You are on page 1of 9

PORTOFOLIO

Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK)

Disusun oleh:
dr. Paramitha Wijaya

Pendamping:
dr. Dani Sagitha

RUMAH SAKIT ANNA MEDIKA


2019-2020
1

BORANG PORTOFOLIO

No. ID dan Nama Peserta : dr. Paramitha Wijaya


No. ID dan Nama Wahana : RS Anna Medika
Tanggal (kasus) : 22 Juli Presentan : dr. Paramitha Wijaya
2020 Pendamping :dr. Dani Sagitha
Obyektif presentasi :
þ Keilmuan ¨ Keterampilan þ Penyegaran þ Tinjauan Pustaka
þ Diagnostik þ Manajemen ¨ Masalah ¨ Istimewa
¨ Neonatus ¨ Bayi ¨Anak ¨ Remaja þDewasa ¨ Lansia
¨ Deskripsi : Laki-laki, 47 tahun, datang dengan keluhan utama keluar cairan dari telinga
¨ Tujuan : Diagnosis dan manajemen yang cepat dan tepat
Bahan bahasan : þ Kasus ¨ Tinjauan Pustaka ¨ Riset ¨ Audit
Cara membahas : ¨ Diskusi þ Presentasi dan diskusi ¨ E-mail ¨ Pos
Data pasien : Nama : Tn. W No. Registrasi : 041089
Data utama untuk bahan diskusi :
1. Diagnosis/Gambaran Klinis :
Croup
 Pasien mengeluh keluar cairan, berwarna kuning berbau dari telinga kiri tanpa
adanya rasa nyeri sejak 2 minggu SMRS. Keluhan dirasakan hilang timbul.
 Keluhan disertai penurunan pendengaran pada telinga kiri penderita. Keluhan
didahului batuk pilek dan panas badan yang tidak terlalu tinggi satu minggu
sebelum keluhan utama muncul.
2. Riwayat Pengobatan :
 Pasien belum berobat sebelumnya.
3. Riwayat Kesehatan/Penyakit :
 Pasien pernah berobat ke dokter, dilakukan pembersihan telinga, diberi obat tetes
telinga dan antibiotik, namun cairan masih keluar melalui telinga, maka klien
berobat kembali ke RSUD Pameungpeuk untuk pemerikasaan lebih lanjut.
 Pasien pernah mengalami nyeri telinga serta terasa nyeri satu bulan yang lalu.
 Riwayat alergi terhadap makanan atau obat-obatan tertentu disangkal pasien
4. Riwayat Keluarga/Lain-lain :
2

 Pasien tinggal dengan keluarganya. Riwayat keluhan serupa yang dialami oleh
orang serumah tidak ada.
 Riwayat keluhan serupa di lingkungan sekitar tidak ada
5. Riwayat Pekerjaan :
Nelayan
Daftar Pustaka :

1. Boesoirie MTS., Miringoplasti Pascaradang Telinga Tengah., Bagian I.K Telinga,


Hidung, Tenggogorok- Bedah Kepala dan Leher. Fakultas Kedokteran Universitas
Padjajaran. Bandung. 2000.
2. Neely JG., Arts HA., Intratemporal & Intracranial Complications of Otitis Media.,
Dalam Head & Neck Surgery – Otolaryngology. 4th edition., Edited by Bailey BJ.,
Lippincott Williams & Wilkins., Philadelphia. 2006: 138: 2041-56.
3. Ballenger JJ., Complications of Ear Disease., Dalam Disease of the Nose, Throat, Ear,
Head, and Neck., 13th edition., Lea & Febiger. Philadelphia. 1985: 57: 1170-96.
4. Lambert PR., Canalis RF., Anatomy and embryology of the Auditory and Vestibular Systems.
Dalam The Ear Comprehensive Otology., Edited by Canalis RF., Lambert PR., Lippincott
Williams & Wilkins., Philadelphia. 2000: 2: 17-66.
5. Hollinshead WH., The Ear., Dalam Anatomy for Surgeons: Volume 1: The Head &
Neck., A Hoeber-Harper International Edition. London. 1966: 166-228.

Hasil Pembelajaran :
1. Diagnosis otitis media supuratif kronik (OMSK)
2. Pengobatan otitis media supuratif kronik (OMSK)

Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio


1. Subyektif
1. Sejak 2 minggu yang lalu os mengeluh keluar cairan hilang timbul, berwarna
kuning berbau dari telinga kiri tanpa adanya rasa nyeri. Keluhan hilang timbul
dirasakan sejak 1 bulan terakhir. Keluhan disertai penurunan pendengaran pada
telinga kiri penderita.
2. Keluhan didahului batuk pilek dan panas badan yang tidak terlalu tinggi satu
minggu sebelum keluhan utama muncul.
3. Os pernah mengalami hal yang sama sebelumnya dan pernah mengalami telinga
terasa nyeri disertai keluar cairan 3 bulan yang lalu. Keluarga os tidak pernah
3

mengalami keluhan serupa.


4. Obyektif
Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan Darah : 130/80
Nadi : 68x/ menit
Pernafasan : 20x/ menit
Suhu : 36,2o C

Status Generalis
Kepala : Normocephal
Mata : Konjungtiva tidak anemis Sklera tidak ikterik
THT : dalam batas normal
Leher : JVP tidak meningkat, KGB tidak teraba
Dada : Bentuk dan gerak simetris
Paru : Suara nafas vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung : S1, S2 murni reguler, Murmur (-)
Abdomen : Lihat Status Lokalis
Extremitas : Sianosis (-), Edema (-), Turgor cukup, Capilary refill < 2 detik

Status Lokalis
Auris
Bagian Kelainan
Dextra Sinistra
Kelainan kongenital - -
Preaurikula Radang dan tumor - -
Trauma - -
Kelainan kongenital - -
Aurikula Radang dan tumor - -
Trauma - -
Retroaurikula Edema - -
Hiperemis - -
Nyeri tekan - -
4

Sikatriks - -
Fistula - -
Fluktuasi - -
Kelainan kongenital - -
Kulit Tenang Tenang
Sekret - +
Canalis
Serumen - -
Acustikus
Edema - -
Externa
Jaringan granulasi - -
Massa - -
Cholesteatoma - -
Warna Putih keabuan

Membrana Intak +
Perforasi
Timpani Reflek cahaya +
sentral
-

 Assessment
 Pada anamnesis, didapatkan pasien mengeluh keluar cairan hilang timbul,
berwarna kuning berbau dari telinga kiri tanpa adanya rasa nyeri. Keluhan
disertai penurunan pendengaran pada telinga kiri penderita. Keluhan didahului
batuk pilek dan panas badan yang tidak terlalu tinggi dua minggu sebelum keluhan
utama muncul. Klien juga memiliki kebiasaan sering mengorek telinga.Dari hasil
pemeriksaan fisik ditemukan :
 Canalis Acusticus Externa AS : sekret (+)
 Membrana Timpani AS : terdapat perforasi sentral.
Dari hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik dapat dilihat adanya suatu gambaran
otitis media supuratif kronis.
 Otitis media supuratif kronik (OMSK) adalah proses peradangan akibat infeksi
mukoperiosteum rongga telinga tengah yang ditandai oleh perforasi membran
timpani, keluar sekret yang terus-menerus atau hilang timbul, dan dapat
menyebabkan perubahan patologik yang permanen. Otitis media supuratif kronik
juga disertai dengan terjadinya proses infeksi kronis dan pengeluaran cairan
5

(Otorrhea) melalui perforasi membran timpani yang disertai dengan adanya


keterlibatan dari mukosa telinga tengah dan rongga pneumatisasi pada daerah
tulang temporal.
 Otitis media supuratif kronis terbagi atas 2 bagian, berdasarkan ada tidaknya
kolesteatom:
1. OMSK Benigna
Proses peradangan OMSK benigna terbatas pada mukosa saja, tidak mengenai
tulang. Perforasi terletak di sentral. Umumnya OMSK tipe benigna jarang
menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Pada OMSK tipe benigna tidak terdapat
kolesteatom
2. OMSK Maligna
OMSK disertai kolesteatom, perforasi biasanya terletak di marginal atau atik.
Sebagian besar komplikasi yang berbahaya dapat timbul pada tipe ini.
 Meskipun sumber penyakit dari OMSK ini masih menjadi perdebatan, tetapi
sebagian besar penyakit ini timbul karena proses efusi pada telinga tengah yang
telah berlangsung lama, baik efusi yang bersifat purulen, serous, maupun mukoid,
proses inflamasi yang terjadi pada telinga tengah dalam jangka waktu yang lama
akan menyebabkan terjadinya produksi cairan efusi dari telinga tengah yang
menetap sehingga terjadi perubahan mukosa yang menetap.

Gambar. Peradangan pada Telinga Tengah


 Jenis bakteri yang aktif pada penyakit OMSK berbeda dengan pada OMA,
sebagian besar penelitian memperlihatkan bakteri Pseudomonas aeruginosa,
dengan tingkat prevalensi 40% - 65%, kemudian Staphylococcus aerius, dengan
tingkat prevalensi 10% - 20%. Sedangkan bakteri lain dari golongan aerob adalah
Escherichia colli, proteus dan S. epidermidis. Bakteri golongan anaerob adalah
Bacteroides, terutama dari golongan B. melaninogenicus dan B. fragilis (grup basil
6

gram negative). Bakteri aerob gram positif grup kokus adalah peptostreptococcus.
Dari golongan jamur, terkadang juga didapatkan pada sekret biakan OMK.
Tingkat insidensi (golongan aerob dan anaerob) dari bakteri yang memproduksi β-
laktamase sekitar 70%.
 Gejala yang paling utama adalah otorrhea yang sangat bau dan penurunan
pendengaran. Sedangkan gejala berupa otalgia jarang ditemukan, kecuali pada
eksaserbasi akut. Otalgia yang menetap, khususnya yang sering berhubungan
dengan sakit kepala biasanya telah terjadi proses penyebaran penyakit ke susunan
saraf pusat. Vertigo, jarang dijumpai. Jika keluhan ini muncul, maka dicurigai
kemungkinan keterlibatan labirintitis atau fistula labirin, vertigo muncul terutama
pada saat kita akan melakukan pembersihan sekret, aspirasi sekret. Sedangkan
nistagmus yang spontan yang muncul pada saat tersebut juga dicurigai
kemungkinan telah terjadi fistula labirin.
- Pada pemeriksaan fisik Pemeriksaan kanalis akustikus eksternus akan dijumpai
suatu proses peradangan, dan terkadang krusta.
- Otoskopi, akan dijumpai otorrhea yang berbau, membran timpani yang
perforasi, jaringan granulasi, polip, ataupun kolesteatom.

Gambar Perforasi Membran Timpani& Otorrhea


 Otoskop pneumatik diperlukan untuk evaluasi dari membran timpani dan malleus
dan untuk menyingkirkan kemungkinan terjadinya otitis media serosa
 Pada pemeriksaan audiometri akan dijumpai hasil berupa tuli konduktif atau
campur, dimana derajat gangguannya tergantung kepada berat ringannya OMSK
tersebut. Pemeriksaanya dengan melakukan tes garputala, audiometri nada murni,
speech reception test (SRT), Word Diskrimination Score (WDS). Terjadinya tuli
saraf menandakan adanya proses penyakit tersebut sudah dalam tahap lanjut.
Pemeriksaan dengan menggunakan timpanometri bisa digunakan untuk menilai
keadaan membran timpani, tulang pendengaran, dan memberikan informasi
tentang keadaan telinga tengah. Pemeriksaan ini dapat dilakukan jika membran
7

timpani dalam keadaan utuh atau sklerotik.


 Pemeriksaan radiologi dibutuhkan jika terdapat otorrhea yang berlebihan, dan
terjadinya kemungkinan komplikasi, seperti disfungsi saraf, gangguan labirin dan
susunan saraf pusat
 Manajemen
Prinsip terapi OMSK tipe aman ialah konservatif atau dengan medikamentosa.Bila
secret yang keluar terus menerus, maka diberikan obat pencuci telinga, berupa larutan
H2O2 3% selama 3-5 hari. Setelah secret berkurang maka terapi dilanjutkan dengan
memberikan obat tetes telinga yang mengandung antibiotika dan kortikosteroid. Secara
oral diberikan antibiotika dari golongan ampisilin atau eritromisin (bila pasien alergi
terhadap penisilin), sebelum hasil tes resistensi diterima. Pada infeksi yang dicurigai
karena penyebabnya telah resisten terhadap ampisilin dapat diberikan ampisilin asam
klavulanat.
Bila secret telah kering, tetapi perforasi masih ada setelah diobservasi selama 2
bulan, maka idealnya dilakukan miringoplasti atau timpanoplasti.Operasi ini bertujuan
untuk menghentikan infeksi secara permanen, memperbaiki membrane timpani yang
perforasi, mencegah terjadinya komplikasi atau kerusakan pendengaran yang lebih berat,
serta memperbaiki pendengaran.
Bila terdapat sumber infeksi yang menyebabkan secret tetap ada, atau terjadinya
infeksi berulang, maka sumber infeksi itu harus diobati terlebih dahulu, mungkin juga
perlu melakukan pembedahan, misalnya adenoidektomi dan tonsilektomi.
Prinsip terapi OMSK tipe bahaya ialah pembedahan, yaitu mastoidektomi. Jadi
bila terdapat OMSK tipe bahaya, maka terapi yang tepat ialah dengan melakukan
mastoidektomi dengan atau tanpa timpanoplasti.Terapi konservatif dengan medika
mentosa hanyalah merupakan terapi sementara sebelum dilakukan pembedahan.Bila
terdapat abses subperiosteal retroaurikuler, maka insisi abses sebaiknya dilakukan
sebelum mastoidektomi

 Plan
1. Ciprofloxacin 2x500 mg
2. Metilpredinisolon 3x4 mg
3. Paracetamol 3x500 mg
4. Tarivid 3x2 gtt
8

You might also like