti ini, bahwa
untuk menunjukkan kemahakuasaan Allah Swt. cukup ditunjukkan pada
penciptaan (makhluk)-Nya yang terhampar di jagat raya ini (tafakkaru fi
khalqillah wala tafakkaru fi dzatihi). Masih banyak contoh lain yang bisa
dikembangkan terkait dengan ini, sehingga aspek afektif dan psikomotor
dapat dicapai sesuai dengan tujuan pembelajaran.
9
oleh pendidikan agama dalam keluarga dan masyarakat (seperti
pendidikan agama pada TPQ/TPA/TKA dan sebagainya).4
4
Zainudddin, Analisis Pengembangan Materi Pendidikan Agama Islam-pai,
https://www.uin-malang.ac.id/r/131101, diakses pada tanggal 08 November 2013.
10
kesehatan, psikologis dan sosial. Demikian pula tentang najis dan haram
yang harus dijauhi oleh umat Islam. Semua itu perlu dijelaskan dalam
konteks kehidupan kontemporer. Sedangkan materi Tarikh atau Sejarah
Kebudayaan Islam (SKI) adalah bagian dari mata pelajaran PAI yang
diarahkan untuk menyiapkan peserta didik agar memiliki pemahaman
terhadap apa yang telah diperbuat oleh Islam dan kaum Muslimin sebagai
katalisator proses perubahan sesuai dengan tahapan kehidupan mereka
pada masing-masing waktu, tempat dan masa, untuk dijadikan sebagai
pedoman hidup ke depan bagi umat Islam. Materi SKI juga menekankan
pada kemampuan mengambil hikmah dan pelajaran (’ibrah) dari
peristiwa-peristiwa bersejarah pada masa lalu yang menyangkut berbagai
aspek: sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seterusnya, serta
meneladani sifat dan sikap para tokoh berprestasi, dari Nabi Muhammad
Saw., para sahabat hingga para tokoh sesudahnya bagi pengembangan
kebudayaan dan peradaban Islam masa kini.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Ciri-ciri umum pendidikan agama islam yaitu:
a. tujuan umum pendidikan islam identik dengan tujuan hidup
b. sumber utama ilmu pengetahuan agama islam adalah Al Qur’an dan
Sunnah Rasulullah.
c. nilai-nilai dan kaidah ajaran islam mendorong tumbuh kembangnya
kebudayaan islam dan membuka peluang terhadap perkembangan dan
kemajuan ilmu dan teknologi.
2. tujuan pendidikan agama islam
yaitu membina manusia beragama yakni manusia yang mampu
melaksanakan ajaran-ajaran islam dengan baik dan sempurna, sehingga
tercermin pada sikap dan tindakan dalam seluruh kehidupannya, dalam
rangka mencapai kebahagiaan dan kejayaan dunia dan akhirat.
3. Ciri Khusus kurikulum pendidikan Islam
a. pendidikan agama islam menjaga akidah peserta didik agar tetap kokoh
dalam situasi dan kondisi apapun.
b. berusaha menjaga dan memelihara ajaran dan nilai-nilai yang tertuang
dan yang terkandung dalam Al-Qur’an dan As-sunnah serta otentisitas
keduanya sebagai sumber utam ajaran islam.
c. berusaha membentuk kesatuan iman, ilmu dana mal dalam kehidupan
keseharian.
d. Berusaha membentuk dan mengembangkan kesolehan individu dan
sekaligus kesolehan sosial.
e. pendidikan menjadi landasan moral dan etika dalam pengembangan
iptek dan budaya serta aspek-aspek kehidupan lainnya.
f. substansi pendidikaan agama islam mengandung entitas-entitas yang
bersifat rasional dan supra nasional.
12
g. pendidikan agama islam berusah menggali, mengembangkan dan
mengambil ibrah dari sejarah dan kebudayaan (peradaban) islam.
h. dalam beberapa hal, pendidikan agama islam mengandung pemahaman
dan penafsiran yang beragam, sehingga memerlukan sikap terbuka dan
toleran atau semangat ukhuwah Islamiyah.
4. Nilai-nilai pada pembelajaran PAI antara lain : nilai material, nilai
formal, nilai fungsional dan nilai essensial.
3.2 saran
Semua gagasan dan ide baik yang ada dalam makalah ini milik-NYA, dan
semua khilaf yang mungkin ada dalam makalah ini adalah milik kami sendiri, dan
pembaca kami mohon kririk dan saranya, sekiranya ada dalam makalah ini banyak
salah dan janggal yang harus kami perbaiki pada kesempatan berikutnya.
13
DAFTAR PUSTAKA
14