You are on page 1of 7

UNIVERSITAS FALETEHAN

INTERVENSI PEMBERIAN JAMU CEKOK TERHADAP NAFSU MAKAN DAN BERAT


BADAN PADA ANAK

KARYA TULIS ILMIAH

ACHMAD RIFA’I
3019041003

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS FALETEHAN
TAHUN 2021-2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Penurunan nafsu makan sering dialami oleh Anak usia lima tahun, yang mengakibatkan
kurangnya asupan nutrisi pada anak sehingga berat badan menurun. Tujuan penelitian ini yaitu
untuk mengetahui khasiat ramuan jamu cekok terhadap peningkatan nafsu makan dan berat
badan pada anak (Marni & Reno ambarwati, 2015).

Sebagian penduduk Indonesia (49,5%) masih meyakini bahwa pengobatan tradisional berupa
jamu-jamuan sangat ampuh untuk mengobati berbagai penyakit dan masalah-masalah kesehatan
lainnya, 4,5% diantaranya mengkonsumsi obat tradisional setiap hari atau secara rutin dan
sisanya mengkonsumsi hanya sesekali. Obat tradisional yang sering di konsumsi berupa racikan
sendiri dari pengobatan tradisional maupun produksi industri. Indonesia memiliki kekayaan
tersendiri tentang obat-obatan tradisional, dari 30.000 macam dan jenis tumbuh-tumbuhan yang
ada, 7.000 diantaranya merupakan jenis tumbuhan obat yang tersebar di seluruh daerah. Negara
kita juga memiliki sekitar 280.000 praktisi atau ahli dalam bidang pengobatan tradisional di
berbagai daerah (Sembiring & Sismudjito, 2015).

Kebanyakan masyarakat di Indonesia yang memiliki anggapan bahwa mengkonsumsi obat-


obatan herbal relatif aman, tidak memiliki efek samping atau dampak negatif bagi kesehatan, dan
mereka menggunakannya secara irasional. Berdasarkan hasil penelitian (Merdekawati, 2016).

menyatakan bahwa 98,8% tidak terdapat efek samping yang membahayakan bagi kesehatan
tubuh dalam mengkonsumsi obat tradisional, hal ini membuktikan bahwa obat tradisional
memiliki efek samping yang relatif rendah dibandingkan obat modern. Efek samping yang
terjadi setelah mengkonsumsi obat tradisional relatif kecil jika di konsumsi sesuai kebutuhan
tubuh atau secara tepat, yang meliputi kebenaran obat, ketepatan dosis, ketepatan waktu
konsumsi, ketepatan menggali informasi, tidak di salah gunakan dan ketepatan obat herbal yang
dipilih untuk penyakit tertentu (Sumayyah & Salsabila, 2017).

Penurunan nafsu makan sering dialami oleh Anak usia lima tahun, yang mengakibatkan
kurangnya asupan nutrisi pada anak sehingga berat badan menurun. Tujuan penelitian ini yaitu
untuk mengetahui khasiat ramuan jamu cekok terhadap peningkatan nafsu makan dan berat
badan pada anak (Marni & Reno ambarwati, 2015).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan maka permasalahan dalam penelitian
ini dapat dirumuskan yaitu "INTERVENSI PEMBERIAN JAMU CEKOK TERHADAP NAFSU
MAKAN DAN BERAT BADAN PADA ANAK".Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di
uraikan maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan yaitu "INTERVENSI
PEMBERIAN JAMU CEKOK TERHADAP NAFSU MAKAN DAN BERAT BADAN PADA
ANAK”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Intervensi pemberian jamu cekok terhadap
peningkatan nafsu makan dan berat badan pada anak.

2. Tujuan khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada klien terahadap nafsu makan dan berat badan
pada anak.
b. Menetapkan diagnose keperawatan pada klien dengan masalah nafsu makan dan berat
badan pada anak.
c. Menyusun perencanaan keperawatan pada klien dengan masalah nafsu makan dan
berat badan pada anak.
d. Melakukan implementasi keperawatan pada klien dengan masalah nafsu makan dan
berat badan pada anak.
e. Melakukan evaluasi keperawatan pada klien dengan masalah nafsu makan dan berat
badan pada anak.

D. Manfaat Penelitian
Karya tulis ini, diharapkan memberikan manfaat bagi :
1. Bagi Masyarakat
Dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam mengintervensikan pemberian jamu
cekok untuk meningkatkan nafsu makan dan berat badan pada anak.

2. Bagi ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan


Memperoleh pengalaman dalam mengintervensi pemberian jamu cekok untuk
meningkatkan nafsu makan dan berat badan pada anak..

3. Bagi penulis
Memperoleh pengalaman dalam mengintervensi pemberian jamu cekok untuk
meningkatkan nafsu makan dan berat badan pada anak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
Pengkajian adalah pemikiran dasar yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau
data tentang klien, agar dapat mengidentifikasi, mengenal masalah-masalah kebutuhan
kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik, mental social dan lingkungan (Dermawan,
2012).
a. Anamnesa
Anamnesa adalah kumpulan informasi subjek yang diperoleh dari apa yang
dipaparkan oleh pasien terkait dengan masalah kesehatan yang menyebabkan
pasien melakukan kunjungan ke pelayanan kesehatan (Niman, 2013).

b. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik merupakan bagian dari proses assessment yang dilakukan oleh
perawat untuk mendapatkan informasi mengenai gambaran lengkap tentang
fungsi fisiologis (Niman, 2013).

2. Diagnosis
Diagnosa keperawatan merupakan penilaian klinis mengenai respon klien terhadap
masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung aktual
maupun potensial. Diagnosis keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respon klien
individu, keluarga dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan
(SDKI, 2017).
Macam-macam diagnose keperawatan
a. Dignosis Aktual
Diagnosis ini menggambarkan respon pasien terhadap kondisi kesehatan atau
proses kehidupannya yang menyebabkan pasien berisiko mengalami kesehatan.
Tanda /gejala mayor dan minor dapat ditemukan divalidasi pasien.
b. Diagnosis Resiko
Diagnosis ini menggambrakan respon pasien terhadap kondisi kesehatan atau
proses kehidupannya yang dapat menyebabkan pasien berisiko mengalami
masalah kesehatan, tidak ditemukan tanda/gejala mayor dan minor pada pasien.
Namun pasien memiliki faktor resiko mengalami masalah keperawatan.

c. Diagnosis Promosi Kesehatan


Diagnosa ini menggambarkan adanya keinginan dan motivasi pasien
untukmeningkatkan kondisi kesejahteraan yang lebih baik.
3. Perencanaan
Intervensi keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan oleh perawat yang
didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai luaran (outcome) yang
diharapkan (SIKI, 2018).

Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi


Defisit Nutrisi Setelah dilakukan tindakan Edukasi Nutrisi Anak:
keperawatan 1x 24jam
diharapkan defisit nutrisi teratasi Observasi
dengan kriteria hasil: - Identifikasi kesiapan dan
kemampuan menerima
informasi

Teraupetik
- Sediakan materi dan media
pendidikan kesehatan
- Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk
bertanya

Edukasi
- Jelaskan kebutuhan gizi
seimbang pada anak
- Jeliskan pentingnya
pemberian makanan
mengandung vitamin D dan
zat besi pada masa pra
pubertas dan pubertas, zat
besi terutama pada anak
perempuan yang telah
menstruasi
- Anjurkan menghindari
makanan jajanan yang tidak
sehat (mis. Mengandung
pemanis buatan, pewarna
buatan, pengawet,
penyedap)
- Ajarkan ibu
mengidentifikasi makanan
dengan gizi seimbang
- Ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS)
(mis. Cuci tangan sebelum
dan sesudah makan, cuci
tangan dengan sabun
setelah ke toilet)
4. Implementasi
Pelaksanaan atau implementasi adalah suatu tindakan yang ditunjukan untuk mengurangi
atau meringankan masalah pasien, mencegah komplikasi, dan mempertahankan kesehatan
dan tingkat paling tinggi yang mungkin dapat dicapai setiap individu. Terdiri atas 2 jenis,
yaitu tindakan keperawatan yang merupakan wewenang mandiri perawat dengan
berkolaburasi dengan medis atau tim kesehatan lain. Proses ini membutuhkan ketajaman
perawat untuk mengobservasi atau mengukur, sehingga evaluasi yang akurat dari
perkembangan status pasien dapat dinilai (Mahyar, 2018). Dan salah satu implementasi
yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah pemberian jamu cekok untuk menambah
nafsu makan pada anak dengan SOP dan prosedur yang telah dibuat yaitu peneliti akan
melakukan tindakan pemberian jamu tradisional dengan benar terhadap pasien.

5. Evaluasi
Menurut (Mahyar, 2018). Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan. Namun,
evaluasi dapat dilakukan pada setiap tahap dari proses keperawatan. Evaluasi mengacu
kepada penilaian, tahapan, dan pernaikan. Pada tahap ini, perawat menemukan penyebab
mengapa suatu proses keperawatan dapat berhasil atau gagal.

You might also like