Professional Documents
Culture Documents
Akhlak Tasawuf
Akhlak Tasawuf
Disusun oleh :
Kelompok II
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt. yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua. Sholawat serta salam
semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad saw.
dan semoga kita akan selalu mendapat syafaatnya baik didunia maupun di akhirat
kelak.
Dengan pertolongan dan hidayah-Nya penulis dapat menyusun makalah ini
untuk memenuhi tugas mata kuliah Akhlak Tasawuf dengan judul Hubungan
Tasawuf dengan Ilmu Jiwa Agama.
Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini tidaklah lain untuk memenuhi
kewajiban mata kuliah Akhlak Tasawuf serta merupakan bentuk tanggung jawab
pada tugas yang diberikan.
Pada kesempatan ini, kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Demikian pengantar yang dapat kami sampaikan. Mohon maaf jika dalam
penulisan dan penyusununnya masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang konstruktif akan senantiasa kami nanti dalam upaya evaluasi
diri.
Penulis
2
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB I...................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG...................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................................5
C. TUJUAN PENULISAN...............................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................6
PEMBAHASAN....................................................................................................................6
A. Pengertian Akhlak Tasawuf....................................................................................6
B. Pengertian Tentang Ilmu Jiwa Agama (Transpersonal Psikologi)............................7
C. Hubungan Tasawuf dan Ilmu Jiwa Agama..............................................................8
BAB III...............................................................................................................................10
PENUTUP..........................................................................................................................10
A. Kesimpulan...........................................................................................................10
B. Saran....................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................11
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Istilah "tasawuf" yang telah sangat populer digunakan selama berabad-
abad, dan sering dengan bermacam-macam arti, berasal dari tiga huruf Arab,
sha, wau dan fa. Banyak pendapat tentang alasan atas asalnya dari sha wa fa.
Ada yang berpendapat, kata itu berasal dari shafa yang berarti kesucian atau
bersih. Sebagian berpendapat bahwa kata itu berasal dari kata shafwe yang
berarti baris atau deret, yang menunjukkan kaum Muslim awal yang berdiri
di baris pertama dalam salat atau dalam perang suci.
Ilmu psikologi agama adalah ilmu yang membahas tentang gejala-
gejala kejiwaan yang tampak dalam tingkah laku, melalui ilmu jiwa dapat
diketahui sifat-sifat psikologi yang dimiliki seseorang, jiwa yang bersih dari
dosa dan maksiat serta dekat dengan Allah misalnya, akan melahirkan dan
sikap yang tenang pula, sebaliknya jiwa yang kotor banyak berbuat kesalahan
dan jauh dari Allah akan melahirkan perbuatan yang jahat, sesat dan
menyesatkan orang lain. Fatah (2012)
Objek pembahasan psikologi agama adalah gejala- gejala psikis
manusia yang berkaitan dengan tingkah laku keagamaan, kemudian
mekanisme antara psikismanusia dengan tingkah laku keagamaannya secara
timbal balik dan hubungan pengaruh antara satu dengan lainnya.
Tasawuf dapat dijadikan pijakan jiwa alternative dalam menghadapi
problem kehidupan yang semakin kompleks. Setiap orang membutuhkan
pijakan dalam hidupnya untuk menyelesaikan berbagai problem kehidupan
yang berimplikasi pada psikologi pada orang tersebut. Tasawuf dijadikan
pijakan karena tasawuf lebih dekat dengan disiplin ilmu psikologi. Akan
tetapi sering kedua kajian tersebut seakan terpisahkan, padahal objek kajian
tasawuf, psikologi agama, dan kesehatan mental berurusan dengan soal yang
sama, yakni soal jiwa.
4
Manurut Tamami (2011/79), ketiga kajian itu dapat dinyatakan sebagai
berikut: tasawuf berurusan dengan soal penyucian jiwa dengan tujuan agar
lebih dekat pada kehadirat-Nya, psikologi agama berurusan dengan pengaruh
ajaran agama terhadap perilaku kejiwaan para pemeluknya, sementara
kesehatan mental berurusan dengan soal terhindarnya jiwa dari penyakit
kejiwaan, kemampuan adaptasi kejiwaan, danterciptanya integritas kejiwaan
seseorang.
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini akan sedikit membahas tentang beberapa hal yang
berkaitan dengan tasawuf, diantaranya :
C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Akhlak Tasawuf, serta untuk memberikan sedikit pengetahuan kepada
para pembaca tentang pengertian Akhlak Tasawuf, Pengertian Tentang Ilmu
Jiwa Agama, serta hubungan tasawuf dan ilmu jiwa agama yang dilihat dari
sisi psikologi agama.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
amal-amal lahiriah untuk membangun, mengembangkan dan menghidupkan
keadaan batin yang sudah sadar.
7
beragama, merasa takut akan berkurangnya penghargaan terhadap agama,
apabila agama diteliti secara Ilmiah. Bahkan ada puladiantara ahli-ahli jiwa,
yang merasa tidak perlu agama diteliti dan dipelajari dari segi psikologis,
karena menurut anggapan mereka, metode-metode ilmiah-empiris tidak dapat
digunakan terhadap agama.
Namun demikian, cabang Ilmu Jiwa yang masih muda itu tetap hidup
dan berkembang untuk meneliti dan menjawab berbagai macam persoalan,
yang adasangkut pautnya dengan kenyakinan beragama. Berapa banyaknya
peristiwa-peristiwadan kejadian-kejadian yang sukar untuk dimengerti tanpa
menghubungkanya denganagama.Sebagai Contoh, mari kita perhatikan orang-
orang dalam kehidupannyasehari-hari. Ada orang yang tampaknya tenang,
bahagia dan suka menolong orang, padahal hidupnya sangat sederhana.
Tengah malam ia bangun untuk mengabdi kepadatuhan. Sebaliknya ada orang
yang tampaknya serba cukup, harta banyak, pangkattinggi kekuasaan besar
dan pengetahuab pun cukup, namun dalam hatinya penuhkegoncangan, jauh
dari kepuasan, dirumah tangga selalu cekcok dan kehidupannyamerupakan
rangkaian dari kegoncangan dan ketidakpuasan.Berapa banyak orang yang
berubah jalan hidup dan kenyakinannya dalamwaktu yang sangat pendek, dari
seorang penjahat besar, tiba-tiba menjadi seorangyang baik, rajin dan tekun
beribadah, seolah-olah ia dalam waktu yang singkatdapat berubah menjadi
orang lain sama sekali. Dan sebaliknya juga ada terjadi, orang yang berubah
dari patuh dan tunduk kepada agama, menjadi orang yang lalai atau
sukamenentang agama.
8
kejiwaan manusia itu sendiri. Seperti yang dikatan sebelumnya bahwa akhlak
tasawuf ialah suatumendekatkan diri kepada Allah SWT sedekat mungkin
melalui penyesuaian rohanidan memperbanyak ibadah. Dapat disimpulkan
bahwa pelaksanaan akhlak dalam segiagama akhlak tasawuf lebih mendalam
lagi, karenanya dibutuhkan keyakinan dalamkejiwaan seseorang, dalam hal ini
ialah ilmu jiwa agama yang meneliti dan menelaahkehidupan beragama pada
seseorang dan mempelajari seberapa besar pengaruhkeyakinan agama itu
dalam sikap dan tingkah laku serta keadaan hidup padaumumnya.
9
tasawuf, dari sinilah tampak keterkaitan erat antara ilmu tasawuf dan ilmu
jiwa.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Fattah Sayyid Ahmad, DR., Tasawuf: antara Al-Ghazali dan Ibnu
Taimiyah,Jakarta: Khalifa, 2000.
http://tijaniagus.blogspot.com/2013/03/makalah-hubungan-tasawuf-dengan.html
11