You are on page 1of 16

KONSEP PENDIDIKAN KESEHATAN

Oleh :

Milda Aulia (14.401.19.037)

Moh Nur Fiqih Bagas Saputra (14.401.19.038)

Mohamad Rizal Fahmi (14.401.19.039)

Muhammad Rifki Cahyono (14.401.19.040)

Nadia Azkal Uyun (14.401.19.041)

Nadia Yuliandra (14.401.19.042)

Naidatul Khairiyah (14.401.19.043)

Nanda Riski Putri Amalia (14.401.19.044 )


AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

KRIKILAN-GLENMORE-BANYUWANGI

2020

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan hidayah kepada
kami, sehingga kami dapat menyelsaikan makalah yang berjudul “Konsep Komunitas Pada
Kelompok Khusus”.

Makalah ini kami buat bertujuan untuk menjelaskan tentang Konsep Komunitas Pada
Kelompok Khusus. Dengan adanya makalah ini harapkan mahasiswa lain dapat memahami
Konsep Komunitas Pada Kelompok Khusus dengan baik.

Dalam proses pembuatan makalah ini, banyak pihak yang telah membantu dan mendukung
untuk menyelesaikannya. Untuk itu pada kesempatan ini tidak lupa kami menyampaikan terima
kasih kepada: Ibu Riski Y. P. S.Kep., Ns., M.Kes selaku dosen mata kuliah Keperawatan
Komunitas Akademi Kesehatan Rustida.

Makalah ini kami buat dengan semaksimal mungkin, walaupun kami menyadari masih
banyak kekurangan yang harus kami perbaiki. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran atau
kritik dan yang sifatnya membangun demi tercapainya suatu kesempurnaan makalah ini. Kami
berharap makalah ini dapat berguna bagi pembaca maupun kami.

Genteng, 14 April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...................................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................................1
C. TUJUAN.........................................................................................................................................2
BAB II.........................................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................................................3
A. DEFINISI PENDIDIKAN KESEHATAN...................................................................................3
B. SASARAN PENDIDIKAN KESEHATAN..................................................................................3
C. TUJUAN PENDIDIKAN KESEHATAN.....................................................................................4
D. RUANG LINGKUP PENDIDIKAN KESEHATAN...................................................................6
E. METODE PENDIDIKAN KESEHATAN...................................................................................7
F. MEDIA PENDIDIKAN KESEHATAN.......................................................................................8
G. LANGKAH-LANGKAH PENYULUHAN KESEHATAN...........................................................9
BAB III......................................................................................................................................................11
PENUTUP.................................................................................................................................................11
A. KESIMPULAN............................................................................................................................11
B. SARAN.........................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Berbicara kesehatan masyarakat tidak terlepas dari dua tokoh meteologi Yunani
yaitu Asclepius dan Higeia. Berdasarkan cerita mitos Yunani tersebut Asclepius
disebutkan sebagai seorang dokter pertama yang tampan dan pandai meskipun tidak
disebutkan sekolah atau pendidikan apa yang telah ditempuhnya, tetapi diceritakan
bahwa ia telah mengobati penyakit dan bahkan melakukan bedah berdasarkan prosedur-
prosedur tertentu dengan baik.
Menurut Winslow (1920) bahwa Kesehatan Masyarakat adalah ilmu dan seni :
mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatanm melalui
“Usaha-usaha Pengorganisasian masyarakat” untuk :
1. Perbaikan sanitasi lingkungan
2. Pemberantasan penyakit-penyakit manular
3. Pendidikan untuk kebersihan perorangan
4. Pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini
dan pengobatan
5. Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan
hidup yang layak dalam memelihara kesehatannya
Menurut Ikatan Dokter Amerika (1948) Kesehatan Masyarakat adlah ilmu dan
seni memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan msyarakat melalui usaha-
usaha pengorganisasian masyarakat.
Dari batasan kedua diatas, dapat disimpulkan bahwa kesehatan masyarakat itu
meluas dari hanya berurusan sanitasi, teknik sanitasi, ilmu kedokteran kuratif, ilmu
kedokteran pencegahan sampai dengan ilmu sosial, dan itulah cakupan ilmu kesehatan
masyarakat. Untuk itu perlu adanya pendidikan kesehatan agar kesehatan masyarakat
dapat lebih ditingkatkan dan dilaksanakan oleh masyarakat.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari pendidikan kesehatan ?
2. Apa tujuan dari pendidikan kesehatan ?
3. Jelaskan sasaran dari pendidikan kesehatan !
4. Bagaimana ruang lingkup dari pendidikan kesehatan ?
5. Bagaimana metode pendidikan kesehatan ?
6. Apa saja media dari pendidikan kesehatan ?
7. Bagaimana langkah-langkah penyuluhan kesehatan bagi masyarakat ?

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu memahami dan mengetahui konsep pendidikan kesehatan
2. Tujuan Khusus
a) Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami pengertian dari pendidikan
kesehatan
b) Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tujuan dari pendidikan kesehatan
c) Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami sasaran dari pendidikan kesehatan
d) Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami ruang lingkup dari pendidikan
kesehatan
e) Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami metode pendidikan kesehatan
f) Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami media dari pendidikan kesehatan
g) Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami langkah-langkah penyuluhan
kesehatan bagi masyarakat

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI PENDIDIKAN KESEHATAN


Pendidikan kesehatan adalah proses membuat orang mampu meningkatkan
kontrol dam memperbaiki kesehatan individu. Kesempatan yang direncanakan untuk
individu, kelompok atau masyarakat agar belajar tentang kesehatan dan melakukan
perubahan-perubahan secara suka rela dalam tingkah laku individu (Entjang, 1991)
Pengertian pendidikan kesehatan merupakan sejumlah pengalaman yang
berpengaruh menguntungkan secara kebiasaan, sikap dan pengetahuan ada hubungannya
dengan kesehatan perseorangan, masyarakat, dan bangsa. Kesemuanya ini, dipersiapkan
dalam rangka mempermudah diterimanya secara suka rela perilaku yang akan
meninhkatkan dna memelihara kesehatan.Menurut Wood dikutip dari Effendi (1997)
Unsur program ksehatan dan kedoktern yang didalamnya terkandung rencana
untuk merubah perilaku perseorangan dan masyarakat dengan tujuan untuk membantu
tercapainya program pengobatan, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan. Menurut Stewart dikutip dari Effendi (1997) Pendidikan kesehatan adalah
proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan. Sedang dalam keperawatan, pendidikan kesehatan merupakan
satu bentuk intervensi keperawatan yang mandiri untuk membantu klien baik individu,
kelompok, maupun masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan
pembelajaran, yang didalamnya perawat berperan sebagai perawat pendidik. Menurut
(Notoatmodjo. S, 2003: 20)

B. SASARAN PENDIDIKAN KESEHATAN


1. Sasaran Primer ( Primary Target)
Masyarakat menjadi sasaran langsung pendidikan kesehatan dengan strategi
pemberdayaan masyarakat (impowerment). Sesuai dengan permasalahan kesehatan,
maka sasaran ini dibagi menjadi, kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum,

3
ibu hamil dan menyusui untuk masalah KIA (kesehatan ibu dan anak), anak sekolah
untuk kesehatan remaja dan sebagainya.

2. Sasaran Sekunder (Secondary Target)


Para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat dan sebagainya. Disebut sasaran
sekunder, karena dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada kelompok ini
akan memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat sekitarnya dengan
menggunakan strategi dukungan sosial.
3. Sasaran Tersier ( Tertiary Target)
Para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah
adalah sasaran tertier pendidikan kesehatan. Dengan menggunakan strategi advokasi
(advocacy) (Notoadmodjo, 2003).

C. TUJUAN PENDIDIKAN KESEHATAN


Tujuan utama pendidikan kesehatan adalah agar orang mampu menerapkan
masalah dan kebutuhan mereka sendiri, mampu memahami apa yg dapat mereka lakukan
terhadap masalahnya, dengan sumber daya yg ada pada mereka ditambah dengan
dukungan dari luar, dan mampu memutuskan kegiatan yg tepat guna untuk meningkatkan
taraf hidup sehat dan kesejahteraan masyarakat (Mubarak, 2009).
Menurut Undang-undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 dan WHO, tujuan
pendidikan kesehatan adalah meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara
dan meningkatkan derajat kesehatan; baik secara fisik, mental dan sosialnya, sehingga
produktif secara ekonomi maupun social, pendidikan kesehatan disemua program
kesehatan; baik pemberantasan penyakit menular, sanitasi lingkungan, gizi masyarakat,
pelayanan kesehatan, maupun program kesehatan lainnya (Mubarak, 2009). Menurut
Benyamin Bloom (1908) tujuan pendidikan adalah mengembangkan atau meningkatkan 3
domain perilaku yaitu kognitif (cognitive domain), afektif (affective domain), dan
psikomotor (psychomotor domain). (Notoatmodjo, 2003: 127) Menurut Notoatmodjo
(2007: 139) dalam perkembangannya, teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran
hasil pendidikan kesehatan, yakni:
1. Pengetahuan (knowledge)

4
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang (overt behaviour). Pengetahuan yang tercakup dalam
domain kognitif mempunyai 6 tingkatan:
a) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya.
b) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi
tersebut secara benar.
c) Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
d) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek
ke dalam komponen – komponen, tetapi masih didalam struktur organisasi dan
masih ada kaitannya satu sama lain.
e) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian – bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
f) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau obyek.
2. Sikap (attitude) Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek. Sikap terdiri dari berbagai tingkatan
yaitu:
a) Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan stimulus
yang diberikan (obyek).
b) Merespon (responding)

5
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas
yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
c) Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah
adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
d) Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala
resiko merupakan sikap yang paling tinggi.
3. Praktik atau tindakan (practice) Praktik ini mempunyai beberapa tingkatan:
a) Persepsi (perception)
Mengenal dan memilih berbagai obyek sehubungan dengan tindakan yang akan
diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama.
b) Respon terpimpin (guided response)
Dapat dilakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan
contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat dua.
c) Mekanisme (mecanism)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara
otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai
praktik tingkat tiga.
d) Adopsi (adoption)
Adopsi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan
baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasikannya tanpa mengurangi
kebenaran tindakan tersebut.

D. RUANG LINGKUP PENDIDIKAN KESEHATAN


Menurut ( Notoatmodjo. S, 2003: 27 ) ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat
dilihat dari berbagai dimensi, antara lain: dimensi aspek kesehatan, dimensi tatanan atau
tempat pelaksanaan pendidikan kesehatan,dan dimensi tingkat pelayanan kesehatan.
1. Aspek Kesehatan
Telah menjadi kesepakatan umum bahwa kesehatan masyarakat itu mencakup empat
aspek pokok yaitu:

6
a) Promosi ( promotif )
b) Pencegahan ( preventif )
c) Penyembuhan ( kuratif )
d) Pemulihan ( rehabilitatif )
2. Tempat Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan Menurut dimensi pelaksanaannya,
pendidikan kesehatan dapat dikelompokkan menjadi lima yaitu:
a) Pendidikan kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga)
b) Pendidikan kesehatan pada tatanan sekolah, dilakukan di sekolah dengan sasaran
murid.
c) Pendidikan kesehatan di tempat-tempat kerja dengan sasaran buruh atau
karyawan yang bersangkutan.
d) Pendidikan kesehatan di tempat-tempat umum, yang mencakup terminal bus,
stasiun, bandar udara, tempat-tempat olahraga, dan sebagainya.
e) Pendidikan kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan, seperti: rumah sakit,
Puskesmas, Poliklinik rumah bersalin, dan sebagainya.
3. Tingkat Pelayanan Kesehatan Dimensi tingkat pelayanan kesehatan pendidikan
kesehatan dapat dilakukan berdasarkan 5 tingkat pencegahan dari leavel and clark,
sebagai berikut;
a) Promosi kesehatan seperti peningkatan gizi, kebiasaan hidup dan perbaikan
sanitasi lingkungan.
b) Perlindungan khusus seperti adanya program imunisasi.
c) Diagnosis Dini dan Pengobatan Segera.
d) Pembatasan Cacat yaitu seperti kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat
tentang kesehatan dan penyakit seringkali mengakibatkan masyarakat tidak
melanjutkan pengobatannya sampai tuntas, sedang pengobatan yang tidak
sempurna dapat mengakibatkan orang yang ber sangkutan menjadi cacat.
e) Rehabilitasi (pemulihan).

E. METODE PENDIDIKAN KESEHATAN


Pendidik harus dapat memilih metode yang relevan dan sesuai dengan sasaran,
tempat, dan waktu yang berbeda. Pemberian pendidikan kesehatan pada sasaran yang

7
sama, tetapi waktu dan/atau tempat berbeda dalam pelaksanaannya memerlukan waktu
yang juga  berbeda. Demikian juga sebaliknya. Kecermatan pemilihan metode sangat
diperlukan dalam mencapai tujuan pendidikan kesehatan itu sendiri (Maulana, 2009).
Pada dasarnya metode pembelajaran dibagi menjadi dua yaitu metode didaktik
dan sokratik (Maulana, 2009).
1. Metode didaktik, dilakukan secara satu arah (one way method ). Tingkat
keberhasilan metode ini sulit dievaluasi karena peserta didik pasif dan hanya
pendidik yang aktif. Contoh : ceramah, film, leaflet, buklet, poster, dan siaran radio.
2. Metode sokratik, adalah metode dua arah (two way method ), sehingga peserta didik
dapat aktif dan kreatif. Contoh : diskusi kelompok, debat, panel, forum, buzzgroup,
seminar, bermain peran, sosiodrama, curah pendapat (brain storming ), demonstrasi,
studi kasus, lokakarya dan  penugasan perorangan.

F. MEDIA PENDIDIKAN KESEHATAN

Ada beberapa bentuk media penyuluhan antara lain (Notoadmojo, 2012)

1. Berdasarkan stimulasi indra


a) Alat bantu lihat (visual aid) yang berguna dalam membantu menstimulasi indra
penglihatan
b) Alat bantu dengar (audio aids) yaitu alat yang dapat membantu untuk
menstimulasi indra pendengar pada waktu penyampaian bahan
pendidikan/pengajaran
c) Alat bantu lihat-dengar (audio visual aids)
2. Berdasarkan pembuatannya dan penggunaannya
a) Alat peraga atau media yang rumit, seperti film, film strip, slide, dan sebagainya
yang memerlukan listrik dan proyektor
b) Alat peraga sederhana, yang mudah dibuat sendiri dengan bahan – bahan
setempat 20
3. Berdasarkan fungsinya sebagai penyalur media kesehatan
a) Media Cetak

8
1) Leaflet Merupakan bentuk penyampaian informasi kesehatan melalui
lembaran yang dilipat.
2) Booklet Booklet adalah suatu media untuk menyampaikan pesan-pesan
kesehatan dalam bentuk tulisan dan gambar.
3) Flyer (selembaran)
4) Flip chart (lembar balik) Media penyampaian pesan atau informasi kesehatan
dalam bentuk buku di mana tiap lembar berisi gambar peragaan dan lembaran
baliknya berisi kalimat sebagai pesan kesehatan yang berkaitan dengan
gambar.
b) Media Elektronik
1) Video dan film strip
2) Slide
3) Media Papan

G. LANGKAH-LANGKAH PENYULUHAN KESEHATAN

Dalam melakukan penyuluhan kesehatan, maka penyuluh yang baik harus melakukan
penyuluhan sesuai dengan langkah – langkah dalam penyuluhan kesehatan masyarakat
sebagai berikut (Maulana, 2009) :

1. Mengkaji kebutuhan kesehatan masyarakat.


2. Menetapkan masalah kesehatan masyarakat.
3. Memprioritaskan masalah yang terlebih dahulu ditangani melalui penyuluha
kesehatan masyarakat.
4. Menyusun perencanaan penyuluhan

a) Menetapkan tujuan
b) Penentuan sasaran
c) Menyusun materi / isi penyuluhan
d) Memilih metoda yang tepat
e) Menentukan jenis alat peraga yang akan digunakan
f) Penentuan kriteria evaluasi.

9
5. Pelaksanaan penyuluhan
6. Penilaian hasil penyuluhan
7. Tindak lanjut dari penyuluhan

10
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pendidikan kesehatan adalah proses membuat orang mampu meningkatkan
kontrol dam memperbaiki kesehatan individu. Kesempatan yang direncanakan untuk
individu, kelompok atau masyarakat agar belajar tentang kesehatan dan melakukan
perubahan-perubahan secara suka rela dalam tingkah laku individu. Sasaran pendidikan
kesehatan yaitu sasaran primer, sasaran sekunder dan sasaran tersier.
Tujuan utama pendidikan kesehatan adalah agar orang mampu menerapkan
masalah dan kebutuhan mereka sendiri, mampu memahami apa yg dapat mereka lakukan
terhadap masalahnya, dengan sumber daya yg ada pada mereka ditambah dengan
dukungan dari luar, dan mampu memutuskan kegiatan yg tepat guna untuk meningkatkan
taraf hidup sehat dan kesejahteraan masyarakat.
Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari berbagai dimensi, antara
lain: dimensi aspek kesehatan, dimensi tatanan atau tempat pelaksanaan pendidikan
kesehatan,dan dimensi tingkat pelayanan kesehatan.

B. SARAN
Saran yang dapat penulis sampaikan adalah bahwasanya pendidikan kesehatan
perlu ditetapkan dan diterapkan untuk masyarakat Indonesia. Dengan adanya pendidikan
kesehatan masyarakat Indonesia dapat bertindak sesuai dengan ketentuan dalam
kesehatan sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit-penyakit yang membahayakan
diri sendiri. Pendidikan kesehatan juga baik adanya untuk membantu masyarakat
Indonesia terlepas dari berbagai serangan penyakit serta terhindar dari pencegahan yang
membahayakan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Notoatmojo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : RINEKA CIPTA

Setiawati, Dermawan. 2008. Proses Pembelajaran Dalam Pendidikan Kesehatan . Jakarta :


TRANS INFO MEDIA

Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Maulana, Heri. 2009 . Promosi Kesehatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

12

You might also like