You are on page 1of 32

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA BAYI NY.

“T”
PATOLOGIS DENGAN BBLR DI RSU AURA SYIFA KABUPATEN
KEDIRI

Oleh:
RESTI YULIANTI
30719021

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN


FAKULTAS KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2021
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA BAYI NY. “T” BBL DENGAN
BBLR DI RSU AURA SYIFA KABUPATEN KEDIRI

TANGGAL PENGAMBILAN KASUS


10 MARET 2021

NAMA : RESTI YULIANTI


NIM : 30719021

Mengetahui,

Pembimbing Institusi Pembimbing Klinik

(Erna Rahmawati, SST., M.Kes) (Yunia Novitasari , Amd. Keb)


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan diluar rahim terjadi segera setelah kelahiran. Pada waktu kelahiran,
sejumlah adaptasi psikologis mulai terjadi pada tubuh bayi baru lahir, karena perubahan
dramatis ini, bayi memerlukan pemantauan ketat untuk menentukan bagaimana ia membuat
suatu transisi yang baik terhadap kehidupannya diluar uterus. Bayi baru lahir juga
membutuhkan perawatan yang dapat meningkatkan kesempatan menjalani masa transisi
dengan berhasil. Adaptasi neonatal (bayi baru lahir) merupakan proses penyesuaian
fungsional neonatus dari kehidupan di dalam uterus ke kehidupan di luar uterus (Rahardjo
dan Marmi, 2015).
Kemampuan adaptasi pada bayi baru lahir meliputi adaptasi dalam sikulasi
kardiopulmunal dan penyesuaian fisiologis lain untuk menggantikan fungsi plasenta dan
mempertahankan homeostatis. Kelahiran juga merupakan permulaan awal hubungan orang
tua/bayi dan, setelah ibu dan bayi dipastikan sehat, privasi orang tua untuk berbicara,
menyentuh, dan berkumpul berdua saja dengan bayinya merupakan hal penting (Fraser dan
Cooper, 2012). Penelitian menunjukkan bahwa 45% kematian bayi terjadi dalam periode
neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan, kurang baiknya penanganan bayi baru lahir
yang sehat akan menyebabkan kelainan-kelainan yang mengakibatkan cacat seumur hidup,
bahkan kematian. Pencegahan merupakan hal yang terbaik yang harus dilakukan dalam
penanganan neonatal sehingga neonatus sebagai organisme yang harus menyesuaikan diri
dari kehidupan intrauterin ke ekstrauterin dapat bertahan dengan baik karena periode
neonatal merupakan periode yang paling kritis dalam fase pertumbuhan dan perkembangan
bayi (Indrayani, 2013).
Berbagai upaya yang aman dan efektif untuk mencegah dan mengatasi penyebab
utama kematian bayi baru lahir (BBL) adalah pelayanan antenatal yang berkualitas asuhan
persalinan normal atau dasar pelayanan kesehatan neonatal oleh tenaga professional (Depkes
RI, 2013). Selain itu, dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian anak, United
Nations International Children’s Emergency Fund (UNICEF) dan WHO merekomendasikan
sebaiknya anak disusui hanya air susu ibu (ASI) selama paling sedikit enam bulan (Survei
Demografi dan kesehatan Indonesia, 2012)
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengembangkan pola pikir ilmiah dalam melaksanakan
asuhan kebidanan dan agar mahasiswa dapat secara nyata dalam memberikan asuhan
kebidanan pada bayi baru lahir dengan pendekatan 7 langkah varney.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian bayi baru lahir patologis pada bayi Ny. “T” usia 2 hari dengan
bblr dan premature.
b. Menyusun diagnosa kebidanan sesuai dengan prioritas bayi baru lahir patologis pada
bayi Ny. “T” usia 2 hari dengan bblr dan premature.
c. Merencanakan asuhan kebidanan bayi baru lahir patologis pada bayi Ny. “T” usia 2
hari dengan bblr dan premature.
d. Melaksanakan asuhan kebidanan bayi baru lahir patologis pada bayi Ny. “T” usia 2
hari dengan bblr dan premature.
e. Melakukan evaluasi asuhan kebidanan bayi baru normal fisiologis yang telah
dilakukan pada patologis pada bayi Ny. “T” usia 2 hari dengan bblr dan premature
dengan bblr dan premature.
f. Mendokumentasikan asuhan kebidanan bayi baru lahir normal yang telah dilakukan
pada patologis pada bayi Ny. “T” usia 2 hari dengan bblr dan premature dengan bblr
dan premature.
C. Teknik Pengumpulan Data
1. Studi kepustakaan
Dengan mempelajari dan mencari sumber referensi dari buku dan jurnal yang
terkait dengan masalah yang ditulis. Dengan adanya banyak referensi dari buku dan
jurnal tersebut maka akan didapatkan data dasar yang bersifat ilmiah dan teoritis.
2. Studi dokumentasi
Dengan melihat dan mempelajari kasus dari buku rekam medis di PMB.
3. Observasi
Dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap bayi tentang keadaan
dan perkembangan kondisi bayi secara menyeluruh dengan inspeksi, palpasi,
auskultasi, dan perkusi.
4. Wawancara
Melakukan komunikasi yang dilakukan secara langsung bisa dengan sesi tanya
jawab kepada orang tua atau keluarga terdekat bayi tentang hal – hal yang
berhubungan dengan kondisi kesehatan bayi. Tujuannya yaitu untuk memperoleh data
secara langsung dari orang tua atau keluarga terdekat dan untuk mendapatkan rencana
penanganan masalah yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan bayi.
D. Sistematika penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Menguraikan tentang latar belakang, tujuan, teknik pengumpulan data, dan
sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Menguraikan konsep dasar tentang bayi bayi lahir normal dan manajemen
kebidanan pada bayi baru lahir.
BAB III : TINJAUAN KASUS
Berisi tentang pengkajian, interpretasi data, intervensi, implementasi, dan
evaluasi.
BAB IV : PEMBAHASAN
Berisi tentang kesenjangan antara teori dengan kasus yang ada di
lapangan.
BAB V : PENUTUP
Kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir Normal
1. Pengertian Bayi Baru Lahir Normal
Bayi baru lahir (BBL) normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37- 42 minggu
atau 294 hari dan berat badan lahir 2450 gram sampai dengan 4000 gram, bayi baru lahir
(newborn atau neonatus) adalah bayi yang baru di lahirkan sampai dengan usia empat
minggu (Wahyuni, 2012).
2. Ciri – Ciri Bayi Normal
Menurut Saleha (2012), bayi baru lahir normal memiliki ciri – ciri sebagai berikut :
a. Berat badan 2450 - 4000 gram.
b. Panjang badan lahir 48 - 45 cm.
c. Lingkar dada 30 - 38 cm.
d. Lingkar kepala 30 - 35 cm.
e. Bunyi jantung dalam menit-menit pertama kira-kira 180×/menit, kemudian menurun
sampai 120-140×/menit.
f. Pernafasan pada menit-menit pertama kira-kira 80x/menit, kemudian menurun
setelah tenang kira-kira 40 x/menit.
g. Kulit kemerah merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup terbentuk
dan diliputi vernix caseosa, kuku panjang.
h. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna.
i. Genitalia : labia mayora sudah menutupi labia minora (pada perempuan), Testis
sudah turun (pada laki-laki).
j. Refleks isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
k. Refleks moro sudah baik : bayi bila dikagetkan akan memperlihatkan gerakan
seperti memeluk.
l. Refleks grasping sudah baik : apabila diletakkan suatu benda diatas telapak tangan,
bayi akan menggengam / adanya gerakan refleks.
m. Refleks rooting/mencari puting susu dengan rangsangan tektil pada pipi dan daerah
mulut Sudah terbentuk dengan baik.
n. Eliminasi baik : urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama,mekonium
berwarna hitam kecoklatan (Saleha, 2012).
3. Adaptasi Fisiologis
Adaptasi fisiologi pada neonatus perlu diketahui dengan lebih baik oleh tenaga
kesehatan.Saat lahir, bayi harus beradaptasi dengan keadaan yang sangat bergantung
sampai menjadi mandiri. Banyak perubahan yang dialami oleh bayi yang semula berada
dalam lingkungan rahim ke lingkungan luar rahim. Kemampuan adaptasi fisiologi bayi
baru lahir disebut juga homeostasis. Homeostasis neonatus ditentukan oleh keseimbangan
antara maturitas dan status gizi (Tando, 2016). Adaptasi di luar uterus yang terjadi secara
cepat yaitu :
a. Adaptasi sistem pernapasan
Sistem pernapasan adalah sistem yang paling tertentang ketika terjadi perubahan
dari lingkungan di dalam uteri maupun di luar uteri.
b. Adaptasi sistem sirkulasi
Aliran darah dari plasenta berhenti pada saat tali pusat diklem. Tindakan ini
meniadakan suplai oksigen plasenta dan menyebabkan terjadinya reaksi dalam paru
sebagai respons terhadap tarikan napas pertama.
c. Adaptasi suhu
Neonatus memiliki kecenderungan cepat stress karena perubahan lingkungan dan
bayi harus beradaptasi dengan suhu lingkungan yang cenderung dingin di luar
(Tando, 2016).
4. Kebutuhan BBL
Kebutuhan BBL menurut Wahyuni (2011) dibagi menjadi beberapa hal,yakni :
a. Kebutuhan Nutrisi
ASI merupakan makanan yang terbaik bagi bayi. ASI diketahui mengandung zat
gizi yang paling banyak sesuai kualitas dan kuantitasnya untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi. Menyusui secara dini antara lain, bayi harus disusui sesegera
mungkin setelah lahir (terutama dalam 1 jam pertama) dan dilanjutkan selama 6
bulan pertama kehidupan, colostrum harus diberikan, tidak boleh dibuang karena
untuk menambah kekebalan tubuh bayi, dan bayi harus disusui kapan saja ia mau
(on demand), siang atau malam yang akan merangsang payudara memproduksi ASI
secara adekuat.
b. Kebutuhan Eliminasi
Bayi BAK sebanyak minimal 6 kali sehari.Semakin banyak cairan yang masuk
maka semakin sering bayi miksi. Defekasi pertama berwarna hijau kehitaman. Pada
hari ke 3–5 kotoran berubah warna menjadi kuning kecokelatan. 4–6 hari kotoran
bayi yang biasanya minum susu biasanya cair. Bayi yang mendapat ASI kotorannya
kuning dan agak cair dan berbiji. Bayi yang minum susu botol, kotorannya cokelat
muda, lebih padat dan berbau.
c. Kebutuhan Istirahat
Dalam dua minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya sering tidur, Neonatus
sampai usia 3 bulan rata–rata tidur sekitar 16 jam sehari. Sediakan selimut dan
ruangan yang hangat pastikan bayi tidak terlalu panas atau terlalu dingin. Jumlah
total tidur bayi akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia bayi
5. Tanda – Tanda Bahaya Pada Bayi Baru Lahir
a. BBL/Neonatus tidak mau menyusu
b. Bergerak hanya jika dirangsang
c. Frekuensi napas < 30 kali permenit/ > 60 kali permenit
d. Suhu tubuh < 35,30C dan > 37,45C
e. Riwayat kejang
f. Merintih
g. Keluar nanah pada bagian mata
h. Tali pusat kemerahan, berbau busuk dan bengkak
i. Mata cekung dan cubitan kulit perut kembali sangat lambat
j. Kulit kuning atau tinja berwarna pucat
k. Berat badan menurut umur rendah
(Maryunani, 2014).
6. Mencegah Kehilangan Panas
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah kehilangan panas dari tubuh bayi adalah
Keringkan bayi secara seksama, Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering
dan hangat, Tutup bagian kepala bayi, Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui
bayinya, menimbang bayi dengan menggunakan alas kain yang kering dan bersih, tunda
memandikan bayi baru lahir hingga 6 jam setelah lahir, jika usia bayi sudah berusia lebih
dari 6 jam sudah bisa dimandikan, suhu yang digunakan yakni suhu hangat kuku.
B. Konsep BBLR
1.PENDAHULUAN
Bayi berat lahir rendah ialah bayi baru lahir dengan berat badan lahirnya pada saat
kelahiran kurang dari 2500 gram, dimana morbiditas dan mortalitas neonatus tidak hanya
bergantung pada berat badannya tetapi juga pada tingkat kematangan (maturitas) bayi
tersebut. Angka kejadian bayi berat lahir rendah di Rumah Sakit Dr. Cipto
Mangunkusumo pada tahun 1986 adalah 24%, angka kematian perinatal di rumah sakit
dan tahun yang sama adalah 70%, dan 73% dari seluruh kematian disebabkan oleh bayi
berat lahir rendah. Sedangkan frekuensi kejadian bayi yang lahir kurang dari masa gestasi
37 minggu (menurut U.S. Collaborative Perinatal Study) adalah 10,2% untuk kulit putih
dan 21,4% untuk kulit berwarna. Kira-kira 1/3-1/2 bayi berat lahir rendah mempunyai
masa gestasi 37 minggu atau lebih. Kejadian bayi dengan berat lahir kurang dari 2500
gram bervariasi antara 6-16%. Angka kejadian bayi berat lahir rendah di negara
berkembang lebih tinggi dibandingkan negara maju, dikarenakan keadaan sosial ekonomi
yang rendah, dimana para ibu yang hamil menderita kekurangan gizi, anemia, dan
komplikasi kehamilan. Selain itu dari segi sarana peralatan, tenaga ahli, dan dana yang
tidak memadai untuk antenatal care.
2.Klasifikasi Berat Bayi Lahir Rendah
Bayi dengan berat lahir rendah sering diklasifikasikan berdasarkan :
1. Berat badan lahir
a. Bayi berat lahir amat sangat rendah (BBLASR), dengan berat lahir <1000 gram.
b. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR), dengan berat lahir 1001-1500 gram.
c. Bayi berat lahir rendah (BBLR), dengan berat badan 1501-2499 gram .
2. Usia kehamilan
a. Bayi prematur adalah bayi yang lahir dengan usia kehamilan belum mencapai 38
minggu.
b. Bayi cukup bulan adalah bayi yang lahir dengan usia kehamilan 38-42 minggu.
c. Bayi lebih bulan adalah bayi yang lahir dengan usia kehamilan lebih dari
42 minggu.
3. Usia kehamilan dan berat badan lahir
a. Masa kehamilan kurang dari 38 minggu dengan berat yang sesuai dengan berat badan
untuk usia kehamilan (sesuai untuk masa kehamilan=SMK), dimana masa kehamilan
dihitung mulai hari pertama haid terakhir dari haid yang teratur.
b. Bayi yang beratnya kurang dari berat semestinya menurut masa kehamilannya (kecil
untuk masa kehamilan=KMK)
Untuk mendapatkan keseragaman, maka pada kongres Ëuropean perinatal Medicine” ke
II di London (1970) telah diusulkan definisi sebagai berikut:
- bayi kurang bulan ialah bayi dengan masa kehamilan mulai dari 37 minggu
- bayi cukup bulan ialah bayi dengan masa kehamilan mulai 37 minggu sampai
dengan 42 minggu
- bayi lebih bulan ialah bayi dengan masa kehamilan lebih dari 42 minggu.
Dari pengertian diatas, bayi BBLR dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
1. prematuritas murni
masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan berat badan
pada masa gestasi tersebut, atau biasa disebut dengan neonatus kurang bulan-sesuai
dengan masa kehamilan (NKB-SMK)
2. Dismaturitas
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya pada masa gestasi.
Berarti bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterine dan merupakan bayi yang
kecil untuk masa kehamilannya ( KMK)
3. DIAGNOSIS
Menegakkan diagnosis BBLR adalah dengan mengukur berat lahir bayi dalam
jangka waktu 1 jam setelah lahir, dapat diketahui dengan dilakukan anamesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
A. Anamnesis
Riwayat yang perlu ditanyakan pada ibu dalam anamesis untuk menegakkan mencari
etiologi dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya BBLR (3):
1. Umur ibu
2. Riwayat hari pertama haid terakir
3. Riwayat persalinan sebelumnya
4. Paritas, jarak kelahiran sebelumnya
5. Kenaikan berat badan selama hamil
6. Aktivitas
7. Penyakit yang diderita selama hamil
8. Obat-obatan yang diminum selama hamil
B. Pemeriksaan Fisik.
C. Yang dapat dijumpai saat pemeriksaan fisik pada bayi BBLR antara lain3:
1. Berat badan > 2500 gram
2. Tanda-tanda prematuritas (pada bayi kurang bulan)
3. Tanda bayi cukup bulan atau lebih bulan (bila bayi kecil untuk masa
kehamilan).
4. PENATALAKSANAAN
Bayi berat bayi lahir rendah biasanya tampak haus dan harus diberikan makanan
dini (early feeding), hal ini sangat penting untuk menghindari terjadinya hipoglikemia,
kadar gula darah harus diperiksa setiap 8-12 jam.
Frekuensi pernafasan terutama dalam 24 jam pertama harus selalu diawasi untuk
mengetahui adanya sindrom aspirasi mekonium atau sindrom gangguan pernafasan
idiopatik, sebaiknya setiap jam dihitung frekuensi pernafasan lahir dan bila frekuensi
lebih dari 60 x/menit dibuat foto thoraks.
Pencegahan terhadap infeksi sangat penting, karena bayi sangat rentan terhadap infeksi,
yaitu karena pemindahan IgG dari ibu ke janin terganggu.
Temperatur harus diperbaiki, jangan sampai kedinginan karena mudah terjadi
hipotermik, hal ini disebabkan oleh karena luas permukaan tubuh bayi relatif lebih besar
dan jaringan lemak subkutan kurang.
Mengingat belum sempurnanya kerja alat-alat tubuh yang perlu untuk pertumbuhan,
perkembangan, dan penyesuaian diri dengan lingkungan hidup di luar uterus maka perlu
diperhatikan pengaturan suhu lingkungan, pemberian makanan dan bila perlu pemberian
oksigen, mencegah infeksi serta mencegah kekurangan vitamin dan zat besi.
a. Pengaturan Suhu
Untuk mencegah hipotermi, diusahakan lingkungan yang cukup hangat untuk bayi, bila
dirawat dalam inkubator, maka suhunya unuk bayi dengan berat badan kurang dari 2000
gram adalah 35 °C dan untuk bayi dengan berat badan 2000-2500 gram adalah 34 °C,
agar bayi dapat mempertahankan suhu tubuh sekitar 37 °C. Kelembaban inkubator
berkisar antara 50-60%. Saat ini telah digunakan inkubator yang dilengkapi dengan alat
temperatur sensor, yang ditempelkan pada kulit bayi.
Kelembaban yang tinggi diperlukan pada bayi dengan sindroma gangguan pernafasan,
suhu inkubator dapat diturunkan 1 °C per minggu untuk bayi dengan berat badan 2000
gram dan secara berangsur-angsur ia dapat diletakkan di dalam tempat tidur bayi dengan
suhu lingkungan 27 °C - 29 °C.
Bila inkubator tidak ada, pemanasan dilakukan dengan membungkus bayi dan
meletakkan botol hangat di sekitarnya atau dengan memasang lampu pijar atau
petromaks di dekat tempat tidur bayi. Cara lain untuk mempertahankan suhu tubuh bayi
sekitar 36,5°C-37,5°C adalah dengan memakai alat perspexheat shield yang diselimuti
pada bayi di dalam inkubator, alat ini berguna untuk mengurangi kehilangan panas
karena radiasi.
b. Nutrisi Enteral
Pada bayi prematur reflek isap, telan dan batuk belum sempurna, kapasitas lambung
masih sedikit, daya enzim pencernaan terutama lipase masih kurang, disamping itu
kebutuhan protein 3-5 g/hari dan tinggi kalori (110 kal/kg/hari) agar berat badan
bertambah baik.
Pemberian nutrisi enteral dimulai pada bayi dengan berat lebih dari 1500 gram, dan masa
gestasi lebih dari 32 minggu serta tidak terdapat distres dimulai saat berumur 2-4 jam
agar bayi tidak menderita hipoglikemia dan hiperbilirubinemia. Pada bayi lebih kecil,
walaupun tidak distress, jangan diberikan nutrisi enteral selama 12-24 jam pertama, lebih
baik diberikan infus larutan glukosa 5-10 % sejak lahir dan diobservasi, bila keadaan
bayi stabil maka pemberian nutrisi enteral dapat dimulai. Syarat lain untuk memulai
nutrisi enteral adalah keluarnya mekonium, yang menunjukkan adanya kontinuitas dan
motilitas traktus gastrointestinal.
Masalah yang sering menghambat pemberian nutrisi enteral adalah sindrom distress
pernafasan, sindrom aspirasi, pneumonia, apnea karena prematuritas dan gagal jantung
akibat duktus arteriosus paten
Sebelum pemberian minum pertama harus dilakukan pengisapan cairan lambung, hal ini
perlu untuk mengetahui ada tidaknya atresia esofagus dan mencegah muntah. Pada
umumnya bayi dengan berat lahir 2000 gram atau lebih dapat menyusu pada ibunya,
bayi dengan berat kurang dari 1500 gram kurang mampu mengisap air susu ibu atau susu
botol, terutama pada hari-hari pertama, dalam hal ini bayi diberi minum melalui sonde
lambung (orogastric-intubation).
Sesudah 5 hari bayi dicoba menyusu pada anaknya, bila daya isap cukup baik, maka
pemberian air susu ibu diteruskan. Adakalanya daya isap bayi kecil ini lebih baik dengan
dot dibandingkan dengan puting susu ibu, pada keadaan ini air susu ibu dipompa dan
diberikan melalui botol, cara pemberian melalui susu botol adalah dengan frekuansi
pemberian yang lebih sering dalam jumlah susu yang sedikit. Frekuensi pemberian
minum makin berkurang dengan bertambahnya berat bayi, jumlah cairan yang diberikan
pertama kali adalah 1-5 ml/jam dan jumlahnya dapat ditambah sedikit demi sedikit setiap
12 jam. Penambahan susu tersebut tergantung dari jumlah susu yang tertinggal pada
pemberian minum sebelumnya, untuk mencegah regurgitas (muntah) atau distensi
abdomen. Banyaknya cairan yang diberikan adalah 60 ml/kg/hari, dan setiap hari
dinaikkan sampai 200 ml/kg/hari pada akhir minggu kedua.
Bila air susu ibu tidak ada, susunya dapat diganti dengan susu buatan yang mengandung
lemak yang mudah dicerna bayi (middle chain triglycerides) dan mengandung 20 kalori
per 30 ml air atu sekurang-kurangnya bayi mendapat 110 kal/kg berat badan perhari.
Kadang-kadang diperlukan pemberian makanan melalui kateter (polietilen) yang dapat
tinggal di lambung selama 4-5 hari tanpa iritasi, kateter no. 8 untuk bayi kurang dari
1500 gram dan no.10 untuk bayi asam amino, elektrolit dan vitamin untuk
mempertahankan pertumbuhan pada bayi BBLR.
Tujuan dari pemberian nutrisi parenteral adalah memasukkan kalori nonprotein yang
cukup, sehingga memungkinkan bayi menggunakan sebagian terbesar proteinnya untuk
pertumbuhan. Infus harus mengandung asam amino sintetik 2,5-3 g/dL dan glukosa
hipertonik pada kisaran antara 10-25 g/dL sebagai tambahan disamping kuantitas
elektrolit, mineral, dan vitamin yang cukup.
C. Konsep Dasar Manajemen Kebidanan
Manajemen kebidanan adalah suatu pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam
memecahkan masalah secara sistematis, mulai dari pengkajian data, interpretasi data,
identifikasi diagnosa dan masalah potensial, identifikasi kebutuhan segera, intervensi,
implementasi, dan evaluasi. Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi peran dan kegiatan
yang menjadi tanggung jawab bidan dalam memberikan pelayanan kepada klien yang
memiliki kebutuhan atau masalah di bidang kesehatan ibu dan anak meliputi masa
kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, neonates, keluarga berencana, serta kesehatan
reproduksi (Yuliani, 2017).
1. Pengkajian
Pengkajian adalah pengumpulan data dasar untuk mengevaluasi keadaan pasien,
data ini termasuk riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik. Data yang dikumpulkan
meliputi data subjektif dan objektif serta data penunjang.
2. Interpretasi data dasar
Mengidentifikasi diagnosa kebidanan dan masalah interpretasi yang benar atas data
yang telah dikumpulkan, dalam langkah ini data yang telah di interpretasikan menjadi
diagnosa kebidanan dan masalah. Keduanya digunakan karena beberapa masalah tidak
dapat diselesaikan seperti diagnosa tetapi membutuhkan penanganan yang dituangkan
dalam asuhan terhadap pasien.
3. Diagnosa potensial
Mengidentifikasikan masalah atau diagnosa potensial yang mungkin akan terjadi
langkah ini memberikan antisipasi bila kemungkinan dilakukan pencegahan sambil
mengamati.
4. Antisipasi masalah dan rencana tindakan
Dalam rumusan ini termasuk tindakan segera yang dilakukan secara mandiri, secara
kolaborasi atau bersifat rujukan.
5. Intervensi
Pada langkah ini direncanakan yang untuk dilakukan oleh langkah sebelumnya,
langkah ini merupakan kebijakan terhadap diagnosa atau masalah yang telah
diidentifikasikan serta antisipasi.
6. Implementasi
Rencana asuhan yang menyeluruh dilaksanakan dengan efisien dan aman. Pelaksaan
atau implementasi ini dapat sepenuhnya dilakukan oleh bidan atau sebagian lagi oleh
tenaga kesehatan lain atau klien dan keluarga. Jika bidan tidak melakukannya sendiri,
bidan tetap bertanggung jawab penuh untuk mengarahkan pelaksanaan dan memastikan
langkah – langkah tersebut benar – benar terlaksana. Implementasi mengacu pada
intervensi.
7. Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang diberikan. Ada
kemungkinan sebagian rencana lebih efektif, sebagian yang lain belum efektif.
Manajemen asuhan kebidanan merupakan hasil pola pikir bidan yang
berkesinambungan, sehingga jika ada proses manajemen yang kurang efektif atau tidak
efektif, proses manajemen dapat diulang lagi dari awal. Evaluasi mengacu pada
implementasi dan kriteria hasil (Yuliani, 2017).
BAB III

TINJAUAN KASUS

Nama Mahasiswa : Resti Yulianti

NIM : 3071021

Tempat Praktek : RSU Aura Syifa

Tanggal / Jam Pengkajian : 10 Maret 2022 / 13.40 WIB

I. PENGKAJIAN
A. DATA SUBYEKTIF
1. Biodata
a. Bayi
Nama Bayi : Bayi Ny. “O”
Umur : 0 hari
Agama : Islam
Ruangan : Neonatus
Tanggal MRS : 10 Maret 2022
Tanggal KRS :
Dx Medis : BBLR
Tanggal / Jam Lahir : 10 Maret 2022 / pukul 08.44WIB
Jenis Kelamin : Laki – laki
b. Ibu
Nama : Ny. “O”
Umur : 33 Tahun
Suku / Bangsa : Jawa / WNI
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Penghasilan :-
Alamat Kantor :-
Alamat Rumah : Joho Ngasem Kediri
c. Bapak
Nama : Tn.”K”
Umur : 28 Tahun
Suku / Bangsa : Jawa / WNI
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Penghasilan : 2.000.000 /bln
Alamat Kantor : Kediri
Alamat Rumah : Joho Ngasem Kediri

2. Anamnesa
Sumber informasi : ( √ ) Keluarga ( ) Lain – lain
Keluhan utama : Tidak ada
Riw. Penyakit sekarang : Tidak ada
Jenis persalinan : Normal
APGAR SCORE : 1 Menit Menangis Kuat (skor 7 – 9) 5 Menit skor
10
Berat badan : 2240 Gram
Panjang badan : 45 Cm
Usia kehamilan : 32 Minggu
Ketuban :
( ) Pecah Dini Jam : 02.30 WIB Warna : Jernih
( √ ) Tidak Pecah Dini
( ) Lain – lain

Riwayat kehamilan dan kelahiran :


ANTENATAL :
( √ ) Dokter ( √ ) Bidan ( √ ) Puskesmas
( ) Rumah sakit ( ) Lain – lain
Berapa kali :11 x
Tempat kelahiran
( ) Dokter ( ) Bidan ( √ ) Puskesmas
( ) Rumah sakit ( ) Lain – lain
NATAL : Bayi lahir spontan, tgl 23/11/2021pukul 08.44WIB. Jenis
kelamin Laki-laki, BB : 2240 Kg, TB : 45 cm, menangis kuat, kulit
kemerahan, reflek aktif
POST NATAL : Reflek bayi normal, TTV normal (N: 100x/mnt, RR:
45x/mnt, S: 36,45C) Bayi sudah diberikan salep mata, suntik Vit.K.
Imunisasi : Hb-0 (10 Maret 2022)
Riwayat kesehatan keluarga (contreng di kolom yang sesuai)

YA TIDAK YA TIDAK SEBUTKAN

DM √ HIPERTENSI √ Lain

lain

TBC √ HEPATITIS √

B. DATA SUBYEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : cukup / baik / lemah
Suhu : suhu axilar 36,5 0C
Nadi : 100 x/menit
Pernapasan : 45 x/menit
Berat badan : 2240 gram
Panjang badan : 45 cm
Lingkar kepala : 30 cm
Lingkar lengan : 11 cm
Lingkar perut : Tidak Dikaji
Lingkar dada : 34 cm
b. Kesadaran
( √ ) Gerak aktif ( √ ) Menangis kuat ( ) Lethargi ( ) Merintih
( ) Coma ( ) Lain – lain
c. Kepala
I. Rambut
Tipis : Ya / Tidak Kering : Ya / Tidak
Kotor : Ya / Tidak Jarang : Ya / Tidak
II. Mata
Konjungtiva anemis : Ya / Tidak
Konjungtiva merah : Ya / Tidak
Sklera icterus : Ya / Tidak
Lain – lain : Ya / Tidak
III. Wajah
Icterus : Ya / Tidak Grimace : Ya / Tidak
Pucat : Ya / Tidak Cyanosis : Ya / Tidak
IV. Telinga
Simetris : Ya / Tidak Radang : Ya / Tidak
Sekret : Ada / Tidak Perdarahan : Ya / Tidak
Tulang rawan : + Lain – lain : Tidak ada
V. Hidung
Pernapasan cuping hidung : Ya / Tidak
Lain – lain : Tidak ada
VI. Mulut
Bibir kering : Ya / Tidak Trismus : Ya / Tidak
Lidah kotor : Ya / Tidak Lain – lain : Tidak Ada
VII. Leher
Pembesaran vena : Ada / Tidak
Kaku kuduk : Ada / Tidak
d. Thorak
Gerak nafas : Relaksasi otot dada : Normal / Tidak
Bentuk : ( √ ) Normal chest ( ) Barel chest
Irama nafas : ( √ ) Reguler ( ) Irreguler ( ) Stidor
Payudara : Ronchi : Ada / Tidak Whezing : Ada / Tidak
Jantung : ( √ ) Reguler ( ) Irreguler
( ) Murmur ( ) Irama galop
e. Abdomen
Inspeksi : Bentuk : Buncit / Tegang / Normal
Acites : Ada / Tidak
Tali pusar : Kering, Belum terputus
Palpasi : Massa : Ada / Tidak
Felacit : Ada / Tidak
Distensi : Ada / Tidak
Pembesaran hepar : Ada / Tidak
Perkusi : ( ) Thyampany ( ) Hypertimpany
( ) Dulnes ( ) Lain – lain
Perkusi : Peristaltik usus 6 x/menit
f. Genetalia
Labia : Oedema : Ya / Tidak
Perdarahan : Ya / Tidak
Labia mayor menutup labia minor / Tidak
Scrotum : Oedema : Ya / Tidak
Sudah turun / Belum
g. Anus
Berlubang : Ya/ Tidak
Perdarahan : Ya / Tidak
Lain – lain : Tidak Ada
h. Ekstremitas
Atas : Polidactili : Ya / Tidak
Syndactili : Ya / Tidak
Gerak aktif : Ya / Tidak
Fraktur : Ya / Tidak
Bawah : Polidactili : Ya / Tidak
Syndactili : Ya / Tidak
CTEV : Ya / Tidak
Genovalgus : Ya / Tidak
i. Neurologi

YA TIDAK YA TIDAK

Kaku kuduk √ Kejang √

Muntah √ Panas √

j. Reflek Bayi
Moro reflek : Ya / Tidak
Rooting reflek : Ya / Tidak
Sucking reflek : Ya / Tidak
Babynski reflek : Ya / Tidak
Grappe reflek : Ya / Tidak
Swallowwing reflek : Ya / Tidak
k. Pemeriksaan Penunjang
Laborat : Tidak dilakukan pengkajian
Foto : Tidak dilakukan pengkajian
Lain – lain : Tidak dilakukan pengkajian

II. INTERPRETASI DATA DASAR (10 Maret 2022, Pukul 13.45 WIB)

Data Dasar Diagnosa

Ds : Bayi Ny. “T” BBLR Patologis


 Ibu mengatakan bayi belum memiliki Premature Usia 1 hari
nama
 Ibu mengatakan tidak ada keluhan
pada bayinya
 Ibu mengatakan bayinya menyusu kuat
 Ibu mengatakan bayinya lahir 1 jam
yang lalu (10 Maret 2022 pukul
08.44WIB)
Do :
 Suhu : 36,5 0C
 Nadi : 100x/menit
 Pernapasan : 45 x/menit
 Berat badan : 2240 gram
 Panjang badan : 45 cm
 Lingkar kepala : 30 cm
 Lingkar lengan : 11 cm
 Lingkar perut :Tidak dikaji
 Lingkar dada : 34 cm
 Mata :
Konjungtiva anemis :tidak ada
Konjungtiva merah :tidak ada
Sklera icterus :tidak ada
 Wajah
Tidak Icterus, Tidak Pucat
 Telinga : tulang rawan sudah
terbentuk, tidak ada perdarahan
 Hidung : Tidak ada pernafasan
cuping hidung
 Dada : Normal chest, tidak ada
rongki wizing, bunyi jantung
reguller
 Genetalia : skrotum sudah turun
 Anus : berlubang
 Reflek bayi normal semua

III. INTERVENSI (10 Maret 2022 Pukul 13.55 WIB)


Diagnosa : Bayi Ny. “T” BBLR Patologis Premature Usia 1 hari
Tujuan : 1) Bayi tetap dalam keadaan normal
2) Bayi tidak mengalami infeksi dan hipotermi
Kriteria Hasil :
 Keadaan umum baik
 TTV dalam batas normal

Berat badan : 2450 – 4000 gr

Panjang badan : 45 – 45 cm

Lingkar dada : 30 – 38 cm

Lingkar lengan atas : 9,5 – 11 cm

Lingkar kepala : 32 – 30 cm

 Reflek pada bayi positif


Intervensi :
1. Lakukan komunikasi terapeutik pada ibu dan berikan informt consent
Rasional : Komunikasi terapeutik dapat membangun kepercayaan antara bidan
dan orangtua pasien sehingga asuhan dapat dilakukan dengan baik dan
orangtua pasien lebih kooperatif. Dan dengan diberikannya inform
consent sebelum tindakan maka akan memberikan rasa aman bagi
petugas dalam melakukan tindakan
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
Rasional : Tangan yang kotor dapat menjadi tempat berkembangbiaknya
mikroorganisme dimana apabila menyentuh pasien dapat membuat
kontaminasi silang
3. Beritahu ibu hasil pemeriksaannya yang telah dilakukan pada bayinya
Rasional : Penjelasan kepada ibu dapat memberi pengertian tentang bagaimana
keadaan bayinya saat ini, sehingga dapat mengurasi rasa cemas
terhadap bayinya.
4. Anjurkan ibu untuk mengjaga kehangatan bayinya
Rasional : Hipotermi merupakan tanda bahaya bayi baru lahir yang disebabkan
karena hilangnya panas tubuh bayi baru lahir ke lingkungannya yang
dapat menyebabkan kematian apabila tidak segera ditangani, sehingga
dengan membedong bayi dapat mencegah hipotermi
5. Anjurkan ibu untuk memberi ASI eksklusif dan diberikan sesuai kebutuhan bayi
(on demand)
Rasional : ASI mengandung zat gizi yang sangat lengkap, antara lain
karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, factor pertumbuhan,
hormone, enzim, dan zat kekebalan. semua zat ini terdapat secara
6. Ajari ibu cara merawat tali pusat dengan baik dan benar
Rasional : Tali pusat adalah sisi terbuka yang rentan terhadap infeksi sehingga
harus dibalut dengan kasa steril tanpa diberi tambahan lain seperti
alkohol atau bedak dan cara itu juga dapat mempercepat proses
pengeringan dan putusnya tali pusat
7. Beritahu ibu tentang tanda bahaya yang dapat terjadi pada bayi baru lahir
Rasional : Tanda bahaya neonatus merupakan tanda yang mengindikasikan
adanya bahaya yang terjadi selama masa neonatus , yang apabila tidak
dilaporkan atau terdeteksi dapat menyebabkan kematian bayi
8. KIE Ibu dan keluarga tentang pola eliminasi bayi
Rasional : Pola eliminasi pada bayi yakni BAK dan BAB, mampu BAK
mengindikasikan bahwa saluran kemih pada bayi tidak terdapat
gangguan/kelainan, dan bayi mampu BAB menandakan bahwa tidak
ada gangguan pada anus dan saluran pencernaan

IV. IMPLEMENTASI (10 Maret 2022 Pukul 14.00 WIB)


Diagnosis : Bayi Ny. “T” BBLR Patologis Premature Usia 1 hari
Implementasi :
1. Melakukan informed consent dengan ibu dan keluarga merupakan langkah awal
bagi bidan dalam melakukan tindakan, sehingga dapat membuat rasa aman dalam
melakukan tindakan medis pada pasien
2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan merupakan langkah
untuk menghindari terjadinya kontaminasi silang antara bidan dan pasien
3. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bayinya saat ini :
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV
S : 36,5 oC
RR : 45 x/menit
Nadi : 100 x/menit
Berat badan : 2240 gram
Panjang badan : 45 cm
Lingkar dada : 34 cm
Lingkar kepala : 30 cm
Lingkar lengan: 11 cm
Refleks pada BBL:
Reflek Moro : Positif
Reflek Rooting : Positif
Reflek Sucking : Positif
Reflek Swallowing : Positif
Reflek Babynski : Positif
Reflek grape : Positif
4. Menganjurkan ibu untuk menjaga kehangatan bayinya dengan memakaikan baju
kering dan bersih, membedong, mengenakan tutup kepala pada bayinya jika baju
bayi basah segera menggantinya
5. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif on demand, yaitu diberikan
ASI saja tanpa makanan pendamping ataupun susu formula sampai bayi berusia 6
bulan dan diberikan sesuai kebutuhan bayi (on demand) untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi bayi dan mencegah bayi dehidrasi
6. Mengajari ibu cara merawat tali pusat dengan benar yaitu dengan cara dibungkus
dengan kasa steril tanpa diberi apapun dan apabila tali pusat kotor, cuci tali pusat
dengan sabun dan air bersih (hangat), segera keringkan dengan kain kasa kering
dan bungkus dengan kasa yang steril
7. Memberitahu ibu mengenai tanda bahaya yang dapat terjadi pada bayi baru lahir.
Tanda bahaya pada bayi baru lahir seperti pernafasan sulit atau lebih dari
60x/menit, bayi rewel, tali pusat berbau, bengkak dan berwarna merah, bayi
kuning, tidak mau menyusu dan suhu tubuh bayi di atas 37,5 oC atau di bawah
36,5 oC. Jika terjadi tanda tersebut segera menghubungi petugas kesehatan.
8. Memberikan konseling kepada ibu tentang pola eliminasi pada bayinya, yakni
bayi harus sudah bisa BAK dan BAB dalam 24 jam pertama, yakni BAK dalam
satu hari sebanyak 4 – 6 kali dalam sehari, BAB minimal 3x dalam sehari dan
konsistensi cair dan berwarna hitam yakni kandungannya meconium.

V. EVALUASI (10 Maret 2022 pukul 14.10 WIB)


1. Ibu dan keluarga telah menyetujui dan menanda tangani lembar persetujuan untuk
dilakukan tindakan medis pada bayinya
2. Petugas sudah mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
3. Ibu mengatakan mengerti dan paham dengan penjelasan bidan mengenai hasil
pemeriksaan bayinya
4. Ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan bidan mengenai cara pencegahan
hipotermi pada bayinya dan bersedia melakukan nasihat yang telah diberikan
bidan
5. Ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan bidan dan bersedia memberikan ASI
eksklusif dan memberikan sesuai kebutuhan bayi (on demand)
6. Ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan bidan mengenai cara perawatan tali
pusat yang benar dan bersedia melakukan nasihat yang diberikan oleh bidan
7. Ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan akan segera
memanggil petugas jika terdapat tanda bahaya yang telah disebutkan.
8. Ibu mengatakan bahwa bayinya telah BAK, yakni pada pukul 13.30 WIB dan
belum BAB.
BAB IV
PEMBAHASAN

Asuhan kebidanan pada Bayi Ny. “T” BBLR Patologis Premature Usia 1 hari, yang
dilakukan pada tanggal 10 Maret 2022 di RSU AURA SYIFA Kabupaten Kediri telah dilakukan
pengkajian (data subyektif dan data obyektif) sesuai dengan manajemen kebidanan 7 langkah
varney melalui anamnesa langsung pada pasien dan beberapa pemeriksaan.
1. Pengkajian
Pada data obyektif, Pemeriksaan umum didapatkan hasil keadaan umum baik,
kesadaran composmentis, suhu : 36,5°C, nadi : 100 x/m, respirasi : 45 x/m, BB : 2240
gram, TB : 45 cm, Lingkar kepala : 30 cm, Lingkar lengan : 11 cm, lingkar dada : 34 cm.
dan pada pemeriksaan fisik didapatkan hasil bahwa semua normal. Pada tahap ini penulis
tidak menemukan kesenjangan antara teori dan praktek yang ada dilapangan.
2. Interpretasi data dasar
Dari data yang diperoleh saat melakukan pengkajian dapat ditegakkan diagnosa
kebidanan yaitu Bayi Ny. “T” BBLR Patologis Premature Usia 1 hari, tidak ditemukan
kesenjangan antara teori dan praktek
3. Identifikasi diagnosa potensial
Dapat diketahui bahwa pada pengkajian data dasar dan interpretasi data dasar
tidak terdapat keluhan yang dialami bayi. Pada tahap ini penulis tidak menemukan
kesenjangan antara teori dan praktek yang ada dilapangan.
4. Identifikasi tindakan segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai
dengan kondisi bayi. Dapat diketahui pada kasus bayi Ny.”T” tidak terdapat diagnosa
potensial, maka tidak diperlukan tindakan segera. Pada tahap ini penulis tidak
menemukan kesenjangan antara teori dan praktek yang ada dilapangan.
5. Intervensi
Perencanaan tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek.
6. Implementasi
Pada pelaksanaan didapatkan hasil semua rencana telah disusun sesuai asuhan
kebidanan. dan pada pelaksanaan sudah semua dilakukan sesuai SOP dengan hasil tidak
ada kesenjangan antara teori dan praktek.
7. Evaluasi
Evaluasi dilakukan secara sistematis untuk melihat keefektifan dari asuhan dan
tidak ditemukan kesenjangan.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Asuhan kebidanan BBL pada Bayi Ny. “T” BBLR Patologis Premature Usia 1 hari, yang
telah dilakukan pada tanggal 10 Maret 2022 pukul 13.40 WIB di PMB Sri Widiarti,
Amd.Keb, sebagai berikut :
1. Pelaksanaan pengkajian pada Bayi Ny. “T” BBLR Patologis Premature Usia 1 hari tidak
terdapat kesenjangan antara kasus/fakta di lahan praktik dan teori.
2. Pelaksanaan analisa keluhan/masalah pada Bayi Ny. “T” BBLR Patologis Premature
Usia 1 hari, tidak terdapat kesenjangan antara kasus/fakta di lahan praktik dan teori.
3. Pelaksanaan penyusunan diagnosa kebidanan pada Bayi Ny. “T” BBLR Patologis
Premature Usia 1 hari, tidak terdapat kesenjangan antara kasus/fakta di lahan praktik dan
teori.
4. Pelaksanaan intervensi pada Bayi Ny. “T” BBLR Patologis Premature Usia 1 hari, tidak
terdapat kesenjangan antara kasus/fakta di lahan praktik dan teori.
5. Pelaksanaan implementasi pada Bayi Ny. “T” BBLR Patologis Premature Usia 1 hari,
tidak terdapat kesenjangan antara kasus/fakta di lahan praktik dan teori.
6. Pelaksanaan evaluasi asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada Bayi Ny. “T” BBLR
Patologis Premature Usia 1 hari, tidak terdapat kesenjangan antara kasus/fakta di lahan
praktik dan teori.
B. Saran
Diharapkan penulis mampu mengkaji masalah dengan cermat dan membuat intervensi,
mengimplementasi, serta mengevaluasi sesuai asuhan kebidanan dan kebutuhan dari klien.
DAFTAR PUSTAKA

Rahardjo, K dan Marmi. 2015. Asuhan Neonatus Bayi, Balita Dan Anak Prasekolah.
Yogyakarta: PustakaPelajar.
Fraser, DM dan Cooper, MA. 2012. Buku Saku Praktik Klinik Kebidanan. Jakarta :Buku
Kedokteran EGC.
Indrayani, D. 2013. Asuhan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir. Jakarta: Trans Info Media.
Kemenkes, RI. 2013. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2012. Badan Pusat
Statistik, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Kemenkes RI. Jakarta.
Wahyuni,S. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi Dan Balita: Penuntun Belajar Praktik Klinik. Jakarta:
Buku Kedokteran EGC.
Saleha, S. 2012. Asuhan Kebidanan Neonates, Bayi Dan Balita. Makassar: Alauddin University
Press.
Tando, Naomy Marie. 2016. ASUHAN KEBIDANAN Neonatus, Bayi dan Anak Balita.Jakarta :
EGC.
Wahyuni, Sari. 2011. Asuhan Neonatus, Bayi & Balita.Jakarta : EGC
Maryunani, Anik. 2014. ASUHAN NEONATUS, BAYI, BALITA dan ANAK PRA–SEKOLAH.
Jakarta : EGC
Armini, N. W., Sriasih, N. G. K., & Marhaeni, G. A. 2017. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi,
Balita & Anak Prasekolah. Yogyakarta : CV Andi Offset
Sinta, L. E., dkk. 2019. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Neonatus, Bayi dan Balita.
Sidoarjo : Indomedia Pustaka
Current : Pediatric Diagnosis and Treatment: Neonatal Intensive Care, page 22-30. Edition 15 Th
2001 Mc Graw Hill Companies.
Avery Gordon B : Neonatologi, Pathology and Management Of The New Born, Page 182-200.
Second Edition.JB Lippincott Company Philadelphia1981.
Rudolf’s Fundamental Of Pediatric, Page 161-164 Mc Graw Hill Companies 2002.
eMedicine-Neonatal Resuscitation 2001 : Articel by Robin L
Bissinger,MSN,RNC,NNP
Lara Mother Health Care Center : Asphyxia Neonatorum
Behrman, Kliegman : Nelson Essential Of Pediatric-Delivery Room Care, Page
160-166, 204-206. W.B Saunders Company 1990.
CorbertAnthony,M.D : Disorders Of The Respiratory Tract In Children, Page 268-
273. W.B Saunders Company1983
Wood David and Malan Atties : Notes On The Newborn Infant Fifth Edition.1996.
Markum A.H. Prematuritas dan Retardasi Pertumbuhan Intrauterine. Dalam: Buku Ajar Ilmu
Kesehatan Anak, jilid I, cet.3, Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
1996; 221-36
Surasmi A., Handayani S., Nurkusuma H. Perawatan Bayi Berat Badan Lahir Rendah. Dalam:
Perawatan Bayi Resiko Tinggi, cet. 1. Jakarta: EGC, 2003; 30-56
Nelson. Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah. Dalam: Ilmu Kesehatan Anak, Ed. 15, Vol. 1,
Jakarta: EGC, 1996; 562-72
Budjang R.F. Bayi Dengan Berat Lahir Rendah. Dalam: Ilmu Kebidanan, Ed. 3, cet. 5, Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, 1999; 771-84
Ananth C.V., Kramer M.S., Demissie K. Small-for-Gestasional Age Birth Among Balck and
White Women: Temporal Trends in the United States. In: Research and Practice, Vol.
93. No. 4, American Public Health Association, April 2003; Journal on 13 January
2005http://www.ajph.org/cgi/content/full/93/4/577
I.D.A.I. Perawatan Bayi Berat Lahir Rendah, artikel tanggal 13 Januari 2005. Dalam:
http://www.idai.or.id/web/topik/detil.asp?IDTopics=71

You might also like