Professional Documents
Culture Documents
Makalah Perundang-Undangan
Makalah Perundang-Undangan
PERUNDANG-UNDANGAN
Disusun Oleh
TAHUN : 2021/2022
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah,
kepada kita semua. Sholawat dan salam tercurah kepada Nabi Muhammad SAW
atas segala rahmat-Nya sehingga mampu menyelesaikan tugas makalah ini.
Dalam makalah ini kami akan membahas tentang kriminalitas pelajar yang
didalamnya akan membahas tentang pengertian kriminalitas, pembagian kejahatan
menurut jenis penjahat (orang melakukan perbuatan kriminal), faktor pendorong
perbuatan kriminal, bahaya dari perbuatan kriminal, serta cara agar tidak terjerumus
dan melakukan perbuatan kriminal.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
bermanfaat kepada pembaca, khususnya bagi para remaja. Penyusun sadar bahwa
dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna dan mempunyai banyak
kekurangan. Oleh karena itu, Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima
kasih.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu problem pokok yang dihadapi oleh kota besar, dan kota-kota lainnya
tanpa menutup kemungkinan terjadi di pedesaan, adalah kriminalitas di kalangan
remaja. Dalam berbagai acara liputan kriminal di televisi misalnya, hampir setiap hari
selalu ada berita mengenai tindak kriminalitas di kalangan remaja. Hal ini cukup
meresahkan, dan fenomena ini terus berkembang di masyarakat.
Tentu saja tindakan kriminal yang dilakukan oleh remaja sangat bervariasi,
mulai dari tawuran antarsekolah, perkelahian dalam sekolah, pencurian, hingga
pemerkosaan. Tindak kriminalitas yang terjadi di kalangan remaja dianggap kian
meresahkan publik. Tindak kriminalitas di kalangan remaja sudah tidak lagi
terkendali, dan dalam beberapa aspek sudah terorganisir. Hal ini bahkan diperparah
dengan tidak mampunya institusi sekolah dan kepolisian untuk mengurangi angka
kriminalitas di kalangan remaja tersebut.
Beberapa contoh diatas telah sedikit memberikan gambaran kepada kita tentang
fenomena yang terjadi di sekitar kita. Kita sendiri mungkin masih menyangsikan
bahwa perbuatan kriminalitas tersebut di lakukan oleh kalangan pelajar. Karena
sejatinya pelajar tugasnya hanyalah belajar dan tetap berapa di lingkungan yang
kondusif dan sehat, bukan lingkungan yang buruk penuh dengan hal-hal yang
mengarah kepada tindakan kriminalitas.
C. Ruang Lingkup
D . Perumusan Masalah
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kriminalitas
Kriminalitas atau tindak kriminal segala sesuatu yang melanggar hukum atau
sebuah tindak kejahatan. Pelaku kriminalitas disebut seorang kriminal. Biasanya yang
dianggap kriminal adalah seorang maling atau pencuri, pembunuh, perampok dan
juga teroris. Meskipun kategori terakhir ini agak berbeda karena seorang teroris
berbeda dengan seorang kriminal, melakukan tindak kejahatannya berdasarkan motif
politik atau paham.
Selama kesalahan seorang kriminal belum ditetapkan oleh seorang hakim, maka
orang ini disebut seorang terdakwa. Sebab ini merupakan asas dasar sebuah negara
hukum: seseorang tetap tidak bersalah sebelum kesalahannya terbukti.
4. Maling, mencuri.
8. Pelanggaran ekonomi.
13. Penculikan.
Menurut Kartini Kartono (2005) ada tiga faktor penting yang memainkan
peranan besar dalam membentuk pola kriminal, yaitu sebagai berikut :
• Substitusi ungkapan kasih sayang orang tua kepada anak, dalam bentuk materi
daripada kejiwaan (psikologis).
Selain daripada kondisi keluarga tersebut diatas, berikut adalah rincian kondisi
keluarga yang merupakan sumber stres pada anak dan remaja :
• Cara pendidikan anak yang berbeda oleh kedua orang tua atau oleh
kakek/nenek
• Campur tangan tau perhatian yang berlebihan dari orang rua kepada anak
• Sikap orang tua yang dingin dan tak acuh terhadap anak
2. Kutub sekolah, kondisi sekolah yang tidak baik dapat mengganggu belajar-
mengajar anak didik, yang pada gilirannya dapat memberikan peluang pada anak
didik untuk berperilaku menyimpang. Kondisi sekolah yang tidak baik tersebut,
antara lain:
Tempat-tempat hiburan yang dibuka hingga larut malam bahkan sampai dini
hari
Pengangguran
Pencemaran lingkungan
Kesenjangan sosial
Kebut-kebutan
Pembunuhan
Pengrusakan
Corat-coret
Menurut Hirschi (dalam Mussen dkk, 1994) orangtua dari remaja nakal
cenderung memiliki aspirasi yang minim mengenai anak-anaknya, menghindari
keterlibatan keluarga dan kurangnya bimbingan orangtua terhadap remaja.
Sebaliknya, suasana keluarga yang menimbulkan rasa aman dan menyenangkan akan
menumbuhkan kepribadian yang wajar dan begitu pula sebaliknya. Banyak penelitian
yang dilakukan para ahli menemukan bahwa remaja yang berasal dari keluarga yang
penuh perhatian, hangat, dan harmonis mempunyai kemampuan dalam menyesuaikan
diri dan sosialisasi yang baik dengan lingkungan disekitarnya (Hurlock, 1973).
Faktor lain yang juga ikut mempengaruhi perilaku kenakalan pada remaja
adalah konsep diri yang merupakan pandangan atau keyakinan diri terhadap
keseluruhan diri, baik yang menyangkut kelebihan maupun kekurangan diri, sehingga
mempunyai pengaruh yang besar terhadap keseluruhan perilaku yang ditampilkan.
Shavelson & Roger (1982) menyatakan bahwa konsep diri terbentuk dan berkembang
berdasarkan pengalaman dan inteprestasi dari lingkungan, penilaian orang lain,
atribut, dan tingkah laku dirinya. Bagimana orang lain memperlakukan individu dan
apa yang dikatakan orang lain tentang individu akan dijadikan acuan untuk menilai
dirinya sendiri ( Mussen dkk, 1979).
Oleh karena itu tanggapan dan penilaian orang lain tentang diri individu akan
dapat berpengaruh pada bagaimana individu menilai dirinya sendiri. Conger ( dalam
Mönks dkk, 1982) menyatakan bahwa remaja nakal biasanya mempunyai sifat
memberontak, ambivalen terhadap otoritas, mendendam, curiga, implusif dan
menunjukan kontrol batin yang kurang. Sifat–sifat tersebut mendukung
perkembangan konsep diri yang negatif. Rais (dalam Gunarsa, 1983) mengatakan
bahwa remaja yang didefinisikan sebagai anak nakal biasanya mempunyai konsep
diri lebih negatif dibandingkan dengan anak yang tidak bermasalah.
Sebenarnya ada banyak akibat yang ditimbukan dari hal tersebut, diantaranya:
1. Di rumah/keluarga
2. Di sekolah
• Lokasi sekolah hendaknya tidak berada di daerah rawan, jauh dari daerah
perbelanjaan, pusat-pusat hiburan/keramaian.
3. Di masyarakat/lingkungan sosial
• Tempat pemukiman hendaknya bebas polusi, tidak kumuh dan tidak padat
BAB III
KESIMPULAN
Kriminalitas atau tindak kriminal segala sesuatu yang melanggar hukum atau
sebuah tindak kejahatan. Pelaku kriminalitas disebut seorang kriminal. Sementara itu,
kriminalitas yang akhir-akhir ini marak dilakukan oleh pelajar merupakan suatu
fenomena yang membuat hati kita miris.
Para pelajar yang masih tergolong anak dibawah umur tersebut telah berani
melakukan tindakan yang sangat tidak terpuji. Mereka mencuri, merusak,
memperkosa bahkan membunuh. Tindakan mereka ini sudah merupakan hal yang
melanggar hukum.
Untuk itu peranan orang tua dan lingkungan sekitar harus memberikan contoh-
contoh yang baik sebagai kepribadian yang terbentuk akan baik pula.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.kompas.com
http://www.scribd.com/doc/6241288/KRIMINALITAS-REMAJA