Professional Documents
Culture Documents
PDF Askep Maternitas Hiv Aids Compress
PDF Askep Maternitas Hiv Aids Compress
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun
makalah ini. Makalah ini membahas Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil beresiko
: HIV AIDS.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saram dari pembaca sangat
penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
PENGERTIAN.............................................................
...................................................................................
...............................
......... 7
ETIOLOGI .............................................
...................................................................
............................................
...............................
......... 7
PATOFISIOLOGI.........................................
...............................................................
............................................
...................... 10
EVALUASI............................................
..................................................................
............................................
.............................
....... 27
KESIMPULAN .........................................
...............................................................
.............................................
..........................
... 32
SARAN ..........................................
.................................................................
.............................................
....................................
.............. 32
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
Sebanyak 4.9 juta ibu rumah tangga menikah dengan pria beresiko
tinggi dan sebanyak 6.7 juta laki-laki di Indonesia merupakan pembeli
seks. Kelompok beresiko PSK hanya menyumbang 3.4% penularan HIV
AIDS , sedangkqn ibu rumah tangga , karyawan swasta dan wirausaha
menyumbang 40.3% dalam jumlah kasus AIDS di Indonesia tahun
2016.
Transmisi secra vertical dapat terjadi dari ibu yang terinfeksi HIV
kepada janinnya saat hamil, saat persalinan dan setelah melahirkan
melalui pemberian ASI. Angka penularan selama kehamilan mencapai
5-17%, saat persalinan 10-20%, dan saat pemberian ASI 10-20%.
Keseluruhan risiko penularan pada masa perinatal akan tetap tinggi yaitu
25-45% jika ibu hamil tidak dapat intervensi dan layanan PPIA
(Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak).
Pada tahun yang sama terdapat 36.9 juta orang hidup dengan HIV, dan
1.8 juta antara nya adalah anak dibawah 15 tahun. Diperkirakan terdapat
8.604 bayi dengan HIV lahir setiap tahun. Bayi dengan HIV harus
mengkonsumsi obat antiretroviral (ARV) seumur hidupnya dan
kemungkinan yatim piatu juga sangat besar dialami oleh anak lahir dari
ibu dengan HIV AIDS.
4
5
6
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
HIV atau Human Immunodeficiency virus adalah virus yang menyerang sel
darah putih (limfosit) didalam tubuh manusia. Limfosit berfungsi
membantu melawan bibit penyakit yang masuk kedalam tubuh dan
menyebabkan AIDS.
HIV termasuk keluarga retro virus yaitu virus yang mampu mengcopy,
mencetak serta memasukkan materi genetic dirinya kedalam sel tuan rumah.
Virus ini melakukan cara infeksi dengan cara yang berbeda (retro) yaitu dari
disebabkan oleh virus yang merusak sistem kekebalan tubuh manusia. AIDS
merupakan kumpulan gejala penyakit akibat menurunnya sistem kekebalan
tubuh. Infeksi pada kehamilan adalah penyebab morbiditas ibu dan neonatal
yang sudah diketahui. Banyak kasus dapat dicegah, dan dalam makalah ini
akan dibahas mengenai penyakit infeksi yang sering ditemukan yang dapat
terjadi dalam kehamilan.
B. Etiologi
Berikut ini antara lain penjelasan penyebab dari HIV pada ibu dan bayi :
7
1. Dengan melihat tempat hidup HIV, tentunya bisa diketahui penularan
HIV terjadi kalau ada cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti
hubungan seks dengan pasangan yang mengidap HIV, jarum suntik dan
alat-alat penusuk (tato, penindik, dan cukur) yang tercemar HIV dan ibu
hamil yang mengidap HIV kepada jani atau di susui oleh wanita
pengidap HIV.
2. Bayi yang di lahirkan oleh ibu yang terkena HIV
H IV lebih mungkin tertular.
3. Walaupun janin dalam kandungan dapat terinfeksi, bayi lebih mungkin
tertular jika persalinan berlanjut lama.
4. Selama proses persalinan, bayi keadaan beresiko tertular oleh darah ibu.
5. ASI dari ibu yang terinfeksi HIV juga mengandung virus tersebut. Jadi
jika bayi disusui oleh ibu HIV (+) , bayi bisa
bisa tertular.
Kelompok orang yang berisiko tinggi terinfeksi Virus HIV sebagai berikut:
be rikut:
8
9
C. Patofisiologi
HIV masuk kedalam darah dan mendekati sel T – helper
helper dengan melekatkan
dirinya pada protein CD4. Sekali ia berada di dalam, materi viral (jumlah
virus dalam tubuh penderita) turunan yang disebut RNA (ribonucleic acid)
berubah menjadi viral DNA (deoxyribonucleic acid) dengan suatu enzim
enzi m
yang disebut reverse transcriptase. Viral DNA tersebut menjadi bagian
dari DNA manusia, yang mana, daripada menghasilkan lebih banyak sel
jenisnya, benda tersebut mulai menghasilkan virus – virus
virus HI. Enzim
lainnya, protease, mengatur viral kimia untuk membentuk virus – virus
virus
yang baru. Virus – virus
virus baru tersebut keluar dari sel tubuh dan bergerak
bebas dalam aliran darah, dan berhasil menulari lebih banyak sel. Ini
adalah sebuah proses yang sedikit demi sedikit dimana akhirnya merusak
sistem kekebalan tubuh dan meninggalkan tubuh menjadi mudah diserang
oleh infeksi dan penyakit –
–
penyakit yang lain. Dibutuhkan waktu untuk
menularkan virus tersebut dari orang ke orang. Respons tubuh secara
alamiah terhadap suatu infeksi adalah untuk melawan sel –
sel – sel
sel yang
terinfeksi dan mengantikan sel –
– sel
sel yang telah hilang. Respons tersebut
mendorong virus untuk menghasilkan kembali dirinya. Jumlah normal dari
dar i
sel –
– sel
sel CD4+T pada seseorang yang sehat adalah 800 – 1200
1200 sel/ml kubik
darah. Ketika seorang pengidap HIV yang sel –
– sel
sel CD4+ T – nya
nya terhitung
dibawah 200, dia menjadi semakin mudah diserang oleh infeksi –
– infeksi
infeksi
oportunistik.
Infeksi –
– infeksi
infeksi oportunistik adalah infeksi –
– infeksi
infeksi yang timbul ketika
sistem kekebalan tertekan. Pada seseorang dengan sistem kekebalan yang
sehat infeksi –
– infeksi
infeksi tersebut tidak biasanya mengancam hidup mereka
tetapi bagi seorang pengidap HIV hal tersebut dapat menjadi fatal penyakit
klinis yang tinggi pada ibu-ibu yang anaknya menderita penyakit.
Tindakan pencegahan universal dilakukan terhadap ibu dan bayi, seperti
10
11
12
pasangan seks, jumlah pasangan seks dan jenis hubungan seks. Pada
penelitian Darrow (1985) ditemukan resiko seropositive untuk zat anti
terhadap HIV cenderung naik pada hubungan seksual yang dilakukan pada
pasangan tidak tetap. Orang yang sering berhubungan
berhubungan seksual dengan
berganti pasangan merupakan kelompok manusia yang berisiko tinggi
terinfeksi virus HIV.
Homoseksual
Didunia barat, Amerika Serikat dan Eropa tingkat promiskuitas
homoseksual menderita AIDS, berumur antara 20-40 tahun dari semua
s emua
golongan rusial. Cara hubungan seksual anogenetal merupakan
perilaku seksual dengan resiko tinggi bagi penularan HIV, khususnya
khususnya
bagi mitra seksual yang pasif menerima ejakulasi semen dari seorang
pegidap HIV. Hal ini sehubungan dengan mukosa rectum yang sangat
tipis dan mudah sekali mengalami pertukaran pada saat berhubungan
secara anogenital.
Heteroseksual
Di Afrika dan Asia Tenggara cara penularan utama melalui hubungan
heteroseksual pada promiskuitas dan penderita terbanyak adalah
kelompok umur seksual aktif baik pria maupun wanita yang
mempunyai banyak pasangan dan berganti-ganti.
13
14
15
16
17
a. Ibu hamil dengan HIV + perlu diberi konseling agar mampu
memberi keputusan tentang makanan yang akan diberikan pada bayi
b. Pilihan I : susu formula selama satu tahun
c. Pilihan II : ASI ekslusif selama 4-6 bulan bila susu formula tidak
memungkinkan dan tidak memenuhi AFASS
d. Tidak boleh diberikan ASI dicampur susu formula
7. Layanan persalinan yang aman
a. Ibu hamil perlu diberi konseling agar memiliki informasi yang
cukup untuk memberikan keputusan sendiri tentang cara persalinan
yang akan dijalani nya.
b. Untuk mengurangi risiko penularan HIV ibu dapat menjalani
persalinan section caesarea walaupun tindakan persalinan per
vaginam dapat juga dijalani
8. Dukungan psikososial dan perawatan
a. Ibu hamil perlu terus mendapat dukungan psikologis dan social
setelah melahirkan apalagi ibu hamil membutuhkan ARV jangka
Panjang
b. Perlu ada hubungan kerja yang baik antara RS dengan LSM dalam
memberikan layanan rujukan medis dan psikososial.
18
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Gambaran Kasus
Ny. H berusia 36 tahun datang ke sebuah
s ebuah RS untuk memeriksa kehamilan.
Saat ini Ny.H sedang menjalani kehamilan nya yang ketiga. Anaknya
pertama perempuan, kini
kini berusia 12 tahun. Kehamilan kedua
kedua berlangsung 9
tahun lalu, namun mengalami keguguran. Saat itu Ny.H tidak berniat untuk
hamil lagi.
orang mengatakan suaminya telah meninggal. Karena itu empat tahun yang
lalu Ny. H menikah lagi dan ingin punya anak dari suami keduanya. Ny.H
mengatakan suaminya yang kedua ini belum pernah cek HIV namun pernah
menikah dengan wanita penggunan NAPZA jenis suntik.
Hari pertama haid terakhir adalah 15 minggu yang lalu. Tidak ada keluhan
yang dirasakan pada kehamilan saat ini, serta tidak ada temuan signifikan
pada riwayat kehamilan dan pemeriksaan fisik.
fisi k. Klien menanyakan apakah
penyakitnya bisa menyebabkan keguguran. Apakah bayinya kelak akan
lahir dengan HIV juga, apakah klien akan diberi pengobatan segera dan
apakah efek samping untuk janin nya.
19
20
- Trombosit :
129x10ꝰ /L
- Gol. Darah : B+
2. DS : Banyak stressor Perilaku kesehatan
- Klien mengatakan dan dukungan cenderung beresiko
hasil tersebut bukan social tidak
hasil pemeriksaan adekuat
yang dilakukan nya
- Klien mengatakan
tidak ada keluhan
pada kehamilan saat
ini
- Klien mengatakan
suami kedua belum
pernah cek HIV
DO :
- Klien belum
melakukan tindakan
/ pengobatan apapun
- Klien masih
menyangkal hasil
pemeriksaan HIV
tersebut.
- Suami klien tidak
menemani klien
berobat
- G3A1P1
- HIV Positif
- Stadium HIV :
stadium klinis 1
- TD : 110/80 mmHg
- HR : 105x/menit
21
- Suhu : 36,5℃
36,5℃
- RR : 20x/menit
- BB : 59 kg
- HPHT : 15 minggu
yll
- Hb : 11,9 g/dl
- MCV : 82 fL
- Leukosit :
4,1x10ꝰ /L
- Trombosit :
129x10ꝰ /L
Gol. Darah : B+
3. DS : Keterbatasan Defisiensi
- Klien bertanya kognitif pengetahuan
apakah penyakitnya
bisa menyebabkan
keguguran
- Klien mengatakan
apakah klien akan
diberi obat segera
- Klien mengatakan
apakah ada efek
samping untuk janin
nya
DO :
- Klien tampak cemas
- HR : 105x/menit
- Klien banyak
bertanya tentang
penyakitnya dan
efek ke janin nya
22
23
Kolaboratif : Kolaboratif :
1. Beri obat-obatan 1. Memberi obat-
sesuai indikasi dan obatan sesuai
anjuran dokter indikasi dan anjuran
2. Anjurkan klien untuk dokter
kosultasi dengan ahli 2. Menganjurkan klien
gizi terkait diet klien untuk konsultasi
dengan ahli gizi
terkait diet klien
Perilaku - Mengungkapkan 1. Evaluasi kemampuan 1. Mengevaluasi
kesehatan kenyataan dan klien untuk kemampuan klien
24
25
Kolaboratif : Kolaboratif :
1. Kolaborasi dengan 1. Berkolaborasi
dokter dalam pemberian dengan dokter dalam
obat ARV pemberian obat ARV
26
27
sering
7. Laporkan bila ada
perubahan dalam
pernapasan, sakit kepala,
leher kaku, dan aktivitas
kejang
8. Laporkan bila ada nyeri
uluhati, disfagia, nyeri
menelan, peningkatan kram
28
29
berhubungan seksual
dengan suami
3 Defisiensi pengetahuan S:
behubungan dengan Klien bertanya apakah
keterbatasan kognitif penyakitnya bisa menyebabkan
keguguran dan apa efek
samping dari obat
O:
30
Kolaboratif :
1. Berkolaborasi dengan
dokter dalam pemberian
obat ARV
31
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
HIV atau Human Immunodeficiency virus adalah virus yang menyerang sel
darah putih (limfosit) didalam tubuh manusia. Limfosit berfungsi
membantu melawan bibit penyakit yang masuk kedalam tubuh dan
menyebabkan AIDS.
B. Saran
Penjelasan rinci tentang pentingnya kepatuhan minum obat dan akibat dari
kelalaian perlu dilakukan. Kemungkinan efek samping perlu pula dijelaskan
dijelas kan
didepan. Mendidik keluarga atau teman juga akan bermanfaat. Proses
pemberian informasi, konseling, Pendidikan kesehatan dan dukungan
kepatuhan harus dilakukan dengan baik oleh petugas (konselor atau
pendukung sebaya atau ODHA) yang betul-betul memahami kehidupan
ODHA.
32
DAFTAR PUSTAKA
Elisanti, Alinea Dwi. 2018. HIV-AIDS, Ibu Hamil dan Pencegahan Pada Janin.
Yogyakarta : Deepublish Publisher
Maryunani, Anik & Sari, Eka Puspita. 2013. Asuhan Kegawatdaruratan Maternal
dan Neonatal. Jakarta : TIM
33