You are on page 1of 10

Jurnal Ilmu Perpustakaan

Vol. 4, No. 2 (2015): April 2015

Pemberdayaan Masyarakat melalui Perpustakaan: Studi Kasus di Rumah


3LQWDU ³6DVDQD 1JXGL .DZUXK´ .HOXUDKDQ %DQGDUKDUMR-Semarang

Sitaresmi Suryani Retno ), Yuli Rohmiyati, Jazimatul Husna

Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro


Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia 50275

Abstrak

Skripsi ini berMXGXO ³3HPEHUGD\DDQ 0DV\DUDNDW PHODOXL 3HUSXVWDNDDQ 6WXGL .DVXV GL 5XPDK 3LQWDU ³6DVDQD 1JXGL
.DZUXK´ .HOXUDKDQ %DQGDUKDUMR-6HPDUDQJ´ 7XMXDQ SHQHOLWLDQ DGDODK XQWXN PHQJHWDKXL SHPEHUGD\DDQ PDV\DUDNDW
PHODOXL SHUSXVWDNDDQ \DQJ GLWHUDSNDQ GL 5XPDK 3LQWDU ³6DVDQD 1JXGL .DZUXK´ -HQLV SHQHlitian ini adalah
kualitatif. Adapun subjek penelitian sebanyak empat informan. Penelitian ini menggunakan dua sumber data, yakni
data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi dan wawancara, sedangkan data sekunder
diperoleh dari dokumentasi yang dikumpulkan dari tempat penelitian. Adapun analisis data yang digunakan yaitu
analisis Miles dan Huberman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk pemberdayaan masyarakat melalui
SHUSXVWDNDDQ \DQJ GLODNXNDQ GL 5XPDK 3LQWDU ³6DVDQD 1JXGL .DZUXK´ .HOXUDKDQ %DQGDUKDUMR PHOLSXWL SHODWLKDQ
kewirausahaan berupa pelatihan boga dan keterampilan, penyelenggaraan lomba guna menarik minat warga
memanfaatkan perpustakaan serta ditunjang dengan layanan perpustakan seperti mobil pintar, pemutaran film,
pelatihan komputer, story telling dan bimbingan belajar. Selebihnya pemberdayaan juga dianalisis sebagai suatu
program dan proses. Manfaat yang diperoleh bagi warga Kelurahan Bandarharjo dalam mengikuti kegiatan
SHPEHUGD\DDQ GL SHUSXVWDNDDQ 5XPDK 3LQWDU ³6DVDQD 1JXGL .DZUXK´ LQL \DLWX GHQJDQ VDOLQJ EHUEDJL LOPX antar
warga dapat menambah keterampilan, penghasilan, kerukunan, dan pemudahan akses terhadap sumber informasi
yang mereka butuhkan.

Kata Kunci: Pemberdayaan Masyarakat, Perpustakaan, Rumah Pintar ³6DVDQD 1JXGL .DZUXK´

Abstract
This thesis entitles "Community Empowerment Through Libraries: A Case Study on Rumah Pintar "Sasana Ngudi
Kawruh" Bandarharjo Village-Semarang". The purpose of this study is to determine the empowerment of
communities through library activities implemented in a Rumah Pintar "Sasana Ngudi Kawruh". This type of
research is qualitative. The research involved as many as four informants. This study uses two sources of data:
primary data and secondary data. The primary data was obtained through observation and interviews, while the
secondary data was obtained from the documentation from the study. Technical analysis of data uses data
reduction, data presentation, and conclusion. The result show that in the forms of community empowerment through
the library conducted at Rumah Pintar "Sasana Ngudi Kawruh" Bandarharjo Village includes entrepreneurship
training in the form of culinary and other skills training, the competitions to attract residents using the library and
are supported through library services such as mobile library, film screenings, computer training, storytelling and
tutorial. In this study, empowerment was also seen as a program and process. The advantages that are acquired by
DWWHQGLQJ WKH HPSRZHUPHQW DFWLYLW\ LQ ³5XPDK 3LQWDU 6DVDQD 1JXGL .DZUXK´ OLEUDU\ DUH UHVLGHQWV FDQ VKDUH WKH
knowledge that enhance skills, earnings, social harmony, and ease the access of information sources that they need.

Keywords: &RPPXQLW\ (PSRZHUPHQW /LEUDU\ 5XPDK 3LQWDU ³6DVDQD 1JXGL .DZUXK´

)Penulis Korespondensi.
E-mail: sitaresmi.sr@gmail.com
1
Jurnal Ilmu Perpustakaan
Vol. 4, No. 2 (2015): April 2015

1. Pendahuluan
Pemberdayaan merupakan suatu upaya yang akhir tahun 2006 oleh Walikota Semarang bapak
dilakukan guna memperbaiki kualitas hidup sumber Sukawi Sutarip dan ibu Shinto Sukawi.
daya manusia (SDM) dengan cara membuat mereka Dikembangkannya Rumah Baca menjadi
berdaya, memiliki semangat bekerja untuk 5XPDK 3LQWDU ³6DVDQD 1JXGL .DZUXK´ Kelurahan
memerangi kekurangan dan keterbelakangan Bandarharjo ini dengan tujuan membantu
masyarakat dengan harapan membangun diri mereka meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan
sendiri untuk lebih maju dan sejahtera. Saat ini kecerdasan masyarakat di Kelurahan Bandarharjo
kemajuan perkembangan ilmu pengetahuan dan dengan program pemberdayaan masyarakat yang
teknologi sangat pesat, semakin menuntut kebutuhan dilakukannya. Berdasarkan latar belakang diatas,
masyarakat agar dapat beradaptasi dengan kondisi penulis tergerak untuk mengkaji lebih mendalam
tersebut. Dalam menyikapi perkembangan tersebut tentang Pemberdayaan Masyarakat melalui
dan untuk meningkatkan kualitas sumber daya 3HUSXVWDNDDQ 6WXGL .DVXV GL 5XPDK 3LQWDU ³6DVDQD
manusia, salah satu upaya yang dilakukan yaitu 1JXGL .DZUXK´ .HOXUDKDQ %DQGDUKDUMR-Semarang.
dengan melakukan pemberdayaan terhadap
masyarakat yang dapat dimulai dari tingkatan sosial 2. Tujuan Penelitian
yang paling kecil. Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini
Peningkatan kualitas tersebut dapat dilakukan yaitu:
dalam berbagai bidang salah satu cara dalam 1. Untuk mengetahui bentuk pemberdayaan
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dapat masyarakat melalui perpustakaan yang
dimulai dari pendidikan. Pendidikan memiliki arti GLWHUDSNDQ GL 5XPDK 3LQWDU ³6DVDQD 1JXGL
penting bagi kehidupan masyarakat Indonesia .DZUXK´
sebagaimana salah satu tujuan negara Indonesia yang 2. Untuk mengetahui tahapan pemberdayaan
tercantum pada Undang-Undang Dasar 1945 alinea masyarakat melalui perpustakaan yang
keempat sekaligus tujuan pendidikan nasional yaitu EHUODQJVXQJ GL 5XPDK 3LQWDU ³6DVDQD
mencerdaskan kehidupan bangsa.. 1JXGL .DZUXK´
Pendekatan melalui pendidikan ini pada 3. Untuk mengetahui proses yang terjadi
praktiknya di masyarakat banyak mengambil peran terhadap pemberdayaan masyarakat
untuk pemberdayaan masyarakat. Pada hakikatnya melalui perpustakaan yang berlangsung di
pendidikan masyarakat memiliki prioritas pada 5XPDK 3LQWDU ³6DVDQD 1JXGL .DZUXK´
individu yang kurang beruntung dari segi ekonomi,
geografis, dan sosial budaya. Artinya sasaran 3. Landasan Teori
pendidikan masyarakat adalah mereka yang kurang a. Pemberdayaan Masyarakat
beruntung karena belum memiliki kesempatan untuk Pemberdayaan berasal dari bahasa inggris
mengembangkan keterampilan, pengetahuan, sikap, yaitu empowerment yang berarti daya atau kekuatan.
dan potensi diri yang dimiliki. Perkembangan Konsep pemberdayaan sebagai terjemahan dari
pembangunan yang kurang merata disetiap wilayah empowerment mengandung dua pengertian yaitu to
Indonesia, mengakibatkan kurang tersebarnya pula give power or authority to (memberi kekuasaan atau
akses informasi bagi golongan masyarakat menengah mendelegasikan otoritas ke pihak lain dan to give
ke bawah. ability or to enable (usaha untuk memberi
Guna memudahkan masyarakat mendapatkan kemampuan atau keberdayaan).
akses sumber belajar khususnya bagi yang minim Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
fasilitas, perpustakaan berusaha menyediakan (2014) pemberdayaan merupakan proses, cara,
layanan yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat perbuatan memberdayakan. Pemberdayaan (Azis
hingga ke tingkat desa atau kelurahan. Sebagai tindak dkk., 2005: 169) adalah beralihnya fungsi individu
lanjut dalam pengembangan kualitas sumber daya yang semula objek menjadi subjek, sehingga relasi
manusia tersebut dan merupakan program yang ada sosial yang ada nantinya hanya akan dicirikan dengan
di Kota Semarang, Tim Penggerak Pembinaan relasi antar subjek dengan subjek lain yang intinya
Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Semarang adalah pemanusiaan. Sehingga dari pendapat di atas,
dan Pemerintah Kota Semarang memelopori pemberdayaan (empowerment) adalah upaya untuk
beberapa pembentukan Rumah Pintar. membantu seseorang atau kelompok dengan
5XPDK 3LQWDU ³6DVDQD 1JXGL .DZUXK´ menolong diri mereka sendiri melalui pengembangan
Kelurahan Bandarharjo awalnya merupakan Rumah kemampuan yang nantinya dapat diberdayakan dalam
Baca yang fasilitas bangunannya merupakan bantuan meningkatkan taraf kehidupnya.
dari PT. Jamsostek dan diresmikan pada tahun 2005
oleh Pejabat Walikota Semarang Bapak Drs. Saman b. Tahapan Pemberdayaan Masyarakat
Kadarisman. Pada akhir tahun 2006, Tahapan dari program pemberdayaan
dikembangkannya rumah baca tersebut menjadi masyarakat merupakan suatu siklus pengubahan yang
rumah pintar terealisasikan dan diresmikan pada berusaha mencapai ke taraf yang lebih baik. Menurut

2
Jurnal Ilmu Perpustakaan
Vol. 4, No. 2 (2015): April 2015

Adi (2013: 179) tahapan pemberdayaan masyarakat (on-going) sepanjang lembaga/instansi/komunitas itu
dapat dilihat melalui skema berikut: masih ingin melakukan pengubahan dan perbaikan,
1. Tahapan persiapan (Engagement) tidak hanya terpaku pada suatu program saja. Hogan
Pada tahap ini dilakukan melalui tahap (dalam Adi, 2013: 212) mengemukakan bahwa
penyiapan petugas dan penyiapan melihat proses pemberdayaan sebagai suatu proses
lapangan. yang relatif terus berjalan sepanjang usia manusia
a. Persiapan petugas, merupakan penyiapan yang diperoleh dari pengalaman individu tersebut dan
tenaga pemberdaya masyarakat yang dapat bukannya suatu proses yang berhenti pada suatu masa
dilakukan oleh bagian dari masyarakat itu saja.
sendiri. Hogan dalam Adi (2013: 211)
b. Persiapan lapangan, dalam hal ini petugas menggambarkan proses pemberdayaan yang
pada awalnya melakukan studi kelayakan berkesinambungan sebagai suatu siklus yang terdiri
terhadap daerah yang akan dijadikan dari lima tahapan utama, yaitu:
sasaran dilakukan secara formal ataupus 1. Menghadirkan kembali pengalaman yang
informal. memberdayakan dan tidak memberdayakan
2. Tahap Pengkajian (Assessment) (recall depowering/empowering experiences).
Pada tahap ini dilakukan dengan 2. Mendiskusikan alasan terjadinya
mengidentifikasi masalah berhubungan pemberdayaan dan ketidakberdayaan (discuss
dengan kebutuhan yang dirasakan ataupun reasons for depowerment/empowerment)
kebutuhan yang diekspresikan dan juga 3. Mengidentifikasikan suatu masalah ataupun
sumber daya yang dimiliki klien proyek (identify one problem or project)
(masyarakat). 4. Mengidentifikasikan basis daya yang
3. Tahap Perencanaan Alternatif Program bermakna untuk melakukan pengubahan
atau Kegiatan (Designing) (identify useful power bases)
Pada tahap ini yang perlu dilakukan agen 5. Mengembangkan rencana-rencana aksi dan
pengubah adalah dengan mencoba mengimplementasikannya (develop and
melibatkan warga untuk berpikir tentang implement action plans)
masalah yang dihadapi dan cara
mengatasinya d. Pemberdayaan Masyarakat melalui
4. Tahap Pemformulasian Rencana Aksi Perpustakaan
(Formulation) Cara dalam meningkatkan kecerdasan bangsa
Pada tahap ini agen pengubah membantu dengan meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satu
masyarakat untuk merumuskan dan usaha dapat dilakukan melalui perpustakaan, karena
menentukan program dan kegiatan yang perpustakaan merupakan institusi yang memiliki
akan mereka lakukan dalam mengatasi peran dalam menyediakan informasi bagi masyarakat.
permasalahan yang ada untuk mencapai Pemberdayaan melalui perpustakaan ini
tujuan jangka pendek maupun panjang. berhubungan dengan bidang pendidikan.
5. Tahap Pelaksanaan Program atau Kegiatan Perpustakaan adalah sebuah lembaga yang
(Implementasi) menjabarkan ilmu pengetahuan dan hasil-hasil
Tahap ini merupakan salah satu tahap pemikiran manusia dengan tidak henti-hentinya dan
paling penting dalam proses pemberdayaan merupakan tempat belajar seumur hidup (Suharyanti,
masyarakat. Peran masyarakat sebagai 2008: 6).
pelaksana program pemberdayaan Melalui perpustakaan, masyarakat tidak hanya
masyarakat diharapkan dapat menjaga dapat memperoleh ilmu pengetahuan dari bahan
keberlangsungan program yang telah pustaka yang dilayankan, tetapi juga
dikembangkan. mengembangkan bakat dan potensi yang mereka
6. Tahap Evaluasi miliki dengan memanfaatkan fasilitas dan layanan
Evaluasi sebagai proses pengawasan dari yang ada di perpustakaan. Maksud pembentukan
warga dan petugas terhadap program perpustakaan bagi masyarakat, yaitu: (Sutarno, 2006:
pemberdayaan masyarakat yang sedang 33)
berjalan sebaiknya dilakukan dengan 1. Menjadi tempat mengumpulkan atau
melibatkan warga. menghimpun informasi, dalam arti aktif,
7. Tahap Terminasi (Disengagement) perpustakaan terus-menerus
Tahap ini merupakan tahap pemutusan mengumpulkan sebanyak mungkin sumber
hubungan secara formal dengan sasaran. informasi untuk dikoleksi.
2. Sebagai tempat mengolah atau memroses
c. Pemberdayaan Masyarakat sebagai Suatu semua bahan pustaka dengan metode atau
Program dan Proses sistem tertentu seperti registrasi,
Pemberdayaan masyarakat sebagai suatu klasifikasi, katalogisasi, dan kelengkapan
proses adalah suatu proses yang berkesinambungan lain agar mudah digunakan.
3
Jurnal Ilmu Perpustakaan
Vol. 4, No. 2 (2015): April 2015

3. Menjadi tempat menyimpan dan pengetahuan, dan rekreasi kepada semua lapisan
memelihara. Artinya ada kegiatan untuk masyarakat.
mengatur, memelihara, dan merawat agar Sehingga perpustakaan kelurahan adalah
koleksi rapi, terawat serta mudah diakses. perpustakaan yang diselenggaran oleh pemerintah
4. Sebagai salah satu pusat informasi, sumber kelurahan/desa untuk memenuhi kebutuhan
belajar, penelitian, rekreasi, dan lainnya. informasi, pengetahuan dan rekreasi masyarakat
Memberi layanan kepada pemakai, seperti: yang tinggal di lingkungan kelurahan/desa tersebut
membaca, meminjam, meneliti dengan dengan tujuan memenuhi kebutuhan masyarakat dan
cara cepat, tepat, dan mudah. memberikan pelayanan yang diperlukannya
5. Membangun tempat informasi yang
OHQJNDS GDQ ³up-to-date´ EDJL f. Rumah Pintar
pengembangan pengetahuan (knowledge), Rumah pintar seperti halnya taman bacaan
keterampilan (skill), dan perilaku/sikap masyarakat adalah lembaga pembudayaan kegemaran
(attitude). membaca masyarakat yang menyediakan dan
6. Merupakan agen pengubahan dan agen memberikan layanan di bidang bahan bacaan, berupa:
kebudayaan dari masa lalu, sekarang, dan buku, majalah, tabloid, koran, komik, dan bahan
masa depan. Kemajuan perpustakaan multimedia lain, yang dilengkapi dengan ruangan
menjadi kebanggaan, dan simbol untuk membaca, diskusi, bedah buku, menulis, dan
peradaban kehidupan umat manusia. kegiatan-kegiatan sejenis lainnya dan didukung oleh
Adanya pembentukan perpustakaan di tiap-tiap pengelola yang berperan sebagai motivator (Petunjuk
daerah, diharapkan dapat memperbaiki dapat Teknis Pengajuan dan Pengelolaan Taman Bacaan
mengatasi ketertinggalan yang dialami masyarakat. Masyarakat Ruang Publik, 2012 : 5).
Dengan meningkatkan taraf kecerdasan masyarakat Adanya rumah pintar dapat menjadi solusi
maka perbaikan mutu kehidupan pun dapat dijamin. perpustakaan dalam rangka pelestarian minat baca
Dengan demikian pemberdayaan masyarakat pun masyarakat di tiap-tiap wilayah yang tak terjangkau
dapat terlaksana. aksesnya dengan perpustakaan, sebab belajar dapat
Pemberdayaan masyarakat melalui perpustakaan dilakukan oleh tiap golongan dengan membekalinya
dapat dilakukan, yaitu dengan meningkatkan minat kemampuan untuk meningkatkan kualitas hidup.
terhadap buku atau bacaan. Minat baca yang tinggi Kemunculan rumah pintar berawal dari ide
menjadikan seseorang dapat memperoleh informasi dan pemikiran Ibu Negara yang pada saat itu adalah
dari bacaan yang dibacanya dalam rangka ibu Ani Yudhoyono untuk turut berperan dalam
meningkatkan pengetahuan. mensejahterakan bangsa, maka Ibu Negara bersama
Minat baca dapat ditumbuhkan dengan SIKIB menggagas Program Indonesia Pintar. Tujuan
menanamkan kebiasaan membaca kepada seseorang utama dari Program Indonesia Pintar adalah
yang kelamaan akan terbiasa dan menjadi budaya mewujudkan masyarakat berpengetahuan, masyarakat
baca bagi dirinya. Dengan timbulnya budaya baca sejahtera (walfare society) dan masyarakat yang
pada diri seseorang maka akan timbul rasa beradab (civilized society).
keingintahuan akan pengetahuan yang dia miliki. Pembentukan rumah baca sengaja dibuat
Bentuk kegiatan-kegiatan pemberdayaan yang dapat oleh pemerintah atau lembaga swadaya masyarakat
dilakukan di perpustakaan banyak macamnya, untuk tempat menyediakan bahan bacaan dan sarana
tergantung dari inisiatif pengelola dalam menciptakan membaca. Maksud dan tujuan berdirinya rumah
kegiatan-kegiatan yang berguna bagi masyarakat. pintar di tengah masyarakat yaitu menyediakan buku-
buku untuk menunjang kegiatan pembelajaran bagi
e. Perpustakaan Kelurahan masyarakat umum, menjadi sumber informasi yang
Perpustakaan Kelurahan adalah perpustakaan berguna bagi berbagai keperluan, memberikan
yang diselenggarakan oleh pemerintah layanan yang berkaitan dengan informasi tertulis,
kelurahan/desa yang merupakan fasilitas terwujudnya digital, maupun bentuk media lainnya.
masyarakat pembelajar sepanjang hayat (long life Tujuan dibentuknya rumah pintar adalah
education). Perpustakaan menurut Undang-Undang sebagai berikut:
RI Nomor 43 Tahun 2007 adalah institusi pengelola 1. Menciptakan masyarakat yang
koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya berpengetahuan
rekam secara profesional dengan sistem yang baku 2. Memberdayakan masyarakat
guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, 3. Menjangkau masyarakat yang belum
pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka. terjangkau layanan pendidikan
Menurut Sutarno NS (2008: 9), perpustakaan desa 4. Membentu pemerintah dalam memberikan
yaitu lembaga layanan publik yang berada di desa, pemerataan pendidikan
serta dikembangkan dari, oleh, dan untuk masyarakat 5. Meningkatkan angka partisipaasi
untuk memberikan layanan dan memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan
warga yang berkaitan dengan informasi, 6. Memberikan peluang usaha dan peluang
kerja bagi masyarakat
4
Jurnal Ilmu Perpustakaan
Vol. 4, No. 2 (2015): April 2015

7. Meningkatkan taraf hidup masyarakat 2. Sentra bermain dan permainan adalah


Secara tidak langsung pembentukan rumah tempat yang ditata dengan berbagai Alat
pintar sebagai perpustakaan masyarakat menciptakan Permainan Edukatif (APE) bagi anak usia
pula masyarakat yang terdidik, terpelajar, terbiasa dini untuk mengembangkan semua potensi
membaca dan berbudaya tinggi. dan kreatifitas serta imajinasi anak melalui
Fungsi rumah pintar yang mengutip dari pengembangan kecerdasan jamak (multiple
pendapat Kalida (2012: 2) yaitu sebagai sumber intelligence).
belajar bagi masyarakat melalui program pendidikan 3. Sentra komputer adalah tempat yang ditata
non formal, tempat rekreasi melalui bahan bacaan, dengan menyediakan minimal 3-5 buah
memperkaya pengalaman belajar masyarakat, komputer. Bertujuan mengenalkan
penumbuhan kegiatan belajar masyarakat latihan teknologi untuk anak-anak dan remaja
tanggung jawab melalui ketaatan terhadap aturan- 4. Sentra audio visual/panggung adalah
aturan yang diterapkan. tempat yang ditata dengan menyediakan
Adanya perpustakaan masyarakat dapat peralatan audio visual dan panggung,
menjadi solusi perpustakaan dalam rangka pelestarian bertujuan untuk mengembangkan potensi
minat baca masyarakat di tiap-tiap wilayah yang tak inner dan intrapersonal anak guna
terjangkau aksesnya dengan perpustakaan. Sebab, membangun rasa percaya diri, menggali
belajar dapat dilakukan oleh tiap golongan dengan kreatifitas dan keberanian anak-anak
membekalinya kemampuan untuk meningkatkan dalam mengeksplorasi bakat dan minatnya.
kualitas hidup. 5. Sentra kriya adalah wadah yang
Menurut Rumah Pintar (2014) Rumah Pintar menyediakan berbagai aktifitas yang
yang ditujukan untuk masyarakat sebagai rumah dirancang untuk memberikan keterampilan
pendidikan yang berfungsi bagi: hidup dan keterampilan kejuruan bagi
1. Anak-anak, yaitu dengan mengenalkan masyarakat.
teknologi baru dan memberikan pelayanan
pendidikan guna mengembangkan potensi 4. Metode Penelitian
yang dimiliki anak secara optimal sehingga Penelitian ini menggunakan metode penelitian
dapat menjadi generasi yang berkualitas di kualitatif dengan desain studi kasus. Subjek pada
masa mendatang. penelitian ini berjumlah 4 orang meliputi ketua,
2. Wanita, yaitu dengan pemberdayaan kaum SHQJHOROD GDQ SHQJXQMXQJ GL 5XPDK 3LQWDU ³6DVDQD
wanita dengan segala potensi yang dimiliki Ngudi Kawruh´
melalui pelatihan dan pendidikan di sentra- Penulis menentukan informan dalam penelitian
sentra, khusunya sentra kriya. ini dengan menggunakan teknik purposive sampling
3. Ekonomi keluarga, dengan yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan
mengembangkan keterampilan berbasis tertentu. Kriteria pemilihan informan, sebagai
potensi lokal, diharapkan masyarakat berikut:
mampu memenuhi kebutuhan ekonomi 1. Informan Kunci, berdasarkan:
keluarga sehingga dapat meningkatkan a. Tahu serta terlibat pada kegiatan yang
kesejahteraan dan kemakmuran. GLODNVDQDNDQ 5XPDK 3LQWDU ³6DVDQD
4. Pengembangan sosial budaya sebagai Ngudi .DZUXK´
tempat untuk memacu kreatifitas guna b. Berperan sebagai salah satu anggota
mempertahankan dan melestarikan budaya kepengurusan yang terlibat dalam
lokal. pengambilan keputusan di Rumah
5. Pengembangan kewirausahaan, yaitu 3LQWDU ³6DVDQD 1JXGL .DZUXK´
dengan mengembangkan masyarakat untuk 2. Informan non-kunci, berdasarkan:
memiliki kemampuan dalam berwirausaha a. Pernah berkunjung ke Rumah Pintar
termasuk didalamnya menciptakan peluang ³6DVDQD 1JXGL .DZUXK´ DWDX
kerja baru, meningkatkan pendapatan bertempat tinggal di sekitar lingkungan
masyarakat sekitar sehingga tercipta 5XPDK 3LQWDU ³6DVDQD 1JXGL .DZUXK´
masyarakat yang sejahtera. b. Terlibat dalam pelaksanaan kegiatan
Seperti halnya di perpustakaan, di rumah yang berlangsung di Rumah Pintar
pintarpun (Rumah Pintar, 2014) memiliki layanan ³6DVDQD 1JXGL .DZUXK´ NKXVXVQ\D
yang dirancang dengan berbagai sentra sebagai Perpustakaan.
fasilitas, yaitu: Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan
1. Sentra buku, adalah tempat yang ditata menggunakan metode observasi, wawancara
dengan berbagai jenis buku minimal mendalam, dan dokumen. Adapun analisis data
memiliki 3000 ± 5000 eksemplar. dilakukan dengan mengikuti alur analisis data Miles
Bertujuan mengembangkan minat baca dan dan Huberman dalam Prastowo (2014: 241) yaitu
pengetahuan bagi anak-anak dan warga reduksi data, penyajian data, dan penarikan
belajar. kesimpulan atau verifikasi.
5
Jurnal Ilmu Perpustakaan
Vol. 4, No. 2 (2015): April 2015

5. Analisis Hasil Penelitian 1. Sentra Buku


a. Latar Belakang Warga Berkunjung ke Keberadaan sentra buku ini dengan
5XPDK 3LQWDU ³6DVDQD 1JXGL .DZUXK´ memanfaatkan perpustakaan yang
Pengunjung Rumah PLQWDU ³6DVDQD 1JXGL sebelumnya berupa rumah baca di
.DZUXK´ rata-rata adalah warga yang berkunjung ke Kelurahan Bandarharjo. Adanya
rumah pintar untuk memanfaatkan perpustakaan perpustakaan ini bertujuan untuk
untuk mengisi waktu luang, mencari bahan bacaan mengembangkan minat baca dan
untuk anak, sekaligus sembari menemani anaknya pengetahuan seluruh warga Kelurahan
mengikuti PAUD ataupun bimbingan belajar. Bandarharjo.
Pemanfaatan koleksi perpustakaan sebagai 2. Sentra Bermain dan Permainan
bahan materi dalam rangka berbagi ilmu secara aktif Pelaksanaan sentra bermain dan permainan
dengan mengajari warga lain berlatih membuat dengan menyediakan alat permainan
keterampilan dan untuk menarik warga yang lain ikut edukatif baik indoor dan outdoor. Jadi
berpartisipasi secara aktif. sentra ini tidak hanya mengajak anak
. Pemberdayaan masyarakat melalui perpustakaan bermain, tetapi permainan diarahkan untuk
\DQJ WHODK EHUODQJVXQJ GL UXPDK SLQWDU ³6DVDQD memberi pengajaran khususnya anak usia
1JXGL .DZUXK´ PHPEHULNDQ PDQIDDt kepada dini (PAUD).
pengunjung baik dengan berkunjung secara langsung 3. Sentra Komputer
ke rumah pintar maupun melalui mobil pintar dengan 'L UXPDK SLQWDU ³6DVDQD 1JXGL .DZUXK´
langsung mendatangi masyarakat terhadap sebelumnya pernah dilaksanakan kegiatan
pemanfaatan fasilitas yang disediakannya. dengan memberikan pelatihan komputer
Pemberdayaan yang berlangsung di kepada warga setempat agar tidak
SHUSXVWDNDDQ UXPDK SLQWDU ³6DVDQD 1JXGL .DZUXK´ tertinggal dengan perkembangan
ini memberikan manfaat kepada warga Kelurahan teknologi. Jadi dengan kegiatan di sentra
Bandarharjo, seperti: menambah pengetahuan warga, ini bertujuan untuk memperkenalkan
tempat berbagi informasi antar warga, menambah penggunaan komputer kepada warga yang
penghasilan warga melalui bekal pelatihan masih buta dengan komputer. Sayangnya
kewirausahaan, menghemat pengeluaran warga sentra komputer ini dihentikan
melalui pemberian bimbingan belajar bagi siswa pelaksanaannya karena lingkungan yang
PAUD hingga SMP dengan biaya yang terjangkau rawan akan pencurian.
oleh keuangan warga, dan mempererat kerukunan 4. Sentra Audio Visual
warga Kelurahan Bandarharjo. Sentra audio visual di rumah pintar
Selain itu, kegiatan-kegiatan serupa yang ³6DVDQD 1JXGL .DZUXK´ GHQJDQ
berkaitan dengan pelatihan juga pernah diikuti oleh menghadirkan pemutaran film edukasi
para informan. Pemberdayaan yang telah berlangsung untuk menambah pengetahuan warga
GL UXPDK SLQWDU ³6DVDQD 1JXGL .DZUXK´ WLGDN DNDQ khususnya anak-anak, yang
berjalan kurang lebih sewindu ini tanpa didukung pengoperasiannya memanfaatkan kegiatan
dari partisipasi warga untuk memanfaatkan segala mobil pintar.
SRWHQVL \DQJ GLPLOLNL UXPDK SLQWDU ³6DVDQD 1JXGL 5. Sentra Kriya
.DZUXK´ sesuai yang tertuang pada Undang-Undang Sentra kriya ini diisi dengan kegiatan
RI Nomor 43 tahun 2007 bab XI pasal 43 yaitu pelatihan kewirausahaan bagi ibu-ibu di
³masyarakat berperan serta dalam pembentukan, Kelurahan Bandarharjo. Kegiatan
penyelenggaraan, pengelolaan, pengembangan, dan pelatihan kewirausahaan yang telah
SHQJDZDVDQ SHUSXVWDNDDQ´ EHUODQJVXQJ GL UXPDK SLQWDU ³6DVDQD
Sehingga, masyarakat di wilayah Kelurahan 1JXGL .DZUXK´ VHSHUWL SHODWLKDQ PHPDVDN
Bandarharjo telah berperan terhadap keberlangsungan contohnya memasak jajanan tradisional
pemberdayaan masyarakat yang selama ini dilakukan jawa kue lumpur, dan pelatihan
ROHK UXPDK SLQWDU ³6DVDQD 1JXGL .DZUXK´ keterampilan contohnya membuat
gantungan kunci, melukis sepatu kanvas,
b. Pemberdayaan Masyarakat di Rumah Pintar membuat boneka dari kain perca.
Pemberdayaan masyarakat di rumah pintar 6. Sentra Seni
memfokuskan pada kebutuhan pendidikan Sentra ini diisi kegiatan yang berhubungan
masyarakat. Melalui pendidikan masyarakat dapat dengan seni dan budaya. Dalam rangka
mengembangkan potensi diri sehingga masyarakat melestarikan seni dan budaya tersebut,
dapat meningkatkan kualitas hidup mereka dengan dibentuklah kelompok kesenian santi
memanfaatkan ilmu yang mereka dapat. Bentuk swara wahyu budoyo yang merupakan
pemberdayaan masyarakat di rumah pintar terkait salah satu kegiatan yang dilakukan oleh
dengan masing-masing sentra yang ada, seperti: kelompok lansia Kelurahan Bandarharjo.
Kegiatan kesenian ini dilakukan untuk
mempertahankan kesenian tradisional yang
6
Jurnal Ilmu Perpustakaan
Vol. 4, No. 2 (2015): April 2015

dipadukan dengan ajaran agama, juga program dan pemberdayaan yang dilakukan sebagai
latihan pranatacara. proses
7. Sentra Kesehatan
Sentra kesehatan merupakan sentra yang d.1 Tahapan Pemberdayaan (Empowerment)
memfasilitasi kegiatan posyandu yang Tahapan pemberdayaan menurut Adi (2013:
EHUODQJVXQJ GL UXPDK SLQWDU ³6DVDQD 179), PDV\DUDNDW GL 5XPDK 3LQWDU ³6DVDQD 1JXGL
Ngudi .DZUXK´ guna memeriksakan .DZUXK´ WLGDN VHFDUD PXWODN VDPD GDQ VHVXDL \DQJ
kesehatan balita dan lansia. dapat dikondisikan dengan objek penelitian.
Jadi dari kegiatan di masing-masing sentra Penjelasan tersebut, diuraikan dibawah ini:
tersebut diwakili dengan adanya Perpustakaan,
Komputer, Pemutaran Film, PAUD, Posyandu, juga d.1.1 Tahap persiapan (Engagement)
Santi Swara. Persiapan petugas untuk mengambil peran
masing-masing dalam memberdayakan masyarakat.
c. Pemberdayaan Masyarakat melalui dan persiapan lapangan yang saat ini dilakukan tidak
Perpustakaan hanya didasari dari studi kelayakan yang dilakukan
5XPDK SLQWDU ³6DVDQD 1JXGL .DZUXK´ ROHK SHQJXUXV UXPDK SLQWDU ³6DVDQD 1JXGL .DZUXK´
melaksanakan berbagai kegiatan yang dapat diikuti tetapi juga inisiatif warga dan program bantuan
oleh masyarakat guna meningkatkan kualitas hidup keterampilan dari pemerintah. Pengurus masing-
mereka melalui pemberdayaan masyarakat. PDVLQJ VHQWUD GL UXPDK SLQWDU ³6DVDQD 1JXGL
Proses tersebut dapat berjalan dengan baik .DZUXK´ PXODL SURVHV VRVLDOLVDVL NHJLDWDQ-
melalui kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk kegiatannya dengan pendekatan melalui tokoh
menambah pengetahuan, keterampilan, sekaligus masyarakat, mengajak masyarakat lingkungan sekitar
menambah keakraban antar peserta kegiatan tersebut. rumah susun, serta mempromosikan kegiatan-
Perpustakaan sebagai sarana pembelajaran sepanjang kegiatan melalui kegiatan-kegiatan
hayat yang hadir di setiap kegiatan yang berlangsung kemasyarakatan.
di rumah pintar memiliki andil yang cukup besar
dalam keberlangsungan pemberdayaan masyarakat d.1.2 Pengkajian (Assessment)
\DQJ GLODQJVXQJNDQ GL UXPDK SLQWDU ³6DVDQD 1JXGL Pemberdayaan yang muncul dari kebutuhan
.DZUXK´ atau masalah yang timbul di tengah-tengah
Kegiatan pemberdayaan yang telah masyarakat Kelurahan Bandarharjo dipengaruhi oleh
GLODNXNDQ UXPDK SLQWDU ³6DVDQD 1JXGL .DZUXK´ beberapa alasan, seperti: adanya kepedulian untuk
melalui perpustakaan meliputi: layanan perpustakaan mempercepat laju minat baca pada masyarakat
dengan menyediakan koleksi yang variatif melalui mobil pintar yang beroperasi di tiap-tiap RW
disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, layanan di Kelurahan Bandarharjo, kondisi masyarakat yang
mobil pintar yang beroperasi di setiap RW di rata-rata berpenghasilan menengah kebawah juga
lingkungan sekitar Kelurahan Bandarharjo, menjadi pendorong dilaksanakannya pelatihan
bimbingan belajar bagi siswa-siswi SD (Sekolah keterampilan untuk membantu menambah
Dasar) dan SMP (Sekolah Menengah Pertama) serta penghasilan tiap keluarga yang kekurangan, dan
membacakan cerita (story telling) guna mengasah pengaruh-pengaruh lain yang muncul dari kondisi
imajinasi anak dalam memahami sebuah cerita yang lingkungan yang mempengaruhi karakterik
masih belum lancar membaca. masyarakat Kelurahan Bandarharjo.
Diadakannya pelatihan-pelatihan
kewirausahaan seperti pembuatan sepatu lukis, d.1.3 Tahap Perancangan Alternatif Program
membuat gantungan kunci berbahan flanel , membuat (Designing)
bunga dari sedotan, pelatihan membuat jajanan Untuk merencanakan tiap program kerja
pastel, bandeng presto dan tahu crispy. Serta SURNHU GL UXPDK SLQWDU ³6DVDQD 1JXGL .DZUXK´
menyelenggarakan lomba-lomba untuk telah mendapat panduan dari SIKIB berkaitan dengan
membangkitkan minat warga seperti lomba pelaksanaan sentra yang ada di rumah pintar.
menggambar dan mewarnai, juga lomba mendongeng Selebihnya dikembangkan sendiri sesuai kebutuhan
yang dapat diikuti umum bagi warga. Kegiatan masyarakat di daerah bersangkutan dengan
tersebut dilakukan guna menambah pengetahuan pertimbangan dapat menambah income, mengajak
warga, mengasah keterampilan dan menjaga masyarakat tidak buta teknologi, dan mampu
kerukunan antar warga sekaligus sebagai upaya mendapatkan informasi dari sumber selain dari
promosi yang ditunjukkan rumah pintar agar televisi dan internet.
masyarakat berperan serta dalam setiap kegiatan.
d.1.4 Tahap Pemformulasian Rencana Aksi
d. Proses Pemberdayaan (Formulation)
Penerapan program pemberdayaan selanjutnya Tahap ini merupakan tahap penyusunan
dianalisis berdasarkan pemberdayaan sebagai suatu rencana program. Untuk rumah pintar, mereka
membuat rencana kerja yang akan dilakukan untuk
7
Jurnal Ilmu Perpustakaan
Vol. 4, No. 2 (2015): April 2015

jangka waktu tertentu. mempertimbangkan d.2 Pemberdayaan Masyarakat sebagai Suatu


kesinambungan pelaksanaan rencana program atau Program dan Proses
kegiatan, terutama dalam hal pendayagunaan sumber Pemberdayaan masyarakat dapat dilihat sisi
daya dan tenaga pendidik, rencana kerja yang disusun keberadaannya sebagai suatu program atau sebagai
mencangkup pada arah dan rincian kegiatan yang suatu proses (Adi, 2013: 211). Pemberdayaan sebagai
akan dilaksanakan, tugas dan tanggung jawab, suatu program, dilihat dari tahapan-tahapan kegiatan
anggaran dan logistik, serta target yang akan dicapai. guna mencapai suatu tujuan yang biasanya sudah
ditentukan jangka waktunya..
d.1.5 Tahap Pelaksanaan Program atau Kegiatan Hogan dalam Adi (2013: 211)
(Implementation) menggambarkan proses pemberdayaan yang
Tahap pelaksanaan kegiatan pemberdayaan berkesinambungan sebagai suatu siklus yang terdiri
merujuk pada waktu layanan yang diberikan. dari lima tahapan utama yang ditarik pada proses
Perpustakaan menyuguhkan layanan untuk memenuhi pemberdayaan masyarakat melalui perpustakaan yang
kebutuhan masyarakat, seperti: layanan mobil pintar berlangsung RXPDK 3LQWDU ³6DVDQD 1JXGL .DZUXK´
untuk menjangkau masyarakat yang jauh jaraknya yaitu:
dari rumah pintar, layanan audio visual sebagai 1. Dengan menghadirkan program
alternatif warga memperoleh tayangan edukasi, SHPEHUGD\DDQ GL 5XPDK 3LQWDU ³6DVDQD
layanan komputer guna memperkenalkan masyarakat 1JXGL .DZUXK´ PHODOXL NHJLDWDQ-kegiatan
pada teknologi, story telling sebagai bahan ajar yang berlangsung untuk memberikan
PAUD untuk menarik minat anak-anak dalam belajar, bantuan kepada masyarakat agar mereka
dan bimbingan belajar bagi siswa-siswi SD dan SMP. berdaya.
Disampaikan bahwa pelaksanaan layanan 2. Mengetahui alasan pemberdayaan tersebut
perpustakaan dilakukan setiap hari senin-sabtu, mulai dilakukan, Pemberdayaan dilakukan di
pukul 07.30 WIB (sebelum PAUD dimulai pukul UXPDK SLQWDU ³6DVDQD 1JXGL .DZUXK´
08.00 WIB) hingga pukul 12.00 WIB atau saat karena kondisi lingkungan masyarakat di
adanya kegiatan di rumah pintar. Kelurahan Bandarharjo yang padat
penduduk dan penduduk berekonomi
d.1.6 Tahap Evaluasi (Evaluation) lemah dengan tingkat pendidikan rata-rata
Evaluasi yang telah dilakukan antar tamatan SD (Bapedda Kota Semarang dan
pengurus selanjutnya dilaporkan kepada Lurah Badan Pusat Statistik Kota Semarang,
Bandarharjo selaku penanggungjawab. Salah satu 2014: 174) selain itu untuk menyediakan
KDVLO HYDOXDVL GDUL SHQJXUXV UXPDK SLQWDU ³6DVDQD wadah bagi masyarakat sebagai pusat
1JXGL .DZUXK´ DGDODK GLDPELOQ\D NHSXWXVDQ XQWXN kegiatan di Kelurahan Bandarharjo.
menghentikan kegiatan operasional mobil pintar 3. Dalam pelaksanaan pemberdayaan perlu
karena keterbatasan dana. dilakukan identifikasi masalah sebagai
kebutuhan yang timbul di masyarakat.
d.1.7 Tahap Terminasi (Disengagement) Permasalahan tersebut muncul ketika dana
Kegiatan pemberdayaan masyarakat yang bantuan dari kecamatan telah ditarik, dan
EHUODQJVXQJ GL 5XPDK 3LQWDU ³6DVDQD 1JXGL untuk mengatasi permasalahan tersebut,
.DZUXK´ \DQJ WHODK PHPDVXNL WDKDS WHUPLQDVL para pengurus rumah pintar mencari cara
adalah dengan berhentinya kegiatan mobil pintar alternatif untuk mendapatkan dana, salah
yang beroperasi di lingkungan RW per RW di satunya dengan swadaya masyarakat guna
Kelurahan Bandarharjo karena tidak adanya biaya memenuhi kebutuhan dana.
operasional. Selain itu kegiatan di sentra audio visual 4. Pengidentifikasian basis daya yang
juga terpaksa dihentikan juga karena ketidaksediaan bermakna untuk melakukan perubahan
sarana penunjang kegiatan audio visual. Televisi 32 terkait dengan agen pemberdaya
inch sebagai sarana kegiatan audio visual tersebut masyarakat. Dalam pelaksanaan pelatihan,
hilang dicuri sedangkan untuk pengadaan sarana- kerapkali mendapat bantuan pelatihan dari
prasarana pun terkendala pada dana. Dan sebagai pemerintah kota. Sehingga pada
dampak hilangnya prasarana televisi tersebut, pelaksanaan program pemberdayaan akan
kegiatan layanan komputerpun juga ikut dihentikan, diikuti tahapan terminasi dan pengurus di
sebagai antisipasi akan hilangnya prasarana di rumah UXPDK SLQWDU ³6DVDQD 1JXGL .DZUXK´
SLQWDU ³6DVDQD 1JXGL .DZUXK´ VHEHOXP SDJDU sebagai agen pemberdaya, berasal dari
samping rumah pintar selesai betulkan. Oleh sebab internal komunitas. Sebab, rumah pintar
itu kegiatan-kegiatan tersebut terpaksa melalui tahap ³6DVDQD 1JXGL .DZUXK´ GLNHOROD ROHK
terminasi ini. warga Kelurahan Bandarharjo sendiri.
Oleh sebab itu, pelaksanaan pemberdayaan
PDV\DUDNDW GL UXPDK SLQWDU ³6DVDQD 1JXGL
.DZUXK´ LQL EHUDVDO GDUL NHEXWXKDQ
masyarakat akan pendidikan dan desakan
8
Jurnal Ilmu Perpustakaan
Vol. 4, No. 2 (2015): April 2015

ekonomi, dikelola oleh warga yang b. Saran


merupakan bagian dari masyarakat Berdasarkan penelitian ini, saran diberikan
Kelurahan Bandarharjo itu sendiri dan kepada:
manfaatnya pun dapat dirasakan oleh 1. 5XPDK SLQWDU ³6DVDQD 1JXGL .DZUXK´
masyarakat Kelurahan Bandarharjo. hendaknya:
5. Mengembangkan rencana-rencana aksi a. Lebih giat mensosialisasikan
lebih diarahkan pada pemfasilitasan keberadaan rumah pintar kepada
struktur dan sistem dalam masyarakat yang masyarakat dengan lebih
dapat menjamin berkembangnya proses memperkenalkan fasilitas dan layanan
pengambilan keputusan secara demokratis. apa saja yang diberikan oleh rumah
Pemfasilitasan tersebut dapat mengarah pintar, agar masyarakat menyadari
pada peran pengurus rumah pLQWDU ³6DVDQD bahwa kegiatan-kegiatan yang
Ngudi .DZUXK´ VHEDJDL IDVLOLWDWRU GDODP berlangsung GL UXPDK SLQWDU ³6DVDQD
pelaksanaan setiap upaya pemberdayaan 1JXGL .DZUXK´ DGD XQWXN PHPEDQWX
masyarakat yang dilakukan di rumah pintar mereka.
³6DVDQD 1JXGL .DZUXK´ b. Lebih aktif lagi dalam meningkatkan
perannya dalam memberdayakan
6. Simpulan dan Saran potensi masyarakat. Inisiatif dan
a. Simpulan tanggungjawab tiap-tiap pengurus lebih
Berdasarkan hasil penelitian yang telah ditingkatkan dalam rangka membantu
dilakukan di perpustakaan 5XPDK 3LQWDU ³6DVDQD masyarakat mengembangkan potensi
1JXGL .DZUXK´ .HOXUDKDQ %DQGDUKDUMR GLNHWDKXL diri agar hasilnya benar-benar terlihat
bahwa pemberdayaan masyarakat yang telah nyata.
dilakukan oleh perpustakaan di rumah pintar tersebut c. Meningkatkan layanan dan program
terbukti meningkatkan kualitas hidup masyarakat di yang diberikan pada masyarakat dengan
wilayah Kelurahan Bandarharjo-Semarang, sebagai menghadirkan kegiatan-kegiatan baru
berikut: yang lebih menarik agar pengunjung
merasakan dengan baik manfaat rumah
1. 3HPEHUGD\DDQ GL UXPDK SLQWDU ³6DVDQD 1JXGL pintar bagi peningkatan kualitas hidup
.DZUXK´ LQL EHURULHQWDVL SDGD SHQGLGLNDQ \DQJ masyarakat.
diwujudkan dengan memanfaatkan informasi 2. 3HODWLKDQ GL UXPDK SLQWDU ³6DVDQD 1JXGL
pada koleksi yang tersedia di perpustakaan .DZUXK´ OHELK GLDUDKNDQ ODJL DJDU KDVLO \DQJ
UXPDK SLQWDU ³6DVDQD 1JXGL .DZUXK´ PHODOXL dicapai lebih maksimal bagi warga setempat.
pelatihan kewirausahaan. Misalnya untuk pelatihan-pelatihan membuat
2. Penunjang proses pemberdayaan perpustakaan pernak-pernik dapat dibuatkan jadwal untuk
UXPDK SLQWDU ³6DVDQD 1JXGL .DZUXK´ DQWDUD masing-masing RT dalam mengisi kegiatan
lain: pemutaran film, komputer, layanan pelatihan di rumah pintar dengan
bercerita sebagai salah satu bahan belajar dikoordikasikan pada pengurus rumah pintar
PAUD, dan bimbingan belajar. ³6DVDQD 1JXGL .DZUXK´ \DQJ SURVHV
3. 3HQJXUXV UXPDK SLQWDU ³6DVDQD 1JXGL .DZUXK´ pembuatannya dapat dicari dari buku-buku di
sudah semaksimal mungkin melakukan upaya SHUSXVWDNDDQ ³6DVDQD 1JXGL .DZUXK´
yang telah menjadi program kerja sesuai dengan sehingga kegiatan tersebut dapat berjalan
dasar-dasar metode pemberdayaan, meski pada terus-menerus.
akhirnya yang telah menjadi kesepakat awal 3. Pemerintah hendaknya lebih memperhatikan
bahwa perpustakaan terbentuk dari, oleh, dan dan mendukung keberadaan sarana pendidikan
untuk masyarakat disesuaikan dengan kondisi EDJL ZDUJD VHSHUWL UXPDK SLQWDU ³6DVDQD
SDM setempat. Yang akhirnya pelaksanaan 1JXGL .DZUXK´ \DQJ VHFDUD WLGDN ODQJVXQJ
program didominasi oleh permintaan telah ikut membantu menyukseskan tujuan
masyarakat. pendidikan nasional yaitu mencerdaskan
4. Manfaat yang diperoleh bagi masyarakat di bangsa.
lingkungan Kelurahan Bandarharjo terhadap 4. Masyarakat hendaknya mau ikut bekerjasama
pemberdayaan yang dilakukan di rumah pintar dan berpartisipasi dalam menyukseskan
³6DVDQD 1JXGL .DZUXK´ PHODOXL kegiatan pemberdayaan masyarakat di rumah
perpustakaannya yaitu dengan saling berbagi SLQWDU ³6DVDQD 1JXGL .DZUXK´ NDUHQD
ilmu dari tiap warga maka dapat menambah kegiatan-kegiatan yang dilangsungkan
keterampilan, penghasilan, kerukunan, dan berawal dari kebutuhan masyarakat yang
pemudahan akses terhadap sumber informasi kemudian dituangkan dalam bentuk
yang mereka butuhkan. pemberdayaan masyarakat untuk membantu
memenuhi kebutuhan masyarakat di wilayah
Kelurahan Bandarharjo-Semarang.
9
Jurnal Ilmu Perpustakaan
Vol. 4, No. 2 (2015): April 2015

Daftar Pustaka

Adi, Isbandi Rukminto. 2013. Intervensi Komunitas:


Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya
Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta:
Rajawali Pers.
Aziz, Moh. Ali, Suhartini, dan A.Halim. 2005.
Dakwah Pemberdayaan Masyarakat:
Paradigma Aksi Metodologi. Yogyakarta:
Pustaka Pesantren.
Kalida, Muhsin. 2012. Strategi Networking TBM.
Yogyakarta: Cakruk Publishing.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2012.
Petunjuk Teknis Pengajuan dan Pengelolaan
Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Ruang
Publik. Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
Prastowo, Andi. 2014. Metode Penelitian Kualitatif:
dalam Perspektif Rancangan Penelitian.
Jogjakarta: Ar-ruzz Media.
Rumah Pintar. 2014. http://rumahpintar.or.id/.
[Diakses pada tanggal 1 April 2014 pukul
11.59 WIB]
Suharyanti. 2008. Pengantar Dasar Ilmu
Perpustakaan. Surakarta: LPP UNS dan
UNS Press.
Sutarno NS. 2006. Perpustakaan dan Masyarakat.
Jakarta: CV. Sagung Seto.
_________. 2008. Membina Perpustakaan Desa.
Jakarta: CV. Sagung Seto
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2014. Kamus
Besar Bahasa Indonesia .Jakarta: Balai
Pustaka.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2007 tentang Perpustakaan. 2007.
Jakarta: Perpustakaan Nasional RI.

10

You might also like