You are on page 1of 12

1.

Boiler Pickling
Pickling merupakan cara yang efektif untuk membersihkan permukaan logam dan
mengambalikan peralatan ke kondisi kerja.pada plant yang sudah beroperasi berbagai deposit
yang mengurangi perindahan panas dapat terbentuk pada permukaan boiler saat sedang
berjalan bahkan dapat menyebablan kerusakan tube dan untuk yang newly installed
memungkinkan banyaknya pengotor dari manufaktur. Dilakukan tes ini untuk memastikan tidak
ada lagi pengotor-pengotor tersebut, karena jika tidak dilakukan biasanya material lebih renatn
terhadap korosi sehingga mengganggu operasional di kemudian hari
2. Hydrotest
untuk mengetahui kebocoran di boiler dengan memasukkan demineralized water dengan
tekanan tertentu lalu kdisi bertekanan ditahan sampai jangka waktu tertentu sesuai standar jika
tidak ditemukan ebocoran dan tekanan air di dalamnya tetap maka test tersebut telah lulus uji.
Tes ini dilakukan pada tekanan yang lebih tinggi dari tekanan desain biasanya tekanannya 1.5
kali tekanan desain dan biasanya tilakukan minimal 10 menit pada tekanan hydrostatic testnya
3. Air Valve Transmisition Test
4. All Auxiliary Equipment Interlocking Test
Auxiliary equipment (Air heater, fans, circulation pump, dll) harus dites karena merupakan
penunjang keberlangsungan proses, maka dari itu dilakukan interlock test ini yang mana
dimunculkan sinyal alarm dan dilihat proteksi otomatisnya action atau tidak
5. Cold Air Valve Opening Adjustment and Swing Test of the Burner
Swing burner (responnya cepat)
Di boiler ada beberapa burner dan ada pengatur udaranya, ada A ada AA utk udara primernya
dan ada OFA (Over Fire Air), jadi burnernya bisa diatur dari 0 hingga 100% yaitu untuk mengatur
flame center di furnace jangan terlalu ke samping. Penggantian swing burner bisa adjust T
reheat steam dengan cara anglenya up and down yang mana seperti valve ada bukaan dari 0-
100%, jika dibuka 100% maka udaranya full dan akan naik ke atas. Kekurangannya sering macet
karena sama dengan valve yang mana sering dibuka dan ditutup, dan burnernya sering di naik
turunkan sehingga rentan untuk jamming. Ketika jamming di salah satu mill, maka dapat di atur
yang lainnya jadi jika yang atau buka besar yang bawah bisa dikecilin
https://books.google.co.id/books?
id=gN9wDwAAQBAJ&pg=PA396&lpg=PA396&dq=swing+test+of+the+burner&source=bl&ots=i4J
LCF9um5&sig=ACfU3U0J6Hgy8hQni-
LZ08Xz8qyBZBIinA&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiFpMrmuuL2AhUX4zgGHRE1BD8Q6AF6BAg1EAM
#v=onepage&q=swing%20test%20of%20the%20burner&f=false
6. The Advance and Retreat Test of the Oil Gun
Oil gun berfungsi untuk mensupply solar saat proses start up boiler. Pada oil gun terdapat dua
saluran utama yaitu saluran fuel oil dan saluran atomizing air. Atomizing air berfungsi untuk
membentuk kabut fuel oil agar lebih mudah terbakar, sedangkan oil gun berfungsi sebagai
pemantik api untuk menyalakan fuel oil tersebut. Tes dilakukan untuk mengetahui apakah oil
gun nya dapat masuk dan keluar tanpa ada kendala
7. The Advance and Retreat Test of the Soot Blower
Seperti tes no. 6 , soot blower juga di cek apakah dapat masuk dan keluar tanpa ada kendala
karena normalnya soot blower ini ada di luar dan ketika akan soot blow maka akan masuk dan
menyemprotkan steam lalu keluar kembali ketika telah selesai
8. The Main protection of the Boiler, the Electric, Interlock test of the Boiler
MFT > memastikan shutdown boiler secara aman pada saat kondisi tidak normal. Jika ada
beberapa hal yang terjadi maka MFT otomatis action dan memastikan valve oil, fuel close, dan
meastikan semua pulverizing system dan primary air fan menghentikan semua supply coal.
Beberapa hal yang mengharuskan untuk MFT action yaitu

Maka dari itu MFT test ini dilakukan untuk mengetahui apakah proteksi otomatis ini berjalan
ketika muncul sinyal yang menandakan bahwa ada abnormal conditions
9. The Cold Air Leakage Test of the Air Preheater
10. A Wind Leveling Test
Berhubungan dengan adjustment combustion, untuk meningkatkan jarak antara ignition point
dan nozzle (tempat BB dan pembakarannya berlangsung). Jika ignition pointnya lebih jauh
daripada nozzle maka nozzlenya akan aman. Maka dari itu tes ini dilakukan untuk memastikan
primary air
11. FSSS System Static Test
FSSS berfungsi untuk menghindari eksplosi dan membuat efisiensi pembakran menjadi optimum
dan juga merupakan proteksi terhadap sistem minyak dan batubara. Test ini berhubungan
dengan MFT dan OFT yang mana disimulasikan seolah-olah terjadi gangguan misalnya furnace
overpressure atau underpressure sehingga memunculkan sinyal alarm, lalu dilihat apakah FSSS
ini action atau tidak

Test Setelah Boiler Start

1. Safety Valve verification


Safety valve berfungsi untuk venting ketika over pressure agar boiler tidak explosion, maka dari
itu safety valve harus terkalibrasi dan ter-instal dengan benar
2. Boiler Steam Blowing
Tahapan ini merupakan flushing steam line menggunakan high pressure steam keluaran
superheater, namun steam tidak dimasukkan ke turbin melainkan di buang ke atmosfer. Selama
proses pengeluaran maka akan mengeluarakan suara karena steam (P^T^) sehingga
digunakanlah silencer untuk mengurangi suara tersebut. Proses blowing terus dilakukan hingga
tidak ada lagi pengotor. Biasanya membutuhkan waktu 4-8 jam untuk membersihkan steam line
3. Low Load Oil Cut and Stable Combustion
4. Hot Air Leakage Test of Air Preheater
Air preheater semakin lamma akan semakin menurun yang biasanya terjadi karena adanya
kebocoran sehingga perpindahan panasnya terhambat. Kebocoran bisa saja terjadi karena
material mengalami abrasivie karena APH merupakan peralatan HE yang bekerja pada
temperature serta alran udara dan gas yang cukup tinggi. Maka dari itu perlu dilakukan tes ini
agar APH dapat bekerja secara optimal.
5. Primary Air Heat Leveling test
Tes penting untuk mengatur kecepatan primary air dengan menyesuaikan pada rongga susut
pada outlet coal mill untuk memastikan volume udara balance pada semua burner pada boiler.

Tes ini dilakukan di bawah operasi normal boiler untuk memastikan stabilitas kuantitas batubara
dan volume udara dari coal mill yang diukur. Menurut prinsipequal ring section,pitot tube
standar digunakan untuk mengukur tekanan dinamis dan menghitung kecepatan udara di setiap
saluran udara primer, sehingga dapat menghitung deviasi kecepatan udara primer dari enam
saluran udara di outlet dari mill yang sama. Kemudian, sesuaikan rongga penyusutan saluran
udara primer sesuai dengan hasil pengukuran, dan ukur lagi seterusnya setelah penyesuaian,
sehingga dapat mengurangi penyimpangan kecepatan udara antara saluran udara utama di
outlet coal mill yang sama dalam ± 5%.

TES SEBELUM TURBIN ROLLING

1. Valve Transmission Test


Test open dan close satu persatu dan dihitung waktunya berapa second . dan biasanya yg
pneumatic lebih butuh waktu dibandingkan yang motor valve. Tujuan tes ini adalah untuk
memastikan valve berjalan dengan baik dan dapat dioperasikan.
2. Thermal Measurement Points, Signal, and Protection Check
Berhubungan dengan instrument and control.
1) Setiap poin pengukuran di cek. Measurement point :Pada fluida, level (signal dan
measurement point), pressure, temperature,
2) signal: ex pada setiap tangki (deaerator, HPH, LPH, CD) semuanya memiliki proteksi water
level HH<,LL shg ada water level signal. Beda measurement poin dan signal yaitu pada
measurement poin ada nilainya (angka) sdgkan sinyal, hanya sinyal.
Di pompa ada yg namanya differential pressure (sinyal) utk mengetahui jika terjadi
sumbatan pada pompa shg P out nya berbeda
Setiap peralatan motor dilakukan
3) Protection check: misalnya HPH levelnya sudah HHH maka dilihat apakah proteksinya
berjalan dan trip heater, ex jika HPH trip maka proteksinya yaitu akan drain (HH) dan ketika
sudah HHH maka akan memutus supply steam utk mencegah airnya naik ke jalur steam dan
tidak masuk ke turbin. Begitupula LPH dan deaerator, sdgkan CD berbeda krn tidak ada valve
yg mana patokannya adalah tekanan sdgkan water level hanya ada alarm ttpi yg lebih
penting adalah P di CD dan LP casing dan T LP casing
3. Interlock Test of All Auxiliary Oil Pumps
Oil pump pada turbin ada 3 yaitu AC oil pump 2 dan dc 1. Normalnya hanya 1 AC yang running
tetapi ketika ada masalah maka yg standby action dan yang bermasalah segera diperbaiki karena
jika standby jg bermasalah maka pembangkit dpt trip krn DC oil pump hanya digunakan saat
turbin emergency (ex. Supply listrik atau pembangkit trip utk membantu turbin stop secara
normal, dan bukan untuk membuat utk operasi turbin scr normal)
Ex tes ini : AC oil running (ada P) lalu AC oil dimatikan dan dilihat interlocknya (proteksi
otomatis) apakah AC yg satunya running. Maka dari itu sebelum turbin yg baru di installed atau
stelah overhaul maka tes ini harus dilakukan
1) Sealing oil pump ada 3 (2 AC 1 DC)
2) Jacking oil pump (supplynya ada dari emergency section, jadi jika on diesel genset maka
dapat on jacking oil pump) semuanya using AC
3) EH oil pump jg di test apakah interlocknya jalan
4) Lubrication oil: jika P nya di bawah 0.05 maka turbin akan trip dan DC nya jalan, dan jika P
nya normal maka ttp using AC oil pump dan diganti ke standby(ada periodic test atau
regulate working) per 15 hari atau 1 bulan di tukar ke B shg bukan berdasarkan P utk
mengetahui pompa standbynya berjalan
4. Thermal Protection and Interlock Test of Extraction Section
Extraction steam merupakan steam yg terekstraksi dri turbin yg digunakan utk heater yang ada
di HPH, LPH, deaerator, aux steam heade.
Thermal protection ini sama seperti tes no 2 hanya saja terkhusus untuk system extraksi. Ex: di
aux steam header (steam dari turbin #4, jadi turbin #4 ada steam menuju ke aux steam header
lalu ada motor vavlenya disana ada proteksi apabila P pada bejana bertekanan atau aux steam
headernya tinggi maka akan force utk close utk mengurangi pressure, ex: di HPH:berdasarkan
water level, LPH, deaerator) tujuan tes ini agar pada saat normal running, proteksinya berjalan
5. Vacuum System Water Leak Detection Test
Utk mengetahui kebocoran air pada vacuum system
6. Steam Turbine Static Test, Small Machine Static Test, ETS Channel Test, Bypass System Static
Test
BFPT (ada 3: 1 motor 2 turning) static test
ETS channel test (Emergency trip system)
Ada bbrp indicator seperti turbin overspeed, vacuum low, low lubrication oil P (yg ada pada
turbin) jadi ketika telah mencapai P tertentu (sangat rendah) maka ETS memberi sinyal untuk
trip turbin. Ada bbrp indicator shg satu per satu di tes sinyalnya muncul atau tidak bukan berarti
turbinnya dijalankan lalu ditripkan
Bypass system static test >HP LP by pass,
Static tes ini simulasi tes
Ex: turbin disimulasikan speed 3090 rpm (103%(lalu dilihat apakah proteksinya jalan (sinyal OPC)
bukan berarti membuat CV,ACV, ICV close ttpi hanya simulasi dan termasuk juga BFPT (sama spt
turbin hanya saja lebih kecil, ttpi fungsi, proteksinya jg sama ada lubrication oil, overspeed)
Hanya simulasi saja krn dilakukan sblm unit running

TEST SETELAH IMPULSE ROTATION

1. Oil Injection Test


Menginjeksikan oil ke peralatan utk mengetahui apakah tersumbat atau tidak tetapi di SS 8 tidak
ada tes ini krn di turbin tidak ada main oil pump dan tidak ada mechanical fly ball.
Umumnya ada 3 koneksi opc (jk overspeed lalu diturunkan, EPC:Electrical protection control
yaitu using electrical, dan mechanical flyball) perbedaannya di speed turbin kalau opc di 103%,
EPC 3270 rpm, dan 3300 rpm (110%) mechanical fly ball (ada semacam bola dimana akan
membuat turbin stop dan oil injection test ini utk melihat bola2 itu macet atau tidak krn jgn
sampai ketika speed di 110% dan bolanya macet shg speed terus nak
2. Valve Tightness Test
Bertujuan untuk mengetahui kerapatan valve, jika valve tidak tertutup rapat maka steam dapat
masuk ke turbin. Biasanya dilakukan di MSV, RSV, CV,
Di EH oil: cara governor,MSV bekerja. Jadi ketika MSV terbuka dan CV masih close (0%) tetapi
tidak benar2 rapat maka steam dapat masuk ke turbin sehingga turbin ada speednya sedangkan
belum melakukan turbin rolling (yang bisa sampai 100 rpm) maka dari itu harus dipastikan valve
tertutup rapat
3. Main Steam Turbine
Small turbin jg terdapat OPC hanya saja perbedaannya dgn turbin adalah P yang mana pada
turbin P nya lebih tinggi dibandingkan small turbin. Utk newly installed, turbin harus jalan 10%
load selama 4 jam lalu di desynchronize jadi turbin udah jalan 3000 rpm lalu disinkronkan lalu
ada load 5% kemudian dinaikkan ke 10 % dan setelah 4 jam di desinkron allu di sinkronkan lagi
dan ditambahkan loadnya hingga maksimal
4. Vacuum Tightness Test
Ketika sdh jalan normal dan pada saat load tertentu (>75%) dilakukan tes ini utk mengetahui
kerapatan vacuum CD, krn CD ini vacuum dan tidak boleh bocor yg mana udara dapat masuk ke
CD dan nilai vacumnya berkurang . vacuum pump ada 3 lalu dimatikan vacuum pumpnya 5-10
menit dan dicatat kenaikan vacumnya. Vacuum menit pertama-vacum –menit 10. Sebelum
turbin rolling tidak ada vacuum krn syarat turbin rolling ada vacuum min. -60 baru bisa start
vacuum pump. Ttpi saat awal using vacuum test hasilnya belum akurat krn sistem lain belum
berjalan normal

Kekencangan sistem harus ditetapkan dengan uji pengisian air. Di bawah ini semua peralatan
dan sistem bersentuhan dengan kondensor diisi dengan air DM dan kebocoran diperhatikan.
Kemudian titik kebocoran ditangkap untuk mencegah masuknya udara saat vakum dinaikkan.
https://pdfcookie.com/documents/procedure-for-condenser-flood-test-and-vacuum-tightness-
test-68v4pjnp44vg

5. Turbine Load Rejection Test


Load rejection merupakan perubahan beban secara tiba-tiba baik itu perubahan yang banyak
atau perubahan beban hingga 0% (sehingga generator trip). Misalnya ketika normal mill running
ada 6 lalu secara tiba-tiba hanya 3 yang running, maka termasuk ke dalam rejection test karena
akan ada perubahan beban
Load rejection dapat terjadi karena factor internal atau eksternal
internal
Ketika millnya berjalan 6 lalu tiba2 berjalan 3, jadi dari load penuh lalu berkurang. Ketika unit
running di full load lalu di tripkan, setelah itu dilihat proteksinya berjalan normal atau tidak.
Eksternal

Load rejection test pada pembangkit besar sangat berpengaruh terhadap frekuensi dan test ini
harus ada persetujuan dari dispatcher shg tes ini utk mengetahui proteksi (opc berjalan atau
tidak ketika loadnya reject). Test OPC, EPC bekerja apa tidak lalu ketika sudah turun rolling lagi
lalu lanjut sinkron
6. Fast Cut Back (FCB), dilakkan untuk mengetahui bahwa logic FCB berjalan atau tidak.
FCB mengacu pada control otomatis yang berfungsi agar generator dengan beban lebih dari 35%
disconnected dari power grid karena kesalahan jaringan dan semua power supply eksternal
diputuskan. Pada kondisi ini boiler secara otomatis mempertahankan aux power atau shutdown
tanpa boiler off. Kapasitas satu unit tidak boleh lebih dari kapasitas jaringan 10%
Kondisi boiler, turbin, dan generator tetap running tetapi pembangkitnya mengaliri listrik secara
independent dan tidak terhubung ke jaringan. Ini tidaklah mudah yang mana Boiler P 24.5, lalu
misalnya dari beban yang tinggi dan harus tetap menjaga boiler tetap running maka yang terjadi
safety valve akan open untuk membuang steam (mengurangi P). FCB tes ini di bagian turbin
steamnya menggunakan by pass sementara bypass ada kapasitas yang tidak dapat mengaliri full
load steam. UAT tetap jalan yaitu 5.8-6% pada saat load 660MW lalu loadnya akan turun
misalnya dari 660MW ktka FCB tes maka loadnya akan disesuaikan dgn boier, turbin dan
generator.
Dilakukan tes ini karena jaringan yang tida terlalu bagus maka dari itu harus memiliki FCB
tersendiri pada sebuah embangkit sehingga ketika terjadi emergency tidak menjadikan trip.
Ketika FCB berjalan ada yg namanya run back yaitu cara pembangkit mengurangi load secara
cepat ke 50% dari 100% by system (proteksi khusus) jadi ketika terjadi gangguan pada load tinggi
maka akan langsung turun

You might also like