Professional Documents
Culture Documents
Kelompok 6 HAKIKAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Kelompok 6 HAKIKAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya. Adapun tema dari makalah ini adalah "Hakikat Pendidikan
Kewarganegaraan".
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................... ii
Kehidupan Bangsa........................................................................... 1
F. Kesimpulan....................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 12
ii
A. Konsep Pendidikan Kewarganegaraan dalam Mencerdaskan
Kehidupan Bangsa
Pendidikan Kewarganegaraan atau yang biasa dikenal dengan
istilah PKn adalah mata pelajaran wajib dalam kurikulum untuk semua
jenjang pendidikan, mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai Perguruan
Tinggi (Mahasiswa). Melalui pelajaran ini siswa bahkan sampai
mahasiswa akan dibekali dengan pengetahuan yang mendukung
peran aktif dalam bermasyarakat dan bernegara dimasa depan. Ini
juga merupakan program pendidikan yang didalamnya terdapat
pengetahuan-pengetahuan yang dikemas sedemikian rupa sehingga
dapat memberikan pengaruh positif yang berasal dari lingkungan
sekolah untuk mengasah para pelajar berpikir kritis, dan bertindak
secara demokratis berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
1
pengetahuan lainnya. Harapannya melalui pendidikan yang
diberikan di sekolah maupun di rumah akan melatih siswa untuk
berpikir kritis, analitis, dan bertindak secara demokratis agar
kegiatan yang dilakukan berdasar atau berlandaskan Pancasila dan
UUD 1945.
2
2. Menghasilkan generasi yang dapat berpartisipasi dalam kegiatan
bernegara secara aktif serta bertanggung jawab.
3. Menghasilkan generasi yang secara individu dapat berkembang
secara positif dan demokratis.
4. Menghasilkan generasi yang dapat memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi untuk berinteraksi dan bekerja sama
dengan negara lain.
3
berbagai gerakan secara nasional yang diawali oleh Budi Utomo
pada tahun 1908, setelah itu dilanjutkan oleh agenda nasional
lainnya oleh berbagai organisasi baik secara langsung maupun
diam-diam untuk memperjuangkan identitas nasional Indonesia
dengan salah satu contohnya seperti ikrar Sumpah Pemuda yang
diucapkan oleh para pemuda Indonesia pada tahun 1928. Hingga
akhirnya diresmikannya kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17
Agustus 1945 ketika pengikraran proklamasi kemerdekaan
terlaksana.
4
Kewarganegaraan, yang dilanjutkan dengan perubahan istilah
menjadi Civics (1962), dan Pendidikan Kewargaan Negara (1968).
Sebelum dikenalkannya istilah ini pada kurikulum pendidikan,
terdapat mata pelajaran Tata Negara dan Tata Hukum tahun 1946
yang menyinggung tentang sejarah, geografi, ekonomi, dan politik
yang saat ini diliput oleh pendidikan kewarganegaraan.
5
Nasional Nomor 20 Tahun 2003, dan mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) diubah kembali sebutannya menjadi
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan atau PPKn karena
dianggap lebih relevan dengan sistem kurikulum 2013.
6
dalam negara. MPR memiliki tugas dan wewenang untuk
menetapkan UUD dan GBHN, selain itu juga membuat Undang-
Undang dengan Dewan Pertimbangan Agung (DPA) dan
Mahkamah Agung (MA). Karena konstitusi tidak mampu untuk
menjalankan segala urusan, maka dibuatlah kesepakatan yang
tercantum dalam Pasal 3 Aturan Peralihan yang menyatakan
Soekarno sebagai presiden dan Moh. Hatta sebagai wakil
presiden yang pertama. KNIP hadir untuk membantu presiden
dan wakil presiden menjalankan tugasnya.
Akan tetapi kenyataannya, terjadi penyelewengan oleh KNIP
yaitu yang seharusnya tugasnya adalah membantu tugas-tugas
pemerintahan presiden, menjadi ikut serta dalam penetapan
GBHN. Hal ini menunjukkan bahwa konstitusi belum
dilaksanakan secara nyata di Indonesia. (profil warga negara)
b. Periode 27 Desember 1949 s/d 17 Agustus 1950, masa
berlakunya Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Serikat
(RIS)
Konstitusi yang kedua yaitu Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia Serikat (UUD RIS), hal ini terjadi karena Negara
Kesatuan berubah menjadi Negara Serikat. Perubahan bentuk
ini terjadi diakibatkan perasaan Belanda yang tidak puas atas
kemerdekaan Indonesia. Maka, terjadilah kontak senjata
(agresi) oleh Belanda pada tahun 1947 dan 1948, dengan
tujuan Belanda yang ingin memecah belah NKRI. Setelah itu,
terciptalah kesepakatan untuk mengadakan Konferensi Meja
Bundar (KMB) di Den Haag Belanda, akan tetapi Belanda
menginginkan Indonesia menjadi negara serikat agar dapat
kembali dikuasai dengan mudah oleh Belanda.
c. Periode 17 Agustus 1950 s/d 5 Juli 1959, masa berlaku Undang
Undang Dasar Sementara Tahun 1950 (UUDS 1950)
7
Setelah rakyat menyadari bahwa Konstitusi RIS merupakan
suatu rekayasa politik dari Belanda, terjadilah suatu tuntutan
kepada NKRI. Satu persatu negara menggabungkan diri
sehingga terbentuklah kesepakatan yang menjadi satu kesatuan
NKRI dengan UUD Sementara 1950. Negara Kesatuan
ditegaskan kembali pada Pasal 1 ayat (1) UUDS 1950 yang
menyatakan Republik Indonesia merdeka dan berdaulat adalah
negara hukum yang demokrasi dan berbentuk kesatuan.
Pelaksanaan konstitusi UUDS 1950 merupakan suatu wujud
NKRI berdasarkan Proklamasi 17 Agustus 1945.
d. Periode 5 Juli 1959 s/d 19 Oktober 1999, masa berlaku Undang
Undang Dasar 1945
Melalui dekrit Presiden yang dikeluarkan oleh Presiden
Soekarno pada tanggal 5 Juli tahun 1959 diputuskan bahwa
konstitusi negara kembali kepada Undang-Undang Dasar 1945.
Hal ini menyebabkan berubahnya sistem ketatanegaraan yang
kembali menyesuaikan UUD 1945. Selanjutnya sistem
pemerintahan yang diberlakukan pada periode ini adalah sistem
presidensial, dimana Presiden memegang seluruh keputusan
baik sebagai kepala negara maupun kepala pemerintahan.
Namun, pada periode ini banyak terjadi penyimpangan-
penyimpangan dalam pemerintahan hingga terjadi
pemberontakan G30SPKI pada tahun 1966 yang merupakan
gerakan pemberontakan anti Pancasila. Setelah terjadi
pemberontakan tersebut, Soeharto diangkat menjadi Presiden
menggantikan Presiden Soekarno. Kemudian pada masa
pemerintahan Presiden Soeharto ini akhirnya sistem
ketatanegaraan dilaksanakan sesuai dengan UUD 1945.
Namun pada masa ini muncul masalah lain, yaitu Presiden
memegang kekuasaan yang terlalu besar hingga sistem
demokrasi yang sesuai dengan UUD 1945 tidak dapat
8
dijalankan. Hingga pada tahun 1998 masyarakat Indonesia
menuntut penurunan Soeharto dari kursi Presiden serta
perbaikan seluruh sistem pemerintahan agar kembali sesuai
dengan konstitusi.
e. Periode 19 Oktober 1999 s/d 10 Agustus 2002, masa berlaku
pelaksanaan perubahan Undang Undang Dasar 1945
Pada masa ini terjadi perubahan pasal-pasal dalam UUD
1945 sebagai akibat dari tuntutan reformasi. Perubahan UUD
1945 ini dilakukan agar seluruh pasal dalam UUD ini relevan
dengan konstitusi yang dibutuhkan oleh seluruh warga negara.
Selain itu, perubahan UUD ini juga dilakukan dengan harapan
tidak terjadi penyelewengan-penyelewengan dalam sistem
ketatanegaraan maupun sistem pemerintahan. Untuk
mewujudkan harapan tersebut, UUD 1945 bahkan mengalami
amandemen sampai empat kali. Oleh karena itu, selama
periode ini proses kehidupan kewarganegaraan di Indonesia
berubah-ubah menyesuaikan konstitusi dalam UUD 1945.
f. Periode 10 Agustus 2002 s/d sekarang masa berlaku Undang
Undang Dasar 1945, setelah mengalami perubahan
amandemen.
Setelah masa amandemen UUD 1945 yang berlangsung dalam
waktu yang cukup lama. Akhirnya Undang-Undang Dasar 1945
yang menjadi dasar konstitusi negara Indonesia diberlakukan
dengan pasal-pasal yang lebih mengedepankan sistem
demokrasi. Perubahan dalam UUD 1945 ini menghadirkan
kesetaraan kedudukan lembaga-lembaga negara. Selain itu,
UUD 1945 yang telah mengalami perubahan menegaskan
sistem demokrasi untuk memilih kepala negara maupun kepala
daerah. Pada masa ini, UUD 1945 memastikan bahwa seluruh
rakyat menerima hak-hak yang sama dalam menjalankan
kehidupan berwarga negara.
9
2. Tantangan Pendidikan Kewarganegaraan
Tantangan pendidikan kewarganegaraan adalah dinamika
pendidikan kewarganegaraan itu sendiri. Sebagaimana telah
dijelaskan sebelumnya, pendidikan kewarganegaraan sangat
bergantung terhadap konstitusi yang diberlakukan di Indonesia.
Banyaknya perubahan konstitusi yang dilakukan membuat
masyarakat kesulitan untuk menyesuaikan kriteria warga negara
yang berubah-ubah. Tidak hanya itu, pendidikan kewarganegaraan
juga harus dapat menyesuaikan tuntutan dalam perkembangan
zaman. Hal ini dikarenakan pendidikan kewarganegaraan dalam
prakteknya harus sesuai dengan kondisi masyarakat pada
umumnya.
10
mempertahankan kekuasaannya, dan juga menjadi bahan indoktrinasi
untuk pendidikan dan pelatihan warga negara.
F. Kesimpulan
11
DAFTAR PUSTAKA
12