You are on page 1of 6

STUDI KASUS

PERSOALAN DALAM BIDANG PENDIDIKAN


Studi kasus ini disusun untuk memenuhi tugas uts sosiologi pendidikan

Dosen Pengampu: Ramadani Lubis M.Si

Disusun Oleh

FITRI BR SURBAKTI (0303203108)

PROGRAM STUDI
BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
T.A 2021/2022
STUDI KASUS PERSOALAN DALAM BIDANG PENDIDIKAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Seperti yang telah kita ketahui, kualitas pendidikan di Indonesia semakin


memburuk dan kita sangat jauh tertinggal dalam masalah pendidikan. Salah satu
faktor rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah karena lemahnya para
guru dalam menggali potensi anak. Para pendidik seringkali memaksakan
kehendaknya tanpa pernah memperhatikan kebutuhan, minat, dan bakat yang
dimiliki siswa/siswinya. Sarana/prasarana dan beberapa bahan yang kurang untuk
pembelajaran, serta mahalnya pendidikan, juga turut menjadi faktor semakin
terpuruknya pendidikan di Indonesia, terutama bagi penduduk di daerah
terbelakang dan golongan ekonomi yang kurang mampu.

MASALAH PENDIDIKAN DI INDONESIA

MINIM/KURANGNYA BAHAN PEMBELAJARAN BAGI SISWA ATAU


GURU DAN MAHALNYA DANA PENDIDIKAN

Kurangnya Bahan Pembelajaran Bagi Siswa atau Guru. Hambatan dunia


pendidikan lain adalah kurangnya bahan pembelajaran bagi siswa dan guru, seperti
buku atau bahan bacaan lain. Ini juga masalah yang cukup serius. Bagaimana siswa
dan guru mampu belajar atau menambah ilmu, jika bahannya saja tidak ada.
Terutama sekolah yang ada di pelosok yang sulit untuk menerima buku karena
hambatan akses perjalanan yang cukup sulit untuk ditempuh. Hal ini harus menjadi
perhatian pemerintah. Menyediakan bahan pembelajaran sebanyak mungkin dan
mencari solusi untuk akses sekolah yang sulit ditempuh. Bisa dalam bentuk cetak
perpustakaan, maupun elektronik atau online. Bahan pembelajaran tersebut
sebaiknya dapat dikases secara gratis.

Banyak Anak Tidak Bisa Bersekolah Karena Tidak Memiliki Dana Pendidikan.
Hak setiap warga negara adalah memperoleh pendidikan yang layak. Jika di
Indonesia minimal wajib belajar 12 tahun, di jenjang SD, SMP, dan SMA. Namun
demikian, masih banyak anak di pelosok negeri yang tidak bersekolah atau putus
sekolah di tengah jalan lantaran kendala biaya. Masalah ini pun menjadi pekerjaan
rumah bagi pemerintah. Dengan membantu anak-anak yang kurang mampu dengan
program beasiswa atau bantuan dana pendidikan dari anggaran pendidikan yang
disediakan pemerintah.

Beberapa masalah efisiensi pengajaran di Indonesia adalah mahalnya biaya


pendidikan, waktu yang digunakan dalam proses pendidikan, mutu pengajar dan
banyak hal lain yang menyebabkan kurang efisiennya proses pendidikan di
Indonesia. Yang juga berpengaruh dalam peningkatan sumber daya manusia
Indonesia yang lebih baik. Mengenai biaya pendidikan, kita tidak hanya berbicara
tentang biaya sekolah, training, kursus atau lembaga pendidikan formal atau
informal lain yang dipilih, namun kita juga berbicara tentang property pendukung
seperti buku, dan berbicara tentang biaya transportasi yang ditempuh untuk dapat
sampai ke lembaga pengajaran yang kita pilih.

Di sisi lain, kasus putus sekolah anak-anak usia sekolah di Indonesia juga masih
tinggi. Setiap tahunnya banyak anak yang tidak melanjutkan pendidikan
disebabkan oleh tiga faktor, yaitu faktor enonomi, anak-anak terpaksa bekerja
untuk mendukung ekonomi keluarga, dan pernikahan di usia dini. Pemerintah
masih kurang aktif menyelesaikan masalah pendidikan, sehingga masalah ini
menjadi masalah yang cukup besar karena sampai sekarang belum ada
penyelesaian masalah pendidikan yang efektif, tanpa adanya peran pemerintah
dalam masalah pendidikan di pelosok, maka masalah ini tidak akan selesai jika
pemerintah masih pasif dalam menyelesaikan masalah tersebut.

Tidak dapat dipungkiri dari masalah tersebut bukan hanya persoalan pemerintah,
namun terdapat juga masalah kualitas. Mereka yang sekolah belum tentu belajar,
karena masih ada anak yang sudah 2-3 tahun sekolah tapi masih belum mampu
membaca. Dan terdapat yang sudah lulus sekolah menengah tetapi masih seperti
kelakuan anak sekolah dasar. Selain itu, masih banyak anak-anak yang bisa
membaca kalimat tapi hanya sekedar membaca saja, tanpa memahami isinya
sehingga mereka tidak punya sikap kritis. Banyak pula mahasiswa yang masuk
perguruan tinggi favorit tetapi mereka salah jurusan, dan karena mereka merasa
tidak sesuai dengan diri mereka akhirnya mereka tidak bisa optimal selama
menempuh pendidikan.
BEBERAPA SOLUSI YANG DAPAT DILAKUKAN

Solusi yang dapat dilakukan, terlebih pada sisi pemerintah yakni seharusnya
pemerintah lebih peduli terhadap masalah pendidikan yang ada di Indonesia,
walapun kita tahu belajar bukan hanya dari sekolah saja tapi bisa dari berbagai hal,
mulai dari alam, lingkungan dan masih banyak sumber lainnya. Dan menangani
dengan serius masalah pendidikan baik yang ada pada pusat kota maupun yang
jauh dari pusat kota (pelosok negeri Indonesia), serta pemberian alokasi dana untuk
pendidikan pada daerah yang lebih merata karena dengan adanya alokasi dana bisa
membuat keadaan pendidikan menjadi lebih baik lagi.

Solusi lainnya dengan mengubah sistem social yang berkaitan dengan sistem
pendidikan. Seperti sistem pendidikan sangat berkaitan dengan dengan sistem
ekonomi. Sistem pendidikan di Indonesia sekarang ini, yang berprinsip antara lain
meminimalkan peran dan tanggung jawab Negara dalam urusan public, termasuk
pendanaan pendidikan. Menyangkut perihal pembiayaan seperti rendahnya sarana
fisik, kesejahteraan guru, dan mahalnya biaya pendidikan berarti menuntut juga
perubahan sistem ekonomi yang ada. Rendahnya kualitas guru, misalnya
disamping diberi solusi peningkatan kesejahteraan, juga diberi solusi dengan
membiayai guru melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan
memberikan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kualitas guru. Rendahnya
prestasi siswa, misalnya diberi solusi dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas
materi pelajaran bukan dengan meningkatkan jam belajar yang berlebihan karena
setiap pelajar memiliki kemampuan yang berbeda dan sudah banyak di penuhi
pembelajaran diluar sekolah, tetapi harus juga meningkatkan alat-alat, sarana dan
prasarana pendidikan.
KESIMPULAN

Terutama sekolah yang ada di pelosok yang sulit untuk menerima buku karena
hambatan akses perjalanan yang cukup sulit untuk ditempuh. Beberapa masalah
efisiensi pengajaran di Indonesia adalah mahalnya biaya pendidikan, waktu yang
digunakan dalam proses pendidikan, mutu pengajar dan banyak hal lain yang
menyebabkan kurang efisiennya proses pendidikan di Indonesia.

Mengenai biaya pendidikan, kita tidak hanya berbicara tentang biaya sekolah,
training, kursus atau lembaga pendidikan formal atau informal lain yang dipilih,
namun kita juga berbicara tentang property pendukung seperti buku, dan berbicara
tentang biaya transportasi yang ditempuh untuk dapat sampai ke lembaga
pengajaran yang kita pilih.

Pemerintah masih kurang aktif menyelesaikan masalah pendidikan, sehingga


masalah ini menjadi masalah yang cukup besar karena sampai sekarang belum ada
penyelesaian masalah pendidikan yang efektif, tanpa adanya peran pemerintah
dalam masalah pendidikan di pelosok, maka masalah ini tidak akan selesai jika
pemerintah masih pasif dalam menyelesaikan masalah tersebut. Mereka yang
sekolah belum tentu belajar, karena masih ada anak yang sudah 2-3 tahun sekolah
tapi masih belum mampu membaca.

SARAN

Untuk mencapai hasil yang optimal dalam bidang pendidikan, tentunya harus
melakukan beberapa usaha, dan mengubah beberapa pola pikir yaitu jangan terlalu
berpatokan terhadap pelajaran yang di jelaskan di sekolah saja, atau kurangnya
bahan, membuat malas dan kurang semangat dalam belajar. Kita masih bisa belajar
dari berbagai sumber lainnya yang dapat digunakan untuk menambah sumber
pengetahuan anak bangsa. Kita harus tetap semangat mewujudkan impian
walaupun dengan ekonomi yang kurang memadai dan kurangnya bahan, kita harus
berfikir postif, di setiap masalah pasti akan ada solusinya, jika kita mau berusaha
Allah pasti akan beri jalan keluar dengan berbagai hal. Kita bisa belajar dari
sebuah kekurangan dan menjadikan sebuah kekurangan tersebuat sebagai sumber
rasa bersyukur dan masih banyak diluar sana yang lebih kekurangan dalam bahan
maupun ekonomi.

You might also like