You are on page 1of 47

HUBUNGAN ANTARA PENINGKATAN USIA DENGAN

KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN YANG


BEROBAT JALAN DI RUMAH SAKIT BHINEKA
BAKTI HUSADA PADA TANGGAL 19 SAMPAI 31 JULI
2010

Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA KEDOKTERAN

Oleh:
Fajar Apriyandi
NIM: 107103001730

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persya
Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan ya
Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UI

Jakarta, 14 Oktober 2010

Fajar Apriyandi

ii
HUBUNGAN PENINGKATAN USIA DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI
PADA PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI
HUSADA PADA TANGGAL 19 SAMPAI 31 JULI 2010

Laporan penelitian
Diajukan kepada program studi pendidikan dokter, fakultas kedokteran dan
Ilmu kesehatan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar sarjana
kedokteran (S.Ked)

Oleh :
Fajar Apriyandi
NIM: 107103001730

Pembimbing

Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp.RM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/ 2010 M

iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN PENINGKATAN USIA DENGAN


KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH
SAKIT BHINEKA BAKTI HUSADA PADA TANGGAL 19-31 JULI 2010 yang
diajukan oleh Fajar Apriyandi (NIM: 107103001730), telah diujikan dalam sidang di
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan pada 14 Oktober 2010. Laporan penelitian
ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran
(S. Ked) pada Program Studi Pendidikan Dokter.

Jakarta, 14 Oktober 2010

DEWAN PENGUJI

Ketua Sidang dan Pembimbing Penguji

Dr.dr. Syarief Hasan Lutfie Sp.RM dr.Femmy Nurul Akbar Sp.PD

PIMPINAN FAKULTAS

Dekan FKIK UIN Kaprodi PSPD FKIK UIN

Prof.Dr (Hc).dr.MK. Tadjudin, SpAnd Dr.dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp. RM

iv
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas
segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan penelitian yang berjudul “HUBUNGAN PENINGKATAN USIA
DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN RAWAT JALAN DI
RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI HUSADA PADA TANGGAL 19-31 JULI
2010“ sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan jenjang program Sarjana
Kedokteran di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah.
Penulis menyadari tanpa bantuan, bimbingan, dan dorongan berbagai pihak, karya
tulis ilmiah ini tidak akan terwujud. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. (Hc). dr. M.K. Tadjudin, Sp. And selaku dekan fakultas
kedokteran dan ilmu kesehatan.
2. Bapak Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp.RM selaku ketua program studi
pendidikan dokter sekaligus pembimbing penelitian ilmiah ini atas bimbingan,
arahan, kesabaran dan waktu yang telah disediakan untuk peneliti.
3. Ibu drg. Laifa Annisa Hendarmin, Ph.D. selaku penanggung jawab riset
pendidikan dokter angkatan 2007.
4. Ibu dr. Femmy Nurul Akbar, Sp.PD selaku penguji penelitian ini.
5. Bapak dan ibu dosen , beserta seluruh staf akademik , staf tata usaha dan staf
karyawan di lingkungan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Direksi RS. Bhineka Bakti Husada dan seluruh staf bagian humas, staf bagian
rekam medis, dan staf lainnya yang telah membantu tidak dapat penulis sebut satu
persatu.

v
Para pasien di RS. Bhineka Bakti Husada yang telah bersedia menjadi responden
dalam penelitian ini.
Ayah (Taryono) dan Ibu (Sulastri) yang selalu memberikan perhatian dan kasih saying padaku.
Annisa dan teman-teman kelompok Riset (Anita, Rosydina, Yesicha) dan seluruh teman sejawat pendidi
Peneliti berharap karya tulis ini bermanfaat bagi semua pihak.

Jakarta, Oktober 2010

Penulis

vi
ABSTRAK

Fajar Apriyandi. Pendidikan dokter. Hubungan Peningkatan Usia Dengan


Kejadian Hipertensi Pada Pasien Rawat Jalan Di Rumah Sakit Bhineka Bakti
Husada Tanggal 19 Sampai 31 Juli 2010.

Menurut survei kesehatan dasar tahun 2007 prevalensi hipertensi di Indonesia


sebanyak 31.7 %. Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi.
Peningkatan usia merupakan faktor yang paling berpengaruh untuk terjadinya
kejadian hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
peningkatan usia dengan kejadian hipertensi. Disain penelitian ini adalah cross-
sectional dengan sampel pasien lama yang berobat jalan yang memenuhi kriteria
inklusi dan tidak memenuhi kriteria eksklusi. Sampel dibagi dua kelompok yaitu > 45
tahun dan < 45 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi
sebesar 58%. Dari 58% sebanyak 74.1 % dari kelompok umur > 45 tahun. Terdapat
hubungan yang bermakna antara peningkatan usia dengan kejadian hipertensi
hipertensi.

Kata kunci:hipertensi, faktor risiko, usia

ABSTRACT

Fajar Apriyandi. Medical education. Relationship Between The Incidence Of


Hypertension With Increasing Of Age In Outpatient At Bhineka Bakti Husada
Hospital On 19 Until July 19 Th Until 31th 2010.

Based on health survey in 2007 prevalence of hypertension in Indonesia is 31.7 %.


There are many factors influence incidence of hypertension. Increasing age is main
factor to incidence of hypertension. The aim of this research is to know correlation
between incidence of hypertension with increasing of age. The design using cross-
sectional method with outpatient that appropriate to inclusion criteria and
unappropriate to exclusion criteria. Sample dispart become two groups, the patient
with age > 45years old and < 45 years old. The result show that prevalence of
hypertension is 58%, and 74.1% from the group one. There is significantly
relationship between increasing age and incidence of hypertension.
Keywords:hypertension, risk factor, age

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………… I
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………….... ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………… .... iii
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………. iv
KATA PENGANTAR……………………………………………………….. v
ABSTRAK…………………………………………………………………… vii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………. viii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………… ix
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………… ix
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………… ix
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang……………………………………………………….. 1
1.2. Rumusan masalah……………………………………………………. 2
1.3. Tujuan penelitian…………………………………………………….. 2
1.4. Manfaat penelitian…………………………………………………… 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan dan kerangka teori
2.1.1. Landasan teori……………………………………………….. 4
2.1.2. Kerangka teori……………………………………………….. 12
2.2. Kerangka konsep……………………………………………………. 13
2.3. Definisi operasional…………………………………………………. 14
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Desain penelitian……………………………………………………. 15
3.2. Waktu dan tempat Penelitian………………………………………. 15
3.3. Populasi dan sampel………………………………………………... 15
3.4. Cara kerja penelitian……………………………………………….. 17
3.5. Managemen data……………………………………………………. 18
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Analisis univariat…………………………………………………... 19
4.2. Analisis bivariat……………………………………………………. 22
4.3. Keterbatasan penelitian……………………………………………... 24
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan…………………………………………………………... 25
5.2. Saran……………………………………………………………… 25
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………... 26
LAMPIRAN………………………………………………………………….. 28

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1.Klasifikasi hipertensi…...........................................................................4


Tabel 3.1 Jadwal kegiatan penelitian…..................................................................17
Tabel 4.1 Gambaran karakteristik umum................................................................19
Tabel 4.2 Status hipertensi......................................................................................21
Tabel 4.3 Hubungan peningkatan usia dengan kejadian hipertensi........................22

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Patofisiologi hipertensi........................................................................6


Gambar 2.2 Kerangka teori….................................................................................12
Gambar 2.3 Kerangka konsep….............................................................................13
Gambar 3.1 Alur pengambilan sampel…................................................................17
Gambar 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia……………… 20

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Informed consent................................................................................28


Lampiran 2. Kuisioner…........................................................................................29
Lampiran 3. Output analisis SPSS..........................................................................31
Lampiran 4. Surat permohonan izin penelitian…...................................................34
Lampiran 5. Surat jawaban permohonan izin penelitian….....................................35
Lampiran 6. Riwayat penulis…..............................................................................36

ix
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hipertensi diperkirakan menjadi penyebab kematian 7.1 juta orang di seluruh
dunia, yaitu sekitar 13% dari seluruh total kematian (Armilawaty, 2007).
Hipertensi merupakan penyakit yang mendapat perhatian dari semua kalangan
masyarakat mengingat dampak yang ditimbulkannya baik jangka pendek
maupun jangka panjang, sehingga membutuhkan penanggulangan jangka
panjang yang menyeluruh dan terpadu (Ayu, 2008).
Meningkatnya prevalensi penyakit kardiovaskuler setiap tahun menjadi masalah
utama di negara berkembang dan negara maju. Berdasarkan data Global Burden
of Disease (GBD) tahun 2000, 50% dari penyakit kardiovaskuler disebabkan
oleh hipertensi (Shapo, 2003). Data dari The National Health and Nutrition
Examination Survey (NHANES) menunjukkan bahwa dari tahun 1999 sampai
2000, insiden hipertensi pada orang dewasa adalah sekitar 29 sampai 31% pada
penderita hipertensi. Penyakit kardiovaskuler menurut survei kesehatan rumah
tangga (SKRT,1992 dan 1995) merupakan penyebab kematian terbesar di
Indonesia (Yunis, 2003).
Di Indonesia penderita hipertensi diperkirakan 15 juta orang. Prevalensinya
mencapai 6 sampai 15% pada orang dewasa, 50% diantaranya tidak menyadari
sebagai penderita hipertensi sehingga mereka cenderung untuk menjadi
hipertensi berat karena tidak menghindari dan tidak mengetahui faktor risikonya,
dan 90% merupakan hipertensi esensial. Bahkan riset kesehatan dasar tahun
2007 menunjukkan prevalensi hipertensi di indonesia sebanyak 31.7%
(Armilawaty, 2007). Sedangkan di daerah Jakarta Selatan (petukangan)
didapatkan prevalensi 28.3 % (Yundini 2006).

x
Banyak faktor yang berperan untuk terjadinya hipertensi diantaranya adalah usia,
genetik, jenis kelamin, etnis, stress, obesitas, asupan garam, dan kebiasaan
merokok. Pada penelitian kali ini peneliti hanya mengambil faktor risiko usia
kepada hipertensi, hal ini merujuk kepada penelitian yang telah dilakukan oleh
Syukraini, 2009 bahwa faktor usia adalah faktor utama penyebab terjadinya
hipertensi dengan prevalensinya pada usia diatas 45 tahun yakni sebesar
37.95%. Penelitian akan dilakukan di rumah sakit di daerah tangerang
dikarenakan belum adanya penelitian tentang hipertensi yang dilakukan disana
dan mengingat juga banyaknya penderita hipertensi disetap daerah. Maka dari itu
peneliti merasa perlu melakukan penelitian di rumah sakit ini dan mengambil
tema untuk membuktikan bahwa peningkatan usia merupakan salah satu faktor
risiko hipertensi.

1.2 Rumusan Masalah


Adakah hubungan antara usia dengan kejadian hipertensi pada pasien lama
rawat jalan di RS. Bhineka Bakti Husada pada bulan Juli 2010 ?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Diketahuinya hubungan antara usia dengan kejadian hipertensi.

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Diketahuinya prevalensi hipertensi
2. Diketahuinya hubungan antara usia dengan kejadian hipertensi pada
pasien yang berobat jalan pada poliklinik dewasa di RS. Bhineka Bakti
Husada pada bulan Juli 2010.

xi
1.4 Manfaat Penelitian
Bagi peneliti, sebagai salah satu prasyarat kelulusan dalam menyelesaikan
program sarjana kedokteran. Melalui penelitian ini peneliti dapat memanfaatkan
ilmu yang didapat selama pendidikan dan menambah pengetahuan serta
pengalaman dalam membuat penelitian ilmiah. Menambah pengetahuan peneliti
tentang hubungan usia dengan kejadian hipertensi.
Bagi institusi, menjadi wadah ilmiah dalam penelitian hipertensi dan
hubungannya dengan usia. Menjadi data dasar untuk melakukan penelitian lebih
lanjut mengenai hubungan faktor risiko hipertensi dengan kejadian hipertensi.
Bagi masyarakat, meningkatkan pengetahuan dan sikap mahasiswa secara
langsung dan masyarakat secara tidak langsung, mengenai hubungan hipertensi
dengan peningkatan usia.

xii
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan dan Kerangka Teori


2.1.1 Landasan Teori
Hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik lebih dari 139 mmHg dan
tekanan diastolik lebih dari 89 mmHg. Hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya didefinisikan sebagai hipertensi esensial. Beberapa penulis
lebih memilih istilah hipertensi primer untuk membedakannya dengan
hipertensi lain yang sekunder karena sebab-sebab yang diketahui. Menurut
The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention,
Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII),
klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa terbagi menjadi kelompok
normal, prahipertensi, hipertensi derajat 1 dan derajat 2 (Yogiantoro,
2007).
Tekanan darah diklasifikasikan berdasarkan pada pengukuran rata-rata dua
kali pengukuran pada masing-masing kunjungan.

Tabel.2.1.Klasifikasi tekanan darah menurut JNC VII

Sumber: Armilawaty, 2007

xiii
Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin
II dari angiotensin I oleh angiotensin I converting enzyme (ACE). ACE
memegang peran fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Darah
mengandung angiotensinogen yang diproduksi di hati. Selanjutnya oleh
hormon, renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I.
Oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi
angiotensin II. Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam
menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama. Aksi pertama adalah
meningkatkan sekresi hormon antidiuretic hormone (ADH) dan rasa haus.
ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja pada ginjal
untuk mengatur osmolalitas dan volume urin. Dengan meningkatnya ADH,
sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh (antidiuresis),
sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk
mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan
cara menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah
meningkat yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah. Aksi
kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal.
Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting
pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan
mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari
tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan
cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan
meningkatkan volume dan tekanan darah (Anonim, 2008).

xiv
Gambar 2.1.Patofisiologi hipertensi
Sumber : Sharma, 2008

Patofisiologi dari hipertensi esensial merupakan multifaktorial dan sangat


komplek. Faktor-faktor tersebut merubah fungsi tekanan darah terhadap

xv
perfusi jaringan yang adekuat meliputi mediator hormon, aktivitas
vaskuler, volume sirkulasi darah, kaliber vaskuler, viskositas darah, curah
jantung, elastisitas pembuluh darah dan stimulasi neural. Patogenesis
hipertensi esensial dapat dipicu oleh beberapa faktor meliputi faktor
genetik, asupan garam dalam diet, tingkat stress dapat berinteraksi untuk
memunculkan gejala hipertensi. Perjalanan penyakit hipertensi esensial
berkembang dari hipertensi yang kadang-kadang muncul menjadi
hipertensi yang persisten. Setelah periode asimtomatik yang lama,
hipertensi persisten berkembang menjadi hipertensi dengan komplikasi,
dimana kerusakan organ target di aorta dan arteri kecil, jantung, ginjal,
retina dan susunan saraf pusat. Progresivitas hipertensi dimulai dari
prehipertensi pada pasien umur 10-30 tahun (dengan meningkatnya curah
jantung) kemudian menjadi hipertensi dini pada pasien umur 20 sampai 40
tahun (dimana tahanan perifer meningkat) kemudian menjadi hipertensi
pada umur 30 sampai 50 tahun dan akhirnya menjadi hipertensi dengan
komplikasi pada usia 40 sampai 60 tahun (Sharma, 2008).

Faktor-Faktor Risiko Yang Mempengaruhi Hipertensi: usia, jenis kelamin,


obesitas, kebiasaan merokok, faktor genetik, etnis, pola asupan garam
dalam diet. Namun yang dibahas lebih mendalam adalah faktor risiko usia.
1. Usia
Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif. Dengan
bertambahnya usia, maka tekanan darah juga akan meningkat yang
disebabkan beberapa perubahan fisiologis. Setelah usia 45 tahun terjadi
peningkatan resistensi perifer dan aktivitas simpatik (Kumar, 2005). Hal ini
juga sesuai dengan penelitian sebelumnya (Syukraini, 2009) yang
menyebutkan bahwa setelah usia 45 tahun terjadi perubahan degeneratif.
Maka dari itu peneliti mengambil batas faktor risiko usia adalah yang
memiliki usia > 45 tahun.

xvi
Hipertensi bisa disebabkan oleh perubahan anatomik baik di jantung
maupun di pembuluh darah, yang secara keseluruhan adalah perubahan
anatomik di sistem kardiovaskular.Perubahan anatomik pada sistem
kardiovaskuler :

A. Jantung
Elastisitas dinding aorta menurun dengan bertambahnya usia. Disertai
dengan bertambahnya kaliber aorta. Perubahan ini terjadi akibat adanya
perubahan pada dinding media aorta dan bukan merupakan akibat dari
perubahan intima karena aterosklerosis. Penambahan usia tidak
menyebabkan jantung mengecil (atrofi) seperti organ tubuh lain, tetapi
terjadi hipertrofi.(Pluim, 1999)

B. Pembuluh Darah Perifer.


Arterosklerosis yang berat akan menyebabkan penyumbatan arteri perifer
yang menyebabkan pasokan darah ke otot-otot tungkai bawah menurun hal
ini menyebabkan iskemia jaringan otot. Aterosklerosis merupakan istilah
umum untuk beberapa penyakit, dimana dinding arteri menjadi lebih tebal
dan kurang lentur, dimana jantung akan lebih kuat memompa darah
sehingga terjadilah hipertensi. Hal ini bertambah berat seiring dengan
pertambahan usia.
Penyakit yang paling penting dan paling sering ditemukan adalah
aterosklerosis, dimana bahan lemak terkumpul dibawah lapisan sebelah
dalam dari dinding arteri. Aterosklerosis bisa terjadi pada arteri di otak,
jantung, ginjal, organ vital lainnya dan lengan serta tungkai. Jika
aterosklerosis terjadi di dalam arteri yang menuju ke otak (arteri karotid),
maka bisa terjadi stroke. Jika terjadi di dalam arteri yang menuju ke
jantung (arteri koroner), bisa terjadi serangan jantung.

xvii
C.Ginjal
Pada sel-sel ginjal, berkurangnya sel-sel ginjal (nefron) yang masih utuh
yang diperkirakan tinggal setengahnya akibat proses penuaan
menyebabkan kemampuan ginjal untuk menyaring zat-zat yang
melewatinya akan berkurang sehingga kemampuan ginjal untuk
mengeluarkan natrium yang berlebihan di dalam tubuh telah berkurang
yang merupakan salah satu factor yang berperan untuk terjadinya
hipertensi.

2. Jenis Kelamin
Survei dari badan kesehatan nasional dan penelitian nutrisi menemukan
bahwa hipertensi lebih mempengaruhi wanita dibanding pria .Berdasarkan
wawancara dan penelitian pada 9901 remaja usia 18 tahun atau lebih,
badan survei kesehatan nasional dan penelitian nutrisi menemukan bahwa
rata-rata tekanan arteri tinggi baik pada normotensi dan hipertensi pada pria
dibanding wanita. Pada semua suku, pria mempunyai tekanan darah sistolik
dan diastolik yang tinggi dibanding wanita dan juga usia
pertengahan,prevalensi terjadinya hipertensi lebih tinggi pada wanita
dibanding wanita setelah usia 59 tahun.

3. Obesitas
Hubungan obesitas dan hipertensi telah diketahui sejak lama dan kedua
keadaan ini sering dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit
kardiovaskular. Telah banyak penelitian yang mempelajari mekanisme
yang mendasari hipertensi pada obesitas ini. Dahulu hal ini dihubungkan
dengan hiperinsulinemia, resistensi insulin dan sleep apnea syndrome, akan
tetapi akhir-akhir ini terjadi pergeseran konsep, dimana diduga terjadinya
resistensi leptin merupakan penyebab yang mendasari beberapa perubahan
hormonal, metabolik, neurologi dan hemodinamik pada hipertensi dengan

xviii
obesitas. Mekanisme terjadinya hal tersebut belum sepenuhnya dipahami,
tetapi pada obesitas didapatkan adanya peningkatan volume plasma dan
curah jantung yang akan meningkatkan tekanan darah.

4. Kebiasaan merokok
Merokok merupakan masalah kesehatan masyarakat karena dapat
menimbulkan berbagai penyakit salah satunya adalah hipertensi. Dalam
penelitian kohort prospektif oleh dr. Thomas S Bowman dari Brigmans and
Women’s Hospital, Massachussetts terhadap 28.236 subjek yang awalnya
tidak ada riwayat hipertensi, 51% subjek tidak merokok, 36% merupakan
perokok pemula, 5% subjek merokok 1 sampai 14 batang rokok perhari
dan 8% subjek yang merokok lebih dari 15 batang perhari. Subjek terus
diteliti dan dalam median waktu 9,8 tahun. Kesimpulan dalam penelitian
ini yaitu kejadian hipertensi terbanyak pada kelompok subjek dengan
kebiasaan merokok lebih dari 15 batang perhari. Mekanisme bagaimana
merokok mempengaruhi hipertensi masih belum jelas. Perokok cenderung
memiliki kadar HDL kolestrol yang lebih rendah. Satu mekanisme yang
mungkin berhubungan adalah hipotesis injuri oleh Ross. Pada hipotesis ini
diterangkan bahwa bahan kimia terutama radikal bebas yang ada pada asap
rokok menyebabkan kerusakan endotel. Merokok juga meningkatkan risiko
thrombosis menjadi aterosklerosis (Bowman, 2007).

5. Faktor genetik
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga
itu mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan
peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium
terhadap sodium Individu dengan orang tua dengan hipertensi mempunyai
risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi dari pada orang yang
tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi. Selain itu

xix
didapatkan 70 sampai 80% kasus hipertensi esensial dengan riwayat
hipertensi dalam keluarga (Wade, 2003).

6. Etnis
Hipertensi lebih banyak terjadi pada orang berkulit hitam dari pada yang
berkulit putih. Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti penyebabnya.
Namun pada orang kulit hitam ditemukan kadar renin yang lebih rendah
dan sensitifitas terhadap vasopressin lebih besar (Armilawaty, 2007).

7. Pola asupan garam dalam diet


Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium di
dalam cairan ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya cairan
intraseluler ditarik ke luar, sehingga volume cairan ekstraseluler
meningkat. Meningkatnya volume cairan ekstraseluler tersebut
menyebabkan meningkatnya volume darah, sehingga berdampak kepada
timbulnya hipertensi. Karena itu disarankan untuk mengurangi konsumsi
natrium/sodium. Sumber natrium/sodium yang utama adalah natrium
klorida (garam dapur), penyedap masakan monosodium glutamate (MSG),
dan sodium karbonat. Konsumsi garam dapur (mengandung iodium) yang
dianjurkan tidak lebih dari 6 gram per hari, setara dengan satu sendok teh.
Dalam kenyataannya, konsumsi berlebih karena budaya masak-memasak
masyarakat kita yang umumnya boros menggunakan garam dan MSG
(Adrogue, 2007).

xx
2.1.2 Kerangka Teori

Gambar 2.3 Kerangka teori

xxi
2.2 Kerangka Konsep

Gambar 2.4 Kerangka konsep

xxii
2.3 Definisi Operasional

No DO Keterangan
1 Hipertensi Seseorang dikatakan hipertensi apabila TD sistolik > 139
mmHg atau TD diastolik > 89 mmHg yang tercatat di
rekam medis responden.(JNC VII, 2008).
Skala : Nominal
2 Usia Yaitu usia subjek dihitung sejak lahir sampai dengan
ulang tahun terakhir yaitu umur penderita yang tercatat
pada status rekam medik dan kuisioner . Memiliki faktor
risiko jika berumur > 45 tahun dan dianggap tidak
memiliki faktor risiko jika berumur < 45 tahun
Skala : Nominal
3 Pasien Lama Yaitu pasien yang sebelumnya telah berobat di rumah
sakit bhinneka bakti husada dan dating kembali pada
saat peneliti sedang mengambil sampel.
4 Rawat Jalan Yaitu pelayanan medis yang tidak memerlukan
menginap dirumah sakit
5 Jenis Kelamin Dibedakan menjadi laki-laki dan perempuan berdasarkan
rekam media dan kuisioner
6 Status Merokok Seseorang dikatakan merokok setelah lebih dari 6 bulan
dan dikatakan tidak merokok jika belum merokok 6
bulan atau tidak merokok.
7 Obesitas Dikatakan obesitas jika IMT lebih dari sama dengan 25
8 Kriteria Eksklusi Jika didalam rekam medis pasien tercantum penyakit
DM dan korteks adrenal
9 Diabetes Melitus Kelainan metabolik yaitu ketidakmampuan untuk
mengoksidasi karbohidrat akibat gangguan pada
mekanisme insulin yang normal

xxiii
10 Korteks Adrenal Kelainan yang mengganggu fungsi dari korteks adrenal

xxiv
BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Penelitian ini merupakan studi potong lintang (cross sectional). Penelitian potong lintang merupaka
dilakukan hanya satu kali pada satu waktu.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di unit rekam medis dan rawat jalan RS. Bhineka Bakti Husada. Pengumpul

3.3 Populasi Penelitian


Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang berobat jalan di RS. Bhineka Bakti Husada

Sampel Penelitian
Sampel yang diambil berasal dari populasi penelitian yang memenuhi kriteria
inklusi. Berikut kriteria sampel penelitian:

A. Kriteria Inklusi
 Pasien Lama yang mengalami hipertensi dan tercatat dalam catatan
medik di RS. Bhineka Bakti Husada pada saat pengambilan sampel.
 Responden merupakan pasien berusia > 20 tahun.

xxv
B. Kriteria Eksklusi
 Pasien berobat jalan di RS. Bhineka Bakti Husada pada bulan Juli
2010 yang tidak didiagnosis menderita hipertensi. Pasien yang menderita DM dan penyak

Untuk memenuhi besar sampel yang dibutuhkan, pengambilan sampel pada


penelitian inimenggunakan metode simple random sampling. Dengan perhitungan sampel sejum

(zα)2 P.Q
n = d2

Keterangan:
n : jumlah sampel
P : keadaan yang akan dicari = 0.3795
d : tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki = 0.10
α : tingkat kemaknaan = 1.96
Q: 1 - P = 0.6205
2
n = (1.96) . 0,3795. 0,6205
(0,1)2
Maka, diperoleh jumlah sampel yang diperlukan adalah 82 subjek. Untuk

menjaga kemungkinan adanya drop out (DO), maka jumlah subjek ditambah
sebanyak 10%. Jadi jumlah subjek adalah 90.46+9.04 = 99.5, dibulatkan
menjadi 100 subjek.

Variabel yang termasuk dalam penelitian ini adalah:


1. Variabel independen: umur
2. Variabel dependen: penderita hipertensi

xxvi
Cara Kerja Penelitian
Jadwal Penelitian
Tabel 3.1 Jadwal kegiatan

No Jadwal Kegiatan Bulan (Tahun 2010)


2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Topik dikirim mahasiswa X
2 Pembahasan dengan X X X X X
pembimbing
3 Proposal X
4 Proposal siap X
5 Pengambilan data X
6 Pengolahan data X
7 Penyajian data X
8 Penyusunan skripsi X
9 Ujian skripsi X

3.4.2Alur pengambilan sampel

xxvii
Gambar 3.1 Alur pengambilan sampel

Manajemen Data
Instrumen Penelitian
Adapuninstrumenyangdigunakandalampenelitianini

adalah:Rekam Medik.dan Kuisioner.


3.5.2 Pengumpulan Data
Pada penelitian ini data diperoleh dengan cara melihat status penderita
melalui catatan medik dan menyebar kuisioner di RS.Bhineka Bakti
Husada. Semua subjek selanjutnya dibagi menjadi dua kelompok, yakni:
1. Kelompok yang menderita hipertensi
2. Kelompok yang tidak menderita hipertensi

3.5.3 Teknis Analisis Data


Analisis data dilakukan untuk mengetahui hubungan antara usia dengan
kejadian hipertensi menggunakan uji statistik dengan metode chi-square.

xxviii
Data dianalisis dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solutions) versi

xxix
BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Univariat


Setelah dilakukan penelitian, maka hasilnya dilakukan analisis univariat yang memberikan gambaran
subjek yang saya ambil:

Tabel 4.1 Gambaran karakteristik umum


No Gambaran Karakteristik N (=100) %
1 Usia (tahun)
20-45 42 42
>45 58 58
2 Jenis Kelamin
Laki-laki 44 44
Perempuan 56 56
3 Status Merokok
Merokok 21 21
Tidak merokok 79 79
4 Status Obesitas
Obesitas 29 29
Tidak obesitas 71 71

Berdasarkan tabel diatas usia yang paling dominan adalah >45 tahun yaitu
sebanyak 58%. Untuk jenis kelamin laki-laki yaitu ada sebanyak 44% dan wanita
56%.

xxx
4.1.2 Usia

Usia responden dikategorikan menjadi dua kelompok, yaitu > 45 tahun dan kelompok < 45 tahun, ma

Gambar 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia di rumah sakit


bhineka bakti husada pada bulan juli 2010
Berdasarkan diagram 4.2 di atas maka dapat disimpulkan bahwa dari 100
responden yang diteliti, kelompok usia lebih dari 45 tahun adalah yang
paling banyak yaitu 58 orang (58%) bila dibandingkan dengan kelompok
usia kurang dari 45 tahun yaitu 42 orang (42%).Berdasarkan tabel data di
atas, yang lebih mendominasi adalah umur lebih dari 45 tahun.

xxxi
Pasien yang datang rata-rata dengan umur > 45 tahun adalah karena pada
umur > 45 tahun telah terjadi proses degeneratif pada semua organ yang ada
ditubuh manusia. Tentu saja manusia menjadi gampang sakit dan akhirnya pergi ke rumah saki

4.1.1 Hipertensi

Tabel 4.2. Status hipertensi


StatusN (=100)
Persentase

Hipertensi 58 orang 58%

Tidak Hipertensi 42 orang 42%

Total 100 orang 100%

Berdasarkan tabel 4.2 yang didapat dari hasil rekam medis dan kuisioner di
atas dapat disimpulkan bahwa dari 100 responden yang diteliti, kelompok hipertensi adalah se
Dari tabel ini juga didapatkan prevalensi hipertensi yaitu sebesar 58%.

Angka ini sangat tinggi dibandingkan dengan prevalensi yang ada di


Indonesia maupun didunia. Hipertensi merupakan penyakit yang memiliki
banyak faktor risiko. Penyebab prevalensi begitu tinggi adalah terkait
dengan faktor risiko yang saya teliti yaitu usia, karena rata-rata usianya
lebih dari 45 tahun maka tentunya angka hipertensi akan semakin tinggi
karena degeneratif.
Faktor risiko lain adalah jenis kelamin yaitu pria biasanya lebih muda
terkena hipertensi daripada wanita. Sebagaimana diketahui banyaknya pria
yang menjadi subjek kami yaitu 44 %. Semakin banyak pria yang ada maka
faktor risiko hipertensi akan meningkat.

xxxii
Obesitas juga merupakan faktor risiko hipertensi, didapatkan data 29 orang
mengalami obesitas. Semakin tinggi status indeks massa tubuh yang akan
menentukan obesitas maka akan semakin besar peluang seseorang untuk
menderita hipertensi.
Merokok juga merupakan faktor risiko hipertensi. Didapatkan data pada
penelitian ini adalah 21 orang dengan status merokok. Status merokok
memperbesar peluang seseorang untuk menderita hipertensi.

4.2. Analisis Bivariat


Analisis bivariat akan melihat hubungan antara semua variabel yang ada dalam
penelitian ini, yakni variabel terikat berupa kejadian hipertensi pada responden
dengan variabel bebas yaitu umur
Analisis ini ditinjau dari semua variabel, dengan jumlah sampel n = 100 orang,
untuk selanjutnya dilakukan uji chi-square, interval kepercayaan 95% dengan
data yang sudah dikategorikan sebagai berikut:

4.2.1 Hubungan Antara Usia Dengan Kejadian Hipertensi Pada Pasien


Yang Berobat Jalan di RS. Bhineka Bakti Husada

Tabel 4.3 Hubungan peningkatan usia dengan kejadian hipertensi


Kejadian Hipertensi
Peningkatan Hipertensi Tidak Hipertensi
Usia Frekuensi % Frekuensi %
Usia>45 43 74.1 15 25.9
tahun
Usia<45 15 35.7 27 64.3
tahun
Jumlah 58 58 42 42

xxxiii
Pada Tabel 4.3 tersebut menunjukkan bahwa uji data statistic yang
terkumpul antara 2 variabel bermakna, berdasarkan nilai presentasi yang
didapat subjek yang terkena hipertensi sebesar 58%, subjek yang terkena
hipertensi tersebut jauh lebih tinggi pada kelompok paparan (+), yaitu
responden yang berusia >45 tahun 74.1% dibandingkan dengan kelompok
paparan (-), yaitu responden yang berusia < 45 tahun 35.7%.
Berdasarkan uraian diatas terbukti bahwa peningkatan usia merupakan
salah satu faktor risiko terjadinya hipertensi. Dari responden dengan
kelompok usia >45 tahun didapatkan 43 orang responden (yaitu sebanyak
74.1%) tersebut mengalami hipertensi. Sedangkan, jumlah responden
dengan umur < 45 tahun sebanyak 15 responden dengan kejadian
hipertensi sebanyak 35.7%. Dengan demikian hipertensi lebih menonjol
terjadi pada golongan umur >45 tahun dibandingkan pada golongan umur
< 45 tahun.
Pada penelitian Syukraini tahun 2009 prevalensi pada usia > 45 tahun
sebanyak 37.95 %. Sedangkan pada penelitian kali ini prevalensinya 74.1
%.
Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara peningkatan usia
dengan kejadian hipertensi pada pasien rawat jalan dewasa rumah sakit
bhinneka bakti husada. Hasil ini sesuai dengan landasan teori yaitu
dengan peningkatan usia maka terjadilah proses-proses degeneratif pada
semua organ terutama organ untuk system sirkulasi yaitu jantung dan
pembuluh darah. Hal ini juga sesuai penelitian sebelumya (Syukraini,
2009) bahwa makin meningkatnya usia maka makin meningkat juga
risiko terjadinya hipertensi yang disebabkan oleh proses degeneratif

xxxiv
Keterbatasan Penelitian
4.3Peneliti hanya meneliti selama 2 minggu dan hanya pada sore hari dengan jam buka poli yaitu pagi da
Peneliti tidak menggali lebih dalam faktor risiko lain, hanya menggali dari faktor risiko usia padahal

xxxv
BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan
Simpulan penelitian ini adalah:
Dari umur pasien didapatkan 58 subjek berada di umur >45 tahun dan 42 subjek umurnya <45 tahun. Ga
Berdasarkan hasil analisis data secara statistik terhadap faktor risiko usia dengan hubungannya dengan h
hipertensi.

5.2. Saran
Diharapkan pada penelitian selanjutnya untuk meneliti faktor risiko hipertensi

menyeluruh pada masalah hipertensi ini.

xxxvi
DAFTAR PUSTAKA

Adrogue,H.J. and Madias,N.E. (2007). Sodium and Potasium in the pathogenesis of


Hypertension. The New England Journal Medicine.356:p.1966-1978
http://content.nejm.org./ pdf diakses 15 April 2009 pukul 19.30 WIB

Armilawaty, Amalia H, Amirudin R. Hipertensi dan Faktor Risikonya dalam Kajian


Epidemiologi. Bagian Epidemiologi FKM UNHAS. 2007.
http;//www.CerminDuniaKedokteran.com/index.php?option=com_content&task=vie
w&id=38&Itemid=12). Diakses tanggal 06 Juli 2010, pukul 20.00 WIB

Armilawaty.dkk. Hipertensi dan faktor risikonya dalam epidemiologi. FK-UNHAS.


2007

Anonim.Hipertensi.Primer.http://www.scribd.com/doc/3498615/HIPERTENSIPRIM ER?
autodown=doc. [Diakses pada tanggal 10 Agustus 2008].

Ayu,E.S. (2008). Hipertensi. http://cermindunia kedokteran.com diakses pada tanggal


30 November 2008 pukul 14.00 WIB

Cortas K, et all. Hypertension. Last update May 11 2008. http//:www.emedicine.com.


[Diakses pada tangal 12 Agustus 2008].

Kapajos, E 2009. Hipertensi dan Obesitas, viewed 12 Phebruary 2010


(http://www.jantunghipertensi.com)

Kromhout,D., Bloemberg B, Feskens E, Menotti A, Nissinen A. 2000, Saturated fat,


vitamin C and smoking predict long-term population all-cause mortality rates in the
seven countries study. International Journal of Epidemiology.

Kumar V, Abbas AK, Fausto N. Hypertensive Vascular Disease. Dalam: Robn and
Cotran Pathologic Basis of Disease, 7th edition. Philadelpia: Elsevier Saunders,
2005.p 528-529

Pinzon, R 1999. Indeks Massa Tubuh Sebagai Faktor Risiko Hipertensi Pada Usia
Muda, viewed 20 January 2010 (http://www.kalbe.co.id)

Pluim BM, van der Laarse A, Vliegen HW, Bruschke AVG. Patjology versus
Physioloy. In:Left Ventricular Hypertrophy.Kluwer Academic publ.1999 p.69

Sani, A. (2008), Hypertension, Current Perspective, Medya crea. Jakarta. Hal 26-28

xxxvii
Shapo L, Pomerleau J, McKee M. Epidemiology of Hypertension and Associated
Cardiovascular Risk Factors in a Country in Transition. Albania: Journal
Epidemiology Community Health 2003;57:734–739

Sharma S, et all. Hypertension. Last Update Aug 8, 2008. http//:www.emedicine.com.


[Diakses pada tanggal 10 Agustus 2008].

Sianturi G. Cegah Hipertensi dengan Pola Makan. Last update 27 Februari 2003.
www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1046314663,16713, - 24k. [Diakses
pada tanggal 12 Agustus 2008]

Strauss,E.,Gluszek,J.,Pawlak,A.L. (2005). Age and Hypertension Related Changes in


Genotypes of MTHR in Coronary Arteri Diseases. Journal of Physiology and
Pharmacology, Vol 56,sup 2,p 65-75

Irza, Syukraini. Analisis Faktor Risiko Hipertensi pada Masyarakat Nagari Bungo
Tanjung.2009

Wade, A Hwheir, D N Cameron, A. 2003. Using a Problem Detection Study (PDS) to


Identify and Compare Health Care Privider and Consumer Views of Antihypertensive
therapy. Journal of Human Hypertension, Jun Vol 17 Issue 6, p397

Wardoyo. Pencegahan Penyakit Jantung Koroner. Solo:Toko Buku Agency.1996. hal:


28

Widayanto D. Apa Manfaat Garam Sebagai Bahan Pengawat.


http://id.answers.yahoo.com/question/index;_ylt=Aj3eh2PdCnd0po.ZrHRTkNLVRgx
.;_ylv=3?qid=20080814042051AAWyOOk. [Diakses pada tanggal 13 Agustus 2008]

Yogiantoro M. Hipertensi Esensial dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam


Jilid I Edisi IV. Jakarta: FK UI. 2006.

Yundini, 2006. Faktor Risiko Terjadinya Hipertensi. http://www.mail-archive.com


diakses pada 30 November 2008, pukul 14.05 WIB.

Yunis Tri, dkk. Blood Presure Survey Indonesia Norvask Epidemiology Study.
Medika Volume XXXIX 2003; 4: 234-8.

xxxviii
Lampiran no.1

FORMULIR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN


(INFORMED CONSENT)
Program Studi Pendidikan Dokter
FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

SURAT PERSETUJUAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : …………………………
Umur.............................................tahun
Setelah mendapatkan keterangan secukupnya serta menyadari manfaat dari penelitian
tersebut di bawah ini yang berjudul :
FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN
HIPERTENSI PADA PASIEN YANG BEROBAT JALAN DI RUMAH
SAKIT BHINEKA BAKTI HUSADA PADA BULAN JULI 2010
dengan sukarela menyetujui diikutsertakan dalam penelitian di atas, dan akan
menjawab pertanyaan yang diajukan dengan Jujur. Bila suatu waktu responden
merasa dirugikan dalam bentuk apapun, berhak membatalkan persetujuan ini serta
berhak untuk mengundurkan diri.
Jakarta, Juli 2010
Peserta

( )

xxxix
Lampiran no. 2
UNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN YANG BEROBAT JALAN DI RUMAH
ADA BULAN JULI 2010

No. Kuesioner :

I. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama
2. Umur ……….. tahun
3. Jenis Kelamin 1. Laki-laki
2. Perempuan
4. Pendidikan 1. Tidak pernah sekolah 4. Tamat SMP
2. Tidak tamat SD 5. Tamat SMU
3. Tamat SD 6. Tamat Perguruan Tinggi
5. Pekerjaan 1. Ibu rumah tangga 4. Bidan/petugas kesehatan
2. Karyawan 5. Wiraswasta
3. Guru 6. Lain-lain
II. DATA PENELITIAN
1. Apakah selama 6 bulan terakhir anda A. Ya
merokok ? B. Tidak
2. Berapa rata-rata jumlah batang rokok A. > 15 Batang/hari
perhari yang anda hisap? B. < 15 Batang/hari
3. Sudah berapa lamakah anda A. > 10 Tahun
merokok? B. < 10 Tahun
4. Berapakah berat badan anda Kg
sekarang?
7. Berapakah tinggi badan anda Cm

xl
sekarang?
8. Apakah dalam garis keturunan A. Ya
keluarga anda, ada yang menderita B. Tidak
tekanan darah tinggi ?
9. Siapakah dalam keluarga anda yang A. Ayah
menderita tekanan darah tinggi ? B. Ibu

xli
Lampiran no.3 Output SPSS

Frekuensi

( lanjutan )

xlii
xliii
( lanjutan )

usia pasien * tekanan darah Crosstabulation

tekanan darah
tidak
hipertensi hipertensi Total
usia pasien > 45 tahun 43 5 48
89.6 0/ 10.4% 100.0%
< 45 tahun 15 27 42
0
35.7 / 64.3% 100.0%
Total 58 32 90
0
64.4 35.6% 100.0%

Chi-Square Tests

/\symp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df (2-sided) sided) sided
Pearson Chi-Square 28.368’ 1 .000
Continuity Correction^ 26.066 1 .000
Likelihood Ratio 30.322 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear 28.053 1 .000
/\ssociation
N of Valid Cases 90

a.0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14.93.
b.Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

95% Confidence Interval


Value Lower Upper
Odds Ratio for us ia 15.480 5.047 47.478
pasien (> 45 tahun / < 45
tahun)
For cohort tekanan darah 2.508 1.653 3.806
= hipertensi
For cohort tekanan darah .162 .069 .383
= tidak hipertensi
N of Valid Cases 90

xl
Lampiran no.4 Izin penelitian skripsi

xlv
Lampiran no.5 Jawaban permohonan penelitian skripsi

xlv
Lampiran no.6 Riwayat penulis

RIWAYAT PENULIS
: Fajar Apriyandi
Nama
Tempat, Tanggal, lahir: Jakarta, 30 April 1990
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama Alamat : Islam
:Jl. RawabadungNo.14 Rt 07/13 Jatinegara Kec.Cakung

Jakarta Timur 13930


Telepon085694630308
Riwayat Pendidikan
:
Tahun 1994-1995 : TK Bahrul Ulum Jakarta Timur
Tahun 1995-2001 : SDN 010 Pdk Kelapa Jakarta Timur SMPN 213 Malaka Jaya Jakarta Ti
Tahun 2001-2004 : Mahasiswa Program Studi PendidikanDokter
Tahun 2004-2007 :

Tahun 2007-sekarang :
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta

xlv

You might also like