Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh
Halida Hasrifah
20183010026
PROGRAM VOKASI
2021
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Halida Hasrifah
20183010026
Telah diseminarkan
Pada tanggal:
Menyetujui,
Mengetahui,
Direktur Program Vokasi
Halida Hasrifah
20183010026
Menyetujui,
Mengetahui,
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
dr. Sayidiman Magetan
Dalam penulisan laporan ini, penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari
sempurna, baik dari aspek pengetahuan maupun dari cara penguasaan data yang
disajikan. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk
menjadi yang lebih baik lagi untuk kedepannya. Akhirnya, penulis berharap laporan
ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi penulis khususnya.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................................ii
KATA PENGANTAR.................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
1. Sphygmomanometer Digital.........................................................................17
2. Ultrasonografi (USG)...................................................................................22
4.2 Terapi...........................................................................................................26
4.3 Radiologi......................................................................................................35
1. General X-Ray.............................................................................................35
2. Pesawat Rontgen Mobile.............................................................................41
1. Blood Bank...................................................................................................47
4.5 Bedah...........................................................................................................55
1. Lampu Operasi.............................................................................................55
1. Defibrilator...................................................................................................64
2. Infusion Pump..............................................................................................69
BAB V PENUTUP.....................................................................................................74
5.1 Kesimpulan..................................................................................................74
5.2 Saran.............................................................................................................75
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................77
LAMPIRAN............................................................................................................78
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 2. 1 STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT..................................4
GAMBAR 2.2 STRUKTUR IPSRS...........................................................................10
2. Tujuan Khusus
Dengan dilaksanakannya PKL ini, diharapkan mahasiswa :
a. Mampu melakukan pencatatan alat-alat elektromedik.
b. Mampu melakukan penempatan dan penyimpanan alat elektromedik.
c. Mampu melakukan pemasangan/instalasi alat elektromedik.
d. Mampu melakukan pemindahan dan pemasangan ulang alat elektromedik.
e. Mampu melakukan penggunaan alat elektromedik pada sasaran pelayanan
kesehatan.
f. Mampu melakukan perencanaan alat elektromedik.
g. Mampu melakukan pemeliharaan (maintenance) alat elektromedik.
h. Mampu melakukan analisis teknis alat elektromedik.
i. Mampu melakukan trouble shooting dan perbaikan alat elektromedik.
2
1.3 Batasan Masalah
Dalam laporan PKL yaitu difokuskan untuk menjelaskan 9 kompetensi alat
elektromedis yaitu pencatatan inventaris alat, penempatan alat, pemasangan alat,
pengoperasian alat, pemeliharaan alat, perbaikan alat, analisis teknis dari kerusakan
alat, keselamatan dan kesehatan kerja (K3) alat dan kalibrasi internal
3
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. SAYIDIMAN
MAGETAN
5
Gawat Darurat, Instalasi Intensif Care Unit, Instalasi Pemulasaraan Jenazah,
Instalasi Kedokteran Holistik, Unit Hemodialisa.
3. Bidang Penunjang
Bidang Penunjang memberikan Koordinasi pada Kasi Penunjang Medis dan
Kasi Penunjang Non Medis. Kepala Ruang Bidang Penunjang memberi supervisi
kepada unit penunjang medis antara lain Instalasi Laboraturium, Instalasi Rehab
Medik, Instalasi Radiologi, Instalasi Farmasi, Instalasi Rekam Medis, Instalasi
Nutrisi, Instalasi Sentral Sterilisasi (CSSD), Instalasi Pemeliharaan Sarana,
Instalasi Sanitasi, Isntalasi Bank Darah, Instalasi HUMAS dan PROMKES.
4. Kepala Bidang Keuangan
Kepala Bidang Keuangan memberikan koordinasi pada Kasi Mobilisasi Dana
dan Kasi Perbendaharaan. Kepala Bidang Keuangan mengampu fungsi kasir
masuk dan keluar, kasir gaji dan laporan keuangan/pajak.
5. Kepala Bagian Tata Usaha
Bagian Tata Usaha memberikan koordinasi pada Kepala Sub Bagian Umum
dan Logistik, Kepala Sub Bagian Kepegawaian dan SDM, Kepala Sub Bagian
Program dan Perencanaan. Kepala Bagian Tata Usaha mengampu fungsi
pendidikan & latihan, pengembangan sumber daya manusia, bimbingan rohani,
penyedia informasi dan pengadaan peralatan rumah sakit.
6. Tugas dan Fungsi Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS)
Tugas pokok fungsi dan tata kerja IPSRS Rumah Sakit Umum Daerah dr.
Sayidiman Magetan bahwa IPSRS berada dibawah koordinasi seksi penunjang
non medis.
a. Tugas Pokok IPSRS
IPSRS mempunyai tugas pokok menyelengarakan kegiatan pemeliharaan
dan perbaikan sarana dan prasarana peralatan rumah sakit serta perencanaan
dan penelitian penggantian sarana prasarana rumah sakit sebelum habis masa
pakai dengan memanfaatkan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.
b. Lingkup Kerja IPSRS
1) Merencanakan kebutuhan pemeilharaan dan perbaikan sarana prasarana
dan peralatan rumah sakit.
6
2) Melakukan pemeliharaan dan perbaikan sarana prasarana dan peralatan
rumah sakit.
3) Menyediakan dan mengelola tenaga listrik, gas medis, dan kendaraan
rumah sakit.
7. Tugas dan Fungsi Teknisi Elektromedis
Tugas pokok dan fungsi teknisi elektromedis Rumah Sakit Umum Daerah
dr.Sayidiman Magetan bahwa teknisi elektromedis berada dibawah koordinasi
Kepala IPSRS.
a. Teknisi elektromedis pelaksana, meliputi:
1) Mengumpulkan data dalam rangka menyususn rencana operasional.
2) Mengelola, menganalisa dan mengevaluasi data dalam rangka menyusun
rencana operasional.
3) Menyusun rancangan operasional.
4) Memeriksa alat yang akan diuji,kalibrasi.
5) Menyiapkan alat kerja elektromedik.
6) Menyiapkan alat kerja pengujian/kalibrasi.
7) Menyiapkan suku cadang/bahan/material.
8) Mengoperasikan prasarana dasar elektromedik.
9) Melakukan pemantauan fungsi alat elektromedik teknologi sederhana.
10) Melakukan pemantauan fungsi alat elektromedik teknologi menengah.
11) Melakukan pemantauan fungsi alat elektromedik teknologi sederhana
secara berkala.
12) Melakukan pemantauan fungsi alat elektromedik teknologi menengah
secara berkala.
13) Melakukan analisa kerusakan alat elektromedik teknologi sederhana.
14) Melakukan perbaikan alat elektromedik teknologi sederhana.
15) Melakukan pemasangan/pemindahan alat elektromedik teknologi
sederhana.
16) Melakukan pengujian atau kalibrasi alat elektromedik teknologi
sederhana.
17) Melakukan pencatatan dan pelaporan kondisi alat kerja.
7
18) Melakukan pencatatan dan pelaporan persediaan suku
cadang/bahan/material.
19) Memelihara alat kerja elektromedik.
20) Menguji suku cadang/bahan/material.
b. Teknisi elektromedis pelaksanaan lanjutan, meliputi:
1) Mengumpulkan data dalam rangka menyusun rencana tahunan.
2) Mengolah data dalam rangka menyusun rencana tahunan.
3) Menyusun rencana tahunan.
4) Mengumpulkan data dalam rangka menyusun rencana triwulan.
5) Mengolah data dalam rangka menyusun rencana triwulan.
6) Menyusun rencana triwulan.
7) Mengumpulkan data dalam rangka menyusun rencana operasional
8) Mengolah, menganalisa dan mengevaluasi data dalam rangka menyusun
rencana operasional.
9) Menyusun rencana operasional.
10)Memeriksa alat kerja elektromedik.
11)Memeriksa alat pengujian/kalibrasi.
12)Memeriksa suku cadanag/bahan/material.
13)Mengoperasikan prasarana lanjutan alat elektromedik.
14)Melakukan pemantauan fungsi alat elektromedik teknologi tinggi.
15)Melakukan pemeliharaan alat elektromedik teknologi tinggi secara
berkala.
16)Melakukan analisa kerusakan alat elektromedik teknologi menengah.
17)Melakukan perbaikan alat elektromedik teknologi menengah.
18)Melakukan pemasangan/pemindahan alat Elektromedik teknologi
menengah.
19)Melakukan pengujian atau kalibrasi alat elektromedik menengah.
20)Memelihara alat pengujian atau kalibrasi.
21)Melakukan analisa kerusakan alat kerja elektromedik.
22)Melakukan analisa kerusakan alat pengujian atau kalibrasi teknologi
sederhana.
23)Melakukan perbaikan alat kerja elektromedik.
8
24)Melakukan perbaikann alat pengujian atau kalibrasi teknologi sederhana.
25)Menguji alat kerja elektromedik.
26)Melakukan evaluasi hasil uji alat kerja alat.
27)Melakukan evaluasi hasil pemantauan fungsi.
28)Melakukan evaluasi hasil pemeliharaan.
29)Modifikasi alat, komponen, suku cadang teknologi sederhana dan
terbukti dapat dipergunakan.
c. Teknisi elektromedis penyedia, meliputi
1) Membuat kerangka acuan kegiatan Elektro-medis.
2) Menganalisa dan mengevaluasi data dalam rangka menyusun rencana
tahunan.
3) Mengevaluasi penyusunan rencana dalam rangka menyusun rencana
tahunan.
4) Menganalisa dan mengevaluasi data dalam rangka menyusun rencana
triwulan.
5) Mengumpulkan data dalam rangka menyusun rencana operasional.
6) Mengolah, menganalisa dan mengevaluasi data dalam rangka menyusun
rencana operasional.
7) Meyusun rencana operasional.
8) Menyusun program pelatihan teknis bagi teknisi elektromedis.
9) Melakukan analisa kerusakan alat elektromedik teknologi tinggi.
10) Melakukan perbaikan alat elektromedik teknologi tinggi. Melakukan
pemasangan/pemindahan alat elektromedik teknologi tinggi.
11) Melakukan pengujian atau kalibrasi alat elektromedik teknologi
tinggi.
12) Melakukan analisa kerusakan alat pengujian atau kalibrasi teknologi
menengah.
13) Melakukan perbaikan alat pengujian atau kalibrasi teknologi
menengah.
14) Menguji alat kerja pengujian/kalibrasi.
15) Melakukan evaluasi analisa kerusakan.
16) Melakukan evaluasi hasil perbaikan.
9
17) Melakukan evaluasi hasil pemasangan.
18) Melakukan evaluasi pengujian atau kalibrasi.
19) Membuat laporan tahunan kegiatan Elektro-medis.
20) Membuat telaahan teknis internal dan eksternal
21) Modifikasi alat, komponen, suku cadang teknologi mengah dan
terbukti dapat dipergunakan.
10
Dalam melaksanakan tugas, elektromedis menetapkan mekanisme pelayanan
sebagai berikut:
1. Mekanisme 1
Pada mekanisme ini, teknisi elektromedis mempunyai kemampuan untuk
melaksanakan pekerjaan perbaikan tanpa harus mengganti suku cadang atau
bantuan pihak lain, pelayanan ini merupakan bentuk pelayanan cepat dari teknisi
elektromedik.
2. Mekanisme 2
Apabila mekanisme 1 mengalami hambatan dan memerlukan pertimbangan
yang lebih besar atau membutuhkan penggantian suku cadang, karena itu
dibutuhkan peran serta bagian pengadaan.
3. Mekanisme 3
Mekanisme ini dilaksanakan apabila peralatan elektromedik memerlukan suku
cadang yang harganya cukup mahal, oleh karena itu dalam pengadaan suku
cadang tersebut dibutuhkan bantuan pihak ke-3.
11
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIK PELAKSANAAN
3.1 Minggu Pertama
Pada minggu pertama PKL Rumah Sakit Umum Daerah dr. Sayidiman
Magetan, Hari Senin, 1 Maret 2021 jam 07.00-10.00 WIB dilakukan perkenalan
mahasiswa dan staf kantor IPSRS. Jam 10.00 WIB penulis melakukan pemeriksaan
pada alat Thermogun dan Oxymeter. Kemudian jam 10.14 WIB melakukan
perbaikan pada alat bottle sterilizer di ruangan Perinatologi. Ada tiga alat bottle
sterillizer dilakukan perbaikan dikarenakan terjadi masalah yaitu alat tidak bisa
menyala hal ini setelah diperiksa adanya kerusakan pada bagian pushbutton yang
berkarat, solusi nya mengganti bagian komponen yang rusak tersebut dengan yang
baru.
Hari Selasa, 2 Maret 2021 jam 08.55 WIB penulis melakukan perbaikan pada
alat Fototherapy di ruangan Perinatologi. Perbaikan dilakukan dengan mengganti
lampu blue light therapy yang baru dikarenakan lampu nya sudah habis umur pakai
atau sering disebut lifetime nya habis. Kemudian jam 10.34 WIB melakukan kegiatan
pemeriksaan alat Baby Incubator di ruangan Perinatologi. Pemeriksaan dilakukan
dengan mengecek perbagian alat Baby Incubator, setelah dicek ternyata bagian kipas
tidak bisa menyala, tindakan yang dilakukan harus melakukan penggantian kipas
tersebut. Jam 11.00 WIB melakukan kegiatan perbaikan pada alat
Electrocardiograph (ECG) diruangan Paviliun. Perbaikan yang dilakukan di bagian
termo printer dikarenakan pada saat print tidak bisa keluar hasil pembacaan maupun
pemeriksaan sinyal jantung pasien nya dan pergantian elektroda baru dikarenakan
sudah tidak layak lagi dipakai. Kemudian jam 13.17 WIB melakukan kunjungan,
penganalan, dan pemeriksaan pada alat di ruangan Fisioterapi. Adapun alat-alat pada
ruangan fisioterapi yaitu TENS, SWD, MWD, Infrared dan Ultrasound Therapy.
Jam 14.30 WIB melakukan perbaikan alat Ventilator pada ruang covid. Perbaikan
dibagian selang dilakukan dengan mengganti soket selang oksigen dikarenakan
terjadi kebocoran saat memasukkan gas oksigen pada alat Ventilator tersebut.
Hari Rabu, 3 Maret 2021 pada jam 09.11 WIB penulis melakukan pemeriksaan
pada alat Sterillisator ruangan yang rusak. Setelah melakukan pemeriksaan alat
yang terajadi adanya kerusakan pada bagian trafo nya. Kemudian jam 11.23 WIB
melakukan kunjungan, pengenalan dan pemeriksaan pada ruangan radiologi adapun
alat-alat radiologi yaitu stationery, CR, DR, Dental Panoramic, APF, USG 3D, dan
CT-Scan.
Hari kamis, 4 Maret 2021 jam 09.20 WIB penulis melakukan pemeriksaan
pada alat Defiblilator di ruangan Instalasi Gawat Darurat (IGD). Pemeriksan
Defiblilator dikarekan NIBP (Non Invasive Blood Pressure) tidak bisa tertampil pada
layar monitor AED (Automated External Defibrillator), yang dilakukan dengan
melakukan pembersihan selang NIBP yang tersumbat pada modul NIBP. Selanjutnya
jam 10.20 WIB melakukan maintenance Ventilator di ruangan Perintalogi.
Maintenance pada bagian regulator Ventilator ini, tindakan yang dialakukan yaitu
dengan membersikan tabung pada bagian regulator nya.
Hari Jumat, 5 Maret 2021 jam 10.00 WIB penulis melakukan perbaikan pada
alat EKG di ruangan Paviliun. Perbaikan alat dikarenakan pada bagian sinyal jantung
yang terekam tidak tertampil jelas atau block sehingga user susah untuk membaca
hasilnya, maka solusi nya dengan mensetting ulang EKG pada bagian gain dan
sensitivitas tersebut.
13
dilakukan yaitu dengan mengganti maset dan bulb baru, kemudian
Sphygmomanometer Digital ABN dan Sphygmomanometer Digital Tensione
dirungan Srikandi mengalami kerukan yaitu tertampil di display error 7, hal ini
menunnjukkan terjadi masalah di bagian baterai, yang dilakukan dengan mengganti
baterai baru. Jam 9.46 WIB melakukan perbaikan pada alat Syringe Pump Terumo di
ruangan IRNA 10. Kerusakan yang dialami alat yaitu clamp tidak bisa bergerak,
tindakan yang dilakukan dengan memperbaiki drat baut pada clamp Syringe Pump.
Kemudian pada jam 10.00 WIB melakukan pemasangan clamp oksigen pada alat
High Flow Nassal Cannul (HFNC) di ruangan IGD. Selanjutnya pada jam 10.20
WIB melakukan perbaikan alat Syringe Pump Terumo dirungan IRNA 10. Kerusakan
pada bagian dial, maka perbaikan dilakukan dengan mensetting flow rate dan
memeberi pelumas pada bagian dial nya. Jam 13.57 WIB melakukan perbaikan 3 alat
Ventilator di ruangan Perinatologi. Kerusakan yang terjadi yaitu bagian
kompresornya mengalami kelebihan tekanan, udara bocor dan bagian baterai tidak
bisa menyimpan tegangan. Tindakan yang dilakukan adanya kebocoran udara pada
bagian filter udara saat dihidupkan yaitu dengan membesihkan filter dan memasang
dengan rapi bagian penutupnya, untuk masalah setting tekanaan yang berlebihan
harus memanggil langsung teknisi Ventilator nya. Tindakan yang dilakukan ketika
daya tidak menyimpan yaitu dengan mengganti bagian blok baterai nya dengan yang
baru.
Hari Rabu, 10 Maret 2021 jam 09.10 WIB penulis melakukan perbaikan dan
pemeriksaan AED di ruangan IGD. Kerusakan yang terjadi alat tidak bisa menyala,
dikarekan alat tidak pernah dipakai selama 5 tahun terakhir ini dan kabel power tidak
ada, sehingga dilakukan tindakan dengan pengisian tegangan baterai secara manual
selama 10 jam. kemudian Jam 14.25 WIB melakukan pemasangan clamp selang
oksigen pada alat HFNC dan cara penggunaan alat HFNC di ruangan Irna Kunti dan
Yudistira. Kemudian Jam 13.35 melakukan perbaikan alat nebulizer di ruangan
IRNA 5 (R. Paru). Pada saat perbaikan masalah yang terjadi yaitu alat Nebulizer
yang mengeluar uap udara hanya sedikit, analisa kemungkinan yang terjadi yaitu
bagian pazeoelektrik nya.
Pada hari Jum’at, 12 Maret 2021 Jam 09.12 WIB penulis melakukan perbaikan
pada alat Couvis penghangat bayi diruangan PICU (Pediatric Intensive Care Unit),
14
kerusakan yang terjadi lampu tidak menyala setelah diperiksa ada keruskan pada
bagian kabel power nya putus. Tindakan yang dilakukan yaitu menyambungkan
kembali kabel yang terputus tersebut.
15
Jumat, 17 Maret 2021 jam 09.22 penulis melakukan perbaikan alat Ventilator
di ruangan PICU/NICU. Perbaikan alat yaitu bagian kompresor ventilator, perbaikan
yang dilakukan bersama teknisi ventilator dari Surabaya. Solusi setelah pengecekan
yaitu mengganti regulator yang sudaah rusak dengan yang baru. Kemudian jam 13.45
WIB penulis melakukan pelatihan pada lat HFNC, Ventilator dan Nebulizer diruang
Covid bersama teknisi ventilator dari Surabaya tentang fungsi alat dan bagaimana
cara menggunakan alat-alat tersebut.
3.4 Minggu Keempat
Pada minggu keempat hari Selasa, 23 maret 2021 jam 10.17 WIB penulis
melakukan perbaikan pada lampu Tindakan dari ruang IGD. Keluhan user pada alat
disebabkan oleh lampu yang memanas sehingga melelehkan kabel hingga terjadi
korslet dan melelehkan casing lampu. Sehingga dilakukan modifikasi casing dan
penyambungan kabel yang putus. Lampu tidak dapat menyala dengan mengganti
fitting lampu dengan yang baru.
Rabu, 24 Maret 2021 jam 10.00 WIB penulis melakukan kunjungan alat
Autoclave dengan suhu tinggi, Autoclave dengan suhu rendah dan alat Low
Temperature Plasma Sterilizer ke ruangan Central Sterille Supply Departement
(CSSD).
Kamis, 25 Maret 2021 jam 11.00 penulis melakukan pemeriksaan pada ECG
Recorder yang tidak dapat menyala yang disebabkan oleh penggunaan charger yang
tidak sesuai dengan spesifikasi dari alat ECG sehingga menyebabkan komponen
pada main board pada ECG ada yang meletus.
Jumat, 26 Maret 2021 penulis melakukan kunjungan, pengenalan fungsi dan
bagian-bagian alat dan pemeriksaan alat bedah berupa Electrosurgary Unit (ESU)
dan suction pump serta tentang bagaimana cara penggunaan alat diruang operasi.
Senin, 29 Maret 2021 penulis Melakukan kunjungan, pengenalan fungsi dan
bagian-bagian alat dan pemeriksaan alat lab berupa magnetic strirer, centrifuge dan
mikroskop serta tentang bagaimana penggunaan alat diruang laboratorium.
Selasa, 30 Maret 2021 penulis melakukan kunjungan pengenalan fungsi dan
bagian-bagian alat dan pemeriksaan alat bedah berupa mesin anestesi, lampu
operasi, esu dan meja operasi diruang operasi serta tentang bagaimana cara
penggunaan alat-alat tersebut.
16
Rabu, 31 Maret 2021 penulis kunjungan, pengenalan fungsi dan bagian-bagian
alat dan pemeriksaan alat lab berupa urine analyzer, auto analyzer clinical dan
hematology analyzer serta tentang bagaimana penggunaan alat diruang laboratorium.
17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
19
Gambar 4. 2 Blok diagram Spygmomanometer Digital
Keterangan Blok diagram :
a) Constant Current Dirver Circuit : Sistem Electronic Blood pressure
monitor (EBPM) membutuhkan rangkaian penghasil arus untuk dapat
memfungsikan sensor tekanan, pada umumnya nilai dari arus yang
diperlukan adalah 1 mA sampai 3 mA, bergantung spesifikasi sensor
itu sendiri.
b) Differential Amplifier Circuit : Rangkaian differential amplifier
berfungsi untuk menguatkan sinyal yang lemah dari pressure sensor.
Keluaran differential amplifier akan masukkan ke microcontoller pada
ADC internal sebagai sinyal DC dari tekanan darah, selain itu
keluaran juga akan dimasukkan ke rangkaian analog lain untuk proses
filter dan penguatan
c) High Pass Filter : Nilai filter yang digunakan pada rangkaian ini
adalah 0.8 Hz
d) Amplifier Circuit : Keluaran sinyal dari high pass filter masih sangat
kecil sehingga perlu di kuatkan oleh rangkaian amplifier.
e) Low Pass Filter : Nilai filter yang digunakan adalah 38 Hz
f) Komparator : Komparator yang digunakan merupakan differential
comparator yang berfungsi untuk penanda denyut jantung
g) Pump Motor Driver : Digunakan sebagai penggerak motor DC untuk
memompa manset
20
h) Valve Motor Driver : Rangkaian ini berfungsi sebagai penggerak
valve
untuk mengempiskan manset.
d. Kompetensi Dasar
1) Penempatan
Penempatan alat Sphymomanometer yaitu pada ruang-ruang pemeriksaan
sebelum pasien melakukan pemeriksaan lebih lanjut, di perlukan
tindakan awal yaitu dengan memeriksa tekanan darah pasien terlebih
dahulu oleh tenaga medis.
2) Pemasangan
Pemasangan alat sphymomanometer adalah berada pada bagian manset
serta manometer. Manset berfungsi untuk memberikan tekanan darah
pada lengan pasien, manometer berfungsi sebagi tampilan skala yang
digunakan mendiagnostik tekanan darah pasien.
3) Pengoperasian
Pengoperasian sphygmomanometer dapat dilakukan sebagai berikut:
a) Pastikan tidak ada udara yang tersisa di dalam manset.
b) Ukuran manset juga harus sesuai dengan pemasangan yang benar.
Walaupun tipe automatis/digital bila manset yang digunakan tidak
tepat, maka hasil pengukurannya pun akan tidak tepat.
c) Posisi pemasangan manset (tipe apa pun juga) harus memperhatikan
artery marking (penanda posisi arteri) yang ada pada manset.
d) Sebelum menekan tombolnya, pastikan tingginya manset sama dengan
jantung, sehingga disarankan diperiksa dalam keadaan duduk.
e) Tekan tombol start, dan tunggulah dengan sabar sampai alat benar-
benar berhenti bekerja. Jangan bergerak, jangan bicara, dan
jangan banyak bergoyang saat pemeriksaan.
f) Baca hasilnya pada layar dan jangan dibulatkan. Angka yang
ditunjukkan merupakan angka yang biasanya sampai ke satuan
mmHg.
g) Bila akan dilakukan pemeriksaan kedua, berilah jarak interval
setidaknya 5 menit untuk memberikan sistem peredaran darah kembali
21
normal setelah tertekan saat pengukuran sebelumnya. Kemudian
ulangi proses dengan cara yang sama.
4) Pemeliharaan
Pemeliharaan yang dilakukan pada sphygmomanometer adalah sebagai
berikut:
a) Hindari suhu dan kelembaban yang tinggi baik pada saat penggunaan
atau pun saat penyimpanan, apa pun jenis tensi meternya. Suhu dan
kelembaban tinggi akan lebih cepat merusak alat.
b) Hindari dari kontak dengan zat-zat kimia. Di rumah sakit banyak zat
kimia yang dapat merusak alat.
c) Hindari dari benda-benda tajam yang juga dapat merusak alat.
d) Pastikan manset tidak terisi udara saat tidak digunakan.
e) Lepaskan baterai jika tidak dipakai dalam jangka waktu yang lama
f) Sebelum dan sesudah digunakan selalu bersihkan dari debu atau
kotoran yang menempel agar umur tensi dapat lebih lama.
5) Perbaikan
Perbaikan yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan perbaikan
kepada bagian-bagian yang mengalami eror seperti apabila
sphygmomanometer digital terjadi eror 7 yang tertampil pada display
sehingga hal yang dapat dilakukan adalah dengan mengecek apakah
baterai pada alat masih sesuai tegangan yang dibutuhkan pada alat
sphygmomanometer digital nya, apabiladiukur tidak sesuai maka harus
mengganti baterai nya.. Apabila spygmomanometer pada bagian manset
tidak bisa mengembang, pengecekan dilakukan untuk mengetahui apakah
terdapat kebocoran sehingga tidak dapat dilakukan pemompaan pada
sphymomanometer dan apabila terjadi pada alat tidak bisa memompa
ketika sudah dilakukan pengecekan diatas kemungkinan terjadi pada
bagian Pump Motor Driver.
6) Pencatatan
Pencatatan alat umum nya dilakukan pada awal tahun maupun saat akan
dilakukan kalibrasi alat setiap tahunnya, pencatatan berupa inventaris
memiliki format yaitu ruangan alat tersebut berada, merk, tipe/model,
22
nomor seri alat, jumlah, tahun pengadaan alat tersebut, kondisi alat
tersebut saat dilakukan invetaris alat, serta keterangan alat tersebut.
Nomor seri dapat digunakan nomor seri dari distributor alat tersebut
maupun nomor seri inventaris alat di rumah sakit tersebut, sesuai format
yang diterapkan di rumah sakit.
7) Analisis Teknis
Analisis teknis yang dapat dilakukan apabila spygmomanomter digital
tidak bisa memompa saat digunakan maka hal-hal yang dilakukan seperti
memeriksa bagian-bagian yang berhubungan dengan fungsi kerja dari
manset tersebut seperti memeriksa kebocoranya berfungsi dengan baik
atau tidak maka selanjutnya memeriksa bagian-bagian penghubung pada
alat tensimeter digital nya maupun penghubung berfungsi dengan baik
atau tidak maka yang dilakukan adalah dengan memeriksa bagian dalam
sphygmomanometer tersebut.
8) Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3) Alat
K3 alat dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti memasang kabel
pentanahan yang baik dan benar serta menyiapkan sumber tegangan yang
sesuai untuk alat tersebut, pada sphygmomanometer digital ini K3 yang
diperlukan yang berhubungan dengan hasil diagnostik yang akan
ditampilkan oleh display , seperti tampilan sistol dan diastole hasil
diagnostik pemeriksaan tekanan darah dapat tepat dan akurat.
9) Kalibrasi Alat
Kalibrasi internal pada sphygmomanometer digital adalah dengan
menggunakan alat DPM-4 dimana dapat mengukur occlusion.
2. Ultrasonografi (USG)
USG atau Ultrasonografi medis (sonografi) adalah sebuah teknik diagnostik
pencitraan menggunakan suara ultra yang digunakan untuk mencitrakan organ
internal dan otot, ukuran mereka, struktur, dan luka patologi, membuat teknik ini
berguna untuk memeriksa organ. Sonografi obstetrik biasa digunakan ketika masa
kehamilan[2].
23
Pilihan frekuensi menentukan resolusi gambar dan penembusan ke dalam
tubuh pasien. Diagnostik sonografi umumnya beroperasi pada frekuensi dari 2
sampai 13 megahertz. Sedangkan dalam fisika istilah “suara ultra” termasuk ke
seluruh energi akustik dengan sebuah frekuensi di atas pendengaran manusia
(20.000 Hertz), penggunaan umumnya dalam penggambaran medis melibatkan
sekelompok frekuensi yang ratusan kali lebih tinggi.Tampak dalam sonogram
seorang bayi dalam kandungan ibunya.
a. Spesifikasi :
Merk : GE
Type/Model : LOGIC E9
Nomor Seri : 2010087455
Ruang : Radiologi
24
b. Prinsip Kerja Alat
Prinsip kerja USG adalah memantulkan gelombang suara dan menerima
kembali gelombang suara yang telah dipantulkan setelah terkena suatu
obyek. Obyek disini berupa organ tubuh. Gelombang suara dikeluarkan oleh
transducer dengan panjang gelombang 2,5-14 kilohertz, panjang gelombang
yang dikeluarkan bervariasi tergantung dari bentuk transducer. Hasil
pemantulan gelombang suara tersebut kemudian akan diterima kembali oleh
transducer dan diproses oleh mesin USG kemudian ditayangkan dalam
monitor.
c. Kompetensi Dasar
1) Penempatan
Dalam kasus kehamilan, Ultrasonografi (USG) digunakan oleh dokter
spesialis kandungan (DSOG) untuk memperkirakan usia kandungan
dan memperkirakan hari persalinan. Dalam dunia kedokteran secara
luas, alat USG (ultrasonografi) digunakan sebagai alat bantu untuk
melakukan diagnosa atas bagian tubuh yang terbangun dari cairan.
Sehingga alat ini sering ditempatkan khusus untuk bagian sonography.
Ultrasonografi medis digunakan dalam Kardiologi, Endokrinologi,
Ginekolog, Obstetrik dan Ophthalmologi Urologi
2) Pemasangan
Pemasangan pada USG sendiri terletak pada probe/aplikator untuk
pemeriksaan. Terdapat beberapa aplikator seperti intravaginal, compact,
dan lainnya.
3) Pengoperasian
Berikut pengoperasian Ultrasonografi (USG):
a) Hubungkan alat dengan catu daya.
b) Hidupkan alat dan tunggu sampai semua tombol aktif.
c) Lakukan pemanasan secukupnya.
d) Masukkan data pasien.
e) Oleskan gel secukupnya pada permukaan objek.
f) Lakukan tindakan pemeriksaan.
25
g) Setelah ditemukan objek yang diinginkan tekan tombol Freeze.
h) Lakukan pengukuran objek dengan menekan tombol Track
Ball/Clipper.
i) Lakukan pemotretan/recording bila diperlukan.
j) Matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF keposisi OFF.
k) Lepaskan hubungan catu daya dan lepaskan probe dari alat dan
bersihkan dengan kain halus atau tissue.
l) Simpan bahan operasional pada tempatnya
4) Pemeliharaan
Pemeliharaan pada USG bisa dilakukan dengan pemeliharaan harian
seperti membersihkan probe danperiksa permuaan probe. Pemeriksaan
sebulan sekali seperti membersikan trackball, control panel, panel kecil,
kabel probe, permukan konektor, pemegang probe dan gel holder, tuytup
bersih, peripheral, debu-bukti bersih mencakup, dan membersihakan
bagian monitor. Selanjutnya pemeliharaan tahunan sperti membbersihkan
periksa baterai, memeriksa fungsi peripheral, tombol panel, inspeksi
mekanis keselamatan, dan inspeksi keselamatan listrik.
5) Perbaikan
Perbaikan pada alat USG yaitu masalah ketika sistem tidak hidup
kemungkinan yang terjadi yaitu Arus terputus akibat kerusakan pada
power AC- DC, solusinya dengan mengganti power AC-DC. Kerusakan
indikator AC mati akibat belum terhubung ke arus AC atau power AC-
DC, solusinya dengan pengecekan arus atau mengganti power. Indikator
power ac hidup, status on namun setelah ditekan tombol power indikator
tidak aktif akibat 90% kerusakan terjadi pada board PCB A, solusinya
mengganti PCB A.
Masalah pada sistem ketika tidak berjalan Ketika dihidupkan status
normal tetapi lcd blank screen dan menampilkan no signal akibat
kegagalan pada pengolah data di cpu, solusinya penggantian cpu atau
pengecekan. Ada tulisan “operating sistem not found “disebabkan jika
OS gagal loading, upgrade rusak. Solusinya dengan cara upgrade ulang
OS.
26
6) Pencatatan
Pencatatan yang diperlukan adalah untuk data inventaris alat tersebut
seperti nomor seri, tipe alat, tahun pengadaan alat, letak alat tersebut
hingga keadaan laik atau tidak nya alat tersebut.
7) Analisis Teknis
Gambar blok diagram bisa dilihat pada gambar 4.3.
27
b) Kalibrasi minimal 1 tahun sekali.
c) Penambahan UPS untuk menjaga kestabilan tegangan listrik pada
alat.
9) Kalibrasi Internal
Kalibrasi pada alat dilakukan dengan menggunkan bantuan dari
panthom USG.
a) Siapkan panthom USG.
b) Letak kan gel diatas panthom.26
c) Lakukan kalibrasi dengan melihat jarak antar titik satu ke titik
lainnya, jika alat masih dikatakan laik pakai maka jarak antar titik
sebesar 2 mm.
1.2 Terapi
1. Ranscutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS)
TENS adalah terapi dengan mengantarkan sinyal listrik melalui dua
elektroda di mana rasa sakit atau nyeri terasa. Aliran listrik dari elektroda ini
merangsang saraf mengirimkan sinyal ke otak untuk menghambat rasa sakit.
Listrik menstimulasi saraf untuk memproduksi endorfin atau pereda rasa sakit
alami untuk menghambat persepsi terhadap rasa sakit. Metode ini paling sering
digunakan untuk menangani masalah tulang, otot, dan sendi seperti
fibromyalgia, osteoartritis, sakit leher, dan sakit punggung bagian bawah.
a. Spesifikasi
Merk : EST
Type/Model : BRITE ch 1. 5000
Nomor Seri : 5001.038.9841
Ruang : Fisioterapi
Berikut Gambar 4.5 TENS
28
Gambar 4. 5 TENS
Bagian-bagian alat TENS bisa dilihat pada gambar 4.6
29
digunakan untuk memperbaiki kelemahan otot. Beberapa teori tentang
mekanisme terapi listrik dalam mengurangi nyeri antara lain adalah lewat
mekanisme menghambat transmisi nyeri ke otak (gate control theory)
dan teori kedua adalah lewat mekanisme pengeluaran endorphins (suatu
hormon dalam otak yang menurunkan kepekaan terhadap nyeri dan
mempengaruhi emosi).
c. Sistem Kerja Alat
Blok diagram TENS bisa dilihat pada gambar 4.7.
30
g) Mikrokontroller berfungsi untuk mengatur jalannya alat atau otak
alat.
h) Display berfungsi untuk menampilkan setting dan tampilan yang
lain.
d. Kompetensi Dasar
1) Penempatan
Alat ini diletakkan ruangan fisioterapi.
2) Pemasangan
Electro stimulator ini dipasangkan dengan probe untuk digunakan,
probe dipasangkan untuk kontak langsung dengan pasien, pada probe
terdapat tranduser yang digunakan untuk memancarkan frekuensi dan
dipancarkan ke bagian tubuh pasien dengan cara menempelkan probe
ke bagian tubuh pasien yang ingin diterapi
3) Pengoperasian
Prosedur operasional TENS sebagai berikut:
a) Terapis menyetel alat yang akan digunakan
b) Alat ditempelkan ke daerah yang akan diterapi, yang mana
sebelumnya sudah dikasih gel
c) Tentukan lama terapi, frekuensi dan intensitas
d) Treatment harus selalu dinamis dan ritmis
4) Perbaikan
Dari analisis teknis diatas, tindakan perbaikan yang dilakukan ganti
probe.
5) Pemeliharaan
Pemeliharaan yang dilakukan untuk alat TENS yaitu sebagai berikut:
a) Menggunakan alat electro stimulator sesuai prosedur agar tidak
terjadi kerusakan.
b) Apabila alat selesai digunakan, kabel power dicabut dari sumber
PLN.
31
c) Membersihkan probe dari bekas gel menggunakan tisu kering
apabila selesai digunakan.
d) Mengecek dan membersihkan seluruh bagian alat untuk periode 1
bulan sekali.
e) Mengecek sistem catu daya untuk periode 3 bulan sekali.
f) Mengecek fungsi selektor, tombol, dan switch untuk periode 3 bulan
sekali.
g) Mengecek dan memeriksa lampu indikator untuk periode 3 bulan
sekali.
h) Melakukan kalibrasi dan uji kinerja alat untuk periode 1 tahun sekali.
Melakukan pengukuran arus bocor dan grounding untuk periode 1
tahun sekali.
6) Pencatatan.
Pencatatan dilakukan untuk inventaris alat dengan format nama alat,
tipe alat, nomor seri alat, tahun pengadaan alat. Pencatatan dilakukan
untuk kartu perbaikan maupun pemeliharaan alat berupa tanggal
pemeliharaan atau perbaikan yang berfungsi sebagai riwayat alat
tersebut telah melakukan pemeliharaan atau perbaikan.
7) Analisis Teknis
Analisis teknis dilakukan sebelum dilakukannya perbaikan. Hasil
trouble shottingnya probe yang digunakan sudah tidak sensitif.
8) Keselamatan dan Kemanan Kerja (K3) Alat
Pastikan grounding dalam kondisi baik, kemudian pastikan bagian
tubuh pasien sudah dikasih gel supaya bisa berfungsi dengan baik
alatnya.
9) Kalibrasi Internal
Kalibrasi alat ini ialah dengan cara menyamakan frekuensi yang
disetting dengan frekuensi yang dikeluarkan sama atau tidak
2. Micro Wave Diatermy
32
Micro Wave Diathermy adalah modalitas fisioterapi yang menggunakan
gelombang micro dalam bentuk radiasi elektro magnetic dengan frekuensi 2450
Mhz dan Panjang gelombang 12,25 cm. micro wave diathermy memiliki
kedalaman penetrasi 3 cm dengan radiasi pada satu sisi tubuh dan pemanasan
tertinggi pada jaringan vaskule[3].
a. Spesifikasi
Merk : MWD
Type/Model : PM.810
Nomor Seri : 201402450011
Ruang : Fisioterapi
Berikut gambar 4.8 Micro wave Diathermy (MWD).
33
tabung tetap mendapatkan arus listrik, tetapi dosis ke pasien nol, sehingga
terhindar dari seringnya perubahan panas.
Arus dari mesin mengalir ke elektroda melalui co-axial cable, yaitu suatu
kabel yang terdiri dari serangkaian kawat ditengah yang diselubungi oleh
selubung logam yang dikelilingi suatu benda isolator. Kawat dan selubung
logam tadi berjalan sejajar dan membentuk sebagai kabel output dan kabel
bolak-balik dari mesin. Konstruksi kabel semacam ini diperlukan untuk arus
frekuensi yang sangat tinggi dan panjangnya tertentu untuk suatu
pengobatan.
Co-axial cable ini menghantarkan arus listrik ke sebuah area dimana
gelombang mikro dipancarkan. Area ini dipasang suatu reflektor yang
dibungkus dengan bahan yang dapat meneruskan gelombang
elektromagnetik. Konstruksi ini dimaksudkan untuk mengarahkan
gelombang ke jaringan tubuh yang disebut emitter, director atau aplicator
atau sebagai elektrode.
c. Blok Diagram
Blok diagram alat MWD bisa dilihat pada gambar 4.9.
34
lalu outputnya diukur kemudian dihasilkan pada display atau parameter. Dan
yang terakhir Elektroda mengalirkan energy yang dari amplifier ke pasien
selama proses terapi.
d. Kompetansi Dasar
1) Penempatan
Alat MWD ditempatkan pada ruang fisioterapi
2) Pemasangan
Pemasangan MWD yang paling utama berada pada Probe dimana bagian
ini merupakan bagian yang digunakan untuk melakukan proses terapi.
3) Standar Operasional Prosedur (SOP)
Standar Operasional Prosedur pada alat MWD adalah sebagai berikut:
a) Tempatkan alat pada ruangan tindakan
b) Lepaskan penutup debu
c) Siapkan accessories
d) Hubungkan alat ke terminal pembumian
e) Perhatikan protap pelayanan. Tentukan intensitas pemanasan yang
dibutuhkan
f) Atur waktu yang dibutuhkan
g) Lakukan tindakan terapi
h) Setelah digunakan, kembalikan tombol ke posisi minimum/nol
i) Matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF keposisi OFF
j) Lepaskan hubungan alat dari catu daya
k) Lepaskan hubungan alat dari terminal pembumian
l) Lepaskan elektroda dari alat
m)Bersihkan alat
n) Pasang penutup debu
o) Kembalikan alat ke tempat penyimpanan
4) Pemeliharaan
Pemeliharaan alat MWD sebagai berikut:
a) Harian
35
Bersihkan alat setelah digunakan
b) Bulanan
Pemeliharaan bulanan bisa dilakukan sebagai berikut:
(1) Cek dan bersihkan seluruh bagian alat
(2) Cek system catu daya
(3) Cek fungsi selector dan tombol switch
(4) Cek Gerakan automatic patient tuning pada energi maksimum
(5) Cek system pengamanan
(6) 3 Bulan
(7) Lakukan pelumasan pada roda gigi jika dilengkapi automatic
patient tuning
(8) Cek dan periksa lampu-lampu indicator
(9) Cek kabel elektroda frekuensi tinggi dari kerusakan dan bersihkan
connector bila perlu
d) Tahunan
Pemelilharaan tahunan bisa dilakukan sabagai berikut:
(1) Cek dan periksa fungsi timer
(2) Lakukan pengukuran tahanan kabel
(3) Lakukan pengukuran arus bocor
(4) Lakukan uji kinerja alat
(5) Lakukan kalibrasi alat
2) Perbaikan
Jika alat tidak dapat hidup cek kabel power dan tegangan sumber, jika
masih tidak dapat menyala cek konektor pada alat yang mengarah pada
tegangan sumber dan jika alat tetap tidak dapat menyala hubungi
perusahaan alat tersebut.
3) Kalibrasi
Kalibrasi alat MWD dilakukan 1 tahun sekali atau pada saat alat selesai
diperbaiki kalibrasi alat MWD menggunakan alat ESU dimana
pengecekan kelistrikan pada alat tersebut seperti kualitas kabel dan
kebocoran arus.
4) Pencatatan
36
Pencatatan pada umumnya dilakukan pada awal tahun yaitu invenataris
alat, pada saat dilakukan pemeliharaan yaitu dengan mencatat tanggal
dilakukan pemeliharaan pada kartu pemeliharaan yang masing – masing
terdapat pada alat, pada saat perbaikan yaitu dengan mencatat waktu
dilakukan perbaikan kemudian komponen apa yang diperbaiki ataupun
diganti, dan pada saat dilakukan kalibrasi pada alat.
5) Analisis teknis
Analisis teknis dilakukan sebelum memperbaiki alat, yaitu dengan
melakukan pengecekan terlebih dahulu pada bagian alat sebelum
dilakukan pembongkaran pada alat.
6) Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3) Alat
Keselamatan dan keamanan kerja alat pada MWD yaitu pada saat
melakakukan uji fungsi alat jauhkan handphone dari alat. Ketika
menggunakan alat pastikan pasien dan user tidak menggunakan bahan
yang mengandung logam seperti, cincin, jam tangan, karena akan
menimbulkan efek panas pada kulit.
1.3 Radiologi
1. General X-Ray
Pesawat Sinar x adalah pesawat yang menghasilkan gelombang
elektomagnetik frekuensi tinggi (sinar x) untuk digunakan dalam diagnostic atau
terapi. Panjang gelombang berkisar antara 10 nanometer ke 100 picometer (mirip
dengan frekuensi dalam jangka 30 PHz to 60 EHz). Pesawat sinar x terdiri dari
tiga bagian utama yaitu tabung sinar x, sumber tegangan tinggi yang mencatu
tegangan listrik pada kedua electrode dalam tabung sinar x, dan rangkaian
pemanas filament[4].
Sinar-X atau sinar Rontgen adalah salah satu bentuk dari radiasi
electromagnetik dengan Sinar-X umumnya digunakan dalam diagnosis gambar
medikal. Sinar-X adalah bentuk dari radiasi ion dan dapat berbahaya. Sinar-x ini
banyak digunakan dalam bidang kedokteran untuk memotret kedudukan tulang
atau organ dalam tubuh manusia. Meskipun besar menfaatya, penggunaan sinar-x
harus memperhatikan prosedur keadaan pasien. Karna daya tembusnya cukup
besar, jaringan tubuh manusia dapat rusak terkena paparan sinar-x terlalu lama.
37
Oleh karana itu, pemancaran sinar-x pada pasien diusahakan sesingkat mungkin.
Gambar general x-ray bisa dilihat pada Gambar 4.10 General X-Ray
38
a) Tabung Sinar X
b) Kolimator
c) Panel Kontrol
d) Handswitch
e) Generator
f) X-ray Tube
g) HTT (high tension travo)
h) Roda
i) Casette box
b. Blok Diagram Alat
Berikut Gambar 4.12 Blok diagram general X-ray
39
tegangan tinggi dan disuply ke rangkaian X-ray cup sehingga terjadilah
sinar X. Pada saat waktu di timer tercapai maka timer akan memutuskan
tegangan yang ke HTT sehingga proses penyinaran atau ekspose selesai.
c. Kompetensi dasar
1) Penempatan
Penempatan X – Ray general yaitu pada ruangan radiologi.
2) Pemasangan
Pada X –Ray General pemasangan terletak pada film yang akan
digunakan untuk proses penyinaran. Selain itu, Motorized Platform harus
diposisikan sesuai dengan posisi detector.
3)Pengoperasian
Berikut ini standar operasional alat general x-ray:
a) Hubungkan ’steker’ ke ’stop kontak’ pada dinding dan putar ’kunci
kontak’ pada modus radiografi kemudian tekan tombol power pada
posisi ON. Indikator radiografi pada panel operasi akan menyala dan
set up akan berjalan otomatis. Jika sistem telah siap dioperasikan
indikator standby pada panel operasi akan berkedip-kedip.
b) Mengatur tengangan tabung (kV) dan perkalian arus dan waktu
ekposi (mAs) dengan menekan tombol setting kV dan mAs pada
panel operasi.
c) Mengatur medan radiasi yaitu dengan menekan tombol lampu pada
panel operasi atau pada kolimator kemudian putar knob untuk
mengatur luas objek yang akan diradiasi.
d) Tekan tombol preparation radiography pada handswitch. Setelah
sekitar satu detik indikator ready pada panel operasi akan menyala
dan buzzer akan berbunyi. Tekan tombol exposure pada handswitch
untuk membangkitkan sinar-x. Indikator x-ray pada panel operasi
akan menyala selama sinar-x dibangkitkan. Buzzer akan berbunyi
ketika pembangkitan sinar-x selesai.
e) Melakukan kembali langkah 2 sampai dengan langkah 4 jika pesawat
akan digunakan kembali.
40
f) Matikan power suplai yaitu dengan menekan tombol power pada
posisi OFF. Semua indikator pada panel operasi akan mati. Posisikan
pesawat pada tempat yang aman.
4)Pemeliharaan
Perawatan pesawat sinar-x pada Instalasi Radiologi Rumah Sakit cukup
sederhana yaitu sebelum digunakan, pendingin ruangan dinyalakan agar
suhu udara sesuai dengan standar pengoperasian pesawat yaitu 200C
kemudian pesawat dinyalakan beberapa menit untuk mengetahui ada
tidaknya kerusakan. Lakukan prosedur pemeriksaan pada pasien sesuai
standar.
Selain perawatan diatas, setiap tahun pesawat harus dilakukan kalibrasi.
Tujuannya adalah untuk menghindari terjadinya kecelakaan radiasi baik
pada pasien maupun pada peugas. Kalibrasi pesawat dilakukan oleh
BAPETEN (Badan Pengawas Tenaga Nuklir).
5) Perbaikan
Pada alat General X – Ray tidak dilakukan perbaikan, biasanya
apabila terjadi kerusakan maka pihak RS akan mengubungin vendor
untuk melakukan perbaikan.
6) Pencatatan
Pencatatan dilakukan sebagai pencatatan jumlah alat dan pemeliharaan
maupun perbaikan alat, inventaris alat berupa merek alat, tipe alat, nomor
seri alat, tahun pengadaan alat, serta riwayat perbaikan maupun
pemeliharaan yang dicatat.
7) Analisis Teknis
Proses terjadinya sinar x ialah didalam tabung rontgen terdapat katoda
dan anoda, dan jika kawat filament dipanaskan lebih dari 20.000C sampai
menyala dengan menghantarkan listrik dari transformator. Karena panas
yang ditimbulkan memberikan tegangan tinggi maka electron-elektron
dipercepat gerakannya menuju anoda (target). Elektron-elektron
mendadak
dihentikan pada anoda sehingga membentuk panas 99% dan sinar X 1%.
41 Sinar x akan keluar dan diarahkan dari tabung melalui jendela yang
41
disebut
diafragma. Panas yang ditimbulkan ditiadakan oleh radiator pendingin.
Di dalam tabung sinar x terdapat filament yang bertindak sebagai
katode dan target yang bertindak sebagai anode. Tabung pesawat sinar x
dibuat hampa udara supaya elektron yang berasal dari filament tidak
terhalang oleh molekul udara dalam perjalanannya menuju anode.
Filament yang dipanasi oleh arus listrik bertegangan rendah menjadi
sumber electron. Semakin besar arus filament maka semakin tinggi suhu
filament dan berakibat semakin banyak elektron yang dibebaskan
persatuan waktu.
Pada rangkaian tegangan tinggi terdapat trafo tegangan tinggi yang
berfungsi untuk memberikan beda potensial antara anoda dan katoda
dimana anoda harus selalu mendapat polaritas positif dan katoda harus
selalu mendapat polaritas negatif agar elektron-elektron bebas yang ada
di sekitar katoda dapat ditarik ke anoda. Sebelum masuk ke rangkaian
tegangan tinggi, tegangan dari PLN masuk ke LVC terlebih dahulu untuk
menyesuaikan tegangan dari PLN yang berubah-ubah sesuai dengan yang
dibutuhkan oleh X-ray. Kemudian masuk ke autotrafo dimana autotrafo
berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan tegangan dengan cara
menambah atau mengurangi jumlah lilitan. Rangkaian pemanas filament
berfungsi untuk menghasilkan atau menyediakan electron-elektron bebas
guna keperluan terjadiya sinar x.
8) Keselamatan dan Kemanan Kerja (K3) Alat
Perhatikan kelistrikan dan grounding pada alat. Kenakan APD ketika
berhadapan dengan alat saat melakukan ekspose di dalam ruangan,
seperti Apron dan dosimeter yang nanti digunakan untuk membaca
berapa besar paparan yang didapatkan dalam ekspose. Letakkan alat pada
ruangan ber AC, agar mesin dapat bekerja secara optimal.
9) Kalibrasi Internal
Lakukan uji kesesuaian alat minimal setahun sekali. Tes apakah terdapat
kebocoran radiasi atau tidaknya. Kemudian cek apakah ma yang disetting
sama dengan yang keluar atau tidak.
42
2. Pesawat Rontgen Mobile
Pesawat rontgen mobile merupakan jenis pesawat rontgen discharge
condensator adalah suatu pesawat untuk membangkitkan sinar rontgen yang
hanya dapat digunakan untuk pemeriksan radiografi. Pada pesawat ini tabung
yang digunakan adalah tabung triode yang memiliki tiga elektroda yaitu, anoda,
katoda dan grid.
Pesawat ini menggunakan sistem discharge, dengan memanfaatkan muatan
kondensator sebagai sumber teganagan sehingga dapat menghasilkan tegangan
untuk membangkitkan frekuensi tinggi. Pesawat roentgen kondensator discharge
lebih efisien penggunaanya dibandingkan dengan pesawat rontgen stationary,
hal ini dikarenakan selain bentuk fisiknya yang mobile, pesawat ini pun
memiliki beberapa keuntungan yaitu, dengan pesawat kondensator discharge
trafo tegangan tinggi ( HTT ), trafo filament, rangkaian rectifier, x-ray tube ,
rangkaian osilasi tegangan tinggi bentuknya lebih kecil sehingga dapat dikemas
menjadi satu tempat (single tank), sehingga dapat mengefisienkan tempat.
Rangkaian pembangkit sinar rontgen pada kondensator discharge bekerja
berdasarkan sistem yang terdiri dari:
a) Rangkaian inverter. Rangkaian ini berfungsi merubah tegangan DC dari
baterai menjadi AC dengan menggunakan baterai dengan elemen kering.
b) Rangkaian voltage multiplier (pengganda tegangan). Rangkaian ini
berfungsi untuk melipatgandakan tegangan AC dari inverter menjadi
besaran kilo volt (kV) sehingga mampu melepaskan elektron pada katoda
dari ikatan atomnya.
c) Rangkaian pengisian dan pengosongan muatan kondensator. Tegangan yang
telah dilipatgandakan akan ditampung muatannya pada rangkaian
kondensator, dan muatan akan dibuang apabila terjadi expose sehingga akan
mengaktifkan x-ray tube dan akan menghasilkan sinar- X.
a. Spesifikasi :
1) Nama Alat : Pesawat rontgen mobile
2) Merk : Siemens
3) Model : -/ opx 105
43
4) No Seri : 1070714
Berikut Gambar 4.13 Pesawat rontgen mobile
44
elektron. Makin besar arus filamen If, akan makin tinggi suhu filamen
dan berakibat makin banyak elektron dibebaskan persatuan waktu.
Elektron yang dibebaskan oleh filamen tertarik ke anoda oleh adanya
beda potensial yang besar atau tegangan tinggi antara katoda dan anoda
yang dicatu oleh unit sumber tegangan tinggi (potensial katoda beberapa
puluh hingga beberapa ratus kV atau MV lebih rendah dibandingkan
potensial anoda), elektron ini menabrak bahan target yang umumnya
bernomor atom dan bertitik cair tinggi (misalnya tungsten) dan terjadilah
proses bremsstrahlung. Khusus pada pemercepat partikel energi tinggi
beberapa elektron atau partikel yang dipercepat dapat agak menyimpang
dan menabrak dinding sehingga menimbulkan bremsstrahlung pada
dinding.
Beda potensial atau tegangan antara kedua elektroda menentukan energi
maksimum sinar-X yang terbentuk, sedangkan fluks sinar-X bergantung
pada jumlah elektron persatuan waktu yang sampai ke bidang anoda yang
terakhir ini disebut arus tabung It yang sudah barang tentu bergantung
pada arus filamen It. Namun demikian dalam batas tertentu, tegangan
tabung juga dapat mempengaruhi arus tabung. Arus tabung dalam sistem
pesawat sinar-X biasanya hanya mempunyai tingkat besaran dalam
milliampere (mA), berbeda dengan arus filamen yang besarnya dalam
tingkat ampere.
45
Gambar 4.14 Blok Diagram Pesawat Rontgen Mobile
Keterangan blok diagram pesawat rontgen t mobile:
Power Supply mensuplai 3 rangkaian sekaligus yaitu rangkaian kontrol,
rangkaian tegangan grid dan rangkaian pengisian kapasitor, pengisian
kapasitor di charger sesuai setingan KV, setelah terisi penuh maka x-ray
mobile siap ditekan “ready”. rangkaian tegangan grid mendapat tegangan
pada saat x-ray pertama kali dihidupkan, maka grid aktif dan mendapat
tegangan 2300, sedangkan rangkaian kontrol mengaktifkan rangkaian
preparation pada yang bekerja adalah rotating anoda, shutter terbuka,
pemanasan filamen dan time delay untuk expose.
Pada blok rangkaian interlock, berfungsi sebagai pengunci, jadi pada saat
persiapan tidak terjadi pengosongan, atau sebaliknya jadi yang bekerja
hanya salah satu rangkaian. Setelah rangkaian preparation selesai maka siap
ditekan expose, lalu grid mendapat tegangan 0V, dan tegangan tinggi masuk
ke tabung lalu terjadilah expose. Setelah expose rangkaian kontrol
mengaktifkan rangkaian pengosongan kapasitor sampai tegangan dalam
kondensator benar 0 V.
d. Kompetensi dasar
1) Penempatan
46
Penempatan mobile X – Ray yaitu pada ruangan radiologi.
2) Pemasangan
Mobile X-Ray digunakan untuk melihat bagian dalam tubuh
menggunakan sinar-x, secara umum digunakan dalam diagnosis
gambar medikal.
3) Pengoperasian
Pengoperasian peswat rontgen mobile sebagai berikut:
a) Baca Bismillah sebelum melakukan tindakan.
b) Beri pengertian ke pasien, akan dilakukannya tindakan.
c) Posisikan pasien senyaman mungkin.
d) Letakkan kaset film pada belakang objek yang akan dirontgen .
e) Periksa semua bagian alat dan memastikan alat siap dan aman saat
digunakan.
f) Hubungkan kabel power ke stop kontak listrik (pastikan stop kontak
terhubung dengan ground).
g) Posisikan togle listrik pada ( I ).
h) Hidupkan pesawat dengan menekan tombol power warna hijau dan
lampu indikator power menyala.
i) Tekan saklar selektor V/KV ke arah V, dan mengatur voltase
autotrafo menggunakan saklar V sampai jarum menunjukan segitiga
kecil warna merah pada V/KV meter.
j) Pindahkan saklar selektor V/KV ke arah KV dan mengatur besar KV
yang akan dibutuhkan menggunakan saklar KV dengan melihat
V/KV meter.
k) Atur mA sesuai kebutuhan menggunakan selektor mA.
l) Atur “s” (waktu) menggunakan selektor “s”. Petugas mengusahakan
mAS dibuat sekecil mungkin, agar radiasi yang diterima pasien juga
kecil.
m) Atur kolimasi (ruang penyinaran) meggunakan kolimator secara
tegak lurus dengan objek yang akan dirontgen , jarak ±90 cm
(ekstramitas) dan ± 150cm untuk torax.
47
n) Tekan tombol ready expose dilanjutkan expose dengan berlindung di
balik dinding timbal atau pakai baju apron jika expose dilakaukan di
luar ruang radiologi.
o) Setelah proses selesai, matikan pesawat dengan menekan tombol
warna merah.
p) Posisikan togle listrik ke arah (0), dan mencabut kabel power dari
stop kontak listrik.
q) Baca Hamdalah setelah selesai tindakan.
r) Bersihkan alat & menyimpan alat pada tempatnya.
4) Perbaikan
Pada alat mobile X–Ray tidak dilakukan perbaikan, biasanya
apabila terjadi kerusakan maka pihak RS akan mengubungin vendor
untuk melakukan perbaikan.
5) Pencatatan
Pencatatan dilakukan sebagai pencatatan jumlah alat dan pemeliharaan
maupun perbaikan alat, inventaris alat berupa merek alat, tipe alat,
nomor seri alat, tahun pengadaan alat, serta riwayat perbaikan maupun
pemeliharaan yang dicatat.
6) Pemeliharaan
Cara pemeliharaan alat x-ray mobile adalah sebagai berikut:
a) Baca Basmallah sebelum melakukan pemeliharaan.
b) Lakukan pembersihan bagian dalam alat menggunakan vacum
cleaner secara hati-hati dan bersihkan casing menggunakan cairan
desinfektan dan kain lap yang kering.
c) Lakukan pembersihan papan komponen elektronik (PCB), kontaktor,
relay, auto trafo, menggunakan kuas dan contact cleaner PCB
(warna biru) secara hati-hati (dengan melihat tanda peringatan yang
biasanya ditempel di PCB).
d) Lakukan pembersihan pada koneksi kabel serta cek kabel power
menggunakan multimeter.
e) Lakukan pengecekan jika terjadi korosif pada alat, jika ada lakukan
pembersihan dengan contact cleaner logam (warna merah).
48
f) Periksa pada bagian - bagian yang bergerak (engsel, roda, gear) dan
lakukan pelumasan menggunakan vaselin.
g) Periksa baut/sekrup pengait dan lakukan pengencangan/tightening,
jika ada yang kendur.
h) Lakukan pengecekan fungsi dan kondisi per bagian alat (sekering,
selektor mA, selektor KV, kolimator).
i) Lakukan penggantian komponen jika terjadi aus ataupun usia teknis
sudah habis.
j) Lakukan pemeriksaan kinerja dan aspek keselamatan kerja.
k) Lakukan penyetelan/adjustment, jika terjadi penyimpangan hasil
kinerja alat.
l) Buat kesimpulan hasil pemeliharaan. Baca Hamdallah setelah
melakukan pemeliharaan.
7) Analisis Teknis
Analisis dilakukan sebelum dilakukannya perbaikan supaya
menghindari hal-hal yang sia-sia.
8) Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3) Alat
Lakukan sesuai prosedur, kemudian slalu pakai baju timbal supaya
tidak terkena paparan radiasi.
9) Kalibrasi Internal
Lakukan uji kesesuaian alat minimal setahun sekali. Tes apakah
terdapat kebocoran radiasi atau tidaknya. Kemudian cek apakah ma
yang disetting sama dengan yang keluar atau tidak.
1.4 Laboratorium Klinik
1. Blood Bank
Adalah tempat untuk menyimpan darah sebelum di digunakan sehingga
darah yang disimpan dalam kulkas akan tetap awet dan tahan lama agar
keping darah tetap utuh dan dapat digunakan.
a. Spesifikasi :
Merk : GEA MEDICAL
Type/Model : YB-DX23B
Nomor Seri : B814827
49
Ruang : IRNA III (Instalasi Rawat Inap.
Berikut Gambar 4.13 Blood Bank
50
sehingga terjadi penguapan. Disaat adanya penguapan, maka timbullah
suhu di dalam temperature rendah (dingin).
c. Blok diagram Alat
Berikut Gambar 4.16 Blok diagram Blood Bank
51
d. Kompetensi dasar
1) Penempatan
Penempatan Blood Bank adalah pada Bank darah dimana dikhususkan
untuk penyimpanan darah.
2) Pemasangan
Pemasangan paling utama pada Blood Bank adalah pada kompresor,
kondensor serta evaporator. Kompresor berfungsi sebagai mesin
pendingin yang cara kerjanya dinamis atau bergerak, yakni menghisap
sekaligus memompa udara sehingga terjadilah sirkulasi (perputaran)
udara yang mengalir dari pipa‐pipa mesin pendingin. Kondensor
merupakan suatu jaringan pipa yang berfungsi sebagai pengembun.
Udara yang dipompakan dari kompresor akan mengalami penekanan
sehingga mengalir ke pipa kondensor. Evaporator adalah pipa yang
akan mengubah udara menjadi gas dingin.
3) Pengoperasian
Berikut adalah standar operasional Blood Bank:
a) Menghubungkan Blood Bank dengan sumber listrik, lalu menekan
saklar ON.
b) Mengatur suhu yang dibutuhkan yaitu 2-6 0 C dan tunggu hingga
dingin yaitu 15-30 menit.
c) Apabila Blood Bank telah dingin setelah diukur dengan
thermohygrometer dan suhu telah tercapai dengan suhu yang telah
di atur maka kantung darah dapat dimasukkan sesuai golongan
darah di setiap laci.
4) Pemeliharaan
Pemeliharaan yang perlu dilakukan adalah dengan selalu
membersihkan evaporator, kondensator serta kompresor yaitu 3 bulan
sekali, kemudian selalu membersihkan secara rutin laci-laci pada
Blood Bank untuk menghindari kerak hingga embun. Pemeliharaan
lainnya yaitu Blood Bank tidak boleh dalam keadaan mati sehingga
harus selalu di nyalakan untuk menjaga kestabilan suhu di dalam
Blood Bank.
52
5) Perbaikan
Perbaikan yang dilakukan adalah saat suhu Blood Bank tidak dapat
mencapai suhu yang diatur saat diukur dengan thermohygrometer,
maka hal yang dilakukan di awal dengan membersihkan evaporator
maupun kondesator. Apabila terjadi kerusakkan maka evaporator
maupun kondesator dapat diganti.
6) Pencatatan
Pencatatan yang dapat dilakukan adalah dengan inventaris alat yaitu
merk, tipe, nomor seri dan tahun pengadaan serta kartu pemeliharaan
dan perbaikan, untuk mencatatn kapan alat dilakukan pemeliharaan
prefentif maupu korektif.
7) Analisis Teknis
Analisis teknis yang dilakukan sata terjadi kerusakan bermanfaat agar
perbaika yang dilakukan dapat dilakukan secara efektif dan tepat,
dengan melakukan pemeriksaan melalui bagian terluar alat hingga
sistem alat tersebut.
8) Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3) Alat
K3 alat berfungsi agar alat medis tersebut dalam keadaan aman
digunakan oleh pengguna maupun pasien yang akan dilakukan
tindakan medis. Pada Blood Bank salah satu keamanan yang perlu
diperhatikan adalah bagian fisik alat, adakah aliran tegangan listrik
pada penutup alat dengan melakukan pemasangan kabel pentanahan
yang sesuai standar maka alat dapat aman untuk digunakan.
9) Kalibrasi Internal
Kalibrasi internal yang dapat dilakukan adalah dengan uji fungsi alat
sebelum digunakan serta melakukan pemanasan alat agar semua sistem
serta bagian alat dapat berfungsi dengan tepat, kemudian selalu
melakukan pemeriksaan suhu dengan menggunakan thermohygrometer
yaitu 5 jam sekali untuk memantau suhu agar suhu sesuai dengan suhu
yang telah di atur.
2. Auto Analyzer Clinical Chemistry
53
Auto Analyzer Clinical Chemistry adalah alat yang digunakan untuk
pemeriksaan kimia klinik, yaitu mengukur kadar zat – zat yang terkandung dalam
darah. Contohnya adalah glukosa, asam urat, SGOT, SGPT, kolestrol, albumin,
trigliserid, gamma GT, dll. Alat Auto Analyzer Clinical Chemistry Gambar 4.17.
54
bila cahaya monokromatic (Io) melalui suatu media (sample), maka
sebagian cahaya tersebut diserap (Ia), sebagian dipantulkan (Ir).
Transmitan adalah perbandingan intensitas cahaya yang ditransmisikan
ketika melewati sampel (It) dengan intensitas cahaya mula-mula sebelum
melewati sampel (Io).
d. Blok diagram
55
e. Kompetensi dasar
1) Penempatan
Alat Auto Analyzer Clinical Chemistry ditempatkan pada ruangan
laboratorium central.
2) Pemasangan
Pemasangan pada alat Auto Analyzer Clinical Chemistry adalah
pemasangan selang dan kuvet pada alat harus tepat.
3) Pengoperasian
a) Menghubungkan kabel power pada sumber listrik.
b) Menyalakan alat dengan menekan tombol ON/OFF
c) Menekan tombol ID dan masukkkan nomor sampel,tekan enter
d) Lalu memasukkan sampel dalam adaptor.
e) Menutup tempat sampel dan menekan tombol Run untuk memulai
proses pembacaan.
f) Hasil akan muncul pada layar secara otomatis.
g) Setelah alat selesai di gunakan menekan tombol ON/OFF.
4) Pemeliharaan
a) Mengecek kondisi fisik dan bersihkan seluruh bagian alat.
b) Melakukan pengecekan tegangan input sesuai dengan spesifikasi
alat.
c) Menempatkan alat pada ruangan ber – AC.
d) Selalu mengecek reagen.
5) Perbaikan
Perbaikan pada alat Auto Analyzer Clinical Chemistry ketika selang
tersumbat maka bersihkan selang dengan menggunakan benang.
6) Pencatatan
Pencatatan pada umumnya dilakukan pada awal tahun yaitu invenataris
alat, pada saat dilakukan pemeliharaan yaitu dengan mencatat tanggal
dilakukan pemeliharaan pada kartu pemeliharaan yang masing – masing
terdapat pada alat, pada saat perbaikan yaitu dengan mencatat waktu
dilakukan perbaikan kemudian komponen apa yang diperbaiki ataupun
diganti, dan pada saat dilakukan kalibrasi pada alat.
56
7) Analisis teknis
Analisis teknis pada alat Auto Analyzer Clinical Chemistry adalah pada
saat alat mengalami kerusakan, hal dilakukan sebelum melakukan
pembongkaran pada alat yaitu dengan mengecek kabel power pada alat,
mengecek selang pada alat.
8) Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3) Alat
Keselamatan dan Keamanan Kerja alat Auto Analyzer Clinical Chemistry
adalah pada saat melakukan pemeliharaan maupun perbaikan pada alat
pastikan alat tidak terhubung dengan catu daya. Bersihkan selang –
selang yang terdapat didalam agar tidak mengganggu kerja alat ketika
selang tersumbat.
9) Kalibrasi alat
Untuk Auto Analyzer Clinical Chemistry cara kalibrasinya adalah dengan
menggunakan serum kontrol. Serum yang sudah diketahui komposisi dan
kadarnya diperiksa menggunakan Auto Analyzer Clinical Chemistry
seperti memeriksa sampel. Hasil yang didapatkan dibandingkan dengan
kadar serum kontrol. Jika masih dalam range, maka Auto Analyzer
Clinical Chemistry masih memberikan hasil yang akurat sehingga dapat
digunakan untuk memeriksa sampel.
1.5 Bedah
1. Lampu Operasi
Lampu operasi merupakan peralatan yang dipergunakan untuk memberikan
pencahayaan pada saat dilakukan operasi atau pembedahan. Umumnya lampu
operasi terdiri dari 2 jenis yaitu ceilling merupakan lampu operasi yang
posisinya terpasang pemanen di langit – langit ruang operasi dan tidak dapat
dipindah – pindahkan, sedangkan mobile merupakan lampu operasi yang
posisinya bisa dipindah – pindahkan sesuai dengan keperluan pemakaiannya[7].
Alat lampu operasi bisa dilihat pda gambar 4.19.
57
Gambar 4.19 Lampu operasi
a. Spesifikasi
Merk : Berchtold
Type : Chromp D300
No.seri : 5738050-029855
Ruangan : IBS/OK
Keluhan : Lampu tidak menyala
Analisa kerusakan : Kabel supply tidak terhubung
Tindakan : Menghubungkan kabel
Bagian-bagian alat lammpu operasi bisa dilhat pada gambar 4.20.
58
b. Prinsip Kerja Alat
Prinsip kerja lampu operasi adalah dengan memanfaatkan tegangan dari
PLN untuk menyuplai lampu yang sebelumnya masuk ke rangkaian
dimer untuk mengatur intensitas lampu.
c. Blok diagram Alat
Berikut Gambar 4.21 Blok diagram Lampu Operasi
59
Pemasangan pada lampu operasi adalah pemasangan lampunya, pada saat
melakukan pemasangan pada lamu pastikan tidak memegang lampu
secara langsung melainkan menggunakan tisu agar lampu tidak rusak.
3) Pengoperasian
Persiapan dan prosedur pengoperasian alat :
a) Hidupkan lampu dengan menggunakan tombol ON / OFF pada
lampu yang terdapat pada kontrol panel.
b) Pastikan lampu indikator menyala saat lampu dalam keadaan
menyala.
c) Atur intensitas cahaya lampu dengan menekan tombol intensitas
sesuai dengan yang dikehendaki.
d) Pastikan lampu operasi dalam keadaan normal.
e) Matikan lampu setelah selesai digunakan dengan menekan tombol
ON/ OFF pada kontrol panel.
4) Pemeliharaan
Pemeliharaan pada lampu operasi sebagai berikut:
a) Periksa pengatur fokus penyinaran.
b) Periksa intensitas regulator dimulai dari intensitas minimum hingga
maksimum sebelum pengoperasian.
c) Saat pertama dioperasikan intensitas lampu operasi harus dalam
keadaan minimum, setelah itu dapat diatur sesuai kebutuhan secara
perlahan – lahan.
d) Kembalikan ke posisi awal setelah selesai dioperasikan.
5) Perbaikan
Perbaikan yang dilakukan pada lampu operasi yaitu lampu tidak dapat
menyala, hal yang dilakukan yaitu mengecek sumber tegangan pada
lampu operasi, yang mana lampu operasi tidak terhubung dengan catu
daya. Perbaikan yang dilakukan yaitu menghubungkan lampu operasi
dengan sumber tegangan, dan lampu dapat menyala kembali.
6) Pencatatan
Pencatatan pada umumnya dilakukan pada awal tahun yaitu invenataris
alat, pada saat dilakukan pemeliharaan yaitu dengan mencatat tanggal
60
dilakukan pemeliharaan pada kartu pemeliharaan yang masing – masing
terdapat pada alat, pada saat perbaikan yaitu dengan mencatat waktu
dilakukan perbaikan kemudian komponen apa yang diperbaiki ataupun
diganti, dan pada saat dilakukan kalibrasi pada alat.
7) Analisis Teknis
Analisis teknis yang dilakukan ketika lampu operasi tidak dapat
menyala yaitu mengecek sumber tegangan terlebih dahulu, apabila
tidak ada sumber tegangan maka dapat disimpulkan bahwa lampu
operasi belum tersambung dengan sumber tegangan.
8) Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3) Alat
Keselamatan dan Keamanan Kerja alat lampu operasi yaitu ketika
melakukan pemeliharaan yaitu pada saat mengganti lampu operasi
seperti lampu halogen pastikan menggunakan tisu untuk memegang
lampu, apabila tidak akan menyebabkan kerusakan pada lampu. Dan
pada saat membersihkan bagian luar lampu operasi harus
menggunakan kain halus dan cairan yang sesuai dengan buku panduan
pemeliaraan pada lampu operasi tersebut.
9) Kalibrasi Internal
Untuk kalibrasi lampu operasi menggunakan alat kalibrasi lux meter
untuk intensitas cahaya, Electrical Safety Analyzer (ESA), dan
Thermohygrometer.
2. Anesthesi
Mesin anethesi adalah Suatu alat yang digunakan untuk menyalurkan
gas atau campuran gas anastetik yang aman ke rangkaian anestesi yang
kemudian dihisap oleh pasien dan membuang sisa gas dari pasien. Mesin
anestetik modern dilengkapi langsung dengan ventilator mekanik dan alat
pantau[11].
a. Prinsip Kerja
Pada prinsipnya, alat ini terdiri dari empat subsistem dasar, yaitu Pasokan
gas (supply gas) dan sirkuit terkendali (control Circuit), sirkuit pernafasan
dan ventilasi, scavenging system dan satu set fungsi sistem dan monitoring
sirkuit pernafasan.
61
b. Spesifikasi Alat
62
Bagian-bagian alat mesin anestesi
a) Display alat.
b) Flow Meter.
c) Vaporizer.
d) Ventilator dan Patient Circuit.
e) Sodaline.
d. Kompotensi Dasar
1) Penempatan
Penempatan anastesi machine yaitu pada ruang operasi
2) Pemasangan
Saat alat pertama datang, tahapan pertama yang harus dilakukan adalah
pengecekkan aksesoris dan spesifikasi alat maupun SN tiap aksesoris
yang ada, samakan semua SN main unit maupun Aksesoris dengan
checklist yang tersedia. Tahapan selanjutnya adalah memasang aksesoris
alat berupa sodalyme, monitor, vaporizer, bellow, kabel power pada alat
dan lainnya. Selanjutnya, melakukan setting pada alat berupa setting
waktu dan tanggal dan terakhir lakukan pengujian fungsi alat dengan cara
mengoperasikan alat dan mengecek semua tombol dan indikator display
berfungsi dengan baik.
3) Pengoperasian
Pengoperasian alat mesin anestesi sebagai berikut:
1) Pastikan alat berfungsi dengan baik
2) Pastikan vaporizer isoflorance, sevoflurance sudah terisi
3) Cek flow meter O2 dan flow meter N2O pastikan dalam keadaan
menutup sebelum digunakan
4) Cek sambungan atau konektor O2 dan N2O dari central ke unit soft
lander, pastikan sudah terpasang dengan benar dan tepat
5) Lakukan pengecekan gauge pressure pada mesin anasthesi kiri
berlawanan dengan jarum jam untuk membuka dan pastikan bobbin
berputar dengan baik pada 4-5 liter per menit
63
6) Cek safety valve dengan membuka kran N2O berlawanan jam sampai
3-5 lpm. Jika valve masih masih baik maka ketika kran dibuka level
yang sama
7) Cek soda line atau (absorber) maksimal ½ wadah masih belum
berubah warna.
8) Cek Breathing Circuit dan Bag, evaluasi adanya kebocoran dengan
cara menutup ujung Breathing Circuit yang telah terpasang pada
mesin anetesi kemudian tutup APL Valve dan biarkan bag
mengembang sedikit. Tekan bag beberapa kali dan rasakan tekanan
bag turun atau tetap bertambah. Jika tekanan55 turun maka dapat
dipastikan ada kebocoran dan jika tidak buka kembali ujung circuit.
9) Untuk melakukan anaestesi buka Vaporizer Isoflurance atau
sevorance berlawanan dengan arah jarum jam sampai 2-3 vol%.
10) Jika operasi sudah selesai atau operator sudah menjahit kulit maka
matikan N2O kemudian matian inhalasi dengan memutar vaporizer
searah jarum jamsampai pada tulisan OFF, kemudian lakukan
oksigenasi
4) Perbaikan
Kebanyakan kerusakan alat diperbaiki dengan penggantian board baik itu
CPU Board, LCD Display, Backlight alat, inverter, Anasthesia Control
Board, Backup Baterai, electronic gas mixer board, filter board dan lain
sebagainya.
5) Pencatatan
Pencatatan yang dilakukan pada alat anethesi sebagai berikut:
a) Mengisi formulir lembar kerja, kartu pemeliharaan dan tempelkan
label pemeliharaan preventif.
b) Pengguna alat menandatangani laporan kerja dan alat diserahkan
kembali.
6) Pemeliharan
a) Maintenance harian
Melakukan pembersihan alat anestesi sesudah operasi sehari dengan
kain lembab dan air deterjen/sabun, oleh para perawat anestesi.
64
Mencuci mendesinfeksi semua bagian dari respiratory system yang
berkontak dengan penderita.
b) Maintenance mingguan
Memeriksa atau mengganti O2 sensor dan flow sensor bila kalibrasi
tidak mungkin lagi, oleh perawat anestesi. Mengganti bakterial filter
oleh perawat anestesi.
c) Maintenance mingguan
Mencuci, mengeringkam dan memasang kembali cooling air filter
oleh perawat anestesi
7) Analisis Teknis
Blok Diagram alat dapat dilihat pada Gambar 4.24 berikut ini.
65
8. Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3) Alat
a) Gunakan APD ketika berhadapan langsung dengan alat, seperti
masker dan sarung tangan.
b) Cek kelistrikan, grounding, dan lain – lainnya.
c) Bersihkan dan simpan alat serta aksesoris.
10. Kalibrasi Alat
Kalibrasi yang dilakukan pada mesin anestesi adalah :
1) Kalibrasi O2.
2) Kalibrasi Flow Sensor.
3) Kalibrasi PEEP.
4) Kalibrasi katup inspirasi.
Gambar 4. 25 Defibrilator
Defibrillator adalah piranti elektronik yang mengalirkan sinyal listrik kejut
(pulsa) ke otot jantung untuk mempertahankan depolarisasi myocardial yang
sedang mengalami fibrillasi kardiak (ventricular fibrillation atau atrial
fibrillation). Fibrillasi kardiak adalah suatu keadaan di mana sel-sel myocardial
berkontraksi secara asinkron (tidak sinkron). Ketika fibrillasi ini terjadi pada
ventrikel, hal ini menyebabkan cardiac output (CO) aliran darah turun secara
drastis dan dapat mengakibatkan kematian dalam beberapa menit kemudian. Pada
firbrillasi atrial CO menurun tetapi tidak terlalu fatal[8].
66
Defibrilasi adalah suatu tindakan terapi dengan cara memberikan aliran listrik
yang kuat dengan metode asinkron ke jantung pasien melalui elektroda yang
ditempatkan pada permukaan dada pasien.
a. Spesifikasi
Merk : Mediana
Type : D500
No.seri : 15921607007
Ruangan : IRNA V111
Keluhan : Parameter NIBP tidak mengeluarkan tekanan
Analisa kerusakan : Selang tersumbat
Tindakan : Membersihkan selang
b. Bagian – bagian alat
67
secara spontan dan memungkinkan jantung untuk pulih kembali. Sehingga
jantung dapat untuk memulai aktivitas kontraksi kembali.
d. Blok diagram
68
e. Kompetensi Dasar
1) Penempatan
Alat defibrilator ditempatkan pada ruangan Instalasi Rawat Inap (IRNA),
ICU.
2) Pemasangan
Pemasangan pada defibrilator yaitu pemasangan konektor Elektroda,
NIBP, SPO2, Suhu, dan ECG harus sesuai dengan posisi yang sudah
terdapat pada soket alat.
3) Pengoperasian
Pengoperasian defibrillator sebagai berikut:
a) Memasang semua aksesoris pada pasien meliputi NIBP, SPO2,
Sensor Suhu, ECG, dan paddle.
b) Menghubungkan battery charger ke jala-jala listrik kemudian
menghidupkan.
c) Menekan saklar ON/OFF pada bagian belakang alat.
d) Memasang kertas EKG pada tempat kertas.
e) Menghidupkan alat defibrillator dengan menekan tombol ON/OFF.
f) Memilih energi dengan menekan tombol +/- pada alat.
g) Menekan tombol charger untuk pengisian muatan defibrillator.
h) Setelah pengisian, terdapat 30 detik setelah pengisian untuk di
buang/shock ke pasien. Jika tidak dilakukan shock, maka otomatis
tegangan akan kebuang/discharge.
i) Memberi permukaan elektroda dengan gel untuk mengurangi
hambatan dari tubuh pasien.
j) Meletakkan elektroda ke tubuh pasien dengan rapat jangan ada jarak
walaupun tipis antara elektroda dengan tubuh pasien, karena ini akan
menyebabkan muatan tidak seratus persen sampai ketubuh pasien
dan selesaikan tembakan.
k) Memastikan saat melakukan shock, tidak ada satupun yang
menyentuh pasien atau benda logam yang menempel pada tubuh
pasien.
69
l) Jika tidak ada respon atau perubahan hasil ECG dengan mengulangi
langkah 1-6.
m) Meletakkan kembali elektroda pada posisi awal.
4) Pemeliharaan
Pemeliharaan yang dilakukan pada alat defibrillator sebgaai berikut:
a) Membersihkan alat dari debu dan kotoran.
b) Mengisi kembali battery alat selesai alat digunakan
c) Membersihkan paddle dalam keadaan bersih dari bekas gel yang
telah digunakan dengan kain, agar tidak terdapat kerak pada
elektroda
d) Melakukan charge dan discharge secara manual untuk menjaga usia
kapasitor dengan melakukan pada setting energi 5-100 J secara
bertahap
e) Lakukan pembersihan relay (contact relay) setiap enam bulan sekali
f) Pengecekkan aksesoris pendukung apakah masih layak digunakan
atau tidak
g) Melakukan pengecekkan battery setiap setahun sekali, apakah masih
layak digunakan atau tidak
5) Perbaikan
Perbaikan pada defibrilator yaitu ketika salah satu parameter pada alat
yaitu NIBP tidak dapat mengeluarkan tekanan maka hal yang dilakukan
yaitu mengecek manset dan selang tedapat kebocoran atau tidak, apabila
tidak ada kebocoran dilanjutkan dengan melakukan pembongkaran pada
alat yaitu mengecek selang yang terhubung langsung ke alat defibrilator
yang didalam selang tersebut terdapat kotoran yang menyumbat sehingga
tekanan atau udara tidak dapat menuju ke manset, perbaikan yang
dilakukan yaitu membersihkan selang dan memasang kembali selang ke
alat defibrilator dan alat dapat bekerja dengan normal kembali.
6) Pencatatan
Pencatatan pada umumnya dilakukan pada awal tahun yaitu invenataris
alat, pada saat dilakukan pemeliharaan yaitu dengan mencatat tanggal
dilakukan pemeliharaan pada kartu pemeliharaan yang masing – masing
70
terdapat pada alat, pada saat perbaikan yaitu dengan mencatat waktu
dilakukan perbaikan kemudian komponen apa yang diperbaiki ataupun
diganti, dan pada saat dilakukan kalibrasi pada alat.
7) Analisis teknis
Analisis teknis ketika alat defibrilator mengalami kerusakan seperti
paramater NIBP yang tidak dapat mengeluarkan tekanan atau udara,
maka hal yang dilakukan sebelum melakukan proses perbaikan atau
pembongkaran pada alat yaitu mengecek terlebih dahulu bagian luar alat
sepert manset dan selang terdapat kebocoran atau tidak, apabila tidak,
dapat dianalisis kerusakan terjadi pada bagian dalam alat sehingga dapat
dilakukan pembongkaran pada alat.
8) Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3) Alat
Keselamatan dan Keamanan Kerja pada alat defibrilator ketika dilakukan
pemeliharaan harus sesuai dengan SOP alat sehingga tidak menyebabkan
kerusakan pada alat.
9) Kalibrasi alat
Kalibrasi alat defibrillator menggunakan alat defibrillator analyzer, alat
ini digunakan untuk menguji karakteristik – karakteristik keluaran dari
defibrillator seperti besarnya keluaran energi (joule) serta mengukur
waktu pengisian (charge time) dan juga menguji parameter – parameter
untuk non – invasive pacemakers. Selain itu juga menggunakan
Electrical Safety Analyzer (ESA), Stopwatch, dan Thermohygrometer.
2. Infusion Pump
Infusion Pump adalah perangkat medis yang digunakan untuk memberikan
cairan kedalam tubuh pasien dalam jumlah besar atau kecil, dan dapat digunakan
untuk memberikan nutrisi atau obat, seperti insulin atau harmone lainnya,
antibiotic, obat kemoterapi, dan penghilang rasa sakit dengan cara yang terkendali.
a. Spesifikasi :
Merk : Terumo
Type/Model : TE-172
Nomor Seri : 1410000130
71
Ruang : ICU
Alat Infus Pump bisa dilihat pada gambar 4.28.
72
Gambar 4.29 Blok Diagram Infus Pump[9]
Sumber : A. Wankakar, “Blok Diagram Infusion Pump,” 2010 [10]
Pertama setting alat untuk menyesuiakan kebutuhan setelah itu pasang
selang kedalam unit alat pasang drip rate sensor kemudian tekan tombol
start maka microcontroller akan memproses perintah tersebut dan alat akan
bekerja setelah itu hasil akan tertampil, ketika ada masalah pada saat alat
beroperasi maka alarm akan berbunyi.
d. Kompetensi Dasar
1) Penempatan
Infusion Pump ditempatkan pada ruang-ruang yang membutuhkan alat
penghisap seperti instalasi rawat inap.
2) Pemasangan
Pemasangan selang Infuse Pump harus sesuai dengan SOP
3) Pengoperasian
Persiapan dan prosedur pengoperasian alat Infusion Pump :
a) Hubungkan alat ke listrik AC dan nyalakan pompa
b) Tekan tombol power pada panel control
c) Masukkan set IV botol, isi cairan ke set IV dan udara pembersih
dari tabung
d) Buka pintu alat, jumlah IV set tabung yang bagian lebih rendah dari
ruang, melalui semua alur lurus, tekan penjepit untuk melepaskan
dan jumlah tabung didalamnya menutup pintu
e) Matikan semua lampu didaerah mengkhawatirkan, jika permukaan
sensor gelembung dan bersihkan tabung dengan air suling untuk
melepaskan alarm
f) Untuk menambah atau mengurangi volume infus dan debit aliran
dengan kenop
g) Tekan tombol start untuk memulai infus
h) Bila ada alarm, ikuti indikasi didaerah mengkhawatirkan
73
i) Bila menggunakan merk baru set IV atau ada masalah, maka
dilakukan kalibrasi untuk lebih jelas lihat manual penggunaan.
4) Pemeliharaan
a) Bersihkan setelah proses pemakaian selesai, keringkan dari
kemungkinan cairan yang menetes pada alat
b) Simpan ditempat dengan suhu udara sejuk, tidak boleh terlalu panas
dan tidak boleh terlalu lembab
c) Pengecekan alat secara rutin dengan kalibrasi (uji fungsi) tetesan
d) Pastikan dalam proses tersebut alat bekerja dengan baik
e) Carger baterai hingga penuh sebelum disimpan
f) Cek juga sistem fuse pada alat agar terhindar dari kemungkinan
sambungan arus pendek yang berakibat fatal pada alat.
5) Perbaikan
Kerusakan yang biasanya terdapat pada Infuse Pump yaitu pada
bagian infuse set, jika infuse set yang dipasang tidak satu merk dengan
alatnya akan menimbulkan udara pada selang yang membuat sensor
udara terus berbunyi. Cara perbaikannya dengan mengganti infuse set
yang merknya sama.
6) Analisis Teknis
Jika ada sensor yang berbunyi sebaiknya cek bagian-bagian yang
berkaitan dengan sensor tersebut apakah sudah terpasang dengan baik
dan benar.
7) Pencatatan
Pencatatan alat umum nya dilakukan pada awal tahun maupun saat
akan dilakukan kalibrasi alat setiap tahunnya, pencatatan berupa
pendataan memiliki format yaitu ruangan alat tersebut berada, merk,
tipe/model, nomor seri alat, jumlah, tahun pengadaan alat tersebut,
kondisi alat tersebut saat dilakukan invetaris alat, serta keterangan alat
tersebut. Nomor seri dapat digunakan nomor seri dari distributor alat
tersebut maupun nomor seri pendataan alat di rumah sakit tersebut,
sesuai format yang diterapkan di rumah sakit. Pada alat Infuse Pump
ini.
74
8) K3 Alat
Keselamatan dan keamanan yang perlu diperhatikan adalah apakah
alat tersebut telah aman digunakan, kemudian apakah bagian luar alat
tidak ada arus bocor yang membahayakan pasien dan pengguna,
dengan memeriksa menggunakan alat ESA untuk mengetahui jumalah
arus bocor, kemudian sistem perkabelan pertahanan.
9) Kalibrasi Internal
Kalibrasi internal yang dilakukan adalah dengan selalu melakukan uji
fungsi sebelum alat digunakan maupun sesudah alat dilakukan.
75
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Selama melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dengan
waktu dua bulan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Sayidiman Magetan, penulis
memperoleh banyak pengalaman dan pengetahuan yang belum pernah didapatkan
pada perkuliahan. Praktik di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Sayidiman Magetan
ini merupakan pembuktian dari ilmu-ilmu yang di peroleh selama di perkuliahan.
Pengalaman praktik secara langsung dalam perbaikan dan pemeliharaan sarana
kesehatan yang ada di rumah sakit serta prosedur yang digunakan dalam
perbaikan dan pemeliharaan tersebut merupakan kesan dan nilai tersendiri bagi
penulis. Dari praktik kerja lapangan kami dapat mengambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut.
1. Praktik kerja lapangan (PKL) bertujuan agar mahasiswa dapat memahami
lebih mendalam mengenai teknik perencanaan, pemeliharaan, pemasangan
serta perbaikan semua peralatan elektromedik dan sarana kesehatan lainya.
2. Mahasiswa dapat mengenal dunia kerja khususnya bidang elektromedik di
rumah sakit selain itu, merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat dan
berguna bagi mahasiswa untuk penambahan ilmu pengetahuan yang
mungkin tidak didapat di bangku perkuliahan, sehingga sangat bermanfaat
kelak di dunia kerja.
3. Praktik kerja lapangan dapat meningkatkan pemahaman mahasiwa dalam
menangani alat-alat kesehatan yang ada di Rumah Sakit, selain itu juga
lebih memperdalam mengenai pemeliharaan, pemasangan serta perbaikan
peralatan elektromedik serta sarana kesehatan yang lain.
4. Mahasiswa dapat mengenal alat-alat kesehatan mengenai pengertian,
fungsi, prinsip kerja, bagian-bagian serta cara pengoperasiannya, sebagai
pembahasan alat dalam laporan Praktik Kerja Lapangan.
5. Dalam Praktik Kerja Lapangan, mahasiswa belajar bagaimana
bersosialisasi terhadap karyawan dan staf sehingga tidak canggung lagi
jika sudah lulus nanti untuk memasuki dunia kerja yang baru.
6. Masih kurangnya peralatan kerja yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah
dr. Sayidiman Magetan khususnya pengadaan suku cadang peralatan
kesehatan, sehingga efisiensi waktu dan tenaga belum tercapai dengan baik
dimana kerusakan yang terjadi seharusnya dapat terselesaikan dengan
segera, namun karena belum tercapainya hal di atas maka pekerjaan
tersebut akhirnya akan tertunda.
5.2 Saran
Adapun saran penulis selama melakukan Praktik Kerja Lapangan selama satu
bulan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Sayidiman Magetan antara lain:
77
d. Kepada Mahasiswa diharapkan dapat membagi waktu dengan baik agar
laporan PKL dapat selesai tepat waktu.
e. Harus bisa menghargai waktu dengan tidak menyia-nyiakan kesempatan
yang ada ketika praktik kerja lapangan berlangsung.
f. Dapat menjaga nama baik Program Studi Teknologi Elektro-Medis
Program Vokasi UMY.
3. Kepada Kampus
a. Komunikasi antara pihak kampus, pihak rumah sakit dan mahasiswa
diharapkan lebih ditingkatkan lagi.
b. Persiapan sebelum melakukan praktik kerja lapangan seperti, sosialisasi,
administrasi dan edukasi kepada mahasiswa masih kurang jelas diharapkan
untuk kedepannya bisa lebih diperhatikan.
78
DAFTAR PUSTAKA
[7] I. Alfredo, “Lampu Operasi,” Pelayanan Kesehat., no. 2014, pp. 1–6, 2010.
2. PRESENTASI
Nilai Akhir
No. Unsur Penilaian Nilai (a) Bobot (b)
(axb)
1. Sikap 30%
Magetan, 31 Maret 2021
2. Cara Penyampaian Dosen Pembimbing
30% Lapangan
3. Kemampuan Menjawab
40%
Pertanyaan
Total Nilai (N2)
NILAI
AKHIR
ANGKA
HURUF
81
Lampiran 2 : Catatan Kegiatan Harian
LEMBAR KEGIATAN PRAKTEK KERJA
LAPANGAN
Paraf
dan
No Hari /Tgl Jam Uraian Nama
Kegiatan Instruktur
1. Senin 10.00 Melakukan pemeriksaan pada
01 Maret 2021 thermogun dan oxymetry.
82
11.00 Melakukan perbaikan pada
termo printer dan penggantian
elektroda pada ECG dari ruang
Paviliun.
83
membersihkan socket NIBP yang
tersumbat.
84
dengan menggunakan manual
book diketahui bahwa modul
NIBP rusak dan harus diganti.
85
13.57 Melakukan pemeriksaan dan
perbaikan pada 3 kompresor pada
ventilator diruang PICU yang
mengalami tekanan berlebih dan
kebocoran tekanan yang
disebabkan longgarnya filter
udara serta kompresor yang
secara otomatis membuang
tekanan dengan suara seperti
tembakan.
86
12 Maret 2021 PICU yang disebabkan karena
kabel power putus sehingga
menyebabkan lampu tidak dapat
menyala. Kemudian
menyambungkan kabel power
yang putus agar alat dapat
berfungsi kembali.
87
dengan memeriksa bagian
saluran oksigen dan mensetting
bagian regulator pressure ke
setting yang ditentukan yaitu 30.
88
19 Maret 2021 bersama teknisi ventilator dari
Surabaya. Perbaikan yang
dilakukan adalah mengganti
regulator yang sudah rusak.
89
16. Kamis 11.00 Melakukan pemeriksaan pada
25 Maret 2021 ECG Recorder yang tidak dapat
menyala yang disebabkan oleh
penggunaan charger yang tidak
sesuai dengan spesifikasi dari
alat ECG sehingga menyebabkan
komponen pada main board pada
ECG ada yang meletus.
90
30 Maret 2021 pengenalan fungsi dan bagian-
bagian alat dan pemeriksaan alat
bedah berupa mesin anestesi dan
lampu operasi diruang operasi
serta tentang bagaimana cara
penggunaan alat-alat tersebut
.
91
Lampiran 3: Dokumentasi Kegiatan Harian
Melakukan perbaikan pada alat bottle Melakukan perbaikan pada alat baby
sterilizer yang tidak dapat menyala incubator yangmengalami kerusakan
disebabkan pada komponen pushbutton pada fan sehingga suhu akan terus
on/of berkarat dan rusak. semakin naik
Pelatihan alat nebulizer, HFNC dan Melakukan perbaikan pada alat patient
ventilator monitor