Professional Documents
Culture Documents
Patofisiologi Hipertensi-Dikonversi
Patofisiologi Hipertensi-Dikonversi
Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA KEDOKTERAN
Oleh:
Fajar Apriyandi
NIM: 107103001730
Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persya
Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan ya
Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UI
Fajar Apriyandi
ii
HUBUNGAN PENINGKATAN USIA DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI
PADA PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI
HUSADA PADA TANGGAL 19 SAMPAI 31 JULI 2010
Laporan penelitian
Diajukan kepada program studi pendidikan dokter, fakultas kedokteran dan
Ilmu kesehatan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar sarjana
kedokteran (S.Ked)
Oleh :
Fajar Apriyandi
NIM: 107103001730
Pembimbing
iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
DEWAN PENGUJI
PIMPINAN FAKULTAS
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas
segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan penelitian yang berjudul “HUBUNGAN PENINGKATAN USIA
DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN RAWAT JALAN DI
RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI HUSADA PADA TANGGAL 19-31 JULI
2010“ sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan jenjang program Sarjana
Kedokteran di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah.
Penulis menyadari tanpa bantuan, bimbingan, dan dorongan berbagai pihak, karya
tulis ilmiah ini tidak akan terwujud. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. (Hc). dr. M.K. Tadjudin, Sp. And selaku dekan fakultas
kedokteran dan ilmu kesehatan.
2. Bapak Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp.RM selaku ketua program studi
pendidikan dokter sekaligus pembimbing penelitian ilmiah ini atas bimbingan,
arahan, kesabaran dan waktu yang telah disediakan untuk peneliti.
3. Ibu drg. Laifa Annisa Hendarmin, Ph.D. selaku penanggung jawab riset
pendidikan dokter angkatan 2007.
4. Ibu dr. Femmy Nurul Akbar, Sp.PD selaku penguji penelitian ini.
5. Bapak dan ibu dosen , beserta seluruh staf akademik , staf tata usaha dan staf
karyawan di lingkungan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Direksi RS. Bhineka Bakti Husada dan seluruh staf bagian humas, staf bagian
rekam medis, dan staf lainnya yang telah membantu tidak dapat penulis sebut satu
persatu.
v
Para pasien di RS. Bhineka Bakti Husada yang telah bersedia menjadi responden
dalam penelitian ini.
Ayah (Taryono) dan Ibu (Sulastri) yang selalu memberikan perhatian dan kasih saying padaku.
Annisa dan teman-teman kelompok Riset (Anita, Rosydina, Yesicha) dan seluruh teman sejawat pendidi
Peneliti berharap karya tulis ini bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
vi
ABSTRAK
ABSTRACT
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………… I
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………….... ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………… .... iii
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………. iv
KATA PENGANTAR……………………………………………………….. v
ABSTRAK…………………………………………………………………… vii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………. viii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………… ix
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………… ix
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………… ix
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang……………………………………………………….. 1
1.2. Rumusan masalah……………………………………………………. 2
1.3. Tujuan penelitian…………………………………………………….. 2
1.4. Manfaat penelitian…………………………………………………… 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan dan kerangka teori
2.1.1. Landasan teori……………………………………………….. 4
2.1.2. Kerangka teori……………………………………………….. 12
2.2. Kerangka konsep……………………………………………………. 13
2.3. Definisi operasional…………………………………………………. 14
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Desain penelitian……………………………………………………. 15
3.2. Waktu dan tempat Penelitian………………………………………. 15
3.3. Populasi dan sampel………………………………………………... 15
3.4. Cara kerja penelitian……………………………………………….. 17
3.5. Managemen data……………………………………………………. 18
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Analisis univariat…………………………………………………... 19
4.2. Analisis bivariat……………………………………………………. 22
4.3. Keterbatasan penelitian……………………………………………... 24
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan…………………………………………………………... 25
5.2. Saran……………………………………………………………… 25
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………... 26
LAMPIRAN………………………………………………………………….. 28
viii
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB 1
PENDAHULUAN
x
Banyak faktor yang berperan untuk terjadinya hipertensi diantaranya adalah usia,
genetik, jenis kelamin, etnis, stress, obesitas, asupan garam, dan kebiasaan
merokok. Pada penelitian kali ini peneliti hanya mengambil faktor risiko usia
kepada hipertensi, hal ini merujuk kepada penelitian yang telah dilakukan oleh
Syukraini, 2009 bahwa faktor usia adalah faktor utama penyebab terjadinya
hipertensi dengan prevalensinya pada usia diatas 45 tahun yakni sebesar
37.95%. Penelitian akan dilakukan di rumah sakit di daerah tangerang
dikarenakan belum adanya penelitian tentang hipertensi yang dilakukan disana
dan mengingat juga banyaknya penderita hipertensi disetap daerah. Maka dari itu
peneliti merasa perlu melakukan penelitian di rumah sakit ini dan mengambil
tema untuk membuktikan bahwa peningkatan usia merupakan salah satu faktor
risiko hipertensi.
xi
1.4 Manfaat Penelitian
Bagi peneliti, sebagai salah satu prasyarat kelulusan dalam menyelesaikan
program sarjana kedokteran. Melalui penelitian ini peneliti dapat memanfaatkan
ilmu yang didapat selama pendidikan dan menambah pengetahuan serta
pengalaman dalam membuat penelitian ilmiah. Menambah pengetahuan peneliti
tentang hubungan usia dengan kejadian hipertensi.
Bagi institusi, menjadi wadah ilmiah dalam penelitian hipertensi dan
hubungannya dengan usia. Menjadi data dasar untuk melakukan penelitian lebih
lanjut mengenai hubungan faktor risiko hipertensi dengan kejadian hipertensi.
Bagi masyarakat, meningkatkan pengetahuan dan sikap mahasiswa secara
langsung dan masyarakat secara tidak langsung, mengenai hubungan hipertensi
dengan peningkatan usia.
xii
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
xiii
Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin
II dari angiotensin I oleh angiotensin I converting enzyme (ACE). ACE
memegang peran fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Darah
mengandung angiotensinogen yang diproduksi di hati. Selanjutnya oleh
hormon, renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I.
Oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi
angiotensin II. Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam
menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama. Aksi pertama adalah
meningkatkan sekresi hormon antidiuretic hormone (ADH) dan rasa haus.
ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja pada ginjal
untuk mengatur osmolalitas dan volume urin. Dengan meningkatnya ADH,
sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh (antidiuresis),
sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk
mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan
cara menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah
meningkat yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah. Aksi
kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal.
Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting
pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan
mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari
tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan
cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan
meningkatkan volume dan tekanan darah (Anonim, 2008).
xiv
Gambar 2.1.Patofisiologi hipertensi
Sumber : Sharma, 2008
xv
perfusi jaringan yang adekuat meliputi mediator hormon, aktivitas
vaskuler, volume sirkulasi darah, kaliber vaskuler, viskositas darah, curah
jantung, elastisitas pembuluh darah dan stimulasi neural. Patogenesis
hipertensi esensial dapat dipicu oleh beberapa faktor meliputi faktor
genetik, asupan garam dalam diet, tingkat stress dapat berinteraksi untuk
memunculkan gejala hipertensi. Perjalanan penyakit hipertensi esensial
berkembang dari hipertensi yang kadang-kadang muncul menjadi
hipertensi yang persisten. Setelah periode asimtomatik yang lama,
hipertensi persisten berkembang menjadi hipertensi dengan komplikasi,
dimana kerusakan organ target di aorta dan arteri kecil, jantung, ginjal,
retina dan susunan saraf pusat. Progresivitas hipertensi dimulai dari
prehipertensi pada pasien umur 10-30 tahun (dengan meningkatnya curah
jantung) kemudian menjadi hipertensi dini pada pasien umur 20 sampai 40
tahun (dimana tahanan perifer meningkat) kemudian menjadi hipertensi
pada umur 30 sampai 50 tahun dan akhirnya menjadi hipertensi dengan
komplikasi pada usia 40 sampai 60 tahun (Sharma, 2008).
xvi
Hipertensi bisa disebabkan oleh perubahan anatomik baik di jantung
maupun di pembuluh darah, yang secara keseluruhan adalah perubahan
anatomik di sistem kardiovaskular.Perubahan anatomik pada sistem
kardiovaskuler :
A. Jantung
Elastisitas dinding aorta menurun dengan bertambahnya usia. Disertai
dengan bertambahnya kaliber aorta. Perubahan ini terjadi akibat adanya
perubahan pada dinding media aorta dan bukan merupakan akibat dari
perubahan intima karena aterosklerosis. Penambahan usia tidak
menyebabkan jantung mengecil (atrofi) seperti organ tubuh lain, tetapi
terjadi hipertrofi.(Pluim, 1999)
xvii
C.Ginjal
Pada sel-sel ginjal, berkurangnya sel-sel ginjal (nefron) yang masih utuh
yang diperkirakan tinggal setengahnya akibat proses penuaan
menyebabkan kemampuan ginjal untuk menyaring zat-zat yang
melewatinya akan berkurang sehingga kemampuan ginjal untuk
mengeluarkan natrium yang berlebihan di dalam tubuh telah berkurang
yang merupakan salah satu factor yang berperan untuk terjadinya
hipertensi.
2. Jenis Kelamin
Survei dari badan kesehatan nasional dan penelitian nutrisi menemukan
bahwa hipertensi lebih mempengaruhi wanita dibanding pria .Berdasarkan
wawancara dan penelitian pada 9901 remaja usia 18 tahun atau lebih,
badan survei kesehatan nasional dan penelitian nutrisi menemukan bahwa
rata-rata tekanan arteri tinggi baik pada normotensi dan hipertensi pada pria
dibanding wanita. Pada semua suku, pria mempunyai tekanan darah sistolik
dan diastolik yang tinggi dibanding wanita dan juga usia
pertengahan,prevalensi terjadinya hipertensi lebih tinggi pada wanita
dibanding wanita setelah usia 59 tahun.
3. Obesitas
Hubungan obesitas dan hipertensi telah diketahui sejak lama dan kedua
keadaan ini sering dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit
kardiovaskular. Telah banyak penelitian yang mempelajari mekanisme
yang mendasari hipertensi pada obesitas ini. Dahulu hal ini dihubungkan
dengan hiperinsulinemia, resistensi insulin dan sleep apnea syndrome, akan
tetapi akhir-akhir ini terjadi pergeseran konsep, dimana diduga terjadinya
resistensi leptin merupakan penyebab yang mendasari beberapa perubahan
hormonal, metabolik, neurologi dan hemodinamik pada hipertensi dengan
xviii
obesitas. Mekanisme terjadinya hal tersebut belum sepenuhnya dipahami,
tetapi pada obesitas didapatkan adanya peningkatan volume plasma dan
curah jantung yang akan meningkatkan tekanan darah.
4. Kebiasaan merokok
Merokok merupakan masalah kesehatan masyarakat karena dapat
menimbulkan berbagai penyakit salah satunya adalah hipertensi. Dalam
penelitian kohort prospektif oleh dr. Thomas S Bowman dari Brigmans and
Women’s Hospital, Massachussetts terhadap 28.236 subjek yang awalnya
tidak ada riwayat hipertensi, 51% subjek tidak merokok, 36% merupakan
perokok pemula, 5% subjek merokok 1 sampai 14 batang rokok perhari
dan 8% subjek yang merokok lebih dari 15 batang perhari. Subjek terus
diteliti dan dalam median waktu 9,8 tahun. Kesimpulan dalam penelitian
ini yaitu kejadian hipertensi terbanyak pada kelompok subjek dengan
kebiasaan merokok lebih dari 15 batang perhari. Mekanisme bagaimana
merokok mempengaruhi hipertensi masih belum jelas. Perokok cenderung
memiliki kadar HDL kolestrol yang lebih rendah. Satu mekanisme yang
mungkin berhubungan adalah hipotesis injuri oleh Ross. Pada hipotesis ini
diterangkan bahwa bahan kimia terutama radikal bebas yang ada pada asap
rokok menyebabkan kerusakan endotel. Merokok juga meningkatkan risiko
thrombosis menjadi aterosklerosis (Bowman, 2007).
5. Faktor genetik
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga
itu mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan
peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium
terhadap sodium Individu dengan orang tua dengan hipertensi mempunyai
risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi dari pada orang yang
tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi. Selain itu
xix
didapatkan 70 sampai 80% kasus hipertensi esensial dengan riwayat
hipertensi dalam keluarga (Wade, 2003).
6. Etnis
Hipertensi lebih banyak terjadi pada orang berkulit hitam dari pada yang
berkulit putih. Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti penyebabnya.
Namun pada orang kulit hitam ditemukan kadar renin yang lebih rendah
dan sensitifitas terhadap vasopressin lebih besar (Armilawaty, 2007).
xx
2.1.2 Kerangka Teori
xxi
2.2 Kerangka Konsep
xxii
2.3 Definisi Operasional
No DO Keterangan
1 Hipertensi Seseorang dikatakan hipertensi apabila TD sistolik > 139
mmHg atau TD diastolik > 89 mmHg yang tercatat di
rekam medis responden.(JNC VII, 2008).
Skala : Nominal
2 Usia Yaitu usia subjek dihitung sejak lahir sampai dengan
ulang tahun terakhir yaitu umur penderita yang tercatat
pada status rekam medik dan kuisioner . Memiliki faktor
risiko jika berumur > 45 tahun dan dianggap tidak
memiliki faktor risiko jika berumur < 45 tahun
Skala : Nominal
3 Pasien Lama Yaitu pasien yang sebelumnya telah berobat di rumah
sakit bhinneka bakti husada dan dating kembali pada
saat peneliti sedang mengambil sampel.
4 Rawat Jalan Yaitu pelayanan medis yang tidak memerlukan
menginap dirumah sakit
5 Jenis Kelamin Dibedakan menjadi laki-laki dan perempuan berdasarkan
rekam media dan kuisioner
6 Status Merokok Seseorang dikatakan merokok setelah lebih dari 6 bulan
dan dikatakan tidak merokok jika belum merokok 6
bulan atau tidak merokok.
7 Obesitas Dikatakan obesitas jika IMT lebih dari sama dengan 25
8 Kriteria Eksklusi Jika didalam rekam medis pasien tercantum penyakit
DM dan korteks adrenal
9 Diabetes Melitus Kelainan metabolik yaitu ketidakmampuan untuk
mengoksidasi karbohidrat akibat gangguan pada
mekanisme insulin yang normal
xxiii
10 Korteks Adrenal Kelainan yang mengganggu fungsi dari korteks adrenal
xxiv
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Sampel Penelitian
Sampel yang diambil berasal dari populasi penelitian yang memenuhi kriteria
inklusi. Berikut kriteria sampel penelitian:
A. Kriteria Inklusi
Pasien Lama yang mengalami hipertensi dan tercatat dalam catatan
medik di RS. Bhineka Bakti Husada pada saat pengambilan sampel.
Responden merupakan pasien berusia > 20 tahun.
xxv
B. Kriteria Eksklusi
Pasien berobat jalan di RS. Bhineka Bakti Husada pada bulan Juli
2010 yang tidak didiagnosis menderita hipertensi. Pasien yang menderita DM dan penyak
(zα)2 P.Q
n = d2
Keterangan:
n : jumlah sampel
P : keadaan yang akan dicari = 0.3795
d : tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki = 0.10
α : tingkat kemaknaan = 1.96
Q: 1 - P = 0.6205
2
n = (1.96) . 0,3795. 0,6205
(0,1)2
Maka, diperoleh jumlah sampel yang diperlukan adalah 82 subjek. Untuk
menjaga kemungkinan adanya drop out (DO), maka jumlah subjek ditambah
sebanyak 10%. Jadi jumlah subjek adalah 90.46+9.04 = 99.5, dibulatkan
menjadi 100 subjek.
xxvi
Cara Kerja Penelitian
Jadwal Penelitian
Tabel 3.1 Jadwal kegiatan
xxvii
Gambar 3.1 Alur pengambilan sampel
Manajemen Data
Instrumen Penelitian
Adapuninstrumenyangdigunakandalampenelitianini
xxviii
Data dianalisis dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solutions) versi
xxix
BAB 4
Berdasarkan tabel diatas usia yang paling dominan adalah >45 tahun yaitu
sebanyak 58%. Untuk jenis kelamin laki-laki yaitu ada sebanyak 44% dan wanita
56%.
xxx
4.1.2 Usia
Usia responden dikategorikan menjadi dua kelompok, yaitu > 45 tahun dan kelompok < 45 tahun, ma
xxxi
Pasien yang datang rata-rata dengan umur > 45 tahun adalah karena pada
umur > 45 tahun telah terjadi proses degeneratif pada semua organ yang ada
ditubuh manusia. Tentu saja manusia menjadi gampang sakit dan akhirnya pergi ke rumah saki
4.1.1 Hipertensi
Berdasarkan tabel 4.2 yang didapat dari hasil rekam medis dan kuisioner di
atas dapat disimpulkan bahwa dari 100 responden yang diteliti, kelompok hipertensi adalah se
Dari tabel ini juga didapatkan prevalensi hipertensi yaitu sebesar 58%.
xxxii
Obesitas juga merupakan faktor risiko hipertensi, didapatkan data 29 orang
mengalami obesitas. Semakin tinggi status indeks massa tubuh yang akan
menentukan obesitas maka akan semakin besar peluang seseorang untuk
menderita hipertensi.
Merokok juga merupakan faktor risiko hipertensi. Didapatkan data pada
penelitian ini adalah 21 orang dengan status merokok. Status merokok
memperbesar peluang seseorang untuk menderita hipertensi.
xxxiii
Pada Tabel 4.3 tersebut menunjukkan bahwa uji data statistic yang
terkumpul antara 2 variabel bermakna, berdasarkan nilai presentasi yang
didapat subjek yang terkena hipertensi sebesar 58%, subjek yang terkena
hipertensi tersebut jauh lebih tinggi pada kelompok paparan (+), yaitu
responden yang berusia >45 tahun 74.1% dibandingkan dengan kelompok
paparan (-), yaitu responden yang berusia < 45 tahun 35.7%.
Berdasarkan uraian diatas terbukti bahwa peningkatan usia merupakan
salah satu faktor risiko terjadinya hipertensi. Dari responden dengan
kelompok usia >45 tahun didapatkan 43 orang responden (yaitu sebanyak
74.1%) tersebut mengalami hipertensi. Sedangkan, jumlah responden
dengan umur < 45 tahun sebanyak 15 responden dengan kejadian
hipertensi sebanyak 35.7%. Dengan demikian hipertensi lebih menonjol
terjadi pada golongan umur >45 tahun dibandingkan pada golongan umur
< 45 tahun.
Pada penelitian Syukraini tahun 2009 prevalensi pada usia > 45 tahun
sebanyak 37.95 %. Sedangkan pada penelitian kali ini prevalensinya 74.1
%.
Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara peningkatan usia
dengan kejadian hipertensi pada pasien rawat jalan dewasa rumah sakit
bhinneka bakti husada. Hasil ini sesuai dengan landasan teori yaitu
dengan peningkatan usia maka terjadilah proses-proses degeneratif pada
semua organ terutama organ untuk system sirkulasi yaitu jantung dan
pembuluh darah. Hal ini juga sesuai penelitian sebelumya (Syukraini,
2009) bahwa makin meningkatnya usia maka makin meningkat juga
risiko terjadinya hipertensi yang disebabkan oleh proses degeneratif
xxxiv
Keterbatasan Penelitian
4.3Peneliti hanya meneliti selama 2 minggu dan hanya pada sore hari dengan jam buka poli yaitu pagi da
Peneliti tidak menggali lebih dalam faktor risiko lain, hanya menggali dari faktor risiko usia padahal
xxxv
BAB 5
Simpulan
Simpulan penelitian ini adalah:
Dari umur pasien didapatkan 58 subjek berada di umur >45 tahun dan 42 subjek umurnya <45 tahun. Ga
Berdasarkan hasil analisis data secara statistik terhadap faktor risiko usia dengan hubungannya dengan h
hipertensi.
5.2. Saran
Diharapkan pada penelitian selanjutnya untuk meneliti faktor risiko hipertensi
xxxvi
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.Hipertensi.Primer.http://www.scribd.com/doc/3498615/HIPERTENSIPRIM ER?
autodown=doc. [Diakses pada tanggal 10 Agustus 2008].
Kumar V, Abbas AK, Fausto N. Hypertensive Vascular Disease. Dalam: Robn and
Cotran Pathologic Basis of Disease, 7th edition. Philadelpia: Elsevier Saunders,
2005.p 528-529
Pinzon, R 1999. Indeks Massa Tubuh Sebagai Faktor Risiko Hipertensi Pada Usia
Muda, viewed 20 January 2010 (http://www.kalbe.co.id)
Pluim BM, van der Laarse A, Vliegen HW, Bruschke AVG. Patjology versus
Physioloy. In:Left Ventricular Hypertrophy.Kluwer Academic publ.1999 p.69
Sani, A. (2008), Hypertension, Current Perspective, Medya crea. Jakarta. Hal 26-28
xxxvii
Shapo L, Pomerleau J, McKee M. Epidemiology of Hypertension and Associated
Cardiovascular Risk Factors in a Country in Transition. Albania: Journal
Epidemiology Community Health 2003;57:734–739
Sianturi G. Cegah Hipertensi dengan Pola Makan. Last update 27 Februari 2003.
www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1046314663,16713, - 24k. [Diakses
pada tanggal 12 Agustus 2008]
Irza, Syukraini. Analisis Faktor Risiko Hipertensi pada Masyarakat Nagari Bungo
Tanjung.2009
Yunis Tri, dkk. Blood Presure Survey Indonesia Norvask Epidemiology Study.
Medika Volume XXXIX 2003; 4: 234-8.
xxxviii
Lampiran no.1
SURAT PERSETUJUAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : …………………………
Umur.............................................tahun
Setelah mendapatkan keterangan secukupnya serta menyadari manfaat dari penelitian
tersebut di bawah ini yang berjudul :
FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN
HIPERTENSI PADA PASIEN YANG BEROBAT JALAN DI RUMAH
SAKIT BHINEKA BAKTI HUSADA PADA BULAN JULI 2010
dengan sukarela menyetujui diikutsertakan dalam penelitian di atas, dan akan
menjawab pertanyaan yang diajukan dengan Jujur. Bila suatu waktu responden
merasa dirugikan dalam bentuk apapun, berhak membatalkan persetujuan ini serta
berhak untuk mengundurkan diri.
Jakarta, Juli 2010
Peserta
( )
xxxix
Lampiran no. 2
UNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN YANG BEROBAT JALAN DI RUMAH
ADA BULAN JULI 2010
No. Kuesioner :
I. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama
2. Umur ……….. tahun
3. Jenis Kelamin 1. Laki-laki
2. Perempuan
4. Pendidikan 1. Tidak pernah sekolah 4. Tamat SMP
2. Tidak tamat SD 5. Tamat SMU
3. Tamat SD 6. Tamat Perguruan Tinggi
5. Pekerjaan 1. Ibu rumah tangga 4. Bidan/petugas kesehatan
2. Karyawan 5. Wiraswasta
3. Guru 6. Lain-lain
II. DATA PENELITIAN
1. Apakah selama 6 bulan terakhir anda A. Ya
merokok ? B. Tidak
2. Berapa rata-rata jumlah batang rokok A. > 15 Batang/hari
perhari yang anda hisap? B. < 15 Batang/hari
3. Sudah berapa lamakah anda A. > 10 Tahun
merokok? B. < 10 Tahun
4. Berapakah berat badan anda Kg
sekarang?
7. Berapakah tinggi badan anda Cm
xl
sekarang?
8. Apakah dalam garis keturunan A. Ya
keluarga anda, ada yang menderita B. Tidak
tekanan darah tinggi ?
9. Siapakah dalam keluarga anda yang A. Ayah
menderita tekanan darah tinggi ? B. Ibu
xli
Lampiran no.3 Output SPSS
Frekuensi
( lanjutan )
xlii
xliii
( lanjutan )
tekanan darah
tidak
hipertensi hipertensi Total
usia pasien > 45 tahun 43 5 48
89.6 0/ 10.4% 100.0%
< 45 tahun 15 27 42
0
35.7 / 64.3% 100.0%
Total 58 32 90
0
64.4 35.6% 100.0%
Chi-Square Tests
a.0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14.93.
b.Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
xl
Lampiran no.4 Izin penelitian skripsi
xlv
Lampiran no.5 Jawaban permohonan penelitian skripsi
xlv
Lampiran no.6 Riwayat penulis
RIWAYAT PENULIS
: Fajar Apriyandi
Nama
Tempat, Tanggal, lahir: Jakarta, 30 April 1990
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama Alamat : Islam
:Jl. RawabadungNo.14 Rt 07/13 Jatinegara Kec.Cakung
Tahun 2007-sekarang :
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
xlv