Professional Documents
Culture Documents
Budaya Organisasi Multibudaya Di Era Global Puteri Maret 2022
Budaya Organisasi Multibudaya Di Era Global Puteri Maret 2022
Pengertian Multibudaya
Multibudaya adalah suatu sikap dalam memandang keunikan manusia
dengan tanpa membedakan ras, budaya, jenis kelamin, seks, kondisi jasmaniah atau
status ekonomi. Multibudaya adalah pandangan bahwa terdapat latar belakang dan
faktor budaya berbeda dalam faktor budaya organisasi. Multibudaya meliputi sebuah
pemahaman, penghargaan dan penilaian atas budaya seseorang. Multibudaya seperti
yang berlaku untuk manajemen dapat didefinisikan sebagai pandangan bahwa
terdapat banyak perbedaan latar belakang budaya dan faktor-faktor yang penting
dalam organisasi, serta orang dari latar belakang yang berbeda dapat berada bersama
dan berkembang dalam suatu organisasi. Biasanya multibudaya mengacu pada faktor
budaya seperti ras, jenis kelamin, kemampuan fisik dan orientasi seksual, tetapi
kadang-kadang umur serta factor lain ditambahkan.
Multibudaya mempunyai arti secara luas meliputi any set of processes by
which schools work with rather than against oppressed groups. Multibudaya
merupakan suatu pengakuan, penghargaan, dan keadilan terhadap etnik minoritas baik
yang menyangkut hak-hak universal yang melekat pada hak-hak individu maupun
komunitasnya yang bersifat kolektif dalam mengekspresikan kebudayaannya. Konsep
“multibudaya” mengandung dua pengertian, yaitu:
1. Multibudaya merupakan realitas sosial dalam masyarakat yang heterogen.
Pernyataan dari segi ini sebanyak 95 % negara-negara di dunia pada dasarnya
adalah bersifat multibudaya mengingat secara etnis dan budaya bersifat plural.
2. Multibudaya telah diangkat sebagai suatu keyakinan, ideologi, sikap, maupun
kebijakan yang menghargai pluralisme etnik dan budayanya sebagai sesuatu yang
berharga, potensial, yang harus dipelihara dan ditumbuh kembangkan.
Pengertian Globalisasi
Menurut asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang
maknanya ialah universal. Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda
atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah.
Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja
(working definition), sehingga tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang
memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah
yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain,
mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan
menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.
Globalisasi adalah proses penyebaran unsur-unsur baru khususnya yang
menyangkut informasi secara mendunia melalui media cetak dan elektronik.
khususnya,globalisasi terbentuk oleh adanya kemajuan di bidang komunikasi
dunia.Ada pula yang mendefinisikan
globalisasi sebagai hilangnya batas ruang dan waktu akibat kemajuan teknologi
informasi.Globalisasi terjadi karena faktor- faktor nilai budaya luar,seperti:
1. selalu meningkatkan pengetahuan
2. patuh hukum
3. kemandirian
4. keterbukaan
5. rasionalisasi
6. etos kerja
7. kemampuan memprediksi
8. efisiensi dan produktivitas
9. keberanian bersaing dan
10. manajemen resiko
Budaya Globalisasi
Budaya global (global culture), yang dapat diartikan sebagai sebuah konsep yang
digunakan untuk menjelaskan tentang ‘mendunianya’ berbagai aspek kebudayaan,
yang di dalamnya terjadi proses penyatuan, unifikasi, dan homogenisasi. Dalam
pengertian seperti ini, budaya global sering diidentikkan dengan proses
‘penyeragaman budaya’ atau ‘imperalisme budaya’. Ada juga yang mengatakan
bahwa budaya global merupakan suatu proses pertukaran antar seseorang ataupun
kelompok atas pengetahuan, maupun hasil-hasil alam dalam level global, dimana ini
pun turut meningkatkan komunikasi antar kelompok atau perseorangan tersebut.
Dampak Globalisasi
1. Dampak Positif
a. Perubahan Tata Nilai dan Sikap
Adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran
nilai dan sikap masyarakat yang semua irasional menjadi rasional.
b. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi
lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju.
c. Tingkat Kehidupan yang lebih Baik
Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi
yang canggih merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan
meningkatkan taraf hidup masyarakat.
d. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja manusia sebagai akibat
bertambahnya pengetahuan,bertambahnya peralatan yang serba canggih dan
bertambahnya jarak komunikasi manusia di dunia
1) Meningkatkan prokduktivitas kerja manusia
2) Meningkatnya volume ekspor
3) Tersediannya berbagai macam barang konsumsi
4) Meluasnya lapangan pekerjaan
5) Munculnya profesionalisme dan spesialisasi ketenagakerjaan
6) Lancarnyakomunikasiantarindividumaupun antarkelompokdalamruanglingkupdunia
7) Lancarnya proses transaksi ekonomi antar Negara maupun antar benua.
2. Dampak Negatif
a. Pola Hidup Konsumtif
Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan
masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk
mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada.
b. Sikap Individualistik
Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka
merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya. Kadang
mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial.
c. Gaya Hidup Kebarat-baratan
Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya
negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada
orang tua, kehidupan bebas remaja, dan lain-lain.
d. Kesenjangan Sosial
Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang
dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam
jurang pemisah antara individu dengan individu lain yang stagnan. Hal ini
menimbulkan kesenjangan sosial.
1) Adanya perusakan alam dan pencemaran lingkungan
2) Adanya penurunan kualitas moral manusia (demoralisme)
3) Adanya keresahan sosial
4) Menurunya kemandirian dalam menghadapi masalah
5) Meningkatnya sikap egois dan materealis
e. Munculnya disorganisasi
Manajemen Multibudaya
Makna manajemen multibudaya ialah upaya mengelola budaya yang berbeda-beda,
memberdayakannya sehingga dapat meningkatkan kinerja suatu organisasi, baik
secara internal maupun eksternal. Pemahaman manajemen multibudaya sangat
penting, karena keragaman yang bersifat multibudaya dalam struktur dan komposisi
angkatan kerja (personal), adanya perpaduan budaya organisasi yang berbeda. Esensi
dari manajemen multibudaya terletak pada komunikasi, baik melalui kata-kata, benda
material, maupun perilaku yang didasarkan pada informasiyang sebaik mungkin
tentang keseragaman budaya tersebut. Pentingnya peranan komunikasi dalam
manjemen multibudaya, maka perlu direkayasa model-model komunikasi yang sesuai
kasus-kasus yang dihadapai. Prinsip-prinsip manajemen multibudaya penting
diterapkan sebagai sala satu upaya peningkatan kualitas interaksi antar budaya melalui
komunikasi yang baik, sehingga terwujud saling pengertian, membangun kepekaan
budaya yang terpenting tidak lagi menganggap SARA sebagai momok, tapi justru
sumber kekuatan dan peluang dalam mewujudkan konsep persatuan dan keragaman.
Implikasi dari adanya masyarakat majemuk juga memiliki berbagai
kelompok budaya yang beragam. Masyarakat yang memiliki budaya beragam ini
maka terminologi multibudaya sering didiskusikan baik sebagai respons menghadapi
tantangan realitas sosial itu, maupun sebagai pengakuan atas diversitas budaya
majemuk tersebut. Pendidikan multibudaya dalam perkembangannya sebagai suatu
sikap, praktik sosial, dan kebijakan pemerintah, yang sekarang ini telah meluas ke
arah suatu keyakinan atau kebijakan politik pemerintah semacam “penanaman dan
pemeliharaan ideology” dalam pengembangan kebudayaan menciptakan masyarakat
yang sehat. Multikulturalisme pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan suatu
konteks sosiopolitik yang memungkinkan individu dapat mengembangkan identitas
yang sehat dan secara timbal-balik mengembangkan sikap-sikap positif antar kelompok.
Hubungan multibudaya dengan integrasi bangsa bukannya pendekatan
ethnocultural nationalism/ethnic nationalism maupun civic-nationalism, melainkan
sebaiknya multicultural nationalism. Pengembangan multicultural nationalism
tersebut dapat dipelihara dan dikembangkan integrasi bangsa yang lebih handal.
Sebab, menciptakan masyarakat yang berkeadilan sosial yang dipersatukan oleh
nilai-nilai bersama, menghargai keragam etnis serta berkomitmen terhadap kesamaan
antar kelompok akan memungkinkan terwujudnya suatu social and political ideal of
togetherness in difference.