You are on page 1of 9

MAKALAH QOWAID AT-TAFSIR

Dosen Pembimbing :

KELOMPOK : 3( TIGA )

OLEH

Nursanti (2020030105055)

Muh. Adhiim Arif (19030105069)

Syahrul Mubaraq (2020030105035)

Puput Yustika Damayanti (2020030105022)

PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDDIN, ADAB, DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN)

KENDARI

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah membeirkan kita begitu

banyak nikmat sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesa. Tak lupa

juga kita terus mengirimkan shalawat kepada baginda Nabi Muhammad SAW

yang telah membawa ummat ini pada zaman yang terang benderang hingga

saat ini. Tidak lupa juga saya berterima kasih kepada rekan yang telah

membantu agar makalah ini selesai.

Saya berharap agar makalah ini dapat membantu teman-teman

sekalian agar memahami dan mnegtahui tentang peradaban islam di mekkah,

tentunya masih banyak kekurangan dalam pemyusunan makalah ini oleh

karena itu, saya juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar

kami dapat membuat makalah lebih baik lagi.

Kendari, 04 Oktober 2021


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dhammir.

Dhammir berarti kata ganti, yaitu kata yang menggantikan kata beda
(isim) yang di sebutkan atau di ketahui sebelumnya. Setiap kata ganti memiliki
kata yang di gantikan. Kata yang di gantikan itu merupakan tempat kembalinya
kata ganti.

B. kaidah-kaidah tafsir dhammir.

1.

َ ‫ َوَأ ْم َكنَ ال َح ْف ُل َعلَى‬،‫ض ِم ْي ٌر يَحْ تَ ِم ُل عَوْ ُدهُ ِإلَى َأ ْكثَ َر ِم ْن َم ْذ ُكوْ ٍر‬
‫ ُح ِم َل َعلَ ْي ِه‬،‫الج ِمي ِْع‬ َ ‫ٍإ َذا َكانَ فِي اآليَ ِة‬

‘ apabila ada dhammir di dalam satu ayat yang tempat kembalinya mencangkup
lebih dari yang di sebutkan dan memungkinkan untuk mencangkup kesemuanya
itu, maka bisa di kembalikan kepada semuanya sesuai cangkupannya.

Contoh:

‫ك َكا ِد ٌح اِ ٰلى َربِّكَ َك ْدحًا فَ ُم ٰلقِ ْي ۚ ِه‬


َ َّ‫ٰيٓاَيُّهَا ااْل ِ ْن َسانُ اِن‬ 

“hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju


tuhanmu, maka kamu pasti akan menemuinya” ( Q.S Al-insyiqoq:6)

Penjelasan:

Jadi, dhommir disini adalah ‘hi’ yang terdapat pada akhir kata ‘mulaaqii’ dan
tempat kembalinya dhommir itu di kedua-duanya yaitu “robbika” dan “kadhan”
karena tempat kembalinya lebih dari yang di sebutkan dan memungkinkan untuk
mencangkup kesemuanya, maka bisa di kembalikan kepada semuanya sesuai
cangkupannya, tapi sebagian mufassir, mengatakan bahwasanya tempat
kembalinya itu kepada “robbika” sehingga kata tersebut

diberi makna “kamu pasti akan bertemu tuhanmu” konteks ini dapat dikatakan
benar karna banyak di kemukakan dalam beberapa ayat.Ada pula mufassir yang
mengatakan bahwa tempat kembali dhommir itu adalah “kadhan”(perbuatan)
sehingga kata tersebut di beri makna “kamu pasti akan bertemu dengan
perbuatanmu” jadi kedua makna tersebut, sesuai dengan tempat kembalinya
dhammir yang ternyata dinilai benar. Karena sesungguhnya, setiap manusia itu
akan menjumpai tuhannya dan juga akan menjumpai hasil dari amal perbuatannya
kelak di akhirat.

2.

ٌ ‫ض‬
‫اف‬ َ ‫ فَاَألصْ ُل عَوْ ُدهُ ال ُم‬،ٌ‫ض ِم ْير‬
َ ‫اف ِإلَ ْي ِه َو َجا َء بَ ْع َدهُ َما‬
ٌ ‫ض‬ ٌ ‫ض‬
َ ‫اف َو ُم‬ َ ‫ِإ َذا َو َر َد ُم‬

‘ bila terdapat mudhaf wa mudhafun ilaih, kemudian datang dhommir maka


hukum dasar adalah bahwa ia di kembalikan kepada mudhof

Contoh:

‫َواِ ْن تَ ُع ُّدوْ ا نِ ْع َمتَ هّٰللا ِ اَل تُحْ صُوْ ه َۗا اِ َّن ااْل ِ ْن َسانَ لَظَلُوْ ٌم َكفَّا ٌر‬

“dan apabila kamu menghitung nikmat ALLAH maka kamu tidak dapat
menghitungnya”. (Q.S Ibrahim:34).

Penjelasan:

Jadi dhommir disini adalah “ha” dan mudhofnya itu “ni’mata” sementara mudhof
ilaihnya adalah “ALLAH”.

3.

ُ‫صالً بِ َش ْي ٍء َوهُ َو لِ َغي ِْر ِه َأوْ عَا ِءداً َعلَى َماَل بِ ِس ِه َما هُ َو لَه‬
ِ َّ‫ض ِم ْي ُر ُمت‬
َّ ‫قَ ْد يَ ِجي ُء ال‬

‘terkadang dhammir itu datang bersambungan dengan sesuatu tetapi, dhammir


tersebut di peruntukan untuk yang lainnya. Atau dhammir tersebut kembali pada
lafal yang mendudukinya.

Jadi dalam kaidah ini memiliki dua makna

Contoh:

‫َولَقَ ْد َخلَ ْقنَا ااْل ِ ْن َسانَ ِم ْن س ُٰللَ ٍة ِّم ْن ِط ْي ٍن‬

“dan sungguh kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah”
(Q.S Al-mu’minun:12).
“kemudian kami menjadikannya air mani” (Q.S Al-mu’minun:13).

Penjelasan:

Jadi di kedua ayat tersebut dhamir terdapat pada ayat kedua yaitu hu yang terdapat
pada akhir kata ja’alnaa dan sesuatunya itu terdapat pada kata al-insan yang
berarti manusia adapun manusia yang di maksud adalah nabi adam tapi,dhamir
tidak di peruntukkan untuk nabi adam melainkan keturunannya karena nabi adam
alaisalam, dari saripati yang berasal dari tanah sementara keturunannya berasal
dari mani.

Adapun makna yang kedua

Contohnya:

ُ ‫ِإالَّ َع ِشيَّةً َو‬


‫ض َحاهَا‬

“pada hari ketika mereka melihat hari kiamat itu,mereka merasa seakan-akan
hanya tinggal pada waktu sore atau pagi hari(An-naziat: 46)”

Penjelasan

Jadi dhamir disini adalah haa dan tempat kembalinya pada lafal yang
mendudukinya yaitu yauma (hari) adapun lafal yang di dudukinya adalah
‘asyiyyatan au dhuha karena sore tidak memiliki pagi melainkan harilah yang
memiliki pagi.

4.

‫ض َماِئ ِر ُم َرا َعةُ اللَّ ْف ِظ َوال َم ْعنَى بُدَِئ بِاللَّ ْف ِظ ثُ َّم بِ ْال َم ْعنَى‬
َّ ‫ِإ َذا اجْ تَ َم َع فِ ْي ال‬

‘apabila di dalam beberapa dhamir terhimpun maksud untuk menjaga kesesuaian


kata dan kesesuaian makna maka di dahulukan menjaga kesesuaian kata kemudian
kesesuaian makna

Contoh

‫اس َمنْ َّيقُ ْو ُل ٰا َم َّنا ِباهّٰلل ِ َو ِب ْال َي ْو ِم ااْل ٰ خ ِِر َو َما ُه ْم ِبمُْؤ ِم ِني ۘ َْن‬
ِ ‫َوم َِن ال َّن‬
“Dan di antara manusia ada yang berkata kami beriman kepada allah dan hari
akhir padahal mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman” (q.s.al-baqarah:8)

Penjelasan
Jadi dhamirnya itu hum maka penyesuaian dalam ayat ini bukan di dasarkan kata
tetapi makna dan di tujukan pada kalimat mayyaquulu yang apabila di pandang
dengan kata mereka adalah mufrod tapi dalam pandangan makna tergolong jamak.

5.

َ ‫ َم َع َكوْ ِن‬،‫ض ِم ْي ُر َعلَى َأ َح ِدهُ َما ا ْكتِفَا ًء بِ ِذ ْك ِر ِه ع َْن اآل ِخ ِر‬


ً‫الج ِمي ِْع َم ْقصُوْ دا‬ ِ ‫قَ ْد يَ ْذ ُك ُر َشي‬
َ ‫َْئان َويَعُوْ ُد ال‬

Adakalanya dua hal di sebutkan, sedangkan dhamir kembali kepada salah satunya,
karena di pandang cukup menyebutkan, salah satunya itu, sedangkan yang di tuju
semuanya

Contoh

ٍ ‫ض َة َواَل ُي ْنفِقُ ْو َن َها فِيْ َس ِبي ِْل هّٰللا ِ ۙ َف َب ِّشرْ ُه ْم ِب َع َذا‬


‫ب اَلِي ۙ ٍْم‬ َّ ِ‫ب َو ْالف‬ َّ ‫َوالَّ ِذي َْن َي ْك ِن ُز ْو َن‬
َ ‫الذ َه‬

“dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya di
jalan allah, maka beritahukanlah kepada mereka (bahwa mereka) akan mendapat
siksa yang pedih (q.s.at-taubah:34)

Penjelasan

Jadi dhommir disini itu ha adapun ketentuan dalam ayat ini ada, padaka kata
zahaba (emas) dan fiddoh (perak) namun tempat kembalinya dhommir itu di kata
kedua yaitu, fiddoh karena merupakan kata yang terdekat ketimbang dengan
zahaba selain itu, keberadaan perak lebih banyak digunakan dalam kehidupan
sehari-hari yaitu dalam perniagaan.

6.

‫ض ِم ْي ُر َم َع َكوْ نِ ِه َعاِِئدا َعلَى َأ َح ِد ال َم ْذ ُكوْ ِر ْينَ ُدوْ نَ اَأل ِخ ِر‬


َ ‫قَ ْد يُثَنَّى ال‬

‘adakalanya dhommir musanna (2), sedangkan kembalinya kepada salah satu yang
disebutkan itu.’

Contoh

‫نَ ِسيَا حُوْ تُهُ َما‬


“maka tatkala mereka (musa dan muridnya) sampai kepertemuan dua laut itu,
mereka lupa ikannya….(Q.S al-kahfi: 61).

Penjelasan

Dhommir disini adalah huma dan tempat kembali dhommir bukan pada keduanya
yaitu musa dan muridnya akan tetapi salah satunya karena dalam konteks ayat
bahwa yang membawa ikan itu bukan keduanya tetapi murid tersebut.

7.

ُ ‫ض ِم ْي ُر الغَاِئبُ قَ ْد يَ ُع ُو ُد َعلَى َغي ِْر َم ْلفُوْ ظٌ بِ ِه َكالَّ ِذي يُفَ ِّس ُرهُ ِسيَا‬
‫ق الكَاَل ِم‬ َ

terkadang dhommir ghoib (orang ke 3) di kembalikan kepada kata yang tak


terucap sebelumnya, namun dapat di pahami dari konteks kalimat.

Contoh

‫ُكلُّ َم ْن َعلَ ْيهَا فَان‬

“semua yang ada di atasnya itu akan binasa(Q.S Ar-rahman: 26)”.

Penjelasan

Dhommir disini adalah ha dan tempat kembali dhommir tidak tertulis namun
dapat di pahami dari segi konteksnya bahwa yang di maksud dari dhamir adalah
bumi.

8.

‫ فَِإ ْن َكانَ ُم ْف َر ًد اِ ْختَصُّ بِاَأْل ِخي َْر ِة‬,‫اج ٌع ِإلَى َج ِم ْي ِعهَا‬


ِ ‫ فَهُ َو َر‬,‫ض ِم ْي ُر َج ْم ٍع‬ ْ ‫ِإ َذا تَ َع َّد ْد‬
َ ‫ َو َجا َء بَ ْع َدهَا‬,‫ت ال ُج َم َل‬

‘ apabila terdapat beberapa jumlah dan sesudahnya terdapat dhommir jamak maka
dhommir jammaknya kembali kepada semua jumlah tersebut, akan tetapi apabila
dhommirnya mufrod maka di khususkan kepada jumlah yang terakhir.

Dalam hal ini penulis kitab tidak menmukan contoh kaidah yang pas untuk
konteks yang pertama fallahu a’alam.
Adapun contoh makna kedua
ۢ ‫ف بالَّي ِْل َو َس‬
ِ ‫اربٌ ِبال َّن َه‬
‫ار‬ ِ ِ ٍ ۢ ‫َس َو ۤا ٌء ِّم ْن ُك ْم مَّنْ اَ َسرَّ ْال َق ْو َل َو َمنْ َج َه َر ِبهٖ َو َمنْ ه َُو مُسْ َت ْخ‬
‫هّٰللا‬ ُ ‫ْن َي َد ْي ِ;ه َومِنْ َخ ْلفِهٖ َيحْ َف‬ ۢ ٌ ‫*لَ ٗه ُم َع ِّق ٰب‬
ِ ‫ظ ْو َن ٗه مِنْ اَ ْم ِر‬ ِ ‫ت مِّنْ َبي‬
“sama saja ( bagi ALLAH), siapa diantaramu yang merahasiakan ucapannya dan
siapa yang berterus terang dengannya dan pada yang bersembunyi pada malam
hari dan yang berjalan pada siang hari”. “ baginya (manusia) ada malaikat-
malaikat yang selalu menjaganya bergiliran,

Penjelasan

Jadi dhamir di sini adalah hu yang bermakna mufrod yang tedapat pada ayat
kedua dan tempat kembalinya dhamir,menurut para mufassir yaitu, mustakhfim
billaili wa saaribum binnahaar karena kata ini merupakan jumlah yang
terakhir.adapun makna dari kata mustakhfim billaili wa saaribum binnahaar, disini
bukanlah yang bersembunyi pada malam hari melainkan yang melakukan taqorrub
ilallah pada malam hari. Dan bukan pula yang berjalan pada siang hari melainkan
yang apabila siang harinya dia gunakan untuk mencari rezeki oleh karena itu bagi
oranng-orang yang demikian allah memiliki malaikat-malaikat yang selalu
menjaganya bergiliran.

9.

‫ فَاَألصْ ُل َأ ْن يَتَّ ِح َد َمرْ ِج َعهَا‬,‫ض َماِئ َر‬ ْ َ‫ِإ َذا تَ َعاقَب‬


َ ‫ت ال‬

Bila beberapa dhamir di sebutkan berurutan, hukum dasar adalah bahwa tempat
kembalinya satu

Contoh
‫لِّ ُتْؤ ِم ُن ْوا ِباهّٰلل ِ َو َرس ُْولِهٖ َو ُت َع ِّزر ُْوهُ َو ُت َو ِّقر ُْو ۗهُ َو ُت َس ِّبح ُْوهُ ب ُْك َر ًة وَّ اَصِ ْياًل‬

“supaya kamu sekalian beriman kepada allah dan rasulnya, menguatkan (agama)
Nya, membesarkan Nya, dan bertasbih kepada Nya pada waktu pagi dan petang
(Q.S.al-fath:9)

Penjelasan

Pada ayat ini terdapat beberapa dhamir yang di sebut secara berurutan yaitu yang
terangkai dengan kata rasulih, tu’azziruuh, tuwakkiruuh, dan tusabbihu. Para
u’lama dan mufassir sepakat bahwa dhamir yang terangkai dengan rasulih dan
tusabbihu itu kembali kepada allah sedangkan dhamir yan terangkai dengan
tu’azziruu dan tuwakkiruu sebagian berpendapat dhamirnya kembali kepada rasul
dan sebagian lagi mengatakan tempat kembalinya dhamir kepada allah, tapi yang
lebih tepat adalah pendapat terakhir yaitu bahwa dhamir tersebut merupakan kata
ganti dari allah.

You might also like