You are on page 1of 10

FILSAFAT PENDIDIKAN SEBAGAI SISTEM DAN SUBSTANSI

Disusun untuk memenuhi Tugas mata kuliah Filasafat Pendidikan pada jurusan Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan

Dosen Pengampu : Drs. Daitin Tarigan, M.Pd

Disusun oleh

Putri Titin Sianturi 7213141027

Maharani Syahputri 7213341013

Atika Atayarisah Lubis 7213141032

Fransiska Adelia Sinulingga 7213341004

Diana Puspitasari 7213141012

Nabila Rizki Ramadhani 7213141029

Fitry Ulinda Tinambunan 7213341014

Fera Daniaty Nababan 7213141019

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kita panjatkan Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkatnya yang telah diberikannya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dan dapat
berjalan dengan lancar sesuai dengan apa yg telah diinginkan.

Tujuan atau maksud penulis dalam membuat makalah ini yaitu untuk memenuhi
tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan dan juga akan menjelasakan bagimana Filsafat
Pendidikan Sebagai Sistem Dan Substansi yang telah berjalan dalam kajian Ilmu pendidikan.

Maka dengan hal itu berhasilnya pembuatan makalah ini pun tidak terlepas dari
bantuan dan dorongan atau pun didikan yang ditelah diberikan kepada kami sehingga kami
mengucapkan terimakasih yang sangat banyak kepada Bapak Drs. Daitin Tarigan, M.Pd
selaku dosen pengampu kami dan juga kami mengucapkan banyak terimakasih kepada teman
dan orangtua yang selalu memberikan support dan dorongan kepada kami dalam
mengerjakan tugas makalah tersebut.

Maka dengan demikian penulis berharap makalah ini dapat membantu membaca
dalam memahami dala m kajian landasan dan asas dalam pendidikan yang lebih mendalam
yang telah kami lakukan ini . semoga sangat bermanfaat kepada kita dan semoga memberikan
Pengetahuan yang banyak kepada kita dalam memahaminya.

Penulis pun menyadari begitu banyak kekurangan dari makalah ini sehingga kami
pun sangat berharap mendapatkan kritik dan saran terhadap pembaca agar kedepannya kami
agar kami dapat mengerjakannya dengan lebih baik lagi .

Medan, Agustus 2021

Kelompok 1

2
DAFTAR ISI

Halaman Sampul...........................................................................................................................1

Kata Pengantar..............................................................................................................................2

Daftar Isi.......................................................................................................................................3

BAB I Pendahuluan

1. Latar Belakang............................................................................................................4
2. Rumusan Masalah.......................................................................................................4
3. Tujuan Penulisan.........................................................................................................4

BAB II Pembahasan

1. Filsafat Pendidikan Sebagai Sistem..................................................................................5


2. Substansi Filsafat Pendidikan...........................................................................................6
3. Hubungan Filsafat dengan Filsafat Pendidikan.................................................................7

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan.................................................................................................................9
2. Saran............................................................................................................................9

Daftar Pustaka...............................................................................................................................10

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada dasarnya manusia sebagai makhluk hidup berpikir dan selalu berusaha untuk
mengetahui segala sesuatu, tidak mau menerima begitu saja apa adanya sesuatu itu, selalu
ingin tahu apa yang ada dibalik yang dilihat dan diamati. Segala sesuatu yang dilihatnya,
dialaminya, dan gejala yang terjadi di lingkungannya selalu dipertanyakan dan dianalisis atau
dikaji . Ada tiga hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat yaitu keheranan, kesangsian,
dan kesadaran atas keterbatasan. Berfilsafat kerap kali didorong untuk mengetahui apa yang
telah tahu dan apa yang belum tahu, berfilsafat berarti berendah hati bahwa tidak semuanya
akan pernah diketahui dalam kemestaan yang seakan tak terbatas.

Filsafat memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Setidaknya ada
tiga peran utama yang dimiliki yaitu sebagai pendobrak, pembebas, dan pembimbing (Jan
Hendrik Rapar dalam Diktat Filsafat Pendidikan). Pendidikan adalah upaya mengembangkan
potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun
karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya.
Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan
pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis, harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan
hidup kemanusiaan. Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai
masalah-masalah pendidikan.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Filsafat Pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu Sistem?


2. Bagaimana Substansi dalam Filsafat Pendidikan?
3. Bagaimana Hubungan Filsafat dengan Filsafat Pedidikan?
C. Tujuan Penulisan

1) Menjelaskan Filsafat Pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu Sistem


2) Menjelaskan Substansi dalam Filsafat Pendidikan
3) Menjelaskan Hubungan Filsafat dengan Filsafat Pedidikan

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Filsafat Pendidikan Sebagai Sistem

Kata “Filsafat” Berasal dari bahasa Yunani,yaitu Philospfia. kata philosofia ini dalam
bahasa Arab disebut falsafah,dalam bahasa Inggris disebut Philosophy, dan dalam bahasa
indonesia disebut filsafat. Philosopia sendiri terbentuk dari dua kata, yaitu philo yang artinya
cinta dan shopia yang berarti kebijaksanaan. Lantas, apa yang dimaksud “ cinta
kebijaksanaan” ? “cinta” mempunyai luas. Cinta bisa berarti ingin, atau bisa pula berarti cita-
cita atau keinginan. Orang yang memiliki cinta atau keinginan akan berusaha meraih yang
dicinta. Sedangkan kata “ kebijaksanaa” memiliki arti yang lebih luas. Dalam KBBI, kata
“kebijaksanaan” memiliki beberapa pengertian, yaitu selalu menggunakan akal budi
(pengalaman dan pengetahuannya) arif, cakap, cermat, pandai, dan hati-hati. Dari beberapa
pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahasa kebijaksanaan adalah pengetahuan dan
kepandaian yang mendalam. Jadi, secara sederhana, “ cinta kebijaksanaan” atau filsafat
dapat dipahami sebagai keinginan untuk mengetahui sesuatu secara mendalam.

Sistem filsafat pendidikan adalah Kata sistem barasal dari bahasa Yunani
yaitu systema yang berarti “cara, strategi”. Dalam bahasa Inggris system berarti “system,
susunan, jaringan, cara”. System juga diartikan “suatu strategi, cara berpikir atau model
berpikir”. Defenisi tersebut tidak berbeda seperti apa yang dikemukakan oleh para ahli salah
satu nya adalah Zahara Idris yang mengatakanbahwa system adalah suatu kesatuan yang
terdiri atas komponen-komponen atau element-element, atau unsur-unsur sebagai sumber-
sumber yang mempunyai hubungan fungsional yang teratur untuk mencapai suatu
hasil.SedangkanPendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan
sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui
pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan dapat terjadi di bawah bimbingan orang
lain ataupun secara otodidak atau belajar sendiri.

Filsafat pendidikan dan sistem memiliki hubungan yang erat. Filsafat membantu
memecahkan masalah-masalah yang timbul dalam pendidikan. Hal itu disebabkan karena
tidak semua masalah pendidikan bisa dipecahkan dengan menggunakan metode ilmiah
semata. Banyak di antara masalah-masalah pendidikan tersebut yang merupakan pertanyaan-
pertanyaan filosofis, yang memerlukan pendekatan filosofis pula dalam pemecahannya.
problem pendidikan tersebut memerlukan usaha-usah pemikiran yang mendalam dan
sistematis, atau analisa filsafat.

  Filsafat pendidikan dapat diisusun dengan berpangkal kepada pendekatan tertentu dari
pada pendidikan itu sendiri. Misalnya berdasarkan suatu defenis yaitu,pendidikan ialah upaya
untuk membantu peserta didik agar mereka mampu mengerjakan tugas kehidupan secara
mandiri.Maka pendidikan adalah memberi kebebasan kepada seseorang untuk
mengembangkan dirinya sendiri sesuai dengan potensi yang dimiliki dalam ngerjakan tugas
dan kewajiban dalam kehidupan secara bebas tanpa paksaan orang lain namun tetap
terorganisir dan bertanggung jawab dengan apa yang dilakukan.Konsep ini  memunculkan

5
pandangan bahwa yang membangun pengetahuan dan pengalaman pada diri seseorang adalah
orang itu sendiri, dengan demikian timbullah  teori yang memberi kesempatan pada individu
untuk membangunpengalamannya sendiri.

B. Substansi Filsafat Pendidikan

Dalam dunia pendidikan, filsafat pendidikan adalah bagian dari fundasi-fundasi


pendidikan, yang berarti bahwa filsafat pendidikan perlu mengetengahkan konsep-konsep
dasar pendidikan. Di Indonesia sendiri Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dan
undang-undang pendidikan merupakan dasar atau landasan utama terhadap pelaksanaan
pendidikan. Hal ini yang menjadikan Pancasila, atau khususnya Filsafat Pancasila
mempunyai kedudukan sentral dalam wawasan kependidikan, dan nilai-nilai serta norma-
norma Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 itu melingkupi pendidikan secara
keseluruhan, baik itu mengenai teori maupun mengenai praktek.

Roh dan Jiwa Undang-Undang Dasar 1945 harus mendasari landasan praktis dan praktik
pendidikan. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 telah dijelaskan nyata arah dan
tujuan pendidikan yakni : untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Harapan ini didukung oleh
batang tubuh dan pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa
pemerintah akan melaksanakan pendidikan bermutu bagi setiap warga negara dan setiap
warga negara berhak mendapatkan pendidikan minimal sampai pada tingkat pendidikan
dasar. Tujuan pendidikan semakin diperjelas dan dipertegas substansi dan arahnyayakni
menjadikan manusia yang cerdas, berbudi luhur berakhlak mulia dan lainnya.

Menurut Zanty Arbi (1988) filsafat pendidikan adalah sebagai berikut:

1. Menginspirasikan

Menginspirasikan adalah member inspirasi pada para pendidik untuk melaksanakan ide
tertentu dalam pendidikan. Melalui filsafat tentang pendidikan, filosof memaparkan idenya
bagaimana pendidikan itu, kemana diarahakan pendidikan itu, siapa saja yang patut
menerima pendidikan, dan bagaimana cara pendidik serta peran pendidik.

2. Menganalisis

Menganalisis adalah memeriksa dengan teliti bagian-bagian pendidikan agar dapat


diketahui secara jelas validitasnya. Hal ini perlu dilakukan agar penyusunan konsep
pendidikan secara utuh tidak terjadi tumpang tindih, serta arah yang simpang siur. Dengan
demikian ide-ide yang kompleks bisa dijernihkan terlebih dahulu, tujuan pendidikan yang
jelas, dan alat-alatnya juga dapat ditentukan dengan cepat.

6
3. Mendeskriptifkan

Mendeskriptifkan adalah upaya menjelaskan atau memberi pengarahan kepada pendidik


melalui filsafat pendidikan. Yang dijelaskan bisa berupa hakikat manusia bila dibandingkan
dengan makhluk lain, aspek-aspek peserta didik yang patut dikembangkan, proses
perkembangan itu sendiri, batas-batas bantuan yang bisa diberikan kepada proses
perkembangan itu sendiri, batas-batas keterlibatan pendidik, arah pendidikan yang jelas,
target-target pendidikan bila dipandang perlu, perbedaan arah pendidikan bila diperlukan
sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minat anak-anak.

4. Menginvestigasi

Mengivestigasi adalah untuk memeriksa atau meneliti kebenaran suatu teori pendidikan.
Pendidikan tidak dibenarkan mengambil begitu saja suatu konsep atau teori pendidikan untuk
dipraktikkan dilapangan. Pendidik seharusnya mencari sendiri konsep-konsep pendidikan
dilapangan atau melalui penelitian-penelitan. Untuk sementara filsafat pendidikan bisa
dipakai latar pengetahuan saja. Selanjutnya setelah pendidik berhasil menemukan konsep,
barulah filsafat pendidikan dimanfaatkan untuk mengevaluasi, atau sebagai pembanding,
untuk kemungkinan sebagai bahan merevisi, agar konsep pendidikan itu menjadi lebih
mantap.

C. Hubungan Filsafat dengan Filsafat Pendidikan

Filsafat dalam pengertian secara umun merupakan suatu kebijaksanaan hidup manusia
untuk memberikan suatu pandangan hidup yang menyeluruh bedasarkan refleksi atas
pengalaman hidup maupun ilmiah. Bersfilsafat berarti berusaha untuk memdapatkan
kejelasan dari berbagai masalah yang tengah dihadap manusia, maka dari itu diperlukan ilmu
pengetahuan yang luas untuk menjawab pertanyaan tentang kenyataan di dunia. Manusia
memiliki pikiran untuk memecahkan problem-problem dalam mengembangkan proses dari
tidak tahu menjadi tahu, dari memiliki sifat primitif ke arah yang modern dan serta manusia
butuh filsafat dalam proses pendidikan.

Filsafat pendidikan adalah ilmu pendidikan yang bedasarkan atas filsafat yang
dijadikan pandangan dalam menghadapi permasalahn manusia. Artinya, semua ilmu
pengetahuan dan semua pendidikan berpegangan pada filsafat. Manusia berhubungan dengan
filsafat dalam proses pedidikan karena manusia harus mampu berfilsafat dalam dunia
pendidikan.
Filsafat juga sebagai ibu agung dari berbagai ilmu pengetahuan, jika di ibaratkan seperri
hubungan ibu dan anaknya, maka filsafat sebagai ibunya dan pendidikan sebagai anaknya.
Artinya, semua ilmu pengetahuan, semua pendidikan berpegangan pada filsafat. Sebelum
pendidikan dan ilmu pengetahuan berkembang pesat, filsafat lah yang menjadi pandangan
utama manusia, karena filsafat sudah ada jauh sebelum ilmu pengetahuan dan pendidikan.

Landasan berpikir filsafat adalah untuk mencari hakikat kebenaran sesuatu yang
sesungguhnya, baik dalam logika (kebenaran berpikir), etika (berperilaku), maupun

7
metafisika (hakikat keaslian). Filsafat memiliki beberapa ciri-ciri tertentu yaitu: radikal,
universal, konseptual, koheren dan konsisten, Sistematik, komprehensif, dan bertanggung
jawab. Filsafat secara garis besar dapat dibagi kedalam dua kelompok, yakni filsafat
sistematis dan sejarah filsafat. Filsafat sistematis bertujuan dalam pembentukan landasan
pemikiran. Didalamnya meliputi logika, metodelogi, epistimologi, filsafat ilmu, etika,
estetika metafisika, teologi, filsafat manusia dan kelompok filsafat khusus. Adapun sejarah
filsafat merupakan bagian yang berusaha meninjau pemikiran filsafat sepanjang masa.

Hubungan Fungsional antara filsafat dan filsafat pendidikan adalah sebagai berikut.

Yaitu mengarahkan agar teori-teori dengan pandangan filsafat pendidikan yang telah
dikembangkan tersebut bisa diterapkan dalam praktik kependidikan sesuai dengan kenyataan
dan kebutuhan hidup yang juga berkembang dalam masyarakat. Filsafat pendidikan, juga
mempunyai fungsi untuk memberikan petunjuk dan arah dalam pengembangan teori-teori
pendidikan menjadi ilmu pendidikan atau pedagogik ( strategi pembelajaran ).
Di samping hubungan fungsional tersebut, antara filsafat dan teori pendidikan, juga terdapat
hubungan yang bersifat suplementer, sebagaimana dikemukakan oleh Ali Saefullah dalam
bukunya antara Filsafat dan pendidikan, sebagai berikut:

1. Kegiatan merumuskan dasar-dasar, dan tujuan-tujuan pendidikan, konsep tentang sifat


hakikat manusia, serta konsepsi hakikat dan segi-segi pendidikan serta ini moral
pendidikannya.

2. Kegiatan merumuskan sistem atau teori pendidikan yang meliputi politik pendidikan,
kepemimpinan pendidikan atau organisasi pendidikan, metodologi pendidikan dan
pengajaran, termasuk pola-pola akulturasi dan peran pendidikan dalam pembangunan
masyarakat dan negara.

Definisi diatas merangkum dua cabang ilmu pendidikan, yaitu: filsafat pendidikan dan
sistem atau teori pendidikan dan hubungan antara keduanya adalah bahwa yang satu
suplemen terhadap yang lain dan keduanya diperlakukan oleh setiap guru sebagai pendidik
dan bukan hanya sebagai pengajar bidang studi tertentu.

Bruner dan Burns dalam bukunya Problems in EducationandPhilosophy mengatakan


secara tegas bahwa tujuan pendidikan adalah tujuan filsafat, yaitu untuk membimbing kearah
kebijaksanaan. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah realisasi dari ide-
ide filsafat, filsafat memberi asas kepastian bagi peranan pendidikan sebagai wadah
pembinaan manusia yang telah melahirkan ilmu pendidikan, lembaga pendidikan dan
aktivitas pendidikan.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Filsafat adalah kebenaran menyeluruh yang sering dipertentangkan dengan kebenaran


ilmu yang sifatnya relatif. Karena kebenaran ilmu hanya ditinjau dari segi yang bisa diamati
oleh manusia saja. Filsafat menjadi sumber dari segala kegiatan manusia atau mewarnai
semua aktivitas warga negara dari suatu bangsa.Pendidikan adalah usaha manusia untuk
menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun
rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada didalam lingkungan masyarakat dan lingkungan.
Ilmu pendidikan yaitu menyelidiki, merenungi tentang gejala-gejalan perbuatan mendidik.

Substansi Filsafat Pendidikan kedudukan dalam jajaran ilmu pengetahuan adalah


sebagai bagian dari fundasi- fundasi pendidikan. Berarti bahwa filsafat pendidikan perlu
menengahkan tentang konsep-konsep dasa pendidikan.Hubungan antara filsafat dan
pendidikan terkait dengan persoalan logika, yaitu: logika formal yang dibangun atas prinsif
koherensi, dan logika dialektis dibangun atas prinsip menerima dan membolehkan
kontradiksi. Hubungan interakif antara filsafat dan pendidikan berlangsung dalam lingkaran
kultural dan pada akhirnya menghasilkan apa yang disebut dengan filsafat pendidikan.Filsafat
pendidikan adalah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam sampai keakar-akarnya
mengenai pendidikan. Filsafat pendidikan dijabarkan dari filsafat, artinya filsafat Pendidikan
tidak bolah bertentangan dengan filsafat

B. Saran

Saran yang dapat diberikan adalah mengaharapkan Pembaca memahami dan


mengaplikasikan proses Pada Filsafat pendidikan sebagai suatu sistem dan guna sebagai
Pengembangan dan Pengetahuan agar sumber daya manusia di negara kita ini menjadi unggul
dan berkualitas dalam proses pengembangan dunia pendidikan yang lebih baik. Serta dari
pemaparan ini dapat menumbuhkan kesadaran dari cara berfikir yang kritis dan memilki
perilku yang mendasri moral dan nilai dalam pacasila sengai fondsai di negara indonesia ini.

9
DAFTAR PUSTAKA

Suriasumantri, S. Jujun. 1996. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Jakarta, Pustaka


Sinar   Harapan

Purba, Edward. 2016. Filsafat Pendidikan. Medan : Unimed Press

Yusnadi. 2019. Filsafat Pendidikan. Jakarta : Halamanmoeka

10

You might also like