Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
manusia, dan menunjukkan proses generatif secara alami. Berbeda dengan itu,
hukum nasional, hukum adat istiadat, dan terutama menurut agama. Makna nikah
adalah akad atau ikatan, karena dalam suatu proses pernikahan terdapat “ijab”
penerimaan dari pihak laki-laki). Selain itu, nikah bisa juga diartikan sebagai
hubungan biologis. Perkawinan adalah suatu cara yang dipilih Allah sebagai
jalan bagi manusia untuk menjalankan fungsi reproduksi yang halal dalam
menghindari maksiat zina di antara laki-laki dan perempuan. Di sisi lain, menikah
1
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1994), h. 456
2
Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, alih bahasa oleh Moh. Thalib, Fikih Sunnah Jilid
VI, Cet. 8, (Bandung: Alma’arif, 1993), h. 9-10
1
2
Dalam ayat ini dijelaskan bahwasanya segala sesuatu yang ada di muka
dan rohani manusia, juga sekaligus untuk membentuk keluarga dan memelihara
mencegah perzinahan, agar tercipta ketenangan dan ketentraman jiwa bagi yang
disebutkan bahwa: “Pernikahan ialah ikatan lahir batin antar seorang pria
dengan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah
tangga) yang bahagia dan kekal dan berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa”.5
3
Q.S. Ar Ruum (30): 21
4
Q.S. Az Zariyat (51) : 49
5
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan LN. Tahun 1974 No. 1,
dalam Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Perkawinan di Indonesia (t.t: Wacana
Intelektual, 2009), h. 8
3
menurut hukun Islam adalah pernikahan, yaitu akad yang sangat kuat atau
ibadah.6
Badan atau Lembaga yang berperan dan berkiprah dalam mewujudkan usaha
tersebut untuk itu negara mengusahakan bagi warganya agar mampu menjadi
tahun 1977 yang dikenal dengan istilah BP4 (Badan Penasehat, Pembinaan dan
diperlukan dalam rumah tangga agar suatu keluarga dapat harmonis, bahagia dan
sejahtera.7
tidak terlepas dari peran serta BP4 dengan kata lain punya andil dan mempunyai
peran.8
Menteri Agama Nomor 3 Tahun 2006), Dirjen Bimas Islam yang dipimpin oleh
seorang direktur jendral. Dibawah Direktur Jendral terdapat lima manager la pis
eselon II, yaitu satu orang sekertaris dan empat direktur. Sekertaris bertanggung
jawab secara administratif dan fasilitatif ini membawahi empat kepala bagian dan
8
BP4 Pusat, BP4 Pertumbuhan & Perkembangan (edisi ke-0.00). 1977, BP4 Pusat
Jakarta
9
Pengertian Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam (Dirjen Bimas Islam)
https://id.wikipedia.org/wiki/ Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam. (diakses pada
tanggal 26 November 2021 pukul 15:02 WIB).
5
daya dan anggarannya.10 Pada dasarnya sama dengan keputusan yang terbaru,
hanya saja ada penambahan poin-poin penting sesuai kondisi yang terjadi.
perkawinan berupa keringanan bagi yang tidak bisa mengikuti seluruh sesi secara
10
Keputusan Dirjen Bimas Islam No. 379 Tahun 2018 Tentang Petunjuk Pelaksanaan
Bimbingan Perkawinan Pranikah
11
Keputusan Dirjen Bimas Islam No. 189 Tahun 2021 Tentang Petunjuk Pelaksanaan
Bimbingan Perkawinan Pranikah
6
dengan modul agar proses pembelajaran terlaksana secara sistematis dan terukur
dengan pendekatan yang tepat dan efektif agar mencapai hasil yang optimal.
Metode penyampaian materi dengan cara ceramah, diskusi tanya jawab dan
penugasan. Adapun materi yang disampaikan ialah materi pokok dan materi
pelengkap. Dalam Bab V point 5a, materi pokok diberikan sebanyak 10 jam
pelengkap terdiri dari Pretest dan Refleksi, Evaluasi dengan waktu masing-masing
60 menit.
bimbingan perkawinan secara utuh dan lengkap. Metode yang dimaksud adalah
metode tatap muka, metode virtual dan metode mandiri. Mengikuti bimbingan
perkawinan ini adalah suatu keharusan dan kewajiban bagi pasangan pengantin
selama masih dalam 90 hari sejak pendaftaran. Dalam hal pelaksanaannya peserta
Pembaharuan dari Kepdirjen Bimas Islam nomor 379 Tahun 2018 pada
7
keputusan terbaru ini adalah adanya penambahan metode virtual. Metode virtual
karena ada hal tertentu yang tidak bisa ditinggalkan, Kementrian Agama dapat
telah mengikuti sebagian materi dan sebagai bukti pengajuan remedial. Peserta
tatap muka dan virtual yang tidak dapat mengikuti seluruh materi dianjurkan
peserta agar memperoleh seluruh sesi materi. Peserta remedial dapat memilih
diberikan apabila telah mengikuti seluruh sesi materi dalam kegiatan. Sertifikat
sendiri dilakukan terhadap calon mempelai. Bimbingan pra nikah ini penting
untuk dipelajari bagi setiap orang terlebih lagi kepada calon pasangan pengantin
di usia muda guna membekali diri agar mampu membina keluarga dengan baik
pada realitanya banyak calon pasangan suami istri usia muda ini yang hendak
mengenai hak dan kewajiban suami istri sehingga memicu terjadinya perselisihan
8
antara suami istri setelah menikah. Salah satu usahanya adalah dengan
Syarif Kasim Riau yang beralamat di Jl. KH. Ahmad Dahlan, Sukajadi, Kota
Ar-Rahmah Lt. 2 di Jl. Jenderal Sudirman Nomor 482, tahun 2015 dilaksanakan
di komplek Mal Pelayanan Aula di Jl. Jenderal Sudirman. Tempat ini menjadi
lokasi permanen BP4 Kota Pekanbaru namun saat ini dalam masa renovasi
sehingga sejak bulan April 2021 menumpang gedung di Aula Dinas Pendidikan
kota Pekanbaru yang beralamat di Jl. Patimura Ujung ( Depan POLDA Riau).12
tidak sesuai dengan modul. Sehingga materi yang disampaikan jauh dari
12
Kementrian Agama Kota Pekanbaru, Arsip BP4 Pekanbaru, Pekanbaru, 2021
9
dan terukur didalam modul. Penyampaian materi yang tidak sama dengan
materi.
materi dengan waktu 80 menit (1 Jam ½). Dalam hal ini juga kurang
Nomor 189 Tahun 2021. Materi terlalu banyak sedangkan waktu pada
setiap materi sedikit jadi kurang efektif dan materi kurang tersampaikan.
optimal.
bukan saja dikeluarkan sebagai bukti tidak bisa mengikuti seluruh sesi
tersebut.
kurangnya biaya.13
dengan hal itu penulis merasa tertarik untuk membuat penulisan hukum (skripsi)
Haryati, Sekretaris BP4 Kota Pekanbaru, Wawancara Pra Riset, 24 November 2021
13
B. Batasan Masalah
Agar penelitian ini terarah dan tidak menyimpang dari topik yang
dipermasalahkan maka perlu adanya batasan masalah yang diteliti. Dalam hal ini penulis
Masyarakat Islam Nomor 189 Tahun 2021 tentang petunjuk pelaksanaan bimbingan
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Nomor 189 Tahun 2021 tentang
C. Rumusan Masalah
Kota Pekanbaru?
a. Tujuan Penelitian
Pekanbaru
b. Kegunaan Penelitian
lainnya
KAJIAN PUSTAKA
A. Kerangka Teoritis
1. Implementasi
definisi dari ahli tentang pengertian kata implementasi, antara lain: Winarno
sebuah keputusan. Ada pula pendapat lain yang juga mengatakan bahwa
merupakan suatu hal yang harus terlebih dahulu ditetapkan, baru kemudian
muncul penerapan.15
Farida Hamid, Kamus ilmiah Populer Lengkap, Surabaya: Apollo, hlm. 215
14
14
15
tersebut juga dilakukan atas dasar perencanaan yang jelas, serta memiliki
tujuan yang jelas pula. Dalam hal ini Kementrian Agama Pusat
2. Bimbingan Perkawinan
inggris yaitu “guidance” yang berasal dari kata kerja “to guide” yang
16
Agostiono, Implementasi Kebijakan Publik Model Van Meter dan Van Horn, dalam
http://kertyawitaradya.wordpress (diakses pada tanggal 17 Mei 2021, jam 22.22 WIB)
17
Suhertina, Pengantar Bimbingan dan Konseling, (Pekanbaru: Suska Pr ess, 2008), h. 11
18
Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta:Amzah,2015), h. 4
16
didefenisikan sebagai sebuah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan
(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan yang Maha
Esa.
perkawinan yang sah, mampu memenuhi hajat spiritual dan materil secara
serasi dan seimbang, diliputi suasana kasih sayang antara internal keluarga
19
Departemen Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Balai Pustaka, 1998), h. 45
20
Ibid, h. 614
21
Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling Perkawinan,(Yogyakarta: Andi Yogyakarta,
2000), h. 5-7
17
sebagai berikut :
4419)
Negara RI.
Negara
Kabupaten atau Kota dan KUA Kecamatan serta Badan atau Lembaga yang
sebagai berikut :
jam pelajaran (JPL) selama 2 (dua) hari atau dibuat beberapa kali pertemuan
2. Materi
Menit)
24
Ibid
20
Menit)
selama-lamanya 60 Menit
lamanya 60 Menit
3. Narasumber
dianggap cakap dan mampu untuk menyampaikan maksud dan tujuan dalam
25
Tohari Munawar, Dasar-dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islam,
(Yogyakarta: UII Press, 1922 h. 78.
21
berarti cara atau jalan, sedangkan secara terminologi metode berarti cara
atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan dengan hasil yang
efektif dan efisien. Efektif maksudnya adalah antara biaya, tenaga dan
ceramah, dialog, diskusi, Tanya jawab, serta studi kasus sesuai dengan
kondisi dilapangan.26
26
Asumsi Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1993), h. 99- 100
22
Virtual
berikut ini :
a) Pretest
c) Kontrak/kesepakatan belajar
f) Pendalaman materi
g) Refleksi, dan
berikut:
yang disepakati
mengikuti ketentuan
3. Metode Mandiri
berpasangan
Fasilitator/petugas masing-masing
24
daring.
3. Pernikahan
Kata nikah atau ziwaj adalah bahasa Arab yang dalam bahasa
dan fiqhi.27
orang menyebut nkah untuk arti akad, sebab akad ini merupakan
…ۗ فَاِ ْن طَلَّ َق َها فَاَل حَتِ ُّل هَل ٗ ِم ْۢن َب ْع ُد َحىّٰت َتْن ِك َح َز ْو ًجا غَرْي َ ٗه
suami) hingga dia kawin dengan suami yang lain. (Q.S. Al Baqarah
(2): 230)28
Kata kawin (hingga dia kawin dengan suami yang lain) dalam
ayat ini diartikan kawin dan telah melakukan senggama. Oleh sebab
perempuan yang telah tertalak tiga (bain kubra) dengan seorang laki-
arti hakikat dari nikah adalah akad, sedang arti majaz (kiasan) adalah
hakikat dari nikah ini musytarak atau gabungan dari pengertian akad
dan bersenggama.
28
Q.S. Al Baqarah (2): 230
26
mazhab, yaitu :
berikut :
ungkapan :
senang dan menikmati apa yang ada pada diri seorang wanita
29
Djaman Nur, Fiqih Munakahat, (Semarang: Dimas, 1993), h. 2
30
M. Abu Zahrah, al-Ahwal al-Syakhsiyyah, (Mesir : Dar al- Fikr, 1976), h. 18
27
wanita.
Pasal 1
Pasal 2
Tujuan yang diungkap dalam pasal ini masih bersifat umum yang
31
Undang-undang Perkawinan No. 1 tahun 1974, Pasal 1 dan 2 ayat (1)
28
berikut :
32
Idris Ramulyo, S.H. Dari Segi Hukum Perkawinan Islam, Jakarta: Ind- Hillco, 1986) h.
2
29
Hasil penelitiaan Novi Hardianti Zahari, pada tahun 2020 yang berjudul:
yang besar dalam pelaksanaan bimbingan perkawinan pranikah ini, sehingga akan
lebih baik jika pelaksana dapat melaksanakan evaluasi dimulai dengan menilai
Kemudian dibuatnya instrumen evaluasi agar evaluasi lebih terukur dan perbaikan
yang dilakukan bukan hanya untuk calon pengantin tetapi untuk pelaksana
Kemudian mengenai Kondisi ruang belajar perlu diperhatikan oleh pelaksana agar
perumusan tujuan bimbingan dan kualitas proses bimbingan tidak memiliki hubungan
yang signifikan dengan kesiapan menikah calon pengantin. Tetapi dilihat apabila
dilihat dari uji linier berganda yang telah dilakukan oleh peneliti menjelaskan
Kementerian Agama Bandung merupakan program yang positif dan bermanfaat bagi
suatu pernikahan dan upaya dalam mencegah terjadinya perceraian di Kota Bandung.
bimbingan perkawinan untuk para calon pengantin sehingga dapat mencapai tujuan
Hasil penelitian Ahmad Fahim Alwani Jumas, tahun 2021 yang berjudul:
tersebut sudah sesuai dengan keputusan dirjen bimas islam No 379 Tahun 2018.
tidak menyeluruh dan dilaksanakan hanya dalam waktu singkat menyebabkan materi-
33
Novi Hardianti Zahari, Evektivitas Pelaksanaan Bimbingan Perkawinan Pranikah
Calon Pengantin Dalam Meningkatkan Kesiapan Menikah (Studi Deskriptif Pada Kementrian
Agama Bandung). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, 2020, h. 86
34
Ahmad Fahim Alwani Jumas, Implementasi Pedoman Penyelenggaraan Kursus
Pranikah Nomor : 379 Tahun 2018 Terhadap Ketahanan Keluarga (Studi Kasus di Kecamatan
Pangkah Kabupaten Tegal), Purwokerto: IAIN Purwokerto, 2021, h. 87
31
Keputusan Dirjen Bimas Islam Nomor 379 tahun 2018. Waktunya hanya
dilaksanakan satu tahun sekali dan kurang dari 16 jam pelajaran seperti yang
menggunakan metode ceramah dan tidak terdapat materi refleksi dan evaluasi. Dalam
hal tidak ada calon pengantin yang mendaftar bimbingan maka KUA Sobang tidak
bahwa bimbingan secara online seben 35arnya ingin diterapkan di KUA, namun
Nomor 379 tahun 2018 belum berpengaruh terhadap tinggi rendahnya perceraian,
Dalam mengukur tingkat ketercapaian implementasi Dirjen Bimas Islam Nomor 379
tahun 2018 dalam mencegah perceraian masih sangat relatif. sebab kegiatan dan
pelaksanaannya belum berjalan sesuai dengan apa yang diterapkan dalam Dirjen.
35
Noviyani, Pelaksanaan Bimbingan Perkawinan Bagi Calon Pengantin Dalam
Mencegah Perceraian (Studi Pada KUA Kecamatan Sobang Kabupaten Pandeglang), Jakarta:
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2021, h. 77
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
untuk menghasilkan data dan analisis yang valid dalam usaha mencari
1. Jenis Penelitian
36
Soetrisno Hadi, Metodologi Research, ( Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas
Gajah Mada, 1991), Jilid II, h. 4
37
Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2005). h. 4
31
33
2. Lokasi Penelitian
a. Subjek
bimbingan perkawinan.
b. Objek
a. Populasi
populasi disebut juga univers tidak lain dari daerah generalisasi yang
ini adalah terdiri dari Ketua BP4 Kota Pekanbaru, pengurus struktural,
38
Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: logos, 1997), h. 83.
34
b. Sampel
sampel yang diambil adalah 24 orang, yaitu 1 orang sebagai Ketua BP4
5. Sumber Data
a. Data Primer
dokumen tidak resmi yang kemudian diolah oleh peneliti. 41 Sumber data
39
Suharsimi Arikunto, Prosedur Peneitian: Suatu pendekatan praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta Revisi, 1996), h. 104.
40
Suwartono, Dasar-dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2014)
h. 143
41
Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2016), h. 106.
35
b. Data Sekunder
peraturan perundang-undangan.42
c. Data Tersier
a. Observasi
b. Wawancara
melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data
pertanyaan yang telah disiapkan dan subjek hanya menjawab apa yang
peneliti tanyakan. Dalam hal ini subjek yang diwawancarai adalah ketua
BP4 Kota Pekanbaru, pegawai struktural dan non struktural BP4 Kota
Pekanbaru.
c. Angket/Kuisioner
tersebut.47 Dalam hal ini subjek yang diberikan angket adalah pasangan
Pekanbaru.
d. Studi Kepustakaan
e. Dukumentasi
yang dibuat oleh subjek, surat pribadi yang dibuat dan diterima oleh
46
Haris Herdiansyah, Wawancara, Observasi, dan Fokus Groups Sebagai Instrumen
Penggali Data Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013), h. 63
47
Ibid, h. 139
48
Emzir, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada, 2010),
h. 14.
37
sehingga dapat tergambar secara utuh dan dapat dipahami secara jelas
kesimpulan akhirnya.50
deskriptif analisis.51
8. Metode Penulisan
49
Tohoirin, Metode Penelitian Kualitatif Dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling:
Pendekatan Praktis Untuk Peneliti Pemula dan Dilengkapi dengan Contoh Transkip Hasil
Wawancara Serta Penyajian Data, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013)
50
Dedi Mulyono, Metode Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan
Ilmu Sosial Dasar, (Bandung: Remaja Rosdakarya), h. 8
51
Mukhti Fajar, Dualisme Hukum Normatif dan Empiris, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2010), h. 180
38
penelitian ini.52
B. Sistematika Penulisan
yang bagus memerlukan sistematika. Hal ini akan menjadikan karya ilmiah
BAB I : PENDAHULUAN
KOTA PEKANBARU
Pekanbaru.
nikah.
40
BAB V : PENUTUP
Abu Zahrah, Muhammad. 1976. al-Ahwal al-Syakhsiyyah, (Mesir : Dar al- Fikr).
Agostiono, Implementasi Kebijakan Publik Model Van Meter dan Van Horn,
Ke-1.
BP4 Pusat, BP4 Pertumbuhan & Perkembangan (edisi ke-0.00). 1977, BP4 Pusat
Jakarta.
Emzir. 2010. Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja Grapindo
40
42
Persada,).
Pustaka Pelajar).
Keputusan Dirjen Bimas Islam No. 189 Tahun 2021 Tentang Petunjuk
Keputusan Dirjen Bimas Islam No. 379 Tahun 2018 Tentang Petunjuk
Rosdakarya).
Sabiq Sayyid. 1993. Fiqh al-Sunnah, alih bahasa oleh Moh. Thalib, Fikih
Offset)
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan LN. Tahun 1974 No.
Yogyakarta, 2000).
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
B. Batasan Masalah
C. Rumusan Masalah
F. Metode Penelitian
G. Sistematika Penulisan
A. Pengertian Impelementasi
44
46
C. Pengertian Pernikahan
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran