You are on page 1of 8

Evaluasi Dampak Program Penanggulangan Feminisasi Kemiskinan (PFK) Terhadap Kepala Rumah

Tangga Perempuan di Desa Datinawong Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan

Hesty Puspa Ningrum

Mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Negara, FISIP, Universitas Airlangga

Abstract

This research aims to explain the impacts of Poverty Feminization Program (PFK) in Datinawong
Village, District of Babat, Lamongan. This program initiated by the Government of East Java Province to
alleviate the poverty experienced by poor woman household heads (KRTP). The main objective of this program
is to improve economic and social resilience through productive and sustainable business ownership. This
research use descriptive qualitative research method with data collection techniques including interview,
observation, and documentation study. The technique of determining the informants in this research is
purposive sampling. This research use the theory of Impact Evaluation by John Owen and the theory of
Dimensional Impact by Laura Langbein in measuring the impact of the program by looking at the gap between
the expected impact and the real impact. Based on the program objectives, the researcher categorizes the
impact of the program into economic impact and social impact. Based on the results of this research, the
economic impacts of the program are increase of income and fulfill of basic living needs. While the economic
impact gap that is not reached by the program is financial independence. The social impacts arising from the
program are the improvement of social status or degree, the improvement of social welfare and the increasing
of participation in the life of society. As it turned out, the program also caused some unexpected impacts such as
social jealousy and reliance on government aid

Key Words: Evaluation, Program PFK, Impacts

Pendahuluan naik 0,06 poin dari 12,28%.1 Penduduk di Jawa


Timur didominasi oleh perempuan yaitu sebesar
Kemiskinan merupakan suatu 51% atau sebesar 19.674.951 juta jiwa. Meskipun
permasalahan yang terjadi di seluruh dunia, perempuan adalah mayoritas namun hingga kini
terutama di negara berkembang seperti Indonesia. masih menjadi kelompok marjinal akibat kuatnya
Pada tahun 2015, jumlah penduduk miskin di kultur patriarki yang menempatkan perempuan
Indonesia tercatat sebesar 28.513.570 jiwa. Salah sebagai masyarakat kelas dua, sehingga dibatasi
satu faktor penyebab kemiskinan adalah tingginya dalam perolehan hak-haknya. Terlebih lagi bagi
pertumbuhan penduduk. Tingkat pertumbuhan Kepala Rumah Tangga Perempuan (KRTP) yang
penduduk di Indonesia termasuk tinggi, yakni memiliki peran ganda akibat bercerai, suami sakit
sekitar 1,98% per tahun. Dengan laju pertumbuhan atau meninggal, atau ditelantarkan dan tidak
penduduk Indonesia sebesar 1,98% per tahun, dinafkahi.
penduduk Indonesia pada 45 – 50 tahun mendatang
diperkirakan akan berlipat ganda yakni menjadi Atas dasar permasalahan tersebut,
kurang lebih 480 juta jiwa. Tingginya laju Pemerintah Provinsi Jawa Timur menginisiasi
pertumbuhan penduduk berpengaruh terhadap suatu program responsif gender yang berupaya
tingginya angka pengangguran akibat terbatasnya mengatasi kemiskinan yang diderita oleh
lapangan kerja sehingga potensi kemiskinan masyarakat terutama bagi KRTP yaitu Program
semakin meningkat. Penanggulangan Feminisasi Kemiskinan
(selanjutnya disingkat PFK) yang merupakan
Sebagai salah satu provinsi di Indonesia, program turunan dari Jalan Lain Menuju Mandiri
Jawa Timur tidak terlepas dari masalah dan Sejahtera (Jalin Matra). Program ini bertujuan
kemiskinan. Jumlah penduduk di Jawa Timur untuk membantu mendorong ketahanan sosial
mencapai 38.847.561 juta jiwa, dengan laju ekonomi kepala rumah tangga perempuan untuk
pertumbuhan penduduk sebesar 1,2% tiap memenuhi kebutuhan hidup dasar, dan memotivasi
tahunnya. Pada bulan Maret 2015, tercatat 12,34% berusaha (need for achivement) dan
penduduk Jawa Timur berada dalam kemiskinan.
Dibandingkan data tahun 2014, persentase tersebut
1
Badan Pusat Statistik 2015, www.bps.go.id (Diakses pada 05
November 2017)
kemampuan (skill) dalam upaya meningkatkan Kerangka Teoritik
kesejahteraannya. Program tersebut tidak hanya
sebagai upaya jangka pendek untuk memberikan Evaluasi
bantuan kepada KRTP tetapi lebih kepada
pemberdayaan yang berkelanjutan dalam rangka Menurut William N. Dunn, istilah evaluasi
untuk mengantisipasi adanya perangkap dapat disamakan dengan penaksiran (appraisal),
kemiskinan (poverty trap) terhadap KRTP di pemberian angka (rating), dan penilaian
provinsi Jawa Timur. (assessment). Evaluasi berkenan dengan produksi
informasi mengenai nilai atau manfaat hasil
Pada tahun 2015, program ini kebijakan. 3 Sedangkan menurut Arikunto, evaluasi
dilaksanakan di 29 Kabupaten di Jawa Timur. adalah sebuah proses menentukan hasil yang telah
Sebagai salah satu Pilot Project dalam program ini, dicapai dari beberapa kegiatan yang direncanakan
Pemerintah Kabupaten Lamongan memperlihatkan untuk mendukung tercapainya tujuan. 4 Evaluasi
komitmennya dalam upaya menanggulangi diperlukan untuk melihat kesenjangan antara
kemiskinan. Salah satu upaya Kabupaten “harapan” dengan “kenyataan". 5 Thomas Dye
Lamongan dalam menanggulangi kemiskinan menyatakan bahwa evaluasi kebijakan adalah
adalah melalui penekanan angka petumbuhan pemeriksaan yang obyektif, sistematis, dan empiris
penduduk. Hal ini dibuktikan dengan perolehan terhadap efek dari kebijakan dan program publik
penghargaan tertinggi bidang kependudukan terhadap targetnya dari segi tujuan yang ingin
tingkat nasional yakni Satyalancana Wirakarya dicapai. 6
Kencana dari Pemerintah Pusat. Kabupaten
Lamongan mampu menurunkan laju pertumbuhan Program
penduduk menjadi 0,06% di bawah laju
pertumbuhan penduduk nasional 1,4% dan laju Beberapa definisi program menurut para
pertumbuhan penduduk provinsi Jawa Timur ahli, salah satunya yaitu Nurcholis yang
1,2%.2 mengartikan program sebagai:

Keberhasilan upaya penekanan laju “Bentuk instrumen kebijakan yang berisi


pertumbuhan penduduk oleh Kabupaten Lamongan satu atau lebih kegiatan yang
merupakan langkah awal dalam penanggulangan dilaksanakan oleh instansi
masalah kemiskinan, terutama yang melanda para pemerintah/lembaga, atau masyarakat,
KRTP di pedesaan. Pada tahun 2015, Program PFK yang dikoordinasikan oleh instansi
dilaksanakan pada 8 kecamatan di Kabupaten pemerintah untuk mencapai sasaran dan
Lamongan. Kecamatan Babat merupakan wilayah tujuan serta memperoleh anggaran.”7
yang mendapat bantuan terbanyak yaitu 3 desa
Sedangkan menurut Charles O’Jones
dengan jumlah sasaran 145 orang. 3 desa tersebut
dalam Moenir, yaitu:
adalah Desa Datinawong, Desa Kebalandono, dan
Desa Bulumargi. Peneliti memilih Desa “...program adalah cara yang disahkan
Datinawong sebagai fokus lokasi penelitian karena untuk mencapai tujuan. Dengan program
memiliki jumlah KRTP sasaran terbanyak yaitu 73 maka segala bentuk rencana akan segera
orang. terorganisir dan lebih mudah untuk
dioperasionalkan,”8
Dari paparan latar belakang di atas,
peneliti memfokuskan penelitian pada dampak
yang timbul dari pelaksanaan program. Untuk
mengetahui dampaknya, dilakukan dengan melihat
mekanisme pelaksanaan Program PFK serta
mengidentifikasi kesenjangan antara dampak yang
diharapkan dengan dampak nyata. Untuk itulah,
judul yang tepat dalam penelitian ini adalah
Evaluasi Dampak Program PFK Terhadap Kepala 3
William Dunn, Analisis Kebijakan Publik (Yogyakarta: Gadjah
Rumah Tangga Perempuan di Desa Datinawong, Mada University Press, 2003), Hlm. 358
Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan. 4
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan
(Jakarta: Bumi Aksara, 2010) Hlm.1
5
Riant Nugroho, Kebijakan Publik Formulasi, Implementasi,
dan Evaluasi (Jakarta: PT Elex Media Komputindo Kelompok
Gramedia, 2003), hlm.183
6
Wayne Parson, Public Policy: Pengantar Teori dan Praktik
2
Bisnis.com, Lamongan Raih Penghargaan Kependudukan Kebijakan Publik (Jakarta: Perenada Media, 2005), hlm.347
7
Nasional, Hanif Nurcholis, Perencanaan Partisipatif Pemerintah Daerah
http://surabaya.bisnis.com/read/20150806/4/82503/lamongan- (Jakarta: Grasindo, 2009), Hlm.137
8
raih-penghargaan-kependudukan-nasional (Diakses pada 29 H.A.S Moenir, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia
Desember 2017 pukul 20.13) (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), Hlm.180
Dampak terhadap sejauh mana program menimbulkan
dampak bagi kehidupan sasaran.
Menurut John Owen, output adalah produk
atau hasil langsung dari kegiatan progam.9 Metode Penelitian
Sedangkan outcome adalah manfaat yang diterima
sasaran program selama atau setelah keterlibatan Penelitian ini merupakan penelitian
mereka dengan program. Sedangkan impact atau deskriptif kualitatif. Adapun lokasi penelitian ini
dampak merupakan efek jangka panjang manfaat yaitu Desa Datinawong, Kecamatan Babat,
yang diterima oleh sasaran program. Dampak Kabupaten Lamongan. Teknik penentuan informan
program berhubungan dengan pengetahuan, dilakukan secara purposive sampling. Sementara
keahlian, perilaku atau sikap, nilai, kondisi, dan teknik pengumpulan data yang dilakukan terdiri
status. Menurut Subarsono dampak merupakan atas wawancara, obeservasi langsung dan studi
akibat lebih jauh pada masyarakat sebagai dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan
konsekuensi adanya kebijakan yang dalam penelitian ini meliputi reduksi data,
diimplementasikan. 10 penyajian data dan menarik kesimpulan. Sementara
teknik pemeriksanaan dan keabsahan data yang
William Dunn memantau membedakan digunakan adalah triangulasi sumber data.
dua jenis akibat yaitu keluaran (outputs) dan
dampak (impacts). Keluaran kebijakan atau Hasil dan Pembahasan.
program adalah barang, layanan, atau sumberdaya
yang diterima oleh kelompok sasaran atau 1. Mekanisme Pelaksanaan Program PFK di
kelompok penerima (beneficiaries). Sedangkan Desa Datinawong, Kecamatan Babat,
dampak kebijakan atau program merupakan Kabupaten Lamongan
perubahan nyata pada tingkah laku atau sikap yang
dihasilkan oleh keluaran kebijakan tersebut.11 Penelitian ini menggunakan pendekatan
Process-Outcome Studies dari John Owen yang
Evaluasi Dampak Program menganggap bahwa dampak yang timbul dari suatu
program berhubungan dengan pelaksanaannya.
Ralp Tyler dalam Arikunto mendefinisikan Mekanisme tahapan pelaksanaan Program PFK
evaluasi program sebagai proses untuk mengetahui tertuang dalam Peraturan Gubernur Nomor 28
apakah tujuan program telah terealisasi. 12 Dalam Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Program
buku yang sama, definisi lain dikembangkan oleh Jalin Matra Provinsi Jawa Timur Tahun 2015.
Cronbach dan Stufflebeam yang menyatakan bahwa Setelah mencocokkan antara Pedoman Umum
evaluasi program adalah upaya untuk menyediakan dengan hasil wawancara terkait mekanisme
informasi untuk disampaikan kepada pengambil pelaksanaan Program Jalin Matra PFK di Desa
keputusan. Arikunto menyatakan bahwa evaluasi Datinawong, peneliti menemukan bahwa terdapat 6
program adalah proses penetapan secaea sistematis tahapan program yang terlaksana dengan baik
tentang nilai, tujuan, efektifitas atau kecocokan yaitu:
sesuatu sesuai dengan kriteria dan tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. 13 a. Sosialisasi dan Pra Rembug Warga

Evaluasi dampak sendiri merupakan evaluasi Tahap sosialisasi program telah melibatkan
yang mencermati dampak tetap atau dampak jangka seluruh KRTP sasaran, pendamping desa,
panjang. Evaluasi dampak memberikan perhatian sekretariat desa, pendamping kabupaten, dan
yang lebih besar kepada output dan dampak perwakilan DPMD Kabupaten Lamongan.
kebijakan. Dampak yang dimaksud adalah dampak Pemilihan pendamping desa juga dilakukan melalui
yang diharapkan serta dampak yang tidak pra rembug warga dengan kehadiran dan
diharapkan. 14 persetujuan dari KRTP sasaran dan Sekretariat
Desa.
Dari berbagai uraian di atas, dapat
disimpulkan bahwa evaluasi dampak program b. Rembug warga dan klarifikasi dan
merupakan proses identifikasi serta penilaian identifikasi usulan kebutuhan KRTP

Pracangan
3% Kambing
Asongan 33%
9
Ibid.. 17%
10
A.G Subarsono, Analisis Kebijakan Publik: Konsep, Teori,
dan Aplikasi, (Bandung: Pustaka Belajar, 2012), Hlm.122 Toko
11
William Dunn, op.cit, hlm.520 Ayam
12 Sembako
Suharsimi Arikunto, Op.cit, hlm.56 Bebek 3%
13 41%
Ibid. 3%
14
Samudra Wibawa, Evaluasi Kebijakan Publik (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 1994), hlm.29
Tahapan rembug warga dan identifikasi DPMD Pemerintah Provinsi Jawa Timur selaku
usulan kebutuhan usaha telah dilakukan dengan Sekretariat Provinsi untuk kemudian diserahkan
baik dan sesuai dengan Pedoman Umum. Pada kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
tahapan ini, identifikasi usulan kebutuhan KRTP Selanjutnya, dua tahapan yang tidak
dilakukan melalui rembug warga. Usulan tersebut terlaksana dengan baik dan tidak sesuai dengan
didasarkan pada keinginan, kemampuan dan ketentuan dalam Pedoman Umum adalah:
pekerjaan mereka. Dari 73 jumlah KRTP sasaran, a. Bimbingan Teknis
sebanyak 46 orang memilih usaha bidang Tahapan ini tidak terlaksana dengan baik
perdagangan (asongan, peracangan, toko sembako) karena tidak memenuhi ketentuan bimbingan
dan 27 orang memilih usaha bidang ternak teknis dalam Pedoman Umum. Seharusnya
(kambing, ayam, bebek). bimbingan teknis dimaksudkan untuk
memberikan penyuluhan, bimbingan, konsultasi,
c. Pengajuan pencairan dan bantuan keuangan asistensi, dan fasilitasi teknis kepada KRTP
khusus sasaran. Namun dalam kenyataannya, bimbingan
Pengajuan pencairan dana Bantuan teknis hanya sebatas pendampingan dari proses
Keuangan Khusus (BKK) diawali dengan verifikasi hingga penyaluran bantuan saja.
pengajuan yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Kunjungan yang dilakukan baik oleh aktor-aktor
yang disampaikan kepada Gubernur Jawa Timur pelaksana umumnya hanya sebatas pengecekan
melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa teknis untuk mendokumentasikan realisasi
Provinsi Jawa Timur dan telah diketahui oleh bantuan usaha. Tidak terdapat pelatihan khusus
Kepala DPMD Kabupaten Lamongan. Setelah surat bagi para KRTP sasaran dalam mengelola dan
dan data yang terkait dengan pengajuan diverifikasi mengembangkan usahanya. Hal ini menyebabkan
oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa tidak meratanya manfaat program akibat gagalnya
Provinsi Jawa Timur, maka akan diterbitkan Surat beberapa KRTP sasaran dalam melanjutkan
Permohonan Pencairan (SPP) dan Surat Perintah usahanya.
Membayar (SPM). Tahapan selanjutnya adalah
transfer dana ke rekening Pemerintah Desa. Di b. Pengelolaan dan pelestarian program
Desa Datinawong, transfer dana dilakukan ke
rekening Bendahara Desa dengan diketahui oleh Tahapan ini tidak terlaksana dengan baik
Pendamping Desa dan perwakilan POKMAS. karena tidak terdapat upaya untuk meningkatkan
d. Rembug kelompok masyarakat KRTP dan potensi keberlanjutan usaha para KRTP sasaran.
pengadaan barang KRTP Tidak terdapat pelatihan khusus bagi KRTP sasaran
Tahapan ini telah dilaksanakan sesuai dalam mengembangkan usahanya sehingga
dengan Pedoman Umum. Pembentukan POKMAS berdampak pada tidak berlanjutnya usaha beberapa
telah dilakukan dengan tujuan untuk memudahkan KRTP sasaran, terutama yang memilih usaha
proses penyaluran bantuan kepada KRTP sasaran. ternak.
Dalam pembelanjaan barang kebutuhan dilakukan
oleh Sekretariat Desa, Pendamping Desa, dan 2. Evaluasi Dampak Program PFK Terhadap
Ketua POKMAS sebagai perwakilan dari KRTP KRTP di Desa Datinawong, Kecamatan
sasaran. Hal ini dilakukan sebagai suatu bentuk Babat, Kabupaten Lamongan
transparansi dana yang dibelanjakan untuk
kebutuhan usaha sasaran. Untuk mengevaluasi dampak dari
e. Penyerahan barang bantuan kepada KRTP program, dilakukan melalui identifikasi
Tahapan ini telah terlaksana dengan baik. kesenjangan dampak yang diharapkan dengan
Bantuan yang diberikan sesuai dengan keinginan dampak nyata yang timbul. Dampak yang
dari para KRTP sasaran. Sayangnya, tidak terdapat diharapkan merupakan bentuk nyata dari tujuan
batasan waktu sehingga realisasi bantuan cukup program. Menurut Langbein, dampak dapat berupa
lama yaitu sekitar 6 hingga 7 bulan sejak rembug dampak yang diharapkan dan dampak yang tidak
warga dan identifikasi usulan usaha KRTP sasaran. diharapkan. 15 Pada Program Jalin Matra PFK di
f. Pertanggungjawaban Desa Datinawong, peneliti menemukan dampak
Tahapan pertanggungjawaban program telah dari program dan membaginya ke dalam dua
terlaksana sesuai dengan ketentuan dalam Pedoman kategori yaitu dampak ekonomi dan dampak sosial.
Umum dan sesuai dengan hierarki struktural Dampak ekonomi yaitu peningkatan penghasilan,
Program Jalin Matra PFK. Pendamping Desa pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Sedangkan
bertanggungjawab pada Pendamping Kabupaten. untuk kemandirian finansial menjadi sebatas
Pendamping Kabupaten bertanggungjawab untuk dampak yang diharapkan karena tidak tercapai.
melakukan verifikasi LPJ Program dan Selanjutnya dampak sosial dari program ini yaitu
menyampaikan hasilnya kepada DMPD Kabupaten
Lamongan. DPMD Kabupaten Lamongan selaku 15
Laura Langbein., Discovering Wether Programs Work : A
Sekretariat Kabupaten bertanggungjawab kepada Guide to Statistical Methods for Program Evaluation, (Scott,
Forestman and CompanyGlenviewIllinois: 1980) Hlm. 15
peningkatan derajat atau status sosial, peningkatan bermasyarakat di desa. Mereka jarang mengikuti
kesejahteraan sosial, dan peningkatan partisipasi kegiatan desa dengan berbagai alasan antara lain
kehidupan bermasyarakat. yaitu merasa tidak diajak dan merasa tidak pantas.
Beberapa KRTP sasaran mengeluhkan bahwa
a. Dampak Ekonomi mereka tidak pernah diundang untuk mengikuti
kegiatan desa seperti PKK, sedekah bumi, bersih
Sebagaimana tercantum dalam tujuan desa, rapat warga, ataupun pelatihan. Beberapa
program, dampak ekonomi yang diharapkan dari lainnya merasa mereka tidak pantas untuk
program ini adalah peningkatan pendapatan melalui mengikuti kegiatan desa karena malu dengan umur
kepemilikan usaha yang berkelanjutan sehingga dan status sosialnya yang miskin sehingga mereka
menciptakan suatu ketahanan ekonomi. Dari merasa tidak layak. Dengan adanya program ini,
kepemilikan usaha tersebut, diharapkan KRTP terdapat perubahan yaitu peningkatan partisipasi
sasaran dapat meningkatkan pendapatannya KRTP sasaran dalam kegiatan desa. Mereka mulai
sehingga memudahkan mereka dalam pemenuhan melibatkan diri dalam berbagai kegiatan desa
kebutuhan hidup dasar sehari-hari. Para KRTP seperti PKK, sedekah bumi, dan kumpul warga di
sasaran terbukti mampu memanfaatkan bantuan balai desa. Dengan adanya program ini, mereka
usaha sehingga mereka memiliki pendapatan yang menemukan suatu kepercayaan diri untuk terlibat
lebih tinggi dari sebelumnya. Namun, masih dalam kegiatan bermasyarakat. Berdasarkan
banyak dari KRTP sasaran yang tidak mampu pengamatan dan hasil wawancara, peneliti
melanjutkan bantuan usaha yang diberikan. KRTP menyimpulkan bahwa dampak sosial yang
sasaran yang mampu mengelola dan diharapkan dari program telah sesuai dengan
mengembangkan usahanya mengungkapkan bahwa dampak nyata terhadap KRTP.
mereka lebih mudah dalam memenuhi kebutuhan
dasarnya, beberapa bahkan dapat menggunakan Kesimpulan
hasil usahanya sebagai biaya pendidikan bagi anak
atau cucu. 1. Mekanisme Pelaksanaan Program Jalin
Matra PFK di Desa Datinawong, Kecamatan
Sedangkan peneliti menyimpulkan bahwa Babat, Kabupaten Lamongan
program ini tidak menciptakan suatu kemandirian
finansial. Hal ini terbukti dari masih banyaknya Dari delapan tahapan pelaksanaan
KRTP sasaran yang melakukan pinjaman kepada program, 5 tahap telah terlaksana dengan baik dan
orang lain, serta menggantungkan diri dari bantuan sesuai dengan Pedoman Umum yaitu sosialisasi
orang lain seperti anggota keluarga atau tetangga. dan Pra Rembug Warga, Rembug warga dan
Berdasarkan pengamatan dan hasil wawancara, klarifikasi dan identifikasi usulan kebutuhan
peneliti menyimpulkan bahwa terdapat kesenjangan KRTP, Pengajuan pencairan dan bantuan keuangan
antara dampak yang diharapkan dengan dampak khusus, Rembug kelompok masyarakat KRTP dan
nyata terhadap KRTP sasaran. pengadaan barang KRTP, Penyerahan barang
bantuan kepada KRTP, dan Pertanggungjawaban.
b. Dampak Sosial Selanjutnya, dua tahapan yang tidak terlaksana
dengan baik dan tidak sesuai dengan ketentuan
Sebagaimana tercantum dalam tujuan dalam Pedoman Umum adalah bimbingan teknis
program, dampak sosial yang diharapkan dari dan pengelolaan dan pelestarian program.
program ini adalah peningkatan derajat atau status
sosial, peningkatan kesejahteraan sosial, dan 2. Evaluasi Dampak Program Jalin Matra
peningkatan partisipasi dalam kehidupan Penanggulangan Feminisasi Kemiskinan di
bermasyarakat. Pandangan negatif masyarakat desa Desa Datinawong, Kecamatan Babat,
tentang janda atau KRTP mulai terpatahkan dengan Kabupaten Lamongan
adanya program. Perlahan namun pasti mereka
dapat meningkatkan perekonomiannya sehingga Program ini menimbulkan berbagai dampak,
dapat membuktikan diri bahwa meskipun tidak ada yang diinginkan dan ada yang tidak diinginkan.
memiliki suami namun mereka juga berusaha untuk Untuk mengevaluasi dampak, dilakukan dengan
membebaskan diri dari kemiskinan. Selain itu, para melihat kesenjangan antara dampak yang
KRTP sasaran merasa lebih percaya diri dan diharapkan dengan dampak nyata.
berkecukupan dengan adanya program ini.
Umumnya para KRTP sasaran tidak menuntut (1) Kesenjangan dampak yang diharapkan
untuk memiliki harta benda yang mewah, mereka dengan dampak nyata
sudah cukup puas jika bisa memenuhi kebutuhan a. Dampak Ekonomi
hidup dasar.
Program Jalin Matra PFK diharapkan
Sebelum adanya program, para KRTP menimbulkan dampak yaitu peningkatan
sasaran cenderung pasif dalam kegiatan penghasilan dan pemenuhan kebutuhan dasar, dan
kemandirian finansial. Di Desa Datinawong, Pendamping sangat penting dalam hal ini, untuk itu
dampak ekonomi yang timbul adalah peningkatan pemilihannya perlu memperhatikan tingkat
penghasilan dan pemenuhan kebutuhan dasar. kompetensi dan keterampilan sehingga mampu
Namun, program ini tidak mampu menciptakan menyalurkan pengetahuannya kepada KRTP
suatu kemandirian finansial bagi KRTP sasaran. sasaran.
2. Terkait Evaluasi Dampak Program Jalin
b. Dampak Sosial Matra PFK di Desa Datinawong, Kecamatan Babat,
Kabupaten Lamongan, program ini tidak hanya
Progam Jalin Matra PFK ini diharapkan bertujuan meningkatkan potensi ekonomi KRTP,
menimbulkan dampak antara lain yaitu peningkatan tetapi juga harkat dan martabat, motivasi, rasa
derajat atau status sosial, peningkatan kesejahteraan percaya diri dan harga diri mereka, serta
sosial, dan peningkatan partisipasi dalam terpeliharanya tatanan nilai budaya setempat
kehidupan bermasyarakat. Di Desa Datinawong, dengan tetap memberikan penghormatan pada
dampak yang timbul dari program ini telah sesuai KRTP sasaran untuk memberikan kewenangan
dengan dampak yang diharapkan. Derajat atau terhadap jenis usulan usaha yang mereka inginkan.
status sosial para KRTP sasaran sedikit berubah Memberdayakan masyarakat tidak dapat dilakukan
akibat pandangan negatif masyarakat desa yang hanya dengan berdasarkan nilai efektifitas dan
mulai terpatahkan. Mereka terbukti mampu efisiensi saja, melainkan perlu juga
berusaha untuk membebaskan diri dari kemiskinan dipertimbangkan hal-hal mendasar seperti perasaan
yang mereka alami, akibat tidak lagi memiliki dan kehidupan sosial. Untuk itu diperlukan suatu
suami dan tidak memiliki kemampuan atau pendekatan yang lebih adaptif seperti
keterampilan yang cukup. Selain itu, program ini pendampingan yang intens, pemberian motivasi
menimbulkan suatu perasaan puas dan untuk berusaha, pemberian saran dalam kendala
berkecukupan di diri KRTP sasaran. Mereka yang dialami KRTP, serta peningkatan SDM agar
umumnya tidak menginginkan untuk memiliki usaha yang dimiliki KRTP senantiasa berkembang
barang mewah. Dengan kemudahan memenuhi dan produktif.
kebutuhan hidup dasar, mereka sudah merasa puas
dan tercukupi. Selain itu, dengan adanya program Daftar Pustaka
ini maka partisipasi KRTP sasaran dalam kegiatan
desa meningkat. Mereka mulai terbuka dan Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur
melibatkan diri dalam kegiatan desa seperti PKK, Penelitian Suatu Pendekatan
kumpulan warga, sedekah bumi, dan lain-lain. Praktik. Jakarta: Bina Aksara.

Saran ________________. 2010. Dasar-Dasar


Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Aksara.
dipaparkan dalam kesimpulan di atas, maka peneliti
dapat memberikan saran: Arikunto dan Jabar. 2008. Evaluasi
Program Pendidikan: Pedoman Teoritis
1. Terkait mekanisme pelaksanaan Program bagi Praktisi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Jalin Matra PFK, KRTP miskin tidak hanya butuh Aksara.
bantuan berupa bantuan usaha, melainkan juga
perhatian dan bimbingan, oleh karena itu pelibatan Arjani, Ni Luh. 2006. Feminisasi
Kader PKK tingkat desa atau Pendamping Desa Kemiskinan dalam Kultur
menjadi sangat penting dan berguna sehingga perlu Patriarki. Bali: BPS.
dioptimalkan perannya dalam melakukan
pendampingan dan pemantauan terhadap Azwar, Saifuddin. 1999. Metode Penelitian.
pelaksanaan program sekaligus perkembangan Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
usaha KRTP sasaran. Pelaksanaan tiap tahapan
harus berdasarkan ketentuan dalam Pedoman Chant, Sylvia. The Feminization of Poverty
Umum, terlebih lagi tahapan Bimbingan Teknis and the Feminisation of Anti-
serta Pengelolaan dan Pelestarian Program. Poverty Programmes: Room for
Bimbingan teknis sangat perlu dilaksanakan secara Revision?. Journal of Development
menyeluruh agar para KRTP sasaran mendapatkan Studies Vol.44 No.2
pendampingan yang meliputi penyuluhan,
konsultasi, asistensi, dan fasilitasi teknis. Creswell, John W. 2013. Research Design
Bimbingan teknis dalam bentuk pelatihan dan (Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif
pembinaan usaha, peningkatan SDM, pemasaran, dan Mixed). Yogyakarta: Pustaka
dan lain-lain. Melalui proses pendampingan yang Pelajar.
intens, maka potensi keberlanjutan usaha para
KRTP sasaran dapat ditingkatkan. Peran para
Denzin, N. K. 1978. Sociological Methods. _______. 2005. Negara dan Perempuan.
New York: McGraw-Hill. Yogyakarta: Graha Guru.

Gedeian, Arthur. G. 1991. Organization Nurcholis, Hanif. 2009. Perencanaan


Theory and Design. Jakarta: Partisipatif Pemerintah Daerah.
Universitas Terbuka. Jakarta: Grasindo.

Hadi, Samsul. 2011. Metode Riset Evaluasi. Nugroho, Heru. 1995. Kemiskinan,
Jakarta: Laksbang Mediatama. Ketimpangan, dan Kesenjangan.
Yogyakarta: Aditya Media.
Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi
Metodologi Penelitian dan Nugroho, Rian. 2003. Kebijakan Publik,
Aplikasinya. Bogor: Ghalia Formulasi, Implementasi dan
Indonesia. Evaluasi. Jakarta: Media
Komputindo.
Kusumanegara, Solahhudin. 2010. Model
dan Aktor dalam Proses Kebijakan Owen, John M. 2006. Program Evaluation:
Publik. Jakarta: Gava Media. Forms and Approaches Australia:
The Guilford Press.
Langbein, Laura. 1980. Discovering Wether
Programs Work: A Guide to Parsons, Wayne. 2008. Public Policy:
Statistical Methods for Program Pengantar Teori dan Praktik
Evaluation. Scott: Forestman and Analisis Kebijakan. Jakarta:
CompanyGlenviewIllinois. Prenada Media Group.

Latane, Bibb. 1981. The Psychology of Social Patton, Michael. 1991. Metode Evaluasi
Impact. American Psychologist Vol. 36, Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka
No. 4 Pelajar.
Lembaga Penelitian SMERU. 2014.
Menguak Keberadaan dan Prijono, Onny. S dan A.M.W Pranarka.
Kehidupan Perempuan Kepala 1996. Pemberdayaan: Konsep,
Keluarga. Jakarta: Lembaga Kebijakan dan Implementasi.
Penelitian SMERU. Jakarta: CSIS.

Manullang, Zudika. 2014. Evaluasi Dampak Soetrisno, Loekman. 1997. Kemiskinan,


Program Sanitasi Berbasis Perempuan & Pemberdayaan.
Masyarakat (SANIMAS) Dalam Jakarta: Kanisius.
Pemberdayaan Masyarakat,
Medan: Universitas Sumatera Subarsono, A. G. 2012. Analisis Kebijakan
Utara. Publik: Konsep, Teori, dan
Aplikasi. Bandung: Pustaka Belajar.
Miles, Mathew J dan A.Michael Huberman.
1992. Analisis Data Kualitatif: Sudharto P. Hadi. 1995. Aspek Sosial
Buku Sumber Tentang Metode Amdal. Yogyakarta: Gadjah Mada
Baru. Jakarta: UI Press. University Press.

Moenir, H. A. S. 2001.Manajemen Sugiyono. 2007. Metode Penelitian


Pelayanan Umum di Indonesia. Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Jakarta: Bumi Aksara. Jakarta: CV Alfabeta.

Moghadam, V.M. 2005. Globalizing Sulistyani, Ambar Teguh. 2004. Kemitraan


women: Transnational feminist dan Model-Model Pemberdayaan.
networks. Jakarta: Kompas. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Supriyanto dan Damyanti. 2007.


Penelitian Kualitatif. Bandung: Perencanaan dan Evaluasi.
Remaja Rosdakarya. Surabaya: Airlangga University
Press.
Muhadjir, Noeng. 1994. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Suryawati, Memahami Kemiskinan Secara
Rake Sarasin. Multidimensional, dalam Jurnal
Manajemen Pembangunan dan
Kebijakan, Volume 08, No. 03, Pemberdayaan Pelayanan
Edisi September 2005 Masyarakat. Yogyakarta: Aditya
Media.
Tjokroamidjojo, Bintoro. 1990.
Perencanaan Pembangunan. Winarno, Budi. 2008. Kebijakan Publik:
Jakarta: CV Masagung. Teori dan Proses. Jakarta: Media
Pressindo.
Todaro, Michael. 2000. Pembangunan
Ekonomi di Dunia Ketiga. Jakarta: PERATURAN PERUNDANG-
Erlangga. UNDANGAN

Triana, Rochyati Wahyuni. 2011. Peraturan Gubernur Nomor 28 Tahun 2015


Implementasi & Evaluasi tentang Pedoman Umum Program
Kebijakan Publik. Surabaya: PT Jalin Matra Provinsi Jawa Timur
Revka Petra Media. Tahun 2015

Wahab, Abdul. 1997. Evaluasi Kebijakan Web:


Publik. Jakarta: Bumi Aksara.
Badan Pusat Statistik. 2015. Jumlah
Wibawa, Samudra.1994. Evaluasi Penduduk Jawa Timur Maret 2015.
Kebijakan Publik. Jakarta: Raja www.bps.go.id (Diakses pada 05
Grafindo Persada. Oktober 2017)

Widad, Lailatul. 2017. Partisipasi Basis Data Terpadu untuk Program


Perempuan dalam Konteks Perlindungan Sosial. Juli 2012.
Penanggulangan Feminisasi www.bdt.tnp2k.go.id (Diakses
Kemiskinan dalam Program JALIN pada 05 Oktober 2017)
MATRA (Studi Kasus di Desa
Rebono, Kabupaten Pasuruan), Boks Katadata. 2015. Presentase Penduduk
Surabaya: UIN Sunan Ampel. Miskin Kabupaten Lamongan
Tahun 2003-2015.
Winarni, Tri. 1998. Memahami www.databoks.katadata.co.id
Pemberdyaan Masyarakat Desa (Diakses pada 25 September
Partisipatif dalam Orientasi
Pembangunan Masyarakat Desa 2017)
menyongsong abad 21: menuju

You might also like