Professional Documents
Culture Documents
Tawan Sripan
A421 17 116
HASIL
5
1
2
4
56
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN 2021
ABSTRAK
HALAMAN PENGESAHAN ii
ABSTRAK iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR LAMPIRAN ix
BAB I PENDAHULUAN
2.2.4 Keseimbangan 18
2.2.5 Koordinasi Mata Kaki 20
2.3 Latihan 23
4.2 Pembahasan 48
BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan 50
5.2 Implikasi 50
5.3 Saran 51
DAFTAR PUSTAKA 40
LAMPIRAN 54
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Gambar 2.1 Gambar dan Ukuran Lapangan Futsal 10
2. Gambar 2.2 Bagan Kerangka Pemikiran 31
3. Gambar 2 Gambar Desain Penelitian 34
4. Gambar 3 Tes Keseimbangan 35
5. Gambar 4 Tes Koordinasi Mata Kaki 37
6. Gambar 5 Pelaksanaan Tes Tendangan Penalti 38
7. Gambar Dokumentasi Penelitian 56
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Tabel 4.1 Data Hasil Pengukuran Koordinasi Mata Kaki 41
2. Tabel 4.2 Deskripsi Data Hasil Koordinasi Mata Kaki 42
3. Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Data Hasil Koordinasi Mata Kaki 42
4. Tabel 4.4 Data Hasil Tes Keseimbangan 43
5. Tabel 4.5 Deskripsi Data Hasil Tes Keseimbangan 43
6. Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Data Hasil Tes Keseimbangan 44
7. Tabel 4.7 Data Hasil Tes Tendangan Penalti 44
8. Tabel 4.8 Deskripsi Data Hasil Tes Tendangan Penati 45
9. Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Data Hasil Tes Tendangann Penalti 45
10. Tabel 4.10 Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Data 46
11. Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Uji Linieritas 46
12. Tabel 4.12 Rangkuman Hasil Pengujian Korelasi Koordinasi Mata Kaki 47
13. Tabel 4.13 Rangkuman Hasil Pengujian Korelasi Keseimbangan 48
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Lampiran 1 Hasil Tes Pengukuran 55
2. Lampiran 2 Dokumentasi 56
3. Lampiran 3 SPSS 58
4. Lampiran 4 Tabel F dan R 62
BAB I
PENDAHULUAN
beberapa cara yang dapat dilakukan, diantaranya yaitu dengan meningkatkan mutu
merupakan salah satu wadah untuk meningkatkan sumber daya manusia. Dimana
olahraga yang dilakukan secara teratur dan kontinyu akan dapat meningkatkan
kualitas fisik dan mental yang berguna untuk pembentukan watak manusia yang
mempunyai kepribadian, berdisiplin tinggi, memiliki sikap sportif. Ini semua pada
akhirnya akan dapat meningkatkan produktivitas manusia itu sendiri. ISSN 2527-
760X (Print) ISSN 2528-584X (Online) Journal Sport Area Penjaskesrek FKIP
tidak jauh dari kata hidup sehat, dari berbagai macam olahraga tentu bisa memilih
olahraga yang sesuai dengan keinginan. Ada jenis olahraga yang dilakukan oleh
kegiatan fisik yang dilakukan secara berkelanjutan yang berguna untuk mendorong,
membina, dan mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial”. Jika tubuh
berada dalam tingkat kesehatan yang baik maka akan mampu melakukan aktivitas
yang optimal. Maka dari itu olahraga adalah salah satu kegiatan yang dianjurkan
dalam kehidupan sehari-hari. Futsal saat ini digemari oleh berbagai macam
kalangan dari anak-anak sampai dewasa, baik laki-laki maupun perempuan, banyak
kemampuan untuk menilai faktor-faktor di dalam dan luar diri pemain, sehingga
membuat pemain mampu mengendalikan gerak tubuh atau posisi tubuhnya tanpa
tepat pada saat berdiri (static balance) atau pada saat melakukan gerakan (dynamic
posisi tubuh secara tepat pada saat berdiri (static 3 balance) atau pada saat
orang yang berada pada usia lanjut akan rentang jatuh dan cedera. Kemampuan
keseimbangan juga dipengaruhi oleh kekuatan otot yang memilki peran penting
untuk mempengaruhi keseimbangan, selain kekuatan otot kaki kekuatan otot perut,
batang ekstremitas juga memiki fungsi untuk menjaga keseimbangan (Kahle &
Tim Zamora masih belum memiliki keseimbangan dan koordinasi mata kaki yang
baik sehingga terlihat dari beberapa pemain mengalami jatuh saat berlari maupun
mata kaki pada tim futsal zamora. Mengacu pada permasalahan diatas, maka ada
Keseimbangan dan Koordinasi Mata Kaki Terhadap Hasil Tendangan Penalti Pada
Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini sesuai dengan
permasalahan yang di angkat sebagai berikut : Untuk mengetahui apakah ada hubungan
1) Aspek Teoritis
futsal
2) Aspek Praktis
c. Sebagai masukan untuk pemain agar mencari dan menjaga ilmu lebih-lebih dapat
gerak mata saat menerima rangsang dengan gerakan kaki menjadi satu pola gerakan
efisien.
3) Tendangan penalti adalah bentuk sebuah tendangan yang dikenal dalam permaian
futsal sebagai hukuman bagi sebuah tim yang melakukan pelanggaran di kotak
4) Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua tim, yang masing-masing
dengan memanipulasi bola dengan kaki. Selain lima pemain utama, setiap regu juga
Permainan Futsal Klub Karsa Utama Putri Wajo. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode korelasi. Populasi pada penelitian ini
adalah pemain klub karsa utama putri wajo dan sampel yang diambil
kemampuan menggiring bola pada pemain klub Karsa Utama Putri Wajo
dengan nilai korelasi (r) = 0,738. 2) Ada hubungan yang signifikan antara
koordinasi mata kaki terhadap kemampuan menggiring bola pada pemain
klub Karsa Utama Putri Wajo dengan nilai korelasi (r) = 0,553. 3) Ada
terhadap kemampuan menggiring bola pada pemain klub Karsa Utama Putri
determinasi (R2) = 0,677 atau sama dengan 67,7%. Dengan demikian dapat
data kemampuan passing bawah futsal. Tes dan pengukuran yang digunakan
bawah futsal. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis regresi linear berganda dengan melalui uji persyaratan
terlebih dahulu seperti uji normalitas dan uji linearitas, pengolahan data
114.300 dan nilai p (sig) sebesar 0.000. Sedangkan nilai F tabel pada taraf
hitung(114.300) > F tabel (3.29) atau p (sig) < 0.05. Kedua, terdapat
166.959 dan nilai p (sig) sebesar 0.000. Sedangkan nilai F tabel pada taraf
hitung-(166.959) > F tabel (3.29) atau p (sig) < 0.05. Ketiga terdapat
dan nilai p (sig) sebesar 0.000. Sedangkan nilai F tabel pada taraf
hitung (53.790) > F tabel (3.29) atau p (sig) < 0.05. Keempat terdapat
kemampuan passing bawah (Y) sebesar 75.531 > F tabel sebesar 3.29.
kesamaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis, akan tetapi kedua
penelitian tersebut tidak ada yang benar-benar sama dengan penelitian yang peneliti
lakukan.
Futsal diciptakan di Montevideo, Uruguay pada tahun 1930, oleh Juan Carlos
ruangan, pada lapangan berukuran biasa. Pele, bintang terkenal Brazil contohnya,
Amerika Tengah dan Amerika Utara serta Afrika, Asia, dan Oceania.
Ada beberapa nama yang sering dipakai untuk olahraga futsal sebelum kata
permainan bola kaki yang menggunakan lapangan kecil, dimainkan oleh dua tim
dengan jumlah pemain yang hanya lima orang dan gawang yang kecil. Futsal
merupakan olahraga yang dimainkan di seluruh dunia, baik oleh pemain amatir,
memasukan bola ke gawang lawan, dengan memanipulasi bola dengan kaki. Selain
lima pemain utama, setiap regu juga memiliki pemain cadangan. Tidak seperti
permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan
net atau papan. Bola yang digunakannya juga kecil dan berat (Halim, 2012:8;
menjuarai piala Amerika Selatan pertama. enam perebutan paiala Amerika Selatan
berikutnya diselanggarakan hingga tahun 1979, dan semua gelaran juara disapu
habis Brazil. Brazil meneruskan donasinya dengan meraih piala PAN Amerika pada
Somona di california.
2) Garis batas : Garis selebar 8cm, yakni garis sentuh disisi, garis gawang diujung,
dan garis melintang tengah lapangan; 3m lingkarang tengah; tidak ada tembokl
6) Zona pergantian : Daerah 6m (3m pada setiap sisi garis tengah lapangan) pada
Permainan futsal merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah sangat
dikenal dan digemari oleh hampir seluruh lapisan masyarakat indonesia baik dikota
maupun desa, dari anak-anak sampai orang tua. Namun permainan futsal lebih
banyak dimainkan oleh anak-anak remaja hingga dewasa. Hal ini terbukti dengan
(Ardianto,2013).
Dalam jurnal a systematic Review of Futsal Literature menjelaskan Futsal
shows that the physical demands of futsal are important considerations for coaches
in applying training for competition. Futsal adalah olahraga yang sangat intens
secara fisiknya, literatur menunjukkan bahwa tuntutan fisik futsal itu perlu
Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua tim, yang masing-
lawan dengan kaki. Selain lima pemain utama, setiap tim juga diperbolehkan
memiliki pemain cadangan. Dalam maksud lain futsal juga merupakan jenis sepak
bola tertutup yang secara resmi disahkan oleh Badan Perkumpulan Antar Negara
Menurut (Daniel 2014) Futsal adalah olahraga besar, cepat, menarik dan terampil.
Bukan hanya dapat melihat didalam ruangan tetapi dapat menghindari cuaca buruk
dan dapat mengisi atmosfer yang menakjubkan dan para sporter atau pendukung
merasa terhibur.
Menurut Feri Kurniawan, (2012: 104) futsal adalah permainan bola yang
dengan kaki. Selain lima pemain utama, setiap regu juga diizinkan memiliki pemain
cadangan. Tidak seperti permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan
aktivitas permainan dua beregu dengan jumlah pemain lima lawan lima dengan
permainan yang sangat cepat dan peraturan yang sudah ditentukan dengan tujuan
Seorang pemain futsal yang baik diharapkan memiliki kondisi fisik yang
prima, keterampilan dalam mengoper bola yang akurat, serta kecepatan dan
diperlukan dalam futsal mengingat luas lapangan futsal yang relatif lebih kecil dan
lapangan bola. Salah satu cara untuk melatih kecepatan berlari pemain futsal adalah
berbeda dalam permainan sepak bola namun karena faktor lapangan yang relatif
penggunaan teknik. Teknik dasar bermain futsal secara umum meliputi secara :
receving the ball, kicking, passing, shooting, advancing the ball, dribbling, heading,
tim, permainan futsal juga merupakan cabang olahraga yang memiliki unsur gerak
yang kompleks. Seorang pemain futsal dalam bertahan maupun menyerang kadang-
kadang menghadapi benturan keras, ataupun harus lari dengan kecepatan penuh
ataupun berkelit menghindari lawan, dan berhenti menguasai bola dengan tiba-tiba.
Seorang pemain futsal dalam mengatasi hal seperti itu haruslah dibina dan dilatih
sejak awal agar nantinya memiliki keterampilan yang mumpuni (Muhammad dalam
Menurut Justinus Lhaksana (2012:29) ada beberapa teknik dasar yang perlu
golongan, yaitu teknik dasar dengan bola, dan teknik dasar tanpa bola.
futsal yang paling dominan. Tujuan utama menendang bola adalah untuk
merupakan bagian dari tujuan menendang bola. Oleh karena itu, setiap
arah rekan tim atau lawan, dan merupakan teknik dasar futsal ysng
sampai terhenti. teknik dasar menahan dan mengontrol bola terdiri atas :
bola.
Teknik dribling ini harus dikuasai oleh para pemain agar si pemain
mampu menguasai bola dengan baik saat bola berada di
berikut:
dengan tepat.
penguasaan lawan.
penguasaan bola yang tepat sehingga tepat pada sasaran yang akan
dituju.
badan, misalnya gerak tipu dengan mengubah lari. Gerak tipu merupakan
dalam menguasai teknik dasar futsal, salah satunya adalah kebugaran jasmani para
pemain. Hal ini sesuai dengan pendapat Castagna (Journal from Departement of
Physical and Sport Education, University of Grenada, Spain, 2010) yang
mengemukakan bahwa tuntutan fisik dari permainan futsal dapat menjadi sangat
tinggi.
2.2.4 Keseimbangan
setiap perubahan posisi tubuh, sehingga tubuh tetap stabil dan terkendali.
Keseimbangan ini terdiri atas keseimbangan statis (tubuh dalam posisi diam) dan
diperlukan saat duduk atau berdiri diam. Keseimbagan dinamis diperlukan saat
jalan, lari atau gerakan berpindah dari satu titik ke titik yang lainnya dalam suatu
stabilitas yang dimaksud disini adalah tingkat keseimbangan. Semua objek yang
diam dikatakan dalam keadaan seimbang. Semua gaya yang bekerja padanya
seimbang, jumlah gaya-gaya linear yang bekerja sama dengan nol dan jumlah
semua momen sama dengan nol. Tetapi, tidak semua objek yang diam memiliki
stabilitas yang sama. Jika posisi sebuah objek diubah sedikit dan objek itu
cenderung untuk kembali pada posisi semula, maka objek itu dalam keadaan
(1) Tingginya titik berat, (2) Letak garis berat, (3) Luas dasar penumpu, 4) Massa
objek, (5) Gesekan, (6) Posisi segmen-segmen badan, (7) Penglihatan dan
psikologis, dan (8) Fisiologis (Ariansyah, Insanistyo, & Sugiyanto, 2017: 117).
68) berperan penting dalam kualitas keseimbangan seseorang yang bermanfaat bagi
(2) meningkatkan ketangkasan gerak, (3) efesiensi dan efektivitas gerak, (4)
berat badan, (2) lebar bidang tumpu, (3) tinggi rendahnya titik berat badan,
stabilnya bidang tumpu, (4) gaya yang bekerja pada badan, (5) koordinasi susunan
orang yang berada pada usia lanjut akan rentang jatuh dan cedera. Kemampuan
keseimbangan juga dipengaruhi oleh kekuatan otot yang memilki peran penting
untuk mempengaruhi keseimbangan, selain kekuatan otot kaki kekuatan otot perut,
batang ekstremitas juga memiki fungsi untuk menjaga keseimbangan (Kahle &
mengontrol pusat massa tubuh (center of mass) atau pusat gravitasi (center of
secara efektif dan efisien (Saifudin, Murti, & Probandari, 2016: 78)
dibutuhkan untuk mempertahankan posisi dan stabilitas ketika bergerak dari satu
posisi ke posisi yang lain, dimana kurangnya aktivitas fisik dapat menjadi faktor
bersifat statis (static balance) seperti dalam posisi diam, bisa juga bersifat dinamis
bekerjanya suatu otot pada saat seseorang menghentikan rangsangan yang berlawan
dengan otot itu (Hakim, 2018). Koordinasi adalah suatu kemampuan biomotorik
yang kompleks dan erat kaitannya dengan kemampuan fisik lainnya. Kemampuan
lainnya yang dilibatkan dalam model gerakan yang kompleks, dengan urutan yang
benar dan menggabungkan bagian-bagian tersebut dalam suatu model gerakan yang
lancar. Dalam permainan sepakbola koordinasi antara mata dan kaki menjadi hal
mutlak dalam bermain sepakbola. Ketika pemain mengumpan bola, mata adalah
pusat dimana pandangan atau arah untuk mengetahui kondisi sekitar lapangan yang
mempertahankan bola saat mengumpan bola. Hal ini juga dibuktikan dari hasil
penelitian yang menujukkan bahwa memiliki koordinasi mata-kaki yang baik maka
Zarwan ( 2012, 63 ) koordinasi merupakan kerja yang harmonis dari berbagai faktor
pada suatu gerakan. Menurut Jonath dan Kramel dalam Syafruddin ( 2011 : 120 –
121 ) koordinasi merupakan kerja sama sistem persyarafan pusat sebagai sistem
yang telah diselaraskan oleh proses rangsangan dan hambatan serta otot rangka
pelanggaran keras pada lawannya dikotak penalti atau juga karena adanya
pelanggaran karena bola menyentuh tangan atau lengan dikotak penalti. Tendangan
penalti diberikan wasit jika terjadi pelanggaran dikotak penalti yang dilakukan
salah satu pemain dari tim yang sedang diserang. Dan dalam penilaian wasit,
pelanggaran tersebut telah dilakukan dengan sengaja. Tendangan penalti ini disebut
juga sebagai eksekusi yang mematikan karena pihak lawan dapat 100% bisa
mencetak gol atau skor. Tendangan ini dilakukan dari titik yang disebut titik penalti,
yaitu kira-kira 12 yard atau 11 meter dari tengah garis gawang. Penjaga gawang
harus berdiri tepat pada antara tiang-tiang dan mistar gawang dan tidak
diperbolehkan untuk bergerak diluar garis tersebut sampai bola telah benar-benar
ditendang.
Menurut Salim (2007: 75) Tendangan penalti ini disebut sebagai tendangan
eksekusi yang mematikan karena pihak lawan yang mendapatkan tendangan ini
Keterampilan saat mengolah bola saat bermain sangat penting dan apabila suatu
saat terjadinya tendangan hukuman atau adu penalti maka pemain tersebut juga
pemain juga harus mempuyai rasa percaya diri yang tinggi karena, bagaimanapun
juga pemain harus mengambail keputusan sendiri saat itu juga. Apabila seorang
1 dengan penjaga gawang. Di babak ini penjaga gawang memegang penuh kendali
karena apabila sang penjaga gawang dapat menebak arah bola, tentunya juga akan
membangun mental kemenangan bagi timnya. Pada babak penalty, Teknik dasar
2.3 Latihan
adalah latihan yang terprogram dengan baik dan benar. Latihan merupakan proses
Irianto, dkk (2009: 1), latihan adalah proses sistematis untuk menyempurnakan
kapasitas energi seorang atlet suatu pertandingan”. Dalam latihan atlet harus
(2011: 5), istilah latihan berasal dari kata dalam bahasa inggris yang dapat
istilah bahasa Indonesia kata-kata tersebut semuanya mempunyai arti yang sama
yaitu latihan.
Sukadiyanto (2011: 7), proses latihan selalu bercirikan antara lain: (1)Suatu
proses untuk mencapai tingkat kemampuan yang lebih baik dalam berolahrga, yang
tepat dan cermat. (2) Proses latihan harus teratur dan bersifat progresif. Teratur
(kontinyu). Sedang bersifat progresif maksudnya materi latihan diberikan dari yang
mudah ke yang sukar, dari yang sederhana ke yang lebih sulit (komplek), dan dari
yang ringan ke yang lebih berat. (3) Pada setiap satu kali tatap muka (satu sesi/satu
unit latihan) harus memiliki tujuan dan sasaran. (4) Materi latihan harus berisikan
materi teori dan praktek, agar pemahaman dan penguasaan keterampilan menjadi
sasaran latihan.
Secara garis besar, pengertian latihan yang telah dikemukakan para ahli
suatu proses berlatih yang dilakukan secara sistematis, berulang-ulang yang kian
hari jumlah beban kian bertambah, bertujuan mencapai keterampilan yang lebih
baik.
Latihan merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar, sistematis, dan
melatih. Adapun prinsip latihan tersebut menurut Sukadiyanto (2011: 14) meliputi
prinsip-prinsip: (1) individual, (2) adaptasi (3) beban lebih (overload), (4) beban
bersifat progresif, (5) spesifikasi (kekhususan), (6) bervariasi, (7) pemanasan dan
pendinginan (warm-up dan cooling down), (8) periodisasi, (9) beban moderat (tidak
Menurut Djoko Pekik Irianto, dkk (2009: 7) prinsip latihan meliputi (1)
partisipasi aktif, (2) perkembangan multilateral, (3) individual, (4) overload, (5)
spesifikasi, (6) kembali asal (revesible), (7) variasi. Sudradjat Prawirasaputra, dkk
(2000: 16-17) berpendapat bahwa proses pembinaan latihan adalah garapan yang
paling penting bagi seorang pelatih dalam mempersiapkan atlet binaannya yang
handal dan menentukan tinggi rendahnya prestasi yang dicapainya kelak. Dalam
pelaksanaan proses latihan tersebut, salah satu hal yang harus dipegang secara teguh
oleh seorang pelatih yaitu pengetahuan tentang prinsip-prinsip latihan. Bila prinsip
latihan tersebut dilaksanakan dengan konsekuen maka prestasi optimal bukan tidak
teratur. Hal ini bertujuan agar sistem fisiologis dapat menyesuaikan dengan
tuntunan dengan fungsi yang dibutuhkan untuk tingkat kemampuan tinggi. Latihan
yang baik harus mengakibatkan penekanan fisik dapat ditimbulkan dengan jalan
pemberian beban latihan yang lebih dari batas kemampuan si atlet. Stres fisik akan
kelelahan akibat beban latihan tersebut, seterusnya atlet akan mengalami kenaikan
2. Prinsip Spesialisasi
satu yang kompleks yang didsarkan suatu landasan kerja yang solid dari
Budiwanto, 2004:13) Latihan harus bersifat khusus sesuai dengan olahraga dan
pertandingan yang akan dilakukan. Dalam mengatur program latihan yang paling
akan dilakukan.
3. Prinsip Individual
latihan harus dilaksanakan sesuai dengan karateristik fisiologi dan psikologi atlet,
latihan adalah satu kebutuhan yang penting dalam masa latihan dan itu
4. Prinsip Variasi
dan membosankan saat latihan. Atlet harus disiplin dalam latihan, tetapi mungkin
lebih penting untuk memelihara motivasi dan perhatian dengan memvariasi latihan
fisik dan latihan secara rutin. Masa latihan adalah suatu aktifitas yang sangat
memerlukan jam kerja atlet. Volume dan intensitas latihan secara terus menerus
menonton dan kebosanan dalam latihan, seorang pelatih perlu kreatif dengan
dapat merubah secara pariodik. Keterampilan dan latihan dapat diperkaya dengan
Pemberian beban latihan harus diberikan secara bertahap, teratur dan terus-
menjadi dasar rencana latihan olahraga,dari siklus mikro olimpiade, dan akan
diikuti oleh semua atlit yang akan mengabaikan tingkat kemampuannya. Beban
ditambah pelan-pelan pada tiga siklus mikro pertama dengan mengurangi atau
Atlit yang melakukan latihan haruslah tetap berlatih diluar jam latihan wajib
meskipun tanpa pengawasan dari pelatih. keunggulan dan aktif ikut serta dalam
terbatas hanya pada latihan. Selama waktu bebas atlit dapat melakukan pekerjaan
dalam aktifitas sosial yang memberikan kepuasan dan ketenangan, tetapi dia tentu
organ dan sistem manusia, serta antara proses visiologis dan psikologis. Kebutuhan
banyak lapangan pendidikan dalam usaha manusia. Prinsip multi lateral akan
digunakan untuk latihan anak-anak junior. Tetapi, perkembangan multi lateral
secara tidak langsung atlit akan menghabiskan semua waktu latihannya hanya untuk
program tersebut.
semula.
9. Prinsip Reversbilitas
Beban latihan yang diberikan pada saat latihan harus dikurangi secara
perlahan-lahan saat akhir latihan. Oleh sebab itu latihan harus berkesinambungan
mengorganisasi secara metodik dan ilmiah untuk membantu atlit mencapai tingkat
latihan dan kemampuan yang tinggi (Bompa, 1994:24). Untuk mencapai prestasi
fisik, teknik, taktik, dan mental perlu disusun dalam suatu program latihan dalam
jangka panjang, teratus dan terus menerus. Hasil latihan akan mengakibatkan
adaptasi atlet, yaitu penyesuaian fungsi dan struktus organisme akibat beban
latihan. Adaptasi atlet bersifat labil dan sementara, akan menurun atau menjadi
hilang jika latihan menjadi ringan, tidak teratus atau tidak terus menerus. Oleh
karena itu, kegiatan latihan harus disusun perencanaan dan pelaksanaannya dalam
jangka menengah, dan jangka pendek. Program latihan jangka panjang biasanya
4 tahun, yang dibagi-bagi dalam paroide latihan jangka pendek, yang biasanya
dilaksanakan kurang lebih 1 tahun. Dan program latihan jangka pendek tersebut
mata rantai program yang saling berkaitan. Pembagian waktu program latihan
tersebut tegantung dari sasaran atau taerget pertandingan, waktu yang tersedia, jenis
Keterampilan bermain sepakbola adalah hal yang wajib dikuasai oleh siswa
sepakbola. Seorang siswa dengan keterampilan bermain sepakbola yang baik, akan
dikuasai dan dipelajari lebih awal untuk mengembangkan mutu permainan yang
merupakan salah satu faktor yang menentukan menang atau kalahnya suatu
kesebelasan dalam suatu pertandingan. Namun teknik dasar yang dilatihkan juga
harus diukur melalui suatu tes yang baku untuk menentukan sejauh mana tingkat
kepada siswa pada Sekolah Sepakbola di daerah manapun, karena setiap pelatih
akan melihat peningkatan atau sukses tidak nya salah satu siswanya berasal dari
sepakbola berhubungan dengan cara mengolah bola dan berkaitan dengan skill
Penerapan Latihan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
yang menghubungkan satu atau lebih variabel bebas dengan variabel terikat tanpa
ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut, Maksum (2012 :73 ). Dalam
Keseimbangan dan Koordinasi Mata Kaki Terhadap Hasil Tendanngan Penalti Pada
3.2.1 Populasi
Berdasarkan pendapat di atas, maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
individu yang akan dijadikan subjek penelitian dan keseluruhan dari individu itu
paling tidak memiliki suatu sifat yang sama. Sehingga mengikutsertakan semua
3.2.2 Sampel
sampel semua. Penelitian yang dilakukan pada populasi dibawah 100 sebaiknya
sampel semua sebagai subyek yang dipelajari atau sebagai responden pemberi
informasi”. Sehingga sampel dalam penelitian ini berjumlah 7 pemain futsal tim
zamora
Lokasi penelitian ini yaitu di lapangan futsal hutan kota. Adapun waktu
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang di
tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
3.4.1 Variabel independen : Variabel ini sering disebut variabel stimulus, predictor,
bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
varibel bebas dalam penelitian ini adalah keseimbangan dan koordinasi mata kaki.
3.4.2 Variabel Dependen : sering di sebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen.
dalam bahasa Indonesia sering di sebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat
merupakan variabel yang di pengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas. Adapun yang menjadi varibel terikat dalam penelitian ini adalah
2. Desain
. Menurut Maksum (2012:95) desain penelitian merupakan sebuah
X1
X2
Keterangan:
X1 = Keseimbangan
fenomena alam atau social yang diamati.secara spesifik semua fenomena ini disebut
variabel penelitian (sugiyono, 2010 :102 ). Adapun alat yang digunakan untuk
3. Sumpritan (Peluit)
4. Meteran
5. Bola Futsal
6. Stopwatch
7. Lakban
8. Kapur
Pengumpulan data merupakan salah satu tahapan sangat penting dalam suatu
penelitian. Menurut Arikunto (2006:222) pengumpulan data yang tepat sesuai dengan
penelitian untuk memperoleh ukuran tentang variabel akan diteliti dengan menggunakan
instrumen.
Widiastuti (2017: 161-163) Tes kesseimbangan dengan tes berdiri satu kaki dengan
Tujuan :
1. Pelaksanaannya tes :
c. Berdirilah salah satu kaki, angkat kaki yang lain dan letakkan ibu
jari kaki pada lutut yang masih menginjak tanah
Komando guru/pelatih
a. Tutup mata
2. Pencatatan hasil :
mempertahankan keseimbangan
Tes ini menggunakan Mitcel Soccer Test yang dikutip dari Natman (2001:
25). Lapangan tes terdiri atas sasaran yang dibuat dengan garis dinding yang rata
dengan ukuran panjang 2,44 m dan tinggi dari lantai 1,22 m. Daerah tendangan
dibuat didepan sasaran membentuk segi empat dengan ukuran 3,65 m dan 4,23 m.
Daerah tendangan berjarak 2,30 m dari dinding sasaran. Tes ini memiliki validasi
1) Tujuan :
sepakbola.
2) Pelaksanaannya
2,44 m
1,22 m
2,30 m 3,65 m
sasaran.
kesasaran.
20 detik.
yang terbaik.
3) Pencatatan hasil:
Tes yang digunakan, tes menembak ke gawang (Sukatamsi, 1997: 6.29). Gawang
ukuran normal lebar 7,32 meter tinggi 2,44 meter dibagi menjadi 6 bidang sasaran yang
sama luasnya dengan batas tali, masingmasing bidang sasaran diberi nilai. Jarak antara
garis batas menembakan bola dengan gawang untuk kelompok umur 12-14 tahun adalah
12 meter.
buah bola.
Sesuai dengan sasaran, tembakan yang tidak masuk ke dalam gawang nilai
0.
persyaratan yang meliputi uji normalitas dan uji linearitas. Pengujian kedua uji
1. Uji Normalitas
dipertanggungjawabkan.
2. Uji Linearitas
Uji linearitas adalah untuk mengetahui apakah variabel bebas yang dijadikan
Kepastian linier atau tidaknya sebaran skor data yang dimiliki tidak cukup
kepastian itu harus dilakukan uji linieritas yang dilakukan dengan uji statistik
Sebaliknya, apabila nilai p lebih kecil daripada 0,05 dinyatakan tidak linier.
hipotesis penelitian untuk mengetahui apakah ada hubungan yang positif dan
signifikan keseimbangan dan koordinasi mata kaki terhadap hasil tendangan penalti
1) Korelasi
Pearson.
2) Regresi Ganda
BAB IV
HASIL PENELITIAN
dan koordinasi mata kaki terhadap hasil tendangan penalti pada tim futsal zamora.
tim futsal zamora yaitu data pengukuran koordinasi mata kaki. Maka data tersebut
akan dianalisis dengan Teknik regresi dan korelasi baik sederhana maupun ganda
pada taraf signifikasi 5% (α=0.05). Berikut hasil pengukuran dapat dilihat pada
tunggal, yaitu merupakan distribusi frekuensi yang hanya memiliki satu nilai di
setiap kelasnya . distribusi frekuensi hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.3 di
bawah ini:
Nilai Frekuensi
10 1
11 1
13 1
14 1
16 2
17 1
Jumlah 7
tim futsal zamora yaitu data tes keseimbangan. Maka data tersebut akan dianalisis
dengan Teknik regresi dan korelasi baik sederhana maupun ganda pada taraf
signifikasi 5% (α=0.05). Berikut hasil pengukuran dapat dilihat pada tabel 4.4 di
bawah ini.
tunggal, yaitu merupakan distribusi frekuensi yang hanya memiliki satu nilai di
setiap kelasnya . distribusi frekuensi hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.6 di
bawah ini:
Nilai Frekuensi
19.88 1
20.10 1
20.75 1
20.93 1
23.20 1
33.80 1
33.98 1
Jumlah 7
tim futsal zamora yaitu data tes tendangan penalti. Maka data tersebut akan
dianalisis dengan Teknik regresi dan korelasi baik sederhana maupun ganda pada
taraf signifikasi 5% (α=0.05). Berikut hasil pengukuran dapat dilihat pada tabel 4.7
di bawah ini.
No Nama 1 2 3 4 5 Hasil
1 Wawan 20 20 15 15 10 75
2 Aldi 20 15 15 5 5 60
3 Fauzan 15 15 15 15 15 75
4 Andika 10 5 10 5 5 40
5 Indra 20 20 15 10 10 80
6 Wahyu 15 15 20 5 5 60
7 Akbar 15 20 5 10 10 40
tunggal, yaitu merupakan distribusi frekuensi yang hanya memiliki satu nilai di
setiap kelasnya . distribusi frekuensi hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.9 di
bawah ini:
Nilai Frekuensi
40 2
60 2
75 2
80 1
Jumlah 7
4.1.4 Uji Persyaratan Penelitian
Sebelum dilakukan analisis statistik, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi atau
uji persyaratan analisis yang meliputi uji normalitas dan uji linearitas. Penggunaan
uji normalitas digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi data
Dalam uji ini akan diuji hipotesis sampel berasal dari populasi
parametrik.
2. Uji Linearitas
Fhitung > Ftabel berarti data korelasinya linear. Untuk lebih jelas
ini.
Dari hasil di atas diketahui bahwa keseimbangan nilai signifikansinya lebih kecil dari
0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang tidak linier. Sedangkan
untuk koordinasi mata kaki nilai signifikannya lebih besar dari 0.05 sehingga dapat
Analisis data yang digunakan untuk menjawab hipotesis yang diajukan yaitu
ada tidaknya hubungan keseimbangan dan koordinasi mata kaki terhadao hasil
koordinasi mata kaki, pengujian hipotesis dilakukan dengan teknik analisis korelasi
Harga R
Jenis Korelasi Df = (N-1), df = 19, α=5% p Keterangan
Hitung Tabel
X1 - Y 0.969 0.621 0.000 (Ha)
Koefisien korelasi (r) yang dihasilkan adalah 0,969 dan lebih besar dari r-tabel
= 0.621, berarti hubungan Koordinasi mata kaki terhadap hasil tendangan penalti.
Harga R
Jenis Korelasi Df = (N-1), df = 19, α=5% p Keterangan
Hitung Tabel
X2 - Y 0.136 0.621 0.772 (Ho)
Koefisien korelasi (r) yang dihasilkan adalah 0,136 dan lebih besar dari r-tabel
= 0.621, berarti tidak ada hubungan keseimbangan terhadap hasil tendangan penalti.
Dengan demikian disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan
4.2 Pembahasan
membuktikan bahwa ada hubungan yang signifikan antara koordinasi mata kaki
terhadap hasil tendangan penalti pada tim futsal zamora. Hubungan yang signifikan
tersebut berarti bahwa semakin baik koordinasi mata kaki, semakin baik pula hasil
tendangan penalti pada tim futsal zamora, dan sebaliknya semakin kurang baik
koordinasi mata kaki, semakin kurang baik pula hasil tendangan penalti pada tim
futsal zamora.
4.2.2 Keseimbangan
terhadap hasil tendangan penalti pada tim futsal zamora. Tidak ada hubungan yang
hubungan signifikan antara koordinasi mata kaki terhadap hasil tendangan penalti.
Koefisien determinan (R²) koordinasi mata kaki terhadap hasil tendangan penalti,
sebesar 0.938 atau 93.8%, artinya koordinasi mata kaki memberikan kontribusi
(sumbangan efektif) terhadap hasil tendangan penalti, sebesar 93.8%. Penelitian
dengan hasil tendangan penalti dengan koefisien korelasi yang dihasilkan adalah
0,969 dan lebih besar dari r-tabel = 0.621. Hal ini dikarenakan latihan koordinasi
hasil tendangan penalti, dengan menunjukkan tingka korelasi yang sangat rendah,
hal ini diperlihatkan dengan nilai korelasi -0.136. sehingga dapat disimpulkan
pengolahan data tersebut diperoleh nilai determinasi (R²) sebesar 0.018 atau 18%
penalti.
BAB V
5.1 Simpulan
1. Terdapat hubungan yang signifikan antara koordinasi mata kaki terhadap hasil
0.969 dari output tersebut diperoleh koefesien korelasi (r square) sebesar 0.938
yang mengandung pengertian bahwa kontribusi variabel koordinasi mata kaki
0.136 dari output tersebut diperoleh koefesien korelasi (r square) sebesar 0.018
5.2 Implikasi
Hasil penelitian ini mempunyai implilkasi praktis dan akademis bagi pihak -
kaki.
2. Pemain/Atlet
5.3 Saran
2. Bagi pelatih, agar menjadikan tolak ukur hasil penelitian ini dari keadaan
penelitian ini dengan subyek yang lain, baik dalam kuantitas maupun
secara kualitas dengan melibatkan variabel yang lain. Dan juga bagi atlet
keterampilan tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Dokumentasi Penelitian
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Keseimbangan 7 19,88 33,98 24,6629 6,39501
Valid N (listwise) 7
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Koordinasi Mata Kaki 7 10,00 17,00 13,8571 2,67261
Valid N (listwise) 7
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Tendangan Penalti 7 40,00 80,00 61,4286 16,51118
Valid N (listwise) 7
Uji Korelasi
Correlations
Koordinasi mata tendangan
kaki Keseimbangan penalti
Koordinasi mata kaki Pearson Correlation 1 -,046 ,969**
Sig. (2-tailed) ,921 ,000
N 7 7 7
Keseimbangan Pearson Correlation -,046 1 -,136
Sig. (2-tailed) ,921 ,772
N 7 7 7
tendangan penalti Pearson Correlation ,969** -,136 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,772
N 7 7 7
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Uji Linieritas
Variables Entered/Removeda
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 Keseimbangan, . Enter
Koordinasi Mata
Kakib
a. Dependent Variable: Tendangan Penalti
b. All requested variables entered.
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1547,780 2 773,890 35,203 ,003b
Residual 87,934 4 21,984
Total 1635,714 6
a. Dependent Variable: Tendangan Penalti
b. Predictors: (Constant), Keseimbangan, Koordinasi Mata Kaki
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -15,334 12,778 -1,200 ,296
Koordinasi Mata Kaki 5,957 ,717 ,964 8,309 ,001
Keseimbangan -,235 ,300 -,091 -,783 ,477
a. Dependent Variable: Tendangan Penalti
Model Summary
Change St
Adjusted R Std. Error of the R Square
Model R R Square Square Estimate Change F Change df1
1 ,973a ,946 ,919 4,68867 ,946 35,203
a. Predictors: (Constant), Keseimbangan, Koordinasi Mata Kaki
Uji Normalitas
df untuk
df untuk pembilang (N1)
penyebu
t (N2) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 14 15
3
1 161 199 216 225 230 234 237 239 241 242 243 244 245 245 246
2 18.51 19.00 19.16 19.25 19.30 19.33 19.35 19.37 19.38 19.40 19.40 19.41 19.4 19.42 19.43
2
3 10.13 9.55 9.28 9.12 9.01 8.94 8.89 8.85 8.81 8.79 8.76 8.74 8.7 8.71 8.70
3
4 7.71 6.94 6.59 6.39 6.26 6.16 6.09 6.04 6.00 5.96 5.94 5.91 5.8 5.87 5.86
9
5 6.61 5.79 5.41 5.19 5.05 4.95 4.88 4.82 4.77 4.74 4.70 4.68 4.6 4.64 4.62
6
6 5.99 5.14 4.76 4.53 4.39 4.28 4.21 4.15 4.10 4.06 4.03 4.00 3.9 3.96 3.94
8
7 5.59 4.74 4.35 4.12 3.97 3.87 3.79 3.73 3.68 3.64 3.60 3.57 3.5 3.53 3.51
5
8 5.32 4.46 4.07 3.84 3.69 3.58 3.50 3.44 3.39 3.35 3.31 3.28 3.2 3.24 3.22
6
9 5.12 4.26 3.86 3.63 3.48 3.37 3.29 3.23 3.18 3.14 3.10 3.07 3.0 3.03 3.01
5
10 4.96 4.10 3.71 3.48 3.33 3.22 3.14 3.07 3.02 2.98 2.94 2.91 2.8 2.86 2.85
9
11 4.84 3.98 3.59 3.36 3.20 3.09 3.01 2.95 2.90 2.85 2.82 2.79 2.7 2.74 2.72
6
12 4.75 3.89 3.49 3.26 3.11 3.00 2.91 2.85 2.80 2.75 2.72 2.69 2.6 2.64 2.62
6
13 4.67 3.81 3.41 3.18 3.03 2.92 2.83 2.77 2.71 2.67 2.63 2.60 2.5 2.55 2.53
8
14 4.60 3.74 3.34 3.11 2.96 2.85 2.76 2.70 2.65 2.60 2.57 2.53 2.5 2.48 2.46
1
15 4.54 3.68 3.29 3.06 2.90 2.79 2.71 2.64 2.59 2.54 2.51 2.48 2.4 2.42 2.40
5
16 4.49 3.63 3.24 3.01 2.85 2.74 2.66 2.59 2.54 2.49 2.46 2.42 2.4 2.37 2.35
0
17 4.45 3.59 3.20 2.96 2.81 2.70 2.61 2.55 2.49 2.45 2.41 2.38 2.3 2.33 2.31
5
18 4.41 3.55 3.16 2.93 2.77 2.66 2.58 2.51 2.46 2.41 2.37 2.34 2.3 2.29 2.27
1
19 4.38 3.52 3.13 2.90 2.74 2.63 2.54 2.48 2.42 2.38 2.34 2.31 2.2 2.26 2.23
8
20 4.35 3.49 3.10 2.87 2.71 2.60 2.51 2.45 2.39 2.35 2.31 2.28 2.2 2.22 2.20
5
21 4.32 3.47 3.07 2.84 2.68 2.57 2.49 2.42 2.37 2.32 2.28 2.25 2.2 2.20 2.18
2
22 4.30 3.44 3.05 2.82 2.66 2.55 2.46 2.40 2.34 2.30 2.26 2.23 2.2 2.17 2.15
0
23 4.28 3.42 3.03 2.80 2.64 2.53 2.44 2.37 2.32 2.27 2.24 2.20 2.1 2.15 2.13
8
24 4.26 3.40 3.01 2.78 2.62 2.51 2.42 2.36 2.30 2.25 2.22 2.18 2.1 2.13 2.11
5
25 4.24 3.39 2.99 2.76 2.60 2.49 2.40 2.34 2.28 2.24 2.20 2.16 2.1 2.11 2.09
4
26 4.23 3.37 2.98 2.74 2.59 2.47 2.39 2.32 2.27 2.22 2.18 2.15 2.1 2.09 2.07
2
27 4.21 3.35 2.96 2.73 2.57 2.46 2.37 2.31 2.25 2.20 2.17 2.13 2.1 2.08 2.06
0
28 4.20 3.34 2.95 2.71 2.56 2.45 2.36 2.29 2.24 2.19 2.15 2.12 2.0 2.06 2.04
9
29 4.18 3.33 2.93 2.70 2.55 2.43 2.35 2.28 2.22 2.18 2.14 2.10 2.0 2.05 2.03
8
30 4.17 3.32 2.92 2.69 2.53 2.42 2.33 2.27 2.21 2.16 2.13 2.09 2.0 2.04 2.01
6
31 4.16 3.30 2.91 2.68 2.52 2.41 2.32 2.25 2.20 2.15 2.11 2.08 2.0 2.03 2.00
5
32 4.15 3.29 2.90 2.67 2.51 2.40 2.31 2.24 2.19 2.14 2.10 2.07 2.0 2.01 1.99
4
33 4.14 3.28 2.89 2.66 2.50 2.39 2.30 2.23 2.18 2.13 2.09 2.06 2.0 2.00 1.98
3
34 4.13 3.28 2.88 2.65 2.49 2.38 2.29 2.23 2.17 2.12 2.08 2.05 2.0 1.99 1.97
2
35 4.12 3.27 2.87 2.64 2.49 2.37 2.29 2.22 2.16 2.11 2.07 2.04 2.0 1.99 1.96
1
36 4.11 3.26 2.87 2.63 2.48 2.36 2.28 2.21 2.15 2.11 2.07 2.03 2.0 1.98 1.95
0
37 4.11 3.25 2.86 2.63 2.47 2.36 2.27 2.20 2.14 2.10 2.06 2.02 2.0 1.97 1.95
0
38 4.10 3.24 2.85 2.62 2.46 2.35 2.26 2.19 2.14 2.09 2.05 2.02 1.9 1.96 1.94
9
39 4.09 3.24 2.85 2.61 2.46 2.34 2.26 2.19 2.13 2.08 2.04 2.01 1.9 1.95 1.93
8
40 4.08 3.23 2.84 2.61 2.45 2.34 2.25 2.18 2.12 2.08 2.04 2.00 1.9 1.95 1.92
7
41 4.08 3.23 2.83 2.60 2.44 2.33 2.24 2.17 2.12 2.07 2.03 2.00 1.9 1.94 1.92
7
42 4.07 3.22 2.83 2.59 2.44 2.32 2.24 2.17 2.11 2.06 2.03 1.99 1.9 1.94 1.91
6
43 4.07 3.21 2.82 2.59 2.43 2.32 2.23 2.16 2.11 2.06 2.02 1.99 1.9 1.93 1.91
6
44 4.06 3.21 2.82 2.58 2.43 2.31 2.23 2.16 2.10 2.05 2.01 1.98 1.9 1.92 1.90
5
45 4.06 3.20 2.81 2.58 2.42 2.31 2.22 2.15 2.10 2.05 2.01 1.97 1.9 1.92 1.89
4
Tabel Nilai R