Professional Documents
Culture Documents
Makalah Kel 4 Peng - Komunikasi
Makalah Kel 4 Peng - Komunikasi
book, dsb) yang dapat digunakan dalam pengembangan komunikasi, interaksi sosial
dan perilaku ABK
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Komunikasi, Interaksi sosial Dan
Perilaku ABK
Dosen Pengampu :
Dr. Wiwik Widajati, M.Pd
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada
kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Media digital (web, video, dsb) dan media non
digital (social story, flash card, pop up book, dsb) yang dapat digunakan dalam
pengembangan komunikasi, interaksi sosial dan perilaku ABK”
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Ibu Dosen pada Mata kuliah Pengembangan
Komunikasi,interaksi sosial dan perilaku abk di Universitas Negeri Surabaya. Selain itu,
kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang
Media digital dan media non digital yang dapat digunakan dalam pengembangan
komunikasi, interaksi sosial dan perilaku ABK”
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu selaku dosen mata
kuliah. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait
bidang yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang
telah membantu proses penyusunan makalah ini. Kami menyadari makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima
demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………………………ii
BAB I..................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................................2
1.3 Tujuan......................................................................................................................................2
BAB II.................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
2.1 Media Digital............................................................................................................................6
2.2 Media Non digital...................................................................................................................10
2.3 Implikasi media flash card dalam pembelajaran ABK.............................................................13
2.4 Manfaat Media Pop-Up Book.................................................................................................14
2.5 Kelebihan dan Kekurangan Pop-Up Book...............................................................................15
BAB III..............................................................................................................................................16
3.1 KESIMPULAN..........................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dan menstimulasi proses
belajar. Pembelajaran suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja, berencana dan
sistematis untuk mempengaruhi dan mengubah tingkah laku individu yang belajar agar
memiliki prilaku tertentu.
Media pembelajaran berteknologi digital merupakan media yang canggih atau memenuhi
kebaruan (novelty) yang biasanya akrab dengan peserta didik.
Ada banyak manfaat yang diberikan media digital dalam konteks pendidikan, antara lain
dapat meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran, membantu peserta
didik bekerja melalui konsep yang sulit, membantu mempromosikan kesadaran kritis,
membantu mendorong kesetaraan, dan masih banyak lagi manfaat yang diberikan.
Media pembelajaran non digital secara umum bisa diartikan sebagai alat bantu proses
belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan. Pembelajaran Non digital juga bisa
diartikan sebagai alat bantu proses belajar mengajar yang menggunakan alat-alat sederhana
(manual) yang tidak melibatkan teknologi (IT). Contohnya: papan tulis, kartu baca, gambar
cetak, papan buletin, iklan media cetak, poster, dsb.
PEMBAHASAN
2.1 Media Digital
1. Video call aplikasi Whatsapp untuk kemampuan komunikasi
Whatsapp merupakan salah satu aplikasi yang memiliki fitur video call dan merupakan
aplikasi terbanyak kedua yang dipakai di Indonesia. Hootsuite (We Are Social) :
Indonesian Digital Report Januari 2021, pengguna internet di Indonesia mencapai
202,6 juta orang dari 274,9 juta populasi penduduk Indonesia. Whatsapp merupakan
aplikasi pesan singkat untuk smartphone yang tidak memiliki batasan saat mengirim
pesan karena menggunakan jaringan internet (Alaby, 2020). Aplikasi yang diciptakan
Ian Koum pada tahun 2009 ini tidak hanya untuk mengirim pesan seperti SMS,
whatsapp juga dapat melakukan penggilan telepon, video call, voice note, mengirim
emoji, gambar maupun dokumen.
Menurut penelitian Shukla-Mehta (2010) anak akan diberikan pemodelan video dengan
tujuan untuk mengembangkan kemampuan interaksi dan komunikasi anak dengan
spektrum autisme. Selain pemodelan video atau VM, penggunaan aplikasi berbasis
audio visual juga berdampak baik pada kemampuan komunikasi anak dengan spektrum
autisme. Sejalan dengan pendapat Suherman (2020) bahwa komunikasi juga
melibatkan simbol dan tanda baik secara verbal atau nonverbal. Ramadania (2020) juga
menyebutkan bahwa penggunaan media berbasis audio visual dapat menunjang proses
pembelajaran karena dapat membantu panca indera saat proses belajar. Media – media
berbasis audio visual digunakan untuk menunjang proses belajar anak – anak dengan
spektrum autisme, selain penggunaan media berbasis audio visual pendampingan oleh
terapis maupun guru bahkan orang tua juga menjadi peran penting dalam proses belajar
anak. Pada masa pandemi dengan adanya peraturan pembatasan kegiatan sosial seperti
sekarang, penggunaan media video dapat menjadi alternatif dalam hal pembelajaran
anak dengan spektrum autisme. Menurut Virpi (2012) pada penelitiannya, penggunaan
video pada pembelajaran anak dengan spektrum autisme membuat anak mampu
mengeluarkan suara – suara saat video yang mereka lihat menampilkan gambar atau
tampilan yang membuat mereka merasa tertarik. Media video yang digunakan juga
disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan anak itu sendiri, seperti penggunaan media
video call atau panggilan video dengan memanfaatkan aplikasi whatsapp menjadi
solusi dari kondisi pandemi dan kondisi lingkungan anak.
Pada digital storytelling siswa dibiarkan bebas untuk berekspresi menggunakan foto
mereka sendiri yang sebagian besar menyukai dan memiliki akun di media sosial yang
didalamnya terdapat fitur unggah foto saat melakukan aktivitas sehari-hari, maupun
gambar yang diperoleh dari internet, dan menambahkan suara untuk mendukung cerita
yang mereka buat. Selain itu, digital storytelling juga mempunyai beberapa elemen
yaitu:
a) Point of view atau sudut pandang,
b) Dramatic question atau sebuah pertanyaan drama,
c) Emotional content atau konten emosional,
d) The gift of your voice atau pemberian suara,
e) The power of the soundtrack atau kekuatan musik pengiring,
f) Economy atau tingkat ekonomi,
g) Pacing atau tingkat kecepatan
(Bull & Kajder, 2004).
konsep aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh anak. Dengan lagu, anak yang
mengalami keterlambatan atau hambatan komunikasi dapat belajar lebih mudah dan
menyenangkan. Urgensi dikembangkan video animasi yaitu (1) untuk memfasilitasi
gaya komunikasi masing-masing individu, (2) melalui Signalong Indonesia membantu
pemahaman dan interaksi anak berkebutuhan khusus dalam berkomunikasi baik
dengan sesama,guru,orang tua ataupun dengan masyarakat sekitar, (3) melalui program
Sahabat Pak Kumis ini dapat memberikan tayangan edukatif dan inklusif yang efektif
dengan video animasi bagi semua kalangan khususnya anak-anak Indonesia.
Produk video animasi lagu anak berbasis signalong Indonesia yang telah
dikembangkan telah melalui uji ahli. Uji kelayakan berupa, uji validasi ahli media
dengan skor 94.5% dengan kategori baik dan layak digunakan, ahli materi dengan skor
92.5% dengan kategori sangat baik dan layak digunakan. Uji coba produk dengan hasil
88% dengan kategori baik dan layak digunakan.
Pengembanganvideo animasi lagu anak berbasis signalong Indonesia ini dapat
dilanjutkan dengan proses desiminasi dan penelitian lanjutan terkait signalong
Indonesia.
“Situasi itu membuat mereka bingung. Mereka tidak tahu harus memberi respon
seperti apa. Sehingga, respon yang sering mereka keluarkan adalah marah,
bingung, sedih, dan kadang juga tidak tahu harus berbuat apa,”
Tak hanya ABK, orang di sekitar mereka pun bingung harus memberikan respon
seperti apa untuk menghadapinya.
“Kebanyakan, baik orang tua, guru, terapis atau pengasuh, akan mengalami
kesulitan untuk menjelaskan apa arti kematian pada ABK. Karena kematian adalah
hal yang abstrak, tapi anak-anak butuh hal yang nyata untuk mendeskripsikannya.
Namun apa arti kematian itu? Pertanyaan ini akan sangat sulit dicerna oleh anak-
anak. Terutama anak berkebutuhan khusus (ABK).
Saat ini di tengah pandemi virus Corona ( Covid-19 ), jumlah kehilangan terus
meningkat.
Dari Social story bergambar ini berfungsi untuk membantu orang tua, guru, terapis
atau pengasuh, memberikan pengertian tentang kematian pada ABK.Social story
secara detail memberikan pengertian mengenai kematian mulai dari, penjelasan
soal manusia sebagai makhluk hidup hingga bagaimana cara mengatasi kesedihan
saat ditinggalkan orang terkasih.
Social story di buat format Reading Comprehension with Symbol Supported atau
pemahaman bacaan dengan menggunakan bantuan simbol dan gambar.
Format ini sengaja dipilih karena ABK kesulitan untuk mencerna bahasa abstrak
dengan hanya mendengar atau membaca saja.
"Semuanya full gambar yang dibuat senyata mungkin, sehingga dapat dimaknai
dengan mudah oleh ABK,"
Media Flashback Card
untuk Abk salah satunya adalah yang mengalami gangguan autisme Mencakup 3
aspek yaitu aspek komunikasi, interaksi sosial, dan perilaku.
Penggunaan media flash card efektif dalam menangani permasalahan belajar
siswa. Media flash card dapat meningkatkan kemampuan berbicara anak dengan
tingkat keberhasilan yang cukup tinggi.
Media flash card merupakan media visual berupa kartu bergambar maupun teks
sebagai media untuk belajar. Media flash card sebagai stimulus untuk motivasi
agar anak mau berbicara dengan mengucapkan kata dan membuat kalimat
sederhana. Hal ini sesuai dengan Doman (1991) dalam (Dinar Rapmuladi, 2015:
56), yang mengemukakan “flash card dapat diberikan kepada anak autis sebagai
sebuah permainan mengenal huruf dan kata-kata”.
Gambar yang digunakan pada media flash card merupakan gambar kegiatan
sehari-hari di sekolah. Gambar tersebut dipilih supaya anak lebih mudah
mengingat dan media lebih komunikatif.
Tidakan yang dilakukan guna meningkatkan kemampuan berbicara adalah
memberikan latihan pada pembelajaran keterampilan berbahasa dengan
menggunakan media flash card. Kemampuan berbicara yang dilatihkan meliputi
pengucapan kata dan kalimat sederhana berdasarkan gambar pada flash card.
Setiap kegiatan tersebut dinilai dengan menggunakan tes perbuatan atau unjuk
kerja, sehingga dapat diketahui hasil pencapaian kemampuan berbicara. Melalui
pembelajaran menggunakan media flash card diharapkan kemampuan berbicara
anak dapat meningkat, sehingga dapat membantu guru dalam meningkatkan
kemampuan berbicara anak.
pembelajaran menggunakan media flash card, media ditaruh dimeja dan anak
dibiarkan untuk mengenal media tersebut, peneliti melihat ketertarikan anak
terhadap media flash card. Selanjutnya guru menunjukkan gambar satu persatu
dari sepuluh buah gambar pada flash card, mulai dari gambar menangis, menyanyi,
lomba, minum, menyapu, pakai helm, keranjang sampah, naik sepeda, keramas
dan gosok gigi. Kemudian anak diberikan pertanyaan dari guru mengenai nama
kegiatan berdasarkan gambar.
Selain memiliki banyak kelebihan, pop-up book juga memiliki beberapa kekurangan,
Dzuanda (2011: 2) menyebutkan beberapa kekurangan pop-up diantaranya:
a. Waktu pengerjaannya cenderung lama;
b. Menuntut ketelitian
c. Biaya yang dikeluarkan lebih mahal dibandingkan dengan buku pada umumnya.
BAB III
KESIMPULAN
Media pembelajaran berteknologi digital merupakan media yang canggih atau memenuhi
kebaruan Augmented Reality Virtual Reality Game based learning.Media pembelajaran non
digital secara umum bisa diartikan sebagai alat bantu proses belajar mengajar. Media digital
antara lain Story Telling ,Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan dalam
menerapkan
digital storytelling yaitu diawali dengan menulis cerita, merancang storyboard, mengemban
gkan digital storytelling, dan menampilkan digital storytelling di kelas. Signalong adalah
sistem isyarat yang membantu anak-anak dalam memperoleh keterampilan bahasa dan
untuk meningkatkan kemampuan komunikasi . Sistem komunikasi signalong adalah suatu
model komunikasi isyarat bagi anak berkebutuhan khusus yang dikembangkan di Inggris
yang telah diimplementasikan dan terbukti memiliki tingkat efektivitas yang
tinggi. Kedudukan simbol yang memiliki makna dan fungsi adalah sebagai
penyampai informasi. Tua, muda, anak-anak, dewasa, pria, wanita, dan lainsebagainya. Kar
ena kematian adalah hal yang abstrak, tapi anak-anak butuh hal yang nyata untuk
mendeskripsikannya. Pertanyaan ini akan sangat sulit dicerna oleh anak-anak.Terutama
anak berkebutuhan khusus . Social story di buat format Reading Comprehension with
Symbol Supported atau pemahaman bacaan dengan menggunakan bantuan simbol dan
gambar.
DAFTAR PUSTAKA
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/196505161994021-
ASEP_SARIPUDIN/MEDIA_PEMBELAJARAN.pdf
https://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/83194/Ulfa%20Khoirunnisa
%20%23.pdf?sequence=1&isAllowed=y
https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/38/article/view/36594/32552
https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/38/article/view/36580/32538
http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/ippi/article/view/2194/1656
https://anyflip.com/fifui/skca/basic
https://journal.unesa.ac.id/index.php/ji/article/view/7879/3761
https://scholar.google.com/scholar?
hl=en&as_sdt=0%2C5&q=social+story+dalam+pengembangan+komunikasi+interaksi+sos
ial+dan+prilaku+ABK&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p%3D-tXPZVItkSAJ
http://eprints.uny.ac.id/56973/1/Edo%20Lely%20Sagita_13103241063.pdf