You are on page 1of 8

LAPORAN KASUS

Appendisitis Akut

Disusun oleh:
dr. Paramitha Wijaya, MMRS

PESERTA PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA (PIDI)

ANGKATAN III PERIODE OKTOBER 2019 – AGUSTUS 2020

RS ANNA MEDIKA BEKASI

JUNI 2020
1

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Kasus

Disusun Oleh :

dr. Paramitha Wijaya, MMRS

Disusun untuk memenuhi syarat mengikuti Program Internsip Dokter Indonesia

RS Anna Medika

Bekasi

Telah diperiksa, disetujui dan disahkan :

Tanggal : Juni 2020

Penguji

dr. Fabian, Sp. B

Pendamping I Pendamping II

Dr Dani Sagita dr.Ridho Kurnia


2

BORANG PORTOFOLIO

No. ID dan Nama Peserta : dr. Paramitha Wijaya


No. ID dan Nama Wahana : RS Anna Medika
Tanggal (kasus) : 24 juli Presentan : dr. Paramitha Wijaya
2020
Obyektif presentasi :
þ Keilmuan ¨ Keterampilan þ Penyegaran þ Tinjauan Pustaka
þ Diagnostik þ Manajemen ¨ Masalah ¨ Istimewa
¨ Neonatus ¨ Bayi ¨Anak þ Remaja ¨Dewasa ¨ Lansia
¨ Deskripsi : Laki-laki, 17 tahun, datang dengan keluhan utama nyeri perut kanan bawah
¨ Tujuan : Diagnosis dan manajemen yang cepat dan tepat
Bahan bahasan : þ Kasus ¨ Tinjauan Pustaka ¨ Riset ¨ Audit
Cara membahas : ¨ Diskusi þ Presentasi dan diskusi ¨ E-mail ¨ Pos
Data pasien : Nama : Sdr. A No. Registrasi : 042260
Data utama untuk bahan diskusi :
1. Diagnosis/Gambaran Klinis :
 Pasien mengeluhkan nyeri perut kanan bawah sejak 4 hari sebelum masuk RS, nyeri
dirasakan terus menerus dan semakin bertambah hebat nyerinya hingga mengganggu
aktivitas, awal nyeri terasa seperti diremas-remas tetapi lama-kelamaan terasa seperti
ditusuk-tusuk. Nyeri bertambah saat batuk dan berjalan. Nyeri berkurang dengan
posis berbaring menekuk perut.
 Pasien merasakan demam selama 4 hari sebelum masuk RS, terdapat juga mual dan
penurunan nafsu makan, dan pasien mengalami BAB cair.
 Nyeri tidak menjalar sampai ke belakang pinggang. Pasien menyangkal
terdapat keluhan pada BAK, seperti nyeri/terasa panas saat BAK, BAK
menjadi jarang, warna seperti darah. Tidak terdapat darah dan lendir pada
BAB.
2. Riwayat Pengobatan :
 Pasien hanya minum obat sanmol saat di rumah
3. Riwayat Kesehatan/Penyakit :
 Pasien baru pertama kali mengeluh keluhan seperti ini
4. Riwayat Keluarga/Lain-lain :
3

 Keluarga tidak ada yang pernah mengalami keluhan serupa


5. Riwayat Pekerjaan :
Pelajar
Daftar Pustaka :

1.

Hasil Pembelajaran :
1. Diagnosis Appendisitis Akut
2. Pengobatan Appendisitis Akut

Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio


1. Subyektif
2. Pasien mengeluhkan nyeri perut kanan bawah sejak 4 hari sebelum masuk RS, nyeri
dirasakan terus menerus dan semakin bertambah hebat nyerinya hingga mengganggu
aktivitas, awal nyeri terasa seperti diremas-remas tetapi lama-kelamaan terasa seperti
ditusuk-tusuk. Nyeri bertambah saat batuk dan berjalan. Nyeri berkurang dengan
posis berbaring menekuk perut.
3. Pasien merasakan demam selama 4 hari sebelum masuk RS, terdapat juga mual dan
penurunan nafsu makan, dan pasien mengalami BAB cair.
4. Obyektif
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan Darah : 110/70
Nadi : 98x/ menit
Pernafasan : 23x/ menit
Suhu : 37.8o C

Status Generalis
Kepala : Normocephal
Mata : Konjungtiva tidak anemis Sklera tidak ikterik
THT : dalam batas normal
Leher : JVP tidak meningkat, KGB tidak teraba
Dada : Bentuk dan gerak simetris
4

Paru : Suara nafas vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)


Jantung : S1, S2 murni reguler, Murmur (-)
Abdomen :
Inspeksi : datar
Perkusi : timpani
Auskultasi : Bising Usus (+)
Palpasi : Nyeri tekan (+), nyeri lepas (+), defans muscular (+)
Psoas (+) Obturator (+) Rovsing (+)

Extremitas : Sianosis (-), Edema (-), Turgor cukup, Capilary refill < 2 detik

 Assessment
 Pada anamnesis, didapatkan pasien mengeluh nyeri perut kanan bawah sejak 4 hari
sebelum masuk RS, nyeri dirasakan terus menerus dan semakin bertambah hebat
nyerinya hingga mengganggu aktivitas, awal nyeri terasa seperti diremas-remas
tetapi lama-kelamaan terasa seperti ditusuk-tusuk. Nyeri bertambah saat batuk dan
berjalan. Nyeri berkurang dengan posis berbaring menekuk perut. Pasien merasakan
demam selama 4 hari sebelum masuk RS, terdapat juga mual dan penurunan nafsu
makan, dan pasien mengalami BAB cair. Dari hasil pemeriksaan fisik ditemukan :
 Nyeri tekan (+), nyeri lepas (+) defans muscular (+) di regio perut kanan bawah
 Psoas sign (+), obturator sign (+), Rovsing sign (+)
Dari hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik dapat dilihat adanya suatu gambaran
Appendisitis akut
Appendisitis adalah Appendicitis adalah peradangan yang terjadi pada Appendix
vermicularis, dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering pada anak-anak
maupun dewasa. Appendicitis akut merupakan kasus bedah emergensi yang paling sering
5

ditemukan pada anak-anak dan remaja. Terdapat sekitar 250.000 kasus appendicitis yang
terjadi di Amerika Serikat setiap tahunnya dan terutama terjadi pada anak usia 6-10 tahun.
 Appendisitis disebabkan karena adanya obstruksi pada lumen appendix sehingga
terjadi kongseti vaskuler, iskemik nekrosis dan akibatnya terjadi infeksi.
Appendicitis umumnya terjadi karena infeksi bakteri. Penyebab obstruksi yang
paling sering adalah fecolith. Fecolith ditemukan pada sekitar 20% anak dengan
appendicitis
 Tanda awal peradangan apendiks adalah nyeri mulai di epigastrium atau regio
umbilikal disertai mual dan muntah. Nyeri pindah ke kanan bawah dan
menunjukkan tanda rangsangan peritoneum lokal di titik McBurney. Adanya nyeri
Tekan, Nyeri lepas, Defense Muscular
 Pada pemeriksaan fisik, pada palpasi didapatkan nyeri yang terbatas pada regio iliaka
kanan, bisa disertai nyeri lepas. Defence muscular menunjukkan adanya rangsangan
peritoneum parietale. Nyeri tekan perut kanan bawah ini merupakan kunci diagnosis.
Pada penekanan perut kiri bawah akan dirasakan nyeri di perut kanan bawah yang
disebut tanda Rovsing. Pada Appendicitis retrosekal atau retroileal diperlukan
palpasi dalam untuk menentukan adanya rasa nyeri.

 Pemeriksaan colok dubur menyebabkan nyeri bila daerah infeksi bisa dicapai dengan
jari telunjuk
6

 Pada pemeriksaan Darah rutin, jumlah leukosit membantu menegakkan diagnosis


apendisitis akut. pada kebanyakan kasus terdapat leukositosis, terlebih pada kasus
dengan komplikasi. Dapat dijumpai jumlah leukosit 15.000-20.000 sel/uL. Jumlah
leukosit lebih dari 20.000 sel/uL menandakan telah terjadi perforasi.Otoskop
pneumatik diperlukan untuk evaluasi dari membran timpani dan malleus dan untuk
menyingkirkan kemungkinan terjadinya otitis media serosa
 Pemeriksaan radiologi tidak rutin dilakukan, namun dapat ditemukan pada 5% dari
pasien dengan apendisitis gambaran opak dari fekalit. Pemeriksaan foto polos pada
apendisitis akut menunjukkan pada 50% apendisitis akut dini dapat dijumpai air fluid
level, ileus yang terlokalisasi, atau peningkatan densitas jaringan lunak pada kuadran
kanan bawah. Penggunaan foto tidak spesifik dan jarang membantu dalam
menegakkan diagnosis. Barium enema dapat membantu menegakkan diagnosis.
 Pada pemeriksaan ultrasound imaging sangat membantu menegakkan diagnosis saat
ditemukan massa pada kuadran kanan bawah yang disertai dengan gejala apendisitis
untuk membedakan periapendikuler phlegmon dan abses.
 Manajemen
 Prinsip terapi OMSK tipe aman ialah operatif dan medikamentosa. Sebelum
dilakukan operatif, dilakukan persiapan pasien berupa rehidrasi kuat, koreksi
keseimbangan elektrolit, Pemberian antibiotik preoperatif: menurunkan komplikasi
infeksi, dan profilaksis
 Pilihan operasi yang sering dilakukan yaitu, open appendictomy dan laparoskopy
7

 Yang paling sering ditemukan adalah perforasi, Komplikasi lainnya adalah absess,
peradangan vena porta, septikemia. Serangan berulang dapat terjadi bila apendiks
tidak diangkat.

 Plan
1. IVFD Asering 1500cc/24 jam
2. Cefotaxim 3x1 gr iv
3. Metronidazole 3x500 mg iv
4. Paracetamol 3x500 mg

You might also like