You are on page 1of 35

LAPORAN PRAKTEK ASUHAN KEPERAWATAN

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1

 Sistem Pernafasan (TB Dengan Hemoptu)

DISUSUN OLEH :
NAMA : SUPRIYANTO
NIM : 124021 2019 090
TINGKAT : 2 C

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA


AKPER RUMKIT TK. III Dr. J. A. LATUMETEN
AMBON
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
TB DENGAN HEMOPTU

A. KONSEP DASAR PENYAKIT


1. Definisi
Batuk darah atau yang dalam istilah kedokteran disebut dengan hemoptisis adalah
ekspetorasi darah akibat perdarahan pada saluran napas di bawah laring atau
perdarahan yang keluar ke saluran napas di bawah laring. Batuk darah merupakan
tanda atau gejala dari penyakit dasar. Maka penyebabnya harus segera ditemukan
dengan pemeriksaan yang seksama. (Dzen, 2009)
Hemoptysis adalah darah yang keluar dari mulut dengan dibatukkan. Perawat
mengkaji apakah darah tersebut berasal dari paru-paru, perdarahan hidung atau perut.
Darah yang berasal dari paru biasanya berwarna merah terang karena darah dalam
paru distimulasi segera oleh refleks batuk. Penyakit yang menyebabkan hemoptysis
antara lain : Bronchitis Kronik, Bronchiectasis, TB Paru, Cystic fibrosis, Upper
airway necrotizing granuloma, emboli paru, pneumonia, kanker paru dan abses.
Hemoptisis masifa dalah batuk darah antara >100 sampai >600 mL dalam waktu 24
jam. (Rahman, 2009)
Hemoptisis adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan batuk darah atau sputum
yang berdarah ( Sylvia A. Price, 2009)

2. Etiologi
Penyebab hemoptoe banyak, tapi secara sederhana dapat dibagi dalam 3 kelompok
yaitu : infeksi, tumor dan kelainan kardiovaskular. Infeksi merupakan penyebab yang
sering didapatkan antara lain : tuberkulosis,  bronkiektasis dan abses paru. Pada
dewasa muda, tuberkulosis paru, stenosis mitral, dan bronkiektasis merupakan
penyebab yang sering didapat. Pada usia diatas 40 tahun karsinoma bronkus
merupakan penyebab yang sering didapatkan, diikuti tuberkulsosis dan bronkiektasis.
Penyebab dari batuk darah (hemoptoe) dapat dibagi atas :
1. Infeksi, terutama tuberkulosis, abses paru, pneumonia, dan kaverne oleh karena
jamur dan sebagainya.
2. Kardiovaskuler, stenosis mitralis dan aneurisma aorta.
3. Neoplasma, terutama karsinoma bronkogenik dan poliposis bronkus.
4. Gangguan pada pembekuan darah (sistemik).
5. Benda asing di saluran pernapasan.
6. Faktor-faktor ekstrahepatik dan abses amuba.

Penyebab terpenting dari hemoptisis masif adalah :

1. Tumor :
a. Karsinoma.  
b. Adenoma.
c. Metastasis endobronkial dari massa tumor ekstratorakal.
2. Infeksi
a. Aspergilloma.
b.  b. Bronkhiektasis (terutama pada lobus atas).
c. c. Tuberkulosis paru.
3. Infark Paru
4. Udem paru, terutama disebabkan oleh mitral stenosis
5. Perdarahan paru
a. Sistemic Lupus Eritematosus
b. Goodpasture’s syndrome
c. Idiopthic pulmonary haemosiderosis.
d. Bechet’s syndrome.
6. Cedera pada dada/trauma
a. Kontusio pulmonal.
b. Transbronkial biopsi.
c. Transtorakal biopsi memakai jarum.
7. Kelainan pembuluh darah
a. Malformasi arteriovena.  
b. Hereditary haemorrhagic teleangiectasis.
8. Bleeding diathesis
3. Patofisiologi
Setiap proses yang terjadi pada paru akan mengakibatkan hipervaskularisasi dari
cabang-cabang arteri bronkialis yang berperanan untuk memberikan nutrisi pada
jaringan paru bila terjadi kegagalan arteri pulmonalis dalam melaksanakan fungsinya
untuk pertukaran gas. Terdapatnya aneurisma Rasmussen pada kaverna tuberkulosis
yang merupakan asal dari perdarahan pada hemoptoe masih diragukan. Teori
terjadinya  perdarahan akibat pecahnya aneurisma dari Ramussen ini telah lama
dianut, akan tetapi  beberapa laporan autopsi membuktikan bahwa terdapatnya
hipervaskularisas i bronkus yang merupakan percabangan dari arteri bronkialis lebih
banyak merupakan asal dari  perdarahan pada hemoptoe.
Mekanisma terjadinya batuk darah adalah sebagai berikut :
1. Radang mukosa Pada trakeobronkitis akut atau kronis, mukosa yang kaya
pembuluh darah menjadi rapuh, sehingga trauma yang ringan sekalipun sudah
cukup untuk menimbulkan  batuk darah.
2. Infark paru Biasanya disebabkan oleh emboli paru atau invasi mikroorganisme
pada pembuluh darah, seperti infeksi coccus, virus, dan infeksi oleh jamur.
3. Pecahnya pembuluh darah vena atau kapiler Distensi pembuluh darah akibat
kenaikan tekanan darah intraluminar seperti pada dekompensasi cordis kiri akut
dan mitral stenosis.
4. Kelainan membran alveolokapiler Akibat adanya reaksi antibodi terhadap
membran, seperti pada Goodpasture’s  syndrome.
5. Perdarahan kavitas tuberkulosa Pecahnya pembuluh darah dinding kavitas
tuberkulosis yang dikenal dengan aneurisma Rasmussen; pemekaran pembuluh
darah ini berasal dari cabang pembuluh darah bronkial. Perdarahan pada
bronkiektasis disebabkan pemekaran pembuluh darah cabang bronkial. Diduga hal
ini terjadi disebabkan adanya anastomosis  pembuluh darah bronkial dan
pulmonal. Pecahnya pembuluh darah pulmonal dapat menimbulkan hemoptisis
masif.
6. Invasi tumor ganas
7. Cedera dada Akibat benturan dinding dada, maka jaringan paru akan mengalami
transudasi ke dalam alveoli dan keadaan ini akan memacu terjadinya batuk darah.
4. Pathway

Basil tuberkolosis nukleat

Air borne infection

Implantasi kuman terjadi pada respirator bronkial

Fokus primer Pasca primer

Kompleks primer Kompleks primer yang sembuh

Sembuh paa sebagian besar Reaktivitas kuman leukositosis

Tuberkolosis primer Reinfeksi endogen

Gejala respiratorik Tuberkolosis pasca primer

Batuk rejan Gejala sistemik

Terjadi robekan ankurisna areti Gangguan pemenuhan Terjadinya penyebaran (lesi yang
pilnelis pada dinding kebutuhan istirahat meluas, limfogen, hematogen)

Hemaptoe Psikologi Terjadi proses infeksi

Perdarahan perfusi Kecemasan


Mempengaruhi pusat hipermetabilisme
(hemoragik syok) pengaturan panas

Stesol Epineprin
Peningkatan suhu Mual, muntah
Gangguan bersih jalan Nadi meningkat tubuh
nafas tidak efektif Anoreksia
Payah jantung
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
5. Manifestasi klinis
1. Didahului batuk keras yang tidak tertahankan
2. Terdengar adanya gelembung-gelembung udara bercampur darah di dalam saluran
napas
3. Terasa asin / darah dan gatal di tenggorokan (DS)
4. Warna darah yang dibatukkan merah segar bercampur buih, beberapa hari
kemudian warna menjadi lebih tua atau kehitaman
5. Bisa berlangsung beberapa hari
6. Penyebabnya : kelainan paru

6. Komplikasi
Komplikasi yang terjadi merupakan kegawatan dari hemoptoe, yaitu ditentukan oleh
tiga faktor :
1. Terjadinya asfiksia oleh karena terdapatnya bekuan darah dalam saluran
pernapasan.
2. Jumlah darah yang dikeluarkan selama terjadinya hemoptoe dapat menimbulkan
syok hipovolemik.
3. Aspirasi, yaitu keadaan masuknya bekuan darah maupun sisa makanan ke dalam
jaringan paru yang sehat bersama inspirasi.

7. Pemeriksaan penunjang
a. X-foto Di dapatkan pembesaran kelenjar para tracheal dengan atau tanpa adanya
infiltrat. Gambaran milier atau bercak kalsifikasi.
b. Pemeriksaan sputum / Bakteriologis Pemeriksaan sputum BTA memastikan
diagnosis TB. Pemeriksaan sputum dilakukan dengan cara pengambilan cairan di
lambung dan dilakukan setiap pagi 3 hari berturut-turut yaitu sewaktu
pagi –  sewaktu.
c. Pemeriksaan mantoox test Sebagai standar dipakai PPO SIU atau OT 0,1 mg
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian Keperawatan
1. Anamnesa
a. Data Demografi : Identitas Pasien (nama, jenis kelamin, umur, status
perkawinan, agama, suku bangsa, pendidikan, bahasa yang digunakan,
pekerjaan, alamat, diagnosa medis, sumber biaya, dan sumber informasi).  
b. Keluhan Utama: Pasien hemaptoe ditandai dengan sesak nafas, batuk dan
berat  badan menurun.
c. Riwayat Penyakit Sekarang: pasien hemaptoe sering panas lebih dari dua
minggu sering batuk yang disertai dengan darah, anoreksia, lemah, dan
berkeringat banyak  pada malam hari.
d. Riwayat Penyakit Dahulu: pasien mempunyai riwayat tertentu seperti penyakit
jantung, TBC dll.
e. Riwayat Penyakit Keluarga: biasanya keluarganya mempunyai penyakit
menular atau tidak menular.
f. Riwayat psikososial Riwayat psikososial sangat berpengaruh dalam psikologis
pasien dengan timbul gejala-gejala yang dialami dalam proses penerimaan
terhadap penyakitnya, meliputi : perumahan yang padat, lingkungan yang
kumuh dan kotor, keluarga yang belum memahami tentang kesehatan.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum Keadaan penyakit, kesadaran, suhu meningkat, dan BB
menurun.  
b. Thorax Bentuk thorax pasien hemaptoe biasanya tidak normal (Barrel chest)
c. Paru Bentuk dada tidak simetris, pergerakan paru tertinggal, adanya whezing
atau ronkhi.
d. Jantung Didapatkan suara 1 dan suara 2 tambahan e. Abdomen Biasanya
terdapat pembesaran limfa dan hati
3. Pengkajian 11 Pola fungsional Gordon
1. Pola Persepsi dan Penanganan Kesehatan
Biasanya pasien mempunyai kebiasaan merokok, penggunaan alkohol, dan
kebiasaan olahraga.
2. Pola Nutrisi/Metabolisme
Umumnya nafsu makan menurun, diet khusus / suplemen, fluktasi berat baan
dan anoreksia.
3. Pola Eliminasi
Umumnya pasien tidak mengalami gangguan eleminasi
4. Pola Aktivitas
Bagaimana pasien melakukan pekerjaan. Sebelum sesak kegiatan apa saja
yang dilakukan pasien setiap harinya.
5. Pola Istirahat Tidur
Umumnya pasien mengalami gangguan pola tidur / istirahat.
6. Pola Kognitif-Persepsi
Umumnya pasien tidak mengalami gangguan pada indera.
7. Pola Peran
Hubungan Hubungan pasien dengan keluarga dan masyarakat sekitar cukup
baik.
8. Pola Seksualitas/Reproduksi
Bagaimana respon seksualitas pasien.
9. Pola Koping Toleransi Stress
Penyebab stres, koping terhadap stres, dan pemecahan masalah.
10. Pola Keyakinan Nilai
Apa dan bagaimana keyakinan pasien.
11. Pola Konsep diri
Bagaimana pasien menilai dirinya sendiri.

2. Diagnosa Keperawatan
1. Syok hemoragic berhubungan dengan batuk darah
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake tidak adekuat
3. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang kental atau
darah.
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan proses penyakit
3. Intervensi Keperawatan

No Data Diagnosa Intervensi Evaluasi


(NANDA) (NIC) (NOC)
1 DS : Syok 1. Lakukan 1. Pasien tidak
Pasien mengeluh hemoragik pendekatan pada batuk darah
batuk berdahak dan b/d batuk pasien dan 2. Tidak terjadi
dada tersa perih darah keluarga dengan syok
komunikasi hemoragik
DO : yang baik
1. TTV : 2. Berikan posisi
Kesadaran CM, postural drainase
GCS 456 3. Auskultasi paru
2. Inspeksi : sebelum dan
Tampak batuk sesudah batuk
berdarah, Merah 4. Berikan terapi
segar, +- 300 transfusi darah
cc, KU lemah 5. Observasi batuk
3. Auskultasi : klien
Vesikuler
menurun di paru
(kanan/kiri)
4. Foto thorax :
Tampak
infiltrat, TB
paru
2 DS : Tidak 1. Lakukan 1. Meningkatnya
1. Nyeri abdomen seimbangan pendekatan pada nafsu makan
2. Muntah nutrisi b/d pasien 2. Pasien bisa
3. Kejang perut intake tidak 2. Jelaskan menghabiskan
4. Rasa penuh adekuat pentingnya 1 porsi
tiba-tiba setelah nutrisi bagi 3. Intake sesuai
makan tubuh dengan porsi
3. Berikan posisi yang
DO : tidur dengan diberikan
1. Kurang nafsu kepala lebih
makan tinggi dari badan
2. Konjungtiv saat makan
pucat 4. Berikan makan
3. Denyut nadi sedikit tapi
lemah sering
5. Pantau intake
dan output
nutrisi klien
6. Kolaborasi
dengan tim gizi
dalam
pemberian
nutrisi
3 DS : Bersihin 1. Jelaskan pada 1. Pasien
1. Dispneu jalan nafas klien tentang nyaman
tidak efektif kegunaan batuk dengan
DO : b/d sekresi efektif dan posisinya
1. Penurunan kental atau terdapat untuk
suara nafas darah penumpukan memudahkan
2. Orthopneu sekret di saluran pasien dalam
3. Kelainan suara pernafasan bernafas
4. Kesulitan 2. Ajarkan pasien 2. Pasien bisa
berbicara tentang metode melakukan
5. Batuk yang tepat batuk efektif
6. Produksi pengontrolan
sputum batuk
3. Anjurkan klien
nafas dalam dan
perlahan saat
duduk setegak
mungkin
4. Anjurkan pasien
untuk banyak
minum air
hangat
5. Auskultasi paru
sebelum dan
sesudah pasien
batuk
6. Kolaborasi
dengan tim
dokter dalam
pemberian terapi
4 DS : Gangguan 1. Jelaskan 1. Pasien
1. Bangun lebih pola tidur pentingnya tidur merasakan
awal b/d proses yang adekuat fresh sesudah
2. Secara verbal penyakit 2. Ciptakan istirahat atau
menyatakan lingkungan yang tidur
tidak fresh nyaman 2. Pola tidur
sesudah tidur 3. Kolaborasikan pasien dalam
dengan tim batas normal
DO : medis
1. Penurunan porsi pemberian obat
tidur tidur
2. Jumlah tidur
kurang dari
normal sesuai
usia
4. Discharge Planning
1. Jelaskan kepada pasien dan keluarga untuk mengkonsumssi obat yang telah
diberikan pihak rumah sakit sampai batas pemakaian
2. Untuk sementara, anjurkan kepada pasien dan keluarga agar mengatur posisi tidur
pasien dirumah dengan posisi supinasi (terlentang)
3. Jelaskan kepada pasien dan keluarga untuk membatasi aktivitas pasien hemaptoe
(bedrest)
4. Anjurkan kepada keluarga untuk mengantar pasien ke rumah sakit untuk kontrol
sesuai anjuran

5. Implementasi
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang
telah disusun pada tahap perencanaan.

6. Evaluasi
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan terencana
tentang kesehata klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara
berkesinambungan dengan melibatkan klien, keluarga, dan tenaga kesehatan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

M Amin , 1999. Ilmu penyakit Paru. Surabaya : Airlangga university press.

Carpenito, L. J., (1999). Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, edisi 2. Jakarta ;
EGC.

Carpenito, L. J. (2000). Buku Diagnosa Keperawatan, edisi 8. Jakarta: EGC.

Dongoes. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta : EGC.

Mansjoer, Arif., et all, (1999). Kapita Selekta Kedokteran, Fakultas Kedokteran UI : Media
Aesculapius.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.A DENGAN TB DENGAN HEMOPTU DI
RUANGAN INTERNA LAKI RSUD DR. M. HAULUSY
AMBON

Nama Mahasiswa : SUPRIYANTO


Ruangan : INTERNA LAKI
Tanggal Pengkajian : 12-11-2020

I. IDENTITAS DIRI KLIEN


Nama : TN.A Tgl. Masuk RS :10-11-2020
Tempat/Tgl.Lahir : 20-10-1965 Sumber Informasi :Pasien, anaknya
Umur : 55 Tahun NO RM : 12-34-56-78
Jenis Kelamin : Laki-laki Keluarga Yg dapat
Alamat : Ambon Dihubungi : Anak klien
Pendidikan : SMA
Sts. Perkawinan : Menikah Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam Alamat : Maluku
Suku : Maluku
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta

II. STATUS KESEHATAN SAAT INI


1. Alasan kunjungan/keluhan utama: batuk darah
2. Riwayat keluhan utama:
Keluarga mengatakan pasien dirumah mengalami batuk beserta darah +- 1 minggu
yang lalu dan merasa sesak nafas, lemah. Kemudian keluarga membawa pasien datang
ke IGD Dr. M. Haulusy Ambon dan ditangani oleh dokter IGD dan perawat.
3. Faktor pencetus
Batuk mengeluarkan darah
4. Lamanya keluhan: sejak 1 minggu yang lalu
5. Timbulnya keluhan: terus menerus
6. Faktor yang memperberat: jika pasien batuk mengeluarkan darah
7. Diagnosa medik: TB dengan hemoptu
III. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
1. Penyakit yang pernah dialami:
a. Kanak-kanak: pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit lain sejak kecil.
b. Kecelakaan: pasien mengatakan tidak pernah mengalami kecelakaan.
c. Pernah dirawat: pasien mengatakan tidak pernah di rawat di RS sebelumnya
d. Operasi: pasien mengatakan pasien tidak pernah menjalani operasi sebelumnya
2. Alergi
Pasien mengatakan tidak ada alergi terhadap obat atau makanan apapun.
3. Imunisasi
Pasien mengatakan sudah lengkap imunisasinya
4. Kebiasaan
Pasien mengatakan kebiasaannya setiap hari bekerja sebagai karyawan swasta
5. Obat-obatan
Pasien mengatakan tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan terlarang kecuali obat-
obatan yang di resepkan oleh dokter pada saat klien sakit

6. Pola Nutrisi

 Sebelum Sakit
- Berat badan : 60 Kg Tinggi Badan: 170 cm.
- Jenis makanan : nasi, ikan, sayur.
- Makanan yang disukai : semua jenis makanan
- Makanan yang tidak disukai : tidak ada
- Makanan pantantangan : tidak ada
- Nafsu makan : ( √ ) Baik
- Perubahan berat badan 6 bulan terakhir :
 Perubahan setelah sakit :
- Jenis diet : Makanan bubur Nafsu makan : tidak nafsu makan
- Rasa mual : tidak ada
- Porsi makan : setengah porsi makan
 Cairan: Intake 3 gelas (750 cc/hari), IVFD: terpasang
7. Pola eliminasi
 Sebelum Sakit :
a. Buang air besar
Frekuensi : 1 kali/hari penggunaan pencahar : -
Waktu : pagi
Konsistensi : normal
b. Buang air kecil
Frekuensi : 3 kali/hari ± 500cc, Warna : kuning Bau : pesing
Keluhan Lain : tidak ada
 Perubahan setelah Sakit :
a. Buang air besar
Frekuensi : 1 x/hari penggunaan pencahar : -
Waktu : tidak menentu
Konsistensi : lembek
b. Buang air kecil
Frekuensi : 1 kali/hari ± 200cc Warna : kuning
Bau : pesing Keluhan Lain : kencing sedikit
8. Pola tidur dan istrahat
 Sebelum sakit :
Waktu Tidur (jam)
 Malam : Pukul 22.00 – 05.00
 Siang : Pukul 13.00 – 14.00
 Lama tidur / hari : ± 8 jam
 Kebiasaan pengantar tidur : tidak ada
 Kesulitan dalam tidur : tidak ada
 Perubahan setelah sakit :
 Malam : Pukul 00.00 – 05.00
 Siang : tidak pernah
 Lama tidur / hari : ± 5 jam
9. Pola aktifitas dan latihan
 Sebelum sakit.
a. Kegiatan dalam pekerjaan : Karyawan swasta
b. Olahraga : Tidak ada
Frekuensi : -
c. Kegiatan diwaktu luang : keluarga pasien mengatakan berkumpul sama
keluarga
 Perubahan setelah sakit : lebih banyak menghabiskan waktu di atas tempat tidur,
ADL dibantu keluarga
10. Pola pekerjaan
 Sebelum Sakit :
a. Jenis pekerjaan : Swasta Lamanya : ± 15 tahun
b. Jumlah jam kerja : tidak menentu
c. Jadwal kerja : Setiap hari
 Perubahan setalah sakit
- Istirahat total di tempat tidur di Rumah Sakit
- Pasien merasa pusing, lemas, sesak nafas

VI. RIWAYAT KELUARGA


Genogram:
Genogram :

47
55

23 17 13

Keterangan :

: Laki-Laki  : Meninggal : Satu Rumah : Klien


: Perempuan : Kawin ? : Tidak Diketahui
Komentar:

G1 : Kakek dan Nenek pasien telah meninggal dunia karena faktor usia .
G2 : Ibu pasien anak ke kedua dari empat bersaudara sedangkan ayah pasien adalah
ayah pasien sejak kecil dan tidak memiliki riwayat penyakit menular
G3 : klien anak pertama dari dua bersaudara dan hanya klien yang memiliki penyakit
TB dengan hemoptu

V. RIWAYAT LINGKUNGAN
Pada saat dilakukan pengkajian lingkungan sekitar klien terlihat bersih, tidak ada keadaan
yang akan membahayakan klien, klien tinggal di lingkungan masyarakat, dan di sekitar
rumah klien bersih, tidak ada polusi udara.

VI. ASPEK PSIKOSOSIAL


1. Pola pikir dan persepsi
a. Alat bantu yang digunakan: pasien menggunakan alat bantu nebulizer
b. Kesulitan yang dialami: pasien susah bernafas
2. Hal yang dipikirkan saat ini: pasien selalu memikirkan tentang penyakit yang di
deritanya supaya cepat sembuh dan bisa pulang istirahat dirumahnya.
3. Suasana hati: pasien mengatakan suasana hatinya tidak tenang selalu gelisah karena
klien memikirkan penyakit yang di deritanya saat ini dan di tampak pasien tidak
paham akan penyakit yang di deritanya sekarang,pasien bertanya tentang penyakitnya
dan tidak tau tentang penyakit yang diderita pasien, istrinya bertanya tentang penyakit
tersebut.
4. Hubungan/komunikasi
a. Tempat tinggal: pasien mengatakan tinggal di Poka
b. Bicara
 Pada saat dilakukan pengkajian ketika diajak bicara klien berbicara dengan
jelas
 Klien pada saat di lakukan pengkajian klien mampu mengekspresikan penyakit
yang di deritanya sekarang
 Klien menggunakan bahasa Indonesia
c. Kehidupan Keluarga
1) Adat yang di anut: pasien menganut adat maluku
2) Pembuatan keputusan: Pasien dan istrinya
3) Pola komunikasi: pasien mengatakan kalau ada masalah selalu mendiskusikan
bersama keluarga atau pun teman untuk memecahkan masalah yang di
hadapinya
4) Pola keuangan: pasien dan keluarga mengatakan keuangan yang cukup
memadai untuk kehidupanya sehari-hari
c. kekuatan dalam hubungan keluarga: keluarga pasien mengatakan hubungan
dengan orang tua, istri, anak-anaknya serta sanak saudara selalu baik

5. Kebiasaan seksual
a. Gangguan hubungan seksual: pasien mengatakan dulu sebelum sakit tidak ada
gangguan seksualnya dan sesudah pasien sakit sudah tidak pernah
berhubungan lagi karena terbaring di rumah sakit.
b. Pemahaman tentang seksual: pasien dan keluarga nampak paham tentang
seksual
6. Pertahanan koping
a. Pengambilan keputusan: sendiri, istri
b. Yang di sukai tentang dirinya: anggota badan
c. Yang ingin di rubah dari kehidupan: menjaga pola makan serta menjaga
kesehatan
d. Yang di lakukan jika stress: diam
7. Sistem dan nilai kepercayaan;
a. Siapa atau apa sumber kekuatan: Tuhan dan kedua orang tua
b. Apakah Tuhan, Agama, Kepercayaan penting bagi anda: pasien dan keluarga
mengatakan Allah SWT adalah tuhannya sumber kepercayaannya karena
pasien menganut agama Islam
c. Kegiatan agama yang ingin di lakukan di RS: berdoa dan beribadah.
VII. PENGKAJIAN FISIK
1. Tingkat kesadaran: composmentis
Keadaan umum : Lemah
Tanda-tanda vital : TD: 110/70 mmHg. P: 26x/i. N: 110 x/i. S: 37,20C
Ekspresi wajah :-
2. Kepala
a. inspeksi :
 Bentuk Kepala : normal
 Kesimetrisan Muka, Tengkorak : simetris kiri – kanan
 Warna/distribusi rambut/kulit kepala : hitam panjang, tipis, bersih
b. Palpasi:
Tidak ada nyeri tekan dan massa pada kepala

3. Mata
a. Inspeksi:
- Kelopak mata : udem
- Konjungtiva: anemis/pucat
- Skelera: tidak ikterus
- Pupil : isokor kiri dan kanan
- Reaksi terhadap cahaya : ada reflex terhadap cahaya
b. Palpasi
- Tidak ada nyeri tekan
- Tidak ada massa tumor
c. Lain-lain.
Fungsi penglihatan:
 pasien tidak ada ganguan dalam penglihatan
4. Telinga
a. Inspeksi
 Nampak simetris kiri dan kanan
 Tidak Nampak ada massa/benjolan
b. Palpasi:
 Daun telinga lentur jika di tekuk ke depan, daun telinga akan kembali
ke posisi normal jika di lepas,
 Tidak terdapat nyeri tekan pada telinga.
5. Hidung
a. Inspeksi:
 Tidak nampak ada epitaksis (perdarahan),
 Tidak ada rinore,
 Kemampuan penciuman baik,
 Tidak ada pernapasan cuping hidung,
 Tidak nampak adanya polip

b. Palpasi:
 Tidak terdapat adanya obstruksi dan sinusitis,
 Tidak terdapat nyeri tekan pada hidung
c. lain-lain:-
6. Mulut dan tenggorokan
a. Inspeksi:
 Mukosa pucat
 gigi dan lidah nampak bersih,
 tidak nampak adanya peradangan pada gusi.
b. Palpasi:
 Tidak teraba adanya pembesaran abnormal pada tonsil
 Kesulitan menelan: tidak ada
c. Lain-lain: tidak ada
7. Dada, leher dan paru-paru
a. Inspeksi:
 Bentuk dada simetris kiri dan kanan
 Irama pernapasan : regular
 Pengembangan dada pada waktu bernapas simetris kiri dan kanan
 Penggunaan otot bantu napas : ada
b. Palpasi:
 Taktil premitus, normal
 tidak adanya massa dan nyeri tekan.
c. Auskultasi:
Bunyi napas vesikuler
d. Perkusi:
Suara perkusi sonor ICS 1 dan 4, ICS 5-6 redup
8. Jantung
a. Inspeksi:
Denyut apeks terlihat pada ics 5 kira-kira 2 – 3 cm, sebelah medial garis mid
clavikula (iktus kordis)
b. Palpasi :
Denyut teraba pada ics 5 kira-kira 2 – 3 cm sebelah medial garis mid
clavikula kiri.
c. Perkusi :
 Suara perkusi resonan pada ics 2 dan 5
 Batas-batas jantung pada ics 2 dan 3 dan apeks jantung di bagian bawah
 Apeks ventrikel kiri menyentuh dinding anterior dada dan sejajar pada garis
mid clavikula dan dekat dengan spasium ics 5 -6
d. Auskultasi :
 Bunyi jantung I murni (lub)
 Bunyi jantung II murni (dub)
 Tidak terdapat adanya bunyi jantung tambahan yang patologis
9. Abdomen:
a. Inspeksi:
Perut acites, simetris kiri dan kanan
b. Palpasi:
Tidak terdapat nyeri tekan pada daerah abdomen
c. Perkusi:
Terdengar bunyi redup
Lain-lain : Lingkar Perut 120 cm
10. Genetalia,anus dan Status Reproduksi:
 Tidak ada kelainan
11. Ekstremitas :
CRT 3 detik
Tangan dan kaki terasa berat untuk bergerak
Udema derajat II
12. Status neurologi
a. Fungsi cerebral
- Tingkat kesadaran
E: membuka secara spontan :4
M: orientasi baik :6
V: mengikuti perintah :5
Skor GCS : 15
- Tingkat kesadaran komposmentis
- Koordinasi baik
- Orientasi: klien dapat membedakan waktu, lingkungan dan orang.
- Sensasi: klien dapat membedaakan panas dan dingin
b. Fungsi cranial
- Nervus I (olfaktorius)
Rangsangan penghidu: dapat merasakan rangsangan bau
- Nervus II (optikus)
Ketajaman penglihatan baik
- Nervus III, IV dan VI (okulomotorius, troklearis, abdusens)
Gerak bola mata: klien dapat menggerakan bola mata keatas da bawah
- Nervus V (trigeminus)
Klien dapat mengunyah dengan baik
- Nervus VII (fasialis)
Bentuk wajah simetris kiri dan kanan
- Nervus VIII (Akustikus)
Ketajaman pendengaran: klien dapat mendengar
Keseimbangan: pendengaran seimbang
- Nervus IX (glosofaringeus)
Motorik: reflex menelan baik
Sensorik: pengecapan baik
- Nervus X (vagus)
Klien dapat menelan airliurnya
- Nervus XI (aksesorius spinalis)
Memutar kepala melawan tekanan: dapat memutar kepala
- Nervus XII (hipoglosus)
Menjulurkan lidah

c. Reflex
- Biseps : ekstensi pada ketukan lengan dalam
- Trisep : fleksi pada kekuatan lengan luar
- Patella : ekstensi pada ketukan lutut
- Babinski : fleksi pada jari kaki
VIII. DATA PENUNJANG
1. Laboratorium
Hasil: 12-11-2020 Jam 14.00 WIT
No Jenis Pemeriksaan Hasil (satuan) Nilai Normal (satuan)
1 Gula darah sewaktu 99 70-140 mg/dL
2 SGOT 39 Pria : < 42 U/L
Wanita : < 43 U/L
3 SGPT 23 Pria : < 47 U/L
Wanita : < 39 U/L
4 Ureun 42,3 10-50 mg/dL
5 Kreatinin 1,0 0,5-1,1 mg/dL
6 Foto thorax TB dengan Hemoptu
7 Sputum BTA +TBC 3

2. Foto thorax TB dengan Hemoptu


Hasil: 12-11-2020 Jam 14.15 WIT

12/11/2020
IX. TERAPI MEDIS

Obat-obatan:

No Nama Obat Dosis Rute Indikasi


1 IVFD NaCl 15 tpm IV Menggantikan cairan tubuh / elektrolit
0,9% yang hilang
2 Ranitidin Inj 1 amp/12 IV Menurunkan produksi asam lambung
jam dengan cara memblok langsung sel
penghasil asam lambung
3 Neurobion Inj Drip 1x1 IV Memperbaiki metabolisme tubuh dan
amp memenuhi kebutuhan sehari-hari akan
vitamin B kompleks
4 Ceftriaxon 1 gr/12 IV Antibiotik dengan fungsi untu
jam mengobati berbagai macam infeksi
bakteri
5 OAT kat 1 Oral Obat program TB, untuk menghambat
perkembangan bakteri TB
6 Pantozol 2x1/12 IV Mengurangi produksi asam lambung
jam
7 Combivent 3x 1/8 Inhalasi Mengencerkan dahak/sputum
jam
KLASIFIKASI DATA

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF


Pasien mengatakan :  Tampak batuk darah disertai lendir
 Sesak nafas  Lendir berwarna kekuningan
 Batuk darah  Bunyi nafas tambahan ronchi
 Batuk lendir (bagian kanan)
 Lemas  RR 26x/menit
 Nafsu makan berkurang  Pasien tampak lemas
 Tidak mengetahui tentang  1 porsi makan tidak dihabiskan,
penyakitnya hanya ½ porsi yang dihabiskan
 Pasien tampak bingung saat ditaya
tentang penyakitnya
 Pasien bertanya apakah
penyakitnya akan sembuh
ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah


1 DS : Pasien mengatakan : Penumpukan sputum Bersihan jalan nafas
 Sesak nafas yang berlebihan tidak efektif

 Batuk lendir
 Batuk darah

DO:
 Tampak batuk darah disertai
lendir
 Lendir berwarna kekuningan

2. DS : Pasien mengatakan : Intake yang tidak Ketidakseimbangan


 Lemas adekuat nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
 Nafsu makan berkurang
DO:
 Pasien tampak lemas
 1 porsi makan tidak
dihabiskan, hanya ½ porsi
yang dihabiskan

3 DS : Pasien mengatakan : Kurang informasi Kurang pengetahuan


 Tidak mengetahui tentang
penyakitnya
DO:
 Pasien tampak bingung saat
ditanya penyakitnya
 Pasien bertanya apakah
penyakitnya akan sembuh
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Bersihin jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan Penumpukan sputum yang
berlebihan
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Intake yang
tidak adekuat
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan Kurang informasi
INTERVENSI

No Diagnosa Tujuan (NOC) Intervensi (NIC) Rasional


keperawatan
1 Bersihin jalan nafas Setelah dilakukan 1. Observasi 1. Mengetahui
tidak efektif b/d tindakan keperawatan pola nafas suara dan
Penumpukan selama 3x24 jam, irama nafas
sputum yang diharapkan pasien yang tidak
berlebihan, ditandai memiliki jalan nafas normal
dengan : yang paten dengan
kriteria : 2. Atur posisi 2. Untuk
DS : Pasien pasien semi mengurangi
mengatakan : 1. Pasien dapat fowler sesak nafas
 Sesak nafas mengeluarkan
sputum 3. Ajarkan 3. Agar dapat
 Batuk lendir
pasien nafas menghemat
 Batuk darah
2. Pasien dapat dalam dan energi dan
menunjukkan batuk efektif tidak mudah
DO:
 Tampak suara nafas yang lelah saat
batuk darah bersih mengeluarkan
disertai sekret
lendir 3. Batuk darah
4. Gunakan
berkurang 4. Mengubah
 Lendir nebulizer
obat dalam
berwarna untuk
4. Lendir berwarna bentuk cairan
kekuningan pemberian
kuning hilang menjadi uap
terapi
yang akan
5. Suara ronchi dihirup
hilang
5. Lakukan
5. Untuk
tindakan
membebaskan
suction
jalan nafas
apabila
dari secret /
diperlukan
lendir yang
menumpuk
menggunakan
kateter
penghisap
lendir
2 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan 1. Observasi 1. Mengetahui
nutrisi kurang dari tindakan keperawatan pola makan intake nutrisi
kebutuhan tubuh selama 3x24 jam,
b/d Intake yang diharapkan kebutuhan 2. Anjurkan 2. Makan sedikit
tidak adekuat, nutrisi pasien dapat pasien makan demi sedikit
ditandai dengan : terpenuhi dengan sedikit tapi tapi sering
kriteria hasil : sering dapat
DS : Pasien meningkatkan
mengatakan : 1. Nafsu makan intake nutrisi
 Lemas kembali membaik
3. Timbang BB 3. Memantau
 Nafsu
2. Tidak terjadi setiap hari terjadinya
makan
berkurang penurunan BB peningkatan
DO: dan
 Pasien 3. Porsi makan penurunan
tampak dihabiskan BB
lemas 4. Berikan
4. BB meningkat 4. Pasien
 1 porsi makanan
mampu
makan tidak dalam
makan
dihabiskan, keadaan
dengan baik
hanya ½ hangat
porsi yang
dihabiskan 5. Kolaborasi
5. Diet yang
dengan ahli
tepat dapat
gizi untuk
memenuhi
memberikan
kebutuhan
diet
nutrisi yang
dibutuhkan
oleh tubuh
3 Kurang Setelah dilakukan 1. Observasi 1. Untuk
pengetahuan b/d tindakan keperawatan tingkat memberikan
Kurang informasi, selama 3x24 jam, pengetahuan informasi
ditandai dengan : diharapkan pasien pasien / pada pasien
mengetahui tentang keluarga dan keluarga
DS : Pasien proses penyakit tentang
mengatakan : dengan kriteria hasil : penyakit yang
 Tidak diderita
mengetahui 1. Pasien dan 2. Jelaskan 2. Agar
tentang keluarga tentang proses informasi
penyakitnya memahami penyakit yang dapat
DO: tentang penyakit pasien sedang diterima
 Pasien yang dialami dan derita, dengan
tampak cara pengobatan penyebab, mudah dan
bingung saat tanda dan tepat
ditanya 2. Pasien dan gejala serta sehingga
penyakitnya keluarga mampu perawatan dan tidak
 Pasien melaksanakan pengobatan menimbulkan
bertanya prosedur yang pada pasien salah paham
apakah dijelaskan perawat dengan
penyakitnya bahasa dan
akan kata-kata
3. Dengan
sembuh yang mudah
penjelasan
dipahami
yang ada dan
3. Jelaskan
ikut secara
prosedur yang
langsung
akan
dalam
dilakukan,
tindakan yang
manfaat bagi
dilakukan
pasien dan
pasien akan
libatkan
lebih
pasien di
kooperatif
dalamnya
4. Untuk
4. Anjurkan
memastikan
pasien /
pasien dan
keluarga
keluarga telah
menjelaskan
memahami
kembali
pejelasan
tentang
tentang
penjelasan
penyakitnya
yang telah
diberikan
IMPLEMENTASI

No Waktu Imlementasi Respon


(Tgl & jam) (Tindakan) (Hasil)
1 14.00 WIT 1. Mengobservasi pola nafas 1. RR : 24x/menit
(12-11-2020)

14.15 WIT 2. Mengatur posisi pasien semi 2. Mengurangi sesak nafas


(12-11-2020) fowler

14.30 WIT 3. Mengajarkan pasien nafas 3. Agar dapat menghemat


(12-11-2020) dalam dan batuk efektif energi dan tidak mudah
lelah saat mengeluarkan
sekret

14.45 WIT 4. Menggunakan nebulizer untuk 4. Memberi nebulizer


(12-11-2020) pemberian terapi combivent 1 vial 3x 1/8
jam

15.00 WIT 5. Menganjurkan pasien untuk 5. Pasien mengikuti anjuran


(12-11-2020) banyak minum air putih perawat untuk minum air
putih 7-8 gelas/hari

15.15 WIT 6. Melakukan tindakan suction 6. Membersihkan jalan


(12-11-2020) nafas dari secret / lendir
yang menumpuk

2 09.00 WIT 1. Mengobservasi pola makan 1. Pasien mampu makan


(13-11-2020) dengan porsi yang
diberikan
09.15 WIT 2. Menganjurkan pasien makan 2. Pasien mentaati anjiran
(13-11-2020 sedikit tapi sering perawat dengan makan
sedikit tapi sering

09.30 WIT 3. Menimbang BB setiap hari 3. BB 65 kg


(13-11-2020

09.45 WIT 4. Memberikan makanan dalam 4. Pasien dapat makan


(13-11-2020 keadaan hangat dengan baik

10.00 WIT 5. Berkolaborasi dengan ahli gizi 5. Pasien mendapatkan diet


(13-11-2020 untuk memberikan diet yang tepat untuk
memenuhi kebutuhan
nutrisi yang dibutuhkan
oleh tubuh

3 14.00 WIT 1. Mengobservasi tingkat 1. Pasien dan keluarga tidak


(13-11-2020 pengetahuan pasien / keluarga mengetahui tentang
tentang penyakit yang diderita penyakit yang di derita

14.15 WIT 2. Menjelaskan tentang proses 2. Pasien mengangguk dan


(13-11-2020 penyakit yang pasien sedang mengatakan telah
derita, penyebab, tanda dan memahami penjelasan
gejala serta perawatan dan tentang proses penyakit
pengobatan pada pasien dengan
bahasa dan kata-kata yang
mudah dipahami
14.30 WIT 3. Pasien mengatakan
3. Menjelaskan prosedur yang
(13-11-2020 semua yang dijelaskan
akan dilakukan, manfaat bagi
pasien dan libatkan pasien di dan merasa lega
dalamnya
14.45 WIT 4. Pasien dan keluarga
(13-11-2020 4. Menganjurkan pasien / keluarga
menjelaskan kembali tentang mampu menjelaskan
penjelasan yang telah diberikan kembali tentang definisi,
tanda dan gejala,
penyebab serta
pengobatan penyakit

EVALUASI
No Waktu Diagnosa Evaluasi
(Tgl & jam)
1 17.00 WIT Bersihin jalan nafas tidak S : Pasien mengatakan :
(12-11-2020) efektif b/d Penumpukan - Masih batuk
sputum yang berlebihan
O:
- Pasien masih batuk berlendir
- RR 24x/menit

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi 1,2,3 dilanjutkan


- Observasi pola nafas
- Atur posisi pasien semi fowler
- Ajarkan pasien nafas dalam dan
batuk efektif

2 12.00 WIT Ketidakseimbangan S : Pasien mengatakan :


(13-11-2020 nutrisi kurang dari - Makan dalam porsi sedikit tapi
kebutuhan tubuh b/d sering
Intake yang tidak adekuat
O:
- BB 50 kg

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi 1,3 dilanjutkan


- Observasi pola makan
- Timbang BB setiap hari

3 17.00 WIT Kurang pengetahuan b/d S : Pasien mengatakan :


(13-11-2020 Kurang informasi - Telah mengetahui tentang
penyakit yang di derita

O:
- Pasien tampak lebih tenang

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

You might also like