TIGA
PEMBEBANAN
PADA STRUKTUR ATAS JEMBATAN BAJA
aturan yang dipergunakan untuk jembatan sangat banyak. Setiap
-gara memiliki peraturan yang berbeda karena masing masing
1 memiliki kondisi dan lingkungan yang berbeda. Diantara
turan yang ada adalah JIS di jepang, AASTHO di Amerika
kat, dan BI di Inggris.
Di Indonesia peraturan pembebanan yang dimiliki adalah PPJJR
tahun 1987, kemudian tahun 1992 dibuat untuk memperbaiki
peraturan yang telah ada yaitu BMS (Bridge Management System)
yang disusun oleh pemerintah Indonesia dan Australia. Tahun 2005
terbitlah peraturan yang baru yaitu RSNI 02 — 2005 tentang
pembebanan jembatan, yang kemudian disempurnakan dan
disahkan menggunakan peraturan yang baru yaitu SNI 1725 tahun
2016.
Pada buku ini akan dibahas mengenai peraturan pembebanan sesuai
dengan Standar Nasional Indonesia No 1725 tahun 2016.
3.2. Beban pada Struktur Atas
Sesuai dengan SNI 1725 — 2016, beban dibedakan menjadi 2 yaitu
beban permanen dan beban transien. Pada struktur atas jembatan
baja beban beban tersebut dibagi menjadi beberapa bagian. Secara
rinci didetailkan dalam uraian dibawah ini.
1. Beban Permanen
a. Beban mati komponen struktural dan non struktural (MS)
b. Beban mati perkerasan dan utilitas (MA)
c. Gaya gaya yang terjadi pada struktur jembatan yang
disebabkan oleh proses pelaksanaan, termasuk semua gaya
ay:yang terjadi akibat perubahan statika yang terja
konstruksi segmental (PL)
Beban Transien
a. Gaya akibat rem (TB)
b. Gaya sentrifugal (TR)
c. Gaya akibat tumbukan kendaraan (TC)
d. Gaya gempa (EQ)
e. Gaya friksi (BF)
f
&
h.
Beban lajur (D)
. Beban truk (T)
. Beban pejalan kaki (TP) y
i. Gaya akibat temperatur gradient (EUn)
Beban angin pada struktur (EWs)
k. Beban angin pada kendaraan (EWI)
3.3. Beban Permanen
3.1.1. Umum
Berikut adalah berat isi untuk beban mati (Tabe
bangunan memiliki berat isi yang berbeda..
harus dihitung berdasarkan dimensi
dan berat jenis bahan yang dipergu
pandai dalam memilih jenis4 Kerikil dipadatkan 18,8 — 22,7 1920 — 2315
5 Beton aspal 22 2245
6 Beton ringan 12,25 — 19,6 1250 — 2000
7 Beton fe’ <35 Dey 2320
SEs its << 10s) 22+0,022fc’ 2240 + 2,29fc’
Mpa
8 Baja 78,5 7850
9 Kayu ringan 7,8 800
10 Kayu keras 11 1125
Sumber : SNI-1725-2016
3.1.2. Berat sendiri (MS)
Berat sendiri (dead load) yaitu berat muatan yang berasal dari berat
sendiri jembatan atau bagian jembatan yang ditinjau dan termasuk
segala unsur tambahan yang dianggap merupakan kesatuan dengan
jembatan.
Faktor beban untuk berat sendiri diambil berdasarkan yang
tercantum dalam tabel berikut :
Tabel 6. Faktor beban untuk berat sendiri
Faktor Beban
Gamers | seni pvateral Ultimi
Waktu Layan a ue
Biasa Terkurangi
Baja, alumunium 1,00 1,10 0,90
Beton pracetak 1,00 1,20 0,85
TETAP | Bet
oe Te 1,00 1,30 0,75
ditempat
Kayu 1,00 1,40 0,70
Sumber : (Departemen Pekerjaan Umum, 201 6)
293.1.3. Beban mati Tambahan
Beban mati tambahan-
seluruh bahan yang 1
merupakan elemen no:
selama umur jembatai
Tabel 7. Faktor
suatu beban pada jembat
dan mungkin besarnya
Faktor Beban
Batas
noe Biasa_ Ti
2,0 9,
1,4 0,3
yang disebabkan olel
rencana lainnya, maka
batas daya layan dan
lai dengan tabel 8.
laksanaanyang ekuivalen dengan suatu iring-iringan kendaraan yang
sebenarnya. Jumlah total beban lajur "D" y:
ang, bekerja tergantung
pada lebar jalur kendaraan itu
ndiri. Sedangkan beban truk “T”
adalah satu kendaraan berat dengan 3 gandar yang ditempatkan
pada beberapa posisi dalam lajur lalu lintas rencana.
1, Lajur lalu-lintas rencana
Lajur lalu lintas Rencana harus mempunyai lebar 2,75 m, disusun
sejajar dengan sumbu memanjang jembatan. Jumlah maksimum
lajur lalu lintas yang digunakan untuk berbagai lebar jembatan bisa
dilihat dalam Tabel 9 berikut,
Tabel 9. Jumlah lajur lalu-lintas rencana
Tipe Jembatan (1), Lebar Jalur Kendaraan (2) Jumlah Lajur Lalu
(m) Lintas Rencana (nj)
Satu lajur 3,0—5,25 1
Dua arah, tanpa HTS D)
median 7,5 — 10,0 3
HOSOI") 4
12)5 — 15,25 5
eel 325 6
5,5 — 8,0 2
8,25 — 11,75 3
Dnalera tanpa 11,0-13,5 4
ie 13,75 — 16,25 5
2 16,5 6
Catatan (1) : Untuk jembatan tipe lain, jumlah lajur lalu lintas rencana
harus ditentukan oleh Instansiyang berwenang.
Catatan (2) : Lebar jalur kendaraan adalah jarak minimum antara kerb
atau rintangan untuk satu arah atau jarak antara |
kerb/rintangan/median dengan median untuk banyak arah.
|
Sumber » SNI-1725-20162. Beban lajur “D”
Beban lajur “D” adalah susunan beban pada setiap jal
yang terdiri dari beban terbagi rata scbesar “g? tonh
digabung dengan beban garis “p” kN/m seperti pada
dibawah ini.
“mempunyai intensitas q kPa,
anjang total yang dibebani “[,3. Beban Truk “T” ge:
Pembebanan truk "T" terdiri dari kendaraan truk semi-trailer
mempunyai susunan dan berat as seperti terlihat dalam Gamb
berikut. Berat dari masing-masing as disebarkan menjadi 2 b
merata sama besar yang merupakan bidang Kontak antara
dengan permukaan lantai, Jarak antara 2 as tersebut bisa dit
ubah antara 4,0 m sampai 9,0 m untuk mendapatkan pengar
terbesar pada arah memanjang jembatan.
Terlepas dari panjang jembatan atau susunan bentang, hanya
satu kendaraan truk"D" yang bisa ditempatkan pada satu lajur Ia
ae Kendaraan truk "T" ini harus ditempatkan diten;3.4.4. Beban Pejalan Kaki (TP)
Semua elemen dari trotoar atau jembatan penye’
langsung memikul pejalan kaki harus direncanakan untuk |
nominal 5 kPa dan dianggap bekerja secara bersamaan a
beban kendaraan pada masing masing lejur Kenda :
kemungkinan trotoar berubah fungsi menjadi lajur kend
maka beban hidup kendaraan harus diterapkan pada jarak 2:
dari tepi dalam parapet.
3.4.5. Tumbukan kendaraan dengan jembatan 7
Untuk jembatan yang tidak terlindungi dengan pelindung jem|
semua kepala jembatan dan pilar dengan jarak 9 m dari tepi
harus direncanakan untuk memikul beban statik ekivalen s
1800 KN, yang diasumsikan mempunyai arah sembarang
bidang horizontal, bekerja pada ketinggian 1200 mm di
permukaan tanah.
3.4.6. Temperatur / suhu (EUn)
Temperatur dapat menyebabkan material jembatan mengal.
k dan susut. Variasi temperatur jembatan rata-rata diguna
tMenghitung pergerakan pada temperatur dan sambr
i, dan untuk menghitung beban akibat terjadi
n dari pergerakan tersebut. Variasi temperatur rata~
pe bangunan jembatan diberikan dalam Tabel
a harga koefisien perpanjangan dan modulu:
g digunakan untuk menghitung besarnya pergera
erjadi diberikan dalam Tabel 13.
berangan y5 ae
at baja datas
gelagary boks atau id
permukaan laut.
er : SNI~
Be
Kuat tekan < 30 Mpa
Kuat tekan > 30 MPa
‘Sumber : SNI-1 725-2016
3.4.7. Beban Angin
1, Tekanan angin horizontal
Tekanan angin diasumsikan sebagi ingin rencana
dengan kecepatan dasar (Vp) seb
Beban angin diasumsikan t
permukaan yang tereksp'
area dari semua 1
diambil tegak tui
suntilainentdimana,
Vpz = kecepatan angin rencana (km/jam)
Vio =kecepatan angin pada elevasi 10 m (km/jam) 3
Ve = kecepatan angin pada elevasi 10 ™ yaitu 90 hingga
(km/jam)
Z = clevasi struktur dimana beban angin dihitung
Vo =kecepatan gesekan angin (km/jam)
Z = panjang gesckan di hulu jembatan (m)
Jebel 14, Nilai VO dan ZO untuk berbagai variasi kondisi
permukaan hulu
2 Rona Lahanterbuka Sub Urban Kota
13,2 17,6 19,3
2500Sumber : SNI-1725-2016
Gaya total beban angin tidak boleh diambil kurang dari 4,4 kN/mm
pada bidang tekan dan 2,2 kN/mm pada bidang hisap pada bidang
hisap pada struktur rangka dan pelengkung, serta tidak kurang dari
4,4 kN/mm pada balok atau gelagar.
3. Beban dari struktur atas
Jika angin bekerja tidak tegak lurus dengan struktur, maka tekanan
angin dasar Pp, dapat diambil seperti pada tabel di bawah ini :
Tabel 16. Tekanan angin dasar (PB) untuk berbagai sudut serang
ee Rangka, kolom dan pelengkung eelacay
Derajat —Beban lateral Beban Beban Beban
MPa longitudinal MPa _Teveral longitudinal
0 0,036 0,0000 na 0,0000
15 0,0034 0,0006 0,0021 0,0003
30 0,0031 0,0013 0,0020 0,0006
45 0,0023 0,0020 0,0016 0,0008
60. 0,0011 0,0024 0,0008 0,0009
Sumber : SNI-1725-2016
4. Gaya angin pada kendaraan (EW1)
Tekanan angin harus dikenakan terhadap kendaran yang melewati
jembatan. Besarnya tekanan tersebut diambil sebesar 1,46 N/mm,
tegak lurus bekerja 11,8 m di atas permukaan jalan. Apabila angin
tidak tegak lurus dengan kendaraan maka diambil tekanan angin
Sesuai dengan tabel berikut :
| .SE Komponen tegak lurus Komponen sejajar
See
Q 1,46 0,00
15 1,28 0,18 1
45 0,96 0,47
60 0,50 0,55
Sumber > SNT=1 725-2016
34.8. Beban Gempa (Eo)3.5. Kombinasi pembebanan
Aksi rencana digolongkan kedalam aksi tetap dan transien, seperti
terlinat dalam Tabel 18 berikut. Kombinasi beban umumnya
didasarkan kepada beberapa kemungkinan tipe yang berbeda dari
aksi yang bekerja secara bersamaan.
Tabel 18. Kombinasi beban dan faktor beban
Be Ma Gunakan
Sly salah satu
TT
M | tp Byala
Keadaa | A 1B VIDE | JEN | 13 EU, TeaeB Oe Caliny,
noatas|TA| oe | U] s | = Gals
PR | tp
PL
SH
Kuatl | vr | 18 | 7, 2 2) A OSS ere are eee pee ae
0 (ee ie |
Kaailt | ae | 4 ay | lee ORS a ea ma a
0 0 \2 Gale
ere eee | | le 7, ROR are oe en ee |
Hl 0 ON galt
Kuat | ap) 2 sl ae ee
WV 0 (Ue) 2)
KuatV bap) =) OA) 100) a) lara cera aaa em eee
0 0 |2 alee
Bawe | or (uel i | 1 = 1h eee ee el en
mI 0 0 0
Ekstre | rp | 0,5 | 7, E Saleh ie Zeslapem len al atest,
ae 0 0 0 |0 \o
Daya 0 (017, 0 | tor leds) eOMlgy liarl mene en |=
el 0 O01 2a
jae iol ser ae 7g oe ae a
layan 4 ee
Lae) S| D
4103 tahun 2005?