You are on page 1of 5

Saat Buah Hati Tak Kunjung Hadir

muslimah.or.id/210-saat-buah-hati-tak-kunjung-hadir.html

Redaksi Muslimah.Or.Id April 10, 2009

Penyusun: Ummu Nafisah


Muroja’ah:Ustadz Jamaluddin, Lc.

Rindang, sebut saja demikian. Wanita yang kini sedang dalam masa penantian yang
amat panjang. Manisnya masa-masa awal pernikahan telah ia rasakan, tinggal satu
pelengkap kebahagiaan yang belum didapatkannya, yaitu kehadiran sang buah hati.
Bulan demi bulan, tahun demi tahun ia dan suaminya jalani. Hingga usia pernikahannya
memasuki tahun ke-10, Allah belum juga menganugerahkan buah hati pada mereka
berdua. Berbagai upaya telah mereka tempuh, namun apa daya, Sang Penguasa Takdir
belum berkenan mengabulkan keinginan mereka.

Satu Bentuk Cobaan

Mungkin masih banyak pasangan suami istri lain yang bernasib serupa seperti Rindang
dan suaminya. Bertahun-tahun berkeluarga, namun belum juga dikaruniai momongan.
Sangatlah wajar jika manusia senantiasa menyenangi hal-hal yang indah di dunia ini.
Karena sudah menjadi tabiat yang ditanamkan Allah kepada manusia bahwa manusia
akan cenderung mencintai harta, anak-anak, dan istri. Allah Ta’ala berfirman, yang
artinya,

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini,
yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan,
binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Inilah kesenangan hidup di dunia; dan di
sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (Qs. Ali-Imran: 14)

Saudariku muslimah, setiap insan di dunia ini tak akan terlepas dari ujian. Dalam surat Al-
Baqarah, Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya,

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira
kepada orang-orang yang sabar.” (Qs. Al-Baqarah: 155)

Belum mendapatkan momongan meskipun telah lama mengarungi bahtera rumah tangga
adalah salah satu bentuk dari berbagai macam bentuk ujian yang Allah berikan pada
manusia. Kebanyakan orang mengira, bahwa cobaan hanya datang dalam bentuk
kesulitan saja. Mereka tidak menyadari bahwa melimpahnya nikmat juga merupakan
ujian yang diberikan Allah. Sehingga banyak memang yang dapat melalui cobaan dan
bersabar ketika mendapatkan kesulitan namun sangat sedikit yang mampu melampaui
ujian berupa kenikmatan dunia, hal ini menjadikan manusia lalai saat kesenangan hidup
menyapa mereka. Dalam surat Al-Anbiya ayat 35, Allah Ta’ala berfirman yang artinya,

1/5
“…dan sungguh Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai
cobaan. Kepada Kami, kamu akan kembali.”

Juga firman Allah yang artinya,

“Adapun sebagian manusia apabila diberi ujian oleh Tuhannya yaitu diberi tempat yang
mulia dan diberi kenikmatan kepadanya, maka ia berkata, ‘Tuhanku telah memuliakan
aku’. Adapun apabila Tuhannya mengujinya dengan membatasi rezekinya, dia berkata,
‘Tuhanku telah menghinakan aku.'” (Qs. Al-Fajr: 15-16)

Bagimu wahai para orang tua yang belum dikarunia anak, bersabar adalah kunci dalam
masalah ini, karena sabar adalah salah satu jalan datangnya pertolongan Allah. Allah
Ta’ala berfirman, yang artinya:

“Wahai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar
dan shalat. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.” (Qs. Al-Baqarah:
153)

Hendaknya kita berbaik sangka terhadap takdir Allah. Yakinlah, bahwa segala sesuatu
yang telah menjadi keputusan Allah pasti mengandung banyak hikmah meskipun kita
tidak menyadarinya. Ingatlah saudariku, tinta takdir telah mengering. Setiap manusia
telah dituliskan tentang nasibnya lima puluh ribu tahun sebelum penciptaan langit dan
bumi. Rezekipun telah ditetapkan, manusia tidak akan meninggal sebelum jatah rizki
yang Allah tetapkan baginya habis.

Tidak Saling Menyalahkan

Sebagaimana makhluk hidup yang lain, manusia membutuhkan keturunan untuk


mewarisi dan meneruskan hidupnya. Itulah mengapa anak menjadi dambaan setiap
keluarga. Anak bagaikan permata dalam kehidupan mereka. Penyejuk mata ketika
keletihan menyapa, menjadi tempat berteduh ketika masa senja mulai tiba.

Sekian lama belum dikarunia anak, tentu akan membuat pasangan suami istri risau dan
gelisah. Dalam kasus seperti ini, istrilah yang biasanya merasakan beban paling berat.
Apalagi ada pandangan bahwa penyebab semua itu adalah dari pihak istri. Ia yang
mandul dan tidak bisa melahirkan keturunan. Padahal bukanlah seperti itu. Bukanlah
salah istri, karena setiap takdir Allah-lah yang telah menggariskannya. Lagipula, tidak
selalu istri yang menjadi penyebabnya, pihak suami sering pula menjadi sebab belum
dikaruniainya anak.

Oleh karena itu, tidak saling menyalahkan adalah jalan terbaik dalam menghadapi ujian
ini. Hendaknya pasangan suami dan istri yang belum dikaruniai buah hati saling
memberikan dukungan dan nasehat. Saling menasehati untuk bersabar atas takdir yang
diberikan Allah. Dengan sikap seperti ini, diharapkan suami dan istri dapat saling
menguatkan di tengah badai ujian Allah.

Jangan Lupa Berdoa dan Berusaha

2/5
Saat seorang mukmin menghadapi kesulitan dalam hidupnya, semestinya ia tidak
berpangku tangan begitu saja tanpa berusaha. Berikhtiarlah. Ambillah sebab-sebab yang
dapat menghilangkan kesulitan tersebut selama ikhtiar tersebut dibolehkan syari’at.
Seperti halnya mukjizat Nabi Musa, tidaklah Nabi Musa serta merta dapat membelah
lautan, melainkan ia harus mengayunkan tongkatnya terlebih dahulu. Atau seperti kisah
Maryam ketika mengandung Nabi ‘Isa, untuk mendapatkan makanan (kurma), Allah tidak
begitu saja menurunkan makanan tersebut dari langit, melainkan Maryam terlebih dahulu
harus menggoyang pohon kurma.

Pasangan suami dan istri yang belum dikaruniai anak dapat berikhtiar dengan banyak
cara, seperti berkonsultasi dengan para ahli, orang yang berpengalaman dalam masalah
ini, meminum obat-obatan dan ramuan-ramuan, mengkonsumsi makanan-makanan yang
dipercaya mampu meningkatkan kesuburan. Memperkaya pengetahuan tentang
bagaimana proses terjadinya pembuahan dan fungsi alat reproduksipun termasuk hal
yang tidak ada salahnya untuk dicoba.

Yang tidak boleh dilupa adalah doa, tidak selayaknya ditinggalkan. Seorang muslim tidak
sepantasnya menyandarkan pada sebab dan usaha, karena semua penentu adalah Allah
Sang Pencipta alam raya. Bukankah anak keturunan adalah bagian kecil dari alam raya?
Giatlah berdoa agar Allah memberikan anugerah-Nya berupa anak yang mampu
menyejukkan mata kita. Sebagaimana kisah Nabi Zakaria ‘alaihi salam yang di usia lanjut
belum juga mendapatkan keturunan, ia berdoa:

“Ia berkata, ‘Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah
ditumbuhi uban, dan permohonanku terhadapmu, ya Rabbi, belum pernah tak
terkabulkan. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap kerabatku sepeninggalku, sedang
isteriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang
putera. Yang akan mewarisi kenabianku dan mewarisi kenabian keluarga Ya’qub; dan
Jadikanlah ia, Ya Tuhanku, seorang yang diridhai.'” (Qs. Maryam: 4-6)

Satu lagi yang perlu diingat, wahai saudariku, termasuk di antara bentuk usaha adalah
dengan memperbanyak taubat dan beristighfar, sebagaimana firman Allah Ta’ala yang
artinya,

“…beristighfarlah kepada Rabb-mu. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun. (Jika kalian


beristighfar) niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat atas kalian, juga memberi
banyak harta dan anak keturunan…” (Qs. Nuh: 10-12)

Bersabar

Jika sudah gigih berdoa dan berikhtiar dengan berbagai cara namun belum juga
mendapatkan keturunan? Maka langkah selanjutnya adalah senantiasa bersabar atas
takdir Allah. Yakinlah bahwa Allah telah memilihkan yang terbaik untuk kita. Jangan lupa
berdoa seperti doa yang telah dituntunkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
kepada kita. Dalam sebuah hadits shahih diceritakan:

Diriwayatkan dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, dia mengatakan, “Aku pernah
mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

3/5
‘Tidak seorang hambapun yang tertimpa musibah lalu ia mengatakan,

‫ُﺼ ْﯿﺒَﺘِ ْﻲ َوأَ ْﺧﻠِ ْﻒ ﻟِ ْﻲ َﺧ ْﯿ ًﺮا ِﻣ ْﻨ َﻬﺎ‬


ِ ‫ُﻮ َن اﻟﻠﱡﻬ ﱠﻢ ْأ ُﺟ ْﺮﻧِ ْﻲ ِﻓ ْﻲ ﻣ‬ ِ ‫إِﻧﱠﺎ ِﱢﷲ َو إِﻧﱠﺎ إِﻟَْﯿ ِﻪ َر‬
ْ ‫اﺟﻌ‬

“Sesungguhnya kami milik Allah, dan sesungguhnya hanya kepada-Nya kami kembali.
Wahai Allah, berikanlah kami pahala dari musibah ini dan berilah ganti yang lebih baik
darinya.”

Kecuali Allah akan memberikan ganjaran pahala karena musibah yang menimpanya dan
memberikan ganti yang lebih baik.’

Ummu Salamah berkata, “Ketika Abu Salamah wafat, aku membacanya sebagaimana
yang diperintahkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka Allah memberikan
ganti yang lebih baik dari Abu Salamah, yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.”
(HR. Muslim)

Saudariku, engkau tidak sendirian. Nabi Ibrahim dan Nabi Zakaria pun bernasib serupa,
mereka dikaruniai keturunan oleh Allah ketika usia mereka telah lanjut. Juga Ummul
Mukminin, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, orang yang paling dicintai Rasulullah, bukankah
beliaupun tidak memiliki keturunan? Wahai muslimah, hendaknya kita mencontoh
kesabaran mereka.

Dengan doa dan kesabaran tersebut, semoga kita mampu bertawakal kepada Allah.
Selanjutnya dengan begitu, Allah berkenan menganugerahkan kepada kita kesabaran
dan rasa syukur. Kita mampu menjadi orang yang bersyukur ketika dikaruniai anak,
sementara ketika masih sulit mendapat anak, kita tetap bersabar dan tidak berprasangka
buruk kepada Maha Pencipta, termasuk juga ketika mendapatkan anak yang tidak sesuai
dengan harapan kita. Waallahu a’lam.

Maraji’:

1. Bekal Menanti Si Buah Hati, Yusuf bin Mukhtar As-Sidawi, Media Tarbiyah
2. Majalah Nikah Vol. 3 No. 11: Agar Buah Hati Tak Sekadar Bayangan

***

Artikel www.muslimah.or.id

Sahabat muslimah, yuk berdakwah bersama kami. Untuk informasi lebih lanjut silakan
klik disini. Jazakallahu khaira

🔍 Nasehat Rumah Tangga Dalam Islam, Bid Ah Artinya, Laknatullah Alaih Artinya,
Hasan Bin Ali, Istinsyaq, Doa Berkendaraan, Manfaat Puasa Suro, Hadits Tentang
Pemimpin, Siksa Bagi Orang Yang Meninggalkan Sholat, Kedudukan Niat Dalam
Beramal

4/5
Copyright 2022 Muslimah.Or.Id. All Rights Reserved.

5/5

You might also like