You are on page 1of 69

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id


Departemen Fisika Kertas Karya Diploma (Metrologi dan Instrumentasi)

2018

Alat Ukur Volume Air dengan


Menggunakan Sensor Ultrasonik
Berbasis ATMega 328P

Ginting, Hena Oktaria


Universitas Sumatera Utara

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/7776
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
ALAT UKUR VOLUME AIR DENGAN MENGGUNAKAN
SENSOR ULTRASONIK BERBASIS ATMEGA 328P

TUGAS AKHIR

HENA OKTARIA GINTING


152411011

PROGRAM STUDI D3 METROLOGI DAN INSTRUMENTASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ALAT UKUR VOLUME AIR DENGAN MENGGUNAKAN
SENSOR ULTRASONIK BERBASIS ATMEGA 328 P

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli


Madya

HENA OKTARIA GINTING


152411011

PROGRAM STUDI D3 METROLOGI DAN INSTRUMENTASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PENGESAHAN TUGAS AKHIR

Nama : Hena Oktaria Ginting


Judul : Alat Ukur Volume Air Dengan Menggunakan Sensor Ultrasonik
Berbasis ATMega 328P
Kategori : Tugas Akhir
NIM : 152411011
Program Studi : D3 Metrologi dan Instrumentasi
Departemen : Fisika
Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) USU

Disetujui di
Medan, Juli 2018

Ketua Program Studi D3 Metrologi dan Pembimbing


Instrumentasi FMIPA USU

Dr. Diana Alemin Barus, M.Sc Prof. Dr. Nasruddin MN, M.Eng, Sc
NIP. 19660729199203200 NIP. 195507061981021002

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PERNYATAAN

ALAT UKUR VOLUME AIR DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR


ULTRASONIK BERBASIS ATMEGA 328P

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri. Kecuali
beberapa kutipan dan ringkasan yang masing masing di sebutkan sumbernya.

Medan , Juli 2018

Hena Oktaria Ginting


152411011

i
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin,
Segala puji dan syukur bagi Allah Subhanahuwata’ala yang telah
melimpahkan barokah, rahmat, hidayah-Nya dan menganugerahkan kemudahan serta
kelancaran sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir ini sesuai
waktu yang telah ditetapkan. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada Rasulullah Sallallahu’alaihiwassalam sang pembawa petunjuk dan selalu
menjadi inspirasi dan teladan bagi penulis.
Tugas Akhir ini disusun untuk melengkapi persyaratan dalam mencapai gelar
Ahli Madya pada Program Studi Diploma Tiga (III) Fisika Instrumentasi
Departemen Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Sumatera Utara.Adapun judul Tugas Akhir ini adalah :ALAT UKUR VOLUME
AIR MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK BERBASIS ATMEGA 328 P
Penulis menyadari bahwa tersusunnya Tugas Akhir ini dari Do’a, perhatian,
bimbingan, motivasi dan dukungan berbagai pihak, sehingga dengan keikhlasan dan
kerendahan hati pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Kerista Sebayang, MS, selaku Dekan Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam.
2. Ibu Dr. Diana Alemin Barus, M.Sc selaku Ketua Program Diploma Tiga
Metrologi dan Instrumentasi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan
Alam
3. Bapak Prof. Dr. Nasruddin MN, M.Eng, Sc selaku dosen pembimbing, yang
telah banyak meluangkan waktunya membantu dan mendukung penulis
dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
4. Seluruh Dosen dan Karyawan Program Studi Diploma Tiga (III) Metrologi
dan Instrumentasi Departemen Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
5. Semua pihak yang turut membantu dalam pengerjaan Laporan Tugas Akhir
yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

ii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
6. Teristimewa dari seluruhnya, yaitu buat kedua orangtuaku tercinta. Terima
kasih dari relung hati yang paling dalam yang telah memberikan bantuan
yang tak terhitung jumlahnya, baik secara materi maupun moril yang
diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan laporan tugas akhir
ini, dan senantiasa mengiring dengan do’a sehingga penulis menyelesaikan
perkuliahan ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan Tugas Akhir ini


masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca yang bersifatnya membangun dalam penyempurnaan Tugas Akhir ini.

Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita
semua dan apabila dalam penulisan ini terdapat kata-kata yang kurang berkenan
penulis mengharapkan maaf yang sebesar-besarnya, semoga Allah SWT senantiasa
meridhai kita semua dan semoga laporan ini menjadi ibadah yang baik bagi penulis
serta menjadi ilmu yang bermanfaat bagi pembaca.

Amin Yaa Rabbal’alamin

Medan, Juli 2018


Penulis,

Hena Oktaria Ginting

iii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ALAT UKUR VOLUME AIR MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK
BERBASIS ATMEGA 328P

ABSTRAK

Sensor ultrasonik sebagai pengukur ketinggian untuk mengukur volume air


ini dirancang untuk memudahkan pemantauan pada suatu penampungan air. Alat ini
terdiri dari mikrokontroler ATMega328P sebagai pemroses utama pada rangkaian
ini, sensor ultrasonik HC-SR04 yang digunakan untuk mengukur jarak atau
ketinggian volume air, tambahan sensor DS18B20 sebagai sensor suhu serta LCD
sebagai tampilan dari hasil pengukuran. Sehingga terbentuk suatu alat yang dapat
mengukur ketinggian dan perhitungan volume air secara otomatis dan pengisian air
yang dapat diatur oleh pengguna.

Kata Kunci : LCD, Mikrokontroler ATMega 328P, Sensor HC-SR04, dan Volume
air

iv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
WATER VOLUME EQUIPMENT USING ULTRASONIC SENSOR BASED
ATMEGA 328P

ABSTRACT

The ultrasonic sensor as an altitude meter for measuring water volume is


designed to facilitate monitoring of a water reservoir. This tool consists of
ATMega328P microcontroller as the main processor in this circuit, ultrasonic sensor
HC-SR04 used to measure distance or height of water volume, additional DS18B20
sensor as temperature sensor and LCD as display of measurement result. So as to
form a tool that can measure the height and calculation of water volume
automatically and water filling that can be set by the user.

Keywords: ATMega328 microcontroller, HC-SR04 Sensor, LCD, and Water volume

v
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI

Halaman Sampul
Halaman Sampul Dalam
Lembar Pengesahan .............................................................................................. i
Lembar Pernyataan................................................................................................ ii
Kata Pengantar ...................................................................................................... iii
Abstrak .................................................................................................................. v
Abstract ................................................................................................................. vi
Daftar Isi................................................................................................................ vii
Daftar Tabel ......................................................................................................... ix
Daftar Gambar…………………………………………………………………...x

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah.............................................................................................. 2
1.4 Tujuan Penulisan ............................................................................................. 2
1.5 Manfaat Penulisan ........................................................................................... 3
1.6 Sistematika Penulisan ..................................................................................... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 4


2.1 Pengertian Pengukuran dan Penakaran Volume ............................................. 4
2.1.1 Volume ................................................................................................... 5
2.2 Sensor Ultrasonik ............................................................................................ 6
2.2.1 Pengertian Sensor Ultrasonik ................................................................. 6
2.2.2 Sensor Ultrasonik HC-SR04 .................................................................. 6
2.2.3 Cara Kerja Sensor Ultrasonik HC-SR04 ................................................ 8
2.2.4 Aplikasi Sensor Ultrasonik ................................................................... 8
2.3 Sensor Suhu DS18B20 .................................................................................... 9
2.4 Mikrokontroler ................................................................................................ 10
2.4.1 Mikrokontroller AVR ATMega 328P .................................................... 11

vi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.4.2 Fitur Mikrokontroller ATMega 328P..................................................... 12
2.4.3 Konfigurasi Pin ATMega 328P.............................................................. 12
2.5 Liquid Crystal Display (LCD) ........................................................................ 14
2.6 Bahasa C ......................................................................................................... 15
2.6.1 Struktur Bahasa C .................................................................................. 16
2.6.2 Pengenal Bahasa C ................................................................................. 17
2.6.3 Tipe Data Bahasa C ................................................................................ 17
2.6.4 Konstanta Data Variabel Bahasa C ........................................................ 18
2.6.5 Identifikasi Bahasa C ............................................................................. 18

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN ..................................................... 20


3.1 Umum ............................................................................................................. 20
3.2 Tujuan Perancangan ........................................................................................ 20
3.3 Diagram Blok .................................................................................................. 20
3.4 Flowchart Sistem ............................................................................................ 22
3.5 Rangkaian LCD dan Mikrokontroller ............................................................. 23
3.6 Rangkaian Sensor dan Mikrokontroller .......................................................... 23
3.7 Rangkaian Keseluruhan Sistem....................................................................... 24

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 25


4.1 Pengujian Mikrokontroller .............................................................................. 25
4.2 Pengujian LCD ................................................................................................ 25
4.3 Pengujian Sensor ............................................................................................. 26
4.4 Pengujian Sensor Ultrasonik dengan Kalibrasi Volume ................................. 28

BAB 5 PENUTUP................................................................................................ 35
5.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 35
5.2 Saran................................................................................................................ 35

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pin-Pin 16x2.......................................................................................... 17

Tabel 2.2 Tipe Data Bahasa C .............................................................................. 18

Tabel 4.1 Hasil Pengujian Sensor Ultrasonik ....................................................... 24

Tabel 4.2 Hasil Pengujian Alat ............................................................................ 25

viii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Contoh Gelas Ukur yang Digunakan ................................................ 4

Gambar 2.2 Contoh Gambar Mengukur Volume Standar .................................... 5

Gambar 2.3 Sensor Ultrasonik HC-SR04 Tampak depan dan Belakang .............. 6

Gambar 2.4 Rangkaian Sensor Ultrasonik HC-SR04 ........................................... 7

Gambar 2.5 Cara Kerja Sensor Ultrasonik HC-SR04 Keseluruhan...................... 8

Gambar 2.6 Sensor Suhu DS18B20 ...................................................................... 9

Gambar 2.7 Mikrokontroller ATMega 328P ........................................................ 12

Gambar 2.8 Konfigurasi Pin ATMega 328P ......................................................... 13

Gambar 2.9 Liquid Crystal Display (LCD) 16X2 ................................................. 15

Gambar 3.1 Blok Diagram ................................................................................... 21

Gambar 3.2 Keseluruhan Sistem ........................................................................... 22

Gambar 3.3 Flowchart Sistem .............................................................................. 22

Gambar 3.4 Rangkaian LCD dan ATMega 328P ................................................ 23

Gambar 3.5 Rangkaian Sensor dan ATMega 328P ............................................. 23

Gambar 3.6 Rangkaian Keseluruhan Sistem ........................................................ 21

Gambar 4.1 Rangkaian Pengujian Mikrokontroller ATMega 328P ..................... 22

Gambar 4.2 Hasil Pengujian LCD Display ........................................................... 23

ix

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengukuran merupakan kegiatan yang sering dilakukan dan dibutuhkan
dalam kehidupan sehari-hari. Bantuan alat dalam hal ini alat ukur sangat dibutuhkan
untuk mengetahui nilai dari proses pengukuran. Salah satu jenis proses pengukuran
adalah mengukur volume benda padat, cair dan gas. Pada umumnya, untuk
melakukannya masih menggunakan peralatan yang manual. Sebagai contohnya
adalah pengukuran volume zat cair yang dengan menggunakan gelas ukur.
Pengukuran dengan gelas ukur harus dilihat visual mata yang memungkinkan
perbedaan hasil pengukuran antara orang yang satu dengan yang lain. Pada kondisi
tertentu, sebagai contoh sederhana di kehidupan sehari-hari ketika saat hendak
mengukur berapa liter minyak tanah yang dibeli. Pengukuran yang umum digunakan
dapat menggunakan gelas khusus yang telah sesuai dengan volume yang dibutuhkan
seperti gelas ukur 1 liter, 1 mililiter dan lainnya. Namun hal tersebut tidaklah mudah,
selain membutuhkan wadah yang tepat juga memerlukan pengamatan yang tepat
sehingga tidah menimbulkan error pembacaan yang besar. Apabila pembacaan
terjadi error maka akan merugikan salah satu pihak, baik penjual maupun pembeli.
Selain itu tidak semua kondisi memungkinkan suatu pengamatan langsung. Dalam
keadaan tertentu misalnya pada keadaan lingkungan yang ekstrim atau pada suatu
tempat yang tertutup dan bertemperatur tinggi seringkali tidak dapat dilakukan
pengamatan/ pengukuran secara langsung. Kendala pengukuran pada tempat yang
tidak terjangkau tersebut dapat diatasi dengan menggunakan metode pemasangan
device pendeteksi. Misalnya untuk menentukan level air atau volume air dalam suatu
bejana yang sulit dan memerlukan waktu untuk mengetahuinya Dengan
menggunakan sensor ultrasonik sebagai tolak ukur penentu besarnya suatu jarak
maka monitoring sebuah level ketinggian permukaan air sangat bermanfaat.
Pengukuran level ketinggian air sangat banyak aplikasinya dalam keperluan
kehidupan sehari-hari misalnya dapat mengetahui volume dalam tangki minyak
SPBU yang susah dijangkau, ataupun sebuah tangki atau ruangan tertutup lainnya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


dapat kita ukur secara presisi dan akurat tanpa membutuhkan seorang operator untuk
bersusah payah memantau masuk ke dalam tangki tersebut.
Perkembangan teknologi yang cukup pesat, ditemukan alat-alat yang bekerja
secara otomatis dan digital, termasuk juga dalam proses pengukuran volume. Sistem
digitalisasi mampu menjawab kelemahan dari sistem konvensional ini. Dengan
membuat rangkaian yang mampu membaca nilai volume cairan dalam tabung ukur
menjadi sangat dibutuhkan untuk mengurangi resiko eror dari pengamat. Sistem yang
dibuat menggunakan mikrokontroller ATMega 328P sebagai pengolah data dan
sensor ultrasonik sebagai pendeteksi volume air. Sistem juga memiliki sensor
DS18B20 sebagai fasilitas informasi suhu pada air.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan
tersebut ke dalam Tugas Akhir dengan judul “ Alat Ukur Volume Air dengan
Mengunakan Sensor Ultrasonik Berbasis ATMega 328P”.

1.3 Batasan Masalah


Dikarenakan luasnya permasalahan di dalam pembahasan dan agar tidak
terjadi kesalahpahaman maksud dari apa yang ada di dalam penulisan tugas akhir ini
maka dibutuhkannya pembatasan masalah tersebut antara lain:
1. Menggunakan mikrokontroler ATMega 328P
2. Media yang diukur adalah air mineral sehingga sensor yang digunakan
adalah sensor ultrasonik HC-SR04
3. Volume maksimum yang diukur adalah 1000 ml (1 liter)

1.4 Tujuan Penulisan


1. Sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan tugas akhir pada
program Diploma Tiga (D-3) Metrologi Dan Instrumentasi FMIPA
Universitas Sumatera Utara.
2. Merancang alat ukur volume air secara digital
3. Mengetahui prinsip kerja sensor ultrasonik

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1.5 Manfaat Penulisan
Manfaat yang diinginkan dari tugas akhir adalah :
1. Untuk memahami tentang alat ukur volume air berbasis mikrokontroler
ATMega 328P.
2. Untuk dapat mengetahui volume air.

1.6 Sistematika Penulisan


Untuk mempermudah pembahasan dan pemahaman maka penulis membuat
sistematika laporan ini sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisikan mengenai latar belakang , rumusan masalah, Tujuan
penulisan, batasan masalah, serta sistematika penulisan.
BAB II DASAR TEORI
Bab ini berisi tentang teori dasar yang digunakan sebagai bahan acuan proyek tugas
akhir, serta komponen yang perlu diketahui untuk mempermudah dalam memahami
sistem kerja alat ini.
BAB III PERANCANGAN SISTEM
Pada bagian ini akan dibahas perancangan dari alat, yaitu diagram blok dari
rangkaian, skematik dari masing-masing rangkaian dan diagram alir dari program
yang akan diisikan ke mikrokontroler.
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN
Pada bab ini akan dibahas hasil analisa dari rangkaian dan sistem kerja alat,
penjelasan mengenai program-program yang digunakan untuk mengaktifkan
rangkaian, penjelasan mengenai program yang diisikan ke mikrokontroler.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan penutup yang meliputi tentang kesimpulan daripembahasan yang
dilakukan dari tugas akhir ini serta saran apakah rangkaian ini dapat dibuat lebih
efisien dan dikembangkan perakitannya pada suatu metode lain yang mempunyai
sistem kerja yang sama.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pengukuran dan Penakaran Volume


Pengukuran (measurement) adalah serangkaian kegiatan yang bertujuan
menentukan nilai suatu besaran dalam bentuk angka (kuantitatif). Jadi mengukur
adalah suatu proses mengaitkan angka secara empiris dan obyektif pada sifat-sifat
objek atau kejadian nyata sehingga angka yang diperoleh tersebut dapat memberikan
gambaran yang jelas mengenai objek atau kejadian yang diukur. Alat ukur adalah
alat untuk mengetahui harga suatu besaran atau suatu variabel. Suatu alat ukur
dikatakan baik bila memenuhi syarat yaitu valid dan reliable (dipercaya). Selain dua
syarat diatas, ketelitian alat ukur juga harus diperhatikan. Semakin teliti alat ukur
yang digunakan, maka semakin baik kualitas alat ukur tersebut. Contoh alat ukur
untuk panjang adalah mistar, berat adalah neraca, suhu adalah thermometer, waktu
adalah stop watch. Instrumen adalah alat ukur yang komplek, yang minimal terdiri
atas komponen: sensor dan tranducer, pengkondisi sinyal, dan unit keluaran analog
atau monitor. Contoh instrumen yang banyak di industri maupun di laboratorium
antara lain : alat ukur kadar air, alat ukur gaya, dan alat ukur getaran .
Penakaran adalah suatu kegiatan pembanding suatu besaran tertentu, agar
diperoleh hasil yang tepat dan sesuai dengan data yang didapat. Penakaran volume
air berarti proses pembandingan isi (volume) air terhadap penampung atau wadah
yang digunakan. Pada umumnya sistem penakaran volume air menggunakan gelas
ukur yang sudah ada garis indikasi satuan volume (centimeter cubic, militer, liter)
[1].

Gambar 2.1 Contoh Gelas Ukur yang Digunakan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.1.1 Volume
Volume atau bisa juga disebut kapasitas adalah penghitungan seberapa
banyak ruang yang bisa ditempati dalam suatu objek. Objek itu bisa berupa benda
yang beraturan ataupun benda yang tidak beraturan. Benda yang beraturan
misalnya kubus, balok, silinder, limas, kerucut, dan bola. Benda yang tidak beraturan
misalnya batu yang ditemukan di jalan. Volume digunakan untuk menentukan massa
jenis suatu benda [2].
Salah satunya adalah volume silinder. Volume silinder yaitu bangunan 3
dimensi beraturan dengan bentuk seperti tabung dengan lingkaran dan memiliki
ketinggian tertentu. Volume silinder dapat dihitung harus mengetahui dimensi radius
diameter serta tinggi silinder tersebut. Berikut rumus volume silinder [3]:

Luas alas
Contoh Gambar 2.2 Volume Silinder

Volume (V) dihitung dari phi kali radius/jari-jari(r) kali tinggi(t), ditunjukan pada
persamaan:
(2.1)
(2.2)
Berikut keterangan simbol pada persamaan 2.1 dan persamaan 2.2 :
V : Volume Silinder (cm3)
: Phi = 3,14
d : Diameter (cm)
r : Jari-jari (cm)
t : Tinggi (cm)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.2 Sensor Ultrasonik
2.2.1 Pengertian Sensor Ultrasonik
Sensor ultrasonik adalah sebuah sensor yang berfungsi untuk mengubah
besaran fisis (bunyi) menjadi besaran listrik dan sebaliknya. Cara kerja sensor ini
didasarkan pada prinsip dari pantulan suatu gelombang suara sehingga dapat dipakai
untuk menafsirkan eksistensi (jarak) suatu benda dengan frekuensi tertentu. Disebut
sebagai sensor ultrasonik karena sensor ini menggunakan gelombang ultrasonik
(bunyi ultrasonik). Gelombang ultrasonik adalah gelombang bunyi yang mempunyai
frekuensi sangat tinggi yaitu 20.000 Hz. Bunyi ultrasonik tidak dapat di dengar oleh
telinga manusia. Bunyi ultrasonik dapat didengar oleh anjing, kucing, kelelawar, dan
lumba-lumba. Bunyi ultrasonik bisa merambat melalui zat padat, cair dan gas.
Reflektivitas bunyi ultrasonik di permukaan zat padat hampir sama dengan
reflektivitas bunyi ultrasonik di permukaan zat cair.

2.2.2 Sensor Ultrasonik HC-SR04


Sensor ini merupakan sensor ultrasonik siap pakai, satu alat yang berfungsi
sebagai pengirim, penerima, dan pengontrol gelombang ultrasonik. Sensor ultrasonik
memiliki dua elemen, yaitu elemen pendeteksi gelombang ultrasonik dan sekaligus
elemen pembangkit gelombang ultrasonik. Sensor ultrasonik adalah sensor yang
dapat mendeteksi gelombang ultrasonik, yaitu gelombang suara yang memiliki
frekuensi ultrasonik atau frekuensi di atas kisaran frekuensi pendengaran manusia
Alat ini bisa digunakan untuk mengukur jarak benda dari 2 cm sampai 400 cm.

Gambar 2.3 Sensor Ultrasonik HC-SR04 Tampak depan dan tampak Belakang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Gambar 2.4 Rangkaian Sensor Ultrasonik HC-SR04

Fungsi Pin-Pin HC-SR04 :


VCC = 5V Power Supply. Pin sumber tegangan positif sensor.
Trig = Trigger/Penyulut. Pin ini yang digunakan untuk membangkitkan sinyal
ultrasonik/ keluarnya sinyal dari sensor.
Echo = Receive/Indikator. Pin ini yang digunakan untuk mendeteksi sinyal pantulan
ultrasonik/ untuk menangkap sinyal pantul dari benda.
GND = Ground/0V Power Supply. Pin sumber tegangan negatif sensor.

Karakteristik HC-SR04
- Tegangan sumber operasi tunggal 5.0 V
- Konsumsi arus 15 mA
- Frekuensi operasi 40 kHz
- Minimum pendeteksi jarak 0.02 m (2 cm)
- Maksimum pendeteksian jarak 4 m
- Jangkauan deteksi 2 cm sampai 400 cm
- Sudut pantul gelombang pengukuran 15 derajat
- Minimum waktu penyulutan 10 mikrodetik dengan pulsa berlevel Transistor
Transistor Logic (TTL)
- Pulsa deteksi berlevel TTL dengan durasi yang bersesuaian dengan jarak
deteksi
- Dimensi 45 x 20 x 15 mm
-

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.2.3 Cara Kerja Sensor Ultrasonik HC-SR04

Gambar 2.5 Cara Kerja Sensor Ultrasonik HC-SR04


Berikut merupakan cara kerja dari sensor ultrasonik HC-SR04 :
Ketika diberikan tegangan positif pada pin Trigger selama 10uS, maka sensor akan
mengirimkan 8 step sinyal ultrasonik dengan frekuensi 40kHz. Selanjutnya, sinyal
akan diterima pada pin Echo. Untuk mengukur jarak benda yang memantulkan sinyal
tersebut, maka selisih waktu ketika mengirim dan menerima sinyal digunakan untuk
menentukan jarak benda tersebut.

2.2.4 Aplikasi Sensor Ultrasonik


Dalam bidang kesehatan, gelombang ultrasonik bisa digunakan untuk melihat
organ-organ dalam tubuh manusia seperti untuk mendeteksi tumor, liver, otak dan
menghancurkan batu ginjal. Gelombang ultrasonik juga dimanfaatkan pada alat USG
(ultrasonografi) yang biasa digunakan oleh dokter kandungan.
Dalam bidang industri, gelombang ultrasonik digunakan untuk mendeteksi
keretakan pada logam, meratakan campuran besi dan timah, meratakan campuran
susu agar homogen, mensterilkan makanan yang diawetkan dalam kaleng, dan
membersihkan benda benda yang sangat halus. Gelombang ultrasonik juga bisa

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


digunakan untuk mendeteksi keberadaan mineral maupun minyak bumi yang
tersimpan di dalam perut bumi.
Dalam bidang pertahanan, gelombang ultrasonik digunakan sebagai radar
atau navigasi, di darat maupun di dalam air. Gelombang ultrasonik digunakan oleh
kapal pemburu untuk mengetahui keberadaan kapal selam, dipasang pada kapal
selam untuk mengetahui keberadaan kapal yang berada di atas permukaan air,
mengukur kedalaman palung laut, mendeteksi ranjau, dan menentukan posisi
sekelompok ikan [4]

2.3 Sensor Suhu DS18B20


Sensor suhu DS18B20 merupakan sensor yang memiliki kemampuan tahan
air (waterproof). DS18B20 cocok digunakan untuk mengukur suhu pada tempat yang
sulit atau basah karena ouput data sensor suhu ini merupakan data digital, maka tidak
perlu khawatir terhadap degradasi data ketika menggunakan untuk jarak yang
jauh.DS18B20 menyediakan 9 hingga 12-bit (yang dapat dikonfigurasi) data.

Gambar 2.6 Sensor Suhu DS18B20


Fitur dari sensor suhu DS18B20 :
• Hanya Memerlukan Satu Port Pin untuk Komunikasi
• Setiap perangkat memiliki 64-Bit dalam On-Board ROM
• Tidak memerlukan Komponen Eksternal
• Power Supply berkisar 3.0V sampai 5.5V
• Suhu yang dapat diukur dari -55 ° C sampai 125 ° C
• Keakuratan data dari -10°C sampai 85°C
• Resolusi termometer 9-Bit

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


• Kecepatan mengukur suhu dalam 750-800 ms (max)
• Pengaturan alarm dapat disesuaikan [5]

2.4 Mikrokontroller
Mikrokontroler adalah sebuah chip yang berfungsi sebagai pengontrol atau
pengendali rangkaian elektronik dan umumnya dapat menyimpan program
didalamnya. Penggunaan mikrokontroler lebih menguntungkan dibandingkan
penggunaan mikroprosesor. Hal ini dikarenakan dengan mikrokontroler tidak perlu
lagi penambahan memori dan I/O (input/output) eksternal selama memori dan I/O
internal masih bisa mencukupi. Selain itu proses produksinya secara masal, sehingga
harganya menjadi lebih murah dibandingkan mikroprosesor.
Secara teknis, hanya ada dua macam mikrokontroller. Pembagian ini
didasarkan pada kompleksitas instruksi-instruksi yang dapat diterapkan pada
mikrokontroler tersebut. Pembagian itu yaitu RISC dan CISC.
1. RISC merupakan kependekan dari Reduced Instruction Set Computer. Instruksi
yang dimiliki terbatas, tetapi memiliki fasilitas yang lebih banyak.
2. Sebaliknya, CISC kependekan dari Complex Instruction Set Computer. Instruksi
bisa dikatakan lebih lengkap tapi dengan fasilitas secukupnya.
Masing-masing mempunyai keturunan atau keluarga sendiri-sendiri. jenis-
jenis mikrokonktroler yang telah umum digunakan:
1. Keluarga MCS51 Mikrokonktroler ini termasuk dalam keluarga
mikrokonktroler CISC. Sebagian besar instruksinya dieksekusi dalam 12 siklus
clock. Mikrokontroler ini berdasarkan arsitektur Harvard dan meskipun awalnya
dirancang untuk aplikasi mikrokontroler chip tunggal, sebuah mode perluasan telah
mengizinkan sebuah ROM luar 64KB dan RAM luar 64KB diberikan alamat dengan
cara jalur pemilihan chip yang terpisah untuk akses program dan memori data. Salah
satu kemampuan dari mikrokontroler 8051 adalah pemasukan sebuah mesin
pemroses boolean yang mengijikan operasi logika boolean tingkatan-bit dapat
dilakukan secara langsung dan secara efisien dalam register internal dan RAM.
Karena itulah MCS51 digunakan dalam rancangan awal PLC (programmable Logic
Control).

10

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2. PIC (Programmable Interface Controller) Pada awalnya, PIC merupakan
kependekan dari Programmable Interface Controller. Tetapi pada perkembangannya
berubah menjadi Programmable Intelligent Computer. PIC termasuk keluarga
mikrokonktroler berarsitektur Harvard yang dibuat oleh Microchip Technology.
Awalnya dikembangkan oleh Divisi Mikroelektronik General Instruments dengan
nama PIC1640. Sekarang Microhip telah mengumumkan pembuatan PIC-nya yang
keenam. PIC cukup popular digunakan oleh para developer dan para penghobi
ngoprek karena biayanya yang rendah, ketersediaan dan penggunaan yang luas,
database aplikasi yang besar, serta pemrograman (dan pemrograman ulang) melalui
hubungan serial pada komputer.
3. AVR (Alv and Vegard’s Risc processor) Mikrokonktroler Alv and
Vegard’s Risc processor atau sering disingkat AVR merupakan mikrokonktroler
RISC 8 bit. Karena RISC inilah sebagian besar kode instruksinya dikemas dalam satu
siklus clock. AVR adalah jenis mikrokontroler yang paling sering dipakai dalam
bidang elektronika dan instrumentasi. Secara umum, AVR dapat dikelompokkan
dalam 4 kelas. Pada dasarnya yang membedakan masing-masing kelas adalah
memori, peripheral dan fungsinya. Keempat kelas tersebut adalah keluarga ATTiny,
keluarga AT90Sxx, keluarga ATMega dan AT86RFxx [6].

2.4.1 Mikrokontroller AVR ATMega 328P


Mikrokontroler AVR (Alf and Vegaard’s Risc Processor) ATMega 328P
merupakan seri mikrokontrolerComplementary Metal Oxide Semiconductor (CMOS)
8-bit buatan Atmel berbasis arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computer).
Hampir semua instruksi pada program dieksekusi dalam satu siklus clock. ATMega
328P mempunyai 8 Kbyte in-System Programmable Flash yang memungkinkan
memori program untuk diprogram ulang (read/write) dengan koneksi secara serial
yang disebut Serial Peripheral Interface(SPI). AVR memilki keunggulan
dibandingkan dengan mikrokontroler lain, keunggulan mikrokontroler AVRyaitu
memiliki kecepatan dalam mengeksekusi program yang lebih cepat, karena sebagian
besar instruksi dieksekusi dalam 1 siklus clock (lebih cepat dibandingkan
mikrokontroler keluarga MCS 51 yang memiliki arsitektur Complex Intrukstion Set
Compute). ATMega328P mempunyai throughput mendekati 1 Millions Instruction

11

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Per Second (MIPS) per MHz, sehingga membuat konsumsi daya menjadi rendah
terhadap kecepatan proses eksekusi perintah.

Gambar 2.7 Mikrokontroler ATMega328P

2.4.2 Fitur Mikrokontroller ATMega 328P


Mikrokontroller ATMega328P memiliki beberapa fitur antara lain:
1.Memiliki 130 macam instruksi yang hampir semuanya dieksekusi dalam satu siklus
clock.
2. Memiliki kecepatan eksekusi mencapai 16 MIPS dengan clock 16 MHz.
3. Memiliki Flash Memory 32 Kb.
4.Memiliki EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only Memory)
sebesar 1 Kb sebagai tempat penyimpanan data semi permanen karena EEPROM
tetap dapat menyimpan data meskipun catu daya dimatikan.
5. Memiliki SRAM (Static Random Access Memory) sebesar 2 Kb.
6. Memiliki 23 pin I/O digital.

2.4.3 Konfigurasi Pin ATMega 328P


ATMega 328P mempunyai kaki standar 28 pin yang mempunyai fungsi
masing-masing. Untuk lebih jelasnya tentang konfigurasi pin ATMega 328P dapat
dilihat pada Gambar 2.2 seperti berikut :

12

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Gambar 2.8 Konfigurasi pin ATMega 328P

Adapun rincian dan fungsi dari susunan pin ATMega328P adalah sebagai berikut:
1. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai masukan catu daya.
2. GND merupakan pin Ground.
3. Port B (PB0 – PB7) merupakan pin masukan/keluaran dua arah (full duplex) dan
dengan masing-masing port memiliki fungsi khusus. Didalam Port B terdapat
XTAL1, XTAL2, TOSC1, TOSC2. Jumlah Port B adalah 8 buah pin, mulai dari pin
B.0 sampai dengan B.7. Tiap pin dapat digunakan sebagai input maupun output.
4. Port C (PC0 – PC6) merupakan pin masukan/keluaran dua arah (full duplex) dan
dengan masing-masing port memiliki fungsi khusus. Port C merupakan sebuah 7-bit
bi-directional I/O port yang di dalam masing- masing pin terdapat pull-up resistor.
Jumlah pin nya hanya 7 buah mulai dari pin C.0 sampai dengan pin C.6. Sebagai
keluaran/output port C memiliki karakteristik yang sama dalam hal menyerap arus
(sink) ataupun mengeluarkan arus (source).
5. Port D (PD0 – PD7) merupakan pin masukan/keluaran dua arah (full duplex) dan
dengan masing-masing port memiliki fungsi khusus. Port D merupakan 8-bit bi-
directional I/O dengan internal pull-up resistor. Fungsi dari port ini sama dengan
port-port yang lain. Hanya saja pada port ini tidak terdapat kegunaan-kegunaan yang
lain. Pada port ini hanya berfungsi sebagai masukan dan keluaran saja atau biasa
disebut dengan I/O.
6. RESET merupakan pin yang digunakan untuk mengatur ulang mikrokontroler.
7. XTAL1 dan XTAL2, merupakan pin masukan external clock.

13

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


8. AVCC merupakan pin masukan tegangan untuk ADC (Analog-Digital Converter).
Pin ini berfungsi sebagai supply tegangan untuk ADC. Untuk pin ini harus
dihubungkan secara terpisah dengan VCC karena pin ini digunakan untuk analog
saja. Bahkan jika ADC pada AVR tidak digunakan tetap saja 9 disarankan untuk
menghubungkannya secara terpisah dengan VCC. Jika ADC digunakan, maka AVcc
harus dihubungkan ke VCC melalui low pass filter.
9. AREF merupakan pin masukan tegangan referensi untuk ADC [7]

2.5 Liquid Crystal Display (LCD)


Liquid Crystal Display (LCD) adalah komponen yang dapat menampilkan
tulisan. Salah satu jenisnya memiliki dua baris dengan setiap baris terdiri atas enam
belas karakter. LCD seperti itu biasa disebut LCD 16x2.

Gambar 2.9 LCD (Liquid Crystal Display) 16X2

LCD memiliki 16 pin dengan fungsi pin masing-masing seperti yang terlihat pada
table 2.1.

Tabel 2.1 Pin-Pin LCD 16X2


1 Vss Ground Voltage

2 Vcc 5 Volt

3 VEE Contrast Voltage

Register Select 0 = Insttruction


4 RS Register 1= Data Register

Read/Write control bus R/W = HIGH


5 R/W : mode untuk membaca data di LCD

Enable 0 = start to latch data to LCD


6 E character 1= disable

14

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


LSB( Least Significant Bit)

7 DB0

8 DB1 -

9 DB2 -

10 DB3 -

11 DB4 -

12 DB5 -

13 DB6 -

14 DB7 MSB( Most Significant Bit)

15 BPL Back Plane Light

16 GND Ground Voltage [8]

2.6 Bahasa C
Bahasa C adalah bahasa pemrograman yang dapat dikatakan berada di antara
bahasa tingkat rendah dan tingkat tinggi. Bahasa tingkat rendah artinya bahasa yang
berorientasi pada mesin dan bahasa tingkat tinggi berorientasi pada manusia. Bahasa
tingkat rendah, misalnya bahasa assembler, bahasa ini ditulis dengan sandi yang
dimengerti oleh mesin saja, oleh karena itu hanya digunakan bagi yang memprogram
mikroprosesor.
Bahasa rendah merupakan bahasa yang membutuhkan kecermatan yang teliti
bagi pemrogram karena perintahnya harus rinci, ditambah lagi masing- masing
pabrik mempunyai sandi perintah sendiri. Bahasa tinggi relatif mudah digunakan,
karena ditulis dengan bahasa manusia sehingga mudah dimengerti dan tidak
tergantung mesinnya. Bahasa beraras tinggi biasanya digunakan pada komputer.
Pencipta bahasa C adalah Brian W. Kernighan dan Denis M. Ritchi, sekitar tahun
1972. Penulisan program dalam bahasa C dilakukan dengan membagi dalam blok-
blok, sehingga bahasa C disebut dengan bahasa terstruktur. Bahasa C dapat
digunakan di berbagai mesin dengan mudah, mulai dari PC sampai dengan

15

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


mainframe, dengan berbagai sistem operasi misalnya DOS, UNIX, VMS dan lain-
lain.
Kelebihan Bahasa C antara lain:
a. Bahasa C tersedia hampir di semua jenis computer.
b. Kode bahasa C sifatnya adalah portable dan fleksibel untuk semua jenis
komputer.
c. Bahasa C hanya menyediakan sedikit kata-kata kunci. hanya terdapat 32 kata
kunci.
d. Proses executable program bahasa C lebih cepat
e. Dukungan pustaka yang banyak.
f. C adalah bahasa yang terstruktur Bahasa C termasuk bahasa tingkat menengah
penempatan ini hanya menegaskan bahwa C bukan bahasa pemrograman yang
berorientasi pada mesin. Yang merupakan ciri bahasa tingkat rendah. Melainkan
berorientasi pada obyek tetapi dapat dinterprestasikan oleh mesin dengan cepat.
secepat bahasa mesin. inilah salah satu kelebihan C yaitu memiliki kemudahan dalam
menyusun programnya semudah bahasa tingkat tinggi namun dalam mengesekusi
program secepat bahasa tingkat rendah.
Kekurangan Bahasa C antara lain:
a.Banyaknya operator serta fleksibilitas penulisan program kadang-kadang
membingungkan pemakai.
b. Bagi pemula pada umumnya akan kesulitan menggunakan pointer

2.6.1 Struktur Bahasa C


a. Program bahasa C tersusun atas sejumlah blok fungsi.
b. Setiap fungsi terdiri dari satu atau beberapa pernyataan untuk melakukan suatu
proses tertentu.
c. Tidak ada perbedaan antara prosedur dan fungsi.
d. Setiap program bahasa C mempunyai suatu fungsi dengan nama “main” (Program
Utama).
e. Fungsi bisa diletakkan diatas atau dibawah fungsi “main”.
f. Setiap statemen diakhiri dengan semicolon (titik koma)

16

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.6.2 Pengenal Bahasa C
Pengenal (identifier) merupakan sebuah nama yang didefenisikan oleh
pemrograman untuk menunjukkan identitas dari sebuah konstanta, variable, fungsi,
label atau tipe data khusus. Pemberian nama sebuah pengenal dapat ditentukan bebas
sesuai keinginan pemrogram tetapi harus memenuhi aturan berikut :
• Karakter pertama tidak boleh menggunakan angka.
• Karakter kedua dapat berupa huruf, angka, atau garis bawah.
• Tidak boleh menggunakan spasi.
• Bersifat Case Sensitive, yaitu huruf capital dan huruf kecil dianggap berbeda.
• Tidak boleh mengunakan kata – kata yang merupakan sitaks maupun operator dalam
pemrograman C, misalnya : Void, short, const, if, static, bit, long, case, do, switch dan
lain-lain

2.6.3 Tipe Data Bahasa C


Tipe data merupakan suatu hal yang penting untuk kita ketahui pada saat belajar
bahasa pemrograman. Kita harus dapat menentukan tipe data yang tepat untuk
menampung sebuah data, baik itu data berupa bilangan numerik ataupun karakter. Hal
ini bertujuan agar program yang kita buat tidak membutuhkan pemesanan kapling
memori yang berlebihan. Seorang programmer yang handal harus dapat memilih dan
menentukan tipe data apa yang seharusnya digunakan dalam pembuatan sebuah program.
Secara garis besar tipe data pada bahasa C dibagi menjadi beberapa bagian antara lain
sebagai berikut Macam-Macam Tipe Data Pada Bahasa C :
1. Tipe Data Karakter
Sebuah karakter, baik itu berupa huruf atau angka dapat disimpan pada sebuah variabel
yang memiliki tipe data char dan unsigned char. Besarnya data yang dapat disimpan
pada variabel yang bertipe data char adalah -127 - 127. Sedangkan untuk tipe data
unsigned char adalah dari 0 -255. Pada dasarnya setiap karakter memiliki nilai ASCII,
nilai inilah yang sebetulnya disimpan pada variabel yang bertipe data karakter ini.
2. Tipe Data Bilangan Bulat
Tipe data bilangan bulat atau dapat disebut juga bilangan desimal merupakan sebuah
bilangan yang tidak berkoma. Pada bahasa C terdapat bermacam-macam tipe data yang
dapat digunakan untuk menampung. bilangan bulat. Kita dapat menyesuaikan
penggunaan tipe data dengan terlebih dahulu memperhitungkan seberapa besar nilai
yang akan kita simpan. Contohnya seperti berikut, ketika akan melakukan operasi

17

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


penjumlahan nilai 300 dan 100 dan hasilnya akan disimpan pada variabel c. Jika dilihat,
hasil dari penjumlahan tersebut nilainya akan lebih besar dari 255 dan nilainya pasti
positif, oleh karena itu sebaiknya menggunakan tipe data unsigned int. Namun berbeda
halnya jika ingin melakukan operasi pengurangan -5 - 300, jika dilihat hasilnya akan
negatif maka selayaknya digunakan variabel dengan tipe data int.
3. Tipe Data Bilangan Berkoma
Pada bahasa C terdapat dua buah tipe data yang berfungsi untuk menampung data
yang berkoma. Tipe data tersebut adalah float dan double. Double lebih memiliki
panjang data yang lebih banyak dibandingkan float. Tipe data double dapat
digunakan jika kita membutuhkan variabel yang dapat menampung tipe data
berkoma yang bernilai besar.
Tabel 2.2 Tipe Data Pada Bahasa C
TIPE DATA UKURAN JANGKAUAN NILAI
Bit 1 byte 0 atau 1
Char 1 byte -128 s/d 127
Unsigned Char 1 byte 0 s/d 255
Signed Char 1 byte -128 s/d 127
Int 2 byte -32.768 s/d 32.767
Short Int 2 byte -32.768 s/d 32.767
Unsigned Int 2 byte 0 s/d 65.535
Signed Int 2 byte -32.768 s/d 32.767
Long Int 4 byte -2.147.483.648 s/d 2.147.483.647
Unsigned Long Int 4 byte 0 s/d 4.294.967.295
Signed Long Int 4 byte -2.147.483.648 s/d 2.147.483.647
-38 -38
Float 4 byte 1.2x10 s/d 3.4x10
-38 +38
Double 4 byte 1.2x10 s/d 3.4x10

2.6.4 Konstanta Dan Variabel Bahasa C


Konstanta dan variable merupakan sebuah tempat untuk menyimpan data
yang berada di dalam memori. Konstanta berisi data yang nilainya tetap dan tidak
dapat diubah selama program dijalankan, sedangkan variable berisi data yang bisa
berubah nilainya pada saat program dijalankan.

18

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.6.5 Identifikasi Bahasa C
Identifier atau nama pengenal adalah nama yang ditentukan sendiri oleh
pemrogram yang digunakan untuk menyimpan nilai, misalnya nama variable, nama
konstanta, nama suatu elemen (misalnya : nama fungsi, nama tipe data, dll).
Identifier punya ketentuan sebagai berikut :
1. Maksimum 32 karakter (bila lebih dari 32 karakter maka yang diperhatikan hanya
32 karakter pertama saja).
2. Case sensitive : membedakan huruf besar dan huruf kecilnya.
3. Karakter pertama harus karakter atau underscore (__). Selebihnya boleh angka.
4. Tidak boleh mengandung spasi atau blank.
5. Tidak boleh menggunakan kata yang sama dengan kata kunci dan fungsi. [9]

19

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 3
METODOLOGI PERANCANGAN

3.1 Umum
Perancangan merupakan suatu tahap yang sangat penting didalam
penyelesaian pembuatan suatu alat ukur. Pada perancangan dan pembuatan alat ini
akan ditempuh beberapa langkah yang termasuk kedalam langkah perancangan
antara lain pemilihan komponen yang sesuai dengan kebutuhan serta pembuatan alat.
Dalam perancangan ini dibutuhkan beberapa petunjuk yang menunjang pembuatan
alat seperti buku buku teori, data sheet atau buku lainnya dimana buku petunjuk
tersebut memuat teori- teori perancangan maupun spesifikasi komponen yang akan
digunakan dalam pembuatan alat, melakukan percobaan serta pengujian alat.

3.2 Tujuan Perancangan


Tahap terpenting dalam pembuatan suatu alat adalah perancangan.Hal- hal
yang perlu diperhatikan dalam perancangan suatu alat meliputi prinsip kerja
rangkaian, spesifikasi komponen yang terdapat pada rangkaian sehingga tidak terjadi
kerusakan pada saat pemasangan komopnen.Tujuan perancangan adalah untuk
memudahkan dalam pembuatan suatu alat serta mendapatkan suatu alat yang baik
seperti yang diharapkan dengan memperhatikan penggunaan komponen dengan
harga ekonomis serta mudah didapat dipasaran. Selain itu, itu perancangan juga
bertujuan untuk membuat solusi dari suatu permasalahan dengan penggabungan
prinsip- prinsip elektronik dan mekanik, serta dengan literatur dengan produk yang
ada.

3.3 Diagram Blok


Diagram blok sangat efektif untuk menyederhanakan sistem yang rumit agar
mudah dimengerti. Dalam tugas akhir ini sistem terdiri atas blok diagram yang
terlihat pada gambar 3.1.

20

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Supply ATMega 328P LCD

Sensor HC-SR04 &


Sensor DSB180

Gambar 3.1 Blok Diagram

Adapun fungsi masing masing blok diagram pada gambar 3.1 adalah sebagai berikut:
1. Sensor HC-SR04 merupakan sensor yang akan mendeteksi adanya benda di
depan sensor, keluaran sensor ini berupa tegangan digital yang langsung dan
sensor DSB180 berfungsi untuk mengetahui suhu lalu diolah oleh
sistem mikrokontroler ATMega 328P.
2. LCD (Liquid Crystal Display) dan driver LCD berfungsi sebagai media
tampilan selama proses pengendalian berlangsung.
3. Catu daya berfungsi sebagai suplai sistem keseluruhan.
4. Mikrokontroler ATMega 328P yang berfungsi sebagai pusat pengendalian ,
pada sistem pengukur volume otomatis ini yang dapat diprogram dengan
menggunakan bahasa C
Komponen-komponen yang digunakan dalam system pengukur volume cairan
otomatis adalah :
1. Sensor HC-SR04 Ultrasonik berfungsi sebagai sensor volume cairan dan
Sensor DS18B20 berfungsi sensor suhu.
2. Mikrokontroler ATMega 328P berfungsi mengatur kinerja sistem dalam
manajemen data sebagai unit masukan.
3. Modul LCD 16X2 berfungsi menampilkan nilai volume cairan dan suhu.

21

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Gambar 3.2 Keseluruhan Sisterm

3.4 Flowchart Sistem

START

Inisialisasi :
Register,Timer,Port, dan
ADC

Ambil Data ADC


Sensor

Tampilkan Data
ke Tampilan LCD

End

Gambar 3.3 Flowchart Sistem

22

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.5 Rangkaian LCD dan Mikrokontroler
Rangkaian LCD dan mikrokontroler dapat dilihat pada gambar 3.3.

Gambar 3.4 Rangkaian LCD dan ATmega 328P

3.6 Rangkaian Sensor dan Mikrokontroler


Rangkaian sensor dan mikrokontroler dapat dilihat pada gambar 3.4.

Gambar 3.5 Rangkaian Sensor dan ATmega 328P

23

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.7 Rangkaian Keseluruhan Sistem
Rangkaian keseluruhan sistem dapat dilihat pada gambar 3.5.

Gambar 3.6 Rangkaian Keseluruhan Sistem

24

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengujian Mikrokontroler


Pengujian mikrokontroler dapat dilakukan dengan membuat rangkaian seperti
gambar 4.1 lalu menghubungkan rangkaian ke komputer via USB dan memasukan
program awal seperti berikut :
void setup() {
pinMode(LED_BUILTIN, OUTPUT);
}
void loop() {
digitalWrite(LED_BUILTIN, HIGH);
delay(1000);
digitalWrite(LED_BUILTIN, LOW);
delay(1000);
}

Gambar 4.1 Rangkaian Pengujian Mikrokontroler ATmega 328P


Hasil yang di tampilkan pada pengujian rangkaian diatas Led akan menyala secara
periodik setiap 1 detik.

4.2 Pengujian LCD


Pengujian LCD dilakukan dengan memasukkan program kedalam
mikrokontroler sebagai berikut :

25

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


#include <LiquidCrystal.h>
const int rs = 12, en = 11, d4 = 5, d5 = 4, d6 = 3, d7 = 2;
LiquidCrystal lcd(rs, en, d4, d5, d6, d7);

void setup() {
lcd.begin(16, 2);
lcd.print("hello, world!");
}

void loop() {
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print(millis() / 1000);
}

Hasil yang di tampilkan pada layar LCD adalah sebagai berikut :

Gambar 4.2 Hasil Pengujian LCD display

4.3 Pengujian sensor ultrasonik


Pengujian dilakukan dengan melakukan pengukuran jarak pada halangan
dengan menggunakan penggaris lalu membandingkannya dengan hasil pembacaan
sensor ultrasonik.

Tabel 4.1 Hasil Pengujian Sensor Ultrasonik

26

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pengukuran Hasil pembacaan
Error
Percobaan dengan standar sensor

mistar (cm) (cm)


(cm)

1 2 2 0

2 4 4 0

3 6 6 0

4 8 9 1

5 10 10 0

6 20 19 1

7 40 38 2

27

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4.4 Pengujian Sensor Ultrasonik dengan Kalibrasi Volume
Pengujian dilakukan dengan memprogram mikrokontroler sebagai pengukur
jarak permukaan air dengan titik sensor lalu hasil ini akan dilakukan kalkulasi oleh
mikrokontroler untuk di ubah ke volume air.
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Alat

Hasil
Volume Volume
Pembacaaan Suhu Persentase
Percobaan Sebenarnya Terukur Error
Sensor (oC) (%)
(Liter) (Liter)
( cm)
1 1 6,2 29,37 0,9 0,1 10
2 0.9 7,0 29,25 0.8 0,1 8,8
3 0.8 8,3 29.25 0.7 0,1 10
4 0.7 9,3 29,25 0.6 0,1 10
5 0.6 10,3 29,25 0.5 0,1 10
6 0.5 11,7 29,12 0.4 0,1 16
7 0.2 14,8 28,27 0.15 0.05 25
8 0 16,5 28,81 0 0 0
TOTAL 4,0 89,8
RATA-RATA 0,5 11,2

 Perhitungan Volume Secara Teori

Diketahui :
d = 10,52 cm
r = 5,26 cm
= 3,14
Volume = Luas Alas x t
=
= 3,14 (5,26)2 x t
= 3,14 (27,66) x t
= (86,87 x t) cm3
= (86,87 x t) ml

28

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pada percobaan 1:
t = ttabung - tsensor
= 16,5 – 6,2
= 10,3 cm
Volume = Luas Alas x t
=
= 3,14 (5,26)2 x t
= 3,14 (27,66) x t
= 86,87 x t
= 86,87 x 10,3
= 894,8 ml
= 0,8 L

Pada percobaan 2 :
t = ttabung - tsensor
= 16,5 – 7,07
= 9,4
Volume = Luas Alas x t
=
= 3,14 (5,26)2 x t
= 3,14 (27,66) x t
= 86,87 x t
= 86,87 x 9,4
= 816,6 ml
= 0,8 L

Pada percobaan 3 :
t = ttabung - tsensor
= 16,5 – 8,3
= 8,2 cm
Volume = Luas Alas x t
=
= 3,14 (5,26)2 x t
= 3,14 (27,66) x t
= 86,87 x t
= 86,87 x 8,2
= 712,3 ml
= 0,7 L

29

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pada percobaan 4 :
t = ttabung - tsensor
= 16,5 – 9,3
= 7,2 cm
Volume = Luas Alas x t
=
= 3,14 (5,26)2 x t
= 3,14 (27,66) x t
= 86,87 x t
= 86,87 x 7,2
= 625,5 ml
= 0,6 L

Pada percobaan 5 :
t = ttabung - tsensor
= 16,5 – 10,3
= 6,2 cm
Volume = Luas Alas x t
=
= 3,14 (5,26)2 x t
= 3,14 (27,66) x t
= 86,87 x t
= 86,87 x 6,2
= 538,6 ml
= 0,5 L

Pada percobaan 6 :
t = ttabung - tsensor
= 16,5 – 11,7
= 4,8 cm
Volume = Luas Alas x t
=
= 3,14 (5,26)2 x t
= 3,14 (27,66) x t
= 86,87 x t
= 86,87 x 4,8
= 416, 9 ml
= 0,4 L

30

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pada percobaan 7 :
t = ttabung - tsensor
= 16,5 – 14,8
= 1,7 cm
Volume = Luas Alas x t
=
= 3,14 (5,26)2 x t
= 3,14 (27,66) x t
= 86,87 x t
= 86,87 x 1,7
= 147,8 ml
= 0,1 L

Pada percobaan 8 :
t = ttabung - tsensor
= 16,5 – 16,5
= 0 cm
Volume = Luas Alas x t
=
= 3,14 (5,26)2 x t
= 3,14 (27,66) x t
= 86,87 x t
= 86,87 x 0
= 0 ml
=0L

 Perbandingan Hasil Volume Air Secara Teori dan Praktek

Pecobaan 1
Vteori : Vpraktek
0,8 L : 0,9 L

Pecobaan 2
Vteori : Vpraktek
0,8 L : 0,8 L

Pecobaan 3
Vteori : Vpraktek
0,7 L : 0,7 L

31

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pecobaan 4
Vteori : Vpraktek
0,6 L : 0,6 L

Pecobaan 5
Vteori : Vpraktek
0,5 L : 0,5 L

Pecobaan 6
Vteori : Vpraktek
0,4 L : 0,4 L

Pecobaan 7
Vteori : Vpraktek
0,1 L : 0,1 L

Pecobaan 8
Vteori : Vpraktek
0 L:0L

 Persentase Error (% error) Pada Hasil Pengujian Alat

 Menghitung errror
Percobaan 1
Error = Volume sebenarnya – Volume terukur
= 1- 0,9
= 0,1

Percobaan 2
Error = Volume sebenarnya – Volume terukur
= 0,9 – 0,8
= 0,1

Percobaan 3
Error = Volume sebenarnya – Volume terukur
= 0,8 – 0,7
= 0,1

Percobaan 4
Error = Volume sebenarnya – Volume terukur
= 0,7 – 0,6
= 0,1

32

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Percobaan 5
Error = Volume sebenarnya – Volume terukur
= 0,6 – 0,5
= 0,1

Percobaan 6
Error = Volume sebenarnya – Volume terukur
= 0,5 – 0,4
= 0,1

Percobaan 7
Error = Volume sebenarnya – Volume terukur
= 0,2 – 0,1
= 0,1

Percobaan 8
Error = Volume sebenarnya – Volume terukur
=0–0
=0

 Menghitung Persentase,

Percobaan 1
Persentase =

Persentase =
= 10%

Percobaan 2
Persentase =

Persentase =
= 10%

Percobaan 3
Persentase =

Persentase =
= 10%

Percobaan 4
Persentase =

33

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Persentase =
= 10%

Percobaan 5
Persentase =

Persentase =
= 10%

Percobaan 6
Persentase =

Persentase =
= 16%

Percobaan 7
Persentase =

Persentase =
= 25%

Percobaan 8
Persentase =

Persentase =
= 0%

34

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang alat ukur volume air dengan
menggunakan sensor ultrasonik dapat disimpulkan bahwa:
1. Secara keseluruhan alat ukur volume yang dirancang telah dapat bekerja dan
berfungsi dengan baik dan mampu menampilkan volume air secara otomatis.
2. Dari hasil perhitungan secara praktek maupun teori maka dapat disimpulkan
bahwa nilai yang diperoleh sama kecuali pada saat percobaan ke 1 Vteori nya
0,8 L sedangkan yang didapat di Vpraktek 0,9 L.
3. Jika dibandingkan dengan volume sebenarnya (standar) dengan volume teori
maupun praktek selisih pengukuran 0,1 L kecuali pada percobaan ke 1 Vteori
selisihnya 0,2 L dengan Vsebenarnya.
4. Rata-rata persentase error pada keseluruhan percobaan adalah 11,2%. Hal ini
bisa disebabkan karena kurang ketelitian diwaktu pengukuran dan
keterbatasan alat ukur.

5.2 Saran
Diharapkan alat ini dapat lebih dikembangkan lagi, baik dari segi fungsi maupun
aplikasi serta implementasi yang lebih baik dan luas, seperti :
1. Fungsi dari alat diharapkan bisa diperluas lagi supaya tidak hanya bisa
mengukur volume air 1.000 ml
2. Meningkatkan sensifitas pengukuran volume air yang lebih tinggi.
3. Alat ini juga diharapkan dapat dikembangkan lagi dengan menambahkan
keluaran tidak hanya melalui LCD saja tetapi juga dapat ditambahkan output
suara dan juga dapat dilakukan percetakan data menggunakan print.
4. Pengembangan projek ini dapat diperluas menjadi alat pemantau kadar air
otomatis .

35

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR PUSTAKA

[1] Sulistiadji, K, dan Pitoyo, J. 2009. Alat Ukur dan Instrumen Ukur. Serpong :
BBP Mektan
[2] - https://id.wikipedia.org/wiki/Volume”, di akses tanggal 30 Juni 2017
[3] Micco. 2015. Cara Menghitung Volume Silinder (Tabung).
https://pendidikan.id/main/forum/diskusi-pendidikan/mata-pelajaran/556-
cara-menghitung-volume-silinder-tabung. Diakses pada 30 Juni 2018
[4] Santoso, Hari. 2015. Cara Kerja Sensor Ultrasonik, Rangkaian, &
Aplikasinya. https://www.elangsakti.com/2015/05/sensor-ultrasonik.html.
Diakses pada 30 Juni 2018
[5] Satriapujir. 2017. KL81 Interfacing.
http://kl801.ilearning.me/2017/02/26/pelajari-tentang-sensor-suhu-ds18b20-
dan-bagaimana-penyambungan-alat-tersebut-sebagai-input-pada-perangkat-
raspberry-pi-sebagai-sensor-suhu-sebuah-ruangan/. Diakses pada 30 Juni
2018
[6] -http://eprints.polsri.ac.id/1445/3/BAB%20II%.20pdf Diakses pada 1 Juli
2018
[7] Mirul. 2017. Apa itu Mikrokontroller AVR ATMega328P ? dan Bagaimana
Konfigurasi Pinnya?. http://k-sience.blogspot.com/2017/07/apa-itu-
mikrokontroller-avr-atmega328p.html . Diakses pada 10 Juli 2018
[8] Suhata, ST, VB Sebagai Pusat Kendali Peralatan Elektronik : Penerbit Elex
Media Komputindo, Jakarta, 2005.
[9] - http://eprints.polsri.ac.id/164/3/BAB%20II.pdf. Diakses pada tanggal 09
Juli 2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


LAMPIRAN I
TAMPILAN PROGRAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


#define trigPin 13
#define echoPin 12
#include <LiquidCrystal.h>

// initialize the library by associating any needed LCD interface pin


// with the arduino pin number it is connected to
const int rs = 7, en = 6, d4 = 5, d5 = 4, d6 = 3, d7 = 2;
LiquidCrystal lcd(rs, en, d4, d5, d6, d7);
void setup() {
Serial.begin (9600);
pinMode(trigPin, OUTPUT);
pinMode(echoPin, INPUT);
lcd.begin(16, 2);
// Print a message to the LCD.
lcd.print("Pengukur Volume");
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("cairan");
delay(2000);
lcd.clear();
}
void loop() {
float hasil, distance;
long duration;
digitalWrite(trigPin, LOW); // Added this line
delayMicroseconds(2); // Added this line
digitalWrite(trigPin, HIGH);
delayMicroseconds(10); // Added this line
digitalWrite(trigPin, LOW);
duration = pulseIn(echoPin, HIGH);
distance = (duration/2) / 29.1;
if (distance<=18 && distance >= 0)
{
hasil = abs((17.5 - distance)*86,87);

}
lcd.clear();
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print("Volume:");
lcd.setCursor(8,0);

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


lcd.print(hasil);
lcd.setCursor(8,1);
lcd.print("mL");
//lcd.setCursor(0,1);
//lcd.print(distance);

//lcd.setCursor(8,1);
//lcd.print("cm");

delay(1000);
//delay(500);
}

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


LAMPIRAN II
GAMBAR PERCOBAAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PERCOBAAN 1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERCOBAAN 2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERCOBAAN 3

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERCOBAAN 4

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERCOBAAN 5

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERCOBAAN 6

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERCOBAAN 7

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERCOBAAN 8

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

You might also like