You are on page 1of 11

MAKALAH

HUBUNGAN TASAWUF DENGAN ILMU JIWA AGAMA


Diajukan Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Akhlak Tasawuf
Pada Program Studi Pendidikan Agama Islam
Dosen Pengampu: Ahmad Basuni, S. Pd. I, M.M.

Disusun oleh :
Kelompok II

1. DANINGKEM NIM 20.01.00


2. PUTRI HULWAH NIM 20.01.0030
3. WARSIAH NIM 20.01.0040

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT)
AL AMIN INDRAMAYU
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt. yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua. Sholawat serta salam
semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad saw.
dan semoga kita akan selalu mendapat syafaatnya baik didunia maupun di akhirat
kelak.
Dengan pertolongan dan hidayah-Nya penulis dapat menyusun makalah ini
untuk memenuhi tugas mata kuliah Akhlak Tasawuf dengan judul Hubungan
Tasawuf dengan Ilmu Jiwa Agama.
Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini tidaklah lain untuk memenuhi
kewajiban mata kuliah Akhlak Tasawuf serta merupakan bentuk tanggung jawab
pada tugas yang diberikan.
Pada kesempatan ini, kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Demikian pengantar yang dapat kami sampaikan. Mohon maaf jika dalam
penulisan dan penyusununnya masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang konstruktif akan senantiasa kami nanti dalam upaya evaluasi
diri.

Indramayu, Maret 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB I...................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG...................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................................5
C. TUJUAN PENULISAN...............................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................6
PEMBAHASAN....................................................................................................................6
A. Pengertian Akhlak Tasawuf....................................................................................6
B. Pengertian Tentang Ilmu Jiwa Agama (Transpersonal Psikologi)............................7
C. Hubungan Tasawuf dan Ilmu Jiwa Agama..............................................................8
BAB III...............................................................................................................................10
PENUTUP..........................................................................................................................10
A. Kesimpulan...........................................................................................................10
B. Saran....................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................11

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Istilah "tasawuf" yang telah sangat populer digunakan selama berabad-
abad, dan sering dengan bermacam-macam arti, berasal dari tiga huruf Arab,
sha, wau dan fa. Banyak pendapat tentang alasan atas asalnya dari sha wa fa.
Ada yang berpendapat, kata itu berasal dari shafa yang berarti kesucian atau
bersih. Sebagian berpendapat bahwa kata itu berasal dari kata shafwe yang
berarti baris atau deret, yang menunjukkan kaum Muslim awal yang berdiri
di baris pertama dalam salat atau dalam perang suci.
Ilmu psikologi agama adalah ilmu yang membahas tentang gejala-
gejala kejiwaan yang tampak dalam tingkah laku, melalui ilmu jiwa dapat
diketahui sifat-sifat psikologi yang dimiliki seseorang, jiwa yang bersih dari
dosa dan maksiat serta dekat dengan Allah misalnya, akan melahirkan dan
sikap yang tenang pula, sebaliknya jiwa yang kotor banyak berbuat kesalahan
dan jauh dari Allah akan melahirkan perbuatan yang jahat, sesat dan
menyesatkan orang lain. Fatah (2012)
Objek pembahasan psikologi agama adalah gejala- gejala psikis
manusia yang berkaitan dengan tingkah laku keagamaan, kemudian
mekanisme antara psikismanusia dengan tingkah laku keagamaannya secara
timbal balik dan hubungan pengaruh antara satu dengan lainnya.
Tasawuf dapat dijadikan pijakan jiwa alternative dalam menghadapi
problem kehidupan yang semakin kompleks. Setiap orang membutuhkan
pijakan dalam hidupnya untuk menyelesaikan berbagai problem kehidupan
yang berimplikasi pada psikologi pada orang tersebut. Tasawuf dijadikan
pijakan karena tasawuf lebih dekat dengan disiplin ilmu psikologi. Akan
tetapi sering kedua kajian tersebut seakan terpisahkan, padahal objek kajian
tasawuf, psikologi agama, dan kesehatan mental berurusan dengan soal yang
sama, yakni soal jiwa.

4
Manurut Tamami (2011/79), ketiga kajian itu dapat dinyatakan sebagai
berikut: tasawuf berurusan dengan soal penyucian jiwa dengan tujuan agar
lebih dekat pada kehadirat-Nya, psikologi agama berurusan dengan pengaruh
ajaran agama terhadap perilaku kejiwaan para pemeluknya, sementara
kesehatan mental berurusan dengan soal terhindarnya jiwa dari penyakit
kejiwaan, kemampuan adaptasi kejiwaan, danterciptanya integritas kejiwaan
seseorang.

Dapat disipulkan bahwa keterkaitan antara ketiga ilmu tersebut


berobjek pada ranah jiwa seseorang. Peranan tasawuf dalam psikologi agama
dapat menimbulkan atau menghasilkan perilaku seseorang yang bersifat
agamis dan gejala- gejala psikis manusia yang sufiisme. Sedangkan dalam
kaitannya dengan ilmu kejiwaan, tasawuf mempunyai peranan sebagai
pengontrol jiwa dan kesehatan jiwa manusia.

B. RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini akan sedikit membahas tentang beberapa hal yang
berkaitan dengan tasawuf, diantaranya :

1. Pengertian Akhlak Tasawuf?

2. Pengertian Tentang Ilmu Jiwa Agama (Transpersonal Psikologi)?

3. Hubungan Tasawuf dan Ilmu Jiwa Agama?

C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Akhlak Tasawuf, serta untuk memberikan sedikit pengetahuan kepada
para pembaca tentang pengertian Akhlak Tasawuf, Pengertian Tentang Ilmu
Jiwa Agama, serta hubungan tasawuf dan ilmu jiwa agama yang dilihat dari
sisi psikologi agama.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Akhlak Tasawuf

Pengertian Akhlak Secara Etimologi. Menurut pendekatan etimologi,


perkataan "akhlak" berasal dari bahasa Arab jama' dari bentuk mufradnya
"Khuluqun"yang menurut logat diartikan: budi pekerti, perangai, tingkah laku
atau tabiat.Sedangkan istilah "tasawuf", yang telah sangat populer digunakan
selama berabad-abad, dan sering dengan bermacam-macam arti, berasal dari
tiga huruf Arab, sha, wau dan fa. Banyak pendapat tentang alasan atas asalnya
dari sha wa fa. Ada yang berpendapat, kata itu berasal dari shafa yang berarti
kesucian. Menurut pendapat lain kata itu berasal dari kata kerja bahasa Arab
safwe yang berarti orang-orang yang terpilih. Makna ini sering dikutip dalam
literatur sufi. Sebagian berpendapat bahwakata itu berasal dari kata shafwe
yang berarti baris atau deret, yang menunjukkankaum Muslim awal yang
berdiri di baris pertama dalam salat atau dalam perang suci. Apa pun asalnya,
istilah tasawuf berarti orang-orang yang tertarik kepada pengetahuan batin,
orang-orang yang tertarik untuk menemukan suatu jalan atau praktik ke
arah kesadaran dan pencerahan batin.

Bisa dikatakan Taswuf ialah mendekatkan diri kepada Allah sedekat


mungkin melalui penyesuaian rohani danmemperbanyak ibadah. Orang yang
menempuh jalan tasawuf itu ingin “mendapatkan penghayatan pengetahuan
atau ma’rifat pada zat Allah” dalam kejiwaannya. Usahamendekatkan diri
biasanya dilakukan di bawah bimbingan seorang Guru / Syaikh.Dalam
konteks Islam tradisional tasawuf berdasarkan pada kebaikan budi(adab) yang
akhirnya mengantarkan kepada kebaikan dan kesadaran universal.Kebaikan
dimulai dari adab lahiriah, serta tetap berada dalam batas-batas yangdiizinkan
Allah, la mulai dengan mengikuti syariat Islam yang merupakan jalanketaatan
kepada Allah. Jadi, tasawuf dimulai dengan mendapatkan pengetahuan tentang

6
amal-amal lahiriah untuk membangun, mengembangkan dan menghidupkan
keadaan batin yang sudah sadar.

B. Pengertian Tentang Ilmu Jiwa Agama (Transpersonal Psikologi)

Dengan melihat pengertian psikologi dan agama serta objek yang


dikaji,dapatlah diambil pengertian bahwa psikologi agama adalah cabang dari
psikologiyang meneliti dan menelaah kehidupan beragama pada seseorang dan
mempelajariseberapa besar pengaruh keyakinan agama itu dalam sikap dan
tingkah laku sertakeadaan hidup pada umumnya. Dengan ungkapan lain,
psikologi agama adalah ilmu jiwa agama yakni ilmu yang meneliti pengaruh
agama terhadap sikap dan tingkahlaku seseorang atau mekanisme yang
bekerja dalam diri seseorang yang menyangkuttata cara berpikir, bersikap,
berkreasi dan bertingkah laku yang tidak dapat dipisahkandari keyakinannya,
karena keyakinan itu masuk dalam konstruksi kepribadiannya.Yang menjadi
objek dan lapangan psikologi agama adalah menyangkut gejala-gejala
kejiwaan dalam kaitannya dengan realisasi keagamaan (amaliah)
danmekanisme antara keduannya. Dengan kata lain, psikologia agama
membahas tentangkesadaran agama (religious counciousness) dan pengalaman
agama (religiousexperience). Dengan demikian, yang menjadi lapangan kajian
psikologi agama adalah proses beragama, perasaan dan kesadaran beragama
dengan pengaruh dan akibat-akibat yang dirasakan sebagai hasil dari
keyakinan. Sedangkan objek pembahasan psikologi agama adalah gejala-
gejala psikis manusia yang berkaitan dengan tingkahlaku keagamaan,
kemudian mekanisme antara psikis manusia dengan tingkah
lakukeagamaannya secara timbal balik dan hubungan pengaruh antara satu
denganlainnya.Untuk mengetahui secara pasti kapan agama diteliti secara
psikologi memangagak sulit, sebab dalam agama itu sendiri telah terkandung
didalamnya pengaruhagama terhadap jiwa. Sebagai salah satu cabang ilmu
yang masih muda, ilmu jiwa agama sampai sekarang masih belum mendapat
tempat yang wajar. Masih banyak ahli-ahli jiwa yang tidak mengakui adanya
satu cabang Ilmu jiwa, yang berdirisendiri, yang tidak yang khusus meneliti
dan menyoroti masalah agama. Bahkan adadiantara orang-orang yang fanatik

7
beragama, merasa takut akan berkurangnya penghargaan terhadap agama,
apabila agama diteliti secara Ilmiah. Bahkan ada puladiantara ahli-ahli jiwa,
yang merasa tidak perlu agama diteliti dan dipelajari dari segi psikologis,
karena menurut anggapan mereka, metode-metode ilmiah-empiris tidak dapat
digunakan terhadap agama.

Namun demikian, cabang Ilmu Jiwa yang masih muda itu tetap hidup
dan berkembang untuk meneliti dan menjawab berbagai macam persoalan,
yang adasangkut pautnya dengan kenyakinan beragama. Berapa banyaknya
peristiwa-peristiwadan kejadian-kejadian yang sukar untuk dimengerti tanpa
menghubungkanya denganagama.Sebagai Contoh, mari kita perhatikan orang-
orang dalam kehidupannyasehari-hari. Ada orang yang tampaknya tenang,
bahagia dan suka menolong orang, padahal hidupnya sangat sederhana.
Tengah malam ia bangun untuk mengabdi kepadatuhan. Sebaliknya ada orang
yang tampaknya serba cukup, harta banyak, pangkattinggi kekuasaan besar
dan pengetahuab pun cukup, namun dalam hatinya penuhkegoncangan, jauh
dari kepuasan, dirumah tangga selalu cekcok dan kehidupannyamerupakan
rangkaian dari kegoncangan dan ketidakpuasan.Berapa banyak orang yang
berubah jalan hidup dan kenyakinannya dalamwaktu yang sangat pendek, dari
seorang penjahat besar, tiba-tiba menjadi seorangyang baik, rajin dan tekun
beribadah, seolah-olah ia dalam waktu yang singkatdapat berubah menjadi
orang lain sama sekali. Dan sebaliknya juga ada terjadi, orang yang berubah
dari patuh dan tunduk kepada agama, menjadi orang yang lalai atau
sukamenentang agama.

C. Hubungan Tasawuf dan Ilmu Jiwa Agama

Dalam setiap akhlak dibutuhkan suatu penghayatan apakah akhlak itu


baik atau buruk melalui kejiwaan kita sendiri dimana kita akan menilai
seberapa kita mampu menjalankan segala sesuatu yang telah menjadi hak dan
kewajiban kitasebagai muslim. Mengingat adanya hubungan dan relevansi
yang sangat erat antaraspiritualitas (tasawuf) dan ilmu jiwa, terutama ilmu
kesehatan mental, kajian tasawuf tidak dapat terlepas dari kajian tentang

8
kejiwaan manusia itu sendiri. Seperti yang dikatan sebelumnya bahwa akhlak
tasawuf ialah suatumendekatkan diri kepada Allah SWT sedekat mungkin
melalui penyesuaian rohanidan memperbanyak ibadah. Dapat disimpulkan
bahwa pelaksanaan akhlak dalam segiagama akhlak tasawuf lebih mendalam
lagi, karenanya dibutuhkan keyakinan dalamkejiwaan seseorang, dalam hal ini
ialah ilmu jiwa agama yang meneliti dan menelaahkehidupan beragama pada
seseorang dan mempelajari seberapa besar pengaruhkeyakinan agama itu
dalam sikap dan tingkah laku serta keadaan hidup padaumumnya.

Dalam pembahasan tasawuf dibicarakan tentang hubungan jiwa


dengan badan.Tujuan yang dikendaki dari uraian tentang hubungan antara
jiwa dan badan dalam tasawuf adalah terciptanya keserasian antar keduanya.
Pembahasan tentang jiwa dan badan ini dikonsepsikan para sufi untuk melihat
sejauh mana hubungan prilaku yang diperaktekan manusia dengan dorongan
yang dimunculkan jiwanya sehingga perbuatan itu terjadi, dari sini terlihatlah
perbuatan itu berakhlak baik atau sebaliknya. Ditekankanya unsur jiwa dalam
konsepsi tasawuf tidak berarti mengabaikanunsur jasmani manusia. Unsur ini
juga penting karena rohani sangat memerlukan jasmani dalam melaksanakan
kewajibannya dalam beribadah kepada Allah. Seorang tidak mungkin sampai
kepada Allah dan beramal dengan baik dan sempurna selama jasmaninya tidak
sehat. Kehidupan jasmani yang sehat merupakan jalan kepadakehidupan
rohani yang baik. Pandangan mengenai jiwa berhubungan erat dengan
ilmukesehatan mental yang merupakan bagian dari ilmu jiwa (psikologi).
Orang yang sehat mentalnya adalah orang yang mampu
merasakankebahagiaan dalam hidup, dan pada mereka akan timbul perasaan
tenang hatinya. Namun, bagi orang yang kurang sehat mentalnya hatinya tidak
tenang sehinggamenjauh dari Tuhannya. Ketidaktenangan itu menjelma
menjadi prilaku yang tidak baik dan menyeleweng dari norma-norma yang
ada.Harus diakui, jiwa manusia seringkali sakit, ia tidak akan sehat
sempurnatanpa melakukan perjalanan menuju Allah. Bagi orang yang dekat
dengan Tuhannya, kepribadiannya tampak tenang dan prilakunya pun terpuji.
Pola kedekatan manusiadengan Tuhannya inilah yang menjadi garapan dalam

9
tasawuf, dari sinilah tampak keterkaitan erat antara ilmu tasawuf dan ilmu
jiwa.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tasawuf merupakan jalan


menuju ma’rifatullah dengan berbagai macam cara atau tingkatan yang di
sebut maqomattasawuf. Maqomat tasawuf merupakan langkah-langkah yang
harus ditempuh olehseseorang untuk mencapai ma’rifat. Maqomat akan
menghasilkan sebuah kondisi jiwayang merupakan tujuan tasawuf yang
disebut hal/ ahwal.Ilmu tasawuf, ada kaitannya dengan filsafat serta ilmu
kalam. Keterkaitantersebut terdapat pada persamaan objek yaitu mendekatkan
diri kepada allah. Namunterdapat perbedaann yaitu pada metodologi. Tasawuf
juga berkaitan dengan ilmu jiwaagama, tasawuf dan ilmu jiwa agama
mempunyai objek yang sama yaitu pada kondisi jiwa manusia. Peranan
tasawuf dalam ilmu jiwa agama (psikologi agama) yaitu berdampak pada
perilaku seseorang yang bersifat agamis dan sufiisme.

B. Saran

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi tentang ilmu


tasawuf dan hubungan nya dengan filsafat, ilmu kalam dan psikologi agama,
tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya
dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca dapat
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi
sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan - kesempatan
berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga
para pembaca pada umumnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Al Payami, Ma`ruf, Islam dan Kebathinan, Solo : CV. Ramadhani, 1992.

Mansur, M. Laily, Tasawuf Islam Mengenal Aliran dan Ajaran, Jakarta :


Lambung Mangkurat University Press, 1992

Abdul Fattah Sayyid Ahmad, DR., Tasawuf: antara Al-Ghazali dan Ibnu
Taimiyah,Jakarta: Khalifa, 2000.

Achmad Mubarok, Sunatullah dalam Jiwa Manusia: Sebuah Pendekatan


PsikologiIslam, Jakarta: The International Institute of Islamic Thought (IIIT)
Indonesia,2003.

Amin Syukur, Zuhud di Abad Modern, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997.

C.Ramli Bihar Anwar, Bertasawuf Tanpa Tarekat: Aura Tasawuf Positif ,


Jakarta:Penerbit IIMAN bekerjasama dengan Penerbit HIKMAH, 2002

Fathullah Gulen, Kunci-Kunci Rahasia Sufi, Jakarta: Srigunting, 2001.

http://tijaniagus.blogspot.com/2013/03/makalah-hubungan-tasawuf-dengan.html

11

You might also like