You are on page 1of 5

Nama: Pinkan Azahra (2105025028) Prodi: GIZI

Kelas: 1D Dosen: Sugeng Riadi

KEBUTUHAN ENERGI DAN ZAT GIZI BAGI REMAJA

PENDAHULUAN
Zat gizi adalah zat kimia yang dapat digunakan oleh organisme untuk mempertahankan
kegiatan metabolisme tubuhnya. Kegiatan metabolisme pada manusia dan hewan lainnya
termasuk penyediaan energi, pertumbuhan, pembaruan jaringan, dan reproduksi. Beberapa
bahan kimia yang berperan sebagai zat gizi adalah karbohidrat, protein, asam lemak,
vitamin dan mineral. Bahan kimia seperti serat makanan dan metabolit sekunder tanaman
merupakan bagian dari makanan tetapi tidak diklasifikasikan sebagai zat gizi.Tubuh
memerlukan energi sebagai sumber tenaga untuk segala aktivitas. Energi diperoleh dari
makanan sehari-hari yang terdiri dari berbagai zat gizi terutama karbohidrat dan lemak.
Energi yang dipergunakan untuk melakukan pekerjaan, dilepaskan dalam tubuh pada proses
pembakaran zat-zat makanan. Dengan mengukur jumlah energi yang dikeluarkan itu dapat
diketahui berapa banyak makanan yang diperlukan untuk menghasilkannya.

Kebutuhan energi seseorang adalah konsumsi energi dari makanan yang diperlukan
untuk menutupi pengeluaran energi seseorang bila ia mempunyai ukuran dan komposisi
tubuh dengan aktivitas yang sesuai dengan kesehatan jangka panjang dan yang
memungkinkan pemeliharaan aktivitas fisik yang dibutuhkan secara sosial dan ekonomi.
Sumber energi adalah bahan makanan sumber lemak, seperti lemak dan minyak, kacang-
kacangan dan biji-bijian. Selain itu bahan makanan sumber karbohidrat, seperti padi-padian,
umbi-umbian dan gula murni.Hasil kajian menunjukkan kisaran distribusi energi gizi makro
dari pola konsumsi penduduk Indonesia berdasarkan analisis data Riskesdas 2010 adalah 9-
14% energi protein, 24-36% energi lemak, dan 54-63% energi karbohidrat Yang belum
sebaik yang diharapkan, Yaitu 5-15% energi protein, 25-55% energi lemak, dan 40-60%
energi karbohidrat tergantung usia atau tahap tumbuh kembang.

Remaja adalah kondisi peralihan dari masa anak–anak menuju dewasa. Pada masa ini
para remaja mengalami perubahan fisik seperti penambahan tinggi badan hingga 25 cm,
perubahan bentuk tubuh dan masa menstruasi, bagi remaja putri, daya tarik seksualitas
merupakan faktor yang kuat dan berpengaruh dalam kehidupannya. Pada masa remaja
banyak aktivitas yang dapat dilakukan,mereka mempunyai kegiatan untuk mengisi waktu
dari hari kehari sehingga menjadi suatu kebiasaan yang akhirnya membentuk pola kegiatan.
Cukup banyak masalah yang berdampak negative terhadap kesehatan dan gizi remaja.
PEMBAHASAN

1. Pengertian Energy, Zat Gizi, dan Remaja

Usia remaja (10-18 tahun) merupakan periode rentan gizi karena berbagai sebab.
Pertama, remaja memerlukan zat gizi yang lebih tinggi karena peningkatan pertumbuhan
fisik kognitif, dan psikososial. Kedua, perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan remaja
yang mempengaruhi baik asupan maupun kebutuhan gizinya. Ketiga, remaja yang memiliki
kebutuhan gizi khusus, yaitu remaja yang aktif dalam kegiatan olahraga, penderita penaykit
kronis, hamil, melakukan diet esktrim, pecandu narkoba dan alcohol.

Keadaan gizi seseorang merupakan gambaran makanan yang dikonsumsi dalam jangka
waktu yang cukup lama. Pada masa remaja, kebutuhan zat gizi yang tinggi diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan tubuh yang cepat. Jika kebutuhan
zat gizi tersebut tidak terpenuhi maka akan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan
perkembangan tubuh, bahkan dapat menyebabkan tubuh kekurangan gizi dan mudah
terkena penyakit dan sebaliknya.

Energi merupakan zat yang sangat esensial bagi manusia dalam menjalankan
metabolisme basal, melakukan aktivitas, pertumbuhan, dan pengaturan suhu. Kecepatan
pertumbuhan fisik pada masa remaja merupakan fase tercepat kedua setelah pertumbuhan
bayi, sehingga dibutuhkan asupan energi yang cukup pada remaja

Seiring dengan meningkatnya populasi remaja di indonesia, masalah gizi remaja perlu
mendapatkan perhatian khusus karena berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tubuh serta dampaknya pada masalah gizi dewasa. Status gizi seseorang
menunjukan seberapa besar kebutuhan fisiologis individu tersebut terpenuhi.
Keseimbangan antar gizi yang masuk dan gizi yang dibutuhkan untuk kesehatan optimal
adalah penting. Saat kebutuhan gizi seseorang tercukupi untuk menyokong kebutuhan
tubuh sehari-hari dan setiap peningkatan kebutuhan metabolisme, maka individu tersebut
akan mencapai status gizi yang optimal.

2. Faktor Yang Memicu Terjadinya Masalah Gizi Pada Remaja


a. Pola makan yang buruk
Kebiasaan pola makan buruk yang berpangkal pada kebiasaan makan
keluarga juga tidak baik sudah terbiasa sejak kecil akan terjadi pada usia
remaja. Mereka akan makan seadanya tanpa mengetahui kebutuhan zat
gizinya terhadap kesehatan mereka (Moehji,2017)
b. Pemahaman gizi yang kurang
Tubuh yang ramping/langsing sering menjadi idaman bagi para remaja
terutama pada remaja perempuan. Hal ini menjadi penyebab masalah,karena
untuk memelihara kelangsingan tubuh mereka sering kali mengurangi porsi
makan atau membatasi makanan secara keliru,sehingga kebutuhan gizi
mereka kurang terpenuhi. Tidak makan nasi adalah prinsip pemeliharaan gizi
yang keliru dan mendorong terjadinya gangguan gizi (Moehji,2017).
c. Suka berlebihan pada makanan tertentu
Semua orang pasti memiliki makanan kesukaan,namun suka pada makanan
tertentu secara berlebihan juga menyebabkan kebutuhan zat gizi tidak
terpenuhi. Misalnya,pada zaman sekarang ini anak remaja menyukai junk
food dan minuman bersoda yang berlebihan.

3. Anjuran Komposisi Zat Gizi Remaja


a. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energy utama bagi manusia karena
molekulnya menyediakan unsur karbon yang siap digunakan sel,yaitu
menyediakan 50-60% dari total energy yang dibutuhkan. Makanan sumber
karbohidrat adalah beras,jagung,terigu,singkong,umbi jalar,kentang,talas.
b. Protein
Kebutuhan protein pada remaja 0,85gram/kg BB/hari atau sekitar
59gram/hari untuk usia 16-18 tahun. Makanan sumber protein juga
dibedakan menjadi 2 yaitu protein hewani dan protein nabati. Protein hewani
juga banyak dalam daging,telur,ikan,keju,kerang,udang,susu. Adapun protein
nabati terdapat dalam kacang-kacangan,tahu,tempe.
c. Lemak
Kebutuhan lemak pada remaja sebaiknya tidak lebih dari 25% dari kebutuhan
energy. Sumber lemak berasal dari 2 sumber,yaitu hewan dan tanaman.
Sumber lemak hewani,yaitu susu,lemak sapi,dan minyak ikan. Setiap sumber
memiliki porsi yang berbeda dalam kandungan asam lemaknya.

4. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Status Gizi


Factor yang memengaruhi status gizi ada 2 yaitu: faktor langsung dan tidak langsung.
a. Faktor Langsung
1) Asupan Gizi
Pada masa remaja kebutuhan nutrizi/gizi perlu mendapat perhatian
lebih,kebutuhan nutrisi yang meningkat dikarenakan adanya peningkatan
pertumbuhan fisik dan perkembangan. Kebutuhan energy dan zat gizi pada
remaja ditunjukkan untuk deposisi jaringan tubuhnya. Total kebutuhan
energy dan zat gizi remaja juga lebih tinggi dibandingkan dengan rentan usia
sebelum dan sesudahnya.
2) Infeksi
Status gizi yang kurang dan infeksi terdapat interaksi bolak-balik. Infeksi
dapat menimbulkan gizi kurang melalui berbagai mekanismenya. Yang
penting adalah efek langsung dari infeksi sistemik pada katabolisme jaringan.
Walaupun hanya terhadap infeksi ringan sudah menimbulkan kehilangan
nitrogen.
b. Faktor Tidak Langsung
1) Umur
Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan yang
terjadi karena kesalahan ini akan menyebabkan interpretasi status gizi
menjadi salah. Pada masa remaja kebutuhan tubuh akan energy jauh
lebih besar dibandingkan dengan sebelumnya,karena remaja lebih banyak
melakukan aktivitas fisik.
2) Jenis kelamin
Pada masa remaja,selain terjadi pertumbuhan juga terjadi pertambahan
berat badan. Pertabahan berat badan ini juga sekitar 13kg untuk laki-laki
dan 10kg bagi anak perempuan. Meskipun berat badan ikut bertambah
seiring proses pertumbuhan namun dapat lebih mudah di pengaruhi oleh
beberapa faktor misalnya pola hidup,asupan nutrisi,diet dan latihan.
3) Tingkat ekonomi dan status tinggal
Peningkatan pendapatan juga dapat mempengaruhi pemilihan jenis dan
jumlah makanan yang dikonsumsi. Peningkatan kemakmuran di
masyarakat yang diikuti oleh peningkatan pendidikan dapat mengubah
gaya hidup dan pola makan dari pola makan tradisional ke pola makan
praktis dan siap saji yang dapat menimbulkan gizi tidak seimbang

Kesimpulan

Masa remaja amat penting diperhatikan karena merupakan masa transisi antara
anak-anak dan dewasa. Berdasarkan tahapan perkembangan individu dari masa bayi hingga
masa tua akhir menurut Erickson,masa remaja dibagi menjadi tiga tahapan yakni masa
remaja awal,masa remaja pertengahan,dan masa remaja akhir.

Untuk memenuhi energy dan zat gizi pada tubuh sebagai remaja harus memenuhi anjuran
asupan komposisi zat gizi seperti diatas sebagaimana yang disebutkan diatas. Dengan begitu
maka kebutuhan gizi akan terpenuhi dan juga harus mengurangi konsumsi makanan yang
disuka secara berlebihan karena dapat mempengauhi status gizi.

Supaya tidak keliru terhadap zat gizi sebagai remaja bisa saja mengikuti penyuluhan seputar
zat gizi pada remaja,karena zat gizi pada saat masa remaja sangat penting dibandingkan
masa sebelumnya.
Daftar Pustaka

Rachmayani, S. A., Kuswari, M., & Melani, V. (2018). Hubungan Asupan Zat Gizi dan Status Gizi
Remaja Putri di SMK Ciawi Bogor. Indonesian Journal of Human Nutrition, 5(2), 125-130.

Emilia, E. (2009). Pendidikan gizi sebagai salah satu sarana perubahan perilaku gizi pada. Jurnal
Tabularasa, 6(2), 161-174.

Waruis, A., Punuh, M. I., & Kapantow, N. H. (2015). Hubungan antara asupan energi dan zat gizi
makro dengan status gizi pada pelajar di SMP Negeri 13 Kota Manado. Pharmacon Jurnal Ilmiah
Farmasi–UNSRAT, 4(4), 303-308.

http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/2898/4/BAB%20II.pdf . Di akses pada 18 Januari pukul


21.30 WIB

You might also like