You are on page 1of 2

1.

Hubungan tekanan furnace dan kuantitas batubara


Jumlah batubara yang masuk ke dalam furnace berpengaruh terhadap tekanan furnace, yang
mana semakin banyak batubara yang masuk ke dalam furnace makan negative pressure furnace
akan semakin berkurang, sebaliknya jika batubara dikurangi maka negative pressure pada
furnace bertambah
2. langkah-langkah untuk meningkatkan pembakaran
- meningkatkan temperature Primary Air
meningkatkan temperature primary air dapan mengurangi kebutuhan panas untuk ignition,
sehingga akan lebih cepat mencapai ignition ketika di furnace. Temperaturenya disesuaikan
dengan jenis batubara yang digunakan, yang mana untuk batubara dengan kandungan
volatile yang tinggi, T primary air nya lebih rendah
- mengontrol volume primary air
volume disesuaikan dengan pulverized coal yang berfungsi untuk rapid ignition, yang mana
volume iar tidak boleh terlalu besar ataupun terlalu kecil.
- menyesusaikan kehalusan batubara
semakin halus serbuk batubara, maka semakin besar luar permukaan, semakin rendah
thermal resistance, semakin cepat pengendapat zat yang mudah enguap, sehingga
pembakaran sempurna menjadi semakin mudah.
Coal finenees berhubungan dengan coal mill yang menggunakan roller yang bisa di adjust
agar pulverized coal yang dihasilkan sesuai
- speen primary dan secondary air yang sesuai
speed memiliki dampak yang besar pada ignition dan airflow pembakaran batubara, karena
speed primer dan sekunder mempengaruhi kembalinya fluegasyang berpengaruh ke
pemanasan airflow batubara, mempengaruhi waktu enacampuran primery dan secondary
sehingga berdampak pada progrees pembakaran dan pembakaran yang sempurna, oleh
karena itu speed harus disesuaikan dengan jenis batubara dan burner
- menjaga temperature yang tinggi di area combustion
temperature yang tinggi merupakan basic untuk ignition dan pembakaran yang stabil.
Temperature yang tinggi menjadikan batubara lebih cepat terbakar dan memastikan
pembakran sempurna
- menyesuaikan volume furnace dan bentuk furnace yang sesuai
volume furnace menentukan lamanya waktu bahan bakar berada di furnace sehingga
mempengaruhi tingkat pembakaran sempurna. Bentuk furnace juga menjadi hal yang harus
diperhatikan
- beban boiler dijaga pada range
ketika beban boiler rendah, temperature di furnace turun sehinggaignition dan pembakran
menjadi tidak stabil. Ketika beban boier terlalu tinggi, bahan bakar berada furnace dalam
waktu yang singkat sehingga pembakran menajaditidak sempurna. Maka dari itu beban
harus dijaga
3. Metode utama penyesuaian suhu uap adalah menyesuaikan rasio jumlah bahan bakar dengan
jumlah pasokan air, dan metode tambahan adalah penyemprotan air untuk mengurangi suhu
atau pengaturan sisi gas buang. Karena tidak ada interface uap-air yang tetap, karena aliran air
umpan dan volume bahan bakar berubah, panjang bagian hemat batubara, bagian penguapan
dan bagian superheat dari permukaan pemanas berubah, dan suhu uap berubah dengan
perubahan , sehingga sulit untuk mengatur suhu uap.
4. g
5. excess air coefficient
ketika excess air di furnace terlalu kecil dan campuran PC dan udara tidak merata, reducing
atmosphere dihasilkan dan PC tidak dapat sepuhnya teroksidaasi dan Fe2O3 di reduksi menjadi
FeO dan SiO2, dll membentuk eutektik suhu titik lelehnya kan diturunkan oleh akrena itu
slagging yang terbentuk meningkat

You might also like