You are on page 1of 72

HUBUNGAN KESEIMBANGAN DAN KOORDINASI MATA KAKI

TERHADAP HASIL TENDANGAN PENALTI


PADA TIM FUTSAL ZAMORA

Tawan Sripan
A421 17 116

HASIL

5
1
2

4
56
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN 2021
ABSTRAK

Tawan Sripan, 2021. Hubungan Keseimbangan Dan Koordinasi Mata Kaki


Terhadap Hasil Tendangan Penalti Pada Tim Futsal Zamora. Skripsi, Program Studi
Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako. Pembimbing (1) Hendrik
Mentara.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan keseimbangan dan


koordinasi mata kaki terhadap hasil tendangan penalti. Penelitian menggunakan
desain penelitian korelasional. Populasi penelitian ini tim futsal zamora sebanyak 7
pemain. Penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan total sampling
sehingga didapatkan sampel sebanyak 7 orang. Teknik pengambilan data dalam
penelitian ini dengan tes. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
keseimbangan dan tes kooridinasi mata kaki dan hasil tendangan penalti. Hasil
analisis statistika dari analisis korelasi ganda koordinasi mata kaki diperoleh F-
hitung sebesar 75.643, kemudian dikonsultasikan dengan F-tabel dengan taraf
signifikansi 5 %, diperoleh F-tabel sebesar 5.14. Ternyata F-hitung 75.643 lebih
besar dari F-tabel 5.14, berarti terdapat hubungan yang signifikan koordinasi mata
kaki dengan hasil tendangan penalti. Koefisien determinasi r hitung yang diperoleh
adalah 0.969 dan r tabel diperoleh 0.621 artinya koordinasi mata kaki memiliki
kontribusi sebesar 93,8% dalam memberikan pengaruh terhadap hasil tendangan
penalti. Berbeda dengan keseimbangan hasil analisis statistika dari analisis korelasi
ganda keseimbangan diperoleh F-hitung sebesar 0.09, kemudian dikonsultasikan
dengan F-tabel dengan taraf signifikansi 5 %, diperoleh F-tabel sebesar 5.14.
Ternyata F-hitung 0.9 lebih kecil dari F-tabel 5.14, berarti tidak terdapat hubungan
yang signifikan keseimbangan dengan hasil tendangan penalti. Koefisien
determinasi r hitung yang diperoleh adalah 0.136 dan r tabel diperoleh 0.621 artinya
keseimbangan hanya memberikan kontribusi yang kecil yaitu 18% dalam
memberikan pengaruh terhadap hasil tendangan penalti.

Kata Kunci : Keseimbangan, Koordinasi Mata Kaki, Tendangan Penalti


DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING i

HALAMAN PENGESAHAN ii

ABSTRAK iii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 3

1.3 Tujuan peneitian 3

1.4 Manfaat Penelitian 3

1.5 Batasan Istilah 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Yang Relevan 5

2.2 Kajian Pustaka 8

2.2.1 Sejarah Permainan Futsal 8

2.2.2 Pengertian Permainan Futsal 10

2.2.3 Teknik Dasar Permainan Futsal 12

2.2.4 Keseimbangan 18
2.2.5 Koordinasi Mata Kaki 20

2.2.6 Tendangan Penalti 21

2.3 Latihan 23

2.4 Prinsip-Prinsip Latihan 25

2.5 Program Latihan 29

2.6 Kerangka Pemikiran 30

2.7 Hipotesis Tindakan 31

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian 32

3.2 Populasi dan Sampel 32

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian 33

3.4 Variabel dan Desain Penelitian 33

3.5 Instrumen Penelitian 34

3.6 Teknik Pengumpulan Data 35

3.6.1 Tes Keseimbangan 35

3.6.2 Tes Koordinasi Mata Kaki 36

3.7 Teknik Analisis Data 38

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian 41

4.1.1 Deskripsi Hasil Pengukuran Koordinasi Mata Kaki 41

4.1.2 Deskripsi Hasil Tes Keseimbangan 42

4.1.3 Deskripi Hasil Tes Tendangan Penalti 44

4.1.4 Uji Persyaratan Penelitian 45


4.1.5 Uji Hipotesis Penelitian 47

4.2 Pembahasan 48

BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan 50

5.2 Implikasi 50

5.3 Saran 51

DAFTAR PUSTAKA 40

LAMPIRAN 54
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. Gambar 2.1 Gambar dan Ukuran Lapangan Futsal 10
2. Gambar 2.2 Bagan Kerangka Pemikiran 31
3. Gambar 2 Gambar Desain Penelitian 34
4. Gambar 3 Tes Keseimbangan 35
5. Gambar 4 Tes Koordinasi Mata Kaki 37
6. Gambar 5 Pelaksanaan Tes Tendangan Penalti 38
7. Gambar Dokumentasi Penelitian 56
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1. Tabel 4.1 Data Hasil Pengukuran Koordinasi Mata Kaki 41
2. Tabel 4.2 Deskripsi Data Hasil Koordinasi Mata Kaki 42
3. Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Data Hasil Koordinasi Mata Kaki 42
4. Tabel 4.4 Data Hasil Tes Keseimbangan 43
5. Tabel 4.5 Deskripsi Data Hasil Tes Keseimbangan 43
6. Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Data Hasil Tes Keseimbangan 44
7. Tabel 4.7 Data Hasil Tes Tendangan Penalti 44
8. Tabel 4.8 Deskripsi Data Hasil Tes Tendangan Penati 45
9. Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Data Hasil Tes Tendangann Penalti 45
10. Tabel 4.10 Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Data 46
11. Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Uji Linieritas 46
12. Tabel 4.12 Rangkuman Hasil Pengujian Korelasi Koordinasi Mata Kaki 47
13. Tabel 4.13 Rangkuman Hasil Pengujian Korelasi Keseimbangan 48
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Lampiran 1 Hasil Tes Pengukuran 55
2. Lampiran 2 Dokumentasi 56
3. Lampiran 3 SPSS 58
4. Lampiran 4 Tabel F dan R 62
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Arus globalisasi dan perkembangan modern yang kian tidak terbendung

dalam beberapa dekade belakangan ini membuat bangsa Indonesia harus

mempersiapkan diri dalam menghadapinya. Salah satunya yaitu dengan

meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Untuk meningkatkan SDM, ada

beberapa cara yang dapat dilakukan, diantaranya yaitu dengan meningkatkan mutu

pendidikan dan memasyarakatkan olahraga. Kalau diperhatikan, olahraga

merupakan salah satu wadah untuk meningkatkan sumber daya manusia. Dimana

olahraga yang dilakukan secara teratur dan kontinyu akan dapat meningkatkan

kualitas fisik dan mental yang berguna untuk pembentukan watak manusia yang

mempunyai kepribadian, berdisiplin tinggi, memiliki sikap sportif. Ini semua pada

akhirnya akan dapat meningkatkan produktivitas manusia itu sendiri. ISSN 2527-

760X (Print) ISSN 2528-584X (Online) Journal Sport Area Penjaskesrek FKIP

Universitas Islam Riau 2

Olahraga merupakan aktivitas jasmani yang dilakukan oleh seorang maupun

sekelompok orang dengan tujuan untuk mendapatkan kebugaran jasmani. Olahraga

tidak jauh dari kata hidup sehat, dari berbagai macam olahraga tentu bisa memilih

olahraga yang sesuai dengan keinginan. Ada jenis olahraga yang dilakukan oleh

individu maupun secara kelompok.


Menurut Maksum (2011:2) mengatakan bahwa ”Olahraga merupakan

kegiatan fisik yang dilakukan secara berkelanjutan yang berguna untuk mendorong,

membina, dan mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial”. Jika tubuh

berada dalam tingkat kesehatan yang baik maka akan mampu melakukan aktivitas

yang optimal. Maka dari itu olahraga adalah salah satu kegiatan yang dianjurkan

dalam kehidupan sehari-hari. Futsal saat ini digemari oleh berbagai macam

kalangan dari anak-anak sampai dewasa, baik laki-laki maupun perempuan, banyak

lembaga yang menyelenggarakan kompetisi futsal, mulai dari antar

pelajar/mahasiswa maupun antar klub.

Menurut Scheunemann (2014: 29) keseimbangan (ballance) adalah

kemampuan untuk menilai faktor-faktor di dalam dan luar diri pemain, sehingga

membuat pemain mampu mengendalikan gerak tubuh atau posisi tubuhnya tanpa

kehilangan keseimbangan. Diperkuat oleh Widiastuti (2015: 161) yang menyatakan

keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan sikap dan posisi tubuh secara

tepat pada saat berdiri (static balance) atau pada saat melakukan gerakan (dynamic

balance). Keseimbangan tubuh adalah kemampuan mempertahankan sikap dan

posisi tubuh secara tepat pada saat berdiri (static 3 balance) atau pada saat

melakukan gerakan (dynamic balance) (Budiwibowo & Setiowati, 2015: 32).

Kemampuan mempertahankan keseimbangan sangat kompleks yang

dipengaruhi oleh interaksi neuromuskuler, proprioseptif, vestibular, dan sistem

visual. Kemampuan keseimbangan akan menurun dengan berjalanya usia sehingga

orang yang berada pada usia lanjut akan rentang jatuh dan cedera. Kemampuan

keseimbangan juga dipengaruhi oleh kekuatan otot yang memilki peran penting
untuk mempengaruhi keseimbangan, selain kekuatan otot kaki kekuatan otot perut,

batang ekstremitas juga memiki fungsi untuk menjaga keseimbangan (Kahle &

Teveld, 2014: 68).

Berdasarkan pengamatan awal peneliti di lapangan yang terjadi pada pemain

Tim Zamora masih belum memiliki keseimbangan dan koordinasi mata kaki yang

baik sehingga terlihat dari beberapa pemain mengalami jatuh saat berlari maupun

melakukan kontak fisik saat merebut bola dengan lawan.

Maka penelitian ini, peneliti ingin mengetahui keseimbangan dan koordinasi

mata kaki pada tim futsal zamora. Mengacu pada permasalahan diatas, maka ada

ketertarikan untuk melakukan suatu penelitian dengan judul : “Hubungan

Keseimbangan dan Koordinasi Mata Kaki Terhadap Hasil Tendangan Penalti Pada

Tim Futsal Zamora”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah diatas, maka

perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah ada hubungan

keseimbangan dan koordinasi mata kaki terhadap hasil tendangan penalti?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini sesuai dengan

permasalahan yang di angkat sebagai berikut : Untuk mengetahui apakah ada hubungan

keseimbangan dan koordinasi mata kaki terhadap hasil tendangan penalti.

1.4 Manfaat Penelitian

1) Aspek Teoritis

Memberikan sumbangan pengetahuan tentang tingkat keterampilan permainan

futsal
2) Aspek Praktis

a. Sebagai masukan pada pelatih agar memperhatikan hal-hal yang berkaitan

dengan keterampilan pemain, sehingga ada upaya untuk mengembangkannya.

b. Sebagai masukan untuk pembina ekstrakurikuler lebih meningkatkan

kemampuan melatih dengan berbagai strategi yang bervariasi dan dapat

memperbaiki serta meningkatkan proses latihan.

c. Sebagai masukan untuk pemain agar mencari dan menjaga ilmu lebih-lebih dapat

mengembangkan ilmu tersebut.

1.5 Batasan Istilah

1) Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan tubuh

ketika di tempatkan di berbagai posisi

2) Koordinasi mata kaki merupakan kemampuan seseorang untuk merangkaikan antara

gerak mata saat menerima rangsang dengan gerakan kaki menjadi satu pola gerakan

tertentu sehingga menghasilkan gerakan yang terkoordinasi, efektif, mulus, dan

efisien.

3) Tendangan penalti adalah bentuk sebuah tendangan yang dikenal dalam permaian

futsal sebagai hukuman bagi sebuah tim yang melakukan pelanggaran di kotak

terlarang bagi sebuah tim yang melakukan pelanggaran di kotak terlarang.

4) Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua tim, yang masing-masing

beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah memasukkan bola ke gawang lawan,

dengan memanipulasi bola dengan kaki. Selain lima pemain utama, setiap regu juga

diizinkan memiliki pemain cadangan.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penelitian yang Relevan

Menghindari Duplikasi, peneliti melakukan penelusuran terhadap

penelitian-penelitian terdahulu. dari hasil penelusuran penelitian terdahulu,

diperoleh beberapa hasil penelitian yang berkaitan dengan penelitian yang

dilakukan peneliti yaitu :

1. Peneitian yang dilakukan oleh Muhammad Hasbillah, Herman, mahasiswa

strata 1 Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi STKIP

YPUP Makassar. Judul penelitian adalah “Hubungan Keseimbangan dan

Koordinasi Mata Kaki Terhadap Kemampuan Menggring Bola Daam

Permainan Futsal Klub Karsa Utama Putri Wajo. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode korelasi. Populasi pada penelitian ini

adalah pemain klub karsa utama putri wajo dan sampel yang diambil

sebanyak 25 pemain. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis

deskriptif, analisis korelasi, analisis regresi. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa 1) Ada hubungan yang signifikan antara keseimbangan terhadap

kemampuan menggiring bola pada pemain klub Karsa Utama Putri Wajo

dengan nilai korelasi (r) = 0,738. 2) Ada hubungan yang signifikan antara
koordinasi mata kaki terhadap kemampuan menggiring bola pada pemain

klub Karsa Utama Putri Wajo dengan nilai korelasi (r) = 0,553. 3) Ada

hubungan yang signifikan antara keseimbangan dan koordinasi mata kaki

terhadap kemampuan menggiring bola pada pemain klub Karsa Utama Putri

Wajo dengan nilai korelasi (R) = 0,823,dan dengan nilai koefisien

determinasi (R2) = 0,677 atau sama dengan 67,7%. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara keseimbangan dan

koodinasi mata kaki terhadap kemampuan menggiring bola dalam

permainan futsal Klub Karsa Utama Putri Wajo

2. Penelitian yang dilakukan Wahyu Hartanto , Sapta Kunta Purnama, Jurusan

Pendidikan Kepelatihan Olahraga FKIP Universitas Sebelas Maret

Surakarta. Judul penelitian adalah “Hubungan Antara Otot Tungkai,

Keseimbangan Dinamis dan Koordinasi Mata Kaki Terhadap Kemampuan

Pasing Bawah Futsal Pada Siswa Ekstrakurikuler Futsal Putri SMK

Muhammadiyah 1 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2017/2018. l. Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa ekstrakurikuler futsal putri Smk Muhammadiyah

1 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 16 siswa,

pengambilan subjek yang akan digunakan pada penelitian ini adalah

Purposive Sampling. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini berupa

data kemampuan passing bawah futsal. Tes dan pengukuran yang digunakan

untuk mengumpulkan data adalah tes dan pengukuran panjang tungkai,

keseimbangan dinamis, koordinasi mata-kaki, dan kemampuan passing

bawah futsal. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis regresi linear berganda dengan melalui uji persyaratan

terlebih dahulu seperti uji normalitas dan uji linearitas, pengolahan data

menggunakan software SPSS. Hasil penelitian adalah sebagai berikut.

Pertama terdapat hubungan yang signifikan antara panjang tungkai (X1)

dengan kemampuan passing bawah (Y) diperoleh koefisien korelasi sebesar

114.300 dan nilai p (sig) sebesar 0.000. Sedangkan nilai F tabel pada taraf

signifikansi 5% dengan N = 16 diperoleh F tabel sebesar 3,29. Sehingga F

hitung(114.300) > F tabel (3.29) atau p (sig) < 0.05. Kedua, terdapat

hubungan yang signifikan antara keseimbangan dinamis (X2) dengan

kemampuan passing bawah (Y) diperoleh koefisien korelasi sebesar

166.959 dan nilai p (sig) sebesar 0.000. Sedangkan nilai F tabel pada taraf

signifikansi 5% dengan N = 16 diperoleh F tabel sebesar 3.29. Sehingga F

hitung-(166.959) > F tabel (3.29) atau p (sig) < 0.05. Ketiga terdapat

hubungan yang signifikan antara koordinasi mata-kaki (X3) dengan

kemampuan passing bawah (Y) diperoleh koefisien korelasi sebesar 53.790

dan nilai p (sig) sebesar 0.000. Sedangkan nilai F tabel pada taraf

signifikansi 5% dengan N = 16 diperoleh F tabel sebesar 3.29. Sehingga F

hitung (53.790) > F tabel (3.29) atau p (sig) < 0.05. Keempat terdapat

hubungan yang signifikan antara variable panjang tungkai (X1),

keseimbangan dinamis (X2), koordinasi mata-kaki (X3) dengan

kemampuan passing bawah (Y) sebesar 75.531 > F tabel sebesar 3.29.

Pertama panjang tungkai (X1) memberikan kontribusi terhadap kemampuan

passing bawah (Y) sebesar 37.5%. Kedua keseimbangan dinamis (X2)


memberikan kontribusi terhadap kemampuan passing bawah (Y) sebesar

52,1%. Ketiga koordinasi mata-kaki (X3) memberikan kontribusi terhadap

kemampuan passing bawah (Y) sebesar 5.4%. Keempat panjang tungkai

(X1), keseimbangan dinamis (X2), koordinasi matakaki (X3) dengan

kemampuan passing bawah (Y) sebesar 95%.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu seperti pemaparan diatas, terdapat

kesamaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis, akan tetapi kedua

penelitian tersebut tidak ada yang benar-benar sama dengan penelitian yang peneliti

lakukan.

2.2 Kajian Pustaka

2.2.1 Sejarah Permainan Futsal

Futsal diciptakan di Montevideo, Uruguay pada tahun 1930, oleh Juan Carlos

Ceriani. Keunikan futsal mendapat perhatian di seluruh Amerika Selatan, terutama

di Brazil. Keterampilan yang dikembangkan dalam permainan ini dapat dilihat

dalam gaya terkenal dunia yang diperlihatkan pemain-pemain Brazil diluar

ruangan, pada lapangan berukuran biasa. Pele, bintang terkenal Brazil contohnya,

mengembangkan bakatnya difutsal, sementara Brazil terus menjadi pusat futsal

dunia, permainan ini sekarang dimainkan dibawah perlindungan Federation

Internationale de Football Associaton di seluruh dunia, dari Eropa hingga di

Amerika Tengah dan Amerika Utara serta Afrika, Asia, dan Oceania.

Ada beberapa nama yang sering dipakai untuk olahraga futsal sebelum kata

futsal diperkenalkan oleh Federation Internationale de Football Association


(FIFA) antara lain, mini soccer, five a sid game, dan indoor soccer. Futsal adalah

permainan bola kaki yang menggunakan lapangan kecil, dimainkan oleh dua tim

dengan jumlah pemain yang hanya lima orang dan gawang yang kecil. Futsal

merupakan olahraga yang dimainkan di seluruh dunia, baik oleh pemain amatir,

semi profesional maupun pemain tingkat profesional. Tujuan futsal adalah

memasukan bola ke gawang lawan, dengan memanipulasi bola dengan kaki. Selain

lima pemain utama, setiap regu juga memiliki pemain cadangan. Tidak seperti

permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan

net atau papan. Bola yang digunakannya juga kecil dan berat (Halim, 2012:8;

Maryati, 2012:3; Moore et al., 2014; Prakoso et al., 2013:15)

Pertandingan Internasional pertama kali diadakan pada tahun 1965, Paraguay

menjuarai piala Amerika Selatan pertama. enam perebutan paiala Amerika Selatan

berikutnya diselanggarakan hingga tahun 1979, dan semua gelaran juara disapu

habis Brazil. Brazil meneruskan donasinya dengan meraih piala PAN Amerika pada

tahun 1982, berakhir dengan posisi pertama. Brazil mengulangi kemanangannya

dikejuaraan dunia kedua pada tahun 1985 di Spanyol. Pertandingan futsal

Internasional pertama diadakan di AS pada Desember 1985, di Universitas Negeri

Somona di california.

Ukuran lapangan permainan futsal adalah sebagai berikut :

1) Panjang 25-42m x lebar 15-25m.

2) Garis batas : Garis selebar 8cm, yakni garis sentuh disisi, garis gawang diujung,

dan garis melintang tengah lapangan; 3m lingkarang tengah; tidak ada tembokl

penghalang atau papan.


3) Daerah penalti : busur berukuran 6m dari setiap pos.

4) Garis penalti : 6m dari titik tengah garis gawang.

5) Garis penalti kedua 12m dari titik tengah garis gawang

6) Zona pergantian : Daerah 6m (3m pada setiap sisi garis tengah lapangan) pada

sisi tribun dari pelempar.

7) Gawang : tinggi 2m x lebar 3m.

8) Permukaan daerah Pelemparan : Halus, rata, dan tak absarif.

Gambar 2.1 Gambar dan ukuran lapangan futsal


Sumber : Sujatah, A. dan Santoso, T. (2010)
2.2.2 Pengertian Permainan Futsal

Permainan futsal merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah sangat

dikenal dan digemari oleh hampir seluruh lapisan masyarakat indonesia baik dikota

maupun desa, dari anak-anak sampai orang tua. Namun permainan futsal lebih

banyak dimainkan oleh anak-anak remaja hingga dewasa. Hal ini terbukti dengan

banyaknya club futsal di setiap daerah dan pertandingan-pertandingan futsal baik

yang diselanggarakan secara lokal, regional, nasional, maupun internasional

(Ardianto,2013).
Dalam jurnal a systematic Review of Futsal Literature menjelaskan Futsal

is a very physically intense sport, and consequently evidence from theliterature

shows that the physical demands of futsal are important considerations for coaches

in applying training for competition. Futsal adalah olahraga yang sangat intens

secara fisiknya, literatur menunjukkan bahwa tuntutan fisik futsal itu perlu

dipertimbangkan karena sangat pentingbagi pelatih dalam menerapkan program

latihan untuk kegiatan kompetisi.

Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua tim, yang masing-

masing beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah memasukkan bola ke gawang

lawan dengan kaki. Selain lima pemain utama, setiap tim juga diperbolehkan

memiliki pemain cadangan. Dalam maksud lain futsal juga merupakan jenis sepak

bola tertutup yang secara resmi disahkan oleh Badan Perkumpulan Antar Negara

Sepak Bola, Fédération Internationale de Football Association (FIFA).

Menurut (Daniel 2014) Futsal adalah olahraga besar, cepat, menarik dan terampil.

Bukan hanya dapat melihat didalam ruangan tetapi dapat menghindari cuaca buruk

dan dapat mengisi atmosfer yang menakjubkan dan para sporter atau pendukung

merasa terhibur.

Menurut Feri Kurniawan, (2012: 104) futsal adalah permainan bola yang

dimainkan oleh dua regu, yang masing-masing beranggotakan lima orang.

Tujuannya adalah memasukkan bola ke gawang lawan, dengan memanipulasi bola

dengan kaki. Selain lima pemain utama, setiap regu juga diizinkan memiliki pemain

cadangan. Tidak seperti permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan

futsal dibatasi garis, bukan net atau papan.


Dengan berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa futsal ialah

aktivitas permainan dua beregu dengan jumlah pemain lima lawan lima dengan

permainan yang sangat cepat dan peraturan yang sudah ditentukan dengan tujuan

untuk mencetak gol ke gawang lawannya.

2.2.3 Teknik Dasar Permainan Futsal

Seorang pemain futsal yang baik diharapkan memiliki kondisi fisik yang

prima, keterampilan dalam mengoper bola yang akurat, serta kecepatan dan

kelincahan dalam permainan. Kecepatan lari dalam menggiring bola sangat

diperlukan dalam futsal mengingat luas lapangan futsal yang relatif lebih kecil dan

lapangan bola. Salah satu cara untuk melatih kecepatan berlari pemain futsal adalah

dengan latihan zig-zag run (Sasmita 2015).

Teknik-teknik yang digunakan dalam permainan futsal relatif tidak jauh

berbeda dalam permainan sepak bola namun karena faktor lapangan yang relatif

kecil dan permukaan lantai yang lebih rata menyebabkan perbedaan-perbedaan

penggunaan teknik. Teknik dasar bermain futsal secara umum meliputi secara :

receving the ball, kicking, passing, shooting, advancing the ball, dribbling, heading,

shielding, dan blocking (Burns dalam Marhaendro dkk).

Selain membutuhkan keterlibatan kerjasama antar individu dalam sebuah

tim, permainan futsal juga merupakan cabang olahraga yang memiliki unsur gerak

yang kompleks. Seorang pemain futsal dalam bertahan maupun menyerang kadang-

kadang menghadapi benturan keras, ataupun harus lari dengan kecepatan penuh

ataupun berkelit menghindari lawan, dan berhenti menguasai bola dengan tiba-tiba.

Seorang pemain futsal dalam mengatasi hal seperti itu haruslah dibina dan dilatih
sejak awal agar nantinya memiliki keterampilan yang mumpuni (Muhammad dalam

jurnal Unisma Vol. 2 No. 02, 2011).

Menurut Justinus Lhaksana (2012:29) ada beberapa teknik dasar yang perlu

dikuasai dalam futsal yaitu :

1. Teknik dasar Mengumpan (passing)

2. Teknik dasar Menahan bola (conntrol)

3. Teknik dasar Mengumpan lambung (chipping)

4. Teknik dasar Menggiring bola (dribbling)

5. Teknik dasar Menembak (shooting)

Menurut Sukatamsi (2001:34) teknik-teknik futsal dibagi menjadi dua

golongan, yaitu teknik dasar dengan bola, dan teknik dasar tanpa bola.

1. Teknik dasar dengan bola

Teknik dasar dengan bola yaitu semua gerakan yang dilakukan

menggunakan bola terdiri dari:

a) Teknik menendang dan mengumpan bola (Passing)

Menendang bola merupakan salah satu karakteristik permainan

futsal yang paling dominan. Tujuan utama menendang bola adalah untuk

mengumpan (Passing) dan menembak kearah gawang (Shooting at the

good). Keterampilan teknik dasar mengumpan menendang bola

merupakan bagian dari tujuan menendang bola. Oleh karena itu, setiap

pemain dituntut untuk memiliki teknik dasar mengumpan atau

menendang bola dengan baik.

Teknik dasar mengumpan atau menendang bola ada beberapa

macam. 1) Menendang dengan kaki bagian dalam (inside), 2)


Menendang dengan kaki bagian luar (outside), 3) Menendang dengan

punggung kaki, 4) Menendang dengan punggung kaki bagian dalam”.

b) Teknik menahan atau mengontrol bola

Tujuan menghentikan bola adalah untuk menmgatur tempo

permainan, mengalihkan laju permainan, dan memudahkan untuk

passing, teknik dasar menahan atau mengontrol bola (stooping) adalah

kemampuan bagian-bagian tubuh dan menggiring bola yang datang dari

arah rekan tim atau lawan, dan merupakan teknik dasar futsal ysng

penghenti mengitu arah bola kedua tangan dibuka disamping badan

untuk menjaga keseimbangan dan pandangan mengikuti jalannya bola

sampai terhenti. teknik dasar menahan dan mengontrol bola terdiri atas :

(1) Mengentikan bola dengan menggunakan kaki bagian dalam, (2)

Menghentikan bola menggunakan kaki bagian luar, (3) Menghentikan

bola menggunakan punggung kaki, (4) Dan menghentikan bola

menggunakan telapak kaki.

c) Teknik Menggiring Bola (Dribbling)

Pada dasarnya menggiring bola adalah menendang terputus-putus

atau pelan, oleh karenanya bagian kaki yang digunakan dalam

menggiring bola sama bagian kaki yang dipergunakan untuk menendang

bola.

Teknik menggiring bola disebut juga dengan kemampuan dribling.

Teknik dribling ini harus dikuasai oleh para pemain agar si pemain
mampu menguasai bola dengan baik saat bola berada di

kakinya.Muhammad Asriady Mulyono (2014:54 )

Menggiring bola bertujuan antara lain untuk mendekati jarak

kesasaran, melewati lawan, damn menghambat permainan. Menggring

bola diartikan dengan gerakan lari menggunakan kaki mendorong bola

agar bergulir terus-menerus di atas tanah. Menurut Sukatamsi (2001:35)

Menggiring (Dribbling) memiliki beberapa kegunaan yaitu sebagai

berikut:

1) Untuk melewati lawan.

2) Untuk mencari kesempatan memberikan pola umpan kepada teman

dengan tepat.

3) Untuk menahan bola tetap pada penguasaan, menyelamatkan bola

apabila tidak terdapat kemungkinan atau kesempatan untuk dengan

segera memberikan operan kepada teman.

4) Teknik gerakan tipu dengan bola

Seorang pemain sambil menguasai bola berusaha melewati

lawannya dengan melakukan gerak yang tidak sebenarnya.

5) Teknik merampas atau merebut bola (tackling)

Teknik merampas bola merupakan upaya untuk merebut bola dari

penguasaan lawan.

6) Teknik khusus penjaga gawang (keeper)

Teknik khusus penjaga gawang (keeper) yaitu sikap badan dalam

siaga menangkap bola, meninju bola, menepis, dan menerkan bola.


7) Teknik mengoper bola

Mengoper bola yaitu tendangan bola yang ditujukan kepada teman

tim baik itu bola mendatar maupun bola melambung. American

journal of sports science and medicine: 2014 menjelaskan The

passing action of futsal players was further explored byTravassos et

al, who studied the effects of manipulating the number ofaction

possibilities in a futsal passing task, to understand

therepresentativeness of practice tasks designs. Tindakan pemain

futsal yang lebih dieksplorasi yang mempelajari efek manipulasi

dalam suatu tindakan. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan

bahwa passing adalah memindahkan atau mengoper bola dengan

penguasaan bola yang tepat sehingga tepat pada sasaran yang akan

dituju.

8) Teknik menyundul bola (heading)

keterampilan teknik dasar menyundul bola adalah upaya seseorang

menguasai atau memainkan bola dengan kepala diudara.

d) Tehnik menendang bola ke sasaran (shooting)

Kemampuan tehnik dasar sepak bola yang memiliki peranan penting

dalam bermain futsal adalah keterampilan menendang bola ke sasaran

(Shooting), karena tendangan merupakan awal permainan futsal dan

merupakan pola gerak dominan dalam futsal sehingga tehnik ini

diperlukan bagi pemain futsal supaya dalam permainan dapat

menghasilkan sebuah kemenangan. Tendangan dapat diartikan sebagai


upaya memindahkan bola dari satu tempat ketempat lain menggunakan

kaki dengan tujuan tertentu.

2. Tehnik dasar tanpa bola

Menurut Sukatamsi (2001:35) tehnik dasar tanpa bola yaitu semua

gerakan-gerakan tanpa bola terdiri dari:

a) Lari cepat dan mengubah arah

Pemain futsal harus dapat mendadak dan segera lari dengan

kecepatan maksimal dapat mencapai bola. Mengubah arah yaitu dengan

gerakan memperlambat langkah dengan memperkecil langkah

mengurangi kecepatan lari untuk menjaga keseimbangan badan.

b) Melompat dan meloncat

Dalam permainan futsal untuk memenangkan posisi, untuk mengejar

bola melambung di udara atau bola tinggi di gunakan tehnik melompat.

Melompat dengan ancang-ancang (Sikap berdiri).

c) Gerakan tipu tanpa bola

Gerakan tipu tanpa bola merupakan gerak tipu dengan menggunakan

badan, misalnya gerak tipu dengan mengubah lari. Gerak tipu merupakan

gerak pura-pura dari badan oleh lawan dianggap gerak sebenarnya

sehingga pemain lawan mengikutinya.

d) Gerakan khusus penjaga gawang

Gerakan khusus penjaga gawang pada umumnya merupakan sikap

menunggu dari gerakan pemain lawan.


Dari sekian banyak faktor fisik yang mempengaruhi keterampilan pemain

dalam menguasai teknik dasar futsal, salah satunya adalah kebugaran jasmani para

pemain. Hal ini sesuai dengan pendapat Castagna (Journal from Departement of
Physical and Sport Education, University of Grenada, Spain, 2010) yang
mengemukakan bahwa tuntutan fisik dari permainan futsal dapat menjadi sangat
tinggi.
2.2.4 Keseimbangan

Keseimbangan adalah kemampuan tubuh untuk melakukan reaksi atas

setiap perubahan posisi tubuh, sehingga tubuh tetap stabil dan terkendali.

Keseimbangan ini terdiri atas keseimbangan statis (tubuh dalam posisi diam) dan

keseimbangan dinamis (tubuh dalam posisi bergerak). Keseimbangan statis

diperlukan saat duduk atau berdiri diam. Keseimbagan dinamis diperlukan saat

jalan, lari atau gerakan berpindah dari satu titik ke titik yang lainnya dalam suatu

ruang (Nala, 2015).

Menurut Soedarminto (Ariansyah, Insanistyo, & Sugiyanto, 2017: 114)

stabilitas yang dimaksud disini adalah tingkat keseimbangan. Semua objek yang

diam dikatakan dalam keadaan seimbang. Semua gaya yang bekerja padanya

seimbang, jumlah gaya-gaya linear yang bekerja sama dengan nol dan jumlah

semua momen sama dengan nol. Tetapi, tidak semua objek yang diam memiliki

stabilitas yang sama. Jika posisi sebuah objek diubah sedikit dan objek itu

cenderung untuk kembali pada posisi semula, maka objek itu dalam keadaan

seimbang stabil atau seimbang mantap.

Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas (keseimbangan tubuh) adalah

(1) Tingginya titik berat, (2) Letak garis berat, (3) Luas dasar penumpu, 4) Massa

objek, (5) Gesekan, (6) Posisi segmen-segmen badan, (7) Penglihatan dan
psikologis, dan (8) Fisiologis (Ariansyah, Insanistyo, & Sugiyanto, 2017: 117).

Selanjutnya, komponen-komponen keseimbangan menurut Kahle & Tevald (2014:

68) berperan penting dalam kualitas keseimbangan seseorang yang bermanfaat bagi

kehidupan seharihari. Adapun manfaatnya sebagai berikut: (1) mencegah cedera,

(2) meningkatkan ketangkasan gerak, (3) efesiensi dan efektivitas gerak, (4)

mempermudah melatih teknik gerakan. Keseimbangan seseorang tidak luput dari

beberapa aspek yang dapat menentukan keseimbangan seseorang diantaranya: (1)

berat badan, (2) lebar bidang tumpu, (3) tinggi rendahnya titik berat badan,

stabilnya bidang tumpu, (4) gaya yang bekerja pada badan, (5) koordinasi susunan

saraf dan alat indra.

Kemampuan mempertahankan keseimbangan sangat kompleks yang

dipengaruhi oleh interaksi neuromuskuler, proprioseptif, vestibular, dan sistem 20

visual. Kemampuan keseimbangan akan menurun dengan berjalanya usia sehingga

orang yang berada pada usia lanjut akan rentang jatuh dan cedera. Kemampuan

keseimbangan juga dipengaruhi oleh kekuatan otot yang memilki peran penting

untuk mempengaruhi keseimbangan, selain kekuatan otot kaki kekuatan otot perut,

batang ekstremitas juga memiki fungsi untuk menjaga keseimbangan (Kahle &

Teveld, 2014: 68).

Keseimbangan juga bisa diartikan sebagai kemampuan relatif untuk

mengontrol pusat massa tubuh (center of mass) atau pusat gravitasi (center of

gravity) terhadap bidang tumpu (base of support). Keseimbangan melibatkan

berbagai gerakan di setiap segmen tubuh dengan di dukung oleh sistem

muskuloskleletal dan bidang tumpu. Kemampuan untuk menyeimbangkan massa


tubuh dengan bidang tumpu akan membuat manusia mampu untuk beraktivitas

secara efektif dan efisien (Saifudin, Murti, & Probandari, 2016: 78)

Menurut Lee & Scudds (Supriyono, 2015), bahwa keseimbangan

dibutuhkan untuk mempertahankan posisi dan stabilitas ketika bergerak dari satu

posisi ke posisi yang lain, dimana kurangnya aktivitas fisik dapat menjadi faktor

risiko gangguan keseimbangan. Keseimbangan adalah istilah yang digunakan untuk

menerangkan kemampuan atau seseorang untuk memelihara equilibrium, baik yang

bersifat statis (static balance) seperti dalam posisi diam, bisa juga bersifat dinamis

(dynamic balance) seperti pada saat melakukan gerakan lokomotor. Komponen

pengontrol keseimbangan didalam tubuh manusia berupa: 22 komponen informasi

sensoris (visual, somatosensori, vestibular), respon otot-otot sinergis, kekuatan

otot, adaptasi, lingkup gerak sendi.

2.2.5 Koordinasi Mata Kaki

Koordinasi adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dengan berbagai

tingkat kesulitan dengan cepat, efisien, penuh ketepatan dan merangsang

bekerjanya suatu otot pada saat seseorang menghentikan rangsangan yang berlawan

dengan otot itu (Hakim, 2018). Koordinasi adalah suatu kemampuan biomotorik

yang kompleks dan erat kaitannya dengan kemampuan fisik lainnya. Kemampuan

tersebut digunakan untuk mengendalikan dan menggabungkan bagian tubuh

lainnya yang dilibatkan dalam model gerakan yang kompleks, dengan urutan yang

benar dan menggabungkan bagian-bagian tersebut dalam suatu model gerakan yang

lancar. Dalam permainan sepakbola koordinasi antara mata dan kaki menjadi hal

mutlak dalam bermain sepakbola. Ketika pemain mengumpan bola, mata adalah
pusat dimana pandangan atau arah untuk mengetahui kondisi sekitar lapangan yang

dilihat, sedangkan kaki berperan sebagai pengolah bola saat melakukanpermainan

di lapangan. Sehingga koordinasi akan terlihat ketika pemain dapat

mempertahankan bola saat mengumpan bola. Hal ini juga dibuktikan dari hasil

penelitian yang menujukkan bahwa memiliki koordinasi mata-kaki yang baik maka

kemampuan passing akan meningkat (Fahrizqi, 2018). Dalam permainan sepakbola

dibutuhkan kecermatan pandangan dalam mengantisipasi bola dan ketepatan gerak

untuk menendang bola atau memberikan umpan sesuai sasaran.

Ismaryati ( 2011, 53 ) mendefenisikan koordinasi sebagai hubungan yang

harmonis dari hubungan saling pengaruh diantara kelompok – kelompok otot

melakukan kerja, yang ditunjukkan dengan berbagai tingkat keterampilan. menurut

Zarwan ( 2012, 63 ) koordinasi merupakan kerja yang harmonis dari berbagai faktor

pada suatu gerakan. Menurut Jonath dan Kramel dalam Syafruddin ( 2011 : 120 –

121 ) koordinasi merupakan kerja sama sistem persyarafan pusat sebagai sistem

yang telah diselaraskan oleh proses rangsangan dan hambatan serta otot rangka

pada waktu jalannya suatu gerakan secara terarah.

2.2.6 Tendangan Penalti

Tendangan penalti disebut juga tendangan hukuman (penalty kick).

Terjadinya tendangan penalti disebabkan adanya pemain yang melakukan

pelanggaran keras pada lawannya dikotak penalti atau juga karena adanya

pelanggaran karena bola menyentuh tangan atau lengan dikotak penalti. Tendangan

penalti diberikan wasit jika terjadi pelanggaran dikotak penalti yang dilakukan

salah satu pemain dari tim yang sedang diserang. Dan dalam penilaian wasit,
pelanggaran tersebut telah dilakukan dengan sengaja. Tendangan penalti ini disebut

juga sebagai eksekusi yang mematikan karena pihak lawan dapat 100% bisa

mencetak gol atau skor. Tendangan ini dilakukan dari titik yang disebut titik penalti,

yaitu kira-kira 12 yard atau 11 meter dari tengah garis gawang. Penjaga gawang

harus berdiri tepat pada antara tiang-tiang dan mistar gawang dan tidak

diperbolehkan untuk bergerak diluar garis tersebut sampai bola telah benar-benar

ditendang.

Menurut Salim (2007: 75) Tendangan penalti ini disebut sebagai tendangan

eksekusi yang mematikan karena pihak lawan yang mendapatkan tendangan ini

mempunyai kesempataan hampir seratus persen untuk bisa mencetak gol.

Keterampilan saat mengolah bola saat bermain sangat penting dan apabila suatu

saat terjadinya tendangan hukuman atau adu penalti maka pemain tersebut juga

mesti memiliki keterampilan menendang penalti. Sebagai penendang penalti

pemain juga harus mempuyai rasa percaya diri yang tinggi karena, bagaimanapun

juga pemain harus mengambail keputusan sendiri saat itu juga. Apabila seorang

pemain dapat mengeksekusi tendangan penalti dengan sempurna dan dapat

menciptakan gol maka pemain tersebut kemungkinan memiliki keseimbangan yang

baik saat melakukan tendangan penalti tersebut.

Penalty merupakan babak di mana seorang penendang di pertemukan 1 lawan

1 dengan penjaga gawang. Di babak ini penjaga gawang memegang penuh kendali

karena apabila sang penjaga gawang dapat menebak arah bola, tentunya juga akan

membangun mental kemenangan bagi timnya. Pada babak penalty, Teknik dasar

yang sangat berperan adalah tendangan (shooting), penguasaan Teknik dasar


shooting yang baik akan memaksimalkan hasil dari tendangan (Cahyo pratomo,

Aditya gumantan. 2020).

2.3 Latihan

Upaya mengembangkan dan peningkatan prestasi olahraga salah satunya

adalah latihan yang terprogram dengan baik dan benar. Latihan merupakan proses

yang sistematis dalam mempersiapkan olahragawan yang dilakukan secara

berulang-ulang dengan beban yang semakin meningkat. Latihan sangat penting

dilakukan dalam meningkatan kemampuan melakukan aktivitas olahraga.

Peningkatan prestasi, latihan haruslah berpedoman pada latihan. Djoko Pekik

Irianto, dkk (2009: 1), latihan adalah proses sistematis untuk menyempurnakan

kualitas kinerja atlet berupa: kebugaran, keterampilan, dan kapasitas energi.

Menurut bower dan foss (budiwanto, 2004:12) menemukan bahwa “latihan

adalah suatu program yajng direncanakan untuk memperbaiki dan meningkatkan

kapasitas energi seorang atlet suatu pertandingan”. Dalam latihan atlet harus

memperhatikan beban. beban latihan harus ditingkatkan manakala sudah tiba

saatnya untuk ditingkaktkan.

Kamus besar bahasa indonesia (poerwadarminto, 2002:14), latihan adalah

“pelajaran untuk membiasakan atau memperolah suatu kecukupan”. Sukadiyanto

(2011: 5), istilah latihan berasal dari kata dalam bahasa inggris yang dapat

mengandung beberapa makna seperti : practice, exercises, dan training. Dalam

istilah bahasa Indonesia kata-kata tersebut semuanya mempunyai arti yang sama

yaitu latihan.
Sukadiyanto (2011: 7), proses latihan selalu bercirikan antara lain: (1)Suatu

proses untuk mencapai tingkat kemampuan yang lebih baik dalam berolahrga, yang

memerlukan waktu tertentu (pentahapan), serta memerlukan perencanaan yang

tepat dan cermat. (2) Proses latihan harus teratur dan bersifat progresif. Teratur

maksudnya latihan harus dilakukan secara ajeg, maju, dan berkelanjutan

(kontinyu). Sedang bersifat progresif maksudnya materi latihan diberikan dari yang

mudah ke yang sukar, dari yang sederhana ke yang lebih sulit (komplek), dan dari

yang ringan ke yang lebih berat. (3) Pada setiap satu kali tatap muka (satu sesi/satu

unit latihan) harus memiliki tujuan dan sasaran. (4) Materi latihan harus berisikan

materi teori dan praktek, agar pemahaman dan penguasaan keterampilan menjadi

relatif permanen. (5) Menggunakan metode atau model-model latihan tertentu,

yaitu cara paling efektif yang direncanakan secara bertahap dengan

memperhitungkan faktor kesulitan, kompleksitas gerak, dan penekanan pada

sasaran latihan.

Secara garis besar, pengertian latihan yang telah dikemukakan para ahli

mengandung unsur-unsur sebagai berikut: 1) Sistematis, artinya harus ada kaedah

atau aturan-aturan terencana, 2) Berulang-ulang, artinya kegiatan itu banyak

jumlahnyadan tidak hanya satukali melakukannya, 3) Proses, arytinya harus

mengikuti rangkaian kegiatan, 4) Menambah jumlah bebannya, artinya latihan

tersebut makin meningkat jumlah atau bebannya.

Beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa latihan adalah

suatu proses berlatih yang dilakukan secara sistematis, berulang-ulang yang kian
hari jumlah beban kian bertambah, bertujuan mencapai keterampilan yang lebih

baik.

2.4 Prinsip-Prinsip Latihan

Prinsip latihan adalah landasan konseptual yang merupakan suatu acuan.

Latihan merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar, sistematis, dan

memiliki tujuan tertentu. Prinsip latihan merupakan landasan konseptual sebagai

acuan untuk merancang, melaksanakan dan mengendalikan suatu proses berlatih

melatih. Adapun prinsip latihan tersebut menurut Sukadiyanto (2011: 14) meliputi

prinsip-prinsip: (1) individual, (2) adaptasi (3) beban lebih (overload), (4) beban

bersifat progresif, (5) spesifikasi (kekhususan), (6) bervariasi, (7) pemanasan dan

pendinginan (warm-up dan cooling down), (8) periodisasi, (9) beban moderat (tidak

berlebihan), dan (10) latihan harus sistematis.

Menurut Djoko Pekik Irianto, dkk (2009: 7) prinsip latihan meliputi (1)

partisipasi aktif, (2) perkembangan multilateral, (3) individual, (4) overload, (5)

spesifikasi, (6) kembali asal (revesible), (7) variasi. Sudradjat Prawirasaputra, dkk

(2000: 16-17) berpendapat bahwa proses pembinaan latihan adalah garapan yang

paling penting bagi seorang pelatih dalam mempersiapkan atlet binaannya yang

handal dan menentukan tinggi rendahnya prestasi yang dicapainya kelak. Dalam

pelaksanaan proses latihan tersebut, salah satu hal yang harus dipegang secara teguh

oleh seorang pelatih yaitu pengetahuan tentang prinsip-prinsip latihan. Bila prinsip

latihan tersebut dilaksanakan dengan konsekuen maka prestasi optimal bukan tidak

mungkin akan lebih lancar tercapai.


Bompa (dalam budiwanto, 2004:13) Mengemukakan bahawa prinsip-

prinsip program latihan fisik sebagai berikut:

1. Prinsip Beban Lebih (Over Load).

Pemberian beban latihan harus melebihi kebiasaan sehari-hari secara

teratur. Hal ini bertujuan agar sistem fisiologis dapat menyesuaikan dengan

tuntunan dengan fungsi yang dibutuhkan untuk tingkat kemampuan tinggi. Latihan

yang baik harus mengakibatkan penekanan fisik dapat ditimbulkan dengan jalan

pemberian beban latihan yang lebih dari batas kemampuan si atlet. Stres fisik akan

menimbulkan kelemahan anatomis, fisiologis, dan organisme atlet terhadap

kelelahan akibat beban latihan tersebut, seterusnya atlet akan mengalami kenaikan

kemampuan (superkompensasi). Stress terus menerus yang diberikan pelatih tanpa

istirahat dan menimbulkan penurunan prestasi bagi atlet.

2. Prinsip Spesialisasi

Spesialisasi menunjukkan unsur penting yang dipergunakan uyntuk

mencapai keberhasilan dalam olahraga. Spesialisasi bukan proses Unilateral tetapi

satu yang kompleks yang didsarkan suatu landasan kerja yang solid dari

perkembangan Multilateral. Unsur Spesialisasi harus disesuaikan pengertian dan

penggunaannya untuk latihan anak-anak yunior dimana perkembangan

Multilateral harus berdasarkan perkembangan khusus. Menurut Bompa (dalam

Budiwanto, 2004:13) Latihan harus bersifat khusus sesuai dengan olahraga dan

pertandingan yang akan dilakukan. Dalam mengatur program latihan yang paling

menguntungkan harus mengembangkan kemampuan fisiologis khusus yang


diperlukan untuk melakukan ketermapilan olahraga atau kegiatan tertentu yang

akan dilakukan.

3. Prinsip Individual

Latihan harus memperhatikan dan memperlakukan atlet sesuai dengan

kemampuan, potensi, karateristik belajar dan kekhusuan olahraga. Seluruh konsep

latihan harus dilaksanakan sesuai dengan karateristik fisiologi dan psikologi atlet,

sehingga tujuan latihan dapat ditingkatkan secara wajar individualisasi dalam

latihan adalah satu kebutuhan yang penting dalam masa latihan dan itu

menunjukkan pada pemikiran setiap atlet, mengabaikan tingkat prestasi

diperlakukan secara individual sesuai kemampuan dan potensinya, karateristik

belajar dan kekhususan cabang olahrag.

4. Prinsip Variasi

Latihan harus bervariasi dengan tujuan mengatasi sesuatu yang menonton

dan membosankan saat latihan. Atlet harus disiplin dalam latihan, tetapi mungkin

lebih penting untuk memelihara motivasi dan perhatian dengan memvariasi latihan

fisik dan latihan secara rutin. Masa latihan adalah suatu aktifitas yang sangat

memerlukan jam kerja atlet. Volume dan intensitas latihan secara terus menerus

meningkat dan latihan diulang-ulang banyak sekali. Dalam upaya mengatasi

menonton dan kebosanan dalam latihan, seorang pelatih perlu kreatif dengan

memiliki pengetahuan dann sumber latihan yang banyak yang memungkinkan

dapat merubah secara pariodik. Keterampilan dan latihan dapat diperkaya dengan

mengadopsi pola gerakan teknik yang sama, atau dapat mengembangkan

kekamampuan gerak yang diperlukan dengan olahraga


5. Prinsip Menambah Beban Latihan Secara Progresif

Pemberian beban latihan harus diberikan secara bertahap, teratur dan terus-

menerus sehingga mencapai beban maksimum. Program latihan harus

direncanakan, beban ditingkatkan secara bertahap, yang akan menjamin

memperoleh adaptasi secara benar. Prinsip beban bertambah secara pelan-pelan

menjadi dasar rencana latihan olahraga,dari siklus mikro olimpiade, dan akan

diikuti oleh semua atlit yang akan mengabaikan tingkat kemampuannya. Beban

ditambah pelan-pelan pada tiga siklus mikro pertama dengan mengurangi atau

tahap tanpa beban, memungkinkan atlit dibentuk.

6. Prinsip partisipasi aktif dalam latihan.

Atlit yang melakukan latihan haruslah tetap berlatih diluar jam latihan wajib

meskipun tanpa pengawasan dari pelatih. keunggulan dan aktif ikut serta dalam

latihan akan dimaksimalkan jika pelatih secara pariodik, ajak mendiskusikan

kemajuan atlitnya. Pengertian ini atlit akan menghubungkan keterangan obyektif

dari pelatih dengan perkiraan subyektif kemampuannya. Partisipasi aktif tidak

terbatas hanya pada latihan. Selama waktu bebas atlit dapat melakukan pekerjaan

dalam aktifitas sosial yang memberikan kepuasan dan ketenangan, tetapi dia tentu

harus istirahat yang cukup.

7. Prinsip perkembangan multi lateral

Perkembangan multi lateral lambat laun saling bergantung antar seluruh

organ dan sistem manusia, serta antara proses visiologis dan psikologis. Kebutuhan

perkembangan multi lateral muncul untuk diterima sebagai kebutuhan dalam

banyak lapangan pendidikan dalam usaha manusia. Prinsip multi lateral akan
digunakan untuk latihan anak-anak junior. Tetapi, perkembangan multi lateral

secara tidak langsung atlit akan menghabiskan semua waktu latihannya hanya untuk

program tersebut.

8. Prinsip pulih asal

Beban latihan yang telah diberikan banyak mengeluarkan energi tubuh

untuk itu diperlukan pemulihan untuk mengembalikan kondisi tubuh seperti

semula.

9. Prinsip Reversbilitas

Beban latihan yang diberikan pada saat latihan harus dikurangi secara

perlahan-lahan saat akhir latihan. Oleh sebab itu latihan harus berkesinambungan

untuk memelihara kondisi.

2.5 Program Latihan

Program perencaan latihan menggambarkan prosedur dalam

mengorganisasi secara metodik dan ilmiah untuk membantu atlit mencapai tingkat

latihan dan kemampuan yang tinggi (Bompa, 1994:24). Untuk mencapai prestasi

yang semaksimal mungkin memerlukan proses latihan dan waktu. Pembentukan

fisik, teknik, taktik, dan mental perlu disusun dalam suatu program latihan dalam

jangka panjang, teratus dan terus menerus. Hasil latihan akan mengakibatkan

adaptasi atlet, yaitu penyesuaian fungsi dan struktus organisme akibat beban

latihan. Adaptasi atlet bersifat labil dan sementara, akan menurun atau menjadi

hilang jika latihan menjadi ringan, tidak teratus atau tidak terus menerus. Oleh

karena itu, kegiatan latihan harus disusun perencanaan dan pelaksanaannya dalam

suatu program latihan (Suharno dalam Budiwanto, 2004:93).


Program latihan dapat dibagi menjadi 3 yaitu : program jangka panjang,

jangka menengah, dan jangka pendek. Program latihan jangka panjang biasanya

dilaksanakan antara 5 sampai 12 tahun, yang dibagi dalam tahap-tahap latihan

jangka menengah. Program latihan jangka menengah dilaksanakan antara 2 sampai

4 tahun, yang dibagi-bagi dalam paroide latihan jangka pendek, yang biasanya

dilaksanakan kurang lebih 1 tahun. Dan program latihan jangka pendek tersebut

secara operasional dijabarkan dalam program latihan bulanan, mingguan dan

harian. Program-progran latihan tersebut tidak terpisah-pisah tetapi merupakan

mata rantai program yang saling berkaitan. Pembagian waktu program latihan

tersebut tegantung dari sasaran atau taerget pertandingan, waktu yang tersedia, jenis

atau cabang olahraga, usia dan kemampuan atlit.

2.6 Kerangka pemikiran

Keterampilan bermain sepakbola adalah hal yang wajib dikuasai oleh siswa

sepakbola. Seorang siswa dengan keterampilan bermain sepakbola yang baik, akan

sangat mendukung performa di lapangan. Dalam peningkatan keterampilan

bermain sepakbola, teknik dasar sepakbola erat sekali hubungannya dengan

keberhasilan permainan ketika pertandingan. Teknik dasar harus betul-betul

dikuasai dan dipelajari lebih awal untuk mengembangkan mutu permainan yang

merupakan salah satu faktor yang menentukan menang atau kalahnya suatu

kesebelasan dalam suatu pertandingan. Namun teknik dasar yang dilatihkan juga

harus diukur melalui suatu tes yang baku untuk menentukan sejauh mana tingkat

keterampilan bermain sepakbola yang sudah dilatih.


Keterampilan bermain sepakbola sangatlah penting diberikan dan diajarkan

kepada siswa pada Sekolah Sepakbola di daerah manapun, karena setiap pelatih

akan melihat peningkatan atau sukses tidak nya salah satu siswanya berasal dari

keterampilannya dalam bermain sepakbola. Selain itu keterampilan bermain

sepakbola berhubungan dengan cara mengolah bola dan berkaitan dengan skill

seorang pemain. Tanpa pemberian tentang keterampilan bermain sepakbola siswa

menjadi terhambat dalam bermain sepakbola.

Tim Futsal Zamora

Penerapan Latihan

Keseimbangan Koordinasi Mata Kaki

Hasil Survei Tendangan Penalti


Gambar 2.2. Bagan Kerangka Pemikiran
Sumber : Tawan Sripan, (2021)
2.9 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori yang telah dijabarkan sebelumnya, dapat

dirumuskan hipotesis penelitian ini adalah untuk mengetahui keseimbangan dan

koordinasi mata kaki terhadap hasil tendangan penalti.

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian korelasional. Suatu penelitian

yang menghubungkan satu atau lebih variabel bebas dengan variabel terikat tanpa

ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut, Maksum (2012 :73 ). Dalam

penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada dan tidaknya.”Hubungan

Keseimbangan dan Koordinasi Mata Kaki Terhadap Hasil Tendanngan Penalti Pada

Tim Futsal Zamora”

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2018:80), populasi adalah wilayah generasi yang terdiri

atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.

Berdasarkan pendapat di atas, maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

individu yang akan dijadikan subjek penelitian dan keseluruhan dari individu itu

paling tidak memiliki suatu sifat yang sama. Sehingga mengikutsertakan semua

pemain di Klub zamora yang berjumlah 7 pemain.

3.2.2 Sampel

Total sampling menurut Sugiyono (2018:140): “Sensus atau sampling total

adalah teknik pengambilan sampel dimana seluruh anggota populasi dijadikan

sampel semua. Penelitian yang dilakukan pada populasi dibawah 100 sebaiknya

dilakukan dengan sensus, sehingga seluruh anggota populasi tersebut dijadikan

sampel semua sebagai subyek yang dipelajari atau sebagai responden pemberi
informasi”. Sehingga sampel dalam penelitian ini berjumlah 7 pemain futsal tim

zamora

3.3 Lokasi Dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini yaitu di lapangan futsal hutan kota. Adapun waktu

pelaksanaan selama 1 minggu.

3.4 Variabel dan Desain Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang di

tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian di Tarik kesimpulannya (Sugiyono,2010:38 ) adapun macam-

macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi :

3.4.1 Variabel independen : Variabel ini sering disebut variabel stimulus, predictor,

antecedent. dalam bahasa Indonesia sering di sebut variabel bebas. Variabel

bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Adapun yang menjadi

varibel bebas dalam penelitian ini adalah keseimbangan dan koordinasi mata kaki.

3.4.2 Variabel Dependen : sering di sebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen.

dalam bahasa Indonesia sering di sebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat

merupakan variabel yang di pengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya

variabel bebas. Adapun yang menjadi varibel terikat dalam penelitian ini adalah

hasil tendangan penalti.

2. Desain
. Menurut Maksum (2012:95) desain penelitian merupakan sebuah

rancangan bagaimana suatu penelitian akan di lakukan. Adapun rancangan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

X1

X2

Gambar 2. Gambar Desain Peneletian

Keterangan:

X1 = Keseimbangan

X2 = Koordinasi Mata Kaki

Y = Hasil Tendangan Penalti

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen Penelitian adalah suatu alat yang di gunakan untuk mengukur

fenomena alam atau social yang diamati.secara spesifik semua fenomena ini disebut

variabel penelitian (sugiyono, 2010 :102 ). Adapun alat yang digunakan untuk

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tes Pengukuran Keseimbangan

2. Tes Pengukuran Koordinasi Mata Kaki

3. Sumpritan (Peluit)

4. Meteran

5. Bola Futsal

6. Stopwatch
7. Lakban

8. Kapur

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan salah satu tahapan sangat penting dalam suatu

penelitian. Menurut Arikunto (2006:222) pengumpulan data yang tepat sesuai dengan

penelitian untuk memperoleh ukuran tentang variabel akan diteliti dengan menggunakan

instrumen.

3.6.1 Tes Keseimbangan

Widiastuti (2017: 161-163) Tes kesseimbangan dengan tes berdiri satu kaki dengan

mata tertutup/ stock stand.

Tujuan :

Untuk mengetahui kemampuan siswa atau atlet dalam mempertahankan

keseimbangan tubuh pada posisi statis.

1. Pelaksanaannya tes :

Gambar 3. Tes Keseimbangan (Quizlet.com)


a. Berdiri dengan nyaman pada kedua kaki

b. Tangan diletakkan di pinggang

c. Berdirilah salah satu kaki, angkat kaki yang lain dan letakkan ibu
jari kaki pada lutut yang masih menginjak tanah

Komando guru/pelatih

a. Tutup mata

b. Guru/pelatih mulai menghitung dengan stopwatch

c. Jaga keseimbangan selama mungkin

d. Waktu akan berhenti apabila atlet membuka mata, menggerakkan

tangan, meletakkan atau menggerakkan kaki

2. Pencatatan hasil :

Guru/pelatih akan mencatat waktu yang diraih atlet dalam

mempertahankan keseimbangan

Ulangi tes ini sebanyak dua kali.

3.6.2 Tes Koordinasi Mata kaki

Tes ini menggunakan Mitcel Soccer Test yang dikutip dari Natman (2001:

25). Lapangan tes terdiri atas sasaran yang dibuat dengan garis dinding yang rata

dengan ukuran panjang 2,44 m dan tinggi dari lantai 1,22 m. Daerah tendangan

dibuat didepan sasaran membentuk segi empat dengan ukuran 3,65 m dan 4,23 m.

Daerah tendangan berjarak 2,30 m dari dinding sasaran. Tes ini memiliki validasi

0.860 dan reabilitasnya 0.871.

1) Tujuan :

Untuk mengukur kemampuan koordinasi mata kaki dalam permainan

sepakbola.

2) Pelaksanaannya

2,44 m
1,22 m

2,30 m 3,65 m

Gambar 4. Tes Koordinasi Mata Kaki


Sumber : Ngatman (2001:25)
a. Bola diletakan di belakang garis batas yaitu 2,30 meter didepan

sasaran.

b. Teste berdiri dibelakang garis batas dekat bola dan menghadap

kesasaran.

c. Pada aba-aba “ya”, teste memulai menyepak bola kesasaran

(tembok). Bola yang terpantul dari tembok sasaran segera disepak

kembali, dan ini dilakukan terus-menerus secepat mungkin selama

20 detik.

d. Tes dilakukan sebanyak 2 kali kesempatan yang diambil jumlah skor

yang terbaik.

3) Pencatatan hasil:

Penilaian diambil dari banyaknya sepakan yang sah selama 30 detik.


3.6.3 Tes Tendangan Penalti

Tes yang digunakan, tes menembak ke gawang (Sukatamsi, 1997: 6.29). Gawang

ukuran normal lebar 7,32 meter tinggi 2,44 meter dibagi menjadi 6 bidang sasaran yang

sama luasnya dengan batas tali, masingmasing bidang sasaran diberi nilai. Jarak antara

garis batas menembakan bola dengan gawang untuk kelompok umur 12-14 tahun adalah

12 meter.

Petunjuk Pelaksanaan Tes :

1) Pemain berdiri di belakang garis batas menendang bola, disediakan lima

buah bola.

2) Dengan ancang-ancang menembak bola kearah gawang, kesempatan

menembak bola lima kali,dengan kaki terbaik.

3) Penilaian setiap tembakan yang masuk bidang sasaran mendapatkan nilai.

Sesuai dengan sasaran, tembakan yang tidak masuk ke dalam gawang nilai

0.

4) Nilai adalah jumlah keseluruhan dari lima kali kesempatan.

Gambar 5. Pelaksanaan Tes Tendangan Penalti


Sumber : Sukatamsi (1997:6.29)

3.7 Teknik Analisis Data

1) Uji Persyaratan Penelitian


Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji

persyaratan yang meliputi uji normalitas dan uji linearitas. Pengujian kedua uji

prasyarat tersebut menggunakan bantuan software SPSS (Statistic Package and

Social Science) versi 26 for windows.

1. Uji Normalitas

Data-data berskala interval sebagai hasil pengukuran pada umumnya

mengikuti distribusi normal atau tidak, maka untuk mengetahuinya

dilakukan uji normalitas. Kepastian terpenuhinya syarat normalitas akan

menjamin dapat dipertanggungjawabkannya langkah-langkah statistik

selanjutnya, sehingga kesimpulan yang diambil juga dapat

dipertanggungjawabkan.

2. Uji Linearitas

Uji linearitas adalah untuk mengetahui apakah variabel bebas yang dijadikan

prediktor mempunyai hubungan linier atau tidak dengan variabel terikat.

Kepastian linier atau tidaknya sebaran skor data yang dimiliki tidak cukup

dipertanggungjawabkan dengan asumsi-asumsi. Untuk memperoleh

kepastian itu harus dilakukan uji linieritas yang dilakukan dengan uji statistik

F, yaitu dinyatakan linier apabila nilai p lebih besar daripada 0,05.

Sebaliknya, apabila nilai p lebih kecil daripada 0,05 dinyatakan tidak linier.

2) Uji Hipotesis Penelitian

Setelah memenuhi uji syarat penelitian, selanjutnya dilakukan pengujian

hipotesis penelitian untuk mengetahui apakah ada hubungan yang positif dan

signifikan keseimbangan dan koordinasi mata kaki terhadap hasil tendangan penalti
1) Korelasi

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui penerimaan dan

penolakan hipotesis 1 dan 2 menggunakan product-moment dari Karl

Pearson.

2) Regresi Ganda

Pengujian hipotesis ketiga menggunakan analisis regresi ganda.

BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui Hubungan keseimbangan

dan koordinasi mata kaki terhadap hasil tendangan penalti pada tim futsal zamora.

Adapun hasil dari pelaksanaan penelitian ini dideskripsikan sebagai berikut :

4.1.1 Deskripsi Hasil Pengukuran Koordinasi Mata Kaki

Setelah dilakukan pengambilan data pada sampel yang berjumlah 7 pemain

tim futsal zamora yaitu data pengukuran koordinasi mata kaki. Maka data tersebut

akan dianalisis dengan Teknik regresi dan korelasi baik sederhana maupun ganda

pada taraf signifikasi 5% (α=0.05). Berikut hasil pengukuran dapat dilihat pada

tabel 4.1 di bawah ini.

Tabel 4.1 Data Hasil Pengukuran Koordinasi Mata Kaki

No Nama Percobaan Percobaan Hasil


Pertama Kedua Terbaik
1 Wawan 11 13 16
2 Aldi 10 9 14
3 Fauzan 9 11 17
4 Andika 12 10 11
5 Indra 6 9 16
6 Wahyu 8 10 13
7 Akbar 5 10 10

Hasil pengukuran koordinasi mata kaki dideskripsikan menggunakan analisis

statistik, deskripsi data disajikan dalam Tabel 4.2 berikut ini:

Tabel 4.2 Deskripsi Data Hasil Koordinasi Mata Kaki

Item Tes N Minimum Maximum Mean Std.


Deviation
Koordinasi 7 10.00 17.00 13.8571 2.67261
Mata Kaki

Deskripsi hasil penelitian juga disajikan dalam distribusi frekuensi data

tunggal, yaitu merupakan distribusi frekuensi yang hanya memiliki satu nilai di

setiap kelasnya . distribusi frekuensi hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.3 di

bawah ini:

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Data Hasil Koordinasi Mata Kaki

Nilai Frekuensi
10 1
11 1
13 1
14 1
16 2
17 1
Jumlah 7

4.1.2 Deskripsi Hasil Tes Keseimbangan


Setelah dilakukan pengambilan data pada sampel yang berjumlah 7 pemain

tim futsal zamora yaitu data tes keseimbangan. Maka data tersebut akan dianalisis

dengan Teknik regresi dan korelasi baik sederhana maupun ganda pada taraf

signifikasi 5% (α=0.05). Berikut hasil pengukuran dapat dilihat pada tabel 4.4 di

bawah ini.

Tabel 4.4 Data Hasil Tes Keseimbangan

No Nama Percobaan Percobaan Hasil


Pertama Kedua Terbaik
(Detik) (Detik) (Detik)
1 Wawan 5.16 9.13 33.98
2 Aldi 6.37 13.57 23.20
3 Fauzan 9.82 5.93 20.93
4 Andika 10.12 9.22 33.80
5 Indra 9.11 4.84 20.75
6 Wahyu 10.11 7.16 19.88
7 Akbar 9.35 7.11 20.10

Hasil pengukuran Tes keseimbangan dideskripsikan menggunakan analisis

statistik, deskripsi data disajikan dalam Tabel 4.2 berikut ini:

Tabel 4.5 Deskripsi Data Hasil Tes Keseimbangan

Item Tes N Minimum Maximum Mean Std.


Deviation
Tes 7 19.88 33.98 24.6629 6.39501
Keseimbangan
Deskripsi hasil penelitian juga disajikan dalam distribusi frekuensi data

tunggal, yaitu merupakan distribusi frekuensi yang hanya memiliki satu nilai di

setiap kelasnya . distribusi frekuensi hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.6 di

bawah ini:

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Data Hasil Tes Keseimbangan\./

Nilai Frekuensi
19.88 1
20.10 1
20.75 1
20.93 1
23.20 1
33.80 1
33.98 1
Jumlah 7

4.1.3 Deskripsi Hasil Tes Tendangan Penalti

Setelah dilakukan pengambilan data pada sampel yang berjumlah 7 pemain

tim futsal zamora yaitu data tes tendangan penalti. Maka data tersebut akan

dianalisis dengan Teknik regresi dan korelasi baik sederhana maupun ganda pada

taraf signifikasi 5% (α=0.05). Berikut hasil pengukuran dapat dilihat pada tabel 4.7

di bawah ini.

Tabel 4.7 Data Hasil Tes Tendangan Penalti

No Nama 1 2 3 4 5 Hasil
1 Wawan 20 20 15 15 10 75
2 Aldi 20 15 15 5 5 60
3 Fauzan 15 15 15 15 15 75
4 Andika 10 5 10 5 5 40
5 Indra 20 20 15 10 10 80
6 Wahyu 15 15 20 5 5 60
7 Akbar 15 20 5 10 10 40

Hasil tendangan penalti dideskripsikan menggunakan analisis statistik,

deskripsi data disajikan dalam Tabel 4.8 berikut ini:

Tabel 4.8 Deskripsi Data Hasil Tendangan Penalti

Item Tes N Minimum Maximum Mean Std.


Deviation
Hasil 7 40.00 80.00 61.4286 2.67261
Tendangan
Penalti

Deskripsi hasil penelitian juga disajikan dalam distribusi frekuensi data

tunggal, yaitu merupakan distribusi frekuensi yang hanya memiliki satu nilai di

setiap kelasnya . distribusi frekuensi hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.9 di

bawah ini:

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Data Hasil Tendangan Penalti

Nilai Frekuensi
40 2
60 2
75 2
80 1
Jumlah 7
4.1.4 Uji Persyaratan Penelitian

Sebelum dilakukan analisis statistik, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi atau

uji persyaratan analisis yang meliputi uji normalitas dan uji linearitas. Penggunaan

uji normalitas digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi data

yang diperoleh, sedangkan penggunaan uji linearitas digunakan untuk mengetahui

apakah sampel penelitian berasal dari populasi yang bersifat linier.

1. Uji Normalitas Data

Pengujian normalitas mengunakan uji Kolmogorof-Sminorv.

Dalam uji ini akan diuji hipotesis sampel berasal dari populasi

berdistribusi normal, untuk menerima atau menolak hipotesis

dengan membandingkan P-value dengan 0,05. Kriterianya

menerima hipotesis apabila P-value lebih besar dari 0,05, apabila

tidak memenuhi kriteria tersebut, hipotesis ditolak.

Tabel 4.10 Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

No Variabel Asymp.Sig Kesimpulan


1 Koordinasi Mata Kaki 0.20 Normal
2 Keseimbangan 0.04 Normal
3 Tendangan Penalti 0.20 Normal

Dari tabel di atas harga Asymp.Sig atau P-value dari variabel

semuanya lebih besar dari 0,05 sehingga hipotesis yang

menyatakan sampel berdasarkan dari populasi yang berdistribusi

normal diterima. Dari keterangan tersebut, data variabel dalam


penelitian ini dapat dianalisis menggunakan pendekatan statistik

parametrik.

2. Uji Linearitas

Untuk mengetahui apakah persamaan regresi bersifat linear

atau tidak maka dilakukan uji F anova. Kriteria pengujian, jika

Fhitung > Ftabel berarti data korelasinya linear. Untuk lebih jelas

dapat dilihat rangkuman pengujian linearitas pada tabel berikut

ini.

Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Uji Linearitas Keseimbangan dan Kordinasi


Mata Kaki
Sig F F Hitung Kesimpulan
Tabel
Keseimbangan – Hasil Tendangan 0.772 5.14 0.09 Tidak Linear
Penalti
Koordinasi Mata Kaki – Hasil Tendangan 0.000 5.14 75.643 Linear
Penalti

Dari hasil di atas diketahui bahwa keseimbangan nilai signifikansinya lebih kecil dari

0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang tidak linier. Sedangkan

untuk koordinasi mata kaki nilai signifikannya lebih besar dari 0.05 sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang linear.

4.1.5 Uji Hipotesis Penelitian

Analisis data yang digunakan untuk menjawab hipotesis yang diajukan yaitu

ada tidaknya hubungan keseimbangan dan koordinasi mata kaki terhadao hasil

tendangan penalti sebagai berikut:

Hipotesis nol (Ho) : Tidak ada hubungan keseimbangan dan koordinasi

mata kaki terhadap hasil tendangan penalti


Hipotesis alternatif (Ha) : ada hubungan keseimbangan dan koordinasi mata

kaki terhadap hasil tendangan penalti

Untuk mengetahui ada atau tidak adanya hubungan keseimbangan dan

koordinasi mata kaki, pengujian hipotesis dilakukan dengan teknik analisis korelasi

menggunakan SPSS 26.

Tabel 4.12 Rangkuman Hasil Pengujian Korelasi Koordinasi Mata Kaki

Harga R
Jenis Korelasi Df = (N-1), df = 19, α=5% p Keterangan
Hitung Tabel
X1 - Y 0.969 0.621 0.000 (Ha)

Koefisien korelasi (r) yang dihasilkan adalah 0,969 dan lebih besar dari r-tabel

= 0.621, berarti hubungan Koordinasi mata kaki terhadap hasil tendangan penalti.

Dengan demikian disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan koordinasi

mata kaki terhadap hasil tendangan penalti.

Tabel 4.13 Rangkuman Hasil Pengujian Korelasi Keseimbangan

Harga R
Jenis Korelasi Df = (N-1), df = 19, α=5% p Keterangan
Hitung Tabel
X2 - Y 0.136 0.621 0.772 (Ho)

Koefisien korelasi (r) yang dihasilkan adalah 0,136 dan lebih besar dari r-tabel

= 0.621, berarti tidak ada hubungan keseimbangan terhadap hasil tendangan penalti.
Dengan demikian disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan

keseimbangan terhadap hasil tendangan penalti.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Koordinasi mata kaki

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, penelitian ini

membuktikan bahwa ada hubungan yang signifikan antara koordinasi mata kaki

terhadap hasil tendangan penalti pada tim futsal zamora. Hubungan yang signifikan

tersebut berarti bahwa semakin baik koordinasi mata kaki, semakin baik pula hasil

tendangan penalti pada tim futsal zamora, dan sebaliknya semakin kurang baik

koordinasi mata kaki, semakin kurang baik pula hasil tendangan penalti pada tim

futsal zamora.

4.2.2 Keseimbangan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, penelitian ini

membuktikan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara keseimbangan

terhadap hasil tendangan penalti pada tim futsal zamora. Tidak ada hubungan yang

signifikan tersebut berarti bahwa keseimbangan tidak berperan penting terhadap

hasil tendangan penalti.

4.2.2 Hubungan Keseimbangan dan Koordinasi Mata Kaki Terhadap Hasil

Tendangan Penalti Pada Tim Futsal Zamora

Hasil pengujian hipotesis koordinasi mata kaki membuktikan bahwa ada

hubungan signifikan antara koordinasi mata kaki terhadap hasil tendangan penalti.

Koefisien determinan (R²) koordinasi mata kaki terhadap hasil tendangan penalti,

sebesar 0.938 atau 93.8%, artinya koordinasi mata kaki memberikan kontribusi
(sumbangan efektif) terhadap hasil tendangan penalti, sebesar 93.8%. Penelitian

menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan Koordinasi mata kaki

dengan hasil tendangan penalti dengan koefisien korelasi yang dihasilkan adalah

0,969 dan lebih besar dari r-tabel = 0.621. Hal ini dikarenakan latihan koordinasi

mata kaki merupakan faktor utama untuk hasil tendangan penalti.

Berbeda dengan keseimbangan latihan keseimbangan, pengujian hipotesis

keseimbangan membuktikan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan terhadap

hasil tendangan penalti, dengan menunjukkan tingka korelasi yang sangat rendah,

hal ini diperlihatkan dengan nilai korelasi -0.136. sehingga dapat disimpulkan

rendahnya korelasi keseimbangan terhadap hasil tendangan penalti. Berdasarkan

pengolahan data tersebut diperoleh nilai determinasi (R²) sebesar 0.018 atau 18%

artinya keseimbangan tidak memberikan kontribusi terhadap hasil tendangan

penalti.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan

sebelumnya, dapat diambil beberapa kesimpulan. Berikut ini beberapa kesimpulan

yang dapat diambil.

1. Terdapat hubungan yang signifikan antara koordinasi mata kaki terhadap hasil

tendangan penalti dengan besarnya nilai korelasi/hubungan (r) yaitu sebesar

0.969 dari output tersebut diperoleh koefesien korelasi (r square) sebesar 0.938
yang mengandung pengertian bahwa kontribusi variabel koordinasi mata kaki

terhadap hasil tendangan penalti adalah 93.8%

2. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara keseimbangan terhadap hasil

tendangan penalti dengan besarnya nilai korelasi/hubungan (r) yaitu sebesar

0.136 dari output tersebut diperoleh koefesien korelasi (r square) sebesar 0.018

yang mengandung pengertian bahwa kontribusi variabel keseimbangan

terhadap hasil tendangan penalti adalah 18%

5.2 Implikasi

Hasil penelitian ini mempunyai implilkasi praktis dan akademis bagi pihak -

pihak yang terkait dengan bidang pendidikan, keolahragaan, khususnya pada

cabang olahraga bola basket. Guru atau pelatih

1. pelatih hendaknya lebih memperhatikan program Latihan yang

diberikan kepada tim agar peningkatan kemampuan tidak semata-mata

dalam proses permainan, tetapi bisa juga meningkatkan koordinasi mata

kaki.

2. Pemain/Atlet

Dengan adanya penelitian ini siswa diharapkan bisa memahami dirinya

sendiri, bahwa hal yang bisa mempengaruhi kemampuan tendangan

penalti adalah koordinasi mata kaki.

5.3 Saran

Ada beberapa saran yang harus disampaikan sehubungan dengan hasil

penelitian ini, antara lain


1. Bagi pemain tim futsal zamora supaya tingkat keterampilan bermain

basketnya akan terus meningkat hingga mencapai prestasi yang memuaskan

2. Bagi pelatih, agar menjadikan tolak ukur hasil penelitian ini dari keadaan

pemain. Sehingga diharapkan pelatih mampu menyusun program

pembelajaran atau program latihan secara terstruktur dan mampu

memberikan program latihan yang sesuai dengan kebutuhan pemain

khususnya pada tingkat keterampilannya

3. Bagi peneliti yang akan datang agar dapat mengadakan pertimbangan

penelitian ini dengan subyek yang lain, baik dalam kuantitas maupun

tingkatan kualitas. Secara kuantitas menambah subyek yang ada, sedangkan

secara kualitas dengan melibatkan variabel yang lain. Dan juga bagi atlet

dan seluruh pelaku olahraga bolabasket, peningkatan keterampilan lay up

shoot perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat

keterampilan tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Muhammad. (2013). Kecemasan Pada Permainan Futsal Dalam


Menghadapi turnamen. Universitas Negeri Surakarta.
www.jogjapress.com/index.php/EMPATHY/article/viewFile/1546/884
(Diakses Pada 6 Desember 2019).
Ariansyah, A, Insanistyo, B & Sugiyanto. (2017). Hubungan keseimbangan dan
power otot tungkai terhadap kemampuan tendangan dolly chagi pada atlet
ukm (unit kegiatan mahasiswa) taekwondo Universitas Bengkulu.
Kinestetik : Jurnal Ilmiah Pendidikan Jasmani, 1 (2).
Budiwanto, S.(2004). Pengetahuan Dasar Melatih Olahraga. Depdiknas
Universitas Negeri Malang.
Fahrizqi, E. B. (2018). Hubungan Panjang Tungkai , Power Tungkai Dan
Koordinasi Mata-Kaki Dengan Kemampuan Passing Pada Pemain Unit
Kegiatan Mahasiswa Olahraga Futsal Perguruan Tinggi Teknorat. Journal
of S.P.O.R.T, 2(1), 32–42.
Hakim, N. (2018). Pengaruh Kelincahan, Kecepatan Lari dan Koordinasi Mata-
Kaki Terhadap Kemampuan Menggiring Bola Pada Permainan Sepakbola
Siswa Smpn 4 Takalar.
Ismaryati. 2011. Tes Dan Pengukuran Olahraga. Surakarta: Lembaga
Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS dan UPT Penerbitan dan Percetakan
UNS
Kahle, Nicole & Tevald, Michel A. (2014). Core muscle strengthenings
improvment of balance performance in community-dwellling older adults:
a pilot study. Journal Of Aging And Physical Activity, Volume 22, No. 1,
pg. 65-73.
Kurniawan, Feri. (2012). Buku pintar pengetahun Olahraga. Jakarta: Laskar Aksara
Lhaksana, J. (2011). Taktik dan Strategi futsal Modern. Jakarta: Penebar Swadaya
Group.
Maryati. 2012. Mengenal Olahraga Futsal. Jakarat Timur: Percetakan dan
Penerbitan PT BalaiPustaka (Persero)
Muhammad Asriady M. 2014. Buku Pintar Panduan Futsal. Jakarta Timur. Lasakar
Askara
Muhammad. (2011). Tehnik Dasar Futsal: Jurnal Unisma. 12, 02, Vol. 2
Nala, IGN, 2015. Prinsip Pelatihan Fisik Olahraga. Denpasar : Udayana Nuversity
Press.
Pratomo, Cahyo, Aditya, Gumantan. 2020. Hubungan Panjang tungkai dan power
otot tungkai dengan kemampuan tendangan penalty. UTI, JouPE 1(1) 10-
17.
Pratomo, C., & Gumantan, A. (2020). Hubungan Panjang Tungkai dan Power Otot
Tungkai Dengan Kemampuan Tendangan Penalti. Journal of Physical
Education, 1(1), 10–17. strategy and anxiety. International journal of sport
Saifudin, M, Murti, B, & Probandari, A. (2016). Hubungan panjang puntung
(stump) indeks massa tubuh (imt) dengan keseimbangan berjalan dan
kepercayaan diri pada pasien post amputasi anggota gerak bawah. Jurnal
Keterapian Fisik, Volume 1, No 2, hlm 75-152
Sasmita, A, R. (2015). Pengaruh Latihan Zig-zag Run Terhadap Kecepatan Lari
Pemain Futsal. Naskah Publikasi. S1. Fisioterapi. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: CV
Alfabeta.
Sujatah, A. dan Santoso, T. (2010). Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan.
Jakarta: Aneka ilmu.
Sukadiyanto. (2011). Pengantar teori dan Metodologi Melatih Fisik. Bandung: CV
Lubuk Agung.
Sukatamsi (2001). Penilaian Keterampilan Bermain Bola. Jakarta:Depdikbud.
Supriyono, E. (2015). Aktifitas fisik keseimbangan guna mengurangi resiko jatuh
pada lansia. Jurnal Olahraga Prestasi, 11 (2).
Widiastuti (2017: 161-163) Tes kesseimbangan dengan tes berdiri satu kaki dengan
mata tertutup/ stock stand.
Lampiran 1

Hasil Tes Pengukuran Koordinasi Mata Kaki

No Nama Percobaan Percobaan Hasil


Pertama Kedua Terbaik
1 Wawan 11 13 16
2 Aldi 10 9 14
3 Fauzan 9 11 17
4 Andika 12 10 11
5 Indra 6 9 16
6 Wahyu 8 10 13
7 Akbar 5 10 10

Hasil Tes Pengukuran Keseimbangan

No Nama Percobaan Percobaan Hasil


Pertama Kedua Terbaik
(Detik) (Detik) (Detik)
1 Wawan 5.16 9.13 33.98
2 Aldi 6.37 13.57 23.20
3 Fauzan 9.82 5.93 20.93
4 Andika 10.12 9.22 33.80
5 Indra 9.11 4.84 20.75
6 Wahyu 10.11 7.16 19.88
7 Akbar 9.35 7.11 20.10
Lampiran 2

Dokumentasi Penelitian

Gambar 1. Tes Koordinasi Mata Kaki

Gambar 2. Tes Koordinasi Mata Kaki


Gambar 3. Tes Keseimbangan

Gambar 4. Fotot Bersama


Lampiran 3
Data SPSS
Deskripsi Keseimbangan

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Keseimbangan 7 19,88 33,98 24,6629 6,39501
Valid N (listwise) 7

Deskripsi Koordinasi Mata Kaki

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Koordinasi Mata Kaki 7 10,00 17,00 13,8571 2,67261
Valid N (listwise) 7

Deskripsi Hasil Tendangan Penalti

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Tendangan Penalti 7 40,00 80,00 61,4286 16,51118
Valid N (listwise) 7

Uji Korelasi
Correlations
Koordinasi mata tendangan
kaki Keseimbangan penalti
Koordinasi mata kaki Pearson Correlation 1 -,046 ,969**
Sig. (2-tailed) ,921 ,000
N 7 7 7
Keseimbangan Pearson Correlation -,046 1 -,136
Sig. (2-tailed) ,921 ,772
N 7 7 7
tendangan penalti Pearson Correlation ,969** -,136 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,772
N 7 7 7
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Uji Linieritas

Variables Entered/Removeda
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 Keseimbangan, . Enter
Koordinasi Mata
Kakib
a. Dependent Variable: Tendangan Penalti
b. All requested variables entered.

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1547,780 2 773,890 35,203 ,003b
Residual 87,934 4 21,984
Total 1635,714 6
a. Dependent Variable: Tendangan Penalti
b. Predictors: (Constant), Keseimbangan, Koordinasi Mata Kaki

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -15,334 12,778 -1,200 ,296
Koordinasi Mata Kaki 5,957 ,717 ,964 8,309 ,001
Keseimbangan -,235 ,300 -,091 -,783 ,477
a. Dependent Variable: Tendangan Penalti

Model Summary
Change St
Adjusted R Std. Error of the R Square
Model R R Square Square Estimate Change F Change df1
1 ,973a ,946 ,919 4,68867 ,946 35,203
a. Predictors: (Constant), Keseimbangan, Koordinasi Mata Kaki

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Koordinasi Mata Tendangan
Kaki Keseimbangan Penalti
N 7 7 7
Normal Parametersa,b Mean 13,8571 24,6629 61,4286
Std. Deviation 2,67261 6,39501 16,51118
Most Extreme Differences Absolute ,217 ,305 ,223
Positive ,143 ,305 ,189
Negative -,217 -,227 -,223
Test Statistic ,217 ,305 ,223
c,d c
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200 ,048 ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Lampiran 4
Tabel Nilai F

Titik Persentase Distribusi F untuk


Probabilita = 0,05

df untuk
df untuk pembilang (N1)
penyebu
t (N2) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 14 15
3
1 161 199 216 225 230 234 237 239 241 242 243 244 245 245 246
2 18.51 19.00 19.16 19.25 19.30 19.33 19.35 19.37 19.38 19.40 19.40 19.41 19.4 19.42 19.43
2
3 10.13 9.55 9.28 9.12 9.01 8.94 8.89 8.85 8.81 8.79 8.76 8.74 8.7 8.71 8.70
3
4 7.71 6.94 6.59 6.39 6.26 6.16 6.09 6.04 6.00 5.96 5.94 5.91 5.8 5.87 5.86
9
5 6.61 5.79 5.41 5.19 5.05 4.95 4.88 4.82 4.77 4.74 4.70 4.68 4.6 4.64 4.62
6
6 5.99 5.14 4.76 4.53 4.39 4.28 4.21 4.15 4.10 4.06 4.03 4.00 3.9 3.96 3.94
8
7 5.59 4.74 4.35 4.12 3.97 3.87 3.79 3.73 3.68 3.64 3.60 3.57 3.5 3.53 3.51
5
8 5.32 4.46 4.07 3.84 3.69 3.58 3.50 3.44 3.39 3.35 3.31 3.28 3.2 3.24 3.22
6
9 5.12 4.26 3.86 3.63 3.48 3.37 3.29 3.23 3.18 3.14 3.10 3.07 3.0 3.03 3.01
5
10 4.96 4.10 3.71 3.48 3.33 3.22 3.14 3.07 3.02 2.98 2.94 2.91 2.8 2.86 2.85
9
11 4.84 3.98 3.59 3.36 3.20 3.09 3.01 2.95 2.90 2.85 2.82 2.79 2.7 2.74 2.72
6
12 4.75 3.89 3.49 3.26 3.11 3.00 2.91 2.85 2.80 2.75 2.72 2.69 2.6 2.64 2.62
6
13 4.67 3.81 3.41 3.18 3.03 2.92 2.83 2.77 2.71 2.67 2.63 2.60 2.5 2.55 2.53
8
14 4.60 3.74 3.34 3.11 2.96 2.85 2.76 2.70 2.65 2.60 2.57 2.53 2.5 2.48 2.46
1
15 4.54 3.68 3.29 3.06 2.90 2.79 2.71 2.64 2.59 2.54 2.51 2.48 2.4 2.42 2.40
5
16 4.49 3.63 3.24 3.01 2.85 2.74 2.66 2.59 2.54 2.49 2.46 2.42 2.4 2.37 2.35
0
17 4.45 3.59 3.20 2.96 2.81 2.70 2.61 2.55 2.49 2.45 2.41 2.38 2.3 2.33 2.31
5
18 4.41 3.55 3.16 2.93 2.77 2.66 2.58 2.51 2.46 2.41 2.37 2.34 2.3 2.29 2.27
1
19 4.38 3.52 3.13 2.90 2.74 2.63 2.54 2.48 2.42 2.38 2.34 2.31 2.2 2.26 2.23
8
20 4.35 3.49 3.10 2.87 2.71 2.60 2.51 2.45 2.39 2.35 2.31 2.28 2.2 2.22 2.20
5
21 4.32 3.47 3.07 2.84 2.68 2.57 2.49 2.42 2.37 2.32 2.28 2.25 2.2 2.20 2.18
2
22 4.30 3.44 3.05 2.82 2.66 2.55 2.46 2.40 2.34 2.30 2.26 2.23 2.2 2.17 2.15
0
23 4.28 3.42 3.03 2.80 2.64 2.53 2.44 2.37 2.32 2.27 2.24 2.20 2.1 2.15 2.13
8
24 4.26 3.40 3.01 2.78 2.62 2.51 2.42 2.36 2.30 2.25 2.22 2.18 2.1 2.13 2.11
5
25 4.24 3.39 2.99 2.76 2.60 2.49 2.40 2.34 2.28 2.24 2.20 2.16 2.1 2.11 2.09
4
26 4.23 3.37 2.98 2.74 2.59 2.47 2.39 2.32 2.27 2.22 2.18 2.15 2.1 2.09 2.07
2
27 4.21 3.35 2.96 2.73 2.57 2.46 2.37 2.31 2.25 2.20 2.17 2.13 2.1 2.08 2.06
0
28 4.20 3.34 2.95 2.71 2.56 2.45 2.36 2.29 2.24 2.19 2.15 2.12 2.0 2.06 2.04
9
29 4.18 3.33 2.93 2.70 2.55 2.43 2.35 2.28 2.22 2.18 2.14 2.10 2.0 2.05 2.03
8
30 4.17 3.32 2.92 2.69 2.53 2.42 2.33 2.27 2.21 2.16 2.13 2.09 2.0 2.04 2.01
6
31 4.16 3.30 2.91 2.68 2.52 2.41 2.32 2.25 2.20 2.15 2.11 2.08 2.0 2.03 2.00
5
32 4.15 3.29 2.90 2.67 2.51 2.40 2.31 2.24 2.19 2.14 2.10 2.07 2.0 2.01 1.99
4
33 4.14 3.28 2.89 2.66 2.50 2.39 2.30 2.23 2.18 2.13 2.09 2.06 2.0 2.00 1.98
3
34 4.13 3.28 2.88 2.65 2.49 2.38 2.29 2.23 2.17 2.12 2.08 2.05 2.0 1.99 1.97
2
35 4.12 3.27 2.87 2.64 2.49 2.37 2.29 2.22 2.16 2.11 2.07 2.04 2.0 1.99 1.96
1
36 4.11 3.26 2.87 2.63 2.48 2.36 2.28 2.21 2.15 2.11 2.07 2.03 2.0 1.98 1.95
0
37 4.11 3.25 2.86 2.63 2.47 2.36 2.27 2.20 2.14 2.10 2.06 2.02 2.0 1.97 1.95
0
38 4.10 3.24 2.85 2.62 2.46 2.35 2.26 2.19 2.14 2.09 2.05 2.02 1.9 1.96 1.94
9
39 4.09 3.24 2.85 2.61 2.46 2.34 2.26 2.19 2.13 2.08 2.04 2.01 1.9 1.95 1.93
8
40 4.08 3.23 2.84 2.61 2.45 2.34 2.25 2.18 2.12 2.08 2.04 2.00 1.9 1.95 1.92
7
41 4.08 3.23 2.83 2.60 2.44 2.33 2.24 2.17 2.12 2.07 2.03 2.00 1.9 1.94 1.92
7
42 4.07 3.22 2.83 2.59 2.44 2.32 2.24 2.17 2.11 2.06 2.03 1.99 1.9 1.94 1.91
6
43 4.07 3.21 2.82 2.59 2.43 2.32 2.23 2.16 2.11 2.06 2.02 1.99 1.9 1.93 1.91
6
44 4.06 3.21 2.82 2.58 2.43 2.31 2.23 2.16 2.10 2.05 2.01 1.98 1.9 1.92 1.90
5
45 4.06 3.20 2.81 2.58 2.42 2.31 2.22 2.15 2.10 2.05 2.01 1.97 1.9 1.92 1.89
4

Tabel Nilai R

Table r untuk df = 1-50


Tingkat signifikansi untuk uji satu arah
0.05 0.025 0.01 0.005 0.0005
df = (N-1)
Tingkat signifikansi untuk uji dua arah
0.1 0.05 0.02 0.01 0.001
1 0.9877 0.9969 0.9995 0.9999 1.0000
2 0.9000 0.9500 0.9800 0.9900 0.9990
3 0.8054 0.8783 0.9343 0.9587 0.9911
4 0.7293 0.8114 0.8822 0.9172 0.9741
5 0.6694 0.7545 0.8329 0.8745 0.9509
6 0.6215 0.7067 0.7887 0.8343 0.9249
7 0.5822 0.6664 0.7498 0.7977 0.8983
8 0.5494 0.6319 0.7155 0.7646 0.8721
9 0.5214 0.6021 0.6851 0.7348 0.8470
10 0.4973 0.5760 0.6581 0.7079 0.8233
11 0.4762 0.5529 0.6339 0.6835 0.8010
12 0.4575 0.5324 0.6120 0.6614 0.7800
13 0.4409 0.5140 0.5923 0.6411 0.7604
14 0.4259 0.4973 0.5742 0.6226 0.7419
15 0.4124 0.4821 0.5577 0.6055 0.7247
16 0.4000 0.4683 0.5425 0.5897 0.7084
17 0.3887 0.4555 0.5285 0.5751 0.6932
18 0.3783 0.4438 0.5155 0.5614 0.6788
19 0.3687 0.4329 0.5034 0.5487 0.6652
20 0.3598 0.4227 0.4921 0.5368 0.6524
21 0.3515 0.4132 0.4815 0.5256 0.6402
22 0.3438 0.4044 0.4716 0.5151 0.6287
23 0.3365 0.3961 0.4622 0.5052 0.6178
24 0.3297 0.3882 0.4534 0.4958 0.6074
25 0.3233 0.3809 0.4451 0.4869 0.5974
26 0.3172 0.3739 0.4372 0.4785 0.5880
27 0.3115 0.3673 0.4297 0.4705 0.5790
28 0.3061 0.3610 0.4226 0.4629 0.5703
29 0.3009 0.3550 0.4158 0.4556 0.5620
30 0.2960 0.3494 0.4093 0.4487 0.5541
31 0.2913 0.3440 0.4032 0.4421 0.5465
32 0.2869 0.3388 0.3972 0.4357 0.5392
33 0.2826 0.3338 0.3916 0.4296 0.5322
34 0.2785 0.3291 0.3862 0.4238 0.5254
35 0.2746 0.3246 0.3810 0.4182 0.5189
36 0.2709 0.3202 0.3760 0.4128 0.5126
37 0.2673 0.3160 0.3712 0.4076 0.5066
38 0.2638 0.3120 0.3665 0.4026 0.5007
39 0.2605 0.3081 0.3621 0.3978 0.4950
40 0.2573 0.3044 0.3578 0.3932 0.4896
41 0.2542 0.3008 0.3536 0.3887 0.4843
42 0.2512 0.2973 0.3496 0.3843 0.4791
43 0.2483 0.2940 0.3457 0.3801 0.4742
44 0.2455 0.2907 0.3420 0.3761 0.4694
45 0.2429 0.2876 0.3384 0.3721 0.4647
46 0.2403 0.2845 0.3348 0.3683 0.4601
47 0.2377 0.2816 0.3314 0.3646 0.4557
48 0.2353 0.2787 0.3281 0.3610 0.4514
49 0.2329 0.2759 0.3249 0.3575 0.4473
50 0.2306 0.2732 0.3218 0.3542 0.4432

You might also like