You are on page 1of 11

PENGAPLIKASIAN MEMBRAN KERAMIK DARI TANAH LIAT-TiO2 UNTUK

PENGOLAHAN LIMBAH DARI ZAT WARNA

TEKNOLOGI MEMBRAN

NAMA: TATA APRIANI


NIM: D1121201024
PRODI/FAKULTAS: TEKNIK KIMIA/TEKNIK
DOSEN PENGAMPU: WIVINA DIAH IVONTIANTI, S.Si, M.Eng

UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2020/2021
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Produksi pakaian batik di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan. Produksi
pakaian batik dilakukan di rumah. Dari segi ekonomi akan baik karena dapat meningkatkan
perekonomian masyarakat, tetapi dari segi lingkungan kurang menarik. Dalam produksi
pakaian batik di rumah, timbul masalah dengan pembuangan limbah cair berwarna yang
dihasilkan. Ada beberapa cara untuk mengolah air limbah berwarna. Proses koagulasi dapat
digunakan untuk mengolah air limbah berwarna menggunakan koagulan seperti soda api,
kapur, aluminium sulfat (tawas), polialuminium klorida (PAC), dan magnesium klorida
(MgCl2). Proses adsorpsi juga dapat digunakan untuk mengurangi kontaminasi air limbah
dari pewarna. Ada beberapa jenis adsorben yang dapat digunakan sebagai adsorben, seperti
zeolit, karbon aktif, dan biomassa mikroba.
Proses pemisahan membran banyak digunakan dalam proses industri untuk berkonsentrasi,
memurnikan, meningkatkan kualitas produk akhir, dan memurnikan air limbah. Proses
ultrafiltrasi, nanofiltrasi, dan reverse osmosis efektif dalam menghilangkan pewarna. Limbah
tekstil memiliki rentang komposisi yang sangat luas dalam hal pH, keasaman/alkalinitas,
jenis zat warna dan kontaminan lainnya serta dapat cukup panas (50-80 °C). Oleh karena itu,
membran yang akan digunakan untuk memisahkan zat warna harus memiliki ketahanan kimia
dan termal yang baik.
Rumus molekul rhodamin B adalah C28H31N2 O3 Cl dengan berat molekul 479,02 g/mol.
Zat yang dilarang keras untuk dimakan berupa kristal hijau atau bubuk ungu-kemerahan, larut
dengan baik di udara, yang memberikan warna merah kebiruan dan fluoresensi yang kuat.
Rhodamin B juga merupakan zat yang larut dalam alkohol, HCl dan NaOH, serta di udara. Di
laboratorium, zat ini digunakan sebagai reagen untuk mengevaluasi Pb, Bi, Co, Au, Mg dan
Th dan titik lelehnya pada 1650 Celcius.
Nanofiltrasi adalah proses filtrasi membrane yang relative baru yang sering digunakan
pada air yang mengandung padatan terlarut rendah seperti air permukaan dan air tanah segar,
nanofiltrasi juga semakin banyak digunakan dalam aplikasi pengolah makanan seperti susu,
untuk konsentrasi simultan dan parsial (ion monovalent) demineralisasi.
Metode mekanik atau kimia dapat digunakan untuk efektivitas Teknik filtrasi. Satu kelas
Teknik filtrasi didasarkan pada penggunaan membrane dengan ukuran lubang yang sesuai,
dimana cairan ditekan melalui membrane. Membrane nanoporous yang cocok untuk filtrasi
mekanis dengan pori-pori sangat kecil lebih kecil dari 10nm dan dapat terdiri dari nanotube.
Nanofiltrasi terutama digunakan untuk menghilangkan ion atau pemisahan cairan yang
berbeda. Pada skala yang lebih besar, Teknik filtrasi membrane bernama ultrafiltrasi, yang
bekerja antara 10nm dan 100nm. Nanopartikel magnetic dapat memberikan suatu metode
yang efektif dan dapat diandalkan untuk menghilangkan kontaminan logam berat dari air
limbah dengan memanfaatkan Teknik pemisahan magnetic. Menggunakan partikel nano
meningkatkan efisiensi untuk menyerap kontaminan dan relative murah dibandingkan dengan
metode presipitasi dan penyaringan tradisional.
B. Tujuan Penelitian

1. Ingin mengetahui pengaplikasian dari hybrid tanah liat-TiO2 untuk pengolahan zat
pewarna pada membrane keramik
2. Ingin mengetahui metode terbaik dari sintesis membrane
BAB II
DASAR TEORI

 Bahan Baku

Tanah liat (clay) sebagai bahan utama pembuatan keramik merupakan salah satu bahan
yang sangat berguna bagi manusia, misalnya untuk membuat peralatan dapur untuk memasak
dan lain sebagainya. Karena bahannya mudah didapat dan hasilnya sangat luas. Sekitar 70%-
80% kerak bumi terdiri dari batuan, yang merupakan sumber dari tanah liat. Tanah liat banyak
ditemukan di daerah pertanian terutama di persawahan. Dari segi kimia, tanah liat, termasuk
hidrosilikat aluminium oksida, dalam bentuk murni memiliki rumus: Al2O3,2SiO2,2H2O
dengan perbandingan massa unsur: silikon oksida (SiO2) 47%, aluminium oksida (Al2O3) 39
%. dan air (H2O) 14% (Gatot, 2003: 172).
Tanah liat menjadi keras dan keras saat mengering, lebih ulet dan lengket jika terkena air,
sehingga tanah liat bertindak sebagai perekat dan membentuk gumpalan keras dan keras setelah
terbakar pada membran keramik (Kodikara dkk., 1999).
Clay (tanah liat) atau Lembung adalah partikel mineral pondasi silikat dari bingkai
kurang dari 4. dengan diameter mikrometer. Tanah liat mengandung silika dan
aluminium yang menyatu. halus. Tanah liat terbentuk sebagai hasil pelapukan batuan.
silikon dioksida dengan asam karbonat dan sebagian terbentuk sebagai hasil aktivitas
panas bumi. Tanah liat membentuk gumpalan keras saat mengering. dan lengket saat
basah dengan air. Properti ini didefinisikan mineral lempung yang dominan. Tanah liat
memiliki beberapa ciri khusus yang membedakannya dengan jenis tanah lainnya. Ciri-
ciri tanah liat antara lain sebagai berikut (Alphin, 2012):
 Memiliki sifat lempung atau lengket
Ciri yang paling khas dari tanah liat ini adalah sifatnya. Tanah liat biasanya
membentuk gumpalan keras ketika tanah kering.
 Memiliki Sifat Sulit Menyerap Air
Salah satu sifat lempung atau clay adalah sulit menyerap air. Karena jenis
tanah ini sulit menyerap air, maka daerah yang memiliki tanah liat tidak cocok
untuk dijadikan lahan pertanian.
 Tanah dapat Terpecah Menjadi Butiran-butiran Sangat Halus Saat
Keadaan Kering
Dalam keadaan kering, tanah dapat pecah menjadi butiran-butiran yang sangat
kecil, sekalipun lempung basah itu lengket dan butiran-butiran tanah menyatu,
dan dalam keadaan kering, tanah ini dapat pecah menjadi butiran-butiran kecil,
bahkan butiran yang sangat halus seperti pasir atau debu.
 Tanahnya Berwarna Coklat atau Hitam Keabu- abuan
Tanah liat memiliki warna tanah yang tidak gelap dan tidak, tidak terlalu
terang. Dengan kata lain, tanah liat ini berwarna coklat, cenderung abu-abu
 Merupakan Bahan Baku untuk Membuat Kerajinan Tangan Berupa
Gerabah atau Tembikar
Karena tanah liat ini memiliki sifat lengket, maka digunakan sebagai bahan
baku pembuatan berbagai kerajinan tangan seperti gerabah dan gerabah. Untuk
membuat kerajinan seperti itu, tanah liat harus dibakar pada suhu di atas
10.000 ° C agar mengeras dengan baik.
Jenis- Jenis Tanah Liat
Berbeda dengan jenis tanah lainnya, ternyata lempung ini terurai menjadi
beberapa jenis lagi. Jadi, kita bisa menemukan beberapa jenis tanah liat. Tanah liat
jenis ini memiliki beberapa karakteristik. Jenis-jenis tanah liat yang dilihat dari
sifatnya dibagi menjadi:

Tanah Liat primer (residual clay), adalah jenis lempung yang terbentuk oleh
pelapukan batuan feldspar dan terbawa oleh gaya endogen yang tidak bergerak
menjauhi batuan induk atau batuan induk. Karena jenis tanah ini tidak bergerak, ia
memiliki karakter yang lebih bersih. Jenis tanah liat ini disebut primer karena
sifatnya yang murni:
- Memiliki biji-bijian yang besar.
- Biasanya di lokasi yang lebih tinggi.
- Memiliki sifat non-plastik.
- Memiliki kelembutan yang tinggi.
- Memiliki sedikit penyusutan.
- Memiliki sifat tahan api.

Temperatur pematangan lempung primer ini berkisar antara 1300 °C hingga


1400 °C. Bahkan ada yang mencapai 1750 °C. Oleh karena itu, diperlukan api yang
sangat kuat agar lempung primer ini matang.

Tanah Liat Sekunder, Jenis tanah liat berikutnya menurut sifatnya adalah
tanah liat sekunder. Tanah liat sekunder atau batuan sedimen (sediment) adalah
jenis tanah liat yang terbentuk oleh pelapukan batuan feldspar yang menempuh
jarak jauh dari batuan induk. Pelapukan ini terjadi karena disebabkan oleh gaya
luar yang menyebabkan butir-butir lempung tersebut hancur dan mengendap di
dataran rendah seperti sungai, rawa, atau tanah danau:
- Mempunyai warna yang muda, yakni krem, coklat, abu-abu, merah
jambu, kuning, kuning muda, kuning kecoklatan, kemerah-merahan,
hingga kehitam-hitaman.
- Mempunyai sifat cenderung berbutir halus.
- Mempunyai sifat plastis.
- Mempunyai sifat kurang murni bila dibandingkan dengan tanah liat
primer.
- Mempunyai daya susut yang tinggi.
- Mempunyai sifat tahan api yang lebih rendah daripada tanah liat
primer
-
 Titanium Dioksida (TiO2)
Titanium dioksida adalah padatan anorganik berwarna putih yang stabil secara termal,
tidak mudah terbakar, larut, dan tidak diklasifikasikan sebagai bahan berbahaya oleh
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). TiO2 umumnya dianggap inert secara kimia. Untuk
mendapatkan nanomaterial TiO2 yang optimal, ukuran partikel TiO2 harus kurang dari 100
nm.
Titanium dioksida memiliki banyak kegunaan. Salah satunya adalah pembuatan membran.
TiO2 dalam membran digunakan untuk meningkatkan permeabilitas air, porositas,
hidrofilisitas, sifat mekanik, dan sifat antifouling (Esfahani et al, 2015). Penggunaan TiO2
dalam produksi membran menghasilkan penampang yang sedemikian rupa sehingga terjadi
transisi dari makrovoid ke yang berpori, seperti spons.

b. Metode
Menurut Ismaniar (2014), Membran keramik yang akan digunakan pada penelitian ini
dibuat dengan metode yang sama dengan keramik. Secara umum, langkah-langkah berikut
digunakan dalam produksi keramik:
1. Pemilihan bahan baku (selection of raw material)
Pada tahap ini, pemilihan bahan baku dilakukan berdasarkan kebutuhan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah karakteristik bahan yang diproduksi,
biaya, dan kemudahan memperoleh bahan tersebut. Bahan utama tersebut
kemudian diolah hingga siap diolah menjadi bubuk.
2. Sediaan serbuk (Powder preparasi)
Biasanya bahan utama untuk pembuatan membran keramik selalu berupa
serbuk. Pembuatan serbuk menawarkan beberapa keuntungan, termasuk
pengurangan ukuran partikel dan perubahan distribusi ukuran. Bubuk harus sekecil
mungkin, karena kekuatan mekanik keramik berbanding terbalik dengan ukuran
serbuk. Produksi serbuk dapat dilakukan dengan penggilingan tangan, misalnya
dalam mortar atau ball mill.
3. Pencampuran
Bahan baku atau sampel yang sudah menjadi tepung diperoleh dengan cara
mencampur bahan baku sampai merata dengan sedikit air.
4. Pencetakan
Pencetakan dilakukan pada printer khusus untuk produksi membran keramik,
setelah itu dilakukan proses pengeringan.
5. Pengeringan
Pengeringan membran ini dilakukan dalam dua tahap: sinar matahari dan
pemanasan pada suhu tinggi..
6. Filter keramik kering dilapisi dengan perak nitrat cair.

Nanofiltrasi adalah proses filtrasi membran yang relatif baru yang sering
digunakan pada air dengan kandungan padatan terlarut rendah, seperti air permukaan
dan air tanah tawar, nanofiltrasi juga semakin banyak digunakan dalam industri
makanan, seperti susu, untuk konsentrasi simultan dan parsial (ion monovalen )
demineralisasi..
c. Aplikasi

 Pengolahan air limbah


Limbah merupakan hasil buangan sisa industry yang mengandung berbagai
macam kandungan berbahaya dan tak berguna. Oleh karena itu wajib bagi para
pelaku indsutri untuk mengolah limbahnya terlebih dahulu agar layak dibuang ke
lingkungan. Lemahnya penegakan hukum terhadap para pelaku industry yang tidak
mau mengolah limbah menjadi salah satu penyebab rusaknya lingkungan sekitar.
Terutama limbah zat pewarna kimia yang bahaya Zat yang sangat dilarang karena
sangat larut dalam air yang akan menghasilkan warna merah kebiru-biruan dan berfluorensi
kuat. Rhodamin B juga merupakan zat yang larut dalam alkohol, HCl, dan NaOH, selain
dalam air. Di dalam laboratorium, zat tersebut digunakan sebagai pereaksi untuk identifikasi
Pb, Bi, Co, Au, Mg, dan Th dan titik leburnya pada suhu 1650 C berpengaruh pada air
disekitar lingkungan masyarakat.
BAB III
METODELOGI

 Alat dan Bahan


1. Jaw crusher
2. Blender
3. Saringan
4. Tabung reaksi
5. Timbangan analitik
6. Cetakan besi
7. Pres hidrolitik
8. Furnace
9. Pipet tetes
10. Bunsen
11. Baker glass
12. Sepatula

 Bahan
1. Soda api
2. Kapur
3. TiO2
4. Aluminium sulfat (alum)
5. Polialuminium klorida (PAC)
6. Magnesium klorida (MgCl2)
7. Tepung beras
8. Sampel

 Metode
Ada beberapa cara untuk mengolah air limbah berwarna. Proses koagulasi dapat
digunakan untuk mengolah air limbah berwarna menggunakan koagulan seperti soda
api, kapur, aluminium sulfat (tawas), polialuminium klorida (PAC), dan magnesium
klorida (MgCl2). Proses adsorpsi juga dapat digunakan untuk mengurangi
kontaminasi air limbah dari pewarna. Ada beberapa jenis adsorben yang dapat
digunakan sebagai adsorben, seperti zeolit, karbon aktif, dan biomassa mikroba.
Proses pemisahan membran banyak digunakan dalam proses industri untuk
konsentrasi, pemurnian, peningkatan kualitas, dan pengolahan air limbah. Proses
ultrafiltrasi, nanofiltrasi, dan reverse osmosis efektif dalam menghilangkan pewarna.
Limbah tekstil memiliki rentang komposisi yang sangat luas dalam hal pH,
keasaman/alkalinitas, jenis zat warna dan kontaminan lainnya serta dapat cukup panas
(50-80 °C). Oleh karena itu, membran yang akan digunakan untuk memisahkan zat
warna harus memiliki ketahanan kimia dan termal yang baik.
Ada 4 langkah dalam proses pembuatan membran keramik, yaitu persiapan bahan
baku, pencampuran, pencetakan dan sintering. Dalam proses penyiapan bahan baku,
tanah liat dijemur sampai kering, kemudian digerus dengan jaw crusher dan agar lebih
halus dihaluskan kembali dengan blender, kemudian diayak dengan ayakan 45
mikron. Kemudian tanah liat, TiO2 dan tepung beras sebagai pengikat dicampur
dengan cara dikocok hingga rata. Hasil pencampuran tersebut kemudian dicetak
menjadi cetakan logam berbentuk cincin dengan alas pelat kaca, kemudian dipress
dengan alat press hidrolik dengan kuat tekan 5 ton. Membran kemudian dibakar
dalam oven pada suhu 900°C selama 6 jam.
BAB IV
PEMBAHASAN

Hasil analisis densitas membran keramik berbahan lempung - TiO2 dengan variasi
konsentrasi TiO2 dari 0% hingga 10% yang berkisar 1,58 hingga 1,82 g/cm3,
disajikan. Kepadatan tertinggi membran lempung-keramik dengan penambahan TiO2
dicapai dengan penambahan 5% TiO2 pada kerapatan membran keramik 1,82 g/cm3.
Nilai densitas pada TiO2 0% adalah 1,58 g/cm3, pada TiO2 5% 1,82 g/cm3 dan pada
TiO2 10% 1,76 g/cm3. Terlihat bahwa konsentrasi TiO2 5% merupakan konsentrasi
yang baik dibandingkan dengan konsentrasi TiO2 0% dan 10%. Dapat disimpulkan
bahwa semakin tinggi konsentrasi TiO2 maka semakin rendah densitasnya. Hal ini
dikarenakan TiO2 bekerja pada pori-pori membran keramik sehingga pori-pori
mengembang.
Hasil analisis porositas membran keramik berbahan tanah liat dengan berbagai
konsentrasi TiO2 menunjukkan nilai porositas untuk TiO2 0% adalah 25,79%,
sedangkan TiO2 5% adalah 31,09%, dan TiO2 10% adalah 33,14%. Dapat
disimpulkan bahwa semakin tinggi konsentrasi TiO2 maka semakin porous membran
keramik. Hal ini dikarenakan pori-pori pada membran keramik mengembang.
Hasil analisis daya serap air membran keramik berbahan tanah liat dengan
berbagai konsentrasi TiO2 menunjukkan nilai serapan air untuk TiO2 0% adalah
16,32%, sedangkan TiO2 5% adalah 17,05%, dan untuk TiO2 10% adalah 18,8%. .
Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi konsentrasi TiO2 maka membran keramik
semakin menyerap air. Hal ini dikarenakan pori-pori pada membran keramik yang
lebar..
Sebelum dan sesudah filtrasi dilakukan uji kekeruhan untuk mengetahui pengaruh
membran keramik dalam menurunkan kekeruhan limbah pewarna, sehingga diperoleh
nilai efisiensi penurunan nilai kekeruhan pada setiap pengulangan..
BAB V

PENUTUP

1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Studi Fabrikasi Membran Keramik Clay-TiO2”
efektif dalam menurunkan kekeruhan dengan menggunakan metode nanofiltrasi yang dapat
memisahkan air dari padatan terlarut, dan TiO2 dapat meningkatkan penyerapan air pada
membran dengan meningkatkan membran hidrofilisitas. Hidrofilisitas membran meningkat
karena peningkatan gugus -OH hidrofilik pada membran.
DAFTAR PUSTAKA

Afifah, A. S. dan Damayanti, A. 2016. Influence of Addition Silica, Velocity of Centrifuge and
Waste Water Concentration On Caracteristic of Zeolite-Silica Membrane. Jurnal
Purifikasi, 16(2).
Alphin. 2012. Prakarya dari Tanah Liat. Makalah Seminar. Malang: Universitas Bratawijaya
Baker, R. W. 2004. Membran Technology and Application. John Wiley & Sons, Inc.
Dr. Anwar Ma’ruf, ST., MT., M. Agus Salim Al Fathoni, ST., MT., dan Agus Mulyadi
Purnawanto, SP., MP. 2019. Pembuatan Membran Keramik dari Zeolit Alam dan
Tanah Liat dan Aplikasinya. UMP: Purwokerto.
Gatot Bidiyanto. Drs, 2003. Mengenal Tanah Liat. Pusat Pengembangan Dan Penataran Guru
Kesenian Yogyakarta.
Indarti, Dwi Ayu. 2015. Sintesis NANO TiO2 Menggunakan Metode Sol-Gel dengan
Penambahan Peg Sebagai Antimikroba. Skripsi Jurusan Kimia Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam. UNS.
Ismaniar. 2014. Efektivitas Membran Keramik Berbasis Tanah Liat, Zeolit, Pasir Silika dan
Serbuk Besi Pada Pengolahan Limbah Cair Kelapa Sawit (POME). Laporan akhir Teknik
Kimia Politeknik Negri Sriwijaya.
Kodikarta J., Barbour S., Fredlund D., 1999. Changes in clay structure and behaviour due to
wetting and drying, Paper presented at the Proceddings 8th Australa New Zealand
Conference on Geomechanics: Consolidating Knowledge.
Lestari, D. Y. 2010. Kajian Modifikasi Dan KarakterisasiZeolit Alam Dari Berbagai Negara.
Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia.
Luthfi, Ryanda Zaim., Wahyuni Eka M. 2017. Efektifitas Metode Surface Coating dan
Blending untuk Penambahan Titanium Dioxide(TiO2) Pada Membran Cellulose
Acetate/Polyethylene Glycol(CA/PEG). Skripsi Fakultas Teknologi Industri ITSN
Surabaya.
Masqudi, A. 2004. Penurunan Senyawa Fosfat Dalam Air Limbah Buatan Dengan Proses
Adsorpsi Menggunakan Tanah Halosit. Majalah IPTEK. Jakarta.
Nasir, S., Arief, A.T., dan Ibrahim, E. (2013). Perancangan Plant Pengolahan Air Asam
Tambang dengan Metode Kombinasi Sand Filter, Ultrafiltrasi, dan Reverse Osmosis.
Notodarmojo, S., Zulkarnain, T., Mayasanthy, D. dan Irsyad M. 2004. Efek Pretreatment
Terhadap Pembentukan Lapisan Cake dan Struktur Membrane pada Membran
Ultrafiltrasi Aliran Cross-flow dalam Pengolahan Limbah Cair Emulsi Minyak.
Prooceding ITB Sains dan Teknologi, 36(2):127 – 144.
Prameswari, Bunga. 2008. Studi Efektifitas Lapis Galvanis Terhadap Ketahanan Korosi pipa
basa ASTM A53 didalam tanah. Skripsi. Jakarta: Universitas Indonesia, hlm 56
Puspitasari, delvita. 2013. Analisis Sifat Mekanik dan Foto Mikroskopis Keramik Berbahan
Dasar Lempung Bersisik (Saly Clay) Formasi Larang Sambung Kebumen. Skripsi,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Semarang: Universitas Negeri
Semarang.
Saragih, Marheni. 2018. Studi Pembuatan Membran Keramik Berbahan Tanah Liat dan
Sekam Padi untuk Menurunkan Kekeruhan dan Total Coliform Air Sungai Deli. Tugas
Akhir Fakultas Teknik USU Medan.

You might also like