You are on page 1of 7

TUGAS

ETIKA & TANGGUNG JAWAB PROFESI


Tentang
ETIKA & KODE ETIK

NAMA : IFRIYANI
NIM : D1A118296

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MATARAM
ETIKA PROFESI & KODE ETIK

1. Pentingnya Etika Profesi


Apa itu kode etik? Kode etik adalah merupakan suatu bentuk aturan tertulis yang
secara sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada dan pada saat
yang dibutuhkan akan dapat difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam
tindakan yang secara logika-rasional umum (common sense) dinilai menyimpang dari kode
etik.
Dengan demikina kode etik adalah refleksi dari apa yang disebut dengan “self
control”, karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan
kelompok sosial (profesi) itu sendiri. Sedanglan Kode etik profesi adalah pedoman sikap,
tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Macam-Macam Etika
a) Etika Deskriptif
Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku manusia,
serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai  sesuatu yang bernilai.
Artinya Etika deskriptif tersebut berbicara mengenai fakta secara apa adanya, yakni
mengenai nilai dan perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan
realitas yang membudaya. Da-pat disimpulkan bahwa tentang kenyataan dalam
penghayatan nilai atau tanpa nilai dalam suatu masyarakat yang dikaitkan dengan kondisi
tertentu memungkinkan manusia dapat bertindak secara etis.
b) Etika Normatif
Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya dimiliki
oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang
bernilai dalam hidup ini. Jadi Etika Normatif merupakan norma- norma yang dapat menuntun
agar manusia bertindak secara baik dan meng- hindarkan hal-hal yang buruk, sesuai dengan
kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat.
3. Fungsi Kode Etik
Pada dasarnya kode etik memiliki fungsi ganda yaitu sebagai perlindungan dan
pengembangan bagi profesi. Fungsi seperti itu sama seperti apa yang dikemukakan Gibson
dan Michel (1945 : 449) yang lebih mementingkan pada kode etik sebagai pedoman
pelaksanaan tugas prosefional dan pedoman bagi masyarakat sebagai seorang professional.
Biggs dan Blocher ( 1986 : 10) mengemukakan tiga fungsi kode etik yaitu : 1.
Melindungi suatu profesi dari campur tangan pemerintah. (2). Mencegah terjadinya
pertentangan internal dalam suatu profesi. (3). Melindungi para praktisi dari kesalahan
praktik suatu profesi.
Salah satu contoh diambil contoh empat fungsi kode etik guru bagi guru itu sendiri,
antara lain :
1. Agar guru terhindar dari penyimpangan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
2. Untuk mengatur hubungan guru dengan murid, teman sekerja, masyarakat dan
pemerintah.
3. Sebagai pegangan dan pedoman tingkah laku guru agar lebih bertanggung jawab pada
profesinya.
4. Pemberi arah dan petunjuk yang benar kepada mereka yang menggunakan profesinya
dalam melaksanakan tugas.
4. Etika Profesi
Berkaitan dengan bidang pekerjaan yang telah dilakukan seseorang sangatlah perlu
untuk menjaga profesi dikalangan masyarakat atau terhadap konsumen (klien atau objek).
Dengan kata lain orientasi utama profesi adalah untuk kepentingan masyarakat dengan
menggunakan keahlian yang dimiliki. Akan tetapi tanpa disertai suatu kesadaran diri yang
tinggi, profesi dapat dengan mudahnya disalahgunakan oleh seseorang seperti pada
penyalahgunaan profesi seseorang dibidang komputer misalnya pada kasus kejahatan
komputer yang berhasil mengcopy program komersial untuk diperjualbelikan lagi tanpa ijin
dari hak pencipta atas program yang dikomesikan itu. Sehingga perlu pemahaman atas etika
profesi dengan memahami kode etik profesi.
5. Kode Etik Profesi
Kode etik profesi merupakan sarana untuk membantu para pelaksana seseorang
sebagai seseorang yang professional supaya tidak dapat merusak etika profesi. Ada tiga hal
pokok yang merupakan fungsi dari kode etik profesi :
Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip
profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode etik profesi, pelaksana
profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh dia lakukan dan yang tidak boleh
dilakukan.
6. Penjelasan Mengapa Kode Etik Profesi Sangat Penting
a. Kode etik merupakan suatu cara untuk memperbaiki iklim organisasional sehingga
individu-individu daoat berperilaku secara etis.
b. Kontrol etis diperlukan karena sistem legal dan pasar tidak cukup mampu mengarahkan
perilaku organisasi untuk mempertimbangkan dampak moral dalam setiap keputusan
bisnisnya.
c. Perusahan memerlukan kode etik untuk menentukan status bisnis sebagai sebuah
profesi, dimana kode etik merupakan salah satu penandanya.
d. Kode etik dapat juga dipandang sebagai upaya menginstitusionalisasikan moral dan
nilai-nilai pendiri perusahaan, sehingga kode etik tersebut menjadi bagian dari budaya
perusahaan dan membantu sosialisasi individu baru dalam memasuki budaya tersebut.
7. Pelanggaran Kode Etik Profesi
Terjadinya penyimpangan yang dilakukan oleh anggota kelompok profesi dari kode
etik profesi di mata masyarakat. Oleh karena itu, kelompok profesi harus mencoba
menyelesaikan berdasarkan kekuasaannya sendiri.
Karena kode etik profesi merupakan produk etika terapan karena dihasilkan
berdasarkan penerapan pemikiran etis atas suatu profesi.
8. eberapa Penyebab Pelanggaran Kode Etik Profesi.
1)   Idealisme yang terkandung dalam kode etik profesi tidak sejalan dengan fakta yang
terjadi di sekitar para profesional, sehingga harapan terkadang sangat jauh dari
kenyataan.
2)   Memungkinkan para profesional untuk berpaling kepada kenyataan dan mengabaikan
idealisme kode etik profesi. Kode etik profesi bisa menjadi pajangan tulisan berbingkai.
3)   Kode etik profesi merupakan himpunan norma moral yang tidak dilengkapi dengan
sanksi keras karena keberlakuannya semata-mata berdasarkan kesadaran profesional.
4)   Memberi peluang kepada profesional yang untuk berbuat menyimpang dari kode etik
profesinya.
9. Pentingnya Kode Etik Dan Tanggung Jawab Profesi
Ada beberapa alasan mengapa kode etik perlu untuk dibuat. Beberapa alasan tersebut
adalah:
a. Kode etik merupakan suatu cara untuk memperbaiki iklim organisasional sehingga
individu-individu daoat berperilaku secara etis.
b. Kontrol etis diperlukan karena sistem legal dan pasar tidak cukup mampu mengarahkan
perilaku organisasi untuk mempertimbangkan dampak moral dalam setiap keputusan
bisnisnya.
c. Perusahan memerlukan kode etik untuk menentukan status bisnis sebagai sebuah
profesi, dimana kode etik merupakan salah satu penandanya.
d. Kode etik dapat juga dipandang sebagai upaya menginstitusionalisasikan moral dan
nilai-nilai pendiri perusahaan, sehingga kode etik tersebut menjadi bagian dari budaya
perusahaan dan membantu sosialisasi individu baru dalam memasuki budaya tersebut.
10. Manfaat Etika Profesi & Tanggung Jawab Profesi
Etika profesi pada awalnya terbentuk guna kepentingan kelompok profesi itu
sendiri karena bermula dari pemasalahan-permasalahan yang imbul, dalam
perkembangannya sesuai dengan situasi dan kondisi ilmu pengetahuan filsafat yang
terkait dengan etika maka berkembang menjadi lebih maju sesuai dengan hasil
penelitian empiris yang didukung oleh norma yang ada diperoleh suatu hipotesa dan
sampailah pada hasil akhir profesi guna kepentingan masyarakat dengan konsekuensi
logis etika profesi merefleksikan kinerjanya secara etis atas kebutuhan masyarakat.
Perkembangan masyarakat yang makin majemuk , mengglobal, berkembang maju
baik bidang ekonomi, teknologi, serta bidang yang lain. Komunikasi antar daerah
maupun negara makin cepat membuktikan mobilitas masyarakat makin meninggi dan
tidak terkendali. Seiring dengan hal tersebut maka peran profesi makin dibutuhkan baik
dari segi kualitas maupun kuantitas. Kualitas dari profesi harus makin meningkat guna
mengimbangi kemajuan jaman serta kuantitas dari bertambahnya jenis kebutuhan
penanganan oleh profesi akibat kemajuan dari berbagai bidang merupakan tantangan
profesi yang harus didukung perangkat etika profesi yang memadai sebagai suatu
tanggung jawab profesi. Tanggung jawab etika profesi tidak dapat lepas dari manfaat
etika profesi.
Adapun manfaat etika profesi dalam perkembangan terdiri dari:
(a) Manfaat terhadap diri sendiri. Penyandang profesi memiliki kesempatan luas untuk
mengabdikan diri demi kepentingan publik.
(b) Manfaat terhadap masyarakat. Masyarakat dapat memperoleh pelayanan sesuai
dengan kebutuhannya mengingat profesi memiliki keahlian khusus yang tidak dimiliki
pihak lain.
(c) Manfaat terhadap negara. Penyandang profesi dapat berperan serta memajukan negara
dengan keahlian bidang tertentu yang dimilikinya. Segala bidang dalam aktifitas negara
saling terkait, apabila segala bidang kehidupan dapat berjalan dengan maksimal maka
mekanisme pembangunan dalam segala bidang menjadi maju yang berdampak pada
kemajuan negara.
(d) Manfaat terhadap hukum. Negara kita adalah negara hukum dan hukum sebagai
panglima yang tertinggi. Profesi pada bidangnya masing-masing tetap hukum menjadi
panutan bagi profesi sesuai pandangan segala segi kehidupan harus berpatokan pada
hukum yang berlaku.
11.    Kode Etik Advokat
Kode etik advokat adalah Kode Etik Advokat Indonesia yang ditetapkan pada tanggal
23 Mei 2002 berdasarkan kesepakatan 7 (tujuh) organisasi advokat Indonesia yang terdiri
dari:
1. Ikatan Advokat Indonesia (IKADIN);
2. Asosiasi Advokat Indonesia (AAI);
3. Ikatan Penasehat Hukum Indonesia (IPHI);
4. Asosiasi Konsultan Hukum Indonesia (AKHI);
5. Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal (HKHPM);
6. Serikat Pengacara Indonesia (SPI);
7. Himpunan advokat dan Pengacara Indonesia (HAPI).
Berdasarkan Pasal 33 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat
menyatakan Kode etik dan ketentuan tentang Dewan Kehormatan Profesi Advokat yang
telah ditetapkan oleh Ikatan Advokat Indonesia (IKADIN), Asosiasi Advokat Indonesia (AAI),
Ikatan Penasihat Hukum Indonesia (IPHI), Himpunan Advokat dan Pengacara Indonesia
(HAPI), Serikat Pengacara Indonesia (SPI), Asosiasi Konsultan Hukum Indonesia (AKHI), dan
Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal (HKHPM), pada tanggal 23 Mei 2002 dinyatakan
mempunyai kekuatan hukum secara mutatis mutandis menurut Undang-Undang ini sampai
ada ketentuan yang baru yang dibuat oleh Organisasi Advokat.
12. Kode Etik Hakim

Untuk jabatan hakim, Kode Etik Hakim disebut Kode Kehormatan Hakim berbeda
dengan notaris dan advokat. Hakim adalah pegawai negeri sipil yang mempunyai
jabatan fungsional. Oleh karena itu Kode Kehormatan Hakim memuat 3 jenis etika,
yaitu:

1. Etika kedinasan pegawai negeri sipil

2. Etika kedinasan hakim sebagai pejabat fungsional penegak hukum.

3. Etika hakim sebagai manusia pribadi manusia pribadi anggota masyarakat.

You might also like