Professional Documents
Culture Documents
167 283 1 SM
167 283 1 SM
Abstrak
The contract of work (Kontrak Karya Pertambangan) is a contract between
government and mining company which becomes legal consideration to the
company to conducting mining business in Indonesia. In the structure of
cooperation the government being the principal and the mining company
becomes the contractor. Based on the contract have arranged stipulations
that govern right and obligation of the contractor also such incentives that's
given by the government to perform their business. From the perspectives of
Mining Law (Law Number J 1 year 1967) basically entire minerals are
supervised by the state and under the law has stipulated that the Minister (of
Mining and Mineral Resources) authorized to invite third party becomes
contractor for cannot any exclusively exploration works.
2 Penulis adalah pengajar Mata Kliliah Ilmll Negara dan Mata Kuliah Pancasila pada
Fakultas Hukum Universitas Indonesia dan pengajar Mata Kuliah-Mata Kuliah Ilmu Negara,
Hukum Perusahaan, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dan Hukum Perdata pada
Fakultas Hukum Universitas Al Azhar Indonesia.
7 Menurut Abrar Saleng kata-kata dikuasai negara dalam Pasal 33 ayat (3)
merupakan dasar bagi Konsep Hak Penguasaan Negara (HPN), untuk dapat memahami konsep
penguasaan negara atas pertambangan terlebih dahulu dimulai dengan mengkaji Pasal 33
UUD 1945 sebagai landasan konstitusionilnya. Dalam Undang-undang No.5 tahun 1960
ten tang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUP A) telah diberikan pengertian secara
199 Jurnai Hukum dan Pembangunan Tahun ke-38 No.2 April-Juni 2008
otentik mengenai HPN (Pasal 2 ayat (2)), yang dalam memori penjelasannya pada angka 1112
diberikan penegasan bahwa perkataan dikuasai oleh negara bukan berarti dimiliki, akan tetapi
pengertian yang memberi kewenangan kepada negara sebagai organisasi kekuasaan untuk
melaksanakan kewenangan (authority), berbeda lagi dengan Undang-undang No.ll tahun
1967 diberikan makna HPN yang berbeda dengan UUPA, yaitu pada penjelasan umum bagian
penjelasan pokok-pokok persoalan disebutkan "Negara menguasai ... sepenuh-penuhnya"
tersebut hingga kini masih ditafsirkan sebagai negara memiliki", lihat Abrar Saleng, "Hukum
Pertambangan" , UII Press, Yogyakarta, 2004, hal. 1-2
penggalian, karena mineral itu sendiri tersebar diseluruh bumi , baik dipermukaan, diperairan,
dikedalaman (lauUdaratan), seperti halnya orang yang melakukan penggalian pasir, pembuatan
batu bata merah, atau penambangan garam.
13 Lihat Anna Claybourne, Question and Answers Rocks and Minerals, Parragon
Book, United Kingdom - 2002, hal. 28, yang mendeskripsikan bahwa mineral ada sangat dekat
dengan manusia dalam kehidupan sehari-harinya yang dijabarkan secara sederhana, yaitu
antara lain adalah sebagai berikut:
Talcum powder is made of talc, a common mineral extracted from a huge mines in
America, shampoo and bubble bath contain minerals like sodium and sulphur, and
the mirror is made ofglass (made from quartz), backed with a thin layer ofsilver;
Operation of a light bulb, when one switch on the light, electricity flows along
copper wires and into a filament made of tungsten (which comes from a mineral
called wolframite). The filament glows and shines through a light bulb of glass
(made from quartz). Mineral teamwork,
Things that we wears, apart from plastic, metal and quartz in a watch. glass in
glasses. gold and silver in ear-rings, synthetic jhbric like nylon or polyester (made
from mineral oil) ill clothes or shoes;
201 Jurnal Hukum dan Pembangunan Tahun ke-38 No.2 April-Juni 2008
X-rays. medicines. computers. watches. plastics. Juels and jewels and many more
are a lot oj useJul things minerals are used. But there are many. many more. In Jact.
minerals have so many uses they would not all fit in this book.
14 Pasa! 1 UU No.1I1967 .
20 Ibid.
Kontrak Karya (Suatu Kajian Hukum Keperdataan), Hertanto 206
khususnya dalam kurun waktu antara tahun 1920 sampai dengan tahun
1980. 21
Senafas dengan bunyi ayat (1) dan (2) Pasal Sa lndische Mijnwet
tersebut di atas,22 maka ketentuan Pasal 10 ayat (1) UU No.1111967
berbunyi:
Menteri dapat rnenunjukan pihak lain sebagai
kontraktor apabila diperlukan untuk rnelaksanakan
pekerjaan-pekerjaan yang belurn atau tidak dapat
dilaksanakan sendiri oleh lnstansi Pernerintah atau
Perusahaan Negara yang bersangkutan selaku
pernegang kuasa pertarnbangan.
Yang dimaksud dengan Menteri di sini adalah Menteri yang
bidang tugasnya mencakup bidang pertambangan.
Dalam perkembangannya, dari tahun 1967 sampai dengan 1997,
konsep KKP ini selalu diusahakan untuk terus diperbaiki. Khususnya
menyangkut ketentuan-ketentuan dalam kontrak yang menyangkut
bidang keuangan, perpajakan dan pungutan negara lainnya, dari waktu
ke waktu perlu disesuaikan dengan perkembangan kebijaksanaan
pemerintah. Dengan demikian dalam kurun waktu 30 tahun (1967-
1997) terdapat tujuh generasi KKP. 23
Konsep KKP pada prinsipnya penerapannya merujuk pada
ketentuan Pasa} 10 UU No.1111967, yang menyatakan:
(1) Menteri dapat rnenunjukan pihak lain sebagai
kontraktor apabila diperlukan untuk rnelaksanakan
pekerjaan-pekerjaan yang belurn atau tidak dapat
dilaksanakan sendiri oleh lnstansi Pernerintah atau
Perusahaan Negara yang bersangkutan selaku
pemegang kuasa pertarnbangan.
(2) Dalam rnengadakan perjanjian karya dengan
kontraktor seperti yang dirnaksud dalam ayat (1) pasal
ini lnstansi Pernerintah atau Perusahaan Negara harus
berpegang pada pedoman-pedoman, petunjuk-
23 Ibid.
207 Jurnal Hukum dan Pembangunan Tahun ke-38 No.2 April-Juni 2008
29 Ibid.
33 Pasal 3 ayat (I), UU No .1111967. lihat pada bagian penjelasan yang memaparkan
sebagai berikut, "pembagian dalam tiga golongan bahan galian didasarkan pada pentingnya
bahan galian yang bersangkutan bagi Negara. Bahan galian strategis dalam arti kata "strategis"
untuk pertahananikeamanan Negara atau strategis untuk menjamin perekonomian Negara.
Bahan galian vital dalam arti dapat menjamin hajat hidup orang banyak. Sedang yang tidak
dianggap langsung mempengaruhi haj at hidup orang banyak, baik karena sifatnya maupun
karena kecilnya jumlah letakan (deposit) bahan galian itu digolongkan kedalam ketiga.
Berhubung dengan kemungkinan-kemungkinan dalam perkembangan teknis dan pandangan
ekonomis, yang dapat membah nilai pentingnya suatu bahan galian dianggap lebih bijaksana
penggolongan itu diatur den gan Peraturan Pemerintah dengan mengadakan konsultasi kepada
pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat cq. Komisi yang bersangkutan dari Dewan Perwakilan
Rakyat."
211 Jurnal Hukum dan Pembangunan Tahun ke-38 No.2 April-Juni 2008
yang mengatur tentang hal yang sarna. Merujuk pad a ketentuan Pasal 1
PP No.27/1980 , dinyatakan bahwa:
Bahan-bahan galian terbagi atas tiga golongan:
a. Golongan bahan galian yang strategis, adalah:
- minyak bumi, bitumen cair, lilin bumi, gas alam;
- bitumen padat, aspa/;
- antrasit, batubara, batubara muda;
- uranium, radium, thorium dan bahan galian radioaktif
lainnya;
- nikel, kobalt;
- timah.
b. Golongan bahan galian yang vital adalah:
- besi, mangaan, molibden, khrom, wolfram, vanadium,
titan;
- bauksit, tembaga, timbal, seng;
- emas, platina, p erak, air raksa, intan;
- arsin, antimon, bismuth;
- yatrium, rhutenium, crium dan logam-logam langka
lainnya.
- brillium, korundum , zircon, kristal kwarsa;
- kriolit, fluorspar, bar it;
- yodium, brom, khlor, belerang.
c. Golongan bahan galian yang tidak termasuk golongan a
atau b adalah:
- nitrat-nitrat, pospat-pospat, garam batu (halte);
- asbes, talk, mika, graftt, magnesit;
- yaros it, leusit, tawas (alum) , oker;
- batu permata, batu setengah permata;
- pasir kwarsa, kaolin, feldspar, gips, bentonite;
- batu apung, tras, obsidian, perfit, tanah diatorne, tanah
serap (fullers earth) ;
- marmer, batu tulis;
- batu kaput, dolomite, kalsit;
- gran it, andesite, basal, trakhit, tanah liat dan pasir
sepanjang tidak mengandung unsur-unsur mineral
Kontrak Karya (Suatu Kajian Hukum Keperdataan), Hertanto 212
34 Pasal 1 Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1980 ten tang Penggolongan Bahan-
Bahan Galian.
37 ibid.
213 Jurnaf Hukum dan Pembangunan Tahun ke-38 No.2 Aprif-Juni 2008
55 Ibid.
56 Ibid.
223 Jurnal Hukum dan Pembangunan Tahun ke-38 No.2 April-Juni 2008
57 Ibid.
58 Ibid.
59 Ibid.
2. Perizinan KKlPKP2B;63
3. Surat Izin Penyelidikan Pendahuluan (SIPP), SIPP diberikan
kepada perusahaan untuk memberikan kesempatan melakukan
survey pendahuluan sambil menunggu KK ditanda tangani;64
63 Yang meliputi :
a. Aplikasi (permohonan) KKlPKP2B. persyaratan permohonan:
l)Peta pencadangan wilayab dari UPIPWP;
2)Tanda bukti setoranjaminan kesungguhan;
3)Laporan keuangan PMA dan PMDN 3 tahun terakhir yang telah diaud it;
4)Tanda terima SPT tahun terakhir (PMDN);
5)Kesepakatan bersama (MOU) antara PMA dan PMDN;
6)Laporan tahunan Perusabaan (PMA dan PMDN).
b. Surat Keterangan Izin Peninjauan (SKIP) Merupakan Surat Keterangan
jalan bagi seSeOraIlg untuk mengadakan peninjauan umum terhadap suatu
wilayab tertentu guna mengetahui potensi mineral, dalam rangka
permohonan KPIKKlPKP2B. SKIP yang berlaku selama 1 (satu) bulan,
tidak dapat diperpanjang dan tidak mengikat Persyaratan permohonan:
1) Mengajukan permohonan;
2) Melampirkan daftar tenaga ahli dengan dilengkapi identitas
(KTPlPasport untuk tenaga abli Indonesia dan IKTA bagi tenaga kerja
Asing) dan riwayat hidup;
3) SKIP untuk pengusaha nasional tidak perlu dilengkapi oleh peta
wilayab yang dikunjungi, cukup disebut PropinsilKabupatenikota yang
dikunjungi;
4) SKIP untuk Perusahaan Asing hams mencantumkan peta wilayab yang
dikunjungi .
22. Izin pengiriman contoh ruah (diberikan hanya satu kali). Izin ini
dapat diberikan kepada pemegang KK untuk bahan galian hasil
sedimentasi , antara lain: intan, emas alluvial dan pemegang
PKP2B, dengan tujuan untuk penelitian dan percobaan yang
bersifat non komersial dalam rangka uji coba penambangan dan
pemanfaatan. Untuk PKP2B jumlah tonase yang diizinkan adalah
maksimal 200 .000 ton, sedangkan untuk KK adalah sesuai dengan
izin yang diberikan pemerintah sesuai dengan kegunaannya. 82
23. Persetujuan kontrak jual bel i hasi I tam bang bagi perusahaan yang
berafiliasi Perusahaan KK atau PKP2B dapat melakukan kontrak
jual beli dengan perusahaan afiliasinya. Namun untuk menjaga
kesesuaian kontrak jual beli tersebut, perusahaan yang
bersangkutan perlu mengajukan permohonan terlebih dahulu
kepada Pemerintah;83
24. Rekomendasi perubahan akte pendirian perusahaan, rekomendasi
dari pemerintah sesuai dengan kewenangannya untuk persetujuan
perubahan akte pendirian perusahaan, baik karen a perubahan
susunan direksi, komposisi saham, dan sebagainya untuk diproses
lebih lanjut;84
25. Rekomendasi perubahan investasi rekomendas i dari pemerintah
sesuai dengan kewenangannya untuk persetujuan perubahan
investasi yang dilakukan oleh perusahaan KK dan PKP2B, untuk
diproses lebih lanjut di BKPM;85
26. Rekomendasi rencana penggunaan tenaga kerja asing (RPTKA).
Rekomendasi yang diberikan oleh pemerintah kepada KK dan
PKP2B untuk menggunakan jabatan atau keahlian tertentu di
Daftar Pustaka
Peraturan Perundang-undangan
Buku