Professional Documents
Culture Documents
2.dukungan Stabilisasi Perdarahan-DC
2.dukungan Stabilisasi Perdarahan-DC
Respon Identifikasi
pencetus
Terlalu Sedikit (Cairan IV,
MATERNAL
EARLY
uterotonika, DARAH, Faktor
WARNING bekuan)
SYSTEM
Diagnosis Waspada
PRIMER SEKUNDER
PERDARAHAN PERDARAHAN
< 24 JAM SESUDAH > 24 JAM SESUDAH
BAYI LAHIR PERSALINAN
SEBAB DARI
PERDARAHAN PASCA PERSALINAN
PRIMER SEKUNDER
#4 : HES
#2 : RL
#3 : RL
#5 : Transfusi
#1 Posisi Syok
Jika infus cairan sudah cukup (Nadi <100, T-sistolik > 90-100)
ternyata Hb < 7- 8 g/dl, maka disiapkan transfusi.
Jika ternyata Hb ≤ 5 g/dl, maka harus segera transfusi
1. Segera atasi sumber perdarahan
2. Bila perlu anestesia, gunakan ketamine
(bila tidak ada kontraindikasi)
Tugas Anggota Tim Respon Cepat
Tugas Tujuan
Manajer Jalan Napas Mengelola ventilasi dan oksigenasi
(A) (#1) bila perlu intubasi
DeVita MA, Hillman K, Bellomo R, editors. Medical Emergency Teams Implementation and Outcome Measurement. Pittsburgh: Springer
Science+Business Media; 2006 p. 80-90.
Daftar tilik Perdarahan Postpartum
Aktivasi Kode Biru (Tim Respons Cepat)
Jalan Napas (Airway)
Pemantauan
Denyut jantung/Nadi, Tekanan darah.
Bebaskan jalan napas
Perfusi jaringan (oksimetri), CRT
Diuresis
Pertimbangkan CVP
Pernapasan (Breathing)
Inspeksi
Jumlah perdarahan
Periksa frekuensi pernapasan
Kontraksi uterus
Oksigen
Plasenta dan selaput ketuban
Perineum
Sirkulasi (Circulation) Pengobatan
Uterotonika (Oksitosin drip,
Berbaring rata atau setengah tengadah
methergin, misoprostol)
Pasang kateter vena ukuran besar 2 jalur.
Masase uterus
Ambil spesimen darah untuk DPL, Sistem
Kompresi Bimanual
Pembekuan, Uji silang persiapan permintaan
Pertimbangkan Kondom Keteter
produk darah. Pertimbangkan ke Kamar Operasi atau
Berikan 2 L kristaloid
Rujuk
Pertimbangan transfusi Donor Universal
Dokumentasi (Documentation)
Kronologi waktu, obat, petugas yang terlibat dll.
Syok
Perjalanan Syok Hipovolemik tanpa pemberian terapi
150 Perdarahan
100
50
0 (Waktu)
Kompensasi Dekompensasi Irreversibel
Fase Syok
Prakiraan Volume darah Dewasa (70mL/kgBB) Hamil (100 mL/kgBB)
Prakiraan Persentasi
Klasifikasi Tanda dan Gejala Klinis Action
Perdarahan (ml) Perdarahan (%)
Benedetti T. Obstetric haemorrhage. In Gabbe SG, Niebyl JR, Simpson JL, eds. A Pocket Companion to Obstetrics, 4th edn. New York: Churchill Livingstone,
2002:Ch 17. In: B-Lynch C, Keith LG, Lalonde AB, Karoshi M, editors. A Textbook Of Postpartum Hemorrhage-A comprehensive guide to evaluation,
management and surgical intervention. Dumfriesshire: Sapiens Publishing; 2007. p. 35-44.
Oxytocin segera setelah bayi lahir
Tarikan tali pusat terkendali
Manajemen Aktif Kala 3 Masase rahim pasca kelahiran plasenta
Risiko perdarahan
Perdarahan > 500 ml
TD turun
Nadi meningkat Perdarahan post partum
Bimanual kompresi Eksplorasi jalan lahir Periksa plasenta Perhatikan bekuan darah
Oksitosin 20 IU per L NaCl 9% Pertimbangkan Siapkan transfusi dan periksa
Infus 500 ml dlm 10 menit eksplorasi uterus sistem pembekuan
Resisutasi
Lajur IV besar
Berikan oksigen
4T
Monitor TD, Nadi, jumlah
urin
Uterus lembek Laserasi jalan lahir Plasenta belum lahir Darah tidak beku
Team
TONUS Inversio uteri Tissue Thrombin
TRAUMA
Mishra N, Chandraharan E. Postpartum haemorrhage (PPH). In: Warren R, Arulkumaran S, editors. Best Practice in Labour and Delivery. Cambridge: Cambridge
University Press; 2009. p. 160-70.
Kompresi Bimanual
B-Lynch C. Conservative Surgical Management. In: B-Lynch C, Keith LG, Lalonde AB, Karoshi M, editors. A Textbook Of Postpartum Hemorrhage-A
comprehensive guide to evaluation, management and surgical intervention. Dumfriesshire: Sapiens Publishing; 2007. p. 287-98
Bimanual compression
Bimanual compression of the uterus and massage with abdominal hand will usually effectively control hemorrhage from uterine atony. (Reproduced with
permission from Cunningham FG, MacDonald PC, Gant NF [eds]: Abnormalities of Labor and Delivery: Abnormalities of the 3rd Stage of Labor. In: Williams
Obstetrics, 18th ed. Norwalk, CT, Appleton & Lange, 1989.) Postpartum Hemorrhage and Other Problems of the Third Stage. Belfort, Michael A., High Risk
Pregnancy: Management Options, Chapter 75, 1283-1311.e5
HAEMOSTASIS
Tamponade ballon and uterine packing
HAEMOSTASIS
Kompresi Aorta Abdominalis
Langkah-langkah Kompresi Aorta
Abdominalis
• Baringkan ibu di ranjang, penolong di sisi kanan pasien. Atur posisi penolong
sehingga pasien setinggi pinggul penolong.
• Tungkai diletakkan pada dasar yang rata (tidak menggunakan penopang kaki)
dengan sedikit fleksi pada artikulasio coxae.
• Raba pulsasi arteri femoralis pada lipat paha.
• Kepalkan tangan kiri dan tekankan punggung jari telunjuk hingga kelingking pada
umbilikus, tegak lurus searah ke arah kolumna vertebralis hingga terhenti pada
bagian tulang yang keras.
• Perhatikan pulsasi arteri femoralis dan perdarahan yang terjadi.
• Bila perdarahan berkurang atau berhenti, pertahankan posisi tersebut dan lakukan
pemijatan uterus (oleh asisten) hingga uterus berkontraksi dengan baik.
• Perhatikan:
q Bila perdarahan berhenti sedangkan uterus tidak berkontraksi dengan baik.
q Bila kontraksi membaik tetapi perdarahan masih berlangsung.
q Kompresi baru dilepaskan bila perdarahan berhenti dan uterus berkontraksi
dengan baik.
Perdarahan Antepartum
Insidens