You are on page 1of 57

EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN SEBAGAI UPAYA

MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH


KOTA MAKASSAR

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Gelar Ahli


Madya Perpajakan Pada Program Studi Perpajakan D3

Oleh :
NURUL FITRIANINGSIH
105751100617

PROGRAM STUDI PERPAJAKAN (D-III)


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN 2020

1
MOTTO

“Barang Siapa yang Membantu Hamba Allah,

Maka Allah akan Membantunya”

ii
~ UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

•"'
.

-~
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PRODI PERPAJAKAN 03
Alamat :Jalan Sultan Alauddin No. 259 fax (0441) 860 132 Makassar 9022 1

-'--
,> ~
- ~ l~
_---;::;:c.
,._......qI__...
~_.,....,l).::W\

,- ~
':')::.-
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul Penelitian Efektivitas Pajak Restoran Sebagai Upaya Meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah Kota Makassar

Nama Mahasiswa : NURUL FITRIANINGSIH


No. Stambuk/NIM : 105751100617
Prodi : 03 Perpajakan
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar
Karya Tulis llmiah ini telah diujikan di hadapan Tim penguji KTI pada Hari Senin , 26

Oktober 2020.

Makassar, 5 November 2020

Menyetujui
Pembimbing I,

~
Dr. Agus Salim HR,SE.,MM
- A

,
NIDN : 091111 5703 NIDN: 0903039102

.. ·,
~~
~ / - ~
., ~ '., -~·,

o_ekan' Fa~ult~{ i;~)nomi ', l'f,\J HAM,\ i --...;

d~.. - i
.,-:-~ i-~~~
. ,.:.~ ~o,J. ~-.' Ket
' ',., 11 "l- \~ .) J, ~... I

~/f'- ;\ .1 / .., ,.,, -:-, ..


'~ • ~I ~/.. .
I'
~ / {

~ ' -v,_
)
Ii;·;_ ~ ,::
., , ..:
I \' , ,. • _!:.' ,,
/
.' -. ~ ~ ~,
l ,..') l'.;
- ~ \.., .-
.•
.~J (

\ .\. 'i\JD~ tic:~.o"':,, ~"'~ /i


:..,:·" (I ~J'. i'I Pl "'" ''' •
uloJ1:9~.SE. 1 MM ·· "· Andi-R
NBIVt;~_o:3078·•· NBM ::n 65156

Ill
0
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PRODI PERPAJAKAN 03
Alamat :Jalan Sultan Alauddin No. 259 fax (0441) 860 132 Makassar 90221

LEMBARPENGESAHAN

Karya Tulis llmiah atas nama Nurul Fitrianingsih, NIM : 105751100617,


diterima dan disahkan oleh Panitia Ujian Karya Tulis llmiah berdasarkan Surat
Keputusan Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Nomor : 0003/SK-
Y/61403/091004/2020 M, Tanggal 10 Rabiul Awai 1442 H/ 26 Oktober 2020.
Sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya pada Prodi
Perpajakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
Makassar, 20 Rabiul Awai 1442H

PANITIA UJIAN

1. Pengawas Umum : Prof Dr. H, Ambo Asse, M.Ag


(Rektor Unismuh Makassar)

2. Ketua : Ismail Rasulong, SE., MM ~


...... ....... ...
( )
(Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis)
~
3. Sekretaris : Dr. Agus Salim HR, SE.,MM ( ........~ .. .)
(WO I Fakultas Ekonomi Dan Bisnis)

4. Penguji 1. Dr. Agus Salim HR,SE. ,MM

2. Dr. H. Andi Rustam, SE., MM., Ak., CA., CPA

3. Ismail Rasulong, SE. , MM

4. Andi Arifwangsa Adiningrat, SE., S.Pd. , M.Ak


,.,,,..,
I • ..... '•,-,.

. • • , 1,QiSaJlt
an oleh,
.,, / D~!<ari.Fak1,1la~·51tQnomi dan Bisnis
'i I Un'iversitas ,Muhamm
i· ~
~ iyah Makassar
. i. ~
_'!,.....
-:; •.: ')v:c
....
It / r;• ;/
~'
. . -~ ,.,L) 'I

. lsmaH Rasulo'ng. SE., MM


NBM1 : 903078

IV
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PRODI PERPAJAKAN 03
Alamat :Jalan Sultan Alauddin No. 259 fax (0441) 860 132 Makassar 90221

SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama Mahasiswa : Nurul Fitrianingsih
No. Stambuk/NIM : 1057511 00617
Prodi : Perpajakan (0-111)
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar
Dengan Judul : Efektivitas Pajak Restoran Sebagai Upaya Meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah Kota Makassar.
Dengan ini Menyatakan Bahwa
Karya Tulis lmiah (KT/) yang saya ajukan didepan Tim Penguji adalah
ASL/ Hasil Karya Sendiri, Bukan Hasil Jip/akan dan tidak dibuat oleh
siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia
menerima sanksi apabila pemyataan ini tidak benar.
Makassar, 5 November 2020
~,-. Yem Membuat Pernyataan
~t ~
.. ~~f)AB'l(HF707'76083 ;•
. f;j~
6~0\0'0
ENAM!!IBURUPIAN
~ A,
~ J;.
~...,. .. . NURUL FITRIANINGSIH

Mengetahui

Dr, Agus Salim HR~SE.,MM Asdar S . M.Si


NIDN : 0911115703 NIDN : 0 03039102
ABSTRAK

NURUL FITRIANINGSIH, Tahun 2020. Efektivitas Pajak Restoran Sebagai Upaya


Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Makassar, Karya Tulis Ilmiah Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Prodi Perpajakan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Dibimbing oleh Pembimbing I Agus Salim dan Pembimbing II Asdar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektif dan tidaknya Pajak
Restoran sebagai upaya meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Makassar dan
mengetahui apakah terjadi kesesuaian antara target pemerintah dengan
penerimaan Pajak Restoran di Kota Makassar.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif.
Data penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan
data menggunakan teknik penelitian kepustakaan dan penelitian studi dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa efektivitas pajak restoran sebagai upaya
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Makassar sudah sangat efektif namun
memberikan kontribusi yang kurang terhadap pendapatan penerimaan kas daerah.
Dalam pelaksanaan Penelitian masih ditemui hambatan-hambatan yang
mempengaruhi realisasi penerimaan pajak restoran dan peningkatan Pendapatan
Asli Daerah Kota Makassar. Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah untuk
memberikan jawaban terhadap permasalahan yang diteliti serta dapat dipergunakan
sebagai bahan masukan terhadap para pihak yang mengalami dan terlibat langsung
dengan judul ini.

Kata Kunci : Efektivitas Pajak Restoran, Pendapatan Asli Daerah.

vi
ABSTRACT

NURUL FITRIANINGSIH, 2020. The Effectiveness of Restaurant Taxes as Efforts to


Increase Local Revenue in Makassar City, Scientific Writing of the Faculty of
Economics and Business, Taxation Study Program, Muhammadiyah University of
Makassar. Supervised by Advisor I Agus Salim and Advisor II Asdar.
This study aims to determine whether or not Restaurant Tax is effective as
an effort to increase Makassar City Local Revenue and determine whether there is a
match between government targets and Restaurant Tax revenue in Makassar City.
This research is a descriptive qualitative research type. This research data
includes primary data and secondary data. Data collection techniques using library
research techniques and documentation study research. The results showed that
the effectiveness of restaurant taxes as an effort to increase the Original Regional
Income of Makassar City has been very effective but has less contribution to
regional cash revenue.
In the implementation of the research, there are still obstacles that affect the
realization of restaurant tax revenue and an increase in Makassar City's Local
Government Revenue. The benefits obtained from this research are to provide
answers to the problems studied and can be used as input for parties who
experience and are directly involved with this title.

Keywords: Restaurant Tax Effectiveness, Local Revenue.

vii
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-NYA. Shalawat dan

salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para

keluarganya, sahabat, dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai

manakala penulisan Tugas Akhir Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul “Efektivitas

Pajak Restoran Sebagai Upaya Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kota

Makassar"

Tugas Akhir Karya Tulis Ilmiah Yang Penulis buat ini bertujuan untuk

memenuhi syarat dalam menyelesaikan Program Diploma (D3) pada Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terimakasih kepada

kedua orang tua penulis Alm. Bapak H. Salahuddin dan Ibu Hj. Siti Nuraini yang

senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan do’a tulus tak

pamrih. Dan saudara-saudaraku tercinta yang senantiasa mendukung dan

memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas

segala pengorbanan, dukungan dan do’a restu yang telah diberikan demi

keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan

kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di

akhirat.

Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini tidak akan

terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula

viii
penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan

hormat kepada :

1. Bapak Prof Dr. H. Ambo Asse, M.Ag., Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar.

2. Bapak Ismail Rasullong, SE., MM, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Dr. H. Andi Rustam, SE., MM., Ak., CA., CPA sebagai Ketua Prodi

Perpajakan D3, yang senantiasa memberikan dukungan.

4. Bapak Dr. Agus Salim HR,SE.,MM, sebagai Pembimbing I yang senantiasa

meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga Karya

Tulis Ilmiah (KTI) dapat diselesaikan.

5. Bapak Asdar,SE., M.Si, Sebagai Pembimbing II yang telah berkenan membantu

selama dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI) hingga seminar hasil.

6. Bapak/ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya

kepada penulis selama mengikuti kuliah.

7. Para staf karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Makassar.

8. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi

Perpajakan (D-III) angkatan 2017, Terkhusus Untuk Citra Nur, Nurul Miftahul,

Nuratun dan Magfira yang selalu belajar bersama dan tidak sedikit bantuannya

serta dorongan dalam aktivitas studi penulis.

9. Terima kasih teruntuk yang menemani penulis berjuang, Ainun Zariah, Arjun

Syahputra dan Nurhaqiqi serta semua kerabat yang tidak bisa tertulis satu

persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan

ix
dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan penulisan Karya Tulis Ilmiah

(KTI) ini.

Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah (KTI)

ini masih sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak,

utamanya para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran

dan kritikannya demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini. Mudah-mudahan

Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak,

utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas Muhammadiyah Makassar.

Billahi fisabilil Haq fastabiqul Khairat, Wassalamualikum Wr.Wb

Makassar, 16 Oktober 2020

Nurul Fitrianingsih

x
DAFTAR ISI
SAMPUL ................................................................................................... i

MOTTO ................................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... iv

SURAT PERNYATAAN ........................................................................... v

ABSTRAK ............................................................................................... vi

ABSTRACT ........................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ............................................................................. viii

DAFTAR ISI ............................................................................................ xi

DAFTAR TABEL ................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .....................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................4

1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................4

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pajak ......................................................................................5

2.1.1 Pengertian Pajak ........................................................5

2.1.2 Jenis-Jenis Pajak........................................................6

2.1.3 Fungsi Pajak ...............................................................8

2.2 Pajak Daerah .........................................................................8

xi
2.2.1 Pengertian Pajak Daerah ............................................8

2.2.2 Peraturan Daerah Tentang Pajak Daerah ...................9

2.2.3 Isi Peraturan Daerah Tentang Pajak Daerah ............10

2.2.4 Sistem Pemungutan Dan Pemungutan Pajak Daerah10

2.3 Pajak Restoran ....................................................................11

2.3.1 Pengertian Pajak Restoran .......................................12

2.3.2 Objek Pajak Restoran ...............................................12

2.3.3 Bukan Objek Pajak Restoran ....................................12

2.3.4 Subjek Dan Wajib Pajak Restoran ............................12

2.3.5 Dasar Tarif Dan Cara Perhitungan Pajak Restoran ..12

2.3.6 Pembayaran Dan Penagihan Pajak Restoran ...........13

2.3.7 Efektivitas Pajak Restoran ........................................13

2.4 Pendapatan Asli Daerah (PAD) ............................................15

2.5 Kerangka Konseptual ...........................................................16

2.6 Metode Pelaksanaan ...........................................................17

2.6.1 Tempat Dan Waktu....................................................17

2.6.2 Teknik Pengumpulan Data ........................................17

2.7 Jenis dan Sumber Data .........................................................18

2.7.1 Data Primer ................................................................18

2.7.2 Data Sekunder ...........................................................18

2.8 Metode Analisis ....................................................................18

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Sejarah Ringkas ...................................................................19

xii
3.2 Struktural Organisasi/Job Description ...................................20

3.2.1 Struktural Organisasi ..................................................20

3.2.2 Job Description ...........................................................21

3.3 Hasil Penelitian .....................................................................22

3.3.1 Penerimaan PAD Kota Makassar 2015-2019 .............23

3.3.2 Penerimaan Pajak Daerah Kota Makassar

2015-2019 ..................................................................24

3.3.3 Penerimaan Pajak Restoran Kota Makassar

2015-2019 ..................................................................27

3.4 Pembahasan .........................................................................29

3.4.1 Efektivitas Pajak Restoran Kota Makassar

2015-2019 ..................................................................29

3.4.2 Penerimaan Pajak Restoran Terhadap PAD

2015-2019 ..................................................................31

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan ...........................................................................35

4.2 Saran ....................................................................................35

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xiii
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman


Tabel 2.1 Kriteria Efektivitas .............................................................. 14
Tabel 3.1 Data Target dan Realisasi PAD Kota Makassar ................. 23
Tabel 3.2 Data Target dan Realisasi Pajak Daerah Kota Makassar ... 22
Tabel 3.3 Data Target dan Realisasi Pajak Restoran Kota Makassar 27
Tabel 3.4 Data Efektivitas Pajak Restoran Kota Makassar ................ 29
Tabel 3.5 Kriteria Kontribusi ............................................................... 31
Tabel 3.6 Data Kontribusi Pajak Restoran Terhadap PAD ................. 32

xiv
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ................................................ 17
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Bapenda Kota Makassar ............ 20

xv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pajak memiliki peran bagi masyarakat di satiap wilayahnya, dalam segala

pengeluaran untuk mengembangkan daerahnya sehingga harus terus dikelola dengan

dengan cara meninggikan rasa sadar dan pola pikir masyarakat mengenai kewajiban

membayar pajak. Dalam suatu pembangunan daerah, kewenangan diberikan dari

pemerintahan pusat kepada pemerintahan daerah supaya dapat memajukan

wilayahnya. Dalam hal Ini begitu memiliki pengaruh tentang berbagai

pengembangan wilayah sebab di dalam pemerintahan daerah akan memiliki banyak

hak kekuasaan terhadap pengembangan wilayahnya.

Tujuan tersebut adalah untuk mempererat hubungan pemerintah dengan

masyarakat serta masyarakat bisa melihat kinerja pemerintah langsung. Sebab itu,

pemilik wewenang daerah dituntut pandai menggali sumber-sumber keuangan

dalam pemenuhan untuk membantu kebutuhan pembiayaan pemerintah dan

pembangunan daerah.

Saat pemerintahan orde baru berkuasa, ibukota Provinsi Sulawesi Selatan

yang disebut sebagai Ujung Pandang, Baru pada era reformasi, kota yang menjadi

pusat ekonomi di kawasan Indonesia Timur ini kembali pada nama tradisionalnya

yakni Makassar yang mengandung arti daerah yang bersifat terbuka. Kota terbesar

kedua di luar Pulau Jawa setelah Medan mengandalkan sektor jasa dalam

menggerakkan ekonominya. Beberapa lokasi menjadi andalan daya pikat wisata

1
2

seperti Pantai Losari dan benteng Fort Rotterdam. Tidak heran penerimaan pajak

daerah didominasi sektor jasa seperti hotel, restoran dan hiburan.

Menurut Peraturan Daerah Kota makassar No 3 Tahun 2010, Pajak Daerah,

adalah Kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh Orang Pribadi atau Badan yang

bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara

langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran

rakyat.

Otonomi Daerah yang secara resmi mulai diberlakukan di Indonesia sejak 1

Januari 2001 memberikan kewenangan kepada daerah untuk mengembangkan serta

memajukan wilayahnya. Sebagai Pemilik wewenang, wilayah itu memiliki tanggung

jawab untuk bertindak secara maksimal supaya pembangunan dalam wilayah bisa

sampai pada target yang ditentukan. Pemilik wewenang dituntut pintar menggali

sumber penerimaan. Dalam melaksanakan wewenang kekuasaan, pemerintah daerah

harus dapat mengenali potensi sumber-sumber dana yang dimilikinya.

Perubahan kebijakan pemerintahaan daerah menjadi suatu landasan bagi

pemerintahan daerah untuk menggali potensi pendapatan daerah masing-masing,

selain itu pajak daerah merupakan cerminan partisipasi aktif masyarakat dalam

membiayai keperluan dalam memajukan daerah. Oleh sebab itu pemerintah daerah

diharapkan lebih mampu menggali sumber-sumber keuangannya, khususnya untuk

membantu pengeluaran pemerintah daerah dalam rangka melaksanakan

pemerintahan dan pembangunannya.

Sumber-sumber penerimaan daerah yang potensial harus digali secara

maksimal di dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk


3

diantaranya adalah pajak daerah dan retribusi daerah yang sejak lama sudah

menjadi salah satu unsur Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang utama. Dengan

adanya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi

daerah, maka pemilik wewenang memiliki banyak hak keuangan di dalam

daerahnya.

Pajak daerah yang semakin berkembang seiring dengan semakin

berkembangnya komponen sektor jasa dan pariwisata adalah pajak restoran. Pajak

restoran adalah salah satu pajak yang tergolong dalam pajak daerah

(kabupatean/kota) yang memberikan kontribusi untuk meningkatkan Pendapatan

Asli Daerah serta sebagai sumber pendapatan daerah yang secara bebas dapat

digunakan untuk berbagai keperluan untuk menyelenggarakan pemerintahan dan

pembangunan daerah. Pajak restoran dapat digolongkan sebagai pajak tidak

langsung, dimana pajak yang pengenaannya berdasarkan atas pelayanan yang

diberikan kepada konsumen bebannya berada pada konsumen. Dalam hal ini,

pemilik/pengusaha restoran merupakan pihak yang melakukan pemungutan dan

menyetorkan hasil pajak kepada instansi yang berwenang menerima pengumpulan

hasil pajak tersebut.

Dalam pemungutannya pajak daerah juga memiliki unsur paksaan karna

didukung oleh dasar hukum yang menjadi landasan sehingga yang memiliki

wewenang untuk memungut pajak bisa memutuskan untuk memanfaatkan atau tak

memanfaatkan penerimaan dari jenis pajak atau retribusi pada wilayahnya.


4

Supaya bisa di kelola dengan maksimal, pola pikir masyarakat, pemungut

pajak, serta semua yang bersangkutan dalam pemungutannya wajib mengikuti

ketentuan dalam Undang-Undang dan peraturan daerah yang mengatur tentang

pajak daerah serta retribusi daerah.

Hal tersebut membutuhkan pemahaman terhadap masyarakat agar mereka

memiliki keinginan serta sadar untuk membantu Negara, dengan ketentuan bahwa

pemungutan di landaskan pada dasar hukum yang jelas. Sehingga nantinya

penerimaan pajak restoran benar-benar bisa berkontribusi dalam meningkatkan

Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan bisa menunjang kesesuaian antara target yang

ditetapkan oleh pemerintah dengan realisasi dalam penerimaan pajak restoran, serta

dapat menimbulkan peningkatan dalam penerimaan pajak restoran dari tahun ke

tahun.

Agar mengetahui efektif dan tidaknya penerimaan pajak restoran dan apakah

terjadinya kesesuaian antara harapan pemerintah dengan realisasi penerimaan pajak

restoran. Permasalahan tersebut mendorong penulis membuat karya tulis dalam

bentuk proposal dengan judul “Efektivitas Pajak Restoran Sebagai Upaya

Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Makassar”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka Rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah :

“Bagaimana efektivitas pajak restoran dalam upaya meningkatkan Pendapatan Asli

Daerah di Kota Makassar?”


5

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pajak restoran dalam upaya

meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Makassar.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk menambah wawasan,

pengetahuan dan perbandingan untuk penelitian selanjutnya.

b. Pihak instansi perpajakan terkait juga dapat menjadikannya sebagai bahan

masukan bermanfaat untuk lebih meningkatkan penerimaan pajak restoran

kedepannya.

c. Dapat dijadikan pedoman atau referensi tambahan untuk bahan penelitian

sejenis bagi peneliti lain.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pajak

2.1.1 Pengertian Pajak

Menurut UU No 28 Tahun 2007 Undang-Undang perpajakan, Pajak

adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau

badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan

negara bagi sebesar -besarnya kemakmuran rakyat. Di bawah ini disajikan

beberapa definisi para ahli tentang definisi pajak, diantaranya :

1) Menurut Rochmat Soemitro

Pajak merupakan pungutan yang dilakukan negara kepada rakyat

berlandaskan Undang-Undang (bisa di paksakan pelaksanaanya) dan tak

mendapat imbalan secara langsung serta, yang di manfaatkan untuk

membayar kebutuhan negara.

2) Menurut Dr. Soeparman Soemahamidja

Pajak adalah pungutan wajib berupa uang atau barang yang dipungut

oleh yang berwewenang berdasarkan dasar hukum, untuk membantu

biaya produksi barang dan jasa untuk mencapai kesejahteraan bersama.

2.1.2 Jenis-Jenis Pajak

Adapun jenis-jenis pajak berdasarkan golongan, sifat dan lembaga

pemungutnya adalah :

6
7

1) Menurut Golongannya

a. Pajak langsung, pajak yang wajib di pikul sendiri oleh wajib pajak

yang tak bisa dialihkan terhadap orang lain. Contohnya : Pajak

Penghasilan.

b. Pajak tidak langsung, pajak yang bisa dialihkan terhadap orang lain.

Contohnya : Pajak Pertambahan Nilai.

2) Menurut Sifatnya

a. Pajak subjektif, merupakan pajak yang berdasar pada subjeknya, yang

mempertimbangkan kondisi wajib pajak. Contohnya : Pajak

Penghasilan.

b. Pajak objektif, adalah pajak yang berdasar pada objeknya, yang tidak

mempertimbangkan kondisi wajib pajak. Contohnya : Pajak Penjualan

atas Barang Mewah.

3) Menurut lembaga pemungutannya

a. Pajak pusat, merupakan pajak yang di pungut oleh pemerintah pusat

serta dimanfaatkan untuk keperluan negara. Contohnya : Pajak

Pertambahan Nilai.

b. Pajak daerah, adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah

serta dimanfaatkan untuk membantu pembiayaan keperluan daerah.

Beberapa Pajak daerah adalah :

i. Pajak Provinsi, contohnya : Pajak Kendaraan Bermotor dan Pajak

Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.


8

ii. Pajak Kabupaten atau Kota, contoh : Pajak Hotel, Pajak Restoran,

dan Pajak Hiburan.

2.1.3 Fungsi Pajak

Fungsi pajak menurut Resmi (2011:3), adalah :

1) Fungsi Penerimaan (Budgetair)

Pajak adalah sumber penerimaan bagi pemerintah untuk membantu

pembiayaan segala kegiatannya.

2) Fungsi Mengatur (Reguler)

Pajak adalah alat untuk mengelola atau menjalankan kewenangan

pemerintahan dalam bidang sosial dan ekonomi.

2.2 Pajak Daerah

2.2.1 Pengertian Pajak Daerah

Menurut Siahaan pajak daerah ialah pungutan wajib yang dilakukan

oleh daerah terhadap orang pribadi atau badan tanpa mendapat

kontraprestasi secara langsung, serta bisa dipaksakan berlandaskan pada

peraturan perundang-undangan, dan dimanfaatkan untuk mendanai

penyelenggaran dan pengembangan daerah. Pajak daerah ialah pajak yang

dikembangkan pemerintah daerah, baik provinsi ataupun kabupaten/kota

yang digunakan untuk membantu pemasukan Pendapatan Asli Daerah serta

dari pemasukan itu ada di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

Menurut Perda Kota Makassar pasal 2 tahun 2010, Pajak daerah yang

dipungut oleh provinsi terdiri atas 5 jenis pajak :

a. Pajak kendaraan bermotor


9

b. Bea balik nama kendaraan bermotor

c. Pajak bahan bakar kendaraan bermotor

d. Pajak air permukaan

e. Pajak rokok.

Sedangkan jenis pajak kabupaten/kota mencakup 11 jenis pajak, yaitu:

a. Pajak hotel

b. Pajak restoran

c. Pajak hiburan

d. Pajak reklame

e. Pajak penerangan jalan

f. Pajak mineral bukan logam dan batuan.

g. Pajak parkir

h. Pajak air tanah

i. Pajak sarang burung walet

j. Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan

k. Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan.

2.2.2 Peraturan Daerah Tentang Pajak Daerah

Dalam Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009, Peraturan daerah Kota

Makassar No 3 Tahun 2010 dan Peraturan daerah Kota Makassar No 2

Tahun 2012 tentang perubahan atas Perda No 3 tahun 2010. tertera sangat

terperinci bahwa semua jenis pajak daerah wajib memiliki surat dan tak

boleh menyimpang dari kebutuhan umum atau perundang-undangan.


10

2.2.3 Isi Peraturan Daerah Tentang Pajak Daerah

Perda Kota Makassar No 3 Tahun 2010 itu mengatur tentang :

1. Nama, objek, serta subjek pajak

b. Dasar pengenaan, tarif serta cara perhitungan pajak

c. Wilayah pemungutan

d. Masa pajak

e. Penetapan pajak

f. Tata cara pembayaran serta penagihan pajak

g. Kadaluwarsa penagihan pajak

h. Sanksi administrasi

i. Tanggal dimulai berlakunya pajak.

2.2.4 Sistem Pemungutan dan Pemungutan Pajak Daerah

Sistem pajak bagi semua pajak daerah adalah :

1) Sistem Pemungutan Pajak Daerah

Pemungutan pajak daerah menggunakan 3 system Pemungutan pajak,

yaitu :

a. Harus dibayar sendiri oleh wajib pajak

b. Yang tetapkan oleh pemerintah

c. Akan pungut oleh petugas pajak.

2) Pemungutan Pajak Daerah

a. Percetakan formulir perpajakan

b. Penerimaan surat-surat kepada wajib pajak

c. Penghimpun data objek serta subjek pajak.


11

2.3 Pajak Restoran

2.3.1 Pengertian Pajak Restoran

Peraturan daerah Kota Makassar pasal 11 No 3 tahun 2010

menjelaskan bahwa Pajak Restoran dipungut pajak atas pelayanan yang

disediakan oleh restoran. Pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

meliputi pelayanan penjualan makanan dan/atau minuman yang dikonsumsi

oleh pembeli, baik dikonsumsi di tempat pelayanan maupun di tempat lain.

Pungutan ini juga dilandaskan terhadap Undang-undang Nomor 28 Tahun

2009 mengenai pajak daerah dan retribusi daerah. Pungutan pajak restoran

tidak semua ada di seluruh kabupaten/kota yang ada di Indonesia. Hal ini

memiliki sangkut paut dengan hak yang telah wenangkan terhadap

pemerintah kabupaten/kota untuk memanfaatkan atau tak memanfaatkan jenis

pajak kabupaten/kota. Maka dari itu di perlukan peraturan yang mengatur

jelas tentang pajak restoran, agar bisa dijadikan pedoman dikemudian hari.

Penjelasan tentang pajak restoran adalah sebagai berikut :

a. Restoran yaitu tempat menyantap makanan serta minuman yang disajikan

dengan dikenakan biaya, termasuk usaha jasa boga dan katering.

b. pemilik restoran yaitu orang pribadi atau badan yang didalam perusahaan

menjalankan usaha di bidang rumah makan.

c. Pembiayaan merupakan nilai yang diterima sebagai timbal balik atas

pelayanan, dan untuk pembayaran terhadap pengusaha rumah makan.


12

d. Bon penjualan (Bill) ialah bukti pembiayaan, yang merupakan bukti

pungutan pajak, yang dibuat oleh wajib pajak saat melakukan pembiayaan

dari pembelian makanan serta minuman terhadap subjek pajak.

2.3.2 Objek Pajak Restoran

Objek pajak restoran yaitu pelayanan yang disediakan restoran dengan

pembayaran. Yang termasuk dalam objek pajak restoran yaitu restoran, rumah

makan, kafetaria, kantin/depot, warung, bar, serta jasa boga/katering.

2.3.3 Bukan Objek Pajak Restoran


Tidak termasuk objek Pajak Restoran dalam Perda Kota Makassar No 3
tahun 2010, sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah pelayanan yang
disediakan oleh Restoran yang nilai penjualannya tidak melebihi Rp
250.000,- (dua ratus lima puluh ribu rupiah) dalam 1 (satu) hari.
2.3.4 Subjek Pajak dan Wajib Pajak Restoran
Subjek pajak yaitu orang pribadi atau badan yang membeli makanan
serta minuman dari restoran, atau subjek pajak restoran ialah konsumen yang
membeli makanan atau minuman dari restoran, sedangakn wajib pajaknya
yaitu orang pribadi atau badan yang dalam perusahaan atau pekerjaanya
menjalankan usaha dibidang rumah makan.
2.3.5 Dasar Pengenaan Tarif, dan Cara Perhitungan Pajak Restoran
Dasar pengenaan tarif dan cara perhitungan pajak restoran adalah :
a. Tarif pajak restoran ditetapkan paling tinggi sebesar 10% dan landasan
hukum yang menjadi acuan adalah peraturan daerah Kota Makassar pasal
13 ayat 1 dan 2 No 3 tahun 2010.
b. Perhitungan pajak restoran
Pajak terutang = Tarif pajak x Dasar pengenaan pajak/
= Tarif Pajak x Jumlah pembayaran yang diterima
Atau yang seharusnya diterima restoran.
13

2.3.6 Pembayaran dan Penagihan Pajak Restoran


1. Pembayaran Pajak Restoran
Pajak restoran yang terutang dilunasi dalam jangka waktu yang telah
ditentukan didalam peraturan daerah, misalnya paling lambat pada tanggal
20 bulan selanjutnya dari masa pajak yang terutang setelah berakhirnya
masa pajak. Penentuan tanggal jatuh tempo pembayaran pajak di tetapkan
oleh bupati/walikota. Penyetoran pajak restoran yang terutang dibayar ke
kas daerah, bank, atau tempat lain yang ditentukan oleh bupati/walikota
sesuai waktu yang ditentukan didalam surat ketetapan pajak daerah
(SKPD), surat ketetapan pajak daerah kurang bayar (SKPDKB), surat
ketetapan pajak daerah kurang bauar tambahan (SKPDKBT), surat tagihan
pajak daerah (STPD).
2. Penagihan Pajak Restoran
Ketika pajak restoran yang terutang tidak dibayar saat jatuh tempo
pembayaran, bupati/walikota akan melakukan penagihan pajak. Penagihan
pajak dilakukan kepada pajak terutang dalam SKPD, SKPDKB, STPD,
yang menyebabkan nilai pajak wajib dibayar tambah. Penagihan pajak
terlebih dahulu memberikan surat teguran sebagai tindakan awal
penagihan pajak. Surat teguran dikeluarkan tujuh hari sejak jatuh tempo
pembayaran pajak dan dikeluarkan oleh pejabat yang diutus oleh bupati
atau walikota.
2.3.7 Efektivitas Pajak Restoran
Efektivitas adalah imbangan antara pendapatan yang sebenarnya
terhadap pendapatan potensial dari suatu pajak dengan anggaran bahwa yang
seharusnya dibayarkan, benar-benar memenuhi kewajibannya. Efektivitas
dalam perpajakan menyangkut semua tahap administrasi penerimaan pajak,
menentukan wajib pajak, menetapkan nilai kena pajak, memungut pajak,
menegakkan sistem pajak dan membukukan penerimaan (Halim, 2004 : 135).
Efektifitas digunakan untuk mengukur hubungan antara hasil pungutan suatu
14

pajak dengan tujuan atau potensi riil yang telah dimiliki suatu daerah.
Terdapat 3 (tiga) faktor yang mengancam efektivitas pajak:
1) Menghindari pajak.
2) Kerjasama antara petugas dengan wajib pajak daerah untuk mengurangi
jumlah pajak yang terhutang.
3) Penipuan oleh petugas pajak daerah untuk mengurangi jumlah pajak yang
terhutang.
Jika konsep efektivitas dikaitkan dengan penerimaan pajak restoran
maka efektivitas yang dimaksud adalah seberapa besar realisasi penerimaan
pajak restoran mencapai target yang seharusnya dicapai pada periode tertentu
(Halim, 2001: 158).
Efektivitas menggambarkan kemampuan pemerintah daerah dalam
merealisasikan pajak restoran yang dianggarkan dibandingkan dengan target
yang ditetapkan berdasarkan potensi riil daerah. Adapun rumus yang
digunakan dalam menghitung efektivitas pajak restoran adalah:
Efektivitas pajak restoran = Realisasi penerimaan pajak restoran
Target penerimaan pajak restoran

Tabel 2.1 Kriteria Efektivitas


No. Presentase Efektivitas Keterangan

1. >100% Sangat Efektif

2. 90%-100% Efektif

3. 80%-90% Cukup Efektif

4. 60%-80% Kurang Efektif

5. <60% Tidak Efektif

Sumber: Depdagri, Kepmendagri No.690.900.327 (Rima Adelina)


Tahun 2020.
15

2.4 Pendapatan Asli Daerah (PAD)


Pengertian PAD menurut Djamud Kertabudi ialah : “Pengertian pendapatan
asli daerah (PAD) merupakan penerimaan yang di peroleh daerah dari sumber-
sumber dalam wilayahnya sendiri yang di pungut berdasarkan undang-undang.”
(2007:2). Tentang sumber dana yang menjadi wewenang pemerintah daerah yang
berlandaskan pada Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 mengenai hal
keseimbangan dana pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang menetapkan
potensi penerimaan daerah, yaitu :
a. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
1) Pajak daerah
2) Retribusi daerah
3) Laba pengelolaan aset daerah yang dipisahkan
4) Dan lain-lain PAD yang sah.
b. Transfer Pemerintahan Pusat
1) Bagi hasil pajak
2) Bagi hasil sumber daya alam
3) Dana alokasi umum
4) Dana alokasi khusus
5) Dana otonomi khusus
6) Dana penyesuaian.
c. Transfer Pemerintah Provinsi
1. Bagi hasil pajak
2. Bagi hasil sumber daya alam
3. Bagi hasil lainnya.
d. Lain-lain pendapatan daerah yang sah.
Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan daerah yang berasal dari
pengelolaan dan yang dimiliki daerah. Dalam era otonomi daerah diwajibkan
untuk mancari cara yang dapat dikelola secara maksimal untuk
mengembangkan penerimaan daerah supaya tak bergantung pada pemerintah
pusat dalam membiayai semua kegiatan didaerah. Pemerintah daerah
16

diharapkan bisa menjalankan roda pemerintahan secara maksimal dalam


melakukan pembangunan daerah dengan cara mencari dan memanfaatkan
sumber-sumber keuangan yang dimiliki daerah sebagai Pendapatan Asli
Daerah.

2.5 Kerangka Konseptual


Di dalam suatu negara memiliki penerimaan yang salah satu sumber
pemasukannya berasal dari pajak. Pentingnya pajak didalam lingkungan instansi
atau perusahaan disebabkan pajak adalah sumber penerimaan bagi negara. Setiap
pemasukan pajak bagi pemerintah diharapkan penerimanya dapat mengoptimalkan
dengan potensi dan target yang telah ditetapkan karna pajak sangat membantu
segala pembangunan nasional yang dilakukan tahab demi tahab sebagai tujuan
mensejahterakan rakyat. Maka dari itu, jika tidak adanya dana yang cukup untuk
menjalankan pembanguan, apalagi dana pembanguan dinegara kita sebagian besar
berasal dari penerimaan pajak. Maka baik pemerintah serta masyarakat dituntut
wajib meneggakkan kesadaran diri bahwa pentingnya membayar pajak. Pajak yang
di pungut oleh pemerintah itu ialah salah satu penerimaan pendapatan terbesar
negara, baik pendapatan pusat maupun pendapatan daerah.
Pemungutan pajak restoran di Indonesia didasarkan pada Undang-undang
Nomor 34 Tahun 1997 mengenai pajak daerah dan retribusi daerah. Dengan
demikian dapat di pahami bahwa pajak bisa di pungut oleh pemerintahan
berlandaskan pada peraturan yang telah di tetapkan serta di gunakan untuk
pembiayaan negara. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah penerimaan
pajak restoran efektiv atau tidak dalam membantu pendapatan asli daerah di Kota
Makassar, Pendapatan Asli Daerah berasal dari pajak daerah dan retribusi daerah.
Dan dalam penelitian ini lebih di tekankan pada pajak daerah khususnya pada pajak
restoran.
Kerangka konseptual yang digunakan untuk merumuskan penelitian ini yaitu
sebagai berikut :
17

Efektivitas Pajak Pendapatan Asli


Restoran Daerah Kota Makassar

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Konsep


2.6 Metode Pelaksanaan
2.6.1 Tempat dan Waktu
Penelitian ini di lakukan di Kantor Badan Pendapatan Daerah Kota
Makassar yang berlokasi di Jl. Urip Sumohardjo No. 8, Maccini, Kecematan.
Panakkukang, Kota Makassar 90232. Penelitian ini telah dilaksanakan selama
kurang lebih 2 (dua) bulan, yakni bulan September sampai bulan Oktober
tahun 2020.
2.6.2 Teknik Pengumpulan Data
a. Kepustakaan
Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sekunder dari
buku, jurnal dan dokumen yang relevan untuk menyusun konsep
penelitian dalam mengungkap objek penelitian.
b. Studi Dokumentasi.
Studi Dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data
sekunder yang berhubungan dengan objek fokus penelitian. Dalam
penelitian ini yang merupakan data sekunder adalah dokumen data
perbandingan target dan realisasi penerimaan Pajak Restoran, serta
realisasi penerimaan PAD pada Kantor Badan Pendapatan Daerah tahun
2015-2019 Kota Makassar. Data sekunder ini diambil dari data tertulis
yang telah tersedia di Kantor Bapenda Kota Makassar.
18

2.7 Jenis dan Sumber Data


2.7.1 Data Primer
Data primer adalah data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud
khusus menyelesaikan permasalahan dalam penelitian. Data dikumpulkan
sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek
penelitian dilakukan yakni di Kantor Bapenda Kota Makassar.
2.7.2 Data Sekunder
Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah buku,
jurnal, artikel serta situs internet yang berkenaan dengan penelitian yang
dilakukan. Guna untuk menyelesaikan permasalah dalam penelitian.

2.8 Teknik Analisis Data


Peneliti sendiri menggunakan metode penelitian kualitatif karena metode ini
bertujuan memperoleh gambaran seutuhnya mengenai objek yang diteliti. Melalui
penelitian kualitatif peneliti berusaha mendeskripsikan permasalahan serta
memberikan solusi. Perumusan penelitian kualitatif dimulai dengan pengumpulan
data-data berupa penjelasan berupa kata-kata yang didapatkan langsung dari buku,
jurnal, dan situs kusioner.
Peneliti juga menetapkan Informasi apa yang diperlukan untuk menjawab
pertanyaan atau massal yang telah dirumuskan. Dalam penelitian ini ada sejumlah
alat pengumpul data antara lain pencarian data pada jurnal-jurnal, observasi dan
dokumen. Peneliti merumuskan ciri khusus sehingga memberikan dampak terhadap
instrumen dan sumber data yang diperoleh dalam meneliti.
Data dan informasi yang telah diperoleh oleh peneliti masih merupakan
informasi data yang kasar karena peneliti hanya menggunakan beberapa media
untuk menentukan pokok permasalahan dalam penelitian. Dengan menggunakan
metode kualitatif, peneliti menyimpulkan jawaban dari setiap permasalahan yang
diteliti di dalam satu pokok pembahasan penelitian secara keseluruhan.
BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Sejarah Ringkas


Terbentuknya Dinas Pendapatan Kota Madya Tingkat Makassar, Dinas
Pasar, Dinas Air Minum dan Dinas Penghasilan Daerah berlandaskan pada
surat keputusan Wali Kota Madya Nomor 155/Kep/A/V/1973 tanggal 24 mei
1973, terdapat juga Sub Dinas Pemeriksaan Kendaraan Tidak Bermotor dan
Sub Dinas Administrasi.
Wali Kota Madya daerah tingkat II Ujung Pandang Nomor
74/S.Kep/A/V/1977 tanggal 1 april 1977 dengan surat edaran Mentri dalam
Negeri Nomor 3/12/43 tanggal 9 september 1975 Nomor keu/ 3/22/33 tentang
pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Kota Madya Ujung Pandang di
sempurnakan serta di tetapkan perubahannya menjadi Dinas Penghasilan
Daerah yang kemudian menjadi unit yang menangani sumber keungan daerah
seperti Dinas Perpajakan, Dinas Pasar dan Sub Dinas Pelelangan serta semua
sub-sub dinas dalam unit penghasilan daerah yang tercantum dalam unit di
leburkan pada unit kerja Dinas Pendapatan Daerah Kota Madya tingkat II
Ujung Pandang, dengan adanya perubahan Kota Madya Ujung Pandang
menjadi Kota Makassar, nama Dinas Pendapatan Daerah Kota Madya Ujung
Pandang berubah menjadi Dinas Pendapat Daerah Kota Makassar.
Dan Dinas Pendapatan Daerah Kota Makasssar di tahun 2016 berubah
menjadi Badan Pendapatan Daerah Kota Makassar.
Visi dan Misi Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar adalah :
Visi :
“Terwujudnya Pengelolaan Pendapatan Yang Optimal Online Terpadu”
Misi :
1. Mewujudkan Pengelolaan Pada Yang Optimal Berbasis Ilmu teknologi
Secara Terpadu Dan Terintegrasi.

19
20

b. Mewujudkan Sumber Daya Manusia Yang Profesional Dan Memiliki


Kompetensi Dalam Bidangnya.
c. Memantapkan Koordinasi Administrasi Pengelolaan Pendapatan Dan
Keuangan.

3.2 Struktur Organisasi dan Job Description


3.2.1 Struktur Organisasi

Kepala Badan
Drs. H. Irwan R.
Adnan,M.Si

Kelompok Sekretaris
Jabatan Fungsional H. Jabbar, S.Sos.,M.Si

Subag Perencanaan Subag Keuangan Subag Umum dan


dan Pelaporan Ilham Budi Kepegawaian
Fadliah,S.STP,M.Si Santoso,SE,MM Ansar Zainal Abidin,
SE, MM

BidangPendaftaran Bidang Pendaftaran dan Bidang Pajak Daerah II Bidang Koordinasi, Pengawasan dan
Pendataan Perencanaan
dan Pendataan A.Iwan. B. Djemma, SH
Muh.Ambar Sallatu,S.Sos,M.Si
Harryman Herdianto,S.STP,M.AP
A.Iwan. B. Djemma,
SH

Sub Bidang Hotel dan


Sub BidangPendataan Sub Bidang Restoran, AirBawah Tanah Sub Bidang Koordinasi,
Wilayah I Mineral badan Harryman Perencanaan dan Regulasi
Artati,SE, MM
Sarang Burung Walet Herdianto,S.STP,M.AP Ekayani Pratiwi SH
Muhammad Arie
Fadli, S.STP

Sub BidangPendataan Sub Bidang Penagihan Pajak


Sub Bidang Hiburan dan Daerah dan Retribusi Daerah
Wilayah II Pajak Penerangan Jalan
Sub BidangReklame, Drs. H. Thabrani, MM
Amanda Syahwaldi, Hamzah, SE
S.STP., MM ParkirdanRetribusi
Daerah
Adiyanto Said, ST
Sub Bidang Pembinaan,
Sub Bidang Penetapan,
Pengawasan dan Penindakan
Sub Bidang Pengolahan Pembukuan dan Pelaporan
Data dan Informasi Pajak Baharuddin Arfiani. AM, SE
Sub Bidang Penetapan, Rachman,SE,MM
Pembukuan dan Pelaporan
Pajak dan Retribusi Daerah
Ahmad,SE

UPTD Pajak Bumi Kepala UPTD BPHTB


Bangunan Andi Wahyu Rasyid
Muhammad Idris, ST Azis, SE

Tata Usaha UPTD-BPHTB


Tata Usaha UPTD-PBB
Ansar, SE
Indirwan Darma yasir,S.ST

Sumber : Sub bagian Umum dan Kepegawaian BAPENDA Kota Makassar


Gambar 3.1 Struktur Organisasi Badan Pendapatan Daerah Kota Makassar
Tahun 2020.
21

3.2.2 Job Description


1. Kepala Badan
Pasal 4, Kepala Badan memiliki kewajiban membantu Wali Kota
menjalankan fungsi penopang kepentingan Pemerintahan dibidang
Keuangan yang menjadi kewenangan daerah.
2. Sekretariat
Pasal 5, Sekretariat memiliki kewajiban menjalankan pengarahan
penerapan tugas, membimbing dan melayani administrasi kepada
semua unit organisasi di wilayah badan.
3. Subbagian Perencanaan dan Pelaporan
Pasal 6, Subbagian perencanaan dan pelaporan memiliki kewajiban
melaksanakan penyediaan bahan pengarahan dan penggarapan
program kerja, monitoring dan penilaian serta penjabaran
pelaksanaan program dan kegiatan badan.
4. Subbagian Keuangan
Pasal 7, Subbagian keuangan memiliki kewajiban melaksanakan
administrasi dan akutansi keuangan.
5. Subbagian Umum dan Kepegawaaian
Pasal 8, Subbagian Umum dan Kepegawaian memiliki kewajiban
melaksanakan perkara umum, penatausahaan surat menyurat,
urusan rumah tangga, kehumasan, dokumentasi dan
inventarisasibarang serta administrasi kepegawaian.
6. Bidang Pendaftaran dan Pendataan
Pasal 9, Bidang pendaftaran dan pendataan memiliki kewajiban
menjalankan pelayanan administrasi pendaftaran, pendataan,
intensifikasi, ekstensifikasi, dan peningkatan potensi dan
merancang bangun dan mengembangkan pengolahan data serta
informasi pengelolaan pajak daerah dan retribusi daerah.
7. Subbidang Pendataan Wilayah I
Pasal 10, Subbidang pendataan wilayah I mempunyai tugas
melakukan kegiatan pelayanan administrasi pendaftaran,
22

Pendataan, intensifikasi, ekstensifikasi dan pengembangan potensi


dan verifikasi data wajib pajak daerah dan retribusi daerah wilayah
I, meliputi Kecamatan Makassar, Mamajang, Mariso, Rappocini,
Tallo, Tamalate, Ujung Pandang dan Wajo.
8. Subbidang Pendataan Wilayah II
Pasal 11, Subbidang Pendataan Wilayah II mempunyai tugas
melakukan kegiatan pelayanan administrasi pendaftaran,
pendataan, intensifikasi, ekstensifikasi dan pengembangan potensi
dan verifikasi data wajib pajak daerah dan retribusi daerah wilayah
II, meliputi Kecamatan Biringkanaya, Bontoala, Manggala,
Panakkukang, Tamalanrea, Ujung Tanah, Kepulauan Sangkarang.
9. Subbidang Pengolahan Data dan Informasi
Pasal 12, Subbidang Pengolahan Data dan Informasi mempunyai
tugas melakukan pelayanan administrasi verfikasi dan validasi data
wajib pajak dan retribusi daerah, penetapan dan pengukuhan wajib
pajak, penerbitan NPWPD, pengolahan data dan informasi serta
rancang bangun pengembangannya.
10. Subbidang Pajak I dan Retribusi Daerah
Pasal 13, Bidang Pajak I dan Retribusi Daerah mempunyai tugas
melaksanakan pelayanan administrasi pemungutan, penagihan,
penetapan, keberatan, pembukuan, verifikasi dan pelaporan,
penagihan pajak I meliputi Pajak Restoran, Pajak Mineral Bukan
Logam, Pajak Sarang Burung Walet, Pajak Parkir dan penataan
objek Pajak Reklame serta Retribusi Daerah.

3.3 Hasil Penelitian


Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Makassar merupakan sumber
Pendapatan Asli Daerah yang dapat dijadikan salah satu penerimaan
daerah serta mendapatkan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Pendapatan Asli Daerah yang dulunya hanya bergantung pada pemerintah
pusat, namun sekarang pemerintah daerah diharapkan bisa
23

mengembangkan Pendapatan Asli Daerahnya sendiri, tanpa bergantung


pada pihak lain. Semakin besar penerimaan pendapatan suatu daerah,
maka semakin rendah tingkat ketergantungan pemerintah terhadap
pemerintah pusat. begitu juga sebaliknya semakin rendah penerimaan
Pendapatan Asli Daerah maka semakin tinggi tingkat ketergantungan
pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat.
3.3.1 Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Makassar
Tahun Anggaran 2015-2019
Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Makassar
Pada Tahun 2015-2019, sebagai berikut :
Tabel 3.1 Data Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kota
Makassar Tahun 2015-2019.
Tahun Terget Penerimaan Realisasi Prosentase
PAD (Rupiah) Penerimaan PAD (%)
(Rupiah)
2015 904.432.575.000 696.269.803.242 76,98
2016 1.193.018.343.000 879.579.142.506 73,73
2017 1.086.139.148.000 949.677.704.216 87,44
2018 1.194.753.148.000 947.371.868.404 79,29
2019 1.340.000.000.000 1.073.061.660.653 80.08
Nilai 1.143.668.642.800 909.192.035.804 79,36
Rata-rata
Sumber : Data diolah, Tahun 2020.
Pada tahun 2015 realisasi penerimaan Pendapatan Asli
Daerah Kota Makassar sebesar Rp. 696.269.803.242 atau sebesar
76,98% dari target anggaran yang ditetapkan. Pada tahun 2016
realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah mengalami
peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, namun mengalami
penurunan pada prosentasenya dikarnakan adanya peningkatan
target yang ditetapkan. Realisasi penerimaan Pendapatan Asli
Daerah pada tahun 2016 adalah sebesar Rp. 879.579.142.506 atau
24

sebesar 73,73% dari target anggaran yang ditetapkan. Realisasi


penerimaan Pendapatan Asli Daerah pada tahun 2017 juga
mengalami kenaikan yaitu sebesar Rp. 949.677.704.216 atau
sebesar 87,44% dari total anggaran pada tahun tersebut. Pada tahun
2018 realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah mengalami
penurunan dari tahun sebelumnya, dikarenakan peningkatan target
pencapaian yaitu sebesar Rp. 947.371.868.404 atau sebesar 79,29%
dari target anggaran yang ditetapkan.
Pada tahun 2019 realisasi penerimaan Pendapatan Asli
Daerah mengalami peningkatan paling tinggi dibandingkan tahun-
tahun sebelumnya namun terjadi penurunan pada prosentasenya,
karena adanya perbedaan target yang ditentukan. Realisasi
penerimaan Pendapatan Asli Daerah pada tahun 2019 adalah
sebesar Rp. 1.073.061.660.653 atau sebesar 80.08% dari target
anggaran yang ditetapkan. Meningkatnya realisasi penerimaan
Pendapatan Asli Daerah pada tahun 2019 juga sebanding dengan
realisasi penerimaan komponen penyumbang Pendapatan Asli
Daerah yang mengalami peningkatan. Penyumbang Pendapatan
Asli Daerah terbesar pada tahun 2019 adalah pajak daerah yaitu
sebesar Rp. 1.067.323.035.833 atau sebesar 81,17% dari anggaran.
3.3.2 Penerimaan Pajak Daerah Kota Makassar Tahun Anggaran
2015-2019
Penerimaan Pajak Daerah Kota Makassar pada Tahun 2015-
2019, sebagai berikut :
Tabel 3.2 Data Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Daerah
Kota Makassar Tahun 2015-2019.
Tahun Target Penerimaan Realisasi Prosentase
Pajak Restoran Penerimaan Pajak (%)
(Rupiah) Restoran (Rupiah)

2015 785.486.018.000 635.647.206.877 80,92


25

2016 1.053.182.160.000 759.202.412.170 72,09

2017 1.063.441.478.000 938.796.384.191 88,28

2018 1.155.991.478.000 942.551.891.961 81,54

2019 1.315.000.000.000 1.067.323.035.833 81,17

Nilai rata 1.074.620.226.800 868.704.186.206 80,08


-rata

Sumber : Data diolah, Tahun 2020.


Pada tahun 2015 terdapat beberapa jenis pajak daerah yang
menjadi komponen penyumbang pajak daerah. Pada tahun 2015
terdapat 11 jenis pajak yang dipungut oleh pemerintah Kota
Makassar yaitu Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak
Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Mineral bukan
logam/batuan, Pajak Parkir, Pajak Air Bawah Tanah, Pajak Sarang
Burung Walet, Pajak BPHTB, dan PBB Sektor P2. Realisasi
penerimaan pajak daerah pada tahun 2015 adalah sebesar Rp.
635.647.206.877 atau sebesar 80,92% dari target anggaran sebesar
Rp 785.486.018.000.
Pada tahun 2016 realisasi penerimaan pajak daerah
mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp.
759.202.412.170, namun terjadi penurunan pada prosentasenya
sebesar 72,09% dari target anggaran sebesar Rp.
1.053.182.160.000. Pada tahun ini ada salah satu pajak yang tidak
dapat mencapai target yaitu pajak parkir yang prosentasenya hanya
mencapai 2,26% dengan realisasi penerimaan sebesar Rp.
15.283.622.944. Prosentase pencapaian pajak daerah tertinggi
adalah pajak PBB sektor P2 sebesar 102,78%. Sedangkan
penerimaan realisasi terbesar adalah Pajak Bea Perolehan Hak atas
Tanah dan Bangunan (BPHTB) sebesar Rp. 188.933.945.304.
26

Realisasi penerimaan pajak daerah pada tahun 2017 juga


mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp.
938.796.384.191. Jenis pajak yang memperoleh prosentase
tertinggi dalam realisasi adalah pajak Reklame yang mencapai
160,25%, hal ini sama dengan tahun sebelumnya yang mana
prosentase tertinggi realisasi dicapai Pajak Bea Perolehan Hak atas
Tanah dan Bangunan (BPHTB) sebesar Rp. 272.826.084.740.
Pada tahun 2018 realisasi penerimaan pajak daerah juga
mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan tahun
sebelumnya. Namun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya
pada tahun 2018 realisasi penerimaan pajak daerah mengalami
penurunan prosentase yaitu hanya sebesar 81,54% dari total target.
Realisasi penerimaan pajak daerah pada tahun 2018 adalah Rp.
942.551.891.961. Meskipun pajak Mineral Bukan Logam/Batuan
masuk dalam anggaran tahun 2018 tetapi tidak ada realisasi
penerimaan dari pajak tersebut. Prosentase pencapaian pajak
tertinggi adalah pajak Reklame dengan pancapaian sebesar
118,11% dari target anggaran.
Tahun 2019 pencapaian realisasi penerimaan pajak daerah
mengalami peningkatan yang siginifikan juga, hal ini sebanding
dengan pencapaian target dan realisasi yang diperoleh dari
komponen jenis pajak yang dipungut. Rata-rata realisasi
penerimaan setiap jenis pajak mengalami peningkatan yang
signifikan dari tahun sebelumnya. Meskipun jika dibandingkan
dengan tahun sebelumnya pada tahun 2019 realisasi penerimaan
pajak daerah juga mengalami penurunan prosentase yaitu hanya
sebesar 81,17% dari total target. Realisasi penerimaan pajak daerah
tahun 2019 ini adalah sebesar Rp. 1.067.323.035.833 dari target
atau anggaran yang ditentukan. Jika pada tahun sebelumnya tidak
ada realisasi penerimaan dari pajak Mineral bukan logam/batuan,
pada tahun ini pun sama, tidak ada realisasi penerimaan dari pajak
27

tersebut. Prosentase pencapaian pajak daerah tertinggi adalah pajak


Restoran sebesar 113,69%. Sedangkan penerimaan realisasi
terbesar adalah Pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
(BPHTB) sebesar Rp. 232.812.018.732.
3.3.3 Penerimaan Pajak Restoran Kota Makassar Tahun 2015-2019
Target dan Realisasi Pajak Restoran Kota Makassar Tahun
Anggaran 2015-2019, sebagai berikut :
Tabel 3.3 Data Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Restoran
Kota Makassar Tahun 2015-2019.
Tahun Target Penerimaan Realisasi Prosentase
Pajak Restoran Penerimaan Pajak (%)
(Rupiah) Restoran (Rupiah)

2015 98.788.870.608 92.279.737.686 93,41

2016 171.138.613.000 114.006.791.465 66,62

2017 140.000.000.000 140.867.931.059 100,62

2018 156.000.000.000 166.283.463.199 106,59

2019 185.000.000.000 210.528.402.002 113,08

Nilai 150.185.496.722 144.793.265.082 96,21


Rata-rata

Sumber : Data diolah, Tahun 2020.


Realisasi penerimaan Pajak Restoran Kota Makassar pada
Tahun 2015-2019 mengalamai pertumbuhan yang fluktuatif. Rata-
rata realisasi penerimaan pajak pada tahun tersebut mengalami
kenaikan setiap tahunnya. Dari penerimaan 5 tahun tersebut,
Pencapaian tertinggi ada pada tahun 2019 sebesar 113,08%, ini
berarti pajak restoran memiliki potensi tinggi dalam meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah Kota Makassar.
28

Pada tahun 2015 realisasi penerimaan pajak restoran adalah sebesar


Rp. 92.279.737.686. Pada tahun 2015 ini realisasi penerimaan
pajak restoran mencapai 93,41% dari target yang telah ditentukan
yaitu sebesar Rp. 98.788.870.608. Hal ini berarti pencapaian
pemungutan pajak restoran di Kota Makassar sudah mencapai
target yang telah ditentukan. Pada tahun 2016 terjadi peningkatan
dalam realisasi penerimaan pajak restoran dari tahun sebelumnya.
Namun terjadi penurunan pada prosentasenya. Realisasi
penerimaan pajak restoran pada tahun 2016 adalah sebesar Rp.
114.006.791.465. Sementara target penerimaan pajak restoran
sebesar Rp. 171.138.613.000. Dengan begitu berarti prosentase
pencapaian realisasi penerimaan pajak adalah sebesar 66,62% dari
target yang ditentukan.
Pada tahun 2017 realisasi penerimaan pajak restoran
mengalami kenaikan juga dari tahun sebelumnya. Realisasi
penerimaan pajak restoran pada tahun 2017 adalah sebesar Rp.
140.867.931.059. Sedangkan target penerimaan pajak restoran pada
tahun 2017 adalah sebesar Rp. 140.000.000.000. Dari hasil tersebut
menunjukan bahwa realisasi penerimaan pajak restoran pada tahun
2017 sudah mencapai target bahkan melebihi target yang telah
ditentukan dengan prosentase sebesar 100,62%. Di tahun 2018
realisasi penerimaan pajak restoran makin mengalami kenaikan
yang tinggi dengan prosentase sebesar 106,59% dari target yang
telah ditentukan. Realisasi penerimaan pajak restoran pada tahun
2018 adalah sebesar Rp. 166.283.463.199 dengan target
penerimaan sebesar Rp. 156.000.000.000.
Pada tahun 2019 prosentase penerimaan pajak restoran
sangat tinggi dari tahun-tahun sebelumnya. Ini disebabkan karena
adanya kenaikan target penerimaan pajak restoran. Realisasi
penerimaan pajak restoran tahun 2019 sebesar Rp. 210.528.402.002
dengan target sebesar Rp. 185.000.000.000. Dengan begitu
29

menunjukan bahwa pencapaian penerimaan pajak restoran melebihi


target yang telah ditentukan dengan prosentase sebesar 113,08%.

3.4 Pembahasan
Sebagaimana telah dikemukakan dalam uraian bab pendahuluan
bahwa Rumusan Masalah penelitian ini ialah : “Bagaimana Efektivitas
pajak restoran dalam upaya meningkatkan Pendapatan Asli Daerah di Kota
Makassar?”
Untuk maksud tersebut maka dilakukan penelitian ini pada Kantor
Badan Pendapatan Daerah Kota Makassar.
3.4.1 Efektivitas Pajak Restoran Kota Makassar Tahun 2015-2019
Efektivitas peneriman Pajak Restoran Kota Makassar tahun
2015-2019, sebagai berikut :
Tabel 3.4 Data Efektivitas peneriman Pajak Restoran Kota
Makassar tahun 2015-2019.
Tahun Target Realisasi Tingkat
Penerimaan Pajak Penerimaan Pajak Efektivitas
Restoran (Rupiah) Restoran (Rupiah) (%)

2015 98.788.870.608 92.279.737.686 93,41

2016 171.138.613.000 114.006.791.465 66,62

2017 140.000.000.000 140.867.931.059 100,61

2018 156.000.000.000 166.283.463.199 106,59

2019 185.000.000.000 210.528.402.002 113,79

Nilai 150.185.496.722 144.793.265.082 96,21


Rata-rata
Sumber : Data diolah, Tahun 2020.
30

Tingkat efektivitas dihitung dengan membandingkan antara


realisasi penerimaan pajak restoran Kota Makassar dengan target
anggaran yang telah ditentukan oleh Badan Pendapatan Daerah
Kota Makassar pada periode tertentu. Tingkat efektivitas yang
dicapai dapat mencapai prosentase mendekati. Berdasarkan tabel di
atas dapat diketahui jumlah target penerimaan dan realisasi
penerimaan pajak restoran Kota Makassar tahun 2015-2019 dapat
digunakan untuk mengetahui tingkat efektivitas penerimaan pajak
restoran. Pada tahun 2015 tingkat efektivitas pajak restoran adalah
sebesar 93,41%. Dengan begitu besarnya tingkat efektivitas pajak
restoran pada tahun 2015 berada pada kriteria efektif. Pada tahun
2016 tingkat efektivitas pajak restoran mengalami penurunan dari
tahun sebelumnya. Tingkat efektivitas pajak restoran pada tahun
2016 hanya sebesar 66,62%, dan tingkat efektivitas pada tahun
2016 ini masih dalam kriteria kurang efektif.
Tingkat efektivitas pajak restoran pada tahun 2017
mengalami kenaikan dari tahun 2016 yang mengalami penurunan.
Pada tahun 2017 tingkat efektivitas pajak restoran adalah sebesar
100,61%, dan termasuk dalam kategori sangat efektif. Tahun 2018
tingkat efektivitas pajak restoran mengalami peningkatan
dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Tingkat efektivitas pajak
restoran pada tahun 2018 sebesar 106,59% dan masuk dalam
kriteria sangat efektif. Sedangkan pada tahun 2019 tingkat
efektivitas pajak restoran juga mengalami kenaikan sangat tinggi
dari tahun-tahun sebelumnya sebesar 113,79%. Pada tahun ini
realisasi penerimaan pajak restoran di Kota Makassar mengalami
peningkatan dari tahun sebelumnya. Dengan tingkat efektivitas
termasuk dalam kategori sangat efektif. Peningkatan ini
dikarenakan adanya peningkatan realisasi penerimaan pajak
restoran yang mengalami kenaikan.
31

3.4.2 Penerimaan Pajak Restoran Terhadap Pendapatan Asli


Daerah (PAD) Kota Makassar Tahun 2015-2019
Untuk mengetahui kontribusi pajak restoran terhadap PAD,
dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Memah, 2013: 57) :
Realisasi Penerimaan Pajak Restoran x 100 %
Realisasi Penerimaan PAD

Dibawah ini akan menggambarkan kriteria dalam menilai


kontribusi pajak Restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah, yaitu
sebagai berikut :
Tabel 3.5 Kriteria Kontribusi
Persentase Kriteria Kontribusi

0,00%-10% Sangat kurang

10,10%-20% Kurang

Sedang
20,10%-30%

30,10%-40% Cukup Baik

40,10%-50% Baik

Diatas 50% Sangat Baik

Sumber : Depdagri, Kepmendagri No.690.900.327, Tahun 2020.


Tujuan ini agar penulis dapat mengetahui berapa besar
kontribusi pajak restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota
Makassar. Sehingga dapat diketahui seberapa besar peran pajak
restoran menyumbang terhadap Pendapatan Asli Daerah.
32

Tabel 3.6 Data Kontribusi Pajak Restoran terhadap Pendapatan


Asli Daerah Kota Makassar Tahun Anggaran 2015-
2019
Tahun Realisasi Realisasi Kontribusi
Penerimaan Pajak Penerimaan PAD (%)
Restoran (Rupiah) (Rupiah)
2015 92.279.737.686 696.269.803.242 13,25

2016 114.006.791.465 879.579.142.506 12,96

2017 140.867.931.059 949.677.704.216 14,83

2018 166.283.463.199 947.371.868.404 17,55

2019 210.528.402.002 1.073.061.660.653 19,61

Nilai 144.793.265.082 909.192.035.804 15,64


Rata-rata
Sumber : Data diolah, Tahun 2020.
Di tahun 2015 kontribusi penerimaan pajak restoran
terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Makassar adalah sebesar
13,25% dari total realisasi Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp.
696.269.803.242. Dengan begitu kontribusi penerimaan pajak
restoran masuk dalam kategori kurang. Kontribusi penerimaan
pajak restoran pada tahun 2016 mengalami penurunan dari tahun
sebelumnya. Kontribusi penerimaan pajak restoran terhadap
Pendapatan Asli Daerah pada tahun 2016 adalah sebesar 12,96%
dari total realisasi PAD sebesar Rp. 879.579.142.506. Kontribusi
penerimaan pajak restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah
termasuk dalam kriteria kurang.
Di tahun 2017 total realisasi penerimaan Pendapatan Asli
Daerah Kota Makassar sebesar Rp. 949.677.704.216 dengan total
realisasi penerimaan pajak restoran sebesar Rp. 140.867.931.059.
Dari total realisasi penerimaan pajak restoran dengan realisasi
33

penerimaan Pendapatan Asli Daerah berarti tingkat kontribusi


pajak restoran pada tahun 2017 sebesar 14,83%. Tingkat
kontribusi pada tahun 2017 mengalami kenaikan dibandingkan
tahun 2016. Namun adanya peningkatan kontribusi tersebut masih
tergolong dalam kriteria kurang. Pada tahun 2018 realisasi
penerimaan pajak restoran mengalami peningkatan yang
signifikan diikuti dengan peningkatan realisasi penerimaan
Pendapatan Asli Daerah di Kota Makassar. Hal ini berdampak
pada besarnya kontribusi yang diberikan pajak restoran terhadap
penerimaan Pendapatan Asli Daerah.
Tahun sebelumnya kontribusi pajak restoran terhadap
Pendapatan Asli Daerah hanya sebesar 14,83% sedangkan pada
tahun 2018 tingkat kontribusi pajak restoran terhadap Pendapatan
Asli Daerah di Kota Makassar naik menjadi 17,55% dari total
realisasi Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp. 947.371.868.404.
Tingkat kontribusi pada tahun 2018 masih tergolong kriteria
kurang, namun setidaknya terjadi peningkatan pada realisasi
penerimaan ataupun tingkat kontribusi pajak restoran terhadap
Pendapatan Asli Daerah di Kota Makassar.
Tingkat kontribusi pajak restoran terhadap Pendapatan Asli
Daerah Kota Makassar pada tahun 2019 mengalami kenaikan
dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan ini disebabkan
adanya kenaikan realisasi penerimaan pajak restoran pada tahun
2019. Tingkat kontribusi penerimaan pajak restoran pada tahun
2019 adalah sebesar 19,61% dari total realisasi penerimaan PAD
berjumlah Rp. 1.073.061.660.653 dan dengan total realisasi
penerimaan pajak restoran sebesar Rp. 210.528.402.002.
Meskipun terjadi kenaikan selama 3 tahun berturut-turut
dan peningkatan realisasi penerimaan pajak restoran di Kota
Makassar sangat signifikan tetapi tingkat kontribusi penerimaan
pajak restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah masih tergolong
34

kurang. Walaupun pajak restoran memberikan kontribusi yang


kurang namun disisi lain kontribusi pajak restoran dapat
mempengaruhi jumlah Pendapatan Asli Daearah yang diperoleh.
Pemerintah Kota Makassar diharuskan bisa lebih banyak
menggali potensi pajak restoran secara maksimal, agar
kedepannya penerimaan pajak restoran lebih baik dari
sebelumnya serta bisa lebih banyak berkontibusi untuk
Pendapatan Asli Daerah.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik
kesimpulan bahwa:
1. Tingkat efektivitas penerimaan pajak restoran pada periode 2015-2019
berturut-turut adalah 93,41%, 66,62%, 100,61%, 106,59% dan 113,79%
dengan rata-rata efektivitas penerimaan pajak restoran periode 2015-
2019 sebesar 96,208%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
pada tahun 2015-2019 Pemerintah Kota Makassar mampu
melaksanakan dan meningkatkan kinerja keuangan dalam penerimaan
Pendapatan Asli Daerah secara efektif. Meskipun pada tahun 2016
kurang efektif, namun pada tahun selanjutnya yaitu tahun 2017, 2018
dan 2019 meningkat menjadi sangat efektif.
2. Kontribusi pajak restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota
Makassar pada tahun 2015-2019 berturut-turut sebesar 13,25%,
12,96%, 14,83%, 17,55%, dan 19,61% dengan rata-rata sebesar
15,64%. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa penerimaan pajak
restoran memberikan kontribusi yang kurang terhadap Pendapatan Asli
Daerah. Namun dapat mempengaruhi jumlah Penerimaan Pendapatan
Asli Daerah di Kota Makassar dalam kurun waktu 5 tahun. Dan ini
berarti bahwa pemerintah Kota Makassar harus lebih banyak menggali
potensi pajak restoran secara maksimal.

4.2 Saran
Melihat dari efektivitas dan kontribusi Pajak Restoran terhadap
Pendapatan Asli Daerah dapat menunjukan bahwa tingkat efektivitas Pajak
Restoran cukup tinggi namun kontribusi Pajak Restoran terhadap
Pendapatan Asli Daerah masih kurang.

35
36

1. Untuk itu diperlukan peran Pemerintah dan pihak-pihak terkait untuk


menggali kembali potensi yang cukup besar pada Pajak Restoran
sehingga penerimaan pajak dapat ditingkatkan lagi.
a. Untuk menertibkan para wajib pajak, Pemerintah Kota Makassar
harus konsisten dalam menerbitkan surat teguran dan surat paksa
kepada wajib pajak yang tidak atau terlambat membayar pajak.
b. Untuk meningkatkan kinerja pemerintah dalam upaya meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah, Pemerintah Daerah Kota Makassar harus
meningkatkan kedisiplinan para pegawai dalam melaksanakan tugas
di bidang keuangan daerah. Pemerintah Kota Makassar sudah
seharusnya melakukan pendataan ulang secara berkala terhadap
potensi pajak restoran di Kota Makassar untuk meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah.
2. Diharapkan pada peneliti selanjutnya lebih mengembangkan ruang
lingkup penelitian agar pegetahuan dan wawasan mengenai pajak daerah
Khususnya Pajak Restoran di Kota Makassar semakin meningkat lebih
baik untuk kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Gede Dewa I. Yudi awan Herman. Parsa Wayan I, dan Sarna Kadek.
2013. Kontribusi Pajak Restoran Dalam Meningkatkan Pendapatan
Asli Daerah Kabupaten Bangli. Atau bisa dilihat dalam Web
(https://ojs.und.ac.id/index.php/Kerthanegara/article/view/11895/820
6)

Halim, Abdul, 2001. Akuntansi Keuangan Daerah, Selemba Empat,


Jakarta.

Memah, EW, 2013. Efektivitas dan Kontribusi Penerimaan Pajak Hotel dan
Restoran terhadap PAD Kota Manado.

Peraturan Daerah Kota Makassar No.3 Tahun 2010 Tentang Pajak


Daerah Kota Makassar.

Peraturan Daerah Kota Makassar No.2 Tahun 2012 Tentang Perubahan


Atas Peraturan Daerah Kota Makassar No.3 Tahun 2010 Tentang
Pajak Daerah Kota Makassar.

Pusut Cindi Regina. Dan Tulusan femmy. 2015. Kebijakan Pemungutan


Pajak Restoran Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) Pada Dinas Pendapatan Kota Manado.

Pratama Putra Renaldo. Saifi Muhammad. ZA Zahro. 2016. Efektivitas


Penerimaan Pajak Restoran dalam Meningkatkan Pendapatan Asli
Daerah (PAD) (Studi pada Dinas Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Kediri).

Rima, 2012. Depdagri, Kepmendagri No. 690.900.327

Soemitro Rochmat. 1998. Dasar-dasar Hukum pajak dan pajak


Pendapatan. Rafika Aditama.

Soemahamidjaja Soeparman. 2008. Pajak Berdasarkan Azas Gotong-


royong. Jakarta. Erlangga.

Siahaan, Marihot P. 2016. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Edisi


Revisi. Jakarta. Rajawali Pers.

Titiani hardi Pramesti Patria. Susilo Heru. Saifi Muhammad. 2015.


Realisasi Pajak Restoran dan Kontribusinya terhadap Pendapatan
Pajak Daerah Kota Madiun (Studi tentang Peningkatan Realisasi
Pajak Restoran di Dinas Pendapatan Daerah Kota Madiun).

37
38

Undang-Undang Republik Indonesia No 28 Tahun 2007 Tentang


Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang No 6 Tahun 1983 Tentang
Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan.

Undang-undang Republik Indonesia No 28 Tahun 2009 Tentang Pajak


Daerah dan Retribusi Daerah.

Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 Tentang Perubahannya Atas


Undang-Undang no 34 Tahun 1997 Tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan


antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Wibowo Setyo Nur. 2014. Pengaruh Pajak Restoran Terhadap


Penerimaan PAD Pada Pemerintahan Daerah Kabupaten Rokan
Hulu.
39

LAMPIRAN-LAMPIRAN
DOKUMENTASI

A. Kantor Tampak Depan

B. Tampak Dalam

40
41

C. Aktivitas Penelitian
42

D. Surat Penelitian

You might also like