You are on page 1of 23

KEMENTERIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN RISET DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI

PRAKTIKUM GEOLOGI TEKNIK


ACARA I : SIFAT FISIK SOIL

LAPORAN

OLEH :
MUHAMMAD DIAN APRIANSYAH
D061 19 1053

GOWA
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Geologi Teknik merupakan sebuah ilmu yang mempelajari tentang gejala-

gejala geologi dari aspek kekuatan dan kelemahan geologi, dimana diterapkan

dalam pembangunan infrastuktur seperti tahap menentukan lokasi, desain,

konstruksi, pelaksanaan pembangunan dan pemeliharaan hasil kerja keteknikan.

Dalam geologi teknik kita mempelajari sifat batuan dan tanah beserta

kekuatannya, struktur-struktur geologi yang ada pada tanah dan batuan tersebut

serta geomorfologi daerah tersebut, Dari segi kegunaan ilmu geologi teknik dapat

dimanfaatkan untuk mengantisipasi terjadinya longsor dan dapat diperhitungkan

kapan terjadinya longsor disuatu lereng seperti lereng pada tambang, pengamanan

lereng jalan, jembatan serta bendungan, bisa juga memperhitungkan tekanan dan

tarikan pada saat membangun jalan bawah tanah atau terowongan bawah tanah

untuk pertambangan dan terowongan lainnya seperti saluran air bawah tanah dan

lain sebagainya. Dalam geologi Teknik kita dapat mmempelajari struktur dan sifat

berbagai macam tanah yang mampu menopang suatu bangunan yang akan berdiri

di atasnya. Cakupannya dapat berupa investigasi lapangan yang merupakan

penyelidikan keadaan-keadaan tanah suatu daerah dan diperkuat dengan

penyelidikan laboratorium. Oleh karena itu, dilakukan praktikum sifat fisik tanah

agar praktikan dapat mengetahui sifat fisik apa saja yang terdapat pada tanah.
1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dari praktikum ini yaitu agar praktikan dapat mengetahui

dan menentukan sifat fisik pada tanah, sedangkan tujuan dari praktikum ini yaitu :

1. Agar praktikan dapat mengetahui sifat fisik yang terdapat pada tanah.

2. Agar praktikan dapat mengukur unit weight dan bulk density pada tanah.

3. Agar praktikan dapat mengetahui faktor yang membentuk sifat fisik yang

pada tanah.

1.3 Manfaat Praktikum

Adapun manfaat dari praktikum acara sifat fisik tanah ini yaitu:

1. Praktikan dapat mengetahui cara mengambil sampel soil yang benar pada

lokasi penelitian

2. Praktikan dapat mengetahui pengaruh jenis litologi terhadap pembentukan

soil pada lokasi penelitian.

3. Praktikan dapat mengetahui sifat fisik apa saja yang terdapat pada soil.

4. Praktikan dapat menentukan unit weight dan bulk density pada soil.

5. Praktikan dapat mengetahui cara penggunaan alat yang digunakan dalam

menentukan sifat fisik soil.

1.4 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:

1. Pipa paralon
Gambar 1.1 Pipa tempat untuk
menyimpan sampel

2. Lilin

Gambar 1.2 Lilin sebagai penutup


tempat sampel

3. Soil

4. ATK

5. Cup Aluminium foil

Gambar 1.3 Cup Alumunium Foil


untuk wadah sampel
6. Drying oven

Gambar 1.4 Drying oven

7. Timbangan analitik

Gambar 1.4 Timbangan analitik


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tekstur Tanah

Tekstur tanah merupakan gambaran tingkat kekasaran atau kehalusan bahan

mineral yang menyusun tanah. Tekstur tanah ditentukan oleh proporsi tiga jenis

partikel tanah, yaitu pasir, debu/endapan lumpur, dan lempung/liat. Pembagian ini

berdasarkan ukuran partikel ketiga jenis tanah tersebut. Pasir memiliki ukuran

partikel paling besar sedangkan lempung memiliki ukuran partikel paling kecil.

Tekstur tanah sangat menentukan kualitas tanah terutama dalam dalam hal

kemampuannya menahan air. Tekstur tanah merupakan gambaran tinkat

kekasaran atau kehalusan bahan mineral yang menyusun tanah, disini tekstur

tanah ditentukan 3 jenis partikel tanah yaitu, pasir, debu/endapan lumpur, dan

lempung/liat.

Tekstur merupakan sifat kasar-halusnya tanah dalam percobaan yang

ditentukan oleh perbandingan banyaknya zarah-zarah tunggal tanah dari berbagai

kelompok ukuran, terutama perbandingan antara fraksi-fraksi lempung, debu, dan

pasir berukuran 2 mm ke bawah (Notohadiprawito, 1978).

Tekstur tanah menunjukkan perbandingan kasar-halusnya suatu tanah, yaitu

perbandingan pasir, liat, debu serta pertikel-partikel yang ukurannya lebih kecil

daripada kerikil. Partikel-partikel tersebut dapat berupa bahan-bahan induk yang

belum terurai sempurna.


2.1.1 Jenis-jenis Tekstur Tanah

Tekstur merupakan sifat yang sangat penting karna berpengaruh pada sifat–

sifat kimia, fisik dan biologi tanah. Tanah secara garis besar dapat dibagi menjadi

2 kelas yaitu tanah bertekstur kasar dan tanah bertekstur halus. Tanah bertekstur

halus (dominan liat) memiliki permukaan yang lebih halus dibanding dengan

tanah bertekstur kasar (dominan pasir). Sehingga tanah-tanah yang bertekstur

halus memiliki kapasitas adsorpsi unsur-unsur hara yang lebih besar. Dan

umumnya lebih subur dibandingkan dengan tanah bertekstur kasar. Karna banyak

mengandung unsur hara dan bahan organik yang dibutuhkan oleh tanaman. Tanah

bertekstur kasar lebih porus dan laju infiltrasinya lebih cepat. Walaupun demikian

tanah bertekstur halus memiliki kapasitas memegang air lebih besar dari pada

tanah pasir karna memiliki permukaan yang lebih luas. Tanah-tanah berliat

memiliki persentase porus yang lebih banyak yang berfungsi dalam retensi air

(water retension). Tanah-tanah bertekstur kasar memiliki makro porus yang lebih

banyak, yang berfungsi dalam pergerakan udara dan air.

2.1.2 Cara Penetapan Tekstur Tanah

Penetapan tekstur tanah dapat ditentukan dengan metode analisis kualitatif,

dengan merasakan tanah langsung dengan menggunakan jari tangan sehingga

dapat diketahui tingkat kehalusan dan kekasarannya. Hal ini disebabkan karena

penentuan tekstur tanah merupakan perbandingan fraksi tanah yang meliputi

kandungan liat, debu, dan pasir dalam suatu massa tanah yang memiliki bentuk
partikel yang berbeda-beda. Bila terasa halus maka tanah memiliki kandungan liat

yang dominan dan bila kasar maka kandungan pasirnya dominan. Penetapan

tekstur tanah secara garis besar dapat dibagi dua, yaitu:

a. Penetapan kasar yaitu menurut perasaan di lapang.

b. Penetapan di laboratorium.

Badan Pertanahan Nasional mendefinisikan bahwa tekstur tanah adalah

keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena terdapatnya perbedaan

komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang terkandung pada tanah. Dari

ketiga jenis fraksi tersebut partikel pasir mempunyai ukuran diameter paling besar

yaitu 2 – 0.05 mm, debu dengan ukuran 0.05 – 0.002 mm dan liat dengan ukuran

< 0.002 mm.

Maka dapat terjadi bahwa pada suatu tanah, butiran pasir merupakan

penyusun yang dominan, pada kasus lain liat merupakan penyusun tanah yang

terbesar. Sebaliknya pada tempat lain, kandungan pasir, liat dan lempung terdapat

sama banyaknya.

Tekstur tanah merupakan satu sifat fisik tanah yang secara praktis dapat

dipakai sebagai alat evaluasi atau jugging (pertimbangan) dalam suatu potensi

penggunaan tanah. Tekstur tanah menunjukkan perbandingan relatif antara Pasir

(sand) berukuran 2 mm – 50 mikron, debu (silt) berukuran 50 – 2 mikron dan liat

(clay) berukuran < 2 mikron. Klasifikasi tekstur ini berdasarkan jumlah partikel

yang berukuran < 2 mm. Jika dijumpai partikel yang > 2 mm dengan jumlah yang

nyata, maka penambahan / penyisipan kata – kata berkerikil atau berbatu

ditambahkan pada nama kelas tekstur tadi. Sebagai contoh lempung berbatu.
Untuk keperluan pemilihan ada 12 kelas tekstur tanah. Dan pembagian itu

kemudian disederhanakan menjadi 7 kelas yang terdiri dari pasir, lempung kasar,

lempung halus, debu kasar, debu halus, liat debu dan liat sangat halus.

Fraksi tanah adalah sekelompok butir-butir tanah yang mempunyai kisaran

tanah yang sama, yang digolongkan menjadi 3 yaitu fraksi pasir debu dan

lempung dan klasifikasi sebagai berikut : 1. Pasir (sand) : 2-0,05mm, 2. Debu

(silt) : 0,05 mm-0,002 mm, dan 3. Lempung (clay) : < 0,002 mm.

Gambar 2.1 Klasifikasi tekstur tanah menurut


USDA

Adapun klasifikasi tekstur tanah menurut USDA antara lain sebagai berikut:

a. Klasifikasi Dasar Tekstur

1. Kasar : Pasir & pasir bergeluh, Pasir, Pasir bergeluh, Pasir & pasir

bergeluh, geluh berpasir, dan geluh berpsir halus.

2. Sedang : Geluh, Geluh berpasir sangat halus, Geluh, Geluh berdebu, dan

3. Agak berat : Geluh lempung berpasir, Geluh berlempung, dan

Geluh lempung berdebu.

4. Halus : Lempung, Lempung berpasir, Lempung berdebu dan Lempung.


b. Adapun ciri-ciri dari masing-masing tekstur

1. Tekstur Pasir : kadar pasir 70%, bersifat lepas-lepas, tidak liat dan tidak

lekat, terasa kasar kalau dipilin dan tidak meninggalkan selaput, aerasi

dan drainase baik.

2. Tekstur Geluh : mengandung ke 3 fraksi secara se-imbang sehingga sifat-

sifatnya terletak diantara 2 tekstur yang ekstrem, tanah ini yang paling

disukai oleh tanaman.

3. Tanah Lempung : mengandung lempung 35 %, berat bila diolah, sangat liat

dan lekat, aerasi dan drainase buruk.

Menurut Hardjowigeno (1992) tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya

tanah. Tekstur tanah merupakan perbandingan antara butir-butir pasir, debu dan

liat. Tekstur tanah dikelompokkan dalam 12 klas tekstur. Kedua belas klas tekstur

dibedakan berdasarkan prosentase kandungan pasir, debu dan liat.

Tabel 2.1 Proporsi Fraksi menurut Kelas Tekstur Tanah

Nama Kandungan Fraksi (%)


Pasir (Sand) Debu (Silt) Liat (Clay)
Pasir (Sandy) 87 – 100 0 -13 0 - 10
Pasir Berlempung (Loam 70 -87 0 - 30 0 15
Sand)
Lampung Berpasir 43 – 85 0-50 0-20
( Loam)
Lempung Liat Berpasir 45 – 80 0 - 28 20 – 25
(Sandy Clay Loam)
Liat Berpasir (Sandy 45 – 65 0 - 20 35 – 55
Clay)
Lempung (Loam) 23 – 52 28 - 50 7 – 27
Lempung Berliat (Clay 20 – 45 15 - 52 27 -40
Loam)
Liat (Clay) 0 – 45 0 -40 40 -100
Liat Berdebu (Silty Clay ) 0 – 20 40 - 60 40 – 60

Lempung Liat Berdebu 0 – 20 40 -73 27-40


(Silty Clay Loam)
Lempung Berdebu (Silty 0 -50 50-88 0-27
Loam)
Debu (Silty) 0-20 80-100 0-12

Tekstur tanah di lapangan dapat dibedakan dengan cara manual yaitu

dengan memijit tanah basah di antara jari jempol dengan jari telunjuk, sambil

dirasakan halus kasarnya yang meliputi rasa keberadaan butir-butir pasir, debu

dan liat, dengan cara sebagai berikut:

a. Pasir (sandy) => Pasir mempunyai ukuran >2mm dan bersifat kasar dan

tidak lekat. Pasir mengikat sedikit air karena pori-porinya besar sehingga

banyak air yang keluar dari tanah akibat gaya gravitasi.

b. Pasir berlempung (loam sandy) => Tanah pasir berlempung ini memiliki

terkstur yang kasar. Pasir berlempung ini akan membentuk bola yang

mudah hancur karena daya ikat pada partikel-partikel di pasir berlempung

tidak kuat. Dan juga akan sedikit sekali lengket karena memang kandungan

lempungnya yang sedikit.

c. Lempung berpasir (Sandy loam) => Rsa kasar pada tanah lempung berpasir

akan terasa agak jelas dan juga akan membentuk bola yang agak keras tetapi

akan mudah hancur.

d. Lempung (Loam) => Lempung tidak terasa kasar dan juga tidak terasa licin.

Dapat membentuk bola yang agak teguh dan dapat sedikit digulung dengan

permukaan yang mengkilat. Selain itu, lempung juga dapat melekat.


e. Lempung liat berpasir (Sandy-clay-loam) => Lempung liat berpasir terasa

agak jelas. Dapat membentuk bola agak teguh bila kering dan juga dapat

membentuk gulungan jika dipilin dan gulungan akan mudah hancur serta

dapat melekat.

f. Lempung liat berdebu (sandy-silt-loam) => Lempung liat berdebu memiliki

rasa licin yang jelas. Dapat membentuk bola teguh dan gulungan yang

mengkilat serta dapat melekat.

g. Lempung berliat (clay loam) => Lempung berliat akan terasa agak kasar.

Dapat membentuk bola agak teguh bila kering dan membentuk gumpalan

bila dipilin tetapi pilinan mudah hancur. Daya lekatnya sedang.

h. Lempung berdebu (Silty Loam) => Lempung berdebu akan terasa agak licin.

Dapat membentuk bola yang agak teguh dan dapat melekat.

i. Debu (Silt) => Debu akan terasa licin sekali. Dapt membentuk bola yang

teguh dan dapat sedikit digulung dengan permukaan yang mengkilap serta

terasa agak lekat.

j. Liat berpasir (Sandy-clay) => Liat berpasir akan terasa licin tetapi agak

kasar. Dapat membentuk bola dalam keadaan kering. Akan sukar untuk

dipijit tetapi mudah digulung serta memilliki daya lekat yang tinggi

(melekat sekali).

k. Liat berdebu (Silty-clay) => Liat berdebu akan terasa agak licin. Dapat

membentuk bola dalam keadaan kering. Akan sukar dipijit tetapi mudah

digulung serta memiliki daya lekat yang tinggi (melekat sekali).


l. Liat (clay) => Liat akan terasa berat, dapat membentuk bola yang baik.

Serta memiliki daya lekat yang tinggi (melekat sekali).

2.2 Struktur Tanah

Struktur tanah merupakan penyusunan partikel tanah pasir, debu dan liat

membentuk aggregat-aggregat dengan bidang belah yang alami. Menurut Suhardi

(2007) ialah susunan agregat primer tanah secara alami menjadi bentuk tertentu

yang dibatasi oleh beberapa bidang. Pembentukan struktur sangat tergantung pada

bahan primer (mineral dan organik) yang mengalami sementasi oleh CaCO 3 serta

Fe dan Al hidroksida sehingga terbentuk unit struktur yang disebut agregat.

2.2.1 Macam-macam Struktur Tanah

Adapun macam-macam struktur tanah, sebagai berikut:

a. Struktur tanah berbutir (granular) : agregat yang membulat, biasanya

diameternya tidak lebih dari 2 cm. Umumnya terdapat pada horizon A yang

dalam keadaan lepas disebut crumbs atau spherical.

b. Kubus (Bloky) : Berbentuk jika sumber horizontal sama dengan sumbu

vertikal. Jika sudutnya tajam disebut kubus (angular blocky) dan jika

sudutnya membulat maka disebut kubus membulat (sub angular blocky).

Ukuranya dapat mencapai 10 cm.

c. Lempeng (platy) : Bentuknya sumbu horizontal lebih panjang dari sumbu

vertikalnya. Biasanya terjadi pada tanah liat yang baru terjadi secara deposisi

(deposited).
d. Prisma : Bentuknya jika sumbu vertikal lebih panjang dari pada sumbu

horizontal. Jadi agregat terarah pada sumbu vertikal. Seringkali mempunyai 6

sisi dan diameternya mencapai 16 cm. Banyak terdapat pada horizon B tanah

berliat. Jika bentuk puncaknya datar disebut prismatik dan membulat disebut

kolumner.

Gambar 2.2 Struktur tanah

2.3 Bulk Density

Bulk density atau kerapatan lindak atau bobot isi menunjukkan

perbandingan antara berat tanah kering dengan volume tanah termasuk volume

pori-pori tanah.

Bulk density merupakan petunjuk kepadatan tanah. Makin padat suatu tanah

makin tinggi bulk density, yang berarti makin sulit menerukan air atau ditembus

akar tanaman. Pada umumnya bulk density berkisar dari 1,1-1,6 g/cc. Beberapa

jenis tanah mempunya bulk density kurang dari 0,90 g/cc (misalnya tanah

Andisol), bahkan ada yang kurang dari 0,10 g/cc (misalnya tanah gambut).

Bulk Density (BD) yaitu bobot padatan (pada kering konstan) dibagi total

volume (padatan + pori), BD tanah yang ideal berkisar antara 1,3 -1,35 g/cm3, BD

pada tanah berkisar > 1,65 g/cm3 untuk tanah berpasir ; 1,0-1,6 g/cm3 pada tanah
geluh yang mengandung BO tanah sedang - tinggi, BD mungkin lebih kecil dari 1

g/cm3 pada tanah dengan kandungan BO tinggi. BD sangat bervariasi antar

horizon tergantung pada tipe dan derajat agregasi, tekstur dan BO tanah. Bulk

density sangat sensitif terhadap pengolahan tanah . Tanah yang kandungan bahan

organiknya rendah akan menghasilkan tanah yang bulk density-nya tinggi karena

tanah akan semakin padat apabila kekurangan bahan organik (Marbun, et al,

2013). Tanah-tanah organik memiliki kerapatan massa yang sangat rendah

dibanding dengan tanah-tanah mineral. Variasi-variasi yang ada perlu

diperhatikan tergantung pada bahan organik dan kelembaban tanah

Bulk density dipengaruhi oleh padatan tanah, pori-pori tanah, struktur,

tekstur ketersediaan hara organik dan pengolahan tanah sehingga dapat dengan

cepat berubah akibat pengolahan tanah dan praktek budidaya. Selain itu faktor

lain yang mempengaruhi nilai bulk density adalah struktur tanah, dimana tanah

yang memiliki struktur halus maka memiliki nilai bulk density yang rendah.

Semakin masuk kedalam profil tanah, kerapatan massa tanah makin naik. Hal ini

akibat dari kandungan bahan organik yang rendah dan penimbunan alat serta

pemadatan yang disebabkan berat lapisan atasnya.

Contoh tanah yang digunakan untuk menentukan bobot isi harus diambil

dengan hati-hati dari dalam tanah dan tidak boleh merusak struktur aslinya.

Terganggunya struktur asli tanah bisa mempengaruhi jumlah pori tanah, demikian

pula berat per satuan volume.


BAB III
METODE & TAHAPAN

3.1 Metode Praktikum

Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah survei lapangan.

Penentuan titik-titik pengambilan sampel tanah, analisis sampel tanah dilakukan

di laboratorium. Metode praktikum ini dilakukan dengan tiga tahap yaitu

persiapan, tahap praktikum, analisis data dan penyusunan laporan.

3.2 Tahapan Praktikum

Tahapan yang digunakan dalam praktikum ini terdiri dari empat tahapan

yaitu, tahapan pendahuluan, praktikum, analisis data, dan pembuatan laporan.

a. Tahap Persiapan

Tahapan ini meliputi Persiapan perlengkapan yang akan digunakan dalam

praktikum dan pemberian tugas pendahuluan dan studi literatur bertujuan agar

praktikan memahami acara yang akan di praktikumkan.

b. Tahap Praktikum

Pada tahap ini, praktikan mengamati secara langsung sampel yang didapatkan

dan mencatat semua data yang didapatkan ketika melakukan pengamatan

secara langsung terhadap sampel seperti berat, volume dan berat kering dari

sampel tanah..

c. Tahap Analisis data

Setelah mendapatkan data saat praktikum, praktikan menentukan sifat fisik soil

dari referensi yang ada. Serta melakukan analisis data unit weight dan bulk
density kemudian praktikan dibentuk dalam satu kelompok yang nantinya

melakukan asistensi kepada asisten masing-masing.

d. Penyusunan Laporan

Setelah analisis data selesai, maka praktikan menyusun laporan praktikum.

TAHAP PENDAHULUAN
- Persiapan perlengakapan praktikum
- Tugas pendahuluan
- Studi literatur

TAHAP PRAKTIKUM

- Menentukan nilai unit weight


- Menentukan nilai bulk density

TAHAP ANALISIS DATA

- Analisis sifat fisik soil

LAPORAN PRAKTIKUM
SIFAT FISIK SOIL

Gambar 3.1 Diagram Alir Tahapan Praktikum


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Adapun hasil yang diperoleh dari praktikum yang telah dilakukan

,didapatkan data sebagai berikut :

Tabel 4.1 Data hasil pengamatan soil

Number of sampel 1-2

Location Moncongloe

Type of soil Residual (batuan vulkanik)

Contai of number I II III

Weight of mould/tare(gr) 1,75 1,75 1,75

Vol.of sampel wet (cm3) 117,4 117,4 117,4

Vol.of sampel dry (cm3) 60,17 75,36 65,94

Weight sampel mould + wet (gr) 124,00 127,77 112,29

Weight sampel mould + dry (gr) 84,44 86,66 77,42

Bulk density (gr/ cm3) 1,37 1,12 1,14

Avg.Bulk density (gr/ cm3) 1,21 1,21 1,21

unit density (gr/ cm3) 1,04 1,07 0,94

Avg.unit density (gr/ cm3) 1,1 1,1 1,1


4.2 Pembahasan

4.2.1 Bulk Density

Bulk density menjelaskan bahwa perhitungan sampel yaitu berat soil

kering dibagi dengan volume soil yang satuannya dinyatakan dalam

gr/cm3.Rumus dapat dituliskan dengan persamaan :

W kering
BD =
V

Keterangan :

BD = Bulk Density ( gr/cm3 )

Wkering = Berat soil ( gr )

V = Volume Soil ( cm3 )

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan rumus

terhadap data tanah dari batuan breksi vulkanik .Didapatkan bulk density secara

berurut dari cawan 1 sampai 3 adalah 1,37 , 1,12 , dan 1,14.

Grafik 4.1 Grafik bulk density


4.2.2 Unit Weight

Unit weight menunjukkan bahwa perhitungan sampel yaitu berat soil

dibagi volume soil.

Grafik 4.2 Grafik unit weight

4.2.3 Perbandingan

Adapun Perbandingan dari setiap grafik yang telah dibuat dari setiap

sampel soil yaitu:

Gambar 4.3 Grafik perbandingan

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa nilai Bulk Density lebih besar

daripada nilai Unit Weight, hal tersebut sebanding dengan perhitungan pada
densitas pada sampel dalam kondisi basah dimana kadar air cukup tinggi dan

densitas sampel dalam kondisi kering dimana kadar air sudah menurun.

Gambar 4.4 Sebelah kiri sampel dalam kondisi basah, sebelah kanan
sampel dalam kondisi kering

Dimana dari hal tersebut dapat diketahui bahwa nilai densitas saat sampel

dalam keadaan basah lebih kecil dibandingkan saat sampel dalam keadaan kering

setelah di oven dan dapat di interpretasikan bahwa soil yang berasal dari

pelapukan batuan vulkanik memiliki daya serap air yang cukup tinggi yang dapat

mempengaruhi dari nilai densitas.


BAB V
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum kali ini yaitu :

1. Sifat fisik tanah terdiri atas: massa massa jenis, tekstur, struktur, kerapatan

kadar, bulk density, dan unit weight

2. Nilai dari Bulk Density pada setiap sampel yaitu 1.3, 1.12, dan 1,14,

sedangkan nilai dari Unit Weight pada setiap sampel yaitu 1.04, 1.07, dan

0,94

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat fisik tanah, antara lain perubahan

suhu yang diterima oleh soil, cuaca pada daerah tersebut, dan jenis batuan

induk dari soil yang di uji.

4.2 Saran

Adapun saran pada praktikum kali ini yaitu agar lebih menaati protokol

kesehatan, menjaga kebrsihan laboratorium, dan semua alat yang ada di lab

terdapat mahasiswa yang bisa mengoperasikannya.


DAFTAR PUSTAKA

A. Nurul Novia Rahmaningrum , Asrafil, A. (2021). Sifat fisik tanah dan metode

analisis. Jakarta. Agio movasi.

Hirnawan Febri. 1999. Modul Geoteknik.Universitas Padjadjaran.

Kurnia, Undang, dkk. 2006. Sifat Fisik Tanah dan Metode Analisisnya. Balai

Besar Litbang Sumberdaya Lahan dan Pertanian.

SNI (Standar Nasional Indonesia) 8460:2017. Persyaratan Perancangan

Geoteknik. Badan Standarisasi Nasional. Jakarta.

Sobirin, S. 1990. Penyelidikan Geologi Teknik Untuk Pembuatan Terowongan.

Bandung: Institut Teknologi Bandung.

You might also like