Professional Documents
Culture Documents
Materi Ii Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan
Materi Ii Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan
Materi Ii Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan
PEREMPUAN
BAB II
KONVENSI PENGHAPUSAN SEGALA BENTUK
DISKRIMINASI TERHADAP PEREMPUAN
1
bahwa setiap manusia termasuk perempuan mempunyai hak yang sanna
dalam menikmati hak-hak ekonomi, sosial dan budaya.
Untuk menguatkan pengakuan terhadap hak-hak perempuan,
Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mengesahkan Konvensi tentang
Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Wanita (Convention on
the Elimination of All Forms of Discrimination againts Women) yang
ditetapkan dan dibuka untuk ditandatangani, diratifikasi dan disetujui oleh
Resolusi Majelis Umum PBB Nomor 34/180 pada tanggal 18 Desember
1979. Konsideran Konvensi menyatakan bahwa Deklarasi Universal hak
asasi Manusia menegaskan prinsip untuk tidak menerima diskriminasi dan
menyatakan bahwa seluruh umat manusia dilahirkan bebas dan sama
dalam martabat serta hak dan bahwa setiap orang memiliki seluruh hak dan
kebebasan yang tercantum di dalamnya, tanpa segala bentuk perbedaan,
termasuk perbedaan berdasarkan jenis kelamin.
Konsideran konvensi selanjutnya menyatakan bahwa diskriminasi
terhadap perempuan adalah perbuatan yang bertentangan atau melanggar
prinsip-prinsip persamaan hak dan penghormatan terhadap martabat
manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan, merupakan suatu hambatan/
rintangan terhadap partisipasi perempuan, berdasarkan persamaan dengan
laki-laki, dalam kehidupan politik, sosial, ekonomi dan budaya di
negaranya, menghambat pertumbuhan kesejahteraan masyarakat dan
keluarga serta mempersulit perkembangan sepenuhnya potensi perempuan
dalam pengabdiannya kepada negara dan kemanusiaan.
Kemudian, bagian konsideran lainnya juga berisi pernyataan untuk
mengingatkan kembali betapa besar peranan atau kontribusi yang dapat
diberikan oleh perempuan terhadap kesejahteraan keluarga dan
perkembangan masyarakat, sejauh ini tidak diakui sepenuhnya, arti sosial
tentang kehamilan serta peran kedua orang tua dalam keluarga dan dalam
membesarkan anak-anak, dan menyadari bahwa peranan perempuan dalam
memperoleh keturunan tidak boleh dijadikan dasar diskriminasi dan bahwa
membesarkan anak-anak menuntut pembagian tanggung jawab antara laki-
laki dan perempuan serta masyarakat sebagai keseluruhan.
Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi
terhadap Wanita {Convention on the Elimination of All Forms of
Discrimination againts Women) secara eksplisit mengatur dengan tegas
istilah diskriminasi terhadap perempuan yang merupakan fenomena yang
2
dialami oleh perempuan di berbagai belahan dunia, sebagaimana tercantum
dalam Pasal 1 yang menyatakan bahwa untuk tujuan Konvensi int, istilah
diskriminasi terhadap perempuan berarti perbedaan, pengucilan atau
pembatasan yang dibuat atas dasar jenis kelamin, yang berakibat atau
bertujuan untuk mengurangi atau menghapuskan pengakuan, penikmatan
atau penggunaan hak asasi manusia dan kebebasan-kebebasan pokok di
bidang politik, ekonomi, sosial budaya, sipil atau apapun lainnya oleh
kaum perempuan, terlepas dari status perkawinan mereka, atas dasar
persamaan antara laki-laki dan perempuan.
Dari pengertian diskriminasi yang tercantum dalam Konvensi
CEDAW tersebut di atas, mengandung makna bahwa diskriminasi
merupakan suatu tindakan atau perbuatan berupa pembatasan yang dapat
dilakukan baik oleh perseorangan, sekelompok orang, masyarakat atau
bahkan dilakukan lembaga atau badan pemerintahan/negara yang
mempunyai kewenangan tertentu, di mana pembatasan tersebut dilakukan
berdasarkan jenis kelamin yang ditujukan kepada perempuan atau
mempunyai dampak pengurangan hak-hak asasi manusia khususnya
perempuan dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Pembatasan
tersebut juga termasuk kebebasan-kebebasan yang sudah semestinya
diperoleh perempuan dalam segala bidang kehidupannya antara lain
bidang politik, ekonomi, sosial budaya, sipil dan bidang lainnya sehingga
mengakibatkan perempuan tidak dapat menikmati hak dan kebebasan
tersebut.
3
martabat manusia yang dapat menghambat, mengurangi atau bahkan
menghilangkan hak-hak perempuan dalam menjalani aktivitas
kehidupannya di segala bidang kehidupan.
Oleh karena itu, untuk menjamin pengakuan dan pemenuhan
terhadap hak-hak perempuan sebagai manusia yang secara hakiki juga
merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang diberikan seperangkat hak asasi
manusia, maka diperlukan penegasan dan penguatan terhadap hak-hak
perempuan yang dituangkan dalam Konvensi Internasional di bawah
naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa sehingga dapat menjadi pedoman
bagi negara-negara di dunia untuk menegakkan hak-hak perempuan tanpa
adanya diskriminasi atau perbedaan yang didasarkan pada jenis kelamin.
Diharapkan dengan adanya Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk
Diskriminasi Terhadap Perempuan, menjadi angin segar bagi pemenuhan
hak-hak perempuan tanpa diskriminasi sekaligus sebagai dasar hukum bagi
negara-negara di dunia dalam menyusun berbagai ketentuan peraturan
perundang-undangan di negaranya masing-masing sebagai tindak lanjut
prinsip dan substansi yang tercantum dalam konvensi tersebut.
Adapun tujuan Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk
Diskriminasi Terhadap Perempuan {Convention on the Elimination of All
Forins of Discrimination againts Women) sebagaimana tercantum dalam
Pasal 2, yang menyatakan bahwa Negara-negara pihak mengutuk
diskriminasi terhadap perempuan dalam segala bentuknya dan bersepakat
dengan segala cara yang tepat dan tanpa ditunda-tunda untuk menjalankan
suatu kebijakan yang menghapus diskriminasi terhadap perempuan dan
untuk tujuan ini berusaha untuk:
1. Memasukkan asas persamaan antara laki-laki dan perempuan dalam
undang-undang dasar mereka atau perundang-undangan lainnya
yang layak apabila belum dimasukkan ke dalamnya, dan untuk
menjamin realisasi praktis pelaksanaan dari asas ini, melalui hukum
dan cara-cara lain yang tepat;
2. Membuat peraturan perundang-undangan yang tepat dan upaya
lainnya, dan di mana perlu termasuk sanksi-sanksi, yang melarang
semua diskriminasi terhadap perempuan;
3. Menetapkan perlindungan hukum terhadap hak perempuan atas
dasar persamaan dengan kaum laki-laki, dan untuk menjamin
perlindungan bagi kaum perempuan yang aktif terhadap setiap
4
perilaku diskriminatif, melalui pengadilan nasional yang kompeten
dan badan-badan pemerintah lainnya;
4. Menahan diri untuk tidak melakukan suatu tindakan atau praktik
diskriminasi terhadap perempuan, dan menjamin agar pejabat-
pejabat dan lembaga-lembaga publik akan bertindak sesuai dengan
kewajiban ini;
5. Mengambil semua langkah-langkah yang tepat untuk menghapuskan
perlakuan diskriminatif terhadap perempuan oleh orang, organisasi
atau lembaga apapun;
6. Mengambil langkah-langkah yang tepat, termasuk upaya legislatif,
untuk mengubah dan menghapuskan undang-undang, peraturan-
peraturan, kebijakan-kebijakan, dan praktik-praktik yang ada yang
merupakan diskriminasi terhadap perempuan;
7. Mencabut semua ketentuan pidana nasional yang merupakan
diskriminasi terhadap perempuan.
5
hasilnya dengan memastikan adanya kesetaraan substantif dalam
kesempatan, akses, dan manfaat bagi perempuan.
6
bahkan penghapusan hak-hak perempuan dalam berbagai bidang antara
lain pohtik, ekonomi, sosial, budaya, sipil dan bidang lainnya. Untuk
menjamin agar prinsip kesetaraan dan nondiskriminasi terhadap hak-hak
perempuan dapat beijalan sebagaimana mestinya, maka prinsip kewajiban
negara mempunyai peranan yang penting melalui berbagai upaya dan
tindakan antara lain mengeluarkan berbagai ketentuan peraturan
perundang-undangan sebagai pedoman dalam pemenuhan hak-hak
perempuan yang setara dan nondiskriminasi, dan kemudian menjamin
pelaksanaan dan penegakan hak-hak perempuan tersebut dalam kehidupan
nyata sehari-hart.
7
b. Kesepakatan Negara peserta untuk melakukan upaya atau tindakan
Negara peserta untuk menjalankan suatu kebijakan yang menghapus
diskriminasi terhadap perempuan (Pasal 2);
C. Upaya-upaya negara peserta khususnya dalam bidang politik, sosial,
ekonomi dan budaya untuk menjamin pengembangan dan pemajuan
perempuan sepenuhnya (Pasal 3);
d. Tindakan-tindakan khusus oleh negara peserta untuk mempercepat
persamaan antara laki-laki dan perempuan secara de facto tidak
dianggap sebagai diskriminasi sebagaimana ditegaskan dalam
Konvensi (Pasal 4);
e. Tindakan yang tepat untuk mengubah pola tingkah laku sosial dan
budaya para laki-laki dan perempuan untuk menghapus kebiasaan
yang berdasarkan pemikiran adanya superioritas salah satu gender
dan memastikan pendidikan keluarga terhadap pemahaman peran
dan tanggung jawab bersama antara laki-laki dan perempuan (Pasal
8
dalam pekeijaan organisasi internasional tanpa diskriminasi apapun
(Pasal 8);
C. Negara peserta wajib memberikan hak yang sama kepada
perempuan untuk memperoleh, mengubah atau mempertahankan
kewarganegaraannya, menjamin hak kewarganegaraan apabila
menikah dengan orang asing, termasuk hak kewarganegaraan anak-
anak mereka (Pasal 9);
9
memastikan hak yang sama berdasarkan persamaan antara
perempuan dan laki-laki khususnya hak atas tunjangan keluarga, hak
atas pinjaman dari bank dan kredit lainnya, hak untuk ikut serta
dalam kegiatan rekreasi, olahraga dan aspek lain dalam kehidupan
budaya (Pasal 13);
e. Negara peserta wajib memperhatikan masalah-masalah khusus yang
dihadapi perempuan pedesaan, dan peran penting yang dimainkan
perempuan pedesaan untuk mempertahankan kehidupan
keluarganya, termasuk pekeıjaan di luar sektor moneter dalam
ekonomi dan wajib melakukan upaya yang tepat untuk memastikan
penerapan ketentuan Konvensi ini pada perempuan pedesaan (Pasal
14);
10
berkompeten dalam bidang yang tercakup dalam Konvensi (Pasal
17);
b. Negara peserta beijanji untuk menyampaikan kepada Sekretaris
Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk dipertimbangkan oleh
Komite, suatu laporan mengenai langkah-langkah legislatif,
yudikatif, administratif atau langkah-langkah yang telah diambil
untuk memberlakukan ketentuan-ketentuan Konvensi int dan
mengenai kemajuan yang telah dicapai (Pasal 18);
C. Komite harus membuat aturan-aturan proseduralnya sendiri, dan
memilih pejabat-pejabat untuk masa jabatan dua tahun (Pasal 19);
d. Komite harus melakukan pertemuan tahunan untuk jangka waktu
tidak lebih dari dua minggu untuk membahas laporan-laporan yang
diajukan oleh negara peserta yang dilaksanakan di Markas Besar
Perserikatan Bangsa-Bangsa atau tempat lain sesuai keputusan
Komite (Pasal 20);
e. Komite setiap tahunnya wajib menyampaikan laporan kepada
Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa melalui Dewan
Ekonomi dan Sosial, serta dapat memberikan saran-saran dan
rekomendasi umum berdasarkan penelaahan atas laporan-laporan
dan keterangan yang diterima dari Negara-Negara peserta yang
dimasukan dalam laporan Komite (Pasal 21);
f. Badan-badan khusus berhak untuk diwakili pada waktu
mempertimbangkan pelaksanaan ketentuan-ketentuan Konvensi int
sesuai dengan ruang lingkup dan kegiatan mereka (Pasal 22).
11
b. Negara peserta beijanji untuk mengambil semua langkah yang
diperlukan pada tingkat nasional yang ditujukan untuk mencapai
perwujudan sepenuhnya hak yang diakui dalam Konvensi ini (Pasal
24);
C. Konvensi ini terbuka untuk ditandatangani oleh semua Negara, di
mana Sekretariat Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa ditunjuk
sebagai penyimpan Konvensi int (Pasal 25);
d. Permintaan untuk merevisi Konvensi ini dapat diajukan sewaktu-
waktu oleh setiap Negara peserta dengan pemberitahuan tertulis
yang dialamatkan kepada Sekretariat Jenderal Perserikatan Bangsa-
Bangsa (Pasal 26);
e. Konvensi ini mulai berlaku pada hart ketiga puluh setelah tanggal
diserahkannya instrumen ratifikasi atau aksesi yang kedua puluh
pada Sekretariat Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk
disimpan (Pasal 27);
f. Sekretariat Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa menerima dan
mengedarkan kepada semua Negara, naskah reservasi yang dibuat
oleh Negara-Negara pada waktu dilakukannya ratifikasi atau aksesi
(Pasal 28);
g. Setiap perselisihan antara dua atau lebih Negara peserta mengenai
penafsiran atau penerapan Konvensi ini yang tidak diselesaikan
melalui perundingan, diajukan untuk arbitrase atas permohonan
salah satu negara tersebut, jika tidak dapat bersepakat dalam waktu
enam bulan, para pihak dapat menyerahkan perselisihan tersebut
atau ke Mahkamah Internasional (Pasal 29);
h. Konvensi ini naskahnya dibuat dalam bahasa Arab, Cina, Inggris,
Perancis, Rusia dan Spanyol, mempunyai kekuatan yang sama dan
wajib disimpan pada Sekretariat Jenderal Perserikatan Bangsa-
Bangsa (Pasal 30).
12