Professional Documents
Culture Documents
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
LAPORAN
OLEH :
MUHAMMAD DIAN APRIANSYAH
D061 19 1053
GOWA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
gejala geologi dari aspek kekuatan dan kelemahan geologi, dimana diterapkan
Dalam geologi teknik kita mempelajari sifat batuan dan tanah beserta
kekuatannya, struktur-struktur geologi yang ada pada tanah dan batuan tersebut
serta geomorfologi daerah tersebut, Dari segi kegunaan ilmu geologi teknik dapat
kapan terjadinya longsor disuatu lereng seperti lereng pada tambang, pengamanan
lereng jalan, jembatan serta bendungan, bisa juga memperhitungkan tekanan dan
tarikan pada saat membangun jalan bawah tanah atau terowongan bawah tanah
untuk pertambangan dan terowongan lainnya seperti saluran air bawah tanah dan
lain sebagainya. Dalam geologi Teknik kita dapat mmempelajari struktur dan sifat
berbagai macam tanah yang mampu menopang suatu bangunan yang akan berdiri
penyelidikan laboratorium. Oleh karena itu, dilakukan praktikum sifat fisik tanah
agar praktikan dapat mengetahui sifat fisik apa saja yang terdapat pada tanah.
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dari praktikum ini yaitu agar praktikan dapat mengetahui
dan menentukan sifat fisik pada tanah, sedangkan tujuan dari praktikum ini yaitu :
1. Agar praktikan dapat mengetahui sifat fisik yang terdapat pada tanah.
2. Agar praktikan dapat mengukur unit weight dan bulk density pada tanah.
3. Agar praktikan dapat mengetahui faktor yang membentuk sifat fisik yang
pada tanah.
Adapun manfaat dari praktikum acara sifat fisik tanah ini yaitu:
1. Praktikan dapat mengetahui cara mengambil sampel soil yang benar pada
lokasi penelitian
3. Praktikan dapat mengetahui sifat fisik apa saja yang terdapat pada soil.
4. Praktikan dapat menentukan unit weight dan bulk density pada soil.
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:
1. Pipa paralon
Gambar 1.1 Pipa tempat untuk
menyimpan sampel
2. Lilin
3. Soil
4. ATK
7. Timbangan analitik
mineral yang menyusun tanah. Tekstur tanah ditentukan oleh proporsi tiga jenis
partikel tanah, yaitu pasir, debu/endapan lumpur, dan lempung/liat. Pembagian ini
berdasarkan ukuran partikel ketiga jenis tanah tersebut. Pasir memiliki ukuran
partikel paling besar sedangkan lempung memiliki ukuran partikel paling kecil.
Tekstur tanah sangat menentukan kualitas tanah terutama dalam dalam hal
kekasaran atau kehalusan bahan mineral yang menyusun tanah, disini tekstur
tanah ditentukan 3 jenis partikel tanah yaitu, pasir, debu/endapan lumpur, dan
lempung/liat.
perbandingan pasir, liat, debu serta pertikel-partikel yang ukurannya lebih kecil
Tekstur merupakan sifat yang sangat penting karna berpengaruh pada sifat–
sifat kimia, fisik dan biologi tanah. Tanah secara garis besar dapat dibagi menjadi
2 kelas yaitu tanah bertekstur kasar dan tanah bertekstur halus. Tanah bertekstur
halus (dominan liat) memiliki permukaan yang lebih halus dibanding dengan
halus memiliki kapasitas adsorpsi unsur-unsur hara yang lebih besar. Dan
umumnya lebih subur dibandingkan dengan tanah bertekstur kasar. Karna banyak
mengandung unsur hara dan bahan organik yang dibutuhkan oleh tanaman. Tanah
bertekstur kasar lebih porus dan laju infiltrasinya lebih cepat. Walaupun demikian
tanah bertekstur halus memiliki kapasitas memegang air lebih besar dari pada
tanah pasir karna memiliki permukaan yang lebih luas. Tanah-tanah berliat
memiliki persentase porus yang lebih banyak yang berfungsi dalam retensi air
(water retension). Tanah-tanah bertekstur kasar memiliki makro porus yang lebih
dapat diketahui tingkat kehalusan dan kekasarannya. Hal ini disebabkan karena
kandungan liat, debu, dan pasir dalam suatu massa tanah yang memiliki bentuk
partikel yang berbeda-beda. Bila terasa halus maka tanah memiliki kandungan liat
yang dominan dan bila kasar maka kandungan pasirnya dominan. Penetapan
b. Penetapan di laboratorium.
komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang terkandung pada tanah. Dari
ketiga jenis fraksi tersebut partikel pasir mempunyai ukuran diameter paling besar
yaitu 2 – 0.05 mm, debu dengan ukuran 0.05 – 0.002 mm dan liat dengan ukuran
Maka dapat terjadi bahwa pada suatu tanah, butiran pasir merupakan
penyusun yang dominan, pada kasus lain liat merupakan penyusun tanah yang
terbesar. Sebaliknya pada tempat lain, kandungan pasir, liat dan lempung terdapat
sama banyaknya.
Tekstur tanah merupakan satu sifat fisik tanah yang secara praktis dapat
dipakai sebagai alat evaluasi atau jugging (pertimbangan) dalam suatu potensi
(clay) berukuran < 2 mikron. Klasifikasi tekstur ini berdasarkan jumlah partikel
yang berukuran < 2 mm. Jika dijumpai partikel yang > 2 mm dengan jumlah yang
ditambahkan pada nama kelas tekstur tadi. Sebagai contoh lempung berbatu.
Untuk keperluan pemilihan ada 12 kelas tekstur tanah. Dan pembagian itu
kemudian disederhanakan menjadi 7 kelas yang terdiri dari pasir, lempung kasar,
lempung halus, debu kasar, debu halus, liat debu dan liat sangat halus.
tanah yang sama, yang digolongkan menjadi 3 yaitu fraksi pasir debu dan
(silt) : 0,05 mm-0,002 mm, dan 3. Lempung (clay) : < 0,002 mm.
Adapun klasifikasi tekstur tanah menurut USDA antara lain sebagai berikut:
1. Kasar : Pasir & pasir bergeluh, Pasir, Pasir bergeluh, Pasir & pasir
2. Sedang : Geluh, Geluh berpasir sangat halus, Geluh, Geluh berdebu, dan
1. Tekstur Pasir : kadar pasir 70%, bersifat lepas-lepas, tidak liat dan tidak
lekat, terasa kasar kalau dipilin dan tidak meninggalkan selaput, aerasi
sifatnya terletak diantara 2 tekstur yang ekstrem, tanah ini yang paling
tanah. Tekstur tanah merupakan perbandingan antara butir-butir pasir, debu dan
liat. Tekstur tanah dikelompokkan dalam 12 klas tekstur. Kedua belas klas tekstur
dengan memijit tanah basah di antara jari jempol dengan jari telunjuk, sambil
dirasakan halus kasarnya yang meliputi rasa keberadaan butir-butir pasir, debu
a. Pasir (sandy) => Pasir mempunyai ukuran >2mm dan bersifat kasar dan
tidak lekat. Pasir mengikat sedikit air karena pori-porinya besar sehingga
b. Pasir berlempung (loam sandy) => Tanah pasir berlempung ini memiliki
terkstur yang kasar. Pasir berlempung ini akan membentuk bola yang
tidak kuat. Dan juga akan sedikit sekali lengket karena memang kandungan
c. Lempung berpasir (Sandy loam) => Rsa kasar pada tanah lempung berpasir
akan terasa agak jelas dan juga akan membentuk bola yang agak keras tetapi
d. Lempung (Loam) => Lempung tidak terasa kasar dan juga tidak terasa licin.
Dapat membentuk bola yang agak teguh dan dapat sedikit digulung dengan
agak jelas. Dapat membentuk bola agak teguh bila kering dan juga dapat
membentuk gulungan jika dipilin dan gulungan akan mudah hancur serta
dapat melekat.
rasa licin yang jelas. Dapat membentuk bola teguh dan gulungan yang
g. Lempung berliat (clay loam) => Lempung berliat akan terasa agak kasar.
Dapat membentuk bola agak teguh bila kering dan membentuk gumpalan
h. Lempung berdebu (Silty Loam) => Lempung berdebu akan terasa agak licin.
i. Debu (Silt) => Debu akan terasa licin sekali. Dapt membentuk bola yang
teguh dan dapat sedikit digulung dengan permukaan yang mengkilap serta
j. Liat berpasir (Sandy-clay) => Liat berpasir akan terasa licin tetapi agak
kasar. Dapat membentuk bola dalam keadaan kering. Akan sukar untuk
dipijit tetapi mudah digulung serta memilliki daya lekat yang tinggi
(melekat sekali).
k. Liat berdebu (Silty-clay) => Liat berdebu akan terasa agak licin. Dapat
membentuk bola dalam keadaan kering. Akan sukar dipijit tetapi mudah
Struktur tanah merupakan penyusunan partikel tanah pasir, debu dan liat
(2007) ialah susunan agregat primer tanah secara alami menjadi bentuk tertentu
yang dibatasi oleh beberapa bidang. Pembentukan struktur sangat tergantung pada
bahan primer (mineral dan organik) yang mengalami sementasi oleh CaCO 3 serta
diameternya tidak lebih dari 2 cm. Umumnya terdapat pada horizon A yang
vertikal. Jika sudutnya tajam disebut kubus (angular blocky) dan jika
vertikalnya. Biasanya terjadi pada tanah liat yang baru terjadi secara deposisi
(deposited).
d. Prisma : Bentuknya jika sumbu vertikal lebih panjang dari pada sumbu
sisi dan diameternya mencapai 16 cm. Banyak terdapat pada horizon B tanah
berliat. Jika bentuk puncaknya datar disebut prismatik dan membulat disebut
kolumner.
perbandingan antara berat tanah kering dengan volume tanah termasuk volume
pori-pori tanah.
Bulk density merupakan petunjuk kepadatan tanah. Makin padat suatu tanah
makin tinggi bulk density, yang berarti makin sulit menerukan air atau ditembus
akar tanaman. Pada umumnya bulk density berkisar dari 1,1-1,6 g/cc. Beberapa
jenis tanah mempunya bulk density kurang dari 0,90 g/cc (misalnya tanah
Andisol), bahkan ada yang kurang dari 0,10 g/cc (misalnya tanah gambut).
Bulk Density (BD) yaitu bobot padatan (pada kering konstan) dibagi total
volume (padatan + pori), BD tanah yang ideal berkisar antara 1,3 -1,35 g/cm3, BD
pada tanah berkisar > 1,65 g/cm3 untuk tanah berpasir ; 1,0-1,6 g/cm3 pada tanah
geluh yang mengandung BO tanah sedang - tinggi, BD mungkin lebih kecil dari 1
horizon tergantung pada tipe dan derajat agregasi, tekstur dan BO tanah. Bulk
density sangat sensitif terhadap pengolahan tanah . Tanah yang kandungan bahan
organiknya rendah akan menghasilkan tanah yang bulk density-nya tinggi karena
tanah akan semakin padat apabila kekurangan bahan organik (Marbun, et al,
tekstur ketersediaan hara organik dan pengolahan tanah sehingga dapat dengan
cepat berubah akibat pengolahan tanah dan praktek budidaya. Selain itu faktor
lain yang mempengaruhi nilai bulk density adalah struktur tanah, dimana tanah
yang memiliki struktur halus maka memiliki nilai bulk density yang rendah.
Semakin masuk kedalam profil tanah, kerapatan massa tanah makin naik. Hal ini
akibat dari kandungan bahan organik yang rendah dan penimbunan alat serta
Contoh tanah yang digunakan untuk menentukan bobot isi harus diambil
dengan hati-hati dari dalam tanah dan tidak boleh merusak struktur aslinya.
Terganggunya struktur asli tanah bisa mempengaruhi jumlah pori tanah, demikian
Tahapan yang digunakan dalam praktikum ini terdiri dari empat tahapan
a. Tahap Persiapan
praktikum dan pemberian tugas pendahuluan dan studi literatur bertujuan agar
b. Tahap Praktikum
Pada tahap ini, praktikan mengamati secara langsung sampel yang didapatkan
secara langsung terhadap sampel seperti berat, volume dan berat kering dari
sampel tanah..
Setelah mendapatkan data saat praktikum, praktikan menentukan sifat fisik soil
dari referensi yang ada. Serta melakukan analisis data unit weight dan bulk
density kemudian praktikan dibentuk dalam satu kelompok yang nantinya
d. Penyusunan Laporan
TAHAP PENDAHULUAN
- Persiapan perlengakapan praktikum
- Tugas pendahuluan
- Studi literatur
TAHAP PRAKTIKUM
LAPORAN PRAKTIKUM
SIFAT FISIK SOIL
4.1 Hasil
Location Moncongloe
W kering
BD =
V
Keterangan :
terhadap data tanah dari batuan breksi vulkanik .Didapatkan bulk density secara
4.2.3 Perbandingan
Adapun Perbandingan dari setiap grafik yang telah dibuat dari setiap
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa nilai Bulk Density lebih besar
daripada nilai Unit Weight, hal tersebut sebanding dengan perhitungan pada
densitas pada sampel dalam kondisi basah dimana kadar air cukup tinggi dan
densitas sampel dalam kondisi kering dimana kadar air sudah menurun.
Gambar 4.4 Sebelah kiri sampel dalam kondisi basah, sebelah kanan
sampel dalam kondisi kering
Dimana dari hal tersebut dapat diketahui bahwa nilai densitas saat sampel
dalam keadaan basah lebih kecil dibandingkan saat sampel dalam keadaan kering
setelah di oven dan dapat di interpretasikan bahwa soil yang berasal dari
pelapukan batuan vulkanik memiliki daya serap air yang cukup tinggi yang dapat
4.1 Kesimpulan
1. Sifat fisik tanah terdiri atas: massa massa jenis, tekstur, struktur, kerapatan
2. Nilai dari Bulk Density pada setiap sampel yaitu 1.3, 1.12, dan 1,14,
sedangkan nilai dari Unit Weight pada setiap sampel yaitu 1.04, 1.07, dan
0,94
suhu yang diterima oleh soil, cuaca pada daerah tersebut, dan jenis batuan
4.2 Saran
Adapun saran pada praktikum kali ini yaitu agar lebih menaati protokol
kesehatan, menjaga kebrsihan laboratorium, dan semua alat yang ada di lab
A. Nurul Novia Rahmaningrum , Asrafil, A. (2021). Sifat fisik tanah dan metode
Kurnia, Undang, dkk. 2006. Sifat Fisik Tanah dan Metode Analisisnya. Balai